SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
ORGANISME PENGANGGANGGU
TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503)
“PENYAKIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT”
Oleh:
Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si.
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember
2019
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Jember
HP / WA: 085747307692
Email: pandu@unej.ac.id
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT
FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT (VIDEO)
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
(Ganoderma boninense)
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Ganoderma boninense adalah
kelompok cendawan busuk putih
(white rot fungi)
 cendawan ini bersifat lignolitik.
Cendawan ini mempunyai
aktivitas yang lebih tinggi dalam
mendegradasi lignin
dibandingkan kelompok lain.
 Komponen penyusun dinding sel
tanaman adalah lignin, selulosa, dan
hemiselulosa.
 G. boninense memperoleh energi
utama dari selulosa setelah lignin
berhasil didegradasi, dan karbohidrat
seperti zat pati dan pektin, diperoleh
meskipun dalam jumlah kecil.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Pada tanaman yang terserang,
belum tentu ditemukan tubuh buah
G. boninense pada bagian pangkal
batang, namun kita dapat
mengidentifikasi serangan lewat
daun tombak yang tidak terbuka
sebanyak ± 3 daun.
 Basidiokarp yang dibentuk awalnya
berukuran kecil, bulat, berwarna
putih, tumbuh cepat hingga
membentuk basidiokarp dewasa
yang memiliki bentuk, ukuran, dan
warna yang variatif.
 Umumnya basidiokarp berkembang
sedikit di atas dan mengelilingi bagian
pangkal batang yang sakit.
 Ukuran basidiokarp yang bertambah
besar menunjukkan perkembangan
penyakit semakin lanjut dan akhirnya
menyebabkan kematian pada
tanaman.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Pada tanaman muda gejala eksternal ditandai
atau pola belang di beberapa bagian daun
yang diikuti klorotik.
 Daun kuncup yang belum membuka
ukurannya lebih kecil daripada daun normal
dan mengalami nekrotik pada bagian
ujungnya.
 tanaman yang terserang juga kelihatan lebih
pucat dari tanaman lain, pertumbuhannya
terhambat dan memiliki daun pedang (spear
leaves) yang tidak membuka.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
Early symptoms of Ganoderma on oil
palm showing drooping and yellowing
of leaves.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Gejala pada tingkat serangan lanjut adalah
adanya daun tombak yang tidak terbuka krn
adanya nekrosis pada daun tua dimulai dari
bagian bawah.
 Daun-daun tua yang mengalami nekrosis
selanjutnya patah dan tetap menggantung pada
pohon akhirnya tanaman mati dan tumbang.
Gejala yang tampak pada daun menandakan
bahwa penampang pangkal batang telah
mengalami pembusukan
Similar symptoms to Photo 1, except
that the growth of the youngest
leaves has slowed, and some are
unfolded and short.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Sebagai gejala luar yang umum, seluruh
tajuk menjadi kekuningan dan pucat
karena kekurangan zat hara dan air sebagai
akibat rusaknya perakaran sehingga
pengisapannya dari dalam tanah menjadi
terganggu, ini disertai dengan
meningkatnya jumlah daun tombak (pupus
yang belum terbuka) sampai 2-4 daun
didalam pucuk.
 Daun-daun sebelah bawah tajuk lama2
merunduk, tapi yang sebelah atas tetap
tegak serta lambat dan tidak mau
membuka, sehingga terjadi ruang kosong
yang membelah dua tajuk. Daun-daun tua
akhirnya mengering dan terkulai
menyelimuti ujung batang dari pohon.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Gejala diatas sering disertai dengan
munculnya tubuh buah cendawan
(carpophore) pada pangkal batang,
sedangkan dalam pangkal batang
telah membusuk (sebagian).
 Sebaliknya, carpophore tiba-tiba
dapat muncul, sedangkan tajuk
pohon kelihatan masih segar.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Semua pokok sakit/mati/hampir mati harus dibongkar sampai bonggol
akarnya. Kecuali TM
 Umur > 8 tahun hanya pokok yang mati/hampir mati yang dibongkar.
 Norma prestasi pembongkaran: 4 pohon/HB untuk TBM dan 3 pohon/HB
untuk TM.
 Ada cara-cara pembongkaran pohon yang efisien:
 Korek dan putuskan akar di sekitar pohon sampai sedalam 60 cm,
arah korekan tegak lurus.
 Pengorekan diteruskan terutama dibagian arah akan ditumbangnya
pohon yaitu menurut arah barisan tanaman.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN MEKANIS
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Bila pohon sudah mulai goyah, pengorekan dihentikan dan mendorongnya
agar tumbang.
 Lubang galian bonggol batang harus diperlebar sampai berukuran 120 x 120
x 60 cm baik pada TM maupun TBM. Pada lubang bongkaran diberi pancang
dari pelepah kelapa sawit dengan tulisan bulan & tahun pembongkaran
dengan memakai pinsil lilin merah. Setelah dibongkar, batang harus dipotong
3 ( kecuali batang TBM tak perlu dipotong-potong ) dan diguling untuk
dikumpul jadi satu ditengah gawangan. Semua cabang/pelepah daun
dipotong 2 dan dirumpuk rapi diatas batang tersebut, kemudian diatas
cabang-cabang ini ditumpukan pula semua sisa-sisa potongan akar hasil
bonggol batang, jangan ada bonggol potongan akar yang tertinggal didalam
lubang ataupun ditanah meski kecil
PENCEGAHAN MEKANIS
