Examination of vaginal discharge with the prosedure
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
1. MATERI INTI - 4
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN
Substansi Filariasis dan Kecacingan
Direktorat P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI
2. DESKRIPSI SINGKAT
Pemeriksaan tinja secara mikroskopis yang berkualitas penting u/ dx
dan evaluasi.
Hasil pemeriksaan sampel tinja secara kuantitatif jumlah telur cacing
per gram tinja
u/ menggambarkan intensitas infeksi pada sampel individu yang
diperiksa.
Hasil Pemeriksaan sampel tinja secara kualitatif dinyatakan positif
dan negatif.
u/interpretasi tingkat prevalensi: proporsi hasil positif dari populasi yang
diperiksa
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis Cacingan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi, peserta dapat:
1. Memahami metode pemeriksaan kato katz
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Membuat sediaan tinja
4. Melakukan pemeriksaan mikroskopis Cacingan
4. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK
BAHASAN
1. Metode pemeriksaan Kato Katz
2. Persiapan Alat dan Bahan
3. Pembuatan Sediaan Tinja
4. Pemeriksaan mikroskopis Cacingan
4.1. Identifikasi hasil pemeriksaan
4.2. Interprestasi hasil pemeriksaan
5. Diagnostik pada kasus kecacingan
• Besarnya kasus asimtomatik Perlu tindakan
diagnostik_Aktif untuk mengidentifikasi besarnya
masalah kecacingan pada suatu komunitas /
Masyarakat
Parasit +
Asimptomatik ( Gejala-) >>>
Simtomatik ( Gejala+)
Akut
Kronik
6. Diagnostik & Pengobatan pada Kecacingan
• Prosedur Diagnostik
• Mikroskopik, Serologi, Molekuler
• Biaya >>>
• Pengobatan
Nematoda usus & Jaringan : DEC, Ivermectin, Albendazole dll
• Biaya >
Parasit +
Asimptomatik ( Gejala-) >>
Simtomatik ( Gejala+)
Akut
Kronik
• Besarnya kasus asimtomatik Perlu tindakan
diagnostik_Aktif untuk mengidentifikasi
besarnya masalah kecacingan pada suatu
komunitas / Masyarakat
Diagnostik / Pemeriksaan Selektif & Pengobatan masal
7. PROTOKOL DIAGNOSIS
Prosedur untuk menentukan apakah seseorang
sakit (terinfeksi suatu agen/parasit) atau sehat
(tidak terinfeksi suatu agen/parasit)
Workshop Diagnostik Malaria dan Filaria UNSYIAH, 26-27 Juli 2017
9. UJI DIAGNOSTIK
Indikator penting dalam uji diagnostik,
•Sensitifitas : Kemampuan alat diagnostik untuk menyatakan positif
(ada parasit) pada individu sakit
•Spesitifitas : Kemampuan alat diagnostik untuk menyakan negatif
tidak ada parasit) pada individu sehat
•Positif semu (False Pos.) & Negatif semu (False neg.)
•Nilai duga positif (Pos. predict. value) & Nilai duga negatif (Neg.
predict. value)
•DLL
Workshop Diagnostik Malaria dan Filaria UNSYIAH, 26-27 Juli 2017
10. Intestinal Helminth : STH
• The WHO has set a goal of eliminating STHs as a public health
problem in childhood by 2020
• Most parasitic diseases cannot be diagnosed by physical examination
alone
• Unfortunately, these infections mostly remain undiagnosed due to
lack of trained personnel and appropriate technologies. e, and
laboratory investigations are necessary
• Intermittent shedding of eggs or larvae further makes the diagnosis
difficult. Thus, there is a dire need of rapid and accurate tests for the
diagnosis of STH
11. BEBERAPA PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA
INFEKSI CACING-Cacing usus
Cacing Dewasa
Makroskopis
Telur
Mikroskopik ( Pemeriksaan langsung)
Kato Katz
Konsentrasi ( Flotasi)
FLOTAC _ Mini FLOTAC
Larva
Kultur
Harada mori ( Cacing tambang)
Antigen
Kopro Ag ( Nematod, Cestod)
Molekuler / DNA Cacing
PCR
12. POKOK BAHASAN 1 :
METODE PEMERIKSAAN KATO KATZ
Kato Katz adalah teknik yang digunakan u/ diagnosis infeksi cacing
usus
bersifat kuantitatif.
