SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Sebagian besar penduduk di republik ini menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. 
Indonesia sebagai negara agraris juga dapat dicirikan melalui komposisi pemanfaatan 
lahannya (land utilization), di mana sebagian besar lahan tersebut dipergunakan untuk 
pertanian, yaitu lebih dari 77,04%. Meskipun ahan pertanian mempunyai porsi yang cukup 
besar dibandingkan dengan yang lainnya, namun dari segi sumbangannya terhadap Gross 
Domestic Product (GDP) ternyata tidak sebesar yang diharapkan. Sektor pertanian justru 
hanya memberikan sumbangan sebesar 16,92% atau lebih kecil dari sektor industri 
manufaktur yang mampu memberikan konstribusi sebesar 26,04% (Departemen Pertanian, 
2004). 
Peran sektor pertanian akan lebih optimal jika didukung dengan sistem perencanaan yang 
terpadu, berkelanjutan, dan diimbangi dengan penyediaan anggaran. Untuk memperkuat 
posisi sektor pertanian, maka ketersediaan modal bagi pelaku usaha pertanian merupakan 
sebuah keharusan. Fungsi modal dalam tataran tingkat mikro (usahatani), tidak hanya salah 
satu faktor produksi melainkan juga berperan untuk meningkatkan kapasitas dalam 
mengadopsi teknologi. Pada era teknologi pertanian yang semakin modern, pengerahan 
modal yang intensif baik untuk alat-alat pertanian yang semakin modern, pengerahan modal 
yang intensif, baik untuk alat-alat pertanian maupun sarana produksi mungkin akan akan 
menjadi suatu keharusan. Bagi pelaku pertanian, situasi tersebut dapat kembali memunculkan 
masalah karena sebagaian besar tidak sanggup mendanai usahatani yang padat modal dengan 
dana sendiri. Salah satu ciri pertanian rakyat di Indonesia adalah manajemen dan permodalan 
yang terbatas. Modal dalam usahatani dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik 
berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara 
langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, 
pembentukan modal mempunyai tujuan yaitu : (1) untuk menunjang pembentukan modal 
lebih lanjut, dan (2) untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani. 
Kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa sudah begitu banyak bantuan permodalan 
bagi petani mulai dari bantuan yang berasal dari sumber APBN/APBD atau bantuan 
semikomersial hasil dari kerja sama dengan pihak asing yang kesemua itu bertujuan untuk 
penguatan modal petani seperti misalnya Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Ketahanan 
Pangan (KKP) atau bahkan program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Akan 
tetapi, dari kesemua layanan modal yang diluncurkan ke petani tidak sepenuhnya dapat 
dinikmati oleh petani. Rendahnya aksesibiltas petani terhadap layanan modal tersebut juga 
disebabkan lembaga permodalan yang ditunjuk untuk menyalurkannya tidak sepenuhnya 
berhak kepada petani, bunga yang terlalu tinggi, jaminan persayaratan yang tidak bisa 
dipenuhi petani, proses pencairan yang memakan waktu sangat lama, birokrasi yang bertele-
tele, pelayanan yang tidak ramah sepertinya membuat petani lebih memilih untuk meminjam 
modal dari rentenir yang tidak perlu persyaratan rumit dan cepat dalam proses pencairannya. 
Oleh karena itu, sudah saatnya perlu dilakukan revitalisasi layanan permodalan melalui 
perombakan birokrasi kelembagaan khususnya jika hal itu berkaitan dengan petani karena 
fakta menunjukkan bahwa SDM petani Indonesia 81,7% tidak tamat dan sebagian tamat 
sekolah dasar. Fakta ini lah yang menjadikan faktor mengapa aksesibilitas petani terhadap 
layanan usaha rendah. 
B. Permasalahan 
Mantan Menteri Pertanian (Mentan) RI Kabinet Indonesia Bersatu I Dr. Ir. Anton 
Apriantono, M.S. mengakui kelembagaan pelayanana usaha di berbagai tingkatan masih 
lemah (Anonim, 2009). Hal itu mengakibatkan rendahnya posisi tawar petani terhadap 
penentu kebijakan publik dan dunia usaha. Menurut Pakpahan (1990), menyatakan bahwa 
sistem organisasi ekonomi petani terdiri dari beberapa unsur (subsistem): (1) unsur 
kelembagaan (aturan main), (2) partisipan (sumberdaya manusia), (3) teknologi, (4) tujuan, 
dan (5) lingkungan (alam, sosial, dan ekonomi). Terdapat dua jenis pengertian kelembagaan 
yaitu kelembagaan sebagai aturan main dan kelembagaan sebagai organisasi. Sebagai aturan 
main, kelembagaan merupakan perangkat aturan yang membatasi aktivitas anggota dan 
pengurus dalam mencapai tujuan organisasi. Dari sudut pandang ekonomi, kelembagaan 
dalam arti organisasi biasanya menggambarkan aktivitas ekonomi yang dikoordinasikan 
bukan oleh mekanisme pasar tetapi melalui mekanisme administrasi atau komando 
(Pakpahan, 1990). Pola pemberdayaan dilakukan guna mengatasi masalah utama di tingkat 
