SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Praktikum
1
IV
Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum 4,
diharapkan Anda mampu menjelaskan prosedur
pemeriksaan darah pada parasit malaria.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan Kegiatan
Praktikum 4, Anda diharapkan
mampu:
1.	 Menjelaskan prosedur
pemeriksaan sediaan darah tipis
(thin film)
2.	 Menjelaskan prosedur
pemeriksaan sediaan darah tebal
(thick film)
3.	 Menjelaskan prosedur pewarnaan
Field dan Giemsa.
A.	 Pokok – Pokok Materi
1.	 Pendahuluan.
2.	 Pemeriksaan sediaan darah tipis
(thin film)
3.	 Pemeriksaan sediaan darah tebal
(thick film)
4.	 Tehnik pengecatan field dan
giemsa
Pemeriksaan Darah (Parasit Malaria)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan
Parasit plasmodium biasanya paling banyak ditemukan dalam darah menjelang akhir
serangan demam. Pengambilan spesimen darah harus dilakukan sebelum pemberian
obat antimalaria. Diperlukan 1 sediaan darah tipis untuk pemeriksaan detil spesies dan 1
sediaan paparan darah tebal untuk mendeteksi parasit
1.	 Pemeriksaan sediaan apus darah tipis (thin film)
Sediaan apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film) adalah suatu
cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip
pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas
kaca objek, kemudian dilakukan pengecatan (biasanya Giemsa, Wright) dan diperiksa
dibawah mikroskop
1.1	Pembuatan sediaan apusan darah tipis
1)	 Alat dan bahan :
a.	 Pipet plastik
b.	 Alat pemapar darah (spreader glass)—kaca obyek yang dibagi empat
c.	 Cetakan/patrun. Cetakan ini diletakkan di bawah kaca obyek, dipakai
untuk menentukan banyak darah yang diperlukan dan pada daerah mana
darah harus disebarkan untuk membuat paparan tebal.
d.	 Mikroskop
e.	 Minyak emersi
f.	 Xyliol
2)	 Prosedur :
Yang digunakan untuk pembuatan sediaan apusan darah tepi adalah teknik
slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell
Wintrobe dan menjadi metoda standar untuk sedian apusan darah tepi.
Uraian Materi
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Prosedurnya sebagai berikut :
a.	 Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di
atas cetakan
b.	 Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol
swab atau kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering.
c.	 Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai.
d.	 Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar.
e.	 Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai
f.	 Simpan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal dan
lingkaran kecil untuk paparan tipis
g.	 Segera sebarkan paparan tipis memakai pemapar yang tepinya halus dan
rata.
h.	 Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai
pensil kaca warna hitam
i.	 Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan
pada tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari
4 hari sebelum pengecatan (gambar 14)
Gambar 14 : Cara pembuatan paparan darah tipis (thin film)
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1.2	Fiksasi paparan tipis
Sebelum dilakukan pengecatan, lakukan fiksasi hapusan darah dengan methanol.
Prosedur :
a.	 Tempatkan kaca obyek secara horisontal pada rak pengecatan atau “level
blench”
b.	 Berikan 2 atau 3 tetes methanol absolut atau ethanol absolut atau ethanol
menutupi paparan tipis, harus sangat hati – hati agar tidak mengenai paparan
tebal.
c.	 Biarkan paparan terfiksasi selama 1 – 2 menit. Buang alkohol dan biarkan
kering. (gambar 15)
Gambar 15 : Fiksasi Paparan Tipis
1.3	Pengecatan field hapusan tipis
a.	 Encerkan cat field B 1 : 5 ( 1 ml field B + 4 ml air buffer).
b.	 Tempatkan sediaan pada rak pengecatan, dan tuangi dengan ± 0,5 ml cat
field B yang sudah diencerkan.
c.	 Tambahkan segera cat field A dengan jumlah yang sama dengan cat field B,
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
campur dan biarkan selama 1 menit
d.	 Cuci dengan air bersih, hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek,
