SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa II 
Dosen : Harudin S.Kep. Ns. 
ANALISA PROSES INTERAKSI 
O L E H : 
KELOMPOK I : 
HELMIWATY 
M. YASIR L 
ARNISYANTI 
RIJAL ZAHROMI 
WD. SITI NURJAYA 
CICI NOVIKANA 
WD.JUNIANTI 
A3.Keperawatan 
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA 
KENDARI 
2010 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur patut kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat 
dan hidayah-Nya sehigga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. 
Didalam makalah ini penulis membahas tentang ‘Analisia Proses Interaksi”” Penulis 
menggunakan beberapa literature sebagai panduan kami dalam menyusun makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari 
kesempurnaan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi meningkatkan mutu dan kesempurnaan dalam penyusunan makalah 
kami berikutnya. 
Kendari, Juni 2010 
Penulis 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i 
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A.Latar Belakang……………………………………………………………...……. 1 
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………......... 1 
C.Tujuan…………………………………………………………………………… 2 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian analisa proses interaksi.................................................................. 
3 
B. Tujuan analisa proses interaksi………………………………………………… 
3
C. Pendokumentasian analisa proses interaksi………………………………………….... 
3 
D. Fase-fase komunikasi…………………………………………………………………………………. 
5 
E. Variabel analisa proses interaksi ………………………………………………..................... ……….. 
13 
BAB III PUNUTUP 
A.Kesimpulan……………………….…………………………………………….. 16 
B.Saran……………………………………………………………………............. 17 
DAFTAR PUSTAKA 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar belakang 
Keperawatn jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatn jiwa yang 
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik 
sebagai kiatnya. Praktik keperatan jiwa terjadi dalam konteks social dan lingkungan.Perwat 
jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian 
dan prilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan 
praktik keperawatn 
Perlunya komunikasi terapeutik sebagai dasar yang digunakan untuk membentuk 
hubungan antara perawat dank lien.Komunikasi ini adalah modalitas utama pada keperawatn 
psikiatrik.Untuk menjadi komunikator yang efektif, perawat harus menyadari pesan 
nonverbal klien sebagaimana menyadari pesan verbal. Kemampuan berfokus baik pada isi 
maupun konteks pesan membuat perawat dapat membantu klien berbicara secara terbuka 
mengenai perasaan mereka.
Dalam semua interksi, klien harus dapat mempercayai perawat dan merasa aman serta 
dihargai ketika pikiran yang ada di dalam diri, emosi, dan masalh pribadinya diungkap dan 
dipaparkan.Dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat terhadap klien perlu adanya 
pendokumentasian kumunikasi terapeutik tersebut. 
B. Rumusan masalah 
Adapun rumusan maslah dalm makalh ini yaitu ‘ 
a) Apa yang dimaksud dengan analisa proses interaksi ? 
b) Apa tujuan analisa proses interaksi ? 
c) Bagaimana Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi ? 
d) Bagaimana Fase-Fase Komunikasi ? 
e) Bagaimana variabel Analisa Proses Interksi ? 
C. Tujuan 
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain : 
a) Untuk mengetahui pegertian API 
b) Untuk mengetahui tujuan API 
c) Untuk mengetahui bagaimana Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi 
d) Untuk mengetahui Fase-Fase Komunikasi 
e) Untuk mengetahui variabel API
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian API 
Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat 
kerja yang dipakai perawat (mahasiswa ) untuk memahami interaksi yang terjadi antara 
perawat dan klien. 
Analisa proses interaksi merupakan analisa mendalam yang dilakukan perawat 
terhadap interaksi yang terjadi antara perawat dengan klien 
Analisa proses interpersonal ialah suatu cara mencatat komunikasi terapeutik 
antara perawat dan klien. Komponennya adalah tujuan, faktor perkembangan, interaksi 
antara perawat dan klien, interpretasi (rasional teknik) pikiran, perasaan, dan kebutuhan. 
B. Tujuan Analisa Proses Interaksi 
1. Meningkatkan kemampuan mendengar 
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi 
3. Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan 
( mahasiswa ) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi 
CI/supervisior/pembibimbing untuk memberi arahan 
4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah 
perkembangan dan perubahan pendekatan perawat 
5. Membantu perwat merencanakan tindakan keperawatan 
C. Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi 
Komunikasi terapiutik terjadi antara dua individu, perawat dan klien, dan 
menggambarkan kepribadian masing-masing individu. Analisis proses interpersonal
(API) mempertimbangkan bukan hanya pikiran dan perasaan klien, tetapi juga perasaan 
dan pikiran perawat ( kesadaran diri perawat ) . tujuan (API) adalah mendokumentasikan 
komunikasi dengan klien untuk mengkaji perilaku, pikiran, perasaan dan kebutuhan klien 
serta mendokumentasikan kesadaran diri perawat. Alat ini membantu perawat 
menentukan tujuan dari interaksi yang berpusat pada klien. Beberapa dari tujuan proses 
keperawatan, yang hasil akhirnya adalah klien yang dapat menyelesaikan masalah, tujuan 
(API) bersifat jangka pendek,yang di capai hanya terkait dengan komunikasi spesifik 
tersebut. Tujuan di nyatakan dengan istilah yang dapat di ukur, menggunakan kata kerja 
tindakan masalahnya Tn.anderson akan menyatakan kekhawatiran tentang tanggung 
jawab membesarkan cucunya. 
API memiliki awal, pertengahan dan akhir. Tahap awal ( orientasi ) meliputi pertanyaan 
terbuka yang di gunakan perawat untuk mendorong klien memilih topik, dan identifikasi 
tujuan. Tahap pertengahan (kerja) menggambarkan penggunaan teknik komunikasi 
terapiutik fokus untuk memperoleh gambaran komperehensif tentang situasi dan pikiran, 
kebutuhan dan hubungan yang terkait. Tahap akhir meliputi terminasi sementara atau 
terminasi akhir dalam hubungan perawat klien . 
 Halaman Sampul 
Beberapa format dapat digunakan untuk mencatat komunikasi terapeutik 
antara perawat dan klien .Format berikut membuat komponen komunikasi 
terapeutik yang paling penting untuk dicatat.Saat mahasiswa perawat menguasai 
keterampilan komunikasi terapeutik, komponen tersebut menjadi daftar periksa 
dalam pikiran saat proses interpersonal berlangsung. Pada saat ini, dokumentasi 
tertulis dalam format berikut membantu mahasiswa mengembangkan kerangka 
kerja dalam melaksanakan intervensi keperawatan vital ini. 
Kerangka kerja tertulis API dimulai denagan halaman sampul yang 
memuat tujuan interaksi yang berpusat pada klien, ahli teori perkembangan yang 
perawat pilih untuk menjelaskan ststus perkembangan klien, serta pengkajian 
tahap perkembangan klien. 
 Interaksi dan Interpretasi 
Interaksi antara klien dan perawat di catat sedapat mungkin mendekati 
verbatim (kata-kata dalam interaksi tersebut) dan mencakup komunikasi proses
nonverbal. Sesi praktik antara dua mahasiswa perawat 9satu mahasiswa berperan 
sebagai perawat dan yang lain berperan sebagai klien) dapat di rekam di vidio 
sehingga transkripsi verbatim dapat di tulis. Upaya ini memungkinkan perawat 
mengkaji keberhasilannya dalam mendengar aktif, memerhatikan isyarat, 
menetapkan tujuan yang berpusat pada klien dan tujuan yang diidentifikasi klien, 
menggunakan teknik pertanyaanterfokus secara cermat untuk mengumpulkan data 
data yang mendalam dari klien, mengidentifikasi persepsi klien tentang insiden 
daari awal sampai akhir, dan mengkaji hubungan antara partisipan, serta memandu 
klien dalam menghasilkan solusi. Merekam dividio juga memungkinkan 
mahasiswa juga melihat perilaku nonverbal yang membantu dan menghambat 
proses komunikasi terapiutik. 
Perawat menganalisis dan menginterprestasi setiap interaksi perawat klien. 
Perawat mengidentifikasi teknik komunikasi terapiutik khusus yang digunakan, 
rasional menggunakan teknik tersebut, pikiran dan perasaan tentang dirinya 
sendiri dan klien pada waktu tersebut secara tepat, dan kebutuhannya sendiri 
selama interaksi, apabila intervensi yang dilakukan tidak terapeutik, perawat akan 
mengidentifikasi secara jelas intervensi yang lebih terapiutik . gambaran tentang 
interaksi meliputi pesan verbal dan nonverbal perawat dan klien serta informasi 
yang relevan tentang lingkungan, seperti suara, panas, cahaya, keberadaan orang 
lain, dan posisi setiap orang. 
 Evaluasi 
API diakhiri dengan evaluasi diri perawat.Ada juga alat evaluasi rekan 
sejawat yang dapt digunakan untuk mengkaji API mahasiswa lain yang direkam di 
video.Kedua alat ini membantu mahasiswa mengidentifikasi area perkembangan 
keterampilan komunikasi terapeutik dan area yang membutuhkan lebih banyak 
praktik. 
D. Fase-Fase Komunikasi 
