SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
ANALISA
KOMPLEKS
KELOMPOK 1 :
DIKI WAHYUDI (201913500290)
SADDAM HUSAIN K (201913500331)
M NUR FADLI (201913500324)
β€’ Bilangan kompleks dapat didefinisikan melalui pasangan
terurut (x,y) dari bilangan real yang diinterprestasikan
melalui bidang kompleks, dengan koordinat empat persegi
panjang x dan y. Bilangan x dapat digambarkan melalui
titik (x,0) pada sumbu real. Dari sini terlihat bahwa
himpunan bilangan real termuat dalam himpunan bilangan
kompleks. Bilangan kompleks yang berbentuk (0,y)
berhubungan dengan titik pada sumbu y dan disebut
bilangan imajiner murni. Sumbu y disebut juga sumbu
imajiner.
β€’ Bidang kompleks (terkadang disebut bidang Argan atau
bidang Gauss) adalah sebuah bidang yang dibentuk oleh
bilangan kompleks melalui sistem koordinat Kartesius.
Sumbu –x pada bidang tersebut merepresentasikan garis
real yang disebut bagian real, sementara sumbu –y
merepresentasikan garis imajiner yang disebut bagian
imajiner. Bidang kompleks dilambangkan C.
● Definisi penjumlahan dua bilangan
kompleks 𝑧1 = π‘₯1 + 𝑦1dan 𝑧2 =
π‘₯2 + 𝑦2, bilangan 𝑧1 + 𝑧2
berhubungan dengan titik
π‘₯1 + π‘₯2, 𝑦1 + 𝑦2 .
● Pengurangan 𝑧1– 𝑧2 menyatakan jumlah
dari vektor 𝑧1dan – 𝑧2, 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dapat
diinterprestasikan melalui arah segmen
garis dari titik π‘₯2, 𝑦2 ketitik π‘₯1, 𝑦1 .
Diketahui bilangan kompleks 𝑧1 = 1 +
3𝑖 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2 = 3 βˆ’ 2𝑖
gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 +
𝑧2, π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dengan cara seperti
penjumlahan dan pengurangan pada
vector.
Penyelesaian :
● 𝑧1 + 𝑧2 = 1 + 3𝑖 + 3 βˆ’ 2𝑖 = 4 + 𝑖
● 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = 1 + 3𝑖 βˆ’ 3 βˆ’ 2𝑖 = βˆ’2 + 5𝑖
πŸ‘ + πŸ’π’Š + πŸ“ + πŸπ’Š = 3 + 5 + 𝑖 4 + 2 = πŸ– + πŸ”π’Š
πŸ‘ + πŸ’π’Š + πŸ“ + πŸπ’Š = 3 + 5 𝟐 + 4 + 2 𝟐 = 𝟏𝟎
hasil ini akan sama dengan πŸ– + πŸ”π’Š = πŸ–πŸ + πŸ”πŸ = 𝟏𝟎
Jadi, Bilangan kompleks 𝑧 yang berhubungan
dengan titik-titik pada lingkaran dengan pusat 𝑧0
dan berjari-jari R memenuhi persamaan 𝑧 βˆ’ 𝑧0 =
𝑅.
Gambarkan 𝑧 βˆ’ 1 + 2𝑖 = 3 dan
𝑧 + 1 < 2 pada bilangan z.
Jawab :
● 𝑧 βˆ’ 1 + 2𝑖 = 3 dapat ditulis
𝑧 βˆ’ (1 + 2𝑖) = 3 merupakan
lingkaran berpusat di 𝑧1 = 1 βˆ’ 2𝑖 =
(1, βˆ’2) berjari-jari 3. (gambar a)
● 𝑧 + 1 < 2 atau 𝑧 βˆ’ (βˆ’π‘–) < 2
menytakan daerah lingkaran yang
berpusat di 𝑧1 = βˆ’i = (0, βˆ’1)
berjari-jari 2. (gambar b)
● Konjungkat atau sekawan kompleks atau sekawan dari Sekawan kompleks
𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 adalah didefinisikan dengan π‘₯ – 𝑖𝑦 dan dinyatakan dengan 𝑧 ,
yaitu; 𝑧 = π‘₯ – 𝑖𝑦.
● Bilangan 𝑧 adalah dinyatakan dengan titik (π‘₯, βˆ’π‘¦) yang merupakan
pencerminan terhadap sumbu real π‘₯ dari titik (π‘₯, 𝑦) yang dinyatakan
dengan z.
1. 𝑧 = 𝑧 dan 𝑧 = 𝑧 untuk setiap z
Pembuktian : Misalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦
𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 = π‘₯2 + 𝑦2
𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯2 + (βˆ’π‘¦)2= π‘₯2 + 𝑦2
Jadi terbukti bahwa 𝑧 = 𝑧
2. Jika 𝑧1 = π‘₯1 + 𝑖𝑦1π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2 = π‘₯2 + 𝑖𝑦2, maka
a. 𝑧1 + 𝑧2 = 𝑧1 + 𝑧2
π‘₯1 + 𝑖𝑦1 + π‘₯2 + 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 + π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2
𝑧1 + 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 + π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 Jadi terbukti bahwa 𝑧1 + 𝑧2 = 𝑧1 + 𝑧2
b. 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ’ 𝑧2
π‘₯1 + 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 + 𝑖𝑦2
𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 + 𝑖𝑦2
Jadi terbukti bahwa 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ’ 𝑧2
c. 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ™ 𝑧2
(π‘₯1 + 𝑖𝑦1) βˆ™ (π‘₯2 + 𝑖𝑦2) = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 + π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2𝑦1𝑦2
π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 + π‘₯1𝑖𝑦2 + 𝑖2𝑦1𝑦2 = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑦1𝑦2
𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ™ π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2
= π‘₯1π‘₯2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2
𝑦1𝑦2 = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑦1𝑦2
Jadi, terbukti bahwa 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ™ 𝑧2
d.