selanjutnya letakkan pada rak pengeringan (gambar 16)
Gambar 16 : Pewarnaan Field pada Paparan Tipis
1.4	Pembacaan sediaan
a.	 Ambil sediaan tipis dan letakkan di microskop stage, tetsekan 1 tetes minyak
emersi di atas sediaan.
b.	 Periksa dengan lensa obyektif 40 x dan okuler 10 x, selanjutnya ganti
dengan pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan
sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat
dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua
bahkan kehitam-hitaman. Bila plasmodium sudah diketahui, maka langkah
selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya plasmodium jenis lain
(infeksi campuran)
c.	 Lakukan pemeriksaan secara zig – zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain,
kemudian kembali ke sisi semula dan seterusnya.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1.5	Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai :
a.	 Ditemukan sel darah merah tetap atau perubahan warna maupun bentuk
b.	 Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan ( Schuffner’ dot)
c.	 Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk
stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna
coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
d.	 Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit
Hasil negatif : tidak ditemukan parasit
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 17 : Tampilan plasmodium falciarum pada paparan tipis (thin film) dan paparan
tebal (thick film)
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Tabel 4.1 : Perbandingan Sel darah Merah Terinfeksi pada Paparan Tipis
Ciri Eritrosit
Plasmodium
Falciparum
Plasmodium
malaria
Plasmodium
vivax
Plasmodium
ovale
Ukuran
tropozoit
dibandingkan
diameter
eritrosit
1
/5
– 1
/3
diameter
eritrosit
¼ - 2
/3
Diameter,
tetapi biasanya
nampak
bentuk sabuk
(band)
¼ - 2
/3
diameter
eritrosit
¼ - 2
/3
diameter
eritrosit
Gambaran
eritrosit
terinfeksi
Tetap tak
berubah
Tetap tak
berubah atau
menjadi lebih
kecil dan
kadangkala
berwarna lebih
gelap
Membesar
dan berwarna
pucat
Membesar,
oval dengan
ujungnya
bergerigi
Dots pada
eritrosit
terinfeksi
Biasanya tidak
ada.
Pada beberapa
sel yang
terinfeksi
tropozoit tua,
bisa nampak
butiran besar
kemerahan
disebut Maurer
clefts.
Tidak ada
Kecil kemerah
– merahan
Schuffer dots
Selalu nampak
James dots
besar
Stadium yang
ditemukan
Tropozoit atau
gametosit
atau keduanya
bersama-sama.
Beberapa
tropozoit
dapat
ditemukan
dalam 1 sel
Semua stadium
ditemukan
pada 1 sediaan
darah yang
sama
Semua stadium
ditemukan
pada 1 sediaan
darah yang
sama
Semua stadium
ditemukan
pada 1 sediaan
darah yang
sama
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2.	 Sediaan apusan darah tebal (thick film)
2.1	Cara pembuatan sediaan apusan darah tebal (thick film)
1)	 Alat dan bahan :
a.	 Pipet plastik
b.	 Alat pemapar darah (spreader glass)-kaca obyek yang dibagi empat
c.	 Cetakan/patrun. Cetakan ini diletakkan di bawah kaca obyek, dipakai untuk
menentukan banyak darah yang diperlukan dan pada daerah mana darah harus
disebarkan untuk membuat paparan tebal.
d.	 Mikroskop
e.	 Minyak emersi
f.	 xyliol
2)	 Prosedur (gambar 18):
a.	 Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas
cetakan
b.	 Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab
atau kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering.
c.	 Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai.
d.	 Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar.
e.	 Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai
f.	 Simpan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal
g.	 Segera sebarkan paparan tipis memakai pemapar yang tepinya halus dan rata.
h.	 Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil
kaca warna hitam
i.	 Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan
pada tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4
hari sebelum pengecatan.
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2.2	Hemolisa paparan tebal.