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Tanamlah 2-3 stek tanaman C. caeruleum atau / dan Musuna disekitar
dekat lubang untuk menekan pertumbuhan gulma dan pembiakan
orycater. Pusingan pembongkaran 3 bulan sekali (pusingan mati) dan
dilaksanakan secara berturut menurut urutan nomer Blok.
 Hindarkan luka-luka yang tak perlu pada batang yang disebabkan oleh
alat kastrasi atau dodos. Sewaktu mendodos atau kastrasi, mata alat
harus diusahakan sejajar dengan batang.
 Semua bekas bonggol batang kelapa sawit tua yang dekat tanaman
muda harus dikorek sedalam 120 x 120 x 60 cm. Dilarang memotong
cabang daun pasir selagi po hon
PENCEGAHAN MEKANIS
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
Calopogonium caeruleum
PENCEGAHAN MEKANIS
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN MEKANIS
PENCEGAHAN ALAMI
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Drainasi yang baik. Drainasi yang jelek dapat mengganggu penyerapan zat
hara dari dalam tanah sehingga melemahkan daya tahan pohon terhadap
penyakit terutama Ganoderma, karena itu parit- parit drainasi yang baik
harus tetap dipelihara.
 Garuk piringan tanaman umur 0 – 1 tahun. Pekerjaan garuk piringan
harus jangan sampai melukai perakaran tanaman. Rumput digaruk setipis
mungkin, kemudian tanahnya dikembalikan kepangkal pohon guna
menutupi akar-akar yang terbuka.
 Tanah untuk bibitan. Tanah untuk pengisisan kantong plastik harus
diambil dari areal/lokasi yang bebas dari serangan ganoderma, misalnya
eks konservasi, perluasan atau setidak-tidaknya dari blok yang bebas
Ganoderma (tanah atas yang subur dan gembur).
PENCEGAHAN ALAMI | DRAINASE
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN ALAMI | DRAINASE
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN ALAMI | DRAINASE
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN ALAMI | PIRINGAN
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN ALAMI | PIRINGAN
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN ALAMI | PIRINGAN
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
 Pada Tingkat Pembibitan/Nursery Letakkan 30 - 50 g Mycogold di
sekililing akar, pastikan akar bibit bersentuhan dengan mycogold sebelum
di tutup dengan tanah
 Pemindahan ke kebun/Transplanting
 Masukkan 250 - 500 g Mycogold ke lubang tanam, catatan apabila pada
tingkat nursery telah diperlakukan dengan memakai Mycogold, maka
pemakaian Mycogold hanya membutuhkan 50 g pada lubang tanam
 Tanaman kurang dari 5 tahun. pemakaian Mycogold pada kisaran 500 - 1
kg per pohon dengan membuat dua buah lubang di sekililing pohon, dan
pastikan akar pohon bersinggungan dengan Mycogold untuk
mendapatkan hasil yang maksimal
PENCEGAHAN ALAMI
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
PENCEGAHAN ALAMI
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
Siap Penelitian Sawit?
PENCEGAHAN ALAMI
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
Tanaman Lebih dari 5 tahun
Untuk Tanaman yang telah berusia lebih dari 5
tahun aplikasi penggunaan Mycogold antara 1 kg - 2
Kg perpohon dengan tata cara sama dengan aplikasi
pada tanaman kurang dari 5 tahun.
Daerah serangan Genoderma sedang
Aplikasi di lapangan dengan memberikan Mycogold
1 kg per pohon dengan tata cara seperti pada
pemberian pada tanaman kurang dari 5 tahun.
Daerah Serangan Genoderma Parah
Aplikasi di lapangan dengan memberikan Mycogold
2 Kg per pohon dengan tata cara seperti pada
pemberian pada tanaman kurang dari 5 tahun.
PENYAKIT BERCAK DAUN
(Curvularia sp.)
PENYAKIT BERCAK DAUN
 Penyakit-penyakit yang termasuk ke
dalam kelompok bercak daun adalah
yang disebabkan oleh jamur-jamur
patogenik dari genera Curvularia,
Cochiobolus, Drechslera dan
Pestalotiopsis. Bercak daun yang
disebabkan oleh Curvularia lebih dikenal
sebagai hawar daun Curvularia.
 Penyakit ini terdapat di berbagai
perkebunan kelapa sawit di Indonesia,
tetapi tingkat serangannya beragam
tergantung pada kondisi lingkungan
setempat dan tindakan agronomik yang
dijalankan.
PENYAKIT BERCAK DAUN
Nurseries diseases and disorders of oil palm, (a) Anthracnose, (b) Cercospora leaf
spot, (c) Curvularia leaf spot, (d) Pestalotiopsis leaf blight, (e-h) genetically
abnormal seedlings, (e) bifurcate, (f) fertilizer burn at leaf tip, (g) narrow leaf (grass
leaf) and (h) white stripe.
PENYAKIT BERCAK DAUN
Gambar Gejala hawar daun Curvularia pada bibit sawit
PENYAKIT BERCAK DAUN
 Serangan dapat terjadi selama periode
kering dan basah.
 Gejala awal tampak berupa bintik kuning
pada daun tombak atau yang telah
membuka, bercak membesar dan menjadi
agak lonjong dengan panjang 7-8 mm
berwarna coklat terang dengan tepi
kuning atau tidak, bagian tengah bercak
kadang kala tampak berminyak.
 Pada gejala lanjut bercak menjadi
nekrosis, beberapa bercak menyatu
membentuk bercak besar tak beraturan.
 Pada beberapa kasus bagian tengah
bercak mengering, rapuh, berwarna
kelabu atau coklat muda.
PENYAKIT BERCAK DAUN
PENYAKIT BERCAK DAUN
 Penyakit bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur,
antara lain Curvularia eragrostidis, Curvularia spp., Drechslera halodes,
Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp.
 Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau
percikan air yang mengenai bercak.
PENYEBAB
PENYAKIT BERCAK DAUN
Curvularia spp
PENYAKIT BERCAK DAUN
 Populasi bibit per satuan luas terlalu