𝑧1
𝑧2
=
𝑧1
𝑧2
; 𝑧2 β‰  0
π‘₯1 + 𝑖𝑦1
π‘₯2 + 𝑖𝑦2
Γ—
π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2
π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2
=
π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2
𝑦1𝑦2
π‘₯2
2
βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 + π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2𝑦2
2 =
π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2
𝑦1𝑦2
π‘₯2
2
βˆ’ 𝑖2𝑦2
2
=
π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2
𝑦1𝑦2
π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
𝑧1
𝑧2
=
π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1
π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2
Γ—
π‘₯2 + 𝑖𝑦2
π‘₯2 + 𝑖𝑦2
=
π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2
𝑦1𝑦2
π‘₯2
2
+ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2𝑦2
2 =
π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2
𝑦1𝑦2
π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
3. Penjumlahan 𝑧 + 𝑧 dari bilangan kompleks 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 dan sekawannya
𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 adalah bilangan real 2π‘₯ dan pengurangannya 𝑧 βˆ’ 𝑧 adalah
bilangan imajiner murni 2𝑖𝑦.
Jadi 2 𝑅𝑒 𝑧 = 𝑧 + 𝑧 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑅𝑒 𝑧 =
𝑧+𝑧
2
dan 2𝑖 . πΌπ‘š 𝑧 = 𝑧 βˆ’ 𝑧 atau Im 𝑧 =
π‘§βˆ’π‘§
2𝑖
Pembuktian :
 𝑧 + 𝑧 = 2𝑅𝑒 𝑧
Dimisalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 maka 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦
π‘₯ + 𝑖𝑦 + π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯ + 𝑖𝑦 + π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = 2π‘₯
Dikarenakan x = 𝑅𝑒 𝑧 maka 2x = 2𝑅𝑒 𝑧
Jadi terbukti bahwa 𝑧 + 𝑧 = 2𝑅𝑒 𝑧
 𝑧 βˆ’ 𝑧 = 2πΌπ‘š 𝑧
Dimisalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 maka 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦
π‘₯ + 𝑖𝑦 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯ + 𝑖𝑦 βˆ’ π‘₯ + 𝑖𝑦 = 2𝑖𝑦 = 2πΌπ‘š(𝑧)
Dikarenakan x = 𝑅𝑒 𝑧 maka 2x = 2𝑅𝑒 𝑧
Jadi terbukti bahwa 𝑧 βˆ’ 𝑧 = 2πΌπ‘š 𝑧
Definisi:
β€œJika 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 bilangan kompleks, maka modulus dari z, ditulis 𝑧 dan didefinisikan
sebagai 𝒛 = 𝒙 + π’Šπ’š = π’™πŸ + π’šπŸ β€œ
Definisi ini menunjukan bahwa 𝑧 merupakan bilangan real positif atau nol. Secara geometri,
bilangan z adalah jarak antara titik (x,y) dan titik asal 0=(0,0), atau Panjang dari vektor yang
dinyatakan dengan z. Akibat dari definisi tersebut, jika 𝑧1 = (π‘₯1, 𝑦1) dan 𝑧2 = π‘₯2, 𝑦2 , π‘šπ‘Žπ‘˜π‘Ž
𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = (π‘₯1 βˆ’ π‘₯2)2 + (𝑦1 βˆ’ 𝑦2)2
,
Menyatakan jarak antara 𝑧1π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2.
Selanjutnya apabila 𝑧1 = π‘₯1 + 𝑦1𝑖 dan r bilangan real positif, maka 𝑧 βˆ’ 𝑧1 = π‘Ÿ menyatakan
lingkaran berpusat di titik 𝑧1 = (π‘₯1, 𝑦1) berjari-jari r. sedangkan 𝑧 βˆ’ 𝑧1 < r menyatakan
daerah di dalam lingkaran yang berpusat di 𝑧1 = (π‘₯1, 𝑦1) berjari-jari r.
Penting sekali diingat bahwa tidak ada urutan antara dua bilangan kompleks 𝑧1 dan 𝑧2.
Tetapi untuk modulusnya dikenal urutan karena modulus suatu bilangan kompleks merupakan
bilangan real.
1. 𝑧 = 𝑧
Pembuktian : Misalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦
𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 = π‘₯2 + 𝑦2 dan 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯2 + (βˆ’π‘¦2) = π‘₯2 + 𝑦2
Jadi terbukti bahwa 𝑧 = 𝑧
2. 𝑧 2
= (𝑅𝑒 𝑧 )2
+(πΌπ‘š 𝑧 )2
= π‘₯ + 𝑖𝑦 2
= π‘₯2 + 𝑦2
2
= π‘₯2
+ 𝑦2
Dikarenakan π‘₯ = 𝑅𝑒 π‘₯ dan 𝑦 = πΌπ‘š(π‘₯) maka
π‘₯2
+ 𝑦2
= 𝑅𝑒(𝑧) 2
+ πΌπ‘š(𝑧) 2
Jadi terbukti bahwa 𝑧 2
= (𝑅𝑒 𝑧 )2
+(πΌπ‘š 𝑧 )2
3. 𝑧 2
= 𝑧 βˆ™ 𝑧 Misalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦
𝑧 2
= π‘₯ + 𝑖𝑦 2
= π‘₯2 + 𝑦2
2
= π‘₯2
+ 𝑦2
𝑧 βˆ™ 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 βˆ™ π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯2
βˆ’ π‘₯𝑖𝑦 + π‘₯𝑖𝑦 βˆ’ 𝑖2
𝑦2
= π‘₯2
βˆ’ βˆ’1 2
𝑦2
= π‘₯2
+ 𝑦2
Jadi terbukti 𝑧 2
= 𝑧 βˆ™ 𝑧
1. 𝑍1. 𝑍2 = 𝑍1 . 𝑍2
𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = (π‘₯1 + 𝑖𝑦1) βˆ™ (π‘₯2 + 𝑖𝑦2) = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ 𝑦1𝑦2 + (π‘₯1𝑦2 + π‘₯2𝑦1)
= π‘₯1π‘₯2 βˆ’ 𝑦1𝑦2
2 + (π‘₯1𝑦2 + π‘₯2𝑦1)2
= π‘₯1
2
+ π‘₯2
2
+ 𝑦1
2
+ 𝑦2
2
βˆ’ 2π‘₯1π‘₯2𝑦1𝑦2 + π‘₯1
2
+ π‘₯2
2
+ 𝑦1
2
+ 𝑦2
2
+ 2π‘₯1π‘₯2𝑦1𝑦2
= (π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
)(π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
) = (π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
) Γ— (π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
) = 𝑧1 βˆ™ 𝑧2
Jadi Terbukti bahwa 𝑍1. 𝑍2 = 𝑍1 . 𝑍2
1.