Prosedur pemeriksaan dengan cara memeriksa sediaan tinja Kato Katz
secara langsung di bawah mikroskop cahaya.
13. POKOK BAHASAN 2 : PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
1. Alat dan Bahan
Dalam Pemeriksaan Kato Katz
dibutuhkan:
a. Larutan Kato-Katz yang terdiri
dari :
● Malachite green 3 mg atau
methylene blue
● Aquadest
● Glycerol
b. Selofan (cellophane tape), tebal
40-50 µm, ukuran 30x25 mm
c. Kasa saring 60-105 mesh
d. Tangkai es krim / spatula
e. Cetakan berlubang ukuran
lubang 6 mm dan tebal 1,5 mm
(setara berat tinja 41,7 mg).
f. Pinset
b. Peralatan tambahan
● Pot tinja ukuran 10
– 15 cc
● Spidol tahan air
● Beaker glass
● Kaca objek (slide)
● Kertas minyak
● Kertas saring atau
tissue
● Tutup botol dari
karet atau spatula
● Wadah plastik
ukuran +/-
15x15x15 cm
● Sabun dan deterjen
● Handuk kecil
● Sarung tangan karet
● Mikroskop cahaya
● Formulir hasil
pemeriksaan
laboratorium
● Ember
● Counter (alat
penghitung)
14. LANJUTAN
POKOK BAHASAN 2 : PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
2. Pembuatan Larutan Kato
Cara pembuatan larutan Kato sebagai berikut :
1) Bahan: 100 mL aquadest, 100 mL Glycerol dan 1mL larutan malachite green 3%
atau methylene blue 3%.
2) Cara membuat larutan malachite green 3% atau methylene blue 3% :
oTimbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam beaker glass
otambahkan aquadest 100 mL sedikit demi sedikit
oaduk sehingga homogen, maka akan diperoleh larutan malachite green 3%.
3) Cara membuat larutan Kato Katz:
omasukkan 100 mL aquadest ke dalam wadah plastik kecil, lalu
otambahkan 100 mL Glycerol sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 mL larutan
malachite green 3% atau methylene blue 3%, lalu
oaduk sampai homogen, maka akan didapatkan larutan Kato Katz 201 mL.
15. LANJUTAN
POKOK BAHASAN 2 : PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
3. Cara merendam / memulas selofan
Cara merendam / memulas selofan adalah sebagai berikut :
1) Siapkan wadah plastik dengan ukuran +/- 15x15x15 cm
2) Tuangkan larutan kato ke wadah plastik
3) Ambil selofan ukuran 30x25 mm dan rendam selama >24 jam
dalam larutan kato.
4) Pada waktu akan dipakai, gunakan pinset saat mengambil selofan
untuk meletakkan diatas sediaan tinja.
Catt.: Selofan yang terendam larutan kato dapat digunakan dalam
jangka lama selama kondisinya masih baik dan disimpan dalam wadah
tertutup.
16. Tatacara pemeriksaan telur cacing dengan
Kato-Katz
Alat dan bahan:
1. Selofan dengan ukuran 2,5 x 3 cm
2. Larutan Kato(stok) atau larutan gliserin-malachite
green:
100 ml akaudes, 100 ml gliserin, 1 ml
larutan Malachite Green 3%
3. Selofan direndam dalam larutan Kato selama 24 jam
sebelum digunakan.
17. Alat dan bahan
4. Kawat kasa berukuran 3x4 cm
5. Kertas karton dengan ketebalan 3x4 cm
yang di bagian tengah dilubangi.
6.Tutup botol karet.
7. Kertas saring dan kertas berminyak
8. Lidi
9. Tinja
10. Kaca benda
19. Cara Pembuatan Sediaan Kato-Katz
1. Di meja laboratorium, diletakkan kertas
saring di atas kertas minyak.
2. Diambil sebanyak-banyaknya tinja dengan
lidi dan diletakkan di atas kertas saring
tersebut.
3. Diambil kawat kasa dan diletakkan di atas
tinja tersebut.
20. 4. Ambil kaca benda dan diletakkan kertas
karton di atas kaca benda.
5. Penyaringan tinja. Ditekan dengan lidi kawat
kasa, dengan lidi tinja yang telah tersaring
dimasukkan ke dalam lubang kertas karton.