usahatani yaitu keterbatasan modal petani, di samping masalah belum berkembangnya usaha 
di hulu, hilir dan jasa penunjang dalam pembangunan pertanian, rendahnya penguasaan 
teknologi serta lemahnya SDM dan kelembagaan petani. Departemen Pertanian sudah sejak 
lama merintis penerapan pola pemberdayaan seperti ini melalui berbagai kegiatan 
pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan pemberdayaan dilaksanakan melalui fasilitasi 
Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) yang langsung ditransfer ke rekening kelompok 
Oleh karena itu, dalam makalah ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut : 
1. Bagaimanakah ruang lingkup program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK)? 
2. Bagaimanakah Kelompok Sasaran, Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran, Tata Cara, 
dan Penyaluran Dana PMUK? 
3. Bagaimanakah pemanfaatan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK)? 
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan Penulisan Makalah ini yang berjudul ”Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui 
Penguatan Kelembagaan Petani PMUK” adalah sebagai berikut : 
1. Mengkaji apa saja ruang lingkup dalam program Penguatan Modal Usaha Kelompok 
(PMUK). 
2. Mengetahui definisi Kelompok Sasaran, Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran, Tata
Cara, dan Penyaluran Dana PMUK 
3. Mengetahui pemanfaatan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). 
BAB II 
ISI 
A. Ruang Lingkup Program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) 
Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dana bagi pelaku pertanian 
yang mengalami keterbatasan modal sehingga selanjutnya mampu mengakses pada lembaga 
permodalan secara mandiri. Fasilitasi penguatan modal usaha kelompok ini merupakan 
bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat petani, yang dikawal dengan kegiatan terkait 
yaitu penguatan kelembagaan petani dan peningkatan SDM petani melalui pembinaan, 
penyuluhan, pelatihan, monitoring, evaluasi, dan lainnya. Pemanfaatan dana PMUK ini 
dilakukan dalam format bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok menjadi 
lembaga usaha yang dapat meningkatkan kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi 
produktif. Pola pemberdayaan seperti ini diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok 
usaha dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan pertanian yang akan menjadi 
embrio tumbuhnya inti kawasan pembangunan wilayah. 
Tujuan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok 
adalah sebagai berikut : 
1. Memperkuat modal pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan 
pangan. 
2. Meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha pertanian. 
3. Mengembangkan usaha pertanian dan agroindustri di kawasan pengembangan. 
4. Meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok. 
5. Mendorong berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan 
ekonomi pedesaan lainnya. 
Sasaran pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok 
antara lain : 
1. Menguatnya modal pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan 
pangan. 
2. Meningkatnya produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. 
3. Berkembangnya usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan. 
4. Meningkatnya kemandirian dan kerjasama kelompok. 
5. Tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan 
ekonomi perdesaan lainnya. 
Indikator keberhasilan (outcome) kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui 
penguatan modal usaha kelompok antara lain:
1. Tumbuhnya usaha kelompok yang mampu mengelola permodalan sesuai kaidah-kaidah 
bisnis melalui pemanfaatan dana PMUK sesuai sasaran. 
2. Terjadinya peningkatan produktivitas usahatani kelompok penerima PMUK. 
3. Terjadinya pemupukan modal dan pengembalian/perguliran dari komponen yang harus 
digulirkan ke kelompok-kelompok lain sehingga dapat menjangkau kelompok sasaran yang 
lebih luas. 
Sedangkan indikator keberhasilan (impact dan benefit) dari pemberdayaan masyarakat 
pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok antara lain: 
1. Peningkatan modal usaha agribisnis dan ketahanan pangan. 
2. Peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. 
3. Perkembangan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan. 
Indikator keberhasilan ini merupakan hasil dari sebuah sistem yang terintgralistik oleh 
berbagai pihak pendukung antara lain pemerintah, kelompok sasaran, dan faktor sosial lain. 
B. Kelompok Sasaran, Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran, Tata Cara, dan Penyaluran 
Dana 
Penetapan kelompok sasaran program PMUK ini pun ditetapkan dengan penuh 