𝑍1
𝑍2
=
𝑍1
𝑍2
Jika 𝑍2 β‰  0
2. 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑍1 + 𝑍2 + 𝑍3+, … , +000 𝑍𝑛 ≀ 𝑍1 + , 𝑍2 +
𝑍3 +, … , + 𝑍𝑛
3. 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 = 𝑍2 βˆ’ 𝑍1
4. 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 ≀ 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 ≀ 𝑍1 βˆ’ 𝑍2
Bilangan Kompleks dapat dinyatakan
dalam peubah polar yaitu π‘Ÿ dan πœƒ
Notasi r yaitu Modulu
π‘Ÿ = 𝑧 = π‘₯2 + 𝑦2
Notasi πœƒ yaitu Argumen dari Z
πœƒ = π‘Žπ‘Ÿπ‘” 𝑧 = tanβˆ’1
𝑦
π‘₯
Argumen Z yaitu sudut yang terbentuk
oleh 𝑧 π‘₯, 𝑦 dengan sumbu real positif.
Perlu diperhatikan :
π‘Žπ‘Ÿπ‘” 𝑧 =>> Himpunan
π΄π‘Ÿπ‘” 𝑧 =>> Bilangan
Pada bilangan kompleks 𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ) terdapat dua bilangan kompleks
yaitu
𝑧1 = π‘Ÿ(cos πœƒ1 + 𝑖 sin πœƒ1)
𝑧2 = π‘Ÿ(cos πœƒ2 + 𝑖 sin πœƒ2)
Dikatakan sama 𝑧1 = 𝑧2 , jika π‘Ÿ1 = π‘Ÿ2 dan πœƒ1 = πœƒ2 + 2π‘˜πœ‹, π‘˜ πœ– 𝑍
Bilangan Kompleks terdefinisi jika nilai argumen pada interval (βˆ’πœ‹, πœ‹
Argumen Utama Z (Principal Argument) >>> Aπ‘Ÿπ‘” 𝑧
Jika 𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ) dengan π‘Ÿ > 0
dan 0 ≀ πœƒ < 2πœ‹ atau βˆ’πœ‹ < πœƒ < πœ‹
Maka π‘Žπ‘Ÿπ‘” 𝑧 = Aπ‘Ÿπ‘” 𝑧 + 2π‘›πœ‹ ; 𝑛 πœ– 𝑍
Dengan menggunakan rumus Euler :
π‘’βˆ’π‘–πœƒ = cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ
Bentuk polar bilangan kompleks z dapat diubah menjadi
𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ) = π‘Ÿπ‘’π‘–πœƒ
Penulisan 𝑧 = π‘Ÿπ‘’βˆ’π‘–πœƒ merupakan bentuk eksponen dari bilangan kompleks z
Selanjutnya kompleks sekawan dari z adalah
𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ βˆ’ 𝑖 sin πœƒ)
= π‘Ÿ(cos βˆ’πœƒ βˆ’ 𝑖 sin βˆ’πœƒ )
= π‘Ÿπ‘’βˆ’π‘–πœƒ
Tentukan argument z, jika 𝑧 = βˆ’1 βˆ’ 𝑖
πœƒ terletak di kuadran III, sehingga jika diambil putaran positif Arg z =
5πœ‹
4
.
Akan tetapi jawaban ini salahm karena adanya Batasan nilai utama
Argmen πœƒ yaitu βˆ’πœ‹ < πœƒ ≀ πœ‹. Oleh karena itu, kita harus mengambil
putaran negative (putaran kanan), sehingga Arg βˆ’1 + 𝑖 = βˆ’
3πœ‹
4
, dan
arg βˆ’1 + 𝑖 = βˆ’
3πœ‹
4
+ 2π‘˜πœ‹
Sifat dari modulus dan sekawan memungkinkan untuk menurunkan sifat aljabar dari ketaksamaan
segitiga, dengan menentukan suatu batas atas untuk modulus dari penjumlahan dua bilangan
kompleks 𝑧1 dan 𝑧2 :
𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2
Ketaksamaan ini sangat penting dalam geometri, yang menyatakan bahwa panjang suatu sisi pada
suatu segitiga adalah lebih kecil atau sama dengan jumlah panjang dua sisi yang lainnya. Sebagai
catatan adalah suatu kesamaan apabila titik 𝑧1, 𝑧2dan 0 adalah kolinier.
