Tugas presentasi mata kuliah Kimia Bahan Alam Bahari tentang Isolasi Agar, Alginat, Karagenan, dan Fukoidan beserta Manfaat dan Kegunaannya dalam Bidang Farmasi
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
Isolasi Agar, Alginat, Karagenan, dan Fukoidan beserta Manfaat dan Kegunaannya dalam Bidang Farmasi
1. 1
Isolasi agar, alginat, karegenan, dan fukoidan: manfaat
dan kegunaannya dalam bidang farmasi
MAULANA SAKTI | 151501234
2. 2
Isolasi Agar
Digunakan rumput laut Gracilaria verrucosa sebagai
bahan baku isolasi agar.
Berdasarkan (Ramadhani, 2012), metode isolasi agar
dari rumput laut dilakukan melalui tahap-tahap
berikut:
• Tahap Praekstraksi
• Tahap Ekstraksi
• Tahap Pencetakan dan Pendinginan.
• Tahap Pengeringan dan Penggilingan.
3. 3
Praekstraksi
• Rumput laut yang sudah kering diblender.
• Direndam dalam larutan kalsium hipoklorit 0,5% sambil berkali-kali diaduk
dan larutan kalsium hipoklorit diganti 1 jam sekali selama 6 jam.
• Dicuci bersih dengan air yang mengalir sampai bau kalsium hipoklorit
hilang, ditiriskan dan dikeringkan di oven selama dua hari.
• Rumput laut yang telah kering, diasamkan dengan larutan asam sulfat
0,25% selama satu jam lalu dicuci dengan air mengalir. Pencucian
dilakukan sampai pH = 7 (pH netral) lalu ditiriskan.
• Dikeringkan di lemari pengering selama dua hari sampai benar-benar
kering.
4. 4
Ekstraksi
• Ekstraksi menggunakan perlakuan pH = 5 dan waktu ekstraksi selama 45
menit.
• Serbuk simplisia rumput laut ditimbang sebanyak 10 g, dimasukkan dalam
gelas beker, ditambahkan air suling sebanyak 500ml lalu didihkan di atas
hot plate.
• Asam asetat 3% ditambahkan pada saat mendidih (suhu 90-100ºC) untuk
memperoleh pH 5, diekstraksi selama 45 menit.
• Percobaan dilakukan sebanyak dua kali.
• Pengecekan pH dilakukan dengan menggunakan indikator universal.
• Pada proses ekstraksi dilakukan pengadukan setiap 10 menit.
5. 5
Pencetakan dan Pendinginan
• Hasil ekstraksi disaring dengan kain blacu dan diperas secara perlahan-
lahan.
• Ampas dibuang dan filtrat ditampung dalam gelas beker, lalu segera
dinetralkan dengan penambahan natrium karbonat 3%.
• Pengecekan pH dilakukan dengan menggunakan indikator universal.
• Filtrat dipanaskan sampai mendidih kemudian dituang ke dalam cetakan.
Agar yang berada di dalam cetakan didiamkan beberapa menit hingga
memadat, kemudian dibekukan selama 7 jam dalam freezer.
6. 6
Pengeringan dan Penggilingan
• Agar yang telah beku dikeluarkan dan dibiarkan pada suhu kamar sampai
air mencair lalu diperas dengan kain blacu secara perlahan-lahan.
• Air perasan dibuang sedangkan agar diletakkan di atas aluminium foil dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 50ºC.
• Agar yang telah kering akan berupa lembaran-lembaran, kemudian
dipotong-potong dan digiling dengan blender, lalu diayak.
• Berat agar ditimbang dan dimasukkan ke dalam wadah
8. 8
Manfaat dan Kegunaan
Di Jepang, agar digunakan
sebagai fortifikasi untuk serat
pangan sehingga lebih
menguntungkan bagi kesehatan.
Juga bermanfaat dalam bidang
bioteknologi dan mikrobiologi
(Murdinah, dkk., 2012).