tinggi atau terlalu rapat (< 90 cm), atau
keadaan pembibitan yang terlalu
lembab. Kelebihan air siraman dan cara
penyiraman yang tidak tepat.
 Kebersihan areal pembibitan yang
kurang terpelihara. Banyak gulma yang
merupakan inang alternatif bagi
patogen, terutama dari keluarga
Gramineae di dalam atau di sekitar
areal pembibitan.
 Aktivitas pekerja di pembibitan.
FAKTOR YANG BERPENGARUH
PENYAKIT BERCAK DAUN
PENGENDALIAN
 Menjarangkan letak bibit menjadi 90 cm.
 Mengurangi volume air siraman sementara waktu. Penyiraman secara
manual menggunakan gembor lebih dianjurkan, dan sebaiknya diarahkan ke
permukaan tanah dalam polibek, bukan ke daun.
 Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dari bibit yang bergejala
ringan-sedang, selanjutnya disemprot dengan fungisida thibenzol, captan
atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap 10-14 hari, daun pangkalan
harus dibakar.
 Memusnahkan bibit yang terserang berat.
PENYAKIT BERCAK DAUN
Jarak antar bibit tidak terlalu rapat
PENGENDALIAN
PENYAKIT BERCAK DAUN
PENGENDALIAN
PENYAKIT BERCAK DAUN
PENGENDALIAN
PENYAKIT BUSUK TANDAN
(Marasmius palmivorus)
 Penyakit busuk tandan disebabkan oleh
Marasmius palmivorus. Mula mula jamur ini
membentuk benang benang berwarna putih
yang banyak menutupi kulit buah, dan
kemudian membentuk payung.
 Pencegahan Penyakit ini dapat dilakukan
dengan cara penyerbukan buatan, kastrasi dan
sanitasi kebun.
 Penyakit ini dapat menurunkan hasil produksi
dan kualitas buah apabila dibiarkan begitu saja
dan tidak dilakukan pencegahan dan
pengendalian sesuai prosedur yang ada.
PENYAKIT BUSUK TANDAN
PENYAKIT BUSUK TANDAN
 Penyakit ini awalnya berkembang pada ujang tandan buah segar (TBS),
yakni pada bagian buah yang terjepit antara batang dan pelepah daun
diatasnya, biasanya penyakit ini menyerang tanaman yang berumur 3-6
tahun. Pada awalnya jamur membentuk miselium berwarna putih
mengkilap yang banyak menutupi kulit buah terutama 2-4 bulan antesis,
setelah menyerang buah (mesokarp) dan menghasilkan jaringan busuk
berwarna coklat muda dan basah kerusakan buah ini akan menyebabkan
kandungan asam lemak bebas menjadi tinggi pada minyak kelapa sawit
yang dihasilkan.
 Penyakit ini lebih banyak di jumpai pada saat musim basah atau hujan yang
panjang, bila seluruh tandan telah terserang, jamur membentuk tubuh
buah (sporofor) berbentuk jamur payung yang terdiri atas “topi” atau
“payung” berwarna putih dengan diameter 2,5-75cm yang ditunjang oleh
“batang” yang panjangnya 2,5–3,0 cm. Pada permukaan bawah payung
terdapat papan-papan (bilah). )
GEJALA
PENYAKIT BUSUK TANDAN
GEJALA
PENYAKIT BUSUK TANDAN
GEJALA
 Jamur Marasmius palmiporus. Jamur ini menyerang buah yang matang dan
dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak
sawit.
 Penyakit ini sering terjadi pada permulaan panen akibat polinasi yang tidak
sempurna. Jamur ini pada dasarnya banyak terdapat pada tumpukan daun
daun tua dan sisa sisa bagian bagian tanaman yang tertinggal dan
terakumulasi pada ketiak-ketiak daun tetapi sumber inokulum yang utama
adalah tandan buah yang tertinggal dilapangan pada tanaman 3-6 tahun
PENYAKIT BUSUK TANDAN
PENYEBAB
PENYAKIT BUSUK TANDAN
PENYEBAB
Basidiomes of Marasmius palmivorus
PENYAKIT BUSUK TANDAN
PENYEBAB
Basidiomes of Marasmius palmivorus
PENYAKIT BUSUK TANDAN
PENCEGAHAN
Tindakan Pencegahan di lakukan dengan melakukan penyerbukan buatan,
kaustrasi dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan. Semua bunga dan
buah yang membusuk sebaiknya dibuang.
Mengumpulkan dan membakar tanaman yang terserang, mengumpulkan dan mengubur
atau memendam bagian/tanaman sakit kedalam tanah
PENGENDALIAN MEKANIS
PENYAKIT BUSUK TANDAN
PENGENDALIAN KIMIAWI
 Menggunakan Fungisida yang selektif
sehingga tidak mematikan serangga
dan kumbang yang membantu
penyerbukan.
 Fungisida yang biasa digunakan adalah
Folatan 0,2-07%/ha dengan interval 2
minggu sekali.
PENYAKIT BUSUK DAUN
(Botryodiplodia spp. / Melanconium elaeidis /
Glomerella cingulata)
PENYAKIT BUSUK DAUN
 Penyakit antraknosa merupakan
sekumpulan nama infeksi pada daun
bibit-bibit muda, yang disebabkan oleh 3
genera jamur patogenik, yaitu
Botryodiplodia spp., Melanconium
elaeidis dan Glomerella cingulata.
 Spora dihasilkan di dalam piknidia atau
aservuli, menyebar dengan bantuan
angin atau percikan air siraman atau
hujan.
PENYAKIT BUSUK DAUN
GEJALA
 Terutama menyerang bibit pada umur 2
bulan. Kadang-kadang dijumpai
bersamaan dengan gejala transplanting
shock (cekaman pindah tanam).
 Gejala biasanya dijumpai pada bagian
tengah atau ujung daun, berupa bintik
terang yang selanjutnya melebar dan
menjadi kuning dan coklat gelap. Jaringan
sakit kmd mjd nekrosis, bercak meluas
dengan batas antara bercak dengan
jaringan sehat berwarna kuning.
 Bercak kadangkala memanjang sejajar
tulang daun.
PENYAKIT BUSUK DAUN
GEJALA
PENYAKIT BUSUK DAUN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Jarak antar bibit yang terlalu rapat
(< 90cm). Keadaan pembibitan yang
terlalu lembab.
 Kelebihan air siraman dan naungan
di PA.
 Pemindahan bibit dari PA ke PU dan
penggemburan tanah yang kurang
hati-hati.
PENYAKIT BUSUK DAUN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Mengurangi penyiraman dan naungan di pembibitan awal, sehingga
mengurangi kelembaban. Pemindahan bibit dan penggemburan tanah harus
dilakukan dengan hati-hati.