a.	 Letakkan kaca obyek di atas rak dengan tetesan darah terletak di sebelah atas
b.	 Tuangkan akuades dan tunggu sampai berwarna pucat ( darah terhemolisa) dan
buang sisa akuades
c.	 Keringkan pada udara terbuka (Hindarkan paparan tebal dari alkohol)
Gambar 18 : Pembuatan sediaan apusan darah tebal (thick film)
2.3	Pengecatan field paparan tebal (gambar 19)
a.	 Pegang kaca obyek paparan tebal yang sudah kering menghadap ke bawah
b.	 Celup ke dalam field A selama 5 menit
c.	 Alirkan kelebihan cat dengan cara menempelkan bagian pojok kaca obyek
pada dinding tempat cat.
d.	 Cuci di dalam air bersih selama 5 detik, lakukan dengan hati-hati.
e.	 Alirkan kelebihan air
f.	 Celup ke dalam cat field B selama 3 detik
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
g.	 Alirkan kelebihan cat
h.	 Cuci dalam air bersih
i.	 Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan.
Gambar 19 : Cara Pengecatan Field paparan Apusan tebal
2.4	Pembacaan sediaan
a.	 Ambil sediaan tebal dan letakkan di microskop stage, teteskan 1 tetes minyak
emersi di atas sediaan.
b.	 Periksa dengan lensa obyektif 40 x dan okuler 10 x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma
jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan
adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
Bila plasmodium sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan
kemungkinan adanya plasmodium jenis lain (infeksi campuran)
c.	 Lakukan pemeriksaan secara zig – zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2.5	Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai :
a.	 Tidak tampak sel darah merah .
b.	 Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan ( Schuffner’
dot) disekitar parasit
c.	 Tampak leukosit tidak mengalami perubahan
d.	 Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru).
Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen
yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
e.	 Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit
Hasil negatif : tidak ditemukan parasit
3.	 Pengecatan giemsa
1)	 Alat dan bahan
a.	 Bak pengecatan
b.	 Pipet tetes
c.	 Gelas beker
d.	 Silinder 10 ml
e.	 Cat Giemsa
2)	 Prosedur :
a.	 Siapkan larutan cat Giemsa dengan, mengencerkan cat :
Larutan 5% untuk pengecatan 30 menit, tambahkan 1,5 ml cat Giemsa pada 50
ml Buffer salin pH 7,1 – 7,2 dan campur dengan baik
Larutan 10% untuk pengecatan 10 menit, tambahkan 5 ml cat Giemsa pada 45
ml Buffer salin, dan campur dengan baik.
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
b.	 Tempatkan kaca obyek pada rak pengecatan atau Coplain jar, menyilang batang
pipa kaca
c.	 Tuangkan larutan cat yang telah disediakan ke dalam Coplain jar atau di atas kaca
obyek (bila menggunakan rak), sehingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
d.	 Biarkan selama :
30 menit untuk larutan cat 5%
10 menit untuk larutan cat 10%
e.	 Cuci dalam air buffer. Jangan membuang catnya, baru kemudian dicuci (sebab
akan meninggalkan endapat cat di atas hapusan)
f.	 Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan,
sampai kering.
g.	 Ambil sediaan cat Giemsa dan letakkan di microskop stage, teteskan 1 tetes
minyak emersi di atas sediaan.
h.	 Periksa dengan lensa obyektif 40 x dan okuler 10 x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma
jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan
adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
Bila plasmodium sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan
kemungkinan adanya plasmodium jenis lain (infeksi campuran)
i.	 Lakukan pemeriksaan secara zig–zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 20 : Cara pengecatan giemsa paparan apusan tebal
Gambar 21 :Kista toxoplasma gondii tissue mengandung 8– 20 parasit (giemsa
stain)
3)	 Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai :
a.	 Ditemukan sel darah merah tetap atau perubahan warna maupun bentuk
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