a. Tahap Preinteraksi 
Merupakan tahap di mana perawat akan bertemu dengan klien. 
· Tugas Perawat pada tahap preinteraksi
1. Mendapatkan informasi ttg klien (dari medical record atau sumber lainnya) 
2. Mencari literatur yg berkaitan dengan masalah yang di alami klien 
3. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri 
4. Menganalisa kekuatan dan dan kelemahan profesional diri 
5. Membuat rencana pertemuan dengan klien: 
- Tipe spesifik data yang akan dicari 
- Metode yg tepat untuk wawancara 
- Seting ruang/waktu yg tepat 
b. Tahap Orientasi 
Merupakan tahap di mana perawat pertama kali bertemu dengan klien 
· Tugas perawat pada tahap Orientasi 
1. Membangun iklim percaya, memahami penerimaan dan komunikasi terbuka 
2. Memformulasikan kontrak dengan klien 
Tugas perawat dalam tahap ini adalah melakukan kontrak dengan klien. 
Komponen Kontrak dg Klien 
• Nama perawat atau klien 
• Peran yang diharapkan dari perawat dan klien 
• Tanggung jawab dari perawat dan klien 
• Tujuan 
• Kerahasiaan 
• Harapan 
• Topik 
• Waktu dilakukannya interaksi. 
c. Tahap Kerja 
Merupakan tahap dimana perawat memulai kegiatan 
Tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan 
pada tahap prainteraksi. 
d. Tahap Terminasi 
Merupakan tahap di mana perawat akan menghentikan interaksinya dg klien
Tahap ini bisa merupakan tahap terminasi sementara maupun akhir. 
Tugas perawat pada tahap terminasi 
1. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, 
psikomotor, maupun afektif 
2. Merencanakan tindak lanjut dg klien 
3. Melakukan kontrak 
4. Mengakhiri terminasi dg cara yang baik 
 Berikut ini beberapa terapi yang dapat digunakan oleh perawat : 
 Terapi modalitas 
1. Terapi Individual 
Terapi individual adalah pembentukan hubungan yang terstruktur 
antara perawat klien untuk mencapai perubahan pada diri klien.perawat 
dan klien secara bersama-sama merumuskan tujuan dan saling menentukan 
komponen-komponen praktis dari hubungan terapi, seperti penjadwalan 
dan pembiayaan. 
Dalam fase kerja, klien menjadi lebih terlibat dalam eksplorasi diri. 
Dalam fase ini perwat bekerja dengan isi (cerita ) dan proses ataw 
( perasaan ) yang di kaitkan dengan penderitaan pasien. 
Fase terminasi terjadi saat klien dan perawat menentukan bahwa penutup 
dari suatu hubungan telah tepat.biasanya kedua pihak setuju bahwa 
masalah yang mengawali hubungan terapeutik sudah lebih dapat di tangani 
dari sudut pandang klien dan bahwa tujuan khusus yang di buat sudah 
tercapai.klien mulai merasa dirinya lebih baik dan sering melaporkan 
peningkatan dalam fungsi diri, sosial, atau pekerjaan. Tujuan utama terapi , 
seperti pengurangan distres emosional, perubahan perilaku yang tidak 
baik, peningkatan pertumbuhan dan pekerkembangan klien, serta 
peningkatan kepuasan hidup, telah terpenuh
2. Terapi milieu (lingkungan sosisal) 
Dalam terapi milieu, perawat menggunakan semua aspek 
lingkungan rumah sakit dalam sebuah cara terapeutik. Secara spesifik, 
perawat menciptakan kesempatan untuk perubahanpertumbumbuhan dan 
perilaku dengan berfokus pada nilai terpeutik dari setiap aktivitas dan 
interaksi. Contoh dari menciptakan sebuah lingkungan yang membuat 
klien menerima dukunkungan, pengertian, dan kesempatan untuk 
berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab adalah pertemuan 
komunitas, latihan fisik, dan aktifitas kelompok lainnya. Klien terpajan 
pada peraturan-peraturan, harapan-harapan unit, tekanan dari rekan 
sebaya, dan interaksi sosial. Perawat mendorong komunikasi dan 
pembuatan keputusan, serta menyediakan kesempatan untuk 
meningkatkan harga diri dan mempelajari keterampilanserta perilaku yang 
baru. Dengan berpartisipasinya dalam terapi milieu, dan keterampilan 
sosia serta emosional yang di butuhkan untuk berinteraksi dengan orang 
lain. Tujuan terapi ini adalah memampukan klien untuk hidup di luar 
lingkungan institusi, melalui perolehan kemampuan yang penting untuk 
kelancaran transisi ke dalam komunitas. 
3. Intervensi krisis 
Intervensi krisis adalah suatu proses terapi jangka pendek yanf 
sistematis, yang di dalamnya perawat bekerja sama dengan klien, keluarga, 
atau kelompok yang mengalami situasi sangat berat atu tak 
tertahankan.krisis pada klien dapat berupa krisis perkembangan maupun 
krisis situasional. Krisis tersebut biasanya dapat mereda sendiri, umumnya 
berlangsung selama 4 sampai 6 minggu.sebuah krisis dapat berhasil diatas 
jika klien kembali ketingkat fungsi yang sama atau lebih tinggi dari tingkat 
fungsi sebelum krisis.hasil yang biasa dicapai klien mungkin berupa 
peningkatan rasa kompetensi diri, identifikasi kemungkinan untuk tumbu, 
atau pengembagan rencana masa depan, yang mungkin memerlukan akses 
ke terapi jangka panjang atau jangka pendek atau bahkan hospitalisai. 
4. Terapi biologis
Terapi biologis didasarkan pada model medis yang memandang 
gangguan emosional dan perilaku sebagai suatu gangguan yang spesifik 
atau penyakit. Contoh terapi biologis adalah obat-obatan psikoaktif, 
intervensi nutrisi, fototerapi, terapi elektronvulsif, dan psichosurgery 
( terapi gangguan jiwa dengan membesah otak) . 
5. Terapi kognitf 
Terapi kognitif menggunakan beberapa strategi untuk 
memodifikasi keyakinan dan sikap yang memengaruhi perasaan dan 
perilaku klien. Ketika seseorang mempunyai pandangan negatif terhadap 
diri sendiri, dunia, dan masa depan mereka, mereka cenderung mengolah 
keyakinan yang tidak masuk akal tengtang kemampuan mereka dan 
hubungannya dengan orang lain. Untuk mengatasi masalah klien dari 
perspektif kognitif, perawat secara aktif dan langsung membantu klien 
mempertimbangkan kembali stresor, dan mnengidentifikasi pola pemikiran 
dan keyakinan yang tidak akurat. Intervensi dasar meliputi pengajaran 
subtitusi/penggantian pikiran, penyelesaian masalah, dan cara 
memodifikasi percakapan diri sendiri yang negatif, mulai bermain peran 
dan mencontohkan strategi koping. 
6. Terapi keluarga 
Dalam terapi keluarga, seluruh keluarga disertakan sebagai unit 
penanganan. Semua masalah dalam keluarga dipandang dari sebuah sudut 
pandang yang mengungkapkan bagaimana masing-masing anggota 
keluarga berkontribusi terhadap masalah yang dialami. Dalam bekeja 
dengan keluarga, perawat melalui tiga fase hubungan terapeutik. Fase 
pertama, yanag dinamakan periode kesepakatan oleh terapis keluarga, 
ditandai dengan terbentuknya hubungan antara anggota keluarga dan 
terapis. Pada titik ini, isi diidentifikasi dan tujuan ditetapkan. Fase kedua, 
natau fase kerja, terdiri dari pengubahan pola interaksi, peningkatan 
individu, dan penggalian cara-cara baru dalam berprilaku. Anggota 
keluaarga diikutsertakan dalam mengklarifikasi batasan, peraturan dan 
harapan. Pada fase terminasi, keluarga melihat kembali proses yang dibuat
dalam mencapai tujuan, cara-cara untuk mengatasi isu-isu yang timbul 
kembali dan mempertahankan asuhan yang berkesinambungan. 
Tujuan utama dari terapi adalah meningkatkan fungsi keluarga. 
Tehnik yang sering kali diguakan meliputi perumusan gejala, 
pembentukan kembali perilaku, dan pemberian tugas pekerjaan tugas. 
Dalam merumuskan gejala, komunikasi paradoks digunakan untuk 
mengubah peerilaku yang tidak dapat diterima menghilang ketika perilaku 
menjadi tindakan yang disengaja. Untuk membentuk kembali perilaku 
adalah dengan memberi label kembali perilaku tersebut dengan cara 
menekankan aspek-aspek situasi yang positif. 
7. Terapi kelompok 
Pada metode penanganan ini, seorang perawat spesialis yang 
menjadi terapis dan enam sampai delapan orang bertemu secara teratur 
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan 
hubungan interpersonal dan mengubah pola perilaku yang maladaptif. 
Dalam seting kelompok, perawat terapis menyarankan berbagai 
alternatif caara untuk mengatasi situasi penuh stres. Klien mempelajari 
bagaimana mempelajari bagaimana membuat ekspresi perasaan yang 
sesuai dan menggali cara-cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan 
perubahan pribadi. Dengan pengalaman dalam kelompok, klien dapat 
mengembangkan strategi koping yang baru dan memperkuat keterampilan 
mereka dalam pemecahan masalah. 
Proses kelompok secara khas terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap 
permulaan, yaitu periodde orientasi, para anggota diorientasikan pada apa 
yang diperlukan dalam terapi. Tahap kedua, yaitu fase kerja, dicirikan 
dengan beberapa konflik yang dihubungkan dengan otnomi dan kendali. 
Terapis membantu klien mengeksplorasi isu-isu dan berfokus pada kondisi 
yang ada di sini dan saat ini. Dukungan di berikan kepada anggota pada 
saat mereka mberjuang mengatasi konflik yang terkait dengan keintiman, 
kerja sama dan produktifitas.pada tahap ketiga, atau tahap terminasi, 
kelompok dihubungkan dan dilibatkan dalam interaksi ini memberikan
umpan balik, dukungan, dan toleransi terhadap perbedaan-perbedaan; 
interaksi ini juga menguatkan penyelesaian masalah. 