 Menjarangkan letak bibit menjadi ³ 90 cm.
 Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dengan gejala ringan-sedang,
selanjutnya disemprot dengan fungisida ziram, thiram, kaptan atau triadimenol
dengan konsentrasi 0,1-0,2% dengan pusingan 7-10 hari, atau dengan thibenzol
dengan konsentrasi 0,1% dengan pusingan 10-14 hari, daun-daun pangkasan
harus dibakar.
 Memusnahkan bibit yang terserang berat.
PENYAKIT TAJUK (CROWN DISEASE)
PENYAKIT TAJUK
Penyakit tajuk (penyakit mahkota, crown
disease) sering dijumpai di kebun yang
belum menghasilkan, dan merupakan
penyakit yang paling mencolok disini. Pada
umumnya penyakit hanya terdapat di kebun
yang berumur 1-3 tahun setelah penanaman
di lapangan. Sesudah itu penyakit sembuh
dengan sendirinya, dan bekas tanaman sakit
berkembang seperti tanaman biasa.
Meskipun demikian tanaman agak terlambat
pertumbuhannya jika dibandingkan dengan
tanaman yang tidak mengalami gangguan.
PENYAKIT TAJUK
Penyakit tajuk terutama terdapat di Indonesia dan Malaysia, yang bahan
tanamannya adalah keturunan Deli. Di Sumatera Utara terdapat kebun-kebun muda
yang lebih kurang 10 % dari tanamannya bergejala penyakit tajuk.
PENYAKIT TAJUK
PENYAKIT TAJUK
 Tanaman muda yang sakit mempunyai
banyak daun yang membengkok ke
bawah di tengah pelepahnya. Pada
bengkokan ini tidak terdapat anak daun
atau anak daunnya kecil, atau robek-
robek. gejala ini mulai tampak pada janur.
Di disini anak-anak daun yang masih
terlipat itu tampak busuk pada sudut
atau tengahnya.
 Untuk sementara tanaman terhambat
pertumbuhannya tetapi kelak akan
sembuh dengan sendirinya. Meskipun
demikian ada kalanya tanaman yang
sembuh tadi menjadi sakit kembali, yang
nantinya akan sembuh untuk seterusnya.
GEJALA
PENYAKIT TAJUK
GEJALA
PENYAKIT TAJUK
PENYEBAB
 Penyakit ini sudah mulai diteliti 70 tahun yang lalu (Heusser, 1927), namun
sampai sekarang penyebabnya belum diketahui. Dari jaringan yang busuk dapat
diisolasi bermacam-macam jamur, khususnya Fusarium oxysporum Schl. dan F.
solani (Mart.) Sacc. (Turner, 1973), namun jamur-jamur ini kalau diinfeksikan ke
tanaman sehat tidak ada yang mampu menimbulkan penyakit. Selain itu juga
diketahui bahwa penyakit tajuk tidak menular.
 Ada yang menduga bahwa gejala tersebut diatas disebabkan oleh kelebihan
nitrogen. Ada juga yang menduga bahwa gejala ini disebabkan oleh defisiensi
magnesium. Namun pendapat-pendapat tersebut tidak dapat dibuktikan
dengan percobaan-percobaan.
 Karena penyebab penyakitnya belum
diketahui, sampai sekarang tidak ada
anjuran pengelolaan yang dapat diberikan
dengan mantap. Pada umumnya pekebun
cenderung untuk membiarkan penyakit
itu, karena tanaman akan sembuh dengan
sendirinya sehingga kerugian terjadi
akibat terhambatnya pertumbuhan
beberapa tanaman.
 Untuk mengurangi penyakit tajuk agar
bahan tanaman asal Deli dipakai karena
sifat-sifat baiknya, semua bahan tanaman
yang dibudi-dayakan di Indonesia
mempunyai darah Deli.
PENYAKIT TAJUK
PENGELOLAAN PENYAKIT
PENYAKIT TAJUK
PENGELOLAAN PENYAKIT
 Dengan fungisidatiabendazol, tiram atau benomil . Namun karena masih diragukan
bahwa jamur yang menyebabkan penyakit, perawatan dengan fungisida memberikan
hasil yang tidak menentu.
 Sebelum diperlakukan, janur dipotong sedalam mungkin (sedekat mungkin dengan
titik tumbuh). Bagian yang terbuka disemprot dengan fungisida sampai basah benar.
Pada potongan tadi hanya janur yang belum membuka yang dibuang.
 Daun-daun sakit yang lebih tua tidak perlu dipotong, karena perkembangan jamur akan
terhenti jika janur membuka. Bahkan pemotongan ini akan menyebabkan tanaman
muda yang sakit kehilangan banyak jaringan yang dapat mengadakan asimilasi yang
sangat diperlukanh.
PENYAKIT AKAR BLAST DISEASE
(Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp)
Penyebab : cendawan Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Gejala serangan :
* Bila menyerang pesemaian dapat menyebabkan kematian bibit secara
mendadak.
* Bila menyerang tanaman dewasa akan menyebabkan daun menjadi layu,
kemudian tanaman mati.
* Kalau perakaran tanaman dilihat, tampak adanya pembusukan pada akar.
Pengendalian :
* Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat.
* Pemberian air irigasi pada musim kemarau dapat mencegah terjadinya
gangguan penyakit ini.
PENYAKIT AKAR BLAST DISEASE
PENYAKIT GARIS KUNING PADA DAUN
(Fusarium oxysporum)
PENYAKIT GARIS KUNING PADA DAUN
• Penyebab : Fusarium oxysporum
Gejala serangan :
• Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka.
• Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-bulatan oval
berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora.
• Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.
Pengendalian :
• Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
PENYAKIT BATANG DRY BASAL ROT
(Ceratocyctis paradoxa)
PENYAKIT BATANG DRY BASAL ROT
Penyebab: cendawan Ceratocyctis paradoxa
Gejala serangan :
• Tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan.
• Pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat,
meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering.
• Semua gejala tersebut sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan
(busuk kering) pada pangkal batang.
Pengendalian :
• Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
THANK YOU
PLANT PROTECTORS
UNEJ
SIAP PENELITIAN OPT
SAWIT?