pertimbangan. Kelompok sasaran adalah kelompok yang menjalankan usaha agribisnis dan 
ketahanan pangan dengan prioritas pada kelompok yang memiliki kendala modal karena 
terbatasnya akses terhadap sumber permodalan. Guna memperoleh manfaat secara luas, maka 
penetapan kelompok sasaran perlu mempertimbangkan asas pemerataan bagi pelaku 
pembangunan dan memperhatikan aspek gender. Kriteria umum calon kelompok sasaran 
PMUK adalah sebagai berikut : 
1. Kelompok usaha pertanian yang sudah ada/telah eksis minimal 3 tahun dan aktif, bukan 
bentukan baru, dapat dipercaya serta mampu mengembangkan usaha melalui kerjasama 
kelompok, jumlah anggota minimal 20 orang. 
2. Kelompok yang bersangkutan belum pernah mendapat penguatan modal, BLM, BPLM 
atau fasilitasi dari kegiatan lain pada saat yang bersamaan atau pada tahun-tahun sebelumnya. 
3. Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber 
permodalan lainnya. 
4. Anggota kelompok adalah pelaku usaha yang berpotensi dan berminat menjadi penggerak 
dalam mendorong perkembangan usaha agribisnis atau mewujudkan ketahanan pangan 
masyarakat secara luas. 
5. Anggota kelompok memiliki kesulitan dalam mengakses sumber permodalan komersial, 
sehingga sulit untuk menerap-kan rekomendasi teknologi anjuran secara penuh dan 
memanfaatkan peluang pasar. 
Kriteria kelompok sasaran diatur secara lebih rinci dalam petunjuk pelaksanaann (Juklak) 
pencairan program PMUK pada tingkat provinsi berdasakan kondisi masing-masing wilayah.
Mekanisme penetapan kelompok sasaran program PMUK dapat dilihat pada gambar di 
bawah ini : 
Seleksi calon kelompok sasaran didasarkan kepada prioritas pengembangan pertanian 
wilayah dan usulan/proposal dari kelompok pelaku usaha pertanian. Proses seleksi calon 
kelompok sasaran dilakukan secara bertahap dan seyogyanya telah dipersiapkan sebelumnya 
oleh pemerintah daerah. Salah satu kunci keberhasilan pemberdayaan masyarakat pertanian, 
termasuk pengembangan modal dan perguliran terletak pada ketepatan dan kebenaran dalam 
menentukan kelompok sasaran. Seleksi calon kelompok sasaran setidaknya dilakukan dalam 
dua tahap. Seleksi Tahap-1, Tim Teknis Kabupaten/Kota melakukan penilaian terhadap 
usulan/proposal/rencana usaha dari kelompok pelaku usaha. Proposal/rencana usaha 
setidaknya memuat: deskripsi usaha kelompok saat ini, sumberdaya dan sarana yang telah 
dimiliki kelompok, potensi yang dapat dikembangkan, rencana usaha yang akan dilakukan, 
kelayakan rencana usaha dan prospek pasarnya, serta besarnya anggaran yang dibutuhkan 
untuk pengembangan usaha kelompok. Seleksi Tahap-II dilakukan penilaian terhadap 
kelompok yang lulus seleksi Tahap-I. Aspek penilaian Tahap-II mengenai kelengkapan 
persyaratan administrasi kelompok sesuai kriteria yang ditentukan di dalam Pedum, Juklak 
dan Juknis. Setelah dilakukan seleksi tahap I dan II, Tim Teknis menyelenggarakan 
musyawarah kabupaten/kota dan memaparkan hasil seleksinya yang dihadiri oleh stakeholder 
meliputi: instansi terkait, perguruan tinggi, KTNA, tokoh masyarakat, LSM dan pelaku usaha 
lainnya. Hasil musyarawah dituangkan dalam Berita Acara yang memuat daftar kelompok 
pelaku usaha calon penerima penguatan modal dan atau calon penerima perguliran. 
Penyelenggaraan musyawarah tersebut dilakukan melalui forum Koordinasi Perencanaan 
Pembangunan Pertanian Kabupaten/Kota. 
C. Pemanfaatan Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) 
Setiap satuan kerja lingkup pertanian di kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan 
pemberdayaan masyarakat pertanian melalui PMUK dan beberapa kegiatan lainnya mengacu 
kepada Pedoman Teknis dari Eselon-1 lingkup Departemen Pertanian. Besarnya alokasi dana 
untuk kegiatan dimaksud disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia. Dana 
PMUK disalurkan langsung ke rekening kelompok sasaran yang telah ditetapkan. Penentuan 
besar kecilnya dana yang dialokasikan kepada kelompok didasarkan oleh usulan (proposal) 
yang diajukan oleh kelompok. Pemanfaatan dana dikelola oleh kelompok yang bersangkutan 
dan penentuan penggunaannya didasarkan pada hasil keputusan bersama seluruh anggota 
kelompok yang ditunjukkan dengan Berita Acara Hasil Rapat Kelompok. Arahan 
penggunaan dana PMUK ini merupakan pilihan-pilihan sesuai prioritas kelompok sasaran 
antara lain: 
1. Digunakan untuk membiayai sarana dan fasilitas kelompok seperti membangun/ 
rehabilitasi jaringan irigasi, tata air mikro, embung, jalan usahatani, jalan produksi dan sarana
lainnya sesuai kebutuhan kelompok. 
2. Digunakan untuk pengadaan/rehabilitasi atau optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin 
praproduksi, produksi, dan pengolahan hasil. 