0 ≀ π‘₯1. 𝑦2 βˆ’ π‘₯2. 𝑦1
2
0 ≀ π‘₯1
2
. 𝑦2
2
+ π‘₯2
2
. 𝑦1
2
βˆ’ 2 π‘₯1. π‘₯2. 𝑦1. 𝑦2
2 π‘₯1. π‘₯2. 𝑦1. 𝑦2 ≀ π‘₯1
2
. 𝑦2
2
+ π‘₯2
2
. 𝑦1
2
π‘₯1
2
. 𝑦2
2
+ π‘₯2
2
. 𝑦1
2
+ 2 π‘₯1. π‘₯2. 𝑦1. 𝑦2 ≀ π‘₯1
2
. 𝑦2
2
+ π‘₯2
2
. 𝑦1
2
+ π‘₯1
2
. 𝑦2
2
+ π‘₯2
2
. 𝑦1
2
π‘₯1. π‘₯2 + 𝑦1. 𝑦2
2
≀ π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
. π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
2. π‘₯1. π‘₯2 + 𝑦1. 𝑦2 ≀ 2 π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
. π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
π‘₯1
2
+ 2 π‘₯1. π‘₯2 + π‘₯2
2
+ 𝑦1
2
+ 2𝑦1. 𝑦2 + 𝑦2
2
≀ π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
+ 2 π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
. π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
+ π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
π‘₯1 + π‘₯2
2
+ 𝑦1 + 𝑦2
2
≀ π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
. π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
2
π‘₯1 + π‘₯2
2 + 𝑦1 + 𝑦2
2 ≀ π‘₯1
2
+ 𝑦1
2
. π‘₯2
2
+ 𝑦2
2
𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2
∴ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘˜π‘‘π‘– π‘π‘Žβ„Žπ‘€π‘Ž 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2
𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2
1. Gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 + 𝑧2 dengan cara seperti
penjumlahan pada vector jika diketahui 𝑧1 = 3 + 2𝑖 dan 𝑧2 = 1 βˆ’ 3i
2. Gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dengan cara seperti
pengurangan pada vector jika diketahui 𝑧1 = 9 + 6𝑖 dan 𝑧2 = 4 βˆ’ 7i
3. Diketahui bilangan kompleks 𝑧1 = 2 + 6𝑖 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2 = 3 βˆ’ 4𝑖. gambarkan
bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 + 𝑧2, π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dengan cara seperti
penjumlahan dan pengurangan pada vector!
4. Selesaikan bilangan kompleks berikut dengan cara analitik dan grafik
: βˆ’3 + 5𝑖 + 4 + 2𝑖 + 5 βˆ’ 3𝑖 + βˆ’4 βˆ’ 6𝑖 =
5. Buktikan: Z1. Z2 = Z1 . Z2
6. tentukan dengan menggunakan modulus (nilai mutlak)
3 + 1𝑖) + (4 + 3𝑖 =
7. Nyatakanlah 𝑧 = 3 + 𝑖 dalam bentuk polar dan bentuk eksponen!
analisa kompleks kelompok 1.pptx

More Related Content

What's hot

Powerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubPowerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubroysmahajani
Β 
Nilai mutlak intoduction and definition
Nilai mutlak   intoduction and definitionNilai mutlak   intoduction and definition
Nilai mutlak intoduction and definitionAtikaFaradilla
Β 
Inner Product Space
Inner Product SpaceInner Product Space
Inner Product SpacePatel Raj
Β 
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERFAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERRarasenggar
Β 
Curve sketching
Curve sketchingCurve sketching
Curve sketchingVishal Bajaj
Β 
Metric space
Metric spaceMetric space
Metric spaceNaliniSPatil
Β 
Tracing of cartesian curve
Tracing of cartesian curveTracing of cartesian curve
Tracing of cartesian curveKaushal Patel
Β 
Aksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclideAksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclideagusloveridha
Β 
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptxKELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptxThomiAzZarowi
Β 
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLEMuhammad Nur Chalim
Β 
Grup permutasi 1
Grup permutasi 1Grup permutasi 1
Grup permutasi 1pramithasari27
Β 
Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaNida Shafiyanti
Β 
Series solution to ordinary differential equations
Series solution to ordinary differential equations Series solution to ordinary differential equations
Series solution to ordinary differential equations University of Windsor
Β 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaRaden Maulana
Β 
Calculus of One Variable
Calculus of One VariableCalculus of One Variable
Calculus of One Variabledilip ghule
Β 
transformasi-pembuktian
transformasi-pembuktiantransformasi-pembuktian
transformasi-pembuktianorenji hyon
Β 

What's hot (20)

Powerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubPowerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutub
Β 
Nilai mutlak intoduction and definition
Nilai mutlak   intoduction and definitionNilai mutlak   intoduction and definition
Nilai mutlak intoduction and definition
Β 
Inner Product Space
Inner Product SpaceInner Product Space
Inner Product Space
Β 
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERFAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
Β 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
Β 
Curve sketching
Curve sketchingCurve sketching
Curve sketching
Β 
Metric space
Metric spaceMetric space
Metric space
Β 
Tracing of cartesian curve
Tracing of cartesian curveTracing of cartesian curve
Tracing of cartesian curve
Β 
Aksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclideAksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclide
Β 
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptxKELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
Β 
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.3 dan 3.4 ROBERT G BARTLE
Β 
P1 . norm vector space
P1 . norm vector spaceP1 . norm vector space
P1 . norm vector space
Β 
keterbagian
keterbagianketerbagian
keterbagian
Β 
Grup permutasi 1
Grup permutasi 1Grup permutasi 1
Grup permutasi 1
Β 
Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbola
Β 
Series solution to ordinary differential equations
Series solution to ordinary differential equations Series solution to ordinary differential equations
Series solution to ordinary differential equations
Β 
Ursula
UrsulaUrsula
Ursula
Β 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I Kombinatorika
Β 
Calculus of One Variable