More Related Content

What's hot

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxBPPSINDANGKASIH
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladabobby denil
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanamanselona
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetIlham Johari
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
Persentasi  padi2(Morfologi Padi)Persentasi  padi2(Morfologi Padi)
Persentasi padi2(Morfologi Padi)nuelsitohang
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karethome
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 

What's hot (20)

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau lada
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Budidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkehBudidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkeh
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
Persentasi  padi2(Morfologi Padi)Persentasi  padi2(Morfologi Padi)
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Kakao
KakaoKakao
Kakao
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
 

Similar to BERCAK DAUN CURVULARIA

Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakausujononasa
 
Teknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggurTeknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggursujononasa
 
Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurCaraKerja
 
Teknis budidaya durian
Teknis budidaya durianTeknis budidaya durian
Teknis budidaya duriansujononasa
 
Teknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangTeknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangsujononasa
 
Teknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakaoTeknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakaosujononasa
 
Budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBudidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBP4K
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrrysujononasa
 
Teknis budidaya terong
Teknis budidaya terongTeknis budidaya terong
Teknis budidaya terongsujononasa
 
Teknis budidaya padi
Teknis budidaya padiTeknis budidaya padi
Teknis budidaya padisujononasa
 
Budidayacabaimerah
BudidayacabaimerahBudidayacabaimerah
Budidayacabaimerahnevraline
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabaiMasngad
 
Teknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggaTeknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggasujononasa
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaMemet Hakim
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panilisujononasa
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...
Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...
Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...Emma Femi
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahafifauliya
 

Similar to BERCAK DAUN CURVULARIA (20)

Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakau
 
Teknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggurTeknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggur
 
Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggur
 
Teknis budidaya durian
Teknis budidaya durianTeknis budidaya durian
Teknis budidaya durian
 
Teknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangTeknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjang
 
Teknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakaoTeknis budidaya kakao
Teknis budidaya kakao
 
Budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBudidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjang
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrry
 
Teknis budidaya terong
Teknis budidaya terongTeknis budidaya terong
Teknis budidaya terong
 
Teknis budidaya padi
Teknis budidaya padiTeknis budidaya padi
Teknis budidaya padi
 
Budidayacabaimerah
BudidayacabaimerahBudidayacabaimerah
Budidayacabaimerah
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabai
 
Teknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggaTeknis budidaya mangga
Teknis budidaya mangga
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
HAMA PENYAKIT MA.pptx
HAMA PENYAKIT MA.pptxHAMA PENYAKIT MA.pptx
HAMA PENYAKIT MA.pptx
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panili
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...
Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...
Pertanian organik, fluktuasi harga produk hortikultura dan perbanyakan vegeta...
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 