3. Digunakan untuk pengadaan sarana produksi (benih/bibit, pupuk, pestisida/obat-obatan) 
bervariasi menurut kebutuhan dan jenis komoditasnya. Pada subsektor tanaman pangan, 
hortikultura dan perkebunan besarnya dana untuk pengadaan sarana produksi dibatasi maksi-mum 
60% dari pagu PMUK yang diterima kelompok sasaran, dengan demikian sebagian 
besar dana PMUK diarahkan untuk kegiatan yang bersifat investasi. Sedangkan untuk 
komoditas peternakan tidak dibatasi besarnya dana untuk pengadaan sarana produksi. 
4. Digunakan untuk pemenuhan tambahan pangan keluarga (halaman rumah, pekarangan, 
kebun), pengembangan aneka ragam pangan (makanan khas nusantara/tradisional), 
pengembangan cadangan pangan masyarakat (lumbung), dan pemberian bantuan saprodi 
untuk daerah rawan pangan. 
5. Digunakan untuk kegiatan pengembangan kelembagaan antara lain memperluas 
pemasaran, pengembangan usaha penunjang agribisnis, jaringan kerja dengan mitra usaha. 
6. Digunakan dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan melalui pelatihan 
pengurus/anggota kelompok, untuk memperoleh hasil yang optimal agar dalam pelaksanaan 
pelatihan dikoordinasikan dengan Balai Diklat Pertanian setempat. 
7. Pembinaaan kelompok dapat difasilitasi Dinas Teknis/instansi kelembagaan penyuluhan 
dengan memanfaatkan penyuluh pertanian, penyuluh swakarsa, KTNA, Pusa pelatihan 
Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) swasta, LSM dan lainnya. 
Dana PMUK yang disalurkan ke rekening kelompok agar dimanfaatkan untuk usaha 
produktif dan permodalan terus dipupuk serta dikelola dengan manajemen Lembaga 
Keuangan Mikro (LKM). Penerapan pola LKM ini merupakan tahapan lebih lanjut proses 
pembelajaran bagi pelaku usaha dari pola BLM/BPLM menuju ke tahap lebih lanjut untuk 
dapat mengakses modal ke lembaga permodalan. 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Kesimpulan dalam makalah yang berjudul ”Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui 
Penguatan Kelembagaan Petani PMUK” adalah sebagai berikut: 
1. Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dana bagi pelaku pertanian 
yang mengalami keterbatasan modal. Pemanfaatan dana PMUK ini dilakukan dalam format 
bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok menjadi lembaga usaha yang 
dapat meningkatkan kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif. Sasaran 
PMUK adalah begi petani yang kesulitan dalam permodalan, program PMUK sendiri pun 
memiliki tujuan, sasaran, dan indikator keberhasilan supaya jelas arah tujuannya.
2. Kelompok sasaran adalah kelompok yang menjalankan usaha agribisnis dan ketahanan 
pangan dengan prioritas pada kelompok yang memiliki kendala modal karena terbatasnya 
akses terhadap sumber permodalan. Kriteria kelompok sasaran diatur secara lebih rinci dalam 
petunjuk pelaksanaann (Juklak) pencairan program PMUK pada tingkat provinsi berdasakan 
kondisi masing-masing wilayah. Seleksi calon kelompok sasaran setidaknya dilakukan dalam 
dua tahap, yaitu tahap-1 melakukan penilaian terhadap usulan/proposal/rencana usaha dari 
kelompok pelaku usaha dan tahap-II mengenai kelengkapan persyaratan administrasi. 
3. Dana PMUK disalurkan langsung ke rekening kelompok sasaran yang telah ditetapkan. 
Penentuan besar kecilnya dana yang dialokasikan kepada kelompok didasarkan oleh usulan 
(proposal) yang diajukan oleh kelompok. Pemanfaatan dana dikelola oleh kelompok yang 
bersangkutan dan penentuan penggunaannya didasarkan pada hasil keputusan bersama 
seluruh anggota kelompok yang ditunjukkan dengan Berita Acara Hasil Rapat Kelompok 
B. Saran 
Saran yang dapat diajukan ke dalam makalah ini terkait dengan pelaksanaan kelembagaan 
PMUK adalah sebagai berikut: 
1. Kelembagaan PMUK sebaiknya lebih mengedepankan dalam pelayanan permodalan 
masyarakat petani dengan lebih administrasi yang tidak mempersulit petani. 
2. Perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh mengenai keberadaan PMUK. 
DAFTAR PUSTAKA 
Departemen Pertanian. 2004. Kinerja Sektor Pertanian 2000-2003. Departemen Pertanian. 
Jakarta. 
Basyid, A. 2006. Pemberdayaan Masyarakat Pertanian Melalui Penguatan Modal Usaha 
Kelompok Petani. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program 
Kecukupan Daging Sapi. Departemen Pertanian. Jakarta. 
Pakpahan, A. 1990. Permasalahan dan Landasan Konseptual dalam Rekayasa Institusi 
(Koperasi). Makalah disampaikan sebagai Bahan Seminar pada Pengkajian Masalah 
Perkoperasian Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Koperasi. PSE-Balitbang 
Departemen Pertanian. Bogor. 
Provinsi Lampung. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Melalui Penguatan Modal 
Usaha Kelompok. Materi Sosialisasi