Beberapa tehnik yang digunakan dalam terapi kelompok serupa 
dengan tehnik yang digunakan dalam terapi individual, dengan modifikasi 
berdasarkan pada tipe klien dan orientasi teoritis yang digunakan dalm 
terapis. 
8. Hipnosis 
Hipnosis digunakan untuk menginduksi relaksasi yang mendalam 
dengan mengubah kesadaran klien. Hasil induksi hipnotik adalah kondisi 
trancelike, yang membuat klien mengungkapkan ingatan, asosiasi mental, 
konsentrasi mereka untuk mengungkapkan kejadian-kejadian besar dalam 
kehidupan dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan tingkat 
distres mereka saat ini. Hipnosis dapat dilaksanakan oleh perawat terapis 
yang telah dididk dalam hipnoterapi klinis. Tujuan utama hipnosis adalah 
membuat klien relaks, merumuskan pandangan yang berbeda mengenai 
beberapa masalah, mengungkapkan perasaan dan pikiran yang ditekan, 
serta memfasilitasi perubahan perilaku. 
9. Terapi bermain 
Terapi bermain memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan 
perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas bermain yang merupakan 
“bahasa di masa kanak-kanak”. Premis dari terapi bermain ini adalah 
bahwa anak-anak berkomunikasi lebih baikmelalui permainan dari pada 
dengan kemapuan verbal mereka. Dengan terapi bermain, perawat terapis 
dapat mengkaji tingkat perkembangan dan status emosional anak, 
membuat hipotesa-hipotesa diagnostik, dan menegakkan intervensi 
terapeutik. Pada tahun 1947, Dr Virginia Axline menyusun pedoman 
mengenai prinsip-prinsip terapi bermain. Ia menganjurkan terapis untuk 
mengembangkan hubungan hangat dengan setiap anak dan mengikuti 
keinginan anak selama sesi bermain. supaya terapi ini efektif, terapi harus 
dapat mereflesikan perasaan-perasaan anak dan percaya pada kemampuan 
anak untuk menyelesaikan masalah. Refleksi memberikan umpan balik
kepada anak tentang apa yang sedang terjadi dalam permainan tersebut. 
Saat hubungan terjalin, terapis membuat iterpretasi daari perilaku anak. 
Satu-satunya keterbatasan yang ada selama terapi bermain adalah 
bagaimana memelihara rasa aman, pengamanan, dan realitas pada anak-anak. 
10. Terapi perilaku 
Terapi perilaku didasarkan pada premis bahwa kaerena perilaku itu 
dipelajari, perilaku sehat dapat dipelajari dan menggantikan perilaku 
yaang tidak sehat. Perawat terapis bekerja dengan klien untuk 
mengindentifikasi masalah dan menentukan tujuan tertentu sebagai fokus 
dari perawatan. Intervensi didasarkan pada prinsip-prinsip pengondisian 
klasik dan pengondisian operan serta mengikuti format yang tepat. 
Ada lima tehnik dasar terpi perilaku. Pada model peran, terapis atau orang 
lain mencontohkan perilaku yang diingginkan dan klien mempelajarinya 
melalui praktik dan imitasi. Pada pengondisian operan, yang juga disebut 
penguatan positif, terapis memberi penghargaan kepada kien karena telah 
membuat perubahan perilaku menjadi positif. Modifikasi perilaku terjadi 
ketika klien mencapai tujuan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya; 
perilaku ini secara sistimatis telah dikuatkan oleh umpan balik positif atau 
penghargaan yang diterima. Pada desensitisasi sistematis, klien yang 
menderita akibat fobia diperkenalkan secara berulang-ulang kepada 
stimulus yang menimbulkan fobia pada saat klien berada dalam kondisi 
rileks. Pada terapi pengendalian diri, klien dilatih oleh terapis untuk 
belajar bagaimana mengubah kata-kata negatif dan membimbing mereka 
sampai memperoleh pengendalian atas tindakan mereka. Tehnik yang 
terakhir terapi aversi ( menghindari ) atau terapi refleks terkondisi, 
didasarkan pada prinsif penguatan negatif. Perilaku abnormal yang dipilih 
disandingkan dengan pengalaman yang tidak nyaman, dan klien segera 
belajar untuk tidak mengulangi perilaku demi menghindari konsekuensi 
negatif akibat perilaku tersebut. 
11. Terapi Singkat
Terapi singkat ( psikoterapi dinamis jangja pendek) dikrmbangkan 
dari penelitian Drs. Frans Alexander dan Thomas Freench, yang 
menangani penyakit psikosomatik dengan membantu klien mengatasi 
masalah psikologis yang merangsang efek fisiologis.Terapi ini juga 
menekankan pada perawatan klien dalam waktu sesingkat mungkin 
biasanya dalam 15 sesi atau kurang. 
12. Terapi Bermain 
Terapi bermain memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan 
perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas bermain yang merupakan ‘ 
bahasa dimas kanak-kanak’.Premis dari terapi bermain ini adalah bahwa 
anak-anak berkomunikasi lebih baik melalui permainan daripada dengan 
kemampuan verbal meraka. 
13. Terapi pikiran-jasmani-rohani 
Terapi pikiran-jasmani-rohani disebut juga terapi alternatif atau 
terapi pelenkap adalah kombinasi berbagai pengobatan tradisional barat 
dan timur. Sering kali klien dibimbing untuk menjalani terapi pikiran-jasmani- 
rohani sebagai tambahan dari perawatan tradisional atau jika 
terapi konvensional tampak tidak efektif. Sebuah perspektif utama dari 
timur adalah bahwa kita semua adalah “satu dengan alam” dan bahwa 
masing-masing orang mempunyai energi kehidupan yang disebut qi atau 
ch’i, yang harus dihargai dan dipelihara untuk meni ngkatkan 
keharmonisan dan kesejahteraan internal. Dua bagian energi kehidupan 
yang dikenal sebagai “yin” dan “yang” merepresentasikan kesinambungan 
antara energi-energi yang berlawanan (positif dan negatif) di dunia. 
E. Variabel Analisa Proses Interaksi 
Variabel dari analisa proses interaksi (API) adalah : 
- Komunikasi verbal 
Komunikasi adalah proses yang digunakan individu untuk 
bertukar informasi. Pesan-pesan secara simultan dikirim dan diterima 
dengan dua cara : secara verbal melalui penggunaan kata-kata, dan secara 
nonverbal, melalui perilaku yang menyertai ucapan ( Balzer-Riley,1996).
Komunikasi verbal terdiri dari kata-kata yang digunakan individu 
untuk berbicara kepada satu atau pendengar atau lebih.Kata-kata 
merupakan symbol yang digunakn untuk mengidentifikasi obyek dan 
konsep yang didiskusikan. 
Keterampilan komunikasi verbal : 
· Menggunakan pesan kongkret 
· Komunikasi terapeuyik 
· Menginterpretasi sinyal atau isyarat 
- Komunikasi Non Verbal 
Komunikasi nonverbal adalah perilaku yang menyertai isi verbal, 
seperti gerak tubuh, ekspresi wajah dan mata, nada suara, kecepatan dan 
keenggenan bicara, suara mendengur dan suara merintih, serta jarak dari 
pendengar.Komunikasi nonverbal dapat menunjukkan pikiran, perasaan, 
kebutuhan, dan nilai pembicara, yang kebanyakan ditunjukan secara tidak 
sadar. 
Keterampilan komunikasi nonverbal : 
· Menginterpretasi ekspresi wajah 
· Menginterpretasi bahasa tubuh 
· Menginterpretasi isyarat vokal 
· Menginterpretasi kontak mata 
- Analisis berpusat pada klien 
Perawat tidak memilih topic yang akan didiskusikan, klien yang 
mengidentifikasi masalah yang ingin dibicarakannya.Perawat 
menggunakan keterampilan mendengar aktif untuk mengidentifikasi topic 
masalah.Penyelidikan yang cermat dengan menggunakan banyak 
pertanyaan yang difokuskan dengan baik membantu perawat memahami 
pengalaman klien.Tujuan diidentifikasi olrh klien dan pengumpulan 
informasi tentang topic ini difokuskan pada klien.Perawat berperan 
sebagai pemandu dalam percakapan ini.Komunikasi terapeutik berpusat 
pada upaya mencapai tujuan selama batas waktu percakapan.
- Analisa berpusat pada perawat 
Banyak situasi terapeutik memerlukan penyelesian maslah.Perawat 
tidak diharapkan menjadi seorang ahli ataumengatakan kepada klien hal 
ynag perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya.Sering kali, hanya 
dengan membantu klien mendiskusikan dan mengeksplorasi persepsinya 
terhadap masalahnya akan menstimulasi ditemukannya solusi yang 
potensial dalam pikiran klien.Perawat harus memperkenalkan konsep 
penyelesaikan masalah dan menyiapkan diri dalam proses ini.Perawat 
yang memandu klien untuk menyelesaikan masalahnya dengan 
mengembangkan strategi koping yang baru, mempertahankan atau 
meningkatkan harga diri klien, dan menunjukkan kenyakinan bahwa klien 
mampu berubah.Tujuan ini mendorong klien untuk mengembangkan 
daftar keterampilannya dan merasa kompoten, dan perasaan efektif serta 
memiliki kendali adalah keadaan nyaman untuk setiap klien.
ANALISA PROSES INTERAKSI 
Nama : Tn.”DM” Hari/Tanggal : Jumat, 6 Juni 2003” 
Usia : 34 Th Waktu : 10.00– 10.15 wita 
Interaksi : Ke III (Fase Kerja) Tujuan : Setelah Intervensi Keperawatan 
Lingkungan : Posisi Duduk berdampingan di samping K dapat mengenal tentang pentingnya 
tempat tidur. kebersihan diri. 
Deskripsi : Penampilan K nampak tidak rapi, rabut tidak disisir, menggunakan celana pendek, memakai baju kaos. 
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal 
Analisa 
Berfokus pada 
Klien 
Analisa Berfokus 
pada Perawat Rasional 
P: Selamat pagi Mas 
K: Selamat Pak 
P: Bagaimana perasaannya hari ini ? Masih 
ingat nama saya tidak ? 
K: 
P: Boleh saya duduk di sini dan cerita-cerita 
