Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Pemeriksaan darah : parasit cacing
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Praktikum
1
III
Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum 3,
diharapkan Anda mampu menjelaskan prosedur
pemeriksaan darah paparan untuk parasit caing.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari pembelajaran
yang diuraikan pada Kegiatan
Praktikum 3, Anda diharapkan
mampu :
1. Menjelaskan cara pengambilan
spesimen darah tepi
2. Menjelaskan prosedur
pemeriksaan paparan segar
3. Menjelaskan prosedur
pemeriksaan paparan tebal .
A. Pokok – Pokok kegiatan
1. Pendahuluan.
2. Pemeriksaan hapusan darah
paparan segar
3. Pemeriksaan paparan apusan
darah tebal
4. Pemeriksaan hapusan darah
dengan pengecatan Giemsa
Pemeriksaan Darah (Parasit Cacing)
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Uraian Materi
1. Pendahuluan
Organisme protozoa dapat berada dalam aliran darah, baik secara terus
menerus, (persisten), intermitten atau transien. Adanya mikroorganisme dalam darah
dapat menyebabkan dampak yang serius. Mikroorganisme yang dapat bersirkulasi
dalam darah dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu, bakteri, virus, jamur dan
parasit. Namun dalam bab ini hanya akan dibahas mengenai infeksi protozoa dan
cacing melalui pemeriksaan darah kapiler .
2. Kegiatan 1 : Pemeriksaan paparan segar.
Pemeriksaan parasit Wuchereria Brancrofti dan Brugia Malayi/Brugia Timori.
Pemeriksaan dilakukan pada malam hari (antara pukul 22.00 dan 04.00 wib).
1) Alat - Alat dan bahan Paparan Segar
a) Lancet
b) Kapas
c) Alkohol
d) Kaca obyek
e) Kaca penutup
f) Larutan sodium klorida
g) Mikroskop
2) Prosedur :
a) Desinfeksi jari yang akan di tusuk, dengan alkohol 70%. Pilih jari ke 3 atau ke 4
tangan kiri. Setelah kering tusuk dengan lanset. (pada bayi di bawah 6 bulan,
daerah penusukan dapat dilakukan pada tumit atau ibu jari).
b) Tetesan darah pertama kali yang keluar langsung tempelkan pada bagian
tengah kaca obyek.
3. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
c) Tambahkan 1 tetes larutan sodium klorida
d) Campur darah dan larutan sodium klorida, dengan memakai bagian sudut
kaca penutup.
e) Periksa preparat di bawah mikroskop secara sistematik memakai lensa obyektif
10x dengan mengurangi celah kondensor (gambar 9).
3) Interpretasi hasil preparat
Adanya mikrofilaria, pertama kali ditandai dengan adanya pergerakan
cepat diantara sel darah merah. Dari paparan segar ini mungkin dapat diketahui
spesies dan patogenisitasnya.
Patogen:
Tebal = 6 – 8 µm (= diameter sel darah merah), panjang 250 - 300 µm (setengah
lapangan pandang) Wuchereria Brancrofti, Brugia Malayi, Loa – loa
Patogen meragukan :
Tebal = 4 µm (= diameter setengah sel darah merah), panjang 150 µm (seperempat
lapangan pandang) D, perstant, M.ozzandi
Gambar 9 : Parapan/sediaan segar
4. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3. Kegiatan 2 : Pemeriksaan paparan apusan tebal
1) Alat-alat dan bahan :
a. Lanset
b. Kapas
c. Alkohol 70%
d. Kaca Obyek
e. Mikroskop
2) Prosedur
a) Desinfeksi jari yang akan di tusuk, dengan alkohol 70%. Pilih jari ke 3 atau ke 4
tangan kiri. Setelah kering tusuk dengan lanset. (pada bayi di bawah 6 bulan,
daerah penusukan dapat dilakukan pada tumit atau ibu jari).
b) Teteskan darah pertama kali yang keluar 1 tetes atau lebih pada bagian tengah
kaca obyek.
c) Sebarkan darah memakai bagian sudut kaca obyek yang lain
d) Untuk menilai ketebalan paparan, paparan tebal yang benar masih
memungkinkan jarum alroji terlihat di bawah hapusan.
e) Tambahkan 1 tetes larutan sodium klorida
f) Beri label dan biarkan kering di udara terbuka atau dapat pula memakai kipas
angin listrik ( selain mempercepat pengeringan sekaligus mengusir lalat).