More Related Content

What's hot

EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEDIS BLOG
 
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANI
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANIMATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANI
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANIlatifstpp
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanianMuhammad Sabrin
 
Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.
Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.
Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.Rendy Pritananda
 
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnisKelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnisYosaniaWidiAgustin
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianRiyou ShAma
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriabdul samad
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Wahyu Setyawan
 
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Kartika Lukitasari
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriabdul samad
 
Contoh Gejala dan Tanda penyakit- Muhammad Arifin
Contoh Gejala dan  Tanda penyakit- Muhammad ArifinContoh Gejala dan  Tanda penyakit- Muhammad Arifin
Contoh Gejala dan Tanda penyakit- Muhammad ArifinMuhammad Arifin
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikulturaUniversity of Brawijaya
 

What's hot (20)

EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
 
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANI
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANIMATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANI
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANI
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.
Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.
Kreativitas & Inovasi dari Apple Inc.
 
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnisKelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
 
Kehutanan
KehutananKehutanan
Kehutanan
 
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
 
Pola tanam
Pola tanamPola tanam
Pola tanam
 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
 
Ln0001 04
Ln0001 04Ln0001 04
Ln0001 04
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
 
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
 
Makalah_50 Makalah mosher
Makalah_50 Makalah mosherMakalah_50 Makalah mosher
Makalah_50 Makalah mosher
 
Agung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipg
Agung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipgAgung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipg
Agung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipg
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
Contoh Gejala dan Tanda penyakit- Muhammad Arifin
Contoh Gejala dan  Tanda penyakit- Muhammad ArifinContoh Gejala dan  Tanda penyakit- Muhammad Arifin
Contoh Gejala dan Tanda penyakit- Muhammad Arifin
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
 

Viewers also liked (20)

Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
 
Makalah kewirausaaan
Makalah kewirausaaanMakalah kewirausaaan
Makalah kewirausaaan
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safiaMakalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safia
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Makalah ipa
Makalah ipaMakalah ipa
Makalah ipa
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
 
Makalah isp
Makalah ispMakalah isp
Makalah isp
 
Makalah kesmas
Makalah kesmasMakalah kesmas
Makalah kesmas
 
Makalah komnasham
Makalah komnashamMakalah komnasham
Makalah komnasham
 
Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3
 
Makalah jaringan lan komputer
Makalah jaringan lan komputerMakalah jaringan lan komputer
Makalah jaringan lan komputer
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2
 
Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
 
Makalah kep. komunitas
Makalah kep. komunitasMakalah kep. komunitas
Makalah kep. komunitas
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Makalah kimia organik yani
Makalah kimia organik yaniMakalah kimia organik yani
Makalah kimia organik yani
 
Formation ArcGis
Formation ArcGisFormation ArcGis
Formation ArcGis
 

Similar to Makalah kesejahteraan petani

Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangKhairul Amri
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Fajar Baskoro
 
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA Repository Ipb
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxakunnew4
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanWarnet Raha
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfFajar Baskoro
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanBBPP_Batu
 
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTAInterlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTATri Cahyono
 
Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmTubagus Enoy
 
Intensive assistance models
Intensive assistance modelsIntensive assistance models
Intensive assistance modelsRiana Mahfuroh
 
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptxRezaHanafi14
 
Produk unggulan-agrokompleks-kediri
Produk unggulan-agrokompleks-kediriProduk unggulan-agrokompleks-kediri
Produk unggulan-agrokompleks-kediribeckht
 

Similar to Makalah kesejahteraan petani (20)

Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
 
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunan
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Pengembangan usaha tani
Pengembangan usaha taniPengembangan usaha tani
Pengembangan usaha tani
 
No. 2-mei-2010
No. 2-mei-2010No. 2-mei-2010
No. 2-mei-2010
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan Gapoktan
 
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
 
Juklak KEP.PDF
Juklak KEP.PDFJuklak KEP.PDF
Juklak KEP.PDF
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTAInterlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
 
Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpm
 
Intensive assistance models
Intensive assistance modelsIntensive assistance models
Intensive assistance models
 
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
 
Naskah Akademik
Naskah AkademikNaskah Akademik
Naskah Akademik
 
Produk unggulan-agrokompleks-kediri
Produk unggulan-agrokompleks-kediriProduk unggulan-agrokompleks-kediri
Produk unggulan-agrokompleks-kediri
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 

Recently uploaded (17)