dengan ibu ± 10 menit 
K : Tidak apa-apa 
P: Menghampiri K, 
tersenyum, berdiri di 
sampng tempat tidur K 
K: Melihat ke arah P, sambil 
tersenyum, kemudian 
pandangan ke tempat lain. 
P: Kontak mata, bicara santai 
tapi jelas. 
K: Menunduk dan meludah. 
P: Tetap tersenyum dan 
mempertahankan kontak 
mata. 
K: Kontak mata kurang, terus 
meludah. 
P: Tenang, rileks, 
Mungkin 
bertanya dalam 
hati, maksud 
kedatanagn 
perawat. 
K berfikir bahwa 
ia tidak 
mengalami 
perubahan. 
Merasa ragu, 
apakah pasien 
mau menerima 
kehadiran P. 
Perasaan masih 
ragu apakah K 
dapat menerima 
kehadiran P. 
Berusaha 
mengetahui 
keadaan hari ini , 
dan kebutuhan 
yang harus segera 
dipenuhi saat ini. 
Salam merupakan 
langkah awal untuk 
membina interaksi. 
Pertanyaan terbuka 
memberi kesempatan 
K untuk menentukan 
arah permbicaraan. 
Informing, menjelaskan 
kontak untuk 
memudahkan 
intervensi selanjutnya.
P: Masih ingat sama saya Mas “DM” 
K: 
P: Masa lupa, kemarin kan kita sudah 
kenalan dan janji mau ketemu, nama 
saya Mathius. 
K: 
P: Bagaimana tidurnya semalam ? 
K: Tidur ! 
mempertahankan kontak 
mata. 
K: Melamun dan menunduk. 
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal 
Analisa Berfokus 
pada Klien 
Analisa Berfokus 
pada Perawat 
Rasional 
P: Bagaimana Mas “DM” perasaannya pagi ini, 
kelihatannya ibu nampak lesuh, Apa ibu sudah 
mandi ? 
K: Belum....., nanti h saja. 
P: Bagusnya Mas “DM” mandi supaya badannya 
terasa segar. 
K : Ia nanti......! 
P: Baik Mas “DM”, terima kasih sudah mau cerita 
dengan saya. Boleh saya kembali sebentar siang 
untuk cerita-cerita lagi ? 
K: Terima - kasih 
P: Kontak mata, bicara santai 
tapi jelas. 
K : Memandang ke arah P 
kemudian pandangan ke 
tempat lain. 
P: Menatap ke arah K 
K: Menunduk dan meludah. 
P : Bicara santai tapi jelas. 
K : Tampak berpikir sambil 
menunduk. 
Bersikap persuasif 
agar klien dapat 
bekerja sama 
menjalankan kontrak 
sebelumnya. 
Memberikan 
penguatan dengan 
harapan K terus mau 
cerita. 
Informing menjelaskan 
kontak untuk 
memudahkan intervensi 
selanjutnya. 
Memberikan dorongan 
dan penguatan terhadap 
pernyataan klien.
P: Kontak mata tetap, nada 
bersahabat tidak menuduh 
atau menghakimi. 
K : Tersenyum dan menunduk. 
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal 
Analisa Berfokus 
pada Klien 
Analisa Berfokus pada 
Perawat 
Rasional 
K: Iya Pa Mantri, sekarang sih, sua 
K: Ka G………………… 
Menunduk, Tidak mau 
menatap P 
K: Tetap menunduk 
P: Sikap terbuka, tetap 
tersenyum. 
K mulai menjawab. Merasa lega karena K 
mau merespon 
stimulus yang 
disampaikan oleh P
P: Ka G, saya disini selama 6 hari mulai hari senin 
sampai sabtu dari jam 8.00 samapi jam 13.00. 
Saya perawat akan bersama-sama Ka G, 
tujuannya adalah kita akan sama-sama 
membahas masalah yang Ka G rasakan, 
mudah-mudahan saya dapat membantu 
memecahkan masalahn7ya, Untuk itu saya 
berharap Ka G mau menceritakan apa yang 
ada dalam fikiran dan perasaan Ka G biar saya 
lebih tahu, Saya akan menjaga 
kerahasiaannya. Apa Ka G setuju ? 
K: Tidak ada jawaban. 
P: Ka G, bagaimana perasaan Ka G hari ini? 
P: Tetap tersenyum, 
memperhatikan K, dengan 
sikap terbuka. 
K: pandangan tetap 
menunduk, ekspresi wajah 
datar. 
P: Tetap tersenyum, tetap 
mempertahankan kontak 
mata. 
K: Ekspresi wajah nampak 
datar. 
P: Menggunakan nada suara 
sedang tapi jelas 
Mulai berfikir – 
fikir tentang tujuan 
perawat 
mendekatinya 
Berpikir apakah K mau 
melanjutkan interaksi, 
berfikir untuk interaksi 
selanjutnya. 
Berharap K mulai mau 
berinteraksi d 
Informing : memberikan 
informasi tentang waktu 
dan tujuan perawat 
mengadakan interkasi 
dengan K. 
Kalimat terbuka memberi 
kesempatan pada K 
untuk mengungkapkan 
…..
ANALISA PROSES INTERAKSI 
Nama : Tn “DM” Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Juni 2003 
Usia : 34 Th Waktu : 13.00 – 13.10 wita 
Interaksi : Fase Terminasi Tujuan : Setelah Intervensi 
Keperawatan 
Lingkungan : Posisi Duduk berdampingan di samping K dapat menerima perpisahan 
tempat tidur. secara wajar. 
Deskripsi : Penampilan K nampak rapi, rabut disisir, menggunakan celana jeans, 
memakai baju kaos dan memakai sendal. 
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal 
Analisa 
Berfokus pada 
Klien 
Analisa Berfokus 
pada Perawat Rasional 
P: Selamat siang Mas “DM” 
K: Selamat siang. 
P: Bagaimana perasaannya hari ini bu ? 
Apakah sudah makan bu ? 
K: Sudah. 
P: Boleh saya duduk di sini dan cerita-cerita 
dengan ibu ± 10 menit 
P: Menghampiri K, 
tersenyum, berdiri di 
samping tempat tidur K 
K: Melihat ke arah P, sambil 
tersenyum. 
P: Kontak mata, bicara santai 
tapi jelas. 
K: Menganggukkan kepala. 
P: Tetap tersenyum dan 
mempertahankan kontak 
mata. 
Merasa ragu, 
apakah K mau 
menerima 
perpisahan ini. 
Perasaan masih 
ragu apakah K 
dapat menerima 
perpisahan. 
Pada akhir interaksi 
harus dilakukan 
terminasi. 
Perawat dengan Klien, 
menerima perpisahan 
dengan wajar.
K : Duduk paK. 
P: Oh iya Mas “DM”, apakah ibu masih ingat 
tujuan kita bertemu, dimana waktu itu kita 
sama-sama cerita untuk membantu 
masalah yang ibu rasakan, Bagaimana 
menurut ibu apa merasa ada baikan/enak 
? Saya melihat Mas “DM” sekarang, 
sudah banyak berubah karena sudah 
mau cerita dengan orang lain dan 
sekarang sudah nampak segar dan 
rapih. 
K: Ia pak 
K: Menatap ke arah P sambil 
tersenyum. 
P: Tenang, rileks, 
mempertahankan kontak 
mata. 
K: Menatap P dan tersenyum 
Memikirkan topik 
apa lagi yang 
harus ditanyakan 
ke P 
Merasakan 
adanya 
perubahan dalam 
dirinya. 
Merasa lega 
karena K mau 
merespon stimulus 
yang disampaikan 
P. 
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal 
Analisa 
Berfokus pada 
Klien 
Analisa Berfokus 
pada Perawat Rasional 
P: Oh ya, agar perasaan mau mengamuk 
dan marah – marah Mas “DM” dapat 
melakukan misalnya jangan suka 
melamun, cari kesibukan di rumah, dll. 
K: Ia pak, nanti ku coba. 
P: Bagus bu, selain itu yang perlu ibu 
lakukan di rumah adalah ibu harus cerita-cerita 
dengan orang di rumah, dan jangan 
lupa minum obat secara teratur dan ingat 
P: Tersenyum, dan 
mempertahankan kontak 
mata. 
K: Melihat ke arah P, sambil 
tersenyum. 
P: Berbicara dengan suara 
lembut tapi jelas dan 
mempertahankan kontak 
mata. 
Berusaha untuk 
melaksanakan 
apa yang 
dianjurkan P 
Merasa bahwa 
Senang karena K 
dapat menangkap 
apa yang 
disampaikan oleh 
P. 
Merasa lega 
karena K mau 
merespon stimulus 
yang disanmpaikan 
Saran : memberi 
alternatif ide untuk 
pemecahan masalah. 
Reinforcement 
meningkatkan harga 
diri klien.
kembali kontrol ke dokter di Polik. 
K: Ia pak. 
P: Nah, kalau begitu pertemuan ini, kita 
cukupkan sampai di sini dulu, mudah-mudahan 
semua yang sudah kita 
bicarakan dapat bermanfaat bagi ibu. 
Selamat siang bu. 
K: Terima kasih pak, selamat siang. 
K: Wajah nampak ceria. 
P: Tetap tersenyum dan 
mempertahankan kontak 
mata. 
K: Menatap ke arah P dan 
tersenyum. 
ada yang akan 
membantu. 
P. 
Informing memberikan 
informasi dan fakta 
untuk pendidikan 
kesehatan. 
Melakukan terminasi 
akhir interaksi.
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
 Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat 
kerja yang dipakai perawat (mahasiswa ) untuk memahami interaksi yang terjadi 
antara perawat dan klien. 
 Tujuan Analisa Proses InteraksiMeningkatkan kemampuan mendengar 
a) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi 
b) Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan 
( mahasiswa ) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi 
CI/supervisior/pembibimbing untuk memberi arahan 
c) Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta 
mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat 
d) Membantu perwat merencanakan tindakan keperawataN 
 Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi 
a) Halaman sampul 
b) Interaksi dan interpretasi 
c) Evaluasi 
 Fase-Fase Komunikasi 
a) Tahap preinteraksi 
b) Tahap orientasi 
c) Tahap kerja 
d) Tahap terminasi 
 Variabel dari analisa proses interaksi (API) adalah : 
a) Komunikasi verbal 
b) Komunikasi Non Verbal 
c) Analisis berpusat pada klien 
d) Analisa berpusat pada perawat
B. Saran 
Perlunya komunikasi terapeutik sebagai dasar yang digunakan untuk membentuk 
hubungan antara perawat dan klien.Komunikasi ini adalah modalitas utama pada 
keperawatn psikiatrik.Diharapkan bagi perawat dalam melakukan tindakan untuk 
memahami interaksi antara perawat dank lien serta mampu mendokumentasikan setiap 
tindakan yang dilakukan. 
DAFTAR PUSTAKA 
Copel Linda Carmen.2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.Pedoman Klinis Perawat Edisi 2.EGC : 
Jakarta. 
Isaacs Ann. 2004. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik, Edisi 3. EGC : Jakarta. 
Sulistiwati dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta. 
Videbeck L. Sheila. 20 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC : Jakarta.