b.	 Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk
stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna
coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
c.	 Ditemukan bentuk tropozoit stadium paling awal 1 inti dalam sel darah merah
d.	 Ditemukan skizont (tropozoit matang), inti berjumlah 8 – 24 yang mengisi
hampir seluruh bagian sel darah merah.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 22 - 28
Gambar 22 . Stadium pertumbuhan skizont
e.	 Ditemukan gametosit, bentuk seksual dengan inti besar, padat bulat atau
memanjang.
Gambar 23 : Gametosit jantan dan betina
16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Catatan: Gambaran parasit malaria setelah pemberian obat anti malaria
menunjukkan parasit sedikit tercat dan tampak distorsi dan tidak jelas.
Hasil negatif : tidak ditemukan parasit
Kunci mengidentifikasi stadium parasit malaria pada hapusan darah tipis
Terapkan kunci ini pada gambaran bagian dalam sel darah merah yang muncul sebagai
parasit
1. Adakah satu atau lebih inti kromatin berwarna merah dan
sitoplasma berwarna ?
Ya : lanjutkan ke 2
Tidak : anda tidak melihat parasit
2. Apakah bentuk dan ukurannya sesuai parasit ?
Ya: kemungkinan anda melihat parasit malaria; lanjut ke 3
Tidak: anda tidak melihat parasit
3. Adakah ada pigmen dalam sel malaria?
Ya: lanjut ke 7
No: lanjut ke 4
4. Adakah parasit memiliki satu inti kromatin pada sitoplasma
berwarna biru dalam bentuk cincin teratur dengan vakuola?
Ya : Ini merupakan stadium tropozoit
Tidak : lanjut ke 5
5. Adakah parasit memiliki satu inti kromatin pada sitoplasma
berwarna biru dalam bentuk padat kecil atau cincin teratur
atau dengan vakuola?
Ya : Ini merupakan stadium tropozoit
Tidak : lanjut ke 6
6. Adakah parasit dengan satu inti kromatin ireguler atau
terfragmentasi?
Ya: Ini merupakan stadium tropozoit
Tidak : lanjut ke 8
7. Adakah parasit dengan pigmen malaria memiliki satu inti
kromatin ?
Ya: lanjut ke 8
Tidak : lanjut ke 9
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8. Adakah parasit memiliki vakuola atau masih terfragmentasi?
Ya : Kemungkinan ini suatu tropozoit stadium lanjut
Tidak: lanjut ke 11
9. Adakah parasit memiliki dua inti kromatin mencaai cincin
dan memiliki suatu vakuola?
Ya: kemungkinan stadium tropozoit
Tidak : lanjut ke 10
10. Adakah parasit memiliki inti kromatin antara 2 dan 32 dan
pigmen?
Ya Hal ini suatu stadium skizon
11. Apakah parasit berbentuk bulat atau pisang?
bulat: lanjut ke 12
bentuk pisang : lanjut ke 14
12. Adakah parasit bentuk bulat memiliki kromatin terwarna
jelas dan sitoplasma biru ?
Ya: ini gametosit betina
Tidak: lanjut ke 13
13. Adakah parasit bentuk bulat memiliki warna kemerahan
keseluruhan pada pewarnaan, sehingga kromatin tidak terlihat
jelas?
Ya: ini gametosit jantan
14. Adakah parasit bentk pisang memiliki sitoplasma berwarna
biru dan kromatin merah terang?
Ya: ini gametosit betina
Tidak : lanjut ke 15
15. Adakah parasit bentuk bulat memiliki warna kemerahan
keseluruhan pada pewarnaan, sehingga kromatin tidak terlihat
jelas?Does the banana-shaped parasite have a reddish overall
colour to the staining, so that the chromatin is indistinct?
Ya: ini gametosit jantan
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Tabel 4.2: Perbedaan Spesies Parasit dari Morfologi Eritrosit Terinfeksi
pada Paparan Tipis yang dicat dengan Giemsa.
Ciri Eritrosit
Plasmodium
Falciparum
Plasmodium
malaria
Plasmodium
vivax
Plasmodium
ovale
Ukuran
eritrosit
Eritrosit Tidak
Membesar
Eritrosit Tidak
Membesar
Eritrosit
membesar
Eritrosit
membesar
Gambaran
eritrosit
Kadang
mengalami
pengerutan
(distorsi)
dengan
krenasi,
kemerahan
dan sisinya
gelap
Tidak
mengalami
pengerutan
atau
perubahan
warna
Pembesaran
bulat atau
persegi
Sedikit
membesar,
terkadang
mengerut
dengan ujung
bergerigi atau
berbentuk oval
Dots pada
eritrosit
terinfeksi
Bintik-
bintik kasar
(Maurer’s dots)
atau celah
(terkadang
tidak ada)
Tidak tampak
bintik – bintik
kecuali pada
pengecatan
kuat.
Bintik-bintik
halus Schuffer