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 

Makalah kesejahteraan petani

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar penduduk di republik ini menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Indonesia sebagai negara agraris juga dapat dicirikan melalui komposisi pemanfaatan lahannya (land utilization), di mana sebagian besar lahan tersebut dipergunakan untuk pertanian, yaitu lebih dari 77,04%. Meskipun ahan pertanian mempunyai porsi yang cukup besar dibandingkan dengan yang lainnya, namun dari segi sumbangannya terhadap Gross Domestic Product (GDP) ternyata tidak sebesar yang diharapkan. Sektor pertanian justru hanya memberikan sumbangan sebesar 16,92% atau lebih kecil dari sektor industri manufaktur yang mampu memberikan konstribusi sebesar 26,04% (Departemen Pertanian, 2004). Peran sektor pertanian akan lebih optimal jika didukung dengan sistem perencanaan yang terpadu, berkelanjutan, dan diimbangi dengan penyediaan anggaran. Untuk memperkuat posisi sektor pertanian, maka ketersediaan modal bagi pelaku usaha pertanian merupakan sebuah keharusan. Fungsi modal dalam tataran tingkat mikro (usahatani), tidak hanya salah satu faktor produksi melainkan juga berperan untuk meningkatkan kapasitas dalam mengadopsi teknologi. Pada era teknologi pertanian yang semakin modern, pengerahan modal yang intensif baik untuk alat-alat pertanian yang semakin modern, pengerahan modal yang intensif, baik untuk alat-alat pertanian maupun sarana produksi mungkin akan akan menjadi suatu keharusan. Bagi pelaku pertanian, situasi tersebut dapat kembali memunculkan masalah karena sebagaian besar tidak sanggup mendanai usahatani yang padat modal dengan dana sendiri. Salah satu ciri pertanian rakyat di Indonesia adalah manajemen dan permodalan yang terbatas. Modal dalam usahatani dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, pembentukan modal mempunyai tujuan yaitu : (1) untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut, dan (2) untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani. Kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa sudah begitu banyak bantuan permodalan bagi petani mulai dari bantuan yang berasal dari sumber APBN/APBD atau bantuan semikomersial hasil dari kerja sama dengan pihak asing yang kesemua itu bertujuan untuk penguatan modal petani seperti misalnya Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Ketahanan Pangan (KKP) atau bahkan program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Akan tetapi, dari kesemua layanan modal yang diluncurkan ke petani tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh petani. Rendahnya aksesibiltas petani terhadap layanan modal tersebut juga disebabkan lembaga permodalan yang ditunjuk untuk menyalurkannya tidak sepenuhnya berhak kepada petani, bunga yang terlalu tinggi, jaminan persayaratan yang tidak bisa dipenuhi petani, proses pencairan yang memakan waktu sangat lama, birokrasi yang bertele-
  • 2. tele, pelayanan yang tidak ramah sepertinya membuat petani lebih memilih untuk meminjam modal dari rentenir yang tidak perlu persyaratan rumit dan cepat dalam proses pencairannya. Oleh karena itu, sudah saatnya perlu dilakukan revitalisasi layanan permodalan melalui perombakan birokrasi kelembagaan khususnya jika hal itu berkaitan dengan petani karena fakta menunjukkan bahwa SDM petani Indonesia 81,7% tidak tamat dan sebagian tamat sekolah dasar. Fakta ini lah yang menjadikan faktor mengapa aksesibilitas petani terhadap layanan usaha rendah. B. Permasalahan Mantan Menteri Pertanian (Mentan) RI Kabinet Indonesia Bersatu I Dr. Ir. Anton Apriantono, M.S. mengakui kelembagaan pelayanana usaha di berbagai tingkatan masih lemah (Anonim, 2009). Hal itu mengakibatkan rendahnya posisi tawar petani terhadap penentu kebijakan publik dan dunia usaha. Menurut Pakpahan (1990), menyatakan bahwa sistem organisasi ekonomi petani terdiri dari beberapa unsur (subsistem): (1) unsur kelembagaan (aturan main), (2) partisipan (sumberdaya manusia), (3) teknologi, (4) tujuan, dan (5) lingkungan (alam, sosial, dan ekonomi). Terdapat dua jenis pengertian kelembagaan yaitu kelembagaan sebagai aturan main dan kelembagaan sebagai organisasi. Sebagai aturan main, kelembagaan merupakan perangkat aturan yang membatasi aktivitas anggota dan pengurus dalam mencapai tujuan organisasi. Dari sudut pandang ekonomi, kelembagaan dalam arti organisasi biasanya menggambarkan aktivitas ekonomi yang dikoordinasikan bukan oleh mekanisme pasar tetapi melalui mekanisme administrasi atau komando (Pakpahan, 1990). Pola pemberdayaan dilakukan guna mengatasi masalah utama di tingkat usahatani yaitu keterbatasan modal petani, di samping masalah belum berkembangnya usaha di hulu, hilir dan jasa penunjang dalam pembangunan pertanian, rendahnya penguasaan teknologi serta lemahnya SDM dan kelembagaan petani. Departemen Pertanian sudah sejak lama merintis penerapan pola pemberdayaan seperti ini melalui berbagai kegiatan pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan pemberdayaan dilaksanakan melalui fasilitasi Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) yang langsung ditransfer ke rekening kelompok Oleh karena itu, dalam makalah ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah ruang lingkup program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK)? 2. Bagaimanakah Kelompok Sasaran, Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran, Tata Cara, dan Penyaluran Dana PMUK? 3. Bagaimanakah pemanfaatan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK)? C. Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan Makalah ini yang berjudul ”Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui Penguatan Kelembagaan Petani PMUK” adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji apa saja ruang lingkup dalam program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). 2. Mengetahui definisi Kelompok Sasaran, Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran, Tata