More Related Content

What's hot

makalah Komunikasi dalam keperawatan
makalah Komunikasi dalam keperawatanmakalah Komunikasi dalam keperawatan
makalah Komunikasi dalam keperawatanMJM Networks
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikCahya
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)
Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)
Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)Septian Muna Barakati
 
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 2 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutikppghybrid4
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanyounkOyounk
 
CARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.ppt
CARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.pptCARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.ppt
CARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.pptTYASLARASATI
 
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptxKonsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptxHanaFebriyanti1
 
System dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatanSystem dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatanAmalia Senja
 
Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primerasadul usud
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanI Gede Purnawinadi
 
Perkembangan sejarah Keperawatan
Perkembangan sejarah KeperawatanPerkembangan sejarah Keperawatan
Perkembangan sejarah KeperawatanDarwis Maulana
 
Timbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatanTimbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatanSulistia Rini
 
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

makalah Komunikasi dalam keperawatan
makalah Komunikasi dalam keperawatanmakalah Komunikasi dalam keperawatan
makalah Komunikasi dalam keperawatan
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Makalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatanMakalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatan
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)
Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)
Makalah terapi aktivitas kelompok (tak)
 
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 2 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
 
Nurse as patient advocate.ppt
Nurse as patient advocate.pptNurse as patient advocate.ppt
Nurse as patient advocate.ppt
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
CARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.ppt
CARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.pptCARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.ppt
CARING DALAM KEPERAWATAN - TM 1.ppt
 
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptxKonsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
 
System dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatanSystem dokumentasi keperawatan
System dokumentasi keperawatan
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primer
 
Proposal TAK
Proposal TAKProposal TAK
Proposal TAK
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
Perkembangan sejarah Keperawatan
Perkembangan sejarah KeperawatanPerkembangan sejarah Keperawatan
Perkembangan sejarah Keperawatan
 
Timbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatanTimbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatan
 
Api waham 1
Api waham 1Api waham 1
Api waham 1
 
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
 

Viewers also liked

Analisa proses interaksi
Analisa proses interaksiAnalisa proses interaksi
Analisa proses interaksiBida Nirwana
 
Api isolasi sosial ida
Api isolasi sosial idaApi isolasi sosial ida
Api isolasi sosial idaMaulia Hindun
 
Proposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanProposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanRha Rha
 
laporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahlaporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahMas Mawon
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan DiriLaporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan DiriYusuf Saktian
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKMas Mawon
 
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas KelompokProporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas KelompokYusuf Saktian
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialLaporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialYusuf Saktian
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 

Viewers also liked (20)

Teori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksiTeori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksi
 
Analisa proses interaksi
Analisa proses interaksiAnalisa proses interaksi
Analisa proses interaksi
 
Api isolasi sosial ida
Api isolasi sosial idaApi isolasi sosial ida
Api isolasi sosial ida
 
Makalah Perancangan APAR
Makalah Perancangan APAR Makalah Perancangan APAR
Makalah Perancangan APAR
 
Proposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanProposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyan
 
LP BBLR
LP BBLRLP BBLR
LP BBLR
 
laporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahlaporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendah
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan waham
 
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan DiriLaporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
 
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas KelompokProporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialLaporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 

Similar to API-ANALISIS

Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepWarnet Raha
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikedhaBulu
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienAlfiahSeptianiSiradj
 
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanMakalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanDiana Ary
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptxyogiwijanarko1
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetikyopie21
 
Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Diana Ary
 
Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 1 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 1 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutikppghybrid4
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Diana Ary
 
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Lintang Diah Y
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1vhyapriscilla
 

Similar to API-ANALISIS (20)

Makalah api klpk 1 kls a3 kep (2)
Makalah api klpk 1 kls a3 kep (2)Makalah api klpk 1 kls a3 kep (2)
Makalah api klpk 1 kls a3 kep (2)
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
 
Erniyy punyaa
Erniyy punyaaErniyy punyaa
Erniyy punyaa
 
Analisa proses interaksi
Analisa proses interaksiAnalisa proses interaksi
Analisa proses interaksi
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
 
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanMakalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetik
 
Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7
 
4457-materials.pdf
4457-materials.pdf4457-materials.pdf
4457-materials.pdf
 
Teori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksiTeori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksi
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 1 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 1 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