Calculus of One VariableCalculus of One Variable
Calculus of One Variable
Β 
transformasi-pembuktian
transformasi-pembuktiantransformasi-pembuktian
transformasi-pembuktian
Β 

Similar to analisa kompleks kelompok 1.pptx

Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksRochimatulLaili
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxrimanurmalasarispd
Β 
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska RiauGeseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska RiauNurfhadilah Yusdi
Β 
PPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkaranPPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkarantrisno direction
Β 
Hubungan antara parabola dengan garis2
Hubungan antara parabola dengan garis2Hubungan antara parabola dengan garis2
Hubungan antara parabola dengan garis2Wiri Biri Green
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratIndah Lestari
Β 
RPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadratRPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadratfajarcoeg
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganAndry Lalang
Β 
kalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptxkalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptxyulan20
Β 
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialIntegral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialFitria Maghfiroh
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriRahmahFitri4
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksNurmini RuddiaNa
Β 

Similar to analisa kompleks kelompok 1.pptx (20)

Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadrat
Β 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
Β 
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska RiauGeseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Β 
PPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkaranPPT Persamaan garis singgung lingkaran
PPT Persamaan garis singgung lingkaran
Β 
Materi integral tak tentu
Materi integral tak tentuMateri integral tak tentu
Materi integral tak tentu
Β 
Hubungan antara parabola dengan garis2
Hubungan antara parabola dengan garis2Hubungan antara parabola dengan garis2
Hubungan antara parabola dengan garis2
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Β 
RPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadratRPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadrat
Β 
Bab 2 koordinat
Bab 2 koordinatBab 2 koordinat
Bab 2 koordinat
Β 
Bab 2 koordinat
Bab 2 koordinatBab 2 koordinat
Bab 2 koordinat
Β 
Bab 2 koordinat
Bab 2 koordinatBab 2 koordinat
Bab 2 koordinat
Β 
Bab 2 koordinat
Bab 2 koordinatBab 2 koordinat
Bab 2 koordinat
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Β 
kalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptxkalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptx
Β 
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialIntegral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
Β 

analisa kompleks kelompok 1.pptx

  • 1. ANALISA KOMPLEKS KELOMPOK 1 : DIKI WAHYUDI (201913500290) SADDAM HUSAIN K (201913500331) M NUR FADLI (201913500324)
  • 2.
  • 3. β€’ Bilangan kompleks dapat didefinisikan melalui pasangan terurut (x,y) dari bilangan real yang diinterprestasikan melalui bidang kompleks, dengan koordinat empat persegi panjang x dan y. Bilangan x dapat digambarkan melalui titik (x,0) pada sumbu real. Dari sini terlihat bahwa himpunan bilangan real termuat dalam himpunan bilangan kompleks. Bilangan kompleks yang berbentuk (0,y) berhubungan dengan titik pada sumbu y dan disebut bilangan imajiner murni. Sumbu y disebut juga sumbu imajiner. β€’ Bidang kompleks (terkadang disebut bidang Argan atau bidang Gauss) adalah sebuah bidang yang dibentuk oleh bilangan kompleks melalui sistem koordinat Kartesius. Sumbu –x pada bidang tersebut merepresentasikan garis real yang disebut bagian real, sementara sumbu –y merepresentasikan garis imajiner yang disebut bagian imajiner. Bidang kompleks dilambangkan C.
  • 4. ● Definisi penjumlahan dua bilangan kompleks 𝑧1 = π‘₯1 + 𝑦1dan 𝑧2 = π‘₯2 + 𝑦2, bilangan 𝑧1 + 𝑧2 berhubungan dengan titik π‘₯1 + π‘₯2, 𝑦1 + 𝑦2 . ● Pengurangan 𝑧1– 𝑧2 menyatakan jumlah dari vektor 𝑧1dan – 𝑧2, 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dapat diinterprestasikan melalui arah segmen garis dari titik π‘₯2, 𝑦2 ketitik π‘₯1, 𝑦1 .
  • 5. Diketahui bilangan kompleks 𝑧1 = 1 + 3𝑖 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2 = 3 βˆ’ 2𝑖 gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 + 𝑧2, π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dengan cara seperti penjumlahan dan pengurangan pada vector. Penyelesaian : ● 𝑧1 + 𝑧2 = 1 + 3𝑖 + 3 βˆ’ 2𝑖 = 4 + 𝑖 ● 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = 1 + 3𝑖 βˆ’ 3 βˆ’ 2𝑖 = βˆ’2 + 5𝑖
  • 6. πŸ‘ + πŸ’π’Š + πŸ“ + πŸπ’Š = 3 + 5 + 𝑖 4 + 2 = πŸ– + πŸ”π’Š πŸ‘ + πŸ’π’Š + πŸ“ + πŸπ’Š = 3 + 5 𝟐 + 4 + 2 𝟐 = 𝟏𝟎 hasil ini akan sama dengan πŸ– + πŸ”π’Š = πŸ–πŸ + πŸ”πŸ = 𝟏𝟎 Jadi, Bilangan kompleks 𝑧 yang berhubungan dengan titik-titik pada lingkaran dengan pusat 𝑧0 dan berjari-jari R memenuhi persamaan 𝑧 βˆ’ 𝑧0 = 𝑅.
  • 7. Gambarkan 𝑧 βˆ’ 1 + 2𝑖 = 3 dan 𝑧 + 1 < 2 pada bilangan z. Jawab : ● 𝑧 βˆ’ 1 + 2𝑖 = 3 dapat ditulis 𝑧 βˆ’ (1 + 2𝑖) = 3 merupakan lingkaran berpusat di 𝑧1 = 1 βˆ’ 2𝑖 = (1, βˆ’2) berjari-jari 3. (gambar a) ● 𝑧 + 1 < 2 atau 𝑧 βˆ’ (βˆ’π‘–) < 2 menytakan daerah lingkaran yang berpusat di 𝑧1 = βˆ’i = (0, βˆ’1) berjari-jari 2. (gambar b)
  • 8. ● Konjungkat atau sekawan kompleks atau sekawan dari Sekawan kompleks 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 adalah didefinisikan dengan π‘₯ – 𝑖𝑦 dan dinyatakan dengan 𝑧 , yaitu; 𝑧 = π‘₯ – 𝑖𝑦. ● Bilangan 𝑧 adalah dinyatakan dengan titik (π‘₯, βˆ’π‘¦) yang merupakan pencerminan terhadap sumbu real π‘₯ dari titik (π‘₯, 𝑦) yang dinyatakan dengan z.