Hindarkan dari lalat. (gambar 10)
5. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 10 : Cara pembuatan parapan/sediaan tebal
4. Kegiatan 3 : Pengecatan giemsa
Pendahuluan
Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk pemeriksaan
mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu Gustav
Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik dan untuk
diagnosis histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya. Prinsip dari
pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan
larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan
giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari
sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam
darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus
digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne
parasite)
1) Alat dan bahan
a. Bak pengecatan
b. Pipet tetes
6. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
c. Gelas beker
d. Silinder 10 ml
e. Cat Giemsa
2) Prosedur :
a. Untuk kaca obyek dengan paparan tebal terlebih dahulu dilakukan proses
hemolisa
b. Tempatkan kaca obyek secara vertikal pada bak pengecatan yang berisi air
bersih (bila tidak ada bak pengecatan dapat dipakai gelas beker)
c. Biarkan selama 10 menit (haemoglobin secara bertahap akan bergerak ke
dasar)
d. Keluarkan kaca obyek dan letakkan dalam posisi vertikal
e. Buat cat Giemsa dengan pengenceran 1 : 10. Misal 18 ml air buffer dicampur
dengan 2 ml cat Giemsa, ini cukup dipakai untuk pengecatan 4 sediaan.
Campur dengan baik dengan memakai pengaduk gelas
f. Letakkan kaca obyek menyilang batang pipa kaca. Tuangkan cat Giemsa yang
telah diencerkan/disiapkan, sehingga mencukupi seluruh permukaan sediaan.
Biarkan selama 30 menit.
g. Cuci dengan air buffer. Jangan membuang catnya, baru kemudian dicuci,
sebab ini akan meninggalkan endapan cat di atas hapusan.
h. Tempatkan kaca obyek pada rak untuk mengeringkan. Pengeringan dengan
peletakan diantara kertas saring tidak dianjurkan.
i. Setelah kering, periksa sediaan di bawah mikroskop secara sistematik memakai
lensa obyektif 10x, pertahankan keadaan ini.
j. Periksa mikrofilaria dengan lensa obyektif 100 x dengan minyak emersi
(gambar 11)
7. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 11 : Cara pengecatan Giemsa sediaan apusan darah tepi
3) Interpretasi hasil preparat:
Ciri penting mikrofilaria
a. Ukuran. Panjangnya (bandingkan dengan lapangan pandang), tebalnya =
1 sel atau ½ sel darah putih
b. Sarung. Sarung akan tercat merah dengan Giemsa atau tetap tidak
berwarna, tergantung spesies
c. Lengkungan tubuh. Ada lengkungan besar, lengkungan kecil tapi banyak
d. Ekor dan intinya. Inti meluas ke ujung ekor atau kadang tidak, ekor runcing,
tumpul atau melengkung seperti kait
e. Inti ditubuhnya. Dengan Giemsa akan berwarna ungu, terpisah jelas atau
tumpang tindih. (gambar 12, 13)
8. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
a. Microfilaria W. bancrofti
(pada hapusan darah)
b. S. stercoralis c. Mansonella perstans
(Giemsa stained)
d. Telur Trichuris trichiura
e. Telur E. vermicularis f. Telur Taenia Sp
g. Telur cacing tambang
h. Telur cacing daun
i. Telur A. lumbricoides
(cacing gelang)
fertile
j. Larva D. medinensis k. Mikrofilaria O.
volvulus
l. Mansonella perstans
(Giemsa stained)
Gambar 12 , Mirofilaria, larva dan telur beberapa cacing
10. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
A. Tugas praktikum mahasiswa
1. Setiap Kelompok mahasiswa menyiapkan sediaan darah perifer
untuk pemeriksaan paparan tipis, paparan tebal dan paparan dengan
pengecatan Giemsa.
2. Melihat parasit cacing dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran
lensa obyektif 100x.
3. Menggambar apa yang dilihat.
B. Lembar kerja praktikum parasitologi
Kegiatan 3 : Pemeriksaan darah (parasit cacing)
Hari/tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelompok : …………………
Hasil Pengamatan
1) Tuliskan hasil pengamatan sediaan tipis, sediaan tebal dan pengecatan Giemsa
Ciri Cacing Ketebalan Panjang
Lengkung
tubuh
Ekor
dan
inti
Inti
dalam
tubuh
Telur
W. brancoffti ........ µm ...... µm
Brugaria Malayi
Brugaria Timori
A lumbricoides
Ancylostoma
duodenale
Paraf Dosen
11. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2) Gambar Kenampakan cacing parasit pada preparat darah perifer
3) Kesimpulan
..........................................................................................................................