API-ANALISIS

  • 1. Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa II Dosen : Harudin S.Kep. Ns. ANALISA PROSES INTERAKSI O L E H : KELOMPOK I : HELMIWATY M. YASIR L ARNISYANTI RIJAL ZAHROMI WD. SITI NURJAYA CICI NOVIKANA WD.JUNIANTI A3.Keperawatan PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI 2010 KATA PENGANTAR Puji syukur patut kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehigga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Didalam makalah ini penulis membahas tentang ‘Analisia Proses Interaksi”” Penulis menggunakan beberapa literature sebagai panduan kami dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
  • 2. sifatnya membangun demi meningkatkan mutu dan kesempurnaan dalam penyusunan makalah kami berikutnya. Kendari, Juni 2010 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang……………………………………………………………...……. 1 B.Rumusan Masalah…………………………………………………………......... 1 C.Tujuan…………………………………………………………………………… 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian analisa proses interaksi.................................................................. 3 B. Tujuan analisa proses interaksi………………………………………………… 3
  • 3. C. Pendokumentasian analisa proses interaksi………………………………………….... 3 D. Fase-fase komunikasi…………………………………………………………………………………. 5 E. Variabel analisa proses interaksi ………………………………………………..................... ……….. 13 BAB III PUNUTUP A.Kesimpulan……………………….…………………………………………….. 16 B.Saran……………………………………………………………………............. 17 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatn jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatn jiwa yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik keperatan jiwa terjadi dalam konteks social dan lingkungan.Perwat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan prilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatn Perlunya komunikasi terapeutik sebagai dasar yang digunakan untuk membentuk hubungan antara perawat dank lien.Komunikasi ini adalah modalitas utama pada keperawatn psikiatrik.Untuk menjadi komunikator yang efektif, perawat harus menyadari pesan nonverbal klien sebagaimana menyadari pesan verbal. Kemampuan berfokus baik pada isi maupun konteks pesan membuat perawat dapat membantu klien berbicara secara terbuka mengenai perasaan mereka.
  • 4. Dalam semua interksi, klien harus dapat mempercayai perawat dan merasa aman serta dihargai ketika pikiran yang ada di dalam diri, emosi, dan masalh pribadinya diungkap dan dipaparkan.Dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat terhadap klien perlu adanya pendokumentasian kumunikasi terapeutik tersebut. B. Rumusan masalah Adapun rumusan maslah dalm makalh ini yaitu ‘ a) Apa yang dimaksud dengan analisa proses interaksi ? b) Apa tujuan analisa proses interaksi ? c) Bagaimana Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi ? d) Bagaimana Fase-Fase Komunikasi ? e) Bagaimana variabel Analisa Proses Interksi ? C. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain : a) Untuk mengetahui pegertian API b) Untuk mengetahui tujuan API c) Untuk mengetahui bagaimana Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi d) Untuk mengetahui Fase-Fase Komunikasi e) Untuk mengetahui variabel API
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian API Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa ) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien. Analisa proses interaksi merupakan analisa mendalam yang dilakukan perawat terhadap interaksi yang terjadi antara perawat dengan klien Analisa proses interpersonal ialah suatu cara mencatat komunikasi terapeutik antara perawat dan klien. Komponennya adalah tujuan, faktor perkembangan, interaksi antara perawat dan klien, interpretasi (rasional teknik) pikiran, perasaan, dan kebutuhan. B. Tujuan Analisa Proses Interaksi 1. Meningkatkan kemampuan mendengar 2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi 3. Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan ( mahasiswa ) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi CI/supervisior/pembibimbing untuk memberi arahan 4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat 5. Membantu perwat merencanakan tindakan keperawatan C. Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi Komunikasi terapiutik terjadi antara dua individu, perawat dan klien, dan menggambarkan kepribadian masing-masing individu. Analisis proses interpersonal
  • 6. (API) mempertimbangkan bukan hanya pikiran dan perasaan klien, tetapi juga perasaan dan pikiran perawat ( kesadaran diri perawat ) . tujuan (API) adalah mendokumentasikan komunikasi dengan klien untuk mengkaji perilaku, pikiran, perasaan dan kebutuhan klien serta mendokumentasikan kesadaran diri perawat. Alat ini membantu perawat menentukan tujuan dari interaksi yang berpusat pada klien. Beberapa dari tujuan proses keperawatan, yang hasil akhirnya adalah klien yang dapat menyelesaikan masalah, tujuan (API) bersifat jangka pendek,yang di capai hanya terkait dengan komunikasi spesifik tersebut. Tujuan di nyatakan dengan istilah yang dapat di ukur, menggunakan kata kerja tindakan masalahnya Tn.anderson akan menyatakan kekhawatiran tentang tanggung jawab membesarkan cucunya. API memiliki awal, pertengahan dan akhir. Tahap awal ( orientasi ) meliputi pertanyaan terbuka yang di gunakan perawat untuk mendorong klien memilih topik, dan identifikasi tujuan. Tahap pertengahan (kerja) menggambarkan penggunaan teknik komunikasi terapiutik fokus untuk memperoleh gambaran komperehensif tentang situasi dan pikiran, kebutuhan dan hubungan yang terkait. Tahap akhir meliputi terminasi sementara atau terminasi akhir dalam hubungan perawat klien .  Halaman Sampul Beberapa format dapat digunakan untuk mencatat komunikasi terapeutik antara perawat dan klien .Format berikut membuat komponen komunikasi terapeutik yang paling penting untuk dicatat.Saat mahasiswa perawat menguasai keterampilan komunikasi terapeutik, komponen tersebut menjadi daftar periksa dalam pikiran saat proses interpersonal berlangsung. Pada saat ini, dokumentasi tertulis dalam format berikut membantu mahasiswa mengembangkan kerangka kerja dalam melaksanakan intervensi keperawatan vital ini. Kerangka kerja tertulis API dimulai denagan halaman sampul yang memuat tujuan interaksi yang berpusat pada klien, ahli teori perkembangan yang perawat pilih untuk menjelaskan ststus perkembangan klien, serta pengkajian tahap perkembangan klien.  Interaksi dan Interpretasi Interaksi antara klien dan perawat di catat sedapat mungkin mendekati verbatim (kata-kata dalam interaksi tersebut) dan mencakup komunikasi proses
  • 7. nonverbal. Sesi praktik antara dua mahasiswa perawat 9satu mahasiswa berperan sebagai perawat dan yang lain berperan sebagai klien) dapat di rekam di vidio sehingga transkripsi verbatim dapat di tulis. Upaya ini memungkinkan perawat mengkaji keberhasilannya dalam mendengar aktif, memerhatikan isyarat, menetapkan tujuan yang berpusat pada klien dan tujuan yang diidentifikasi klien, menggunakan teknik pertanyaanterfokus secara cermat untuk mengumpulkan data data yang mendalam dari klien, mengidentifikasi persepsi klien tentang insiden daari awal sampai akhir, dan mengkaji hubungan antara partisipan, serta memandu klien dalam menghasilkan solusi. Merekam dividio juga memungkinkan mahasiswa juga melihat perilaku nonverbal yang membantu dan menghambat proses komunikasi terapiutik. Perawat menganalisis dan menginterprestasi setiap interaksi perawat klien. Perawat mengidentifikasi teknik komunikasi terapiutik khusus yang digunakan, rasional menggunakan teknik tersebut, pikiran dan perasaan tentang dirinya sendiri dan klien pada waktu tersebut secara tepat, dan kebutuhannya sendiri selama interaksi, apabila intervensi yang dilakukan tidak terapeutik, perawat akan mengidentifikasi secara jelas intervensi yang lebih terapiutik . gambaran tentang interaksi meliputi pesan verbal dan nonverbal perawat dan klien serta informasi yang relevan tentang lingkungan, seperti suara, panas, cahaya, keberadaan orang lain, dan posisi setiap orang.  Evaluasi API diakhiri dengan evaluasi diri perawat.Ada juga alat evaluasi rekan sejawat yang dapt digunakan untuk mengkaji API mahasiswa lain yang direkam di video.Kedua alat ini membantu mahasiswa mengidentifikasi area perkembangan keterampilan komunikasi terapeutik dan area yang membutuhkan lebih banyak praktik. D. Fase-Fase Komunikasi a. Tahap Preinteraksi Merupakan tahap di mana perawat akan bertemu dengan klien. · Tugas Perawat pada tahap preinteraksi
  • 8. 1. Mendapatkan informasi ttg klien (dari medical record atau sumber lainnya) 2. Mencari literatur yg berkaitan dengan masalah yang di alami klien 3. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri 4. Menganalisa kekuatan dan dan kelemahan profesional diri 5. Membuat rencana pertemuan dengan klien: - Tipe spesifik data yang akan dicari - Metode yg tepat untuk wawancara - Seting ruang/waktu yg tepat b. Tahap Orientasi Merupakan tahap di mana perawat pertama kali bertemu dengan klien · Tugas perawat pada tahap Orientasi 1. Membangun iklim percaya, memahami penerimaan dan komunikasi terbuka 2. Memformulasikan kontrak dengan klien Tugas perawat dalam tahap ini adalah melakukan kontrak dengan klien. Komponen Kontrak dg Klien • Nama perawat atau klien • Peran yang diharapkan dari perawat dan klien • Tanggung jawab dari perawat dan klien • Tujuan • Kerahasiaan • Harapan • Topik • Waktu dilakukannya interaksi. c. Tahap Kerja Merupakan tahap dimana perawat memulai kegiatan Tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap prainteraksi. d. Tahap Terminasi Merupakan tahap di mana perawat akan menghentikan interaksinya dg klien
  • 9. Tahap ini bisa merupakan tahap terminasi sementara maupun akhir. Tugas perawat pada tahap terminasi 1. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, psikomotor, maupun afektif 2. Merencanakan tindak lanjut dg klien 3. Melakukan kontrak 4. Mengakhiri terminasi dg cara yang baik  Berikut ini beberapa terapi yang dapat digunakan oleh perawat :  Terapi modalitas 1. Terapi Individual Terapi individual adalah pembentukan hubungan yang terstruktur antara perawat klien untuk mencapai perubahan pada diri klien.perawat dan klien secara bersama-sama merumuskan tujuan dan saling menentukan komponen-komponen praktis dari hubungan terapi, seperti penjadwalan dan pembiayaan. Dalam fase kerja, klien menjadi lebih terlibat dalam eksplorasi diri. Dalam fase ini perwat bekerja dengan isi (cerita ) dan proses ataw ( perasaan ) yang di kaitkan dengan penderitaan pasien. Fase terminasi terjadi saat klien dan perawat menentukan bahwa penutup dari suatu hubungan telah tepat.biasanya kedua pihak setuju bahwa masalah yang mengawali hubungan terapeutik sudah lebih dapat di tangani dari sudut pandang klien dan bahwa tujuan khusus yang di buat sudah tercapai.klien mulai merasa dirinya lebih baik dan sering melaporkan peningkatan dalam fungsi diri, sosial, atau pekerjaan. Tujuan utama terapi , seperti pengurangan distres emosional, perubahan perilaku yang tidak baik, peningkatan pertumbuhan dan pekerkembangan klien, serta peningkatan kepuasan hidup, telah terpenuh