  • 9. 1. 𝑧 = 𝑧 dan 𝑧 = 𝑧 untuk setiap z Pembuktian : Misalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 = π‘₯2 + 𝑦2 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯2 + (βˆ’π‘¦)2= π‘₯2 + 𝑦2 Jadi terbukti bahwa 𝑧 = 𝑧 2. Jika 𝑧1 = π‘₯1 + 𝑖𝑦1π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2 = π‘₯2 + 𝑖𝑦2, maka a. 𝑧1 + 𝑧2 = 𝑧1 + 𝑧2 π‘₯1 + 𝑖𝑦1 + π‘₯2 + 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 + π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 𝑧1 + 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 + π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 Jadi terbukti bahwa 𝑧1 + 𝑧2 = 𝑧1 + 𝑧2 b. 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 π‘₯1 + 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 + 𝑖𝑦2 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ’ π‘₯2 + 𝑖𝑦2 Jadi terbukti bahwa 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ’ 𝑧2
  • 10. c. 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 (π‘₯1 + 𝑖𝑦1) βˆ™ (π‘₯2 + 𝑖𝑦2) = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 + π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2𝑦1𝑦2 π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 + π‘₯1𝑖𝑦2 + 𝑖2𝑦1𝑦2 = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑦1𝑦2 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 βˆ™ π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2 𝑦1𝑦2 = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑦1𝑦2 Jadi, terbukti bahwa 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 d. 𝑧1 𝑧2 = 𝑧1 𝑧2 ; 𝑧2 β‰  0 π‘₯1 + 𝑖𝑦1 π‘₯2 + 𝑖𝑦2 Γ— π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2 𝑦1𝑦2 π‘₯2 2 βˆ’ π‘₯1𝑖𝑦2 + π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2𝑦2 2 = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2 𝑦1𝑦2 π‘₯2 2 βˆ’ 𝑖2𝑦2 2 = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 + 𝑖2 𝑦1𝑦2 π‘₯2 2 + 𝑦2 2 𝑧1 𝑧2 = π‘₯1 βˆ’ 𝑖𝑦1 π‘₯2 βˆ’ 𝑖𝑦2 Γ— π‘₯2 + 𝑖𝑦2 π‘₯2 + 𝑖𝑦2 = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2 𝑦1𝑦2 π‘₯2 2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2𝑦2 2 = π‘₯1 βˆ™ π‘₯2 + π‘₯1𝑖𝑦2 βˆ’ π‘₯2𝑖𝑦1 βˆ’ 𝑖2 𝑦1𝑦2 π‘₯2 2 + 𝑦2 2
  • 11. 3. Penjumlahan 𝑧 + 𝑧 dari bilangan kompleks 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 dan sekawannya 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 adalah bilangan real 2π‘₯ dan pengurangannya 𝑧 βˆ’ 𝑧 adalah bilangan imajiner murni 2𝑖𝑦. Jadi 2 𝑅𝑒 𝑧 = 𝑧 + 𝑧 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑅𝑒 𝑧 = 𝑧+𝑧 2 dan 2𝑖 . πΌπ‘š 𝑧 = 𝑧 βˆ’ 𝑧 atau Im 𝑧 = π‘§βˆ’π‘§ 2𝑖 Pembuktian :  𝑧 + 𝑧 = 2𝑅𝑒 𝑧 Dimisalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 maka 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 π‘₯ + 𝑖𝑦 + π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯ + 𝑖𝑦 + π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = 2π‘₯ Dikarenakan x = 𝑅𝑒 𝑧 maka 2x = 2𝑅𝑒 𝑧 Jadi terbukti bahwa 𝑧 + 𝑧 = 2𝑅𝑒 𝑧  𝑧 βˆ’ 𝑧 = 2πΌπ‘š 𝑧 Dimisalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 maka 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 π‘₯ + 𝑖𝑦 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯ + 𝑖𝑦 βˆ’ π‘₯ + 𝑖𝑦 = 2𝑖𝑦 = 2πΌπ‘š(𝑧) Dikarenakan x = 𝑅𝑒 𝑧 maka 2x = 2𝑅𝑒 𝑧 Jadi terbukti bahwa 𝑧 βˆ’ 𝑧 = 2πΌπ‘š 𝑧
  • 12. Definisi: β€œJika 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 bilangan kompleks, maka modulus dari z, ditulis 𝑧 dan didefinisikan sebagai 𝒛 = 𝒙 + π’Šπ’š = π’™πŸ + π’šπŸ β€œ Definisi ini menunjukan bahwa 𝑧 merupakan bilangan real positif atau nol. Secara geometri, bilangan z adalah jarak antara titik (x,y) dan titik asal 0=(0,0), atau Panjang dari vektor yang dinyatakan dengan z. Akibat dari definisi tersebut, jika 𝑧1 = (π‘₯1, 𝑦1) dan 𝑧2 = π‘₯2, 𝑦2 , π‘šπ‘Žπ‘˜π‘Ž 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 = (π‘₯1 βˆ’ π‘₯2)2 + (𝑦1 βˆ’ 𝑦2)2 , Menyatakan jarak antara 𝑧1π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2. Selanjutnya apabila 𝑧1 = π‘₯1 + 𝑦1𝑖 dan r bilangan real positif, maka 𝑧 βˆ’ 𝑧1 = π‘Ÿ menyatakan lingkaran berpusat di titik 𝑧1 = (π‘₯1, 𝑦1) berjari-jari r. sedangkan 𝑧 βˆ’ 𝑧1 < r menyatakan daerah di dalam lingkaran yang berpusat di 𝑧1 = (π‘₯1, 𝑦1) berjari-jari r. Penting sekali diingat bahwa tidak ada urutan antara dua bilangan kompleks 𝑧1 dan 𝑧2. Tetapi untuk modulusnya dikenal urutan karena modulus suatu bilangan kompleks merupakan bilangan real.