BERCAK DAUN CURVULARIA

  • 1. ORGANISME PENGANGGANGGU TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503) “PENYAKIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT” Oleh: Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si. Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember 2019
  • 2. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si. Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Jember HP / WA: 085747307692 Email: pandu@unej.ac.id
  • 11. FAKTA TENTANG KELAPA SAWIT (VIDEO)
  • 12. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (Ganoderma boninense)
  • 13. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Ganoderma boninense adalah kelompok cendawan busuk putih (white rot fungi)  cendawan ini bersifat lignolitik. Cendawan ini mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dalam mendegradasi lignin dibandingkan kelompok lain.
  • 14.  Komponen penyusun dinding sel tanaman adalah lignin, selulosa, dan hemiselulosa.  G. boninense memperoleh energi utama dari selulosa setelah lignin berhasil didegradasi, dan karbohidrat seperti zat pati dan pektin, diperoleh meskipun dalam jumlah kecil. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 15. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Pada tanaman yang terserang, belum tentu ditemukan tubuh buah G. boninense pada bagian pangkal batang, namun kita dapat mengidentifikasi serangan lewat daun tombak yang tidak terbuka sebanyak ± 3 daun.  Basidiokarp yang dibentuk awalnya berukuran kecil, bulat, berwarna putih, tumbuh cepat hingga membentuk basidiokarp dewasa yang memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang variatif.
  • 16.  Umumnya basidiokarp berkembang sedikit di atas dan mengelilingi bagian pangkal batang yang sakit.  Ukuran basidiokarp yang bertambah besar menunjukkan perkembangan penyakit semakin lanjut dan akhirnya menyebabkan kematian pada tanaman. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 17.  Pada tanaman muda gejala eksternal ditandai atau pola belang di beberapa bagian daun yang diikuti klorotik.  Daun kuncup yang belum membuka ukurannya lebih kecil daripada daun normal dan mengalami nekrotik pada bagian ujungnya.  tanaman yang terserang juga kelihatan lebih pucat dari tanaman lain, pertumbuhannya terhambat dan memiliki daun pedang (spear leaves) yang tidak membuka. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Early symptoms of Ganoderma on oil palm showing drooping and yellowing of leaves.
  • 18. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Gejala pada tingkat serangan lanjut adalah adanya daun tombak yang tidak terbuka krn adanya nekrosis pada daun tua dimulai dari bagian bawah.  Daun-daun tua yang mengalami nekrosis selanjutnya patah dan tetap menggantung pada pohon akhirnya tanaman mati dan tumbang. Gejala yang tampak pada daun menandakan bahwa penampang pangkal batang telah mengalami pembusukan Similar symptoms to Photo 1, except that the growth of the youngest leaves has slowed, and some are unfolded and short.
  • 19. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Sebagai gejala luar yang umum, seluruh tajuk menjadi kekuningan dan pucat karena kekurangan zat hara dan air sebagai akibat rusaknya perakaran sehingga pengisapannya dari dalam tanah menjadi terganggu, ini disertai dengan meningkatnya jumlah daun tombak (pupus yang belum terbuka) sampai 2-4 daun didalam pucuk.  Daun-daun sebelah bawah tajuk lama2 merunduk, tapi yang sebelah atas tetap tegak serta lambat dan tidak mau membuka, sehingga terjadi ruang kosong yang membelah dua tajuk. Daun-daun tua akhirnya mengering dan terkulai menyelimuti ujung batang dari pohon.
  • 20. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Gejala diatas sering disertai dengan munculnya tubuh buah cendawan (carpophore) pada pangkal batang, sedangkan dalam pangkal batang telah membusuk (sebagian).  Sebaliknya, carpophore tiba-tiba dapat muncul, sedangkan tajuk pohon kelihatan masih segar.
  • 24.  Semua pokok sakit/mati/hampir mati harus dibongkar sampai bonggol akarnya. Kecuali TM  Umur > 8 tahun hanya pokok yang mati/hampir mati yang dibongkar.  Norma prestasi pembongkaran: 4 pohon/HB untuk TBM dan 3 pohon/HB untuk TM.  Ada cara-cara pembongkaran pohon yang efisien:  Korek dan putuskan akar di sekitar pohon sampai sedalam 60 cm, arah korekan tegak lurus.  Pengorekan diteruskan terutama dibagian arah akan ditumbangnya pohon yaitu menurut arah barisan tanaman. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PENCEGAHAN MEKANIS
  • 25. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Bila pohon sudah mulai goyah, pengorekan dihentikan dan mendorongnya agar tumbang.  Lubang galian bonggol batang harus diperlebar sampai berukuran 120 x 120 x 60 cm baik pada TM maupun TBM. Pada lubang bongkaran diberi pancang dari pelepah kelapa sawit dengan tulisan bulan & tahun pembongkaran dengan memakai pinsil lilin merah. Setelah dibongkar, batang harus dipotong 3 ( kecuali batang TBM tak perlu dipotong-potong ) dan diguling untuk dikumpul jadi satu ditengah gawangan. Semua cabang/pelepah daun dipotong 2 dan dirumpuk rapi diatas batang tersebut, kemudian diatas cabang-cabang ini ditumpukan pula semua sisa-sisa potongan akar hasil bonggol batang, jangan ada bonggol potongan akar yang tertinggal didalam lubang ataupun ditanah meski kecil PENCEGAHAN MEKANIS
  • 26. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Tanamlah 2-3 stek tanaman C. caeruleum atau / dan Musuna disekitar dekat lubang untuk menekan pertumbuhan gulma dan pembiakan orycater. Pusingan pembongkaran 3 bulan sekali (pusingan mati) dan dilaksanakan secara berturut menurut urutan nomer Blok.  Hindarkan luka-luka yang tak perlu pada batang yang disebabkan oleh alat kastrasi atau dodos. Sewaktu mendodos atau kastrasi, mata alat harus diusahakan sejajar dengan batang.  Semua bekas bonggol batang kelapa sawit tua yang dekat tanaman muda harus dikorek sedalam 120 x 120 x 60 cm. Dilarang memotong cabang daun pasir selagi po hon PENCEGAHAN MEKANIS
  • 27. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Calopogonium caeruleum PENCEGAHAN MEKANIS
  • 28. PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PENCEGAHAN MEKANIS
  • 29. PENCEGAHAN ALAMI PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG  Drainasi yang baik. Drainasi yang jelek dapat mengganggu penyerapan zat hara dari dalam tanah sehingga melemahkan daya tahan pohon terhadap penyakit terutama Ganoderma, karena itu parit- parit drainasi yang baik harus tetap dipelihara.  Garuk piringan tanaman umur 0 – 1 tahun. Pekerjaan garuk piringan harus jangan sampai melukai perakaran tanaman. Rumput digaruk setipis mungkin, kemudian tanahnya dikembalikan kepangkal pohon guna menutupi akar-akar yang terbuka.  Tanah untuk bibitan. Tanah untuk pengisisan kantong plastik harus diambil dari areal/lokasi yang bebas dari serangan ganoderma, misalnya eks konservasi, perluasan atau setidak-tidaknya dari blok yang bebas Ganoderma (tanah atas yang subur dan gembur).