Agar dapat dimanfaatkan pada
berbagai macam jenis aplikasi,
secara umum 80%
penggunaannya adalah untuk
pangan dan sisanya 20% pada
bidang non-pangan termasuk
aplikasi yang berkaitan dengan
farmasi dan bioteknologi
(Armisen & Galatas, 2000).
Untuk kebutuhan industri farmasi
sebagai obat pencahar,
pembungkus kapsul untuk
antibiotik dan vitamin, atau
campuran bahan pencetak
contoh gigi. Dalam industri
kosmetik agar dimanfaatkan
dalam pembuatan krem, lotion,
lipstik dan sabun.
9. 9
Isolasi Alginat
Digunakan simplisia rumput laut Sargassum
ilicifolium.
Proses isolasi alginat dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
• tahap praekstraksi,
• Isolasi, dan
• pembuatan natrium alginat(Rimelda, 2012).
10. 10
Praekstraksi
• Sebanyak 100 g serbuk kering Sargassum ilicifolium yang telah diisolasi
fukoidannya direndam dengan larutan asam klorida 5% selama 2 jam
• Disaring, lalu ampas dicuci dengan air suling sampai netral.
11. 11
Ekstraksi
• Ampas yang telah dicuci selanjutnya diekstraksi menggunakan larutan
natrium karbonat 5% dengan pemanasan 50-600°C selama 2 jam,
selanjutnya disaring.
• Larutan natrium alginat yang diperoleh ditambahkan dengan kalsium
klorida 1% sehingga terbentuk kalsium alginat dalam bentuk gel.
• Kalsium alginat yang diperoleh diubah menjadi asam alginat dengan
menambahkan larutan asam klorida 5% sedikit demi sedikit sampai pH 3.
• Asam alginat yang berbentuk gel selanjutnya disaring dan dicuci dengan
air suling sampai netral.
12. 12
Pembuatan Natrium Alginat
• Asam alginat yang berbentuk gel dilarutkan dalam larutan natrium karbonat
5% sampai pH 8-9 sehingga terbentuk natrium alginat.
• Natrium alginat yang terbentuk diendapkan dengan isopropanol 95%.
• Natrium alginat yang diperoleh dikeringkan di oven pada suhu 50°C lalu
dihaluskan di dalam lumpang dan kemudian ditimbang.
14. 14
Manfaat dan Kegunaan
Industri farmasi menggunakan
alginat pada proses enkapsulasi
karena sifatnya yang
biokompatibel (Agnessya, 2008).
Alginat juga digunakan dalam
pembuatan cangkang kapsul.
Alginat digunakan dalam
menstabilkan emulsi seperti pada
minuman emulsi
(Paraskevopoulou et al., 2005).
Alginat juga banyak digunakan
sebagai bahan pada proses
imobilisasi enzim atau sel serta
pembentukan bahan
biocompatible (Yabur et al.,
2007).
Penggunaan alginat lainnya
adalah pada produk makanan
yang direstrukturisasi.
15. 15
Isolasi Karegenan
Digunakan simplisia dari rumput laut Kappaphycus
alvarezii.
Terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
• Tahap Perendaman
• Tahap Pemucatan
• Ekstraksi
• Isolasi
• Tahap Pengeringan dan Penggilingan
16. 16
Perendaman dan Pemucatan
• Sebanyak 50 g serbuk kering rumput laut direndam
dalam 500 ml kalsium klorida 1% selama 2 jam,
kemudian di saring dan residu dicuci dengan air
suling (Rasyid, 2003).
• Residu yang telah dicuci kemudian di pucatkan
dengan larutan hidrogen peroksida sebanyak 500
ml dengan konsentrasi 1% selama 6 jam, kemudian
disaring dan dicuci dengan air suling (Rasyid,
2003).
17. 17
Ekstraksi
Residu yang telah dipucatkan diekstraksi pada
temperatur 90°C selama 60 menit.
• Residu yang telah dipucatkan masing-masing
diekstraksi dengan air suling sebanyak 500 ml
dalam beaker glass.
• Ditambahkan natrium hidroksida 0,1 N untuk
memperoleh pH 9, kemudian dipanaskan
menggunakan hot plate dengan temperatur 90°C
selama 60 menit (Rasyid, 2003).