dots
Bintik-bintik
seperti
Schuffer dots,
tetapi lebih
menonjol dan
menempati
seluruh bagian
sel
Tabel 4.3 : Perbandingan stadium parasit pada paparan tipis darah tepi
P. Falciparum P. malariae P.vivax P.ovale
Ukuran: kecil-
sedang, bentuk;
koma dan cincin,
cromatin sering 2
dots
Ukuran: kecil,
bentuk; cincin, padat,
cromatin tunggal
besar
Ukuran : kecil -
besar, bentuk ;
cincin pecah, tak
teratur, cromatin
tunggal
Ukuran : lebih kecil
dari vivax, bentuk
; cincin,bulat,
cromatin tunggal
dominan
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Biasanya disertai
bentuk cincin muda,
ukuran: kecil, padat;
jumlah: sedikit;
bentuk matang: 12-
30 merozoit,
ukuran: kecil, padat;
jumlah: sedikit;
bentuk matang: 6-12
merozoit, biasanya 8
ukuran: besar;
jumlah: sedikit -
sedang; bentuk
matang: 12-
24 merozoit,
biasanya 16,
ukuran: hampir
sama P. malariae;
jumlah: sedikit;
bentuk matang:
4-12 merozoit,
biasanya 8,
Bentuk sepeti pisang,
bulat, kromatin
tunggal dan jelas
Bentuk Immatur,
sulit dibedakan dg
tropozoit matang.
bentuk; bulat, padat,
kromatin tunggal
dan jelas
Bentuk Immatur,
sulit dibedakan
dg tropozoit
matang. bentuk;
bulat, besar
Bentuk Immatur,
sulit dibedakan dg
tropozoit matang.
bentuk; bulat, <
kecil p vivax
Tabel 4.4 Perbedaan Spesies Parasit dari Gambaran sitoplasma Tropozoit pada
Paparan Tebal yang dicat dengan Giemsa.
Ciri
Sitoplasma
Plasmodium
Falciparum
Plasmodium
malaria
Plasmodium
vivax
Plasmodium
ovale
Sitoplasma
teratur
Sitoplasma
teratur
Sitoplasma
tidak teratur
Sitoplasma
tidak teratur
Uniform
Kompak
(pada bentuk
yang lebih
tua dipenuhi
pigmen warna
kuning)
Pecahan kasar
(untaian tidak
teratur)
Pecahan halus
(teratur baik
atau kompak)
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Stadium terkait
Stadium terkait
: bentuk pisang
dan gametosit
bundar dengan
pigmen gelap
mirip butir
beras, kadang
keluar sel
berwarna
kemerahan
skizon sering
tidak tampak
Stadium
terkait: skizon
dan gametosit
sering kali
tampak
Stadium
terkait: skizon
dan gametosit
sering kali
tampak
Sel induk
Ghost dengan
bintik schuffer
tampak samar
pada tepi
hapusan
Stadium
terkait: skizon
dan gametosit
sering kali
tampak
Sel induk
Ghost dengan
bintik schuffer
tampak
menonjol pada
tepi hapusan
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 24 : Gambaran leukosit dan eritrosit terinfeksi Malaria
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 25 : Gambaran Morfologi Plasmodium Falciparum yang tampak dari sediaan
paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa.
23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 26 : Gambaran Morfologi Plasmodium vivax yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 27 : Gambaran Morfologi Plasmodium Ovale yang tampak dari sediaan
paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 28 : Gambaran Morfologi Plasmodium malariae yang tampak dari sediaan
paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
A.	 Tugas praktikum mahasiswa
1.	 Setiap Kelompok mahasiswa menyiapkan sediaan darah perifer
untuk pemeriksaan paparan tipis, paparan tebal dan paparan dengan
pengecatan Giemsa.
2.	 Melihat parasit protozoa dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran lensa obyektif 100x.
3.	 Menggambar apa yang dilihat.
B.	 Lembar kerja praktikum parasitologi
Kegiatan 4 : Pemeriksaan darah (Parasit protozoa)
Hari/tanggal	: ………………… 						
Nama		 : …………………
Kelompok		 : …………………
Hasil Pengamatan
1)	 Tuliskan hasil pengamatan sediaan tipis, sediaan tebal dan pengecatan Giemsa
Ciri Eritrosit/
Tropozoit
diameter tropozoit :
eritrosit
Gambaran eritrosit
terinfeksi
Dots pada eritrosit
terinfeksi
Paraf Dosen
27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Stadium yang
ditemukan
Bentuk eritrosit
Gambaran eritrosit
Gambaran sitoplasma
parasit.
2)	 Gambar kenampakan protozoa parasit pada preparat darah prifer
3)	 Kesimpulan
.........................................................................................................................