  • 10. 2. Terapi milieu (lingkungan sosisal) Dalam terapi milieu, perawat menggunakan semua aspek lingkungan rumah sakit dalam sebuah cara terapeutik. Secara spesifik, perawat menciptakan kesempatan untuk perubahanpertumbumbuhan dan perilaku dengan berfokus pada nilai terpeutik dari setiap aktivitas dan interaksi. Contoh dari menciptakan sebuah lingkungan yang membuat klien menerima dukunkungan, pengertian, dan kesempatan untuk berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab adalah pertemuan komunitas, latihan fisik, dan aktifitas kelompok lainnya. Klien terpajan pada peraturan-peraturan, harapan-harapan unit, tekanan dari rekan sebaya, dan interaksi sosial. Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, serta menyediakan kesempatan untuk meningkatkan harga diri dan mempelajari keterampilanserta perilaku yang baru. Dengan berpartisipasinya dalam terapi milieu, dan keterampilan sosia serta emosional yang di butuhkan untuk berinteraksi dengan orang lain. Tujuan terapi ini adalah memampukan klien untuk hidup di luar lingkungan institusi, melalui perolehan kemampuan yang penting untuk kelancaran transisi ke dalam komunitas. 3. Intervensi krisis Intervensi krisis adalah suatu proses terapi jangka pendek yanf sistematis, yang di dalamnya perawat bekerja sama dengan klien, keluarga, atau kelompok yang mengalami situasi sangat berat atu tak tertahankan.krisis pada klien dapat berupa krisis perkembangan maupun krisis situasional. Krisis tersebut biasanya dapat mereda sendiri, umumnya berlangsung selama 4 sampai 6 minggu.sebuah krisis dapat berhasil diatas jika klien kembali ketingkat fungsi yang sama atau lebih tinggi dari tingkat fungsi sebelum krisis.hasil yang biasa dicapai klien mungkin berupa peningkatan rasa kompetensi diri, identifikasi kemungkinan untuk tumbu, atau pengembagan rencana masa depan, yang mungkin memerlukan akses ke terapi jangka panjang atau jangka pendek atau bahkan hospitalisai. 4. Terapi biologis
  • 11. Terapi biologis didasarkan pada model medis yang memandang gangguan emosional dan perilaku sebagai suatu gangguan yang spesifik atau penyakit. Contoh terapi biologis adalah obat-obatan psikoaktif, intervensi nutrisi, fototerapi, terapi elektronvulsif, dan psichosurgery ( terapi gangguan jiwa dengan membesah otak) . 5. Terapi kognitf Terapi kognitif menggunakan beberapa strategi untuk memodifikasi keyakinan dan sikap yang memengaruhi perasaan dan perilaku klien. Ketika seseorang mempunyai pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan mereka, mereka cenderung mengolah keyakinan yang tidak masuk akal tengtang kemampuan mereka dan hubungannya dengan orang lain. Untuk mengatasi masalah klien dari perspektif kognitif, perawat secara aktif dan langsung membantu klien mempertimbangkan kembali stresor, dan mnengidentifikasi pola pemikiran dan keyakinan yang tidak akurat. Intervensi dasar meliputi pengajaran subtitusi/penggantian pikiran, penyelesaian masalah, dan cara memodifikasi percakapan diri sendiri yang negatif, mulai bermain peran dan mencontohkan strategi koping. 6. Terapi keluarga Dalam terapi keluarga, seluruh keluarga disertakan sebagai unit penanganan. Semua masalah dalam keluarga dipandang dari sebuah sudut pandang yang mengungkapkan bagaimana masing-masing anggota keluarga berkontribusi terhadap masalah yang dialami. Dalam bekeja dengan keluarga, perawat melalui tiga fase hubungan terapeutik. Fase pertama, yanag dinamakan periode kesepakatan oleh terapis keluarga, ditandai dengan terbentuknya hubungan antara anggota keluarga dan terapis. Pada titik ini, isi diidentifikasi dan tujuan ditetapkan. Fase kedua, natau fase kerja, terdiri dari pengubahan pola interaksi, peningkatan individu, dan penggalian cara-cara baru dalam berprilaku. Anggota keluaarga diikutsertakan dalam mengklarifikasi batasan, peraturan dan harapan. Pada fase terminasi, keluarga melihat kembali proses yang dibuat
  • 12. dalam mencapai tujuan, cara-cara untuk mengatasi isu-isu yang timbul kembali dan mempertahankan asuhan yang berkesinambungan. Tujuan utama dari terapi adalah meningkatkan fungsi keluarga. Tehnik yang sering kali diguakan meliputi perumusan gejala, pembentukan kembali perilaku, dan pemberian tugas pekerjaan tugas. Dalam merumuskan gejala, komunikasi paradoks digunakan untuk mengubah peerilaku yang tidak dapat diterima menghilang ketika perilaku menjadi tindakan yang disengaja. Untuk membentuk kembali perilaku adalah dengan memberi label kembali perilaku tersebut dengan cara menekankan aspek-aspek situasi yang positif. 7. Terapi kelompok Pada metode penanganan ini, seorang perawat spesialis yang menjadi terapis dan enam sampai delapan orang bertemu secara teratur dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan hubungan interpersonal dan mengubah pola perilaku yang maladaptif. Dalam seting kelompok, perawat terapis menyarankan berbagai alternatif caara untuk mengatasi situasi penuh stres. Klien mempelajari bagaimana mempelajari bagaimana membuat ekspresi perasaan yang sesuai dan menggali cara-cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan perubahan pribadi. Dengan pengalaman dalam kelompok, klien dapat mengembangkan strategi koping yang baru dan memperkuat keterampilan mereka dalam pemecahan masalah. Proses kelompok secara khas terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap permulaan, yaitu periodde orientasi, para anggota diorientasikan pada apa yang diperlukan dalam terapi. Tahap kedua, yaitu fase kerja, dicirikan dengan beberapa konflik yang dihubungkan dengan otnomi dan kendali. Terapis membantu klien mengeksplorasi isu-isu dan berfokus pada kondisi yang ada di sini dan saat ini. Dukungan di berikan kepada anggota pada saat mereka mberjuang mengatasi konflik yang terkait dengan keintiman, kerja sama dan produktifitas.pada tahap ketiga, atau tahap terminasi, kelompok dihubungkan dan dilibatkan dalam interaksi ini memberikan
  • 13. umpan balik, dukungan, dan toleransi terhadap perbedaan-perbedaan; interaksi ini juga menguatkan penyelesaian masalah. Beberapa tehnik yang digunakan dalam terapi kelompok serupa dengan tehnik yang digunakan dalam terapi individual, dengan modifikasi berdasarkan pada tipe klien dan orientasi teoritis yang digunakan dalm terapis. 8. Hipnosis Hipnosis digunakan untuk menginduksi relaksasi yang mendalam dengan mengubah kesadaran klien. Hasil induksi hipnotik adalah kondisi trancelike, yang membuat klien mengungkapkan ingatan, asosiasi mental, konsentrasi mereka untuk mengungkapkan kejadian-kejadian besar dalam kehidupan dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan tingkat distres mereka saat ini. Hipnosis dapat dilaksanakan oleh perawat terapis yang telah dididk dalam hipnoterapi klinis. Tujuan utama hipnosis adalah membuat klien relaks, merumuskan pandangan yang berbeda mengenai beberapa masalah, mengungkapkan perasaan dan pikiran yang ditekan, serta memfasilitasi perubahan perilaku. 9. Terapi bermain Terapi bermain memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas bermain yang merupakan “bahasa di masa kanak-kanak”. Premis dari terapi bermain ini adalah bahwa anak-anak berkomunikasi lebih baikmelalui permainan dari pada dengan kemapuan verbal mereka. Dengan terapi bermain, perawat terapis dapat mengkaji tingkat perkembangan dan status emosional anak, membuat hipotesa-hipotesa diagnostik, dan menegakkan intervensi terapeutik. Pada tahun 1947, Dr Virginia Axline menyusun pedoman mengenai prinsip-prinsip terapi bermain. Ia menganjurkan terapis untuk mengembangkan hubungan hangat dengan setiap anak dan mengikuti keinginan anak selama sesi bermain. supaya terapi ini efektif, terapi harus dapat mereflesikan perasaan-perasaan anak dan percaya pada kemampuan anak untuk menyelesaikan masalah. Refleksi memberikan umpan balik
  • 14. kepada anak tentang apa yang sedang terjadi dalam permainan tersebut. Saat hubungan terjalin, terapis membuat iterpretasi daari perilaku anak. Satu-satunya keterbatasan yang ada selama terapi bermain adalah bagaimana memelihara rasa aman, pengamanan, dan realitas pada anak-anak. 10. Terapi perilaku Terapi perilaku didasarkan pada premis bahwa kaerena perilaku itu dipelajari, perilaku sehat dapat dipelajari dan menggantikan perilaku yaang tidak sehat. Perawat terapis bekerja dengan klien untuk mengindentifikasi masalah dan menentukan tujuan tertentu sebagai fokus dari perawatan. Intervensi didasarkan pada prinsip-prinsip pengondisian klasik dan pengondisian operan serta mengikuti format yang tepat. Ada lima tehnik dasar terpi perilaku. Pada model peran, terapis atau orang lain mencontohkan perilaku yang diingginkan dan klien mempelajarinya melalui praktik dan imitasi. Pada pengondisian operan, yang juga disebut penguatan positif, terapis memberi penghargaan kepada kien karena telah membuat perubahan perilaku menjadi positif. Modifikasi perilaku terjadi ketika klien mencapai tujuan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya; perilaku ini secara sistimatis telah dikuatkan oleh umpan balik positif atau penghargaan yang diterima. Pada desensitisasi sistematis, klien yang menderita akibat fobia diperkenalkan secara berulang-ulang kepada stimulus yang menimbulkan fobia pada saat klien berada dalam kondisi rileks. Pada terapi pengendalian diri, klien dilatih oleh terapis untuk belajar bagaimana mengubah kata-kata negatif dan membimbing mereka sampai memperoleh pengendalian atas tindakan mereka. Tehnik yang terakhir terapi aversi ( menghindari ) atau terapi refleks terkondisi, didasarkan pada prinsif penguatan negatif. Perilaku abnormal yang dipilih disandingkan dengan pengalaman yang tidak nyaman, dan klien segera belajar untuk tidak mengulangi perilaku demi menghindari konsekuensi negatif akibat perilaku tersebut. 11. Terapi Singkat
  • 15. Terapi singkat ( psikoterapi dinamis jangja pendek) dikrmbangkan dari penelitian Drs. Frans Alexander dan Thomas Freench, yang menangani penyakit psikosomatik dengan membantu klien mengatasi masalah psikologis yang merangsang efek fisiologis.Terapi ini juga menekankan pada perawatan klien dalam waktu sesingkat mungkin biasanya dalam 15 sesi atau kurang. 12. Terapi Bermain Terapi bermain memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas bermain yang merupakan ‘ bahasa dimas kanak-kanak’.Premis dari terapi bermain ini adalah bahwa anak-anak berkomunikasi lebih baik melalui permainan daripada dengan kemampuan verbal meraka. 13. Terapi pikiran-jasmani-rohani Terapi pikiran-jasmani-rohani disebut juga terapi alternatif atau terapi pelenkap adalah kombinasi berbagai pengobatan tradisional barat dan timur. Sering kali klien dibimbing untuk menjalani terapi pikiran-jasmani- rohani sebagai tambahan dari perawatan tradisional atau jika terapi konvensional tampak tidak efektif. Sebuah perspektif utama dari timur adalah bahwa kita semua adalah “satu dengan alam” dan bahwa masing-masing orang mempunyai energi kehidupan yang disebut qi atau ch’i, yang harus dihargai dan dipelihara untuk meni ngkatkan keharmonisan dan kesejahteraan internal. Dua bagian energi kehidupan yang dikenal sebagai “yin” dan “yang” merepresentasikan kesinambungan antara energi-energi yang berlawanan (positif dan negatif) di dunia. E. Variabel Analisa Proses Interaksi Variabel dari analisa proses interaksi (API) adalah : - Komunikasi verbal Komunikasi adalah proses yang digunakan individu untuk bertukar informasi. Pesan-pesan secara simultan dikirim dan diterima dengan dua cara : secara verbal melalui penggunaan kata-kata, dan secara nonverbal, melalui perilaku yang menyertai ucapan ( Balzer-Riley,1996).
