1. Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis terhadap parasit protozoa pada spesimen tinja, meliputi pemeriksaan makroskopis, pengecatan langsung, dan teknik konsentrasi zinc sulfat.
2. Ada beberapa langkah pemeriksaan makroskopis meliputi observasi konsistensi, warna, dan tanda-tanda abnormal tinja.
3. Pemeriksaan mikroskopis meliputi pen
1. 1
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Praktikum
1
II
Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum 2,
diharapkan Anda mampu mememahami prosedur
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis Protozoa
pada spesimen tinja .
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari pembelajaran
yang diuraikan pada Kegiatan
Praktikum 2, Anda diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan prosedur
pemeriksaan tinja makroskopis
2. Menjelaskan prosedur
pemeriksaan tinja mikroskopis
secara langsung
A. Pokok – pokok materi
1. Pemeriksaan tinja makroskopis
2. Pemeriksaa tinja mikrokopis
secara langsung
3. Pemeriksaan tinja metode
konsentrasi : tehnik Apung
Pemeriksaan Parasit Protozoa
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
1. Pemeriksaan makroskopis tinja
Pemeriksaan Tinja makroskopis dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan
mikroskopis, dengan memperhatikan konsistensi (keras, lunak, cair), warna
(kuning, putih , hijau /hitam) dan tanda – tanda abnormal (bau tinja (amis, atau
bau busuk), lendir, darah, nanah, potongan jaringan, sisa makanan (lemak, serat2
; sisa obat: zat besi, magnesium/barium).
Ciri-ciri dari tinja yang mengandung amoeba: Asam-Bau yang busuk ( foul
smelling); lendir (mucus) lebih sedikit daripada disentri basiler dan tidak begitu
lengket. Darah mungkin didapat bersamaan dengan tinja yang padat. Pada
beberapa kasus terdapat pengusapan mukosa usus.
2. Pengecatan langsung (Direct wet mount) untuk Protozoa Entamoba
histolytica atau Giardia Lambia
1.1 Pemeriksaan langsung : Tropozoit
Metode ini dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan secara cepat.
Untuk bentuk trofozoit dari amoeba dipergunakan larutan eosin 2%, sedangkan
untuk inti dan bentuk kista amoeba dengan larutan lugol (2% larutan iodium +
3% larutan iodkali ) (lihat gambar 6).
a. Prosedur Pemeriksaan.
1) Gunakan kaca obyek yang hangat
2) Pindahan spesimen tinja yang berupa lendir atau darah ke kaca obyek
3) Pada tinja cair perlu dikocok secara hati-hati dan baik sebelum dilakukan
pemeriksaan, karena amuba cenderung melekat pada dinding wadah
penampung (plastik).
Catatan :
a. Bila mungkin hindarkan penambahan larutan salin, karena dapat
mematikan amuba.
b. Penambahan eosin. Penambahan eusin (20g/l) dalam larutan garam
Uraian Materi
3. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
faali), latar belakang akan berwarna merah muda, sedangkan amuba
tidak bercat, sehingga deteksi amuba yang bergerak akan lebih mudah.
4) Tutup dengan kaca penutup dan tekan hati-hati dengan memakai kain atau
kertas tisu, agar didapatkan sediaan yang tipis.
5) Periksa di bawah mikroskop dengan lensa obyektif 10 kali dengan kondensor
iris ditutup secukupnya sehingga di dapat kontras yang baik. Cari bentukan
kecil, tidak teratur, dan terang, (gerak amuboid tidak terlihat dengan
pembesaran kecil).
6) Periksa di bawah mikroskop dengan lensa obyektif 40 kali untuk identifikasi
amuba.
a. Cari gerak amuboid yang khas. Amuba akan terlihat gerakan maju satu
arah dengan mendorong keluar sitolasmanya (pseudopodia)
b. Cari sel darah merah di dalam sitoplasmanya, yang tampak pucat abu-abu
kekuningan.
Gambar 6 : Pengecatan langsung (Direct wet mount)
4. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
b. Hasil pengamatan :
1) Ditemukannya sel darah merah menunjukkan amuba adalah Entamuba
histolytica
2) Pada sediaan segar tanpa pengecatan, inti amuba sukar dilihat
3) Terkadang spesies amuba non patogen dapat ditemukan dalam tinja
4) Pada sediaan yang tidak dicat amuba non patogen dapat dibedakan
dari Entamoeba histolytica dengan tidak ditemukannya sel darah
merah di dalam sitoplasmanya.
1.2 Pemeriksaan kista
Kista dapat ditemukan pada tinja pada atau setengah padat (Gambar 7)
Cara langsung
1) Teteskan 1 tetes larutan PZ atau eosin dibagian tengah dari separo bagian
kiri kaca obyek; dan 1 tetes larutan lugol iodin dibagian tengah separoh yang
kanan.
Iodin lugol terlalu kuat untuk pengecatan protozoa, sehingga sebelum dipakai
harus diencerkan terlebih dahulu menjadi 1:5 dengan larutan garam faali
2) Ambil sedikit spesimen dan campur spesimen tinja dengan larutan garam
faali pada kaca obyek sebelah kiri.