More Related Content

What's hot

Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmPemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmmateripptgc
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopikPemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopikAnnisa Nurul Chaerani
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoBrenda Panjaitan
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKArini Utami
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
AmoebaFa Fa
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agarシズカ 近松
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 

What's hot (20)

Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmPemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
 
Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopikPemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
Diagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinikDiagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinik
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermato
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 

Similar to Teknik Pemeriksaan Darah Malaria

Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa  Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIzara larasati
 
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxmulianakhalida
 
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.pptPengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.pptNursela13
 
Modul 3 pedoman praktek
Modul 3   pedoman praktekModul 3   pedoman praktek
Modul 3 pedoman praktekpjj_kemenkes
 
Laboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxLaboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxFebiyandaAris
 
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureyetiindrawati3
 
Sitostatika dan HAM Arif.pptx
Sitostatika dan HAM Arif.pptxSitostatika dan HAM Arif.pptx
Sitostatika dan HAM Arif.pptxfahrudinarif3
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanEfa farmasi
 
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio PlasentaPenatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio Plasentapjj_kemenkes
 
Kb 1 pemeriksaan darah
Kb 1 pemeriksaan darahKb 1 pemeriksaan darah
Kb 1 pemeriksaan darahpjj_kemenkes
 

Similar to Teknik Pemeriksaan Darah Malaria (20)

Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa  Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
 
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.pptPengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
 
Modul 3 pedoman praktek
Modul 3   pedoman praktekModul 3   pedoman praktek
Modul 3 pedoman praktek
 
Latihan soal
Latihan soalLatihan soal
Latihan soal
 
Laboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxLaboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptx
 
LEPROSY
LEPROSYLEPROSY
LEPROSY
 
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedure
 
Modul 4 kdk ii
Modul 4 kdk iiModul 4 kdk ii
Modul 4 kdk ii
 
Sitostatika dan HAM Arif.pptx
Sitostatika dan HAM Arif.pptxSitostatika dan HAM Arif.pptx
Sitostatika dan HAM Arif.pptx
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatan
 
Ppt karantina
Ppt karantinaPpt karantina
Ppt karantina
 
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio PlasentaPenatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
 
Kb 1 pemeriksaan darah
Kb 1 pemeriksaan darahKb 1 pemeriksaan darah
Kb 1 pemeriksaan darah
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Teknik Pemeriksaan Darah Malaria