  • 3. Cara, dan Penyaluran Dana PMUK 3. Mengetahui pemanfaatan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). BAB II ISI A. Ruang Lingkup Program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dana bagi pelaku pertanian yang mengalami keterbatasan modal sehingga selanjutnya mampu mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri. Fasilitasi penguatan modal usaha kelompok ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat petani, yang dikawal dengan kegiatan terkait yaitu penguatan kelembagaan petani dan peningkatan SDM petani melalui pembinaan, penyuluhan, pelatihan, monitoring, evaluasi, dan lainnya. Pemanfaatan dana PMUK ini dilakukan dalam format bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok menjadi lembaga usaha yang dapat meningkatkan kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif. Pola pemberdayaan seperti ini diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan pertanian yang akan menjadi embrio tumbuhnya inti kawasan pembangunan wilayah. Tujuan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok adalah sebagai berikut : 1. Memperkuat modal pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan pangan. 2. Meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha pertanian. 3. Mengembangkan usaha pertanian dan agroindustri di kawasan pengembangan. 4. Meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok. 5. Mendorong berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan ekonomi pedesaan lainnya. Sasaran pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok antara lain : 1. Menguatnya modal pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan pangan. 2. Meningkatnya produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. 3. Berkembangnya usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan. 4. Meningkatnya kemandirian dan kerjasama kelompok. 5. Tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya. Indikator keberhasilan (outcome) kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok antara lain:
  • 4. 1. Tumbuhnya usaha kelompok yang mampu mengelola permodalan sesuai kaidah-kaidah bisnis melalui pemanfaatan dana PMUK sesuai sasaran. 2. Terjadinya peningkatan produktivitas usahatani kelompok penerima PMUK. 3. Terjadinya pemupukan modal dan pengembalian/perguliran dari komponen yang harus digulirkan ke kelompok-kelompok lain sehingga dapat menjangkau kelompok sasaran yang lebih luas. Sedangkan indikator keberhasilan (impact dan benefit) dari pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok antara lain: 1. Peningkatan modal usaha agribisnis dan ketahanan pangan. 2. Peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. 3. Perkembangan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan. Indikator keberhasilan ini merupakan hasil dari sebuah sistem yang terintgralistik oleh berbagai pihak pendukung antara lain pemerintah, kelompok sasaran, dan faktor sosial lain. B. Kelompok Sasaran, Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran, Tata Cara, dan Penyaluran Dana Penetapan kelompok sasaran program PMUK ini pun ditetapkan dengan penuh pertimbangan. Kelompok sasaran adalah kelompok yang menjalankan usaha agribisnis dan ketahanan pangan dengan prioritas pada kelompok yang memiliki kendala modal karena terbatasnya akses terhadap sumber permodalan. Guna memperoleh manfaat secara luas, maka penetapan kelompok sasaran perlu mempertimbangkan asas pemerataan bagi pelaku pembangunan dan memperhatikan aspek gender. Kriteria umum calon kelompok sasaran PMUK adalah sebagai berikut : 1. Kelompok usaha pertanian yang sudah ada/telah eksis minimal 3 tahun dan aktif, bukan bentukan baru, dapat dipercaya serta mampu mengembangkan usaha melalui kerjasama kelompok, jumlah anggota minimal 20 orang. 2. Kelompok yang bersangkutan belum pernah mendapat penguatan modal, BLM, BPLM atau fasilitasi dari kegiatan lain pada saat yang bersamaan atau pada tahun-tahun sebelumnya. 3. Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya. 4. Anggota kelompok adalah pelaku usaha yang berpotensi dan berminat menjadi penggerak dalam mendorong perkembangan usaha agribisnis atau mewujudkan ketahanan pangan masyarakat secara luas. 5. Anggota kelompok memiliki kesulitan dalam mengakses sumber permodalan komersial, sehingga sulit untuk menerap-kan rekomendasi teknologi anjuran secara penuh dan memanfaatkan peluang pasar. Kriteria kelompok sasaran diatur secara lebih rinci dalam petunjuk pelaksanaann (Juklak) pencairan program PMUK pada tingkat provinsi berdasakan kondisi masing-masing wilayah.
  • 5. Mekanisme penetapan kelompok sasaran program PMUK dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Seleksi calon kelompok sasaran didasarkan kepada prioritas pengembangan pertanian wilayah dan usulan/proposal dari kelompok pelaku usaha pertanian. Proses seleksi calon kelompok sasaran dilakukan secara bertahap dan seyogyanya telah dipersiapkan sebelumnya oleh pemerintah daerah. Salah satu kunci keberhasilan pemberdayaan masyarakat pertanian, termasuk pengembangan modal dan perguliran terletak pada ketepatan dan kebenaran dalam menentukan kelompok sasaran. Seleksi calon kelompok sasaran setidaknya dilakukan dalam dua tahap. Seleksi Tahap-1, Tim Teknis Kabupaten/Kota melakukan penilaian terhadap usulan/proposal/rencana usaha dari kelompok pelaku usaha. Proposal/rencana usaha setidaknya memuat: deskripsi usaha kelompok saat ini, sumberdaya dan sarana yang telah dimiliki kelompok, potensi yang dapat dikembangkan, rencana usaha yang akan dilakukan, kelayakan rencana usaha dan prospek pasarnya, serta besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha kelompok. Seleksi Tahap-II dilakukan penilaian terhadap kelompok yang lulus seleksi Tahap-I. Aspek penilaian Tahap-II mengenai kelengkapan persyaratan administrasi kelompok sesuai kriteria yang ditentukan di dalam Pedum, Juklak dan Juknis. Setelah dilakukan seleksi tahap I dan II, Tim Teknis menyelenggarakan musyawarah kabupaten/kota dan memaparkan hasil seleksinya yang dihadiri oleh stakeholder meliputi: instansi terkait, perguruan tinggi, KTNA, tokoh masyarakat, LSM dan pelaku usaha lainnya. Hasil musyarawah dituangkan dalam Berita Acara yang memuat daftar kelompok pelaku