3) Ambil spesimen dan campur dengan larutan iodin pada kaca obyek sebelah
kanan.
4) Tutup masing-masing spesimen dan kaca penutup (sedapat mungkin hindari
timbulnya gelembung udara).
5) Periksa sediaan di bawah mikroskop lensa obyektif 10 x dengan penutup iris
kondensor secukupnya, sehingga didapatkan kontras yang baik.
6) Periksa sediaan di bawah mikroskop lensa obyektif 40 x . pusatkan perhatian
untuk mencari kista yang mengandung badan kromatid berbentuk batang
dengan ujungnya yang tumpul, terutama terdapat pada kista yang muda.
Hasil Interpretasi :
5. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Akan terlihat kista kecil bulat berukuran 10-15 µm. Dengan larutan garam
faali (PZ), kista tampak sebagai bulatan transparan, membias jernih dengan
latar belakang abu-abu.
Kista dengan badan kromatid berbentuk batang dengan ujung tumpul,
pada sediaan PZ atau Eosin, dan tidak tampak pada sediaan iodin. Beberapa
kista mempunyai banyak benda kromatid. Inti pada Entamoeba hystolitika
jumlahnya tidak lebih dari empat.
Gambar 7 : Pengecatan langsung (Direct wet mount)
3. Cara konsentrasi : tehnik pengapungan zinc sulfat
Jika jumlah parasit dalam spesimen tinja adalah rendah, pemeriksaan preparat
basah direct tidak dapat mendeteksi mereka, maka tinja harus dikonsentrasi. Kista
dan larva utuh setelah prosedur konsentrasi sedangkan trofozoit bisa hancur
selama proses
1.1 Prinsip
Tinja dicampur dengan larutan Zn SO4 (zinc sulfate, larutan dengan berat jenis
tinggi). Kista yang lebih ringan akan mengapung dipermukaan.
6. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1.2 Alat dan bahan
a. Botol atau tabung yang berkapasitas 15 ml
b. Lidi
c. Kaca penutup
d. Ethanol
e. Ether
f. Cawan petri
g. Larutan Zn SO4 33% w/v ( 331 gram ZnSO4-7H2O/l) berat jenis 1.180-1.200)
1.3 Prosedur pemeriksaan
a. Siapkan kaca penutup bersih bebas dari lemak
b. Buat campuran 10 ml etanol 95% dan 10 ml eter
c. Tuangkan campuran tadi ke dalam cawan petri, dan masukkan ke dalamnya
30 kaca penutup satu persatu, kocok dan biarkan selama 10 menit
d. Keluarkan kaca penutup satu – persatu dan keringkan dengan kain kasa dan
simpan pada cawan petri yang kering.
e. Ambil spesimen tinja sebanyak ± 2 ml dan masukkan ke dalam botol.
f. Tuangkan larutan jenuh garam dapur ke dalam botol sampai ¼ volume
botol.
g. Dengan lidi atau pengaduk, hancurkan tinja dan campur dengan rata
h. Tuangkan lagi larutan jenuh garam dapur sampai batas permukaan botol.
i. Ambil dengan lidi bagian kasar yang mengapung pada permukaan
j. Tempatkan kaca penutup, sehingga menutupi botol. Pastikan bahwa kaca
penutup kontak dengan cairan dan tidak ada gelembung udara, biarkan
selama 30 – 45 menit.
7. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
k. Angkat kaca penutup, setetes cairan akan menempel.
l. Tempatkan kaca penutup di atas kaca obyektif dan segera periksa di bawah
mikroskop ( menghindari sediaan cepat kering). Tutup kondensor iris
secukupnya, supaya di dapat kontras yang baik.
m. Teteskan iodin di bawah gelas penutup dan periksa secara mikroskopis
dengan obyek 40 x untuk identifikasi kista (gambar 8).
A. Tropozoit B. Kista Entamoba hystolitika
Tropozoit dan kista Giargia lambia
Gambar 8 : Troposoit, kista Entamoeba hystolitica dan G lambia.
A. Tugas praktikum mahasiswa
1. Setiap Kelompok mahasiswa melakukan pemeriksaan makroskopis tinja
dan menyiapkan sediaan tinja untuk pemeriksaan mikroskopis langsung,
cara pengapungan dan pemeriksaan anal swab
2. Melihat parasit protozoa dengan menggunakan mikroskop pada
pembesaran lensa obyektif 100x.
3. Menggambar apa yang dilihat.
8. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
B. Lembar kerja praktikum parasitologi
Kegiatan 1 : Pemeriksaan Tinja (Parasit Protozoa)
Hari/tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelompok : …………………
a. Makroskopis : ....................................................................................................
b. Mikroskopis
Kenampakan
Tropozoid
Kenampakan
Kista
Ada
Tidak
ada
Jumlah Ada
Tidak
ada
Jumlah
Entamoba
Histolityca
Balantidium Coli
Giardia Lambia
Isospora Belli
Paraf Dosen
9. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
c. Gambarkan Kenampakan Protozoa parasit pada preparat tinja (tropozoit atau
kista )
d. Kesimpulan
...................................................................................................................................