  • 13. 1. 𝑧 = 𝑧 Pembuktian : Misalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 = π‘₯2 + 𝑦2 dan 𝑧 = π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯2 + (βˆ’π‘¦2) = π‘₯2 + 𝑦2 Jadi terbukti bahwa 𝑧 = 𝑧 2. 𝑧 2 = (𝑅𝑒 𝑧 )2 +(πΌπ‘š 𝑧 )2 = π‘₯ + 𝑖𝑦 2 = π‘₯2 + 𝑦2 2 = π‘₯2 + 𝑦2 Dikarenakan π‘₯ = 𝑅𝑒 π‘₯ dan 𝑦 = πΌπ‘š(π‘₯) maka π‘₯2 + 𝑦2 = 𝑅𝑒(𝑧) 2 + πΌπ‘š(𝑧) 2 Jadi terbukti bahwa 𝑧 2 = (𝑅𝑒 𝑧 )2 +(πΌπ‘š 𝑧 )2 3. 𝑧 2 = 𝑧 βˆ™ 𝑧 Misalkan 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 𝑧 2 = π‘₯ + 𝑖𝑦 2 = π‘₯2 + 𝑦2 2 = π‘₯2 + 𝑦2 𝑧 βˆ™ 𝑧 = π‘₯ + 𝑖𝑦 βˆ™ π‘₯ βˆ’ 𝑖𝑦 = π‘₯2 βˆ’ π‘₯𝑖𝑦 + π‘₯𝑖𝑦 βˆ’ 𝑖2 𝑦2 = π‘₯2 βˆ’ βˆ’1 2 𝑦2 = π‘₯2 + 𝑦2 Jadi terbukti 𝑧 2 = 𝑧 βˆ™ 𝑧
  • 14. 1. 𝑍1. 𝑍2 = 𝑍1 . 𝑍2 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 = (π‘₯1 + 𝑖𝑦1) βˆ™ (π‘₯2 + 𝑖𝑦2) = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ 𝑦1𝑦2 + (π‘₯1𝑦2 + π‘₯2𝑦1) = π‘₯1π‘₯2 βˆ’ 𝑦1𝑦2 2 + (π‘₯1𝑦2 + π‘₯2𝑦1)2 = π‘₯1 2 + π‘₯2 2 + 𝑦1 2 + 𝑦2 2 βˆ’ 2π‘₯1π‘₯2𝑦1𝑦2 + π‘₯1 2 + π‘₯2 2 + 𝑦1 2 + 𝑦2 2 + 2π‘₯1π‘₯2𝑦1𝑦2 = (π‘₯1 2 + 𝑦1 2 )(π‘₯2 2 + 𝑦2 2 ) = (π‘₯1 2 + 𝑦1 2 ) Γ— (π‘₯2 2 + 𝑦2 2 ) = 𝑧1 βˆ™ 𝑧2 Jadi Terbukti bahwa 𝑍1. 𝑍2 = 𝑍1 . 𝑍2 1. 𝑍1 𝑍2 = 𝑍1 𝑍2 Jika 𝑍2 β‰  0 2. 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑍1 + 𝑍2 + 𝑍3+, … , +000 𝑍𝑛 ≀ 𝑍1 + , 𝑍2 + 𝑍3 +, … , + 𝑍𝑛 3. 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 = 𝑍2 βˆ’ 𝑍1 4. 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 ≀ 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 ≀ 𝑍1 βˆ’ 𝑍2
  • 15. Bilangan Kompleks dapat dinyatakan dalam peubah polar yaitu π‘Ÿ dan πœƒ Notasi r yaitu Modulu π‘Ÿ = 𝑧 = π‘₯2 + 𝑦2 Notasi πœƒ yaitu Argumen dari Z πœƒ = π‘Žπ‘Ÿπ‘” 𝑧 = tanβˆ’1 𝑦 π‘₯ Argumen Z yaitu sudut yang terbentuk oleh 𝑧 π‘₯, 𝑦 dengan sumbu real positif.
  • 16. Perlu diperhatikan : π‘Žπ‘Ÿπ‘” 𝑧 =>> Himpunan π΄π‘Ÿπ‘” 𝑧 =>> Bilangan Pada bilangan kompleks 𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ) terdapat dua bilangan kompleks yaitu 𝑧1 = π‘Ÿ(cos πœƒ1 + 𝑖 sin πœƒ1) 𝑧2 = π‘Ÿ(cos πœƒ2 + 𝑖 sin πœƒ2) Dikatakan sama 𝑧1 = 𝑧2 , jika π‘Ÿ1 = π‘Ÿ2 dan πœƒ1 = πœƒ2 + 2π‘˜πœ‹, π‘˜ πœ– 𝑍
  • 17. Bilangan Kompleks terdefinisi jika nilai argumen pada interval (βˆ’πœ‹, πœ‹ Argumen Utama Z (Principal Argument) >>> Aπ‘Ÿπ‘” 𝑧 Jika 𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ) dengan π‘Ÿ > 0 dan 0 ≀ πœƒ < 2πœ‹ atau βˆ’πœ‹ < πœƒ < πœ‹ Maka π‘Žπ‘Ÿπ‘” 𝑧 = Aπ‘Ÿπ‘” 𝑧 + 2π‘›πœ‹ ; 𝑛 πœ– 𝑍
  • 18. Dengan menggunakan rumus Euler : π‘’βˆ’π‘–πœƒ = cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ Bentuk polar bilangan kompleks z dapat diubah menjadi 𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ) = π‘Ÿπ‘’π‘–πœƒ Penulisan 𝑧 = π‘Ÿπ‘’βˆ’π‘–πœƒ merupakan bentuk eksponen dari bilangan kompleks z Selanjutnya kompleks sekawan dari z adalah 𝑧 = π‘Ÿ(cos πœƒ βˆ’ 𝑖 sin πœƒ) = π‘Ÿ(cos βˆ’πœƒ βˆ’ 𝑖 sin βˆ’πœƒ ) = π‘Ÿπ‘’βˆ’π‘–πœƒ
  • 19.