  • 16. Komunikasi verbal terdiri dari kata-kata yang digunakan individu untuk berbicara kepada satu atau pendengar atau lebih.Kata-kata merupakan symbol yang digunakn untuk mengidentifikasi obyek dan konsep yang didiskusikan. Keterampilan komunikasi verbal : · Menggunakan pesan kongkret · Komunikasi terapeuyik · Menginterpretasi sinyal atau isyarat - Komunikasi Non Verbal Komunikasi nonverbal adalah perilaku yang menyertai isi verbal, seperti gerak tubuh, ekspresi wajah dan mata, nada suara, kecepatan dan keenggenan bicara, suara mendengur dan suara merintih, serta jarak dari pendengar.Komunikasi nonverbal dapat menunjukkan pikiran, perasaan, kebutuhan, dan nilai pembicara, yang kebanyakan ditunjukan secara tidak sadar. Keterampilan komunikasi nonverbal : · Menginterpretasi ekspresi wajah · Menginterpretasi bahasa tubuh · Menginterpretasi isyarat vokal · Menginterpretasi kontak mata - Analisis berpusat pada klien Perawat tidak memilih topic yang akan didiskusikan, klien yang mengidentifikasi masalah yang ingin dibicarakannya.Perawat menggunakan keterampilan mendengar aktif untuk mengidentifikasi topic masalah.Penyelidikan yang cermat dengan menggunakan banyak pertanyaan yang difokuskan dengan baik membantu perawat memahami pengalaman klien.Tujuan diidentifikasi olrh klien dan pengumpulan informasi tentang topic ini difokuskan pada klien.Perawat berperan sebagai pemandu dalam percakapan ini.Komunikasi terapeutik berpusat pada upaya mencapai tujuan selama batas waktu percakapan.
  • 17. - Analisa berpusat pada perawat Banyak situasi terapeutik memerlukan penyelesian maslah.Perawat tidak diharapkan menjadi seorang ahli ataumengatakan kepada klien hal ynag perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya.Sering kali, hanya dengan membantu klien mendiskusikan dan mengeksplorasi persepsinya terhadap masalahnya akan menstimulasi ditemukannya solusi yang potensial dalam pikiran klien.Perawat harus memperkenalkan konsep penyelesaikan masalah dan menyiapkan diri dalam proses ini.Perawat yang memandu klien untuk menyelesaikan masalahnya dengan mengembangkan strategi koping yang baru, mempertahankan atau meningkatkan harga diri klien, dan menunjukkan kenyakinan bahwa klien mampu berubah.Tujuan ini mendorong klien untuk mengembangkan daftar keterampilannya dan merasa kompoten, dan perasaan efektif serta memiliki kendali adalah keadaan nyaman untuk setiap klien.
  • 18. ANALISA PROSES INTERAKSI Nama : Tn.”DM” Hari/Tanggal : Jumat, 6 Juni 2003” Usia : 34 Th Waktu : 10.00– 10.15 wita Interaksi : Ke III (Fase Kerja) Tujuan : Setelah Intervensi Keperawatan Lingkungan : Posisi Duduk berdampingan di samping K dapat mengenal tentang pentingnya tempat tidur. kebersihan diri. Deskripsi : Penampilan K nampak tidak rapi, rabut tidak disisir, menggunakan celana pendek, memakai baju kaos. Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berfokus pada Klien Analisa Berfokus pada Perawat Rasional P: Selamat pagi Mas K: Selamat Pak P: Bagaimana perasaannya hari ini ? Masih ingat nama saya tidak ? K: P: Boleh saya duduk di sini dan cerita-cerita dengan ibu ± 10 menit K : Tidak apa-apa P: Menghampiri K, tersenyum, berdiri di sampng tempat tidur K K: Melihat ke arah P, sambil tersenyum, kemudian pandangan ke tempat lain. P: Kontak mata, bicara santai tapi jelas. K: Menunduk dan meludah. P: Tetap tersenyum dan mempertahankan kontak mata. K: Kontak mata kurang, terus meludah. P: Tenang, rileks, Mungkin bertanya dalam hati, maksud kedatanagn perawat. K berfikir bahwa ia tidak mengalami perubahan. Merasa ragu, apakah pasien mau menerima kehadiran P. Perasaan masih ragu apakah K dapat menerima kehadiran P. Berusaha mengetahui keadaan hari ini , dan kebutuhan yang harus segera dipenuhi saat ini. Salam merupakan langkah awal untuk membina interaksi. Pertanyaan terbuka memberi kesempatan K untuk menentukan arah permbicaraan. Informing, menjelaskan kontak untuk memudahkan intervensi selanjutnya.
  • 19. P: Masih ingat sama saya Mas “DM” K: P: Masa lupa, kemarin kan kita sudah kenalan dan janji mau ketemu, nama saya Mathius. K: P: Bagaimana tidurnya semalam ? K: Tidur ! mempertahankan kontak mata. K: Melamun dan menunduk. Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berfokus pada Klien Analisa Berfokus pada Perawat Rasional P: Bagaimana Mas “DM” perasaannya pagi ini, kelihatannya ibu nampak lesuh, Apa ibu sudah mandi ? K: Belum....., nanti h saja. P: Bagusnya Mas “DM” mandi supaya badannya terasa segar. K : Ia nanti......! P: Baik Mas “DM”, terima kasih sudah mau cerita dengan saya. Boleh saya kembali sebentar siang untuk cerita-cerita lagi ? K: Terima - kasih P: Kontak mata, bicara santai tapi jelas. K : Memandang ke arah P kemudian pandangan ke tempat lain. P: Menatap ke arah K K: Menunduk dan meludah. P : Bicara santai tapi jelas. K : Tampak berpikir sambil menunduk. Bersikap persuasif agar klien dapat bekerja sama menjalankan kontrak sebelumnya. Memberikan penguatan dengan harapan K terus mau cerita. Informing menjelaskan kontak untuk memudahkan intervensi selanjutnya. Memberikan dorongan dan penguatan terhadap pernyataan klien.
  • 20. P: Kontak mata tetap, nada bersahabat tidak menuduh atau menghakimi. K : Tersenyum dan menunduk. Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berfokus pada Klien Analisa Berfokus pada Perawat Rasional K: Iya Pa Mantri, sekarang sih, sua K: Ka G………………… Menunduk, Tidak mau menatap P K: Tetap menunduk P: Sikap terbuka, tetap tersenyum. K mulai menjawab. Merasa lega karena K mau merespon stimulus yang disampaikan oleh P
  • 21. P: Ka G, saya disini selama 6 hari mulai hari senin sampai sabtu dari jam 8.00 samapi jam 13.00. Saya perawat akan bersama-sama Ka G, tujuannya adalah kita akan sama-sama membahas masalah yang Ka G rasakan, mudah-mudahan saya dapat membantu memecahkan masalahn7ya, Untuk itu saya berharap Ka G mau menceritakan apa yang ada dalam fikiran dan perasaan Ka G biar saya lebih tahu, Saya akan menjaga kerahasiaannya. Apa Ka G setuju ? K: Tidak ada jawaban. P: Ka G, bagaimana perasaan Ka G hari ini? P: Tetap tersenyum, memperhatikan K, dengan sikap terbuka. K: pandangan tetap menunduk, ekspresi wajah datar. P: Tetap tersenyum, tetap mempertahankan kontak mata. K: Ekspresi wajah nampak datar. P: Menggunakan nada suara sedang tapi jelas Mulai berfikir – fikir tentang tujuan perawat mendekatinya Berpikir apakah K mau melanjutkan interaksi, berfikir untuk interaksi selanjutnya. Berharap K mulai mau berinteraksi d Informing : memberikan informasi tentang waktu dan tujuan perawat mengadakan interkasi dengan K. Kalimat terbuka memberi kesempatan pada K untuk mengungkapkan …..
  • 22. ANALISA PROSES INTERAKSI Nama : Tn “DM” Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Juni 2003 Usia : 34 Th Waktu : 13.00 – 13.10 wita Interaksi : Fase Terminasi Tujuan : Setelah Intervensi Keperawatan Lingkungan : Posisi Duduk berdampingan di samping K dapat menerima perpisahan tempat tidur. secara wajar. Deskripsi : Penampilan K nampak rapi, rabut disisir, menggunakan celana jeans, memakai baju kaos dan memakai sendal. Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berfokus pada Klien Analisa Berfokus pada Perawat Rasional P: Selamat siang Mas “DM” K: Selamat siang. P: Bagaimana perasaannya hari ini bu ? Apakah sudah makan bu ? K: Sudah. P: Boleh saya duduk di sini dan cerita-cerita dengan ibu ± 10 menit P: Menghampiri K, tersenyum, berdiri di samping tempat tidur K K: Melihat ke arah P, sambil tersenyum. P: Kontak mata, bicara santai tapi jelas. K: Menganggukkan kepala. P: Tetap tersenyum dan mempertahankan kontak mata. Merasa ragu, apakah K mau menerima perpisahan ini. Perasaan masih ragu apakah K dapat menerima perpisahan. Pada akhir interaksi harus dilakukan terminasi. Perawat dengan Klien, menerima perpisahan dengan wajar.
  • 23. K : Duduk paK. P: Oh iya Mas “DM”, apakah ibu masih ingat tujuan kita bertemu, dimana waktu itu kita sama-sama cerita untuk membantu masalah yang ibu rasakan, Bagaimana menurut ibu apa merasa ada baikan/enak ? Saya melihat Mas “DM” sekarang, sudah banyak berubah karena sudah mau cerita dengan orang lain dan sekarang sudah nampak segar dan rapih. K: Ia pak K: Menatap ke arah P sambil tersenyum. P: Tenang, rileks, mempertahankan kontak mata. K: Menatap P dan tersenyum Memikirkan topik apa lagi yang harus ditanyakan ke P Merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Merasa lega karena K mau merespon stimulus yang disampaikan P. Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berfokus pada Klien Analisa Berfokus pada Perawat Rasional P: Oh ya, agar perasaan mau mengamuk dan marah – marah Mas “DM” dapat melakukan misalnya jangan suka melamun, cari kesibukan di rumah, dll. K: Ia pak, nanti ku coba. P: Bagus bu, selain itu yang perlu ibu lakukan di rumah adalah ibu harus cerita-cerita dengan orang di rumah, dan jangan lupa minum obat secara teratur dan ingat P: Tersenyum, dan mempertahankan kontak mata. K: Melihat ke arah P, sambil tersenyum. P: Berbicara dengan suara lembut tapi jelas dan mempertahankan kontak mata. Berusaha untuk melaksanakan apa yang dianjurkan P Merasa bahwa Senang karena K dapat menangkap apa yang disampaikan oleh P. Merasa lega karena K mau merespon stimulus yang disanmpaikan Saran : memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Reinforcement meningkatkan harga diri klien.
  • 24. kembali kontrol ke dokter di Polik. K: Ia pak. P: Nah, kalau begitu pertemuan ini, kita cukupkan sampai di sini dulu, mudah-mudahan semua yang sudah kita bicarakan dapat bermanfaat bagi ibu. Selamat siang bu. K: Terima kasih pak, selamat siang. K: Wajah nampak ceria. P: Tetap tersenyum dan mempertahankan kontak mata. K: Menatap ke arah P dan tersenyum. ada yang akan membantu. P. Informing memberikan informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan. Melakukan terminasi akhir interaksi.
  • 25. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan  Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa ) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.  Tujuan Analisa Proses InteraksiMeningkatkan kemampuan mendengar a) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi b) Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan ( mahasiswa ) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi CI/supervisior/pembibimbing untuk memberi arahan c) Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat d) Membantu perwat merencanakan tindakan keperawataN  Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi a) Halaman sampul b) Interaksi dan interpretasi c) Evaluasi  Fase-Fase Komunikasi a) Tahap preinteraksi b) Tahap orientasi c) Tahap kerja d) Tahap terminasi  Variabel dari analisa proses interaksi (API) adalah : a) Komunikasi verbal b) Komunikasi Non Verbal c) Analisis berpusat pada klien d) Analisa berpusat pada perawat
  • 26. B. Saran Perlunya komunikasi terapeutik sebagai dasar yang digunakan untuk membentuk hubungan antara perawat dan klien.Komunikasi ini adalah modalitas utama pada keperawatn psikiatrik.Diharapkan bagi perawat dalam melakukan tindakan untuk memahami interaksi antara perawat dank lien serta mampu mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Copel Linda Carmen.2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.Pedoman Klinis Perawat Edisi 2.EGC : Jakarta. Isaacs Ann. 2004. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik, Edisi 3. EGC : Jakarta. Sulistiwati dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta. Videbeck L. Sheila. 20 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC : Jakarta.