21. 6. Isilah lubang karton sampai rata dengan
permukaan kertas karton.
7. Jika sudah terpenuhi lubang tersebut,
kertas karton diangkat sehingga tinja
dalam lubang akan tertinggal di atas kaca
benda.
22. 8. Selanjutnya, tinja tersebut ditutup dengan
selofan (selofan tersebut sudah direndam
dalam larutan Kato).
23. 9. Pemerataan tinja. Selofan yang berisi
tinja ditekan dengan tutup botol karet
untuk meratakan tinja tersebut.
26. Pembacaan hasil
Sediaan diperiksa di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x.
Sediaan diperiksa pada seluruh lapangan
pandang
Telur yang didapat dihitung berapa
jumlahnya
Rumus: Hitung Telur Per Gram Tinja
(TPG):
N=Telur yang ditemukan x 1000 mg/50 mg
28. Keunggulan
Metode Kato-Katz
1. Cara kerja sederhana.
2. Alat dan bahan mudah diperoleh.
3. Tidak memakan waktu yang terlalu lama.
4. Sensitivitas dan spesifiksitas tinggi.
5. Dapat menghitung angka prevalensi,
insiden, dan intensitas infeksi.
29. Kelemahan
Metode Kato-Katz
1. Teknik Kato-Katz tidak dapat dilakukan
pada pasien yang mengalami diare.
2. Memerlukan tinja yang banyak (sebesar
ibu jari).
3. Tinja yang kering akibat penyimpanan
terlalu lama, maka tinja tsb. tidak
dapat dilakukan pemeriksaan
30. Kelemahan:
4. Pengeringan sediaan yang terlalu lama
(lebih dari 30 menit) sulit menemukan
telur cacing tambang.
5. Sediaan terlalu tebal.
33. POKOK BAHASAN 3 : PEMBUATAN
SEDIAAN TINJA
Membuat sediaan tinja:
1). Pakailah APD u/ menghindari kemungkinan infeksi.
2). Tulis identitas sampel pada kaca objek sesuai yang tertulis di pot tinja.
3). Letakkan kertas minyak ukuran 10 x 10 cm di atas meja dan taruhlah tinja
sebesar ruas jari di atas kertas minyak.
4). Saringlah tinja dengan meletakkan kawat saring diatas tinja dan menekan
dengan spatula hingga tinja tersaring.
5). Dengan menggunakan spatula ambilah tinja yang telah tersaring.
6). Letakkan karton/plastik berlubang di atas slide kemudian masukkan tinja
yang sudah disaring pada lubang tersebut.
7). Angkatlah karton berlubang tersebut dengan perlahan dan tutuplah tinja
dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato Katz.
8). Ratakan dengan tutup botol karet hingga merata. Diamkan kurang lebih
sediaan selama 20-30menit.
34. POKOK BAHASAN 4 : PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS CACINGAN
4.1. Identifikasi hasil pemeriksaan
Identifikasi sediaan tinja dengan cara sebagai berikut:
1).Letakkan sediaan tinja di meja sediaan mikroskop. Pastikan meja
sediaan mikroskop dalam posisi datar.
2).Periksa di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa objektif
10x atau 40x.
3).Periksa seluruh lapangan pandang, hitung jumlah telur berdasarkan
spesiesnya.
4).Mencatat hasil pemeriksaan pada formulir hasil pemeriksaan
laboratorium.
Catatan : pemeriksaan tinja berdasarkan kato katz harus segera dan tidak
diperkenankan menambahkan bahan pengawet (formalin).
35. LANJUTAN
POKOK BAHASAN 4 : PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS CACINGAN
4.2. Interpretasi hasil pemeriksaan
Hitung Telor Per Gram (TPG) untuk setiap spesies yang ditemukan
berdasarkan rumus di bawah ini :
Contoh :
Apabila dalam pemeriksaan sediaan tinja terdapat 20 telur cacing
gelang, maka hitung TPG cacing gelang pada sediaan tersebut sebesar
479,6 atau setara dengan 480 per gram tinja.
36. DEMONSTRASI
Materi Inti : Pemeriksaan Mikroskopis Cacingan
Tujuan : Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis cacingan
Waktu : 135 menit
37. SIMULASI
Materi Inti : Pemeriksaan Mikroskopis Cacingan
Tujuan : Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis cacingan
Waktu : 135 menit