  • 20. Tentukan argument z, jika 𝑧 = βˆ’1 βˆ’ 𝑖 πœƒ terletak di kuadran III, sehingga jika diambil putaran positif Arg z = 5πœ‹ 4 . Akan tetapi jawaban ini salahm karena adanya Batasan nilai utama Argmen πœƒ yaitu βˆ’πœ‹ < πœƒ ≀ πœ‹. Oleh karena itu, kita harus mengambil putaran negative (putaran kanan), sehingga Arg βˆ’1 + 𝑖 = βˆ’ 3πœ‹ 4 , dan arg βˆ’1 + 𝑖 = βˆ’ 3πœ‹ 4 + 2π‘˜πœ‹
  • 21. Sifat dari modulus dan sekawan memungkinkan untuk menurunkan sifat aljabar dari ketaksamaan segitiga, dengan menentukan suatu batas atas untuk modulus dari penjumlahan dua bilangan kompleks 𝑧1 dan 𝑧2 : 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2 Ketaksamaan ini sangat penting dalam geometri, yang menyatakan bahwa panjang suatu sisi pada suatu segitiga adalah lebih kecil atau sama dengan jumlah panjang dua sisi yang lainnya. Sebagai catatan adalah suatu kesamaan apabila titik 𝑧1, 𝑧2dan 0 adalah kolinier.
  • 22. 0 ≀ π‘₯1. 𝑦2 βˆ’ π‘₯2. 𝑦1 2 0 ≀ π‘₯1 2 . 𝑦2 2 + π‘₯2 2 . 𝑦1 2 βˆ’ 2 π‘₯1. π‘₯2. 𝑦1. 𝑦2 2 π‘₯1. π‘₯2. 𝑦1. 𝑦2 ≀ π‘₯1 2 . 𝑦2 2 + π‘₯2 2 . 𝑦1 2 π‘₯1 2 . 𝑦2 2 + π‘₯2 2 . 𝑦1 2 + 2 π‘₯1. π‘₯2. 𝑦1. 𝑦2 ≀ π‘₯1 2 . 𝑦2 2 + π‘₯2 2 . 𝑦1 2 + π‘₯1 2 . 𝑦2 2 + π‘₯2 2 . 𝑦1 2 π‘₯1. π‘₯2 + 𝑦1. 𝑦2 2 ≀ π‘₯1 2 + 𝑦1 2 . π‘₯2 2 + 𝑦2 2 2. π‘₯1. π‘₯2 + 𝑦1. 𝑦2 ≀ 2 π‘₯1 2 + 𝑦1 2 . π‘₯2 2 + 𝑦2 2 π‘₯1 2 + 2 π‘₯1. π‘₯2 + π‘₯2 2 + 𝑦1 2 + 2𝑦1. 𝑦2 + 𝑦2 2 ≀ π‘₯1 2 + 𝑦1 2 + 2 π‘₯1 2 + 𝑦1 2 . π‘₯2 2 + 𝑦2 2 + π‘₯2 2 + 𝑦2 2 π‘₯1 + π‘₯2 2 + 𝑦1 + 𝑦2 2 ≀ π‘₯1 2 + 𝑦1 2 . π‘₯2 2 + 𝑦2 2 2 π‘₯1 + π‘₯2 2 + 𝑦1 + 𝑦2 2 ≀ π‘₯1 2 + 𝑦1 2 . π‘₯2 2 + 𝑦2 2 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2 ∴ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘˜π‘‘π‘– π‘π‘Žβ„Žπ‘€π‘Ž 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2 𝑍1 + 𝑍2 ≀ 𝑍1 + 𝑍2
  • 23. 1. Gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 + 𝑧2 dengan cara seperti penjumlahan pada vector jika diketahui 𝑧1 = 3 + 2𝑖 dan 𝑧2 = 1 βˆ’ 3i 2. Gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dengan cara seperti pengurangan pada vector jika diketahui 𝑧1 = 9 + 6𝑖 dan 𝑧2 = 4 βˆ’ 7i 3. Diketahui bilangan kompleks 𝑧1 = 2 + 6𝑖 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧2 = 3 βˆ’ 4𝑖. gambarkan bilangan kompleks 𝑧1,𝑧2, 𝑧1 + 𝑧2, π‘‘π‘Žπ‘› 𝑧1 βˆ’ 𝑧2 dengan cara seperti penjumlahan dan pengurangan pada vector! 4. Selesaikan bilangan kompleks berikut dengan cara analitik dan grafik : βˆ’3 + 5𝑖 + 4 + 2𝑖 + 5 βˆ’ 3𝑖 + βˆ’4 βˆ’ 6𝑖 = 5. Buktikan: Z1. Z2 = Z1 . Z2 6. tentukan dengan menggunakan modulus (nilai mutlak) 3 + 1𝑖) + (4 + 3𝑖 = 7. Nyatakanlah 𝑧 = 3 + 𝑖 dalam bentuk polar dan bentuk eksponen!