18. 18
Isolasi
• Setelah ekstraksi selesai, disaring dengan kain
blacu dan diperas secara perlahan-lahan. Filtratnya
ditampung pada beaker glass.
• Sebanyak 25 ml filtrat masing-masing ditambahkan
isopropanol, etanol dan metanol sebanyak 50 ml
dengan perbandingan 1:2, dan untuk pemisah
karagenan dalam ekstrak menggunakan KCl 0,1 M,
0,3 M, 0,5 M masing-masing filtrat sebanyak 50 ml
ditambahkan 5 ml larutan KCl 0,1 M, 0,3 M, 0,5 M
• Diamkan selama 24 jam untuk mengendapkan
karagenannya (Rasyid, 2003).
19. 19
Pengeringan dan Penggilingan
• Karagenan yang diperoleh kemudian dikumpulkan
lalu disaring, kemudian dikeringkan dalam oven
pada suhu 50°C.
• Karagenan yang telah kering berupa lembaran-
lembaran, kemudian dipotong-potong dan diserbuk
dengan menggunakan mortir dan stamper (Rasyid,
2003).
21. 21
Manfaat dan Kegunaan
Karagenan digunakan dalam
industri farmasi sebagai
pengemulsi (sebagai contoh
dalam emulsi minyak dalam hati),
sebagai larutan granulasi dan
pengikat (sebagai contoh tablet,
elixir, sirup, dll).
Karagenan digunakan dalam
industri kosmetika sebagai
stabilizer, suspensi dan pelarut.
Produk kosmetika yang sering
menggunakan adalah salep,
kream, lotion, pasta gigi, tonic
rambut, stabilizer, sabun, minyak
pelindung sinar matahari dan
lainnya (Kadi, A., 2004).
Dalam bidang farmakologi
digunakan sebagai penginduksi
inflamasi (Walidah, 2014).
22. 22
Isolasi Fukoidan
Digunakan simplisia dari rumput laut Sargassum
ilicifolium.
• Ditimbang 50 g serbuk rumput laut coklat,
dimasukkan kedalam gelas beker 1000 ml.
Selanjutnya diekstraksi dengan 500 ml larutan
asam klorida 0,1 N pada suhu 100°C selama 4 jam
sambil dilakukan pengadukan setiap 10 menit.
• Disaring dengan menggunakan kain flanel lalu
diperas, diperoleh filtrat.
• Filtrat yang diperoleh disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
• Endapan dipisahkan dari filtrat dengan cara enap
tuang.
• Selanjutnya filtrat ditambah etanol 96% dengan
perbandingan (1:1) hingga terbentuk endapan, dan
disentrifugasi kembali dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit.
• Endapan dikumpulkan di atas kaca arloji dan
dikeringkan di dalam oven pada suhu 50°C
(Junaidi, et al., 2009).
23. 23
Identifikasi Senyawa Fukoidan
• Identifikasi isolat senyawa fukoidan rumput laut coklat meliputi analisis
senyawa fukoidan secara spektrofotometri UV dan spektrofotometri FTIR.
25. 25
Manfaat dan Kegunaan
Memiliki aktivitas biologis yang
bervariasi, termasuk
antikoagulan dan antitrombosis,
antivirus, antitumor,
imunomodulator, antiinflamasi,
antioksidan, antiulser (Li Bo, et
al., 2008; Atashrazm, et al.,
2015).
Aktivitas antikanker senyawa
fukoidan telah diteliti secara
invivo dan invitro pada beberapa
jenis kanker. Senyawa fukoidan
mempunyai aktivitas antikanker
dengan berbagai mekanisme.
Sumber rumput laut coklat yang
berbeda menghasilkan senyawa
fukoidan dengan aktivitas
antikanker yang berbeda pula
(Atazhrazm, et al., 2015).
26. 2626
“Opung William Osler pernah berkata,
He who studies medicine without books sails an uncharted sea, but he who studies medicine
without patients does not go to sea at all.
26