  • 30. PENCEGAHAN ALAMI | DRAINASE PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 31. PENCEGAHAN ALAMI | DRAINASE PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 32. PENCEGAHAN ALAMI | DRAINASE PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 33. PENCEGAHAN ALAMI | PIRINGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 34. PENCEGAHAN ALAMI | PIRINGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 35. PENCEGAHAN ALAMI | PIRINGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 36.  Pada Tingkat Pembibitan/Nursery Letakkan 30 - 50 g Mycogold di sekililing akar, pastikan akar bibit bersentuhan dengan mycogold sebelum di tutup dengan tanah  Pemindahan ke kebun/Transplanting  Masukkan 250 - 500 g Mycogold ke lubang tanam, catatan apabila pada tingkat nursery telah diperlakukan dengan memakai Mycogold, maka pemakaian Mycogold hanya membutuhkan 50 g pada lubang tanam  Tanaman kurang dari 5 tahun. pemakaian Mycogold pada kisaran 500 - 1 kg per pohon dengan membuat dua buah lubang di sekililing pohon, dan pastikan akar pohon bersinggungan dengan Mycogold untuk mendapatkan hasil yang maksimal PENCEGAHAN ALAMI PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG
  • 37. PENCEGAHAN ALAMI PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Siap Penelitian Sawit?
  • 38. PENCEGAHAN ALAMI PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Tanaman Lebih dari 5 tahun Untuk Tanaman yang telah berusia lebih dari 5 tahun aplikasi penggunaan Mycogold antara 1 kg - 2 Kg perpohon dengan tata cara sama dengan aplikasi pada tanaman kurang dari 5 tahun. Daerah serangan Genoderma sedang Aplikasi di lapangan dengan memberikan Mycogold 1 kg per pohon dengan tata cara seperti pada pemberian pada tanaman kurang dari 5 tahun. Daerah Serangan Genoderma Parah Aplikasi di lapangan dengan memberikan Mycogold 2 Kg per pohon dengan tata cara seperti pada pemberian pada tanaman kurang dari 5 tahun.
  • 40. PENYAKIT BERCAK DAUN  Penyakit-penyakit yang termasuk ke dalam kelompok bercak daun adalah yang disebabkan oleh jamur-jamur patogenik dari genera Curvularia, Cochiobolus, Drechslera dan Pestalotiopsis. Bercak daun yang disebabkan oleh Curvularia lebih dikenal sebagai hawar daun Curvularia.  Penyakit ini terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia, tetapi tingkat serangannya beragam tergantung pada kondisi lingkungan setempat dan tindakan agronomik yang dijalankan.
  • 41. PENYAKIT BERCAK DAUN Nurseries diseases and disorders of oil palm, (a) Anthracnose, (b) Cercospora leaf spot, (c) Curvularia leaf spot, (d) Pestalotiopsis leaf blight, (e-h) genetically abnormal seedlings, (e) bifurcate, (f) fertilizer burn at leaf tip, (g) narrow leaf (grass leaf) and (h) white stripe.
  • 42. PENYAKIT BERCAK DAUN Gambar Gejala hawar daun Curvularia pada bibit sawit
  • 43. PENYAKIT BERCAK DAUN  Serangan dapat terjadi selama periode kering dan basah.  Gejala awal tampak berupa bintik kuning pada daun tombak atau yang telah membuka, bercak membesar dan menjadi agak lonjong dengan panjang 7-8 mm berwarna coklat terang dengan tepi kuning atau tidak, bagian tengah bercak kadang kala tampak berminyak.  Pada gejala lanjut bercak menjadi nekrosis, beberapa bercak menyatu membentuk bercak besar tak beraturan.  Pada beberapa kasus bagian tengah bercak mengering, rapuh, berwarna kelabu atau coklat muda.
  • 45. PENYAKIT BERCAK DAUN  Penyakit bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur, antara lain Curvularia eragrostidis, Curvularia spp., Drechslera halodes, Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp.  Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai bercak. PENYEBAB
  • 47. PENYAKIT BERCAK DAUN  Populasi bibit per satuan luas terlalu tinggi atau terlalu rapat (< 90 cm), atau keadaan pembibitan yang terlalu lembab. Kelebihan air siraman dan cara penyiraman yang tidak tepat.  Kebersihan areal pembibitan yang kurang terpelihara. Banyak gulma yang merupakan inang alternatif bagi patogen, terutama dari keluarga Gramineae di dalam atau di sekitar areal pembibitan.  Aktivitas pekerja di pembibitan. FAKTOR YANG BERPENGARUH
  • 48. PENYAKIT BERCAK DAUN PENGENDALIAN  Menjarangkan letak bibit menjadi 90 cm.  Mengurangi volume air siraman sementara waktu. Penyiraman secara manual menggunakan gembor lebih dianjurkan, dan sebaiknya diarahkan ke permukaan tanah dalam polibek, bukan ke daun.  Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dari bibit yang bergejala ringan-sedang, selanjutnya disemprot dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap 10-14 hari, daun pangkalan harus dibakar.  Memusnahkan bibit yang terserang berat.
  • 49. PENYAKIT BERCAK DAUN Jarak antar bibit tidak terlalu rapat PENGENDALIAN
  • 53.  Penyakit busuk tandan disebabkan oleh Marasmius palmivorus. Mula mula jamur ini membentuk benang benang berwarna putih yang banyak menutupi kulit buah, dan kemudian membentuk payung.  Pencegahan Penyakit ini dapat dilakukan dengan cara penyerbukan buatan, kastrasi dan sanitasi kebun.  Penyakit ini dapat menurunkan hasil produksi dan kualitas buah apabila dibiarkan begitu saja dan tidak dilakukan pencegahan dan pengendalian sesuai prosedur yang ada. PENYAKIT BUSUK TANDAN
  • 54. PENYAKIT BUSUK TANDAN  Penyakit ini awalnya berkembang pada ujang tandan buah segar (TBS), yakni pada bagian buah yang terjepit antara batang dan pelepah daun diatasnya, biasanya penyakit ini menyerang tanaman yang berumur 3-6 tahun. Pada awalnya jamur membentuk miselium berwarna putih mengkilap yang banyak menutupi kulit buah terutama 2-4 bulan antesis, setelah menyerang buah (mesokarp) dan menghasilkan jaringan busuk berwarna coklat muda dan basah kerusakan buah ini akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas menjadi tinggi pada minyak kelapa sawit yang dihasilkan.  Penyakit ini lebih banyak di jumpai pada saat musim basah atau hujan yang panjang, bila seluruh tandan telah terserang, jamur membentuk tubuh buah (sporofor) berbentuk jamur payung yang terdiri atas “topi” atau “payung” berwarna putih dengan diameter 2,5-75cm yang ditunjang oleh “batang” yang panjangnya 2,5–3,0 cm. Pada permukaan bawah payung terdapat papan-papan (bilah). ) GEJALA
  • 57.  Jamur Marasmius palmiporus. Jamur ini menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.  Penyakit ini sering terjadi pada permulaan panen akibat polinasi yang tidak sempurna. Jamur ini pada dasarnya banyak terdapat pada tumpukan daun daun tua dan sisa sisa bagian bagian tanaman yang tertinggal dan terakumulasi pada ketiak-ketiak daun tetapi sumber inokulum yang utama adalah tandan buah yang tertinggal dilapangan pada tanaman 3-6 tahun PENYAKIT BUSUK TANDAN PENYEBAB
  • 58. PENYAKIT BUSUK TANDAN PENYEBAB Basidiomes of Marasmius palmivorus
  • 59. PENYAKIT BUSUK TANDAN PENYEBAB Basidiomes of Marasmius palmivorus
  • 60. PENYAKIT BUSUK TANDAN PENCEGAHAN Tindakan Pencegahan di lakukan dengan melakukan penyerbukan buatan, kaustrasi dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan. Semua bunga dan buah yang membusuk sebaiknya dibuang. Mengumpulkan dan membakar tanaman yang terserang, mengumpulkan dan mengubur atau memendam bagian/tanaman sakit kedalam tanah PENGENDALIAN MEKANIS