usaha calon penerima penguatan modal dan atau calon penerima perguliran. Penyelenggaraan musyawarah tersebut dilakukan melalui forum Koordinasi Perencanaan Pembangunan Pertanian Kabupaten/Kota. C. Pemanfaatan Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) Setiap satuan kerja lingkup pertanian di kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui PMUK dan beberapa kegiatan lainnya mengacu kepada Pedoman Teknis dari Eselon-1 lingkup Departemen Pertanian. Besarnya alokasi dana untuk kegiatan dimaksud disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia. Dana PMUK disalurkan langsung ke rekening kelompok sasaran yang telah ditetapkan. Penentuan besar kecilnya dana yang dialokasikan kepada kelompok didasarkan oleh usulan (proposal) yang diajukan oleh kelompok. Pemanfaatan dana dikelola oleh kelompok yang bersangkutan dan penentuan penggunaannya didasarkan pada hasil keputusan bersama seluruh anggota kelompok yang ditunjukkan dengan Berita Acara Hasil Rapat Kelompok. Arahan penggunaan dana PMUK ini merupakan pilihan-pilihan sesuai prioritas kelompok sasaran antara lain: 1. Digunakan untuk membiayai sarana dan fasilitas kelompok seperti membangun/ rehabilitasi jaringan irigasi, tata air mikro, embung, jalan usahatani, jalan produksi dan sarana
  • 6. lainnya sesuai kebutuhan kelompok. 2. Digunakan untuk pengadaan/rehabilitasi atau optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin praproduksi, produksi, dan pengolahan hasil. 3. Digunakan untuk pengadaan sarana produksi (benih/bibit, pupuk, pestisida/obat-obatan) bervariasi menurut kebutuhan dan jenis komoditasnya. Pada subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan besarnya dana untuk pengadaan sarana produksi dibatasi maksi-mum 60% dari pagu PMUK yang diterima kelompok sasaran, dengan demikian sebagian besar dana PMUK diarahkan untuk kegiatan yang bersifat investasi. Sedangkan untuk komoditas peternakan tidak dibatasi besarnya dana untuk pengadaan sarana produksi. 4. Digunakan untuk pemenuhan tambahan pangan keluarga (halaman rumah, pekarangan, kebun), pengembangan aneka ragam pangan (makanan khas nusantara/tradisional), pengembangan cadangan pangan masyarakat (lumbung), dan pemberian bantuan saprodi untuk daerah rawan pangan. 5. Digunakan untuk kegiatan pengembangan kelembagaan antara lain memperluas pemasaran, pengembangan usaha penunjang agribisnis, jaringan kerja dengan mitra usaha. 6. Digunakan dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan melalui pelatihan pengurus/anggota kelompok, untuk memperoleh hasil yang optimal agar dalam pelaksanaan pelatihan dikoordinasikan dengan Balai Diklat Pertanian setempat. 7. Pembinaaan kelompok dapat difasilitasi Dinas Teknis/instansi kelembagaan penyuluhan dengan memanfaatkan penyuluh pertanian, penyuluh swakarsa, KTNA, Pusa pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) swasta, LSM dan lainnya. Dana PMUK yang disalurkan ke rekening kelompok agar dimanfaatkan untuk usaha produktif dan permodalan terus dipupuk serta dikelola dengan manajemen Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Penerapan pola LKM ini merupakan tahapan lebih lanjut proses pembelajaran bagi pelaku usaha dari pola BLM/BPLM menuju ke tahap lebih lanjut untuk dapat mengakses modal ke lembaga permodalan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dalam makalah yang berjudul ”Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui Penguatan Kelembagaan Petani PMUK” adalah sebagai berikut: 1. Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dana bagi pelaku pertanian yang mengalami keterbatasan modal. Pemanfaatan dana PMUK ini dilakukan dalam format bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok menjadi lembaga usaha yang dapat meningkatkan kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif. Sasaran PMUK adalah begi petani yang kesulitan dalam permodalan, program PMUK sendiri pun memiliki tujuan, sasaran, dan indikator keberhasilan supaya jelas arah tujuannya.
  • 7. 2. Kelompok sasaran adalah kelompok yang menjalankan usaha agribisnis dan ketahanan pangan dengan prioritas pada kelompok yang memiliki kendala modal karena terbatasnya akses terhadap sumber permodalan. Kriteria kelompok sasaran diatur secara lebih rinci dalam petunjuk pelaksanaann (Juklak) pencairan program PMUK pada tingkat provinsi berdasakan kondisi masing-masing wilayah. Seleksi calon kelompok sasaran setidaknya dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap-1 melakukan penilaian terhadap usulan/proposal/rencana usaha dari kelompok pelaku usaha dan tahap-II mengenai kelengkapan persyaratan administrasi. 3. Dana PMUK disalurkan langsung ke rekening kelompok sasaran yang telah ditetapkan. Penentuan besar kecilnya dana yang dialokasikan kepada kelompok didasarkan oleh usulan (proposal) yang diajukan oleh kelompok. Pemanfaatan dana dikelola oleh kelompok yang bersangkutan dan penentuan penggunaannya didasarkan pada hasil keputusan bersama seluruh anggota kelompok yang ditunjukkan dengan Berita Acara Hasil Rapat Kelompok B. Saran Saran yang dapat diajukan ke dalam makalah ini terkait dengan pelaksanaan kelembagaan PMUK adalah sebagai berikut: 1. Kelembagaan PMUK sebaiknya lebih mengedepankan dalam pelayanan permodalan masyarakat petani dengan lebih administrasi yang tidak mempersulit petani. 2. Perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh mengenai keberadaan PMUK. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2004. Kinerja Sektor Pertanian 2000-2003. Departemen Pertanian. Jakarta. Basyid, A. 2006. Pemberdayaan Masyarakat Pertanian Melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok Petani. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Departemen Pertanian. Jakarta. Pakpahan, A. 1990. Permasalahan dan Landasan Konseptual dalam Rekayasa Institusi (Koperasi). Makalah disampaikan sebagai Bahan Seminar pada Pengkajian Masalah Perkoperasian Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Koperasi. PSE-Balitbang Departemen Pertanian. Bogor. Provinsi Lampung. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok. Materi Sosialisasi