  • 61. PENYAKIT BUSUK TANDAN PENGENDALIAN KIMIAWI  Menggunakan Fungisida yang selektif sehingga tidak mematikan serangga dan kumbang yang membantu penyerbukan.  Fungisida yang biasa digunakan adalah Folatan 0,2-07%/ha dengan interval 2 minggu sekali.
  • 62. PENYAKIT BUSUK DAUN (Botryodiplodia spp. / Melanconium elaeidis / Glomerella cingulata)
  • 63. PENYAKIT BUSUK DAUN  Penyakit antraknosa merupakan sekumpulan nama infeksi pada daun bibit-bibit muda, yang disebabkan oleh 3 genera jamur patogenik, yaitu Botryodiplodia spp., Melanconium elaeidis dan Glomerella cingulata.  Spora dihasilkan di dalam piknidia atau aservuli, menyebar dengan bantuan angin atau percikan air siraman atau hujan.
  • 64. PENYAKIT BUSUK DAUN GEJALA  Terutama menyerang bibit pada umur 2 bulan. Kadang-kadang dijumpai bersamaan dengan gejala transplanting shock (cekaman pindah tanam).  Gejala biasanya dijumpai pada bagian tengah atau ujung daun, berupa bintik terang yang selanjutnya melebar dan menjadi kuning dan coklat gelap. Jaringan sakit kmd mjd nekrosis, bercak meluas dengan batas antara bercak dengan jaringan sehat berwarna kuning.  Bercak kadangkala memanjang sejajar tulang daun.
  • 66. PENYAKIT BUSUK DAUN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  Jarak antar bibit yang terlalu rapat (< 90cm). Keadaan pembibitan yang terlalu lembab.  Kelebihan air siraman dan naungan di PA.  Pemindahan bibit dari PA ke PU dan penggemburan tanah yang kurang hati-hati.
  • 67. PENYAKIT BUSUK DAUN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  Mengurangi penyiraman dan naungan di pembibitan awal, sehingga mengurangi kelembaban. Pemindahan bibit dan penggemburan tanah harus dilakukan dengan hati-hati.  Menjarangkan letak bibit menjadi ³ 90 cm.  Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dengan gejala ringan-sedang, selanjutnya disemprot dengan fungisida ziram, thiram, kaptan atau triadimenol dengan konsentrasi 0,1-0,2% dengan pusingan 7-10 hari, atau dengan thibenzol dengan konsentrasi 0,1% dengan pusingan 10-14 hari, daun-daun pangkasan harus dibakar.  Memusnahkan bibit yang terserang berat.
  • 69. PENYAKIT TAJUK Penyakit tajuk (penyakit mahkota, crown disease) sering dijumpai di kebun yang belum menghasilkan, dan merupakan penyakit yang paling mencolok disini. Pada umumnya penyakit hanya terdapat di kebun yang berumur 1-3 tahun setelah penanaman di lapangan. Sesudah itu penyakit sembuh dengan sendirinya, dan bekas tanaman sakit berkembang seperti tanaman biasa. Meskipun demikian tanaman agak terlambat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak mengalami gangguan.
  • 70. PENYAKIT TAJUK Penyakit tajuk terutama terdapat di Indonesia dan Malaysia, yang bahan tanamannya adalah keturunan Deli. Di Sumatera Utara terdapat kebun-kebun muda yang lebih kurang 10 % dari tanamannya bergejala penyakit tajuk.
  • 72. PENYAKIT TAJUK  Tanaman muda yang sakit mempunyai banyak daun yang membengkok ke bawah di tengah pelepahnya. Pada bengkokan ini tidak terdapat anak daun atau anak daunnya kecil, atau robek- robek. gejala ini mulai tampak pada janur. Di disini anak-anak daun yang masih terlipat itu tampak busuk pada sudut atau tengahnya.  Untuk sementara tanaman terhambat pertumbuhannya tetapi kelak akan sembuh dengan sendirinya. Meskipun demikian ada kalanya tanaman yang sembuh tadi menjadi sakit kembali, yang nantinya akan sembuh untuk seterusnya. GEJALA
  • 74. PENYAKIT TAJUK PENYEBAB  Penyakit ini sudah mulai diteliti 70 tahun yang lalu (Heusser, 1927), namun sampai sekarang penyebabnya belum diketahui. Dari jaringan yang busuk dapat diisolasi bermacam-macam jamur, khususnya Fusarium oxysporum Schl. dan F. solani (Mart.) Sacc. (Turner, 1973), namun jamur-jamur ini kalau diinfeksikan ke tanaman sehat tidak ada yang mampu menimbulkan penyakit. Selain itu juga diketahui bahwa penyakit tajuk tidak menular.  Ada yang menduga bahwa gejala tersebut diatas disebabkan oleh kelebihan nitrogen. Ada juga yang menduga bahwa gejala ini disebabkan oleh defisiensi magnesium. Namun pendapat-pendapat tersebut tidak dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan.
  • 75.  Karena penyebab penyakitnya belum diketahui, sampai sekarang tidak ada anjuran pengelolaan yang dapat diberikan dengan mantap. Pada umumnya pekebun cenderung untuk membiarkan penyakit itu, karena tanaman akan sembuh dengan sendirinya sehingga kerugian terjadi akibat terhambatnya pertumbuhan beberapa tanaman.  Untuk mengurangi penyakit tajuk agar bahan tanaman asal Deli dipakai karena sifat-sifat baiknya, semua bahan tanaman yang dibudi-dayakan di Indonesia mempunyai darah Deli. PENYAKIT TAJUK PENGELOLAAN PENYAKIT
  • 76. PENYAKIT TAJUK PENGELOLAAN PENYAKIT  Dengan fungisidatiabendazol, tiram atau benomil . Namun karena masih diragukan bahwa jamur yang menyebabkan penyakit, perawatan dengan fungisida memberikan hasil yang tidak menentu.  Sebelum diperlakukan, janur dipotong sedalam mungkin (sedekat mungkin dengan titik tumbuh). Bagian yang terbuka disemprot dengan fungisida sampai basah benar. Pada potongan tadi hanya janur yang belum membuka yang dibuang.  Daun-daun sakit yang lebih tua tidak perlu dipotong, karena perkembangan jamur akan terhenti jika janur membuka. Bahkan pemotongan ini akan menyebabkan tanaman muda yang sakit kehilangan banyak jaringan yang dapat mengadakan asimilasi yang sangat diperlukanh.
  • 77. PENYAKIT AKAR BLAST DISEASE (Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp)
  • 78. Penyebab : cendawan Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Gejala serangan : * Bila menyerang pesemaian dapat menyebabkan kematian bibit secara mendadak. * Bila menyerang tanaman dewasa akan menyebabkan daun menjadi layu, kemudian tanaman mati. * Kalau perakaran tanaman dilihat, tampak adanya pembusukan pada akar. Pengendalian : * Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat. * Pemberian air irigasi pada musim kemarau dapat mencegah terjadinya gangguan penyakit ini. PENYAKIT AKAR BLAST DISEASE
  • 79. PENYAKIT GARIS KUNING PADA DAUN (Fusarium oxysporum)
  • 80. PENYAKIT GARIS KUNING PADA DAUN • Penyebab : Fusarium oxysporum Gejala serangan : • Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka. • Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora. • Bagian-bagian tersebut kemudian mengering. Pengendalian : • Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
  • 81. PENYAKIT BATANG DRY BASAL ROT (Ceratocyctis paradoxa)
  • 82. PENYAKIT BATANG DRY BASAL ROT Penyebab: cendawan Ceratocyctis paradoxa Gejala serangan : • Tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan. • Pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering. • Semua gejala tersebut sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang. Pengendalian : • Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
  • 83. THANK YOU PLANT PROTECTORS UNEJ SIAP PENELITIAN OPT SAWIT?