  • 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Praktikum 1 IV Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum 4, diharapkan Anda mampu menjelaskan prosedur pemeriksaan darah pada parasit malaria. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan Kegiatan Praktikum 4, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan sediaan darah tipis (thin film) 2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan sediaan darah tebal (thick film) 3. Menjelaskan prosedur pewarnaan Field dan Giemsa. A. Pokok – Pokok Materi 1. Pendahuluan. 2. Pemeriksaan sediaan darah tipis (thin film) 3. Pemeriksaan sediaan darah tebal (thick film) 4. Tehnik pengecatan field dan giemsa Pemeriksaan Darah (Parasit Malaria)
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Parasit plasmodium biasanya paling banyak ditemukan dalam darah menjelang akhir serangan demam. Pengambilan spesimen darah harus dilakukan sebelum pemberian obat antimalaria. Diperlukan 1 sediaan darah tipis untuk pemeriksaan detil spesies dan 1 sediaan paparan darah tebal untuk mendeteksi parasit 1. Pemeriksaan sediaan apus darah tipis (thin film) Sediaan apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film) adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas kaca objek, kemudian dilakukan pengecatan (biasanya Giemsa, Wright) dan diperiksa dibawah mikroskop 1.1 Pembuatan sediaan apusan darah tipis 1) Alat dan bahan : a. Pipet plastik b. Alat pemapar darah (spreader glass)—kaca obyek yang dibagi empat c. Cetakan/patrun. Cetakan ini diletakkan di bawah kaca obyek, dipakai untuk menentukan banyak darah yang diperlukan dan pada daerah mana darah harus disebarkan untuk membuat paparan tebal. d. Mikroskop e. Minyak emersi f. Xyliol 2) Prosedur : Yang digunakan untuk pembuatan sediaan apusan darah tepi adalah teknik slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe dan menjadi metoda standar untuk sedian apusan darah tepi. Uraian Materi
  • 3. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Prosedurnya sebagai berikut : a. Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas cetakan b. Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab atau kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering. c. Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai. d. Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar. e. Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai f. Simpan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal dan lingkaran kecil untuk paparan tipis g. Segera sebarkan paparan tipis memakai pemapar yang tepinya halus dan rata. h. Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil kaca warna hitam i. Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan pada tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4 hari sebelum pengecatan (gambar 14) Gambar 14 : Cara pembuatan paparan darah tipis (thin film)
  • 4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1.2 Fiksasi paparan tipis Sebelum dilakukan pengecatan, lakukan fiksasi hapusan darah dengan methanol. Prosedur : a. Tempatkan kaca obyek secara horisontal pada rak pengecatan atau “level blench” b. Berikan 2 atau 3 tetes methanol absolut atau ethanol absolut atau ethanol menutupi paparan tipis, harus sangat hati – hati agar tidak mengenai paparan tebal. c. Biarkan paparan terfiksasi selama 1 – 2 menit. Buang alkohol dan biarkan kering. (gambar 15) Gambar 15 : Fiksasi Paparan Tipis 1.3 Pengecatan field hapusan tipis a. Encerkan cat field B 1 : 5 ( 1 ml field B + 4 ml air buffer). b. Tempatkan sediaan pada rak pengecatan, dan tuangi dengan ± 0,5 ml cat field B yang sudah diencerkan. c. Tambahkan segera cat field A dengan jumlah yang sama dengan cat field B,
  • 5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan campur dan biarkan selama 1 menit d. Cuci dengan air bersih, hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, selanjutnya letakkan pada rak pengeringan (gambar 16) Gambar 16 : Pewarnaan Field pada Paparan Tipis 1.4 Pembacaan sediaan a. Ambil sediaan tipis dan letakkan di microskop stage, tetsekan 1 tetes minyak emersi di atas sediaan. b. Periksa dengan lensa obyektif 40 x dan okuler 10 x, selanjutnya ganti dengan pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila plasmodium sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya plasmodium jenis lain (infeksi campuran) c. Lakukan pemeriksaan secara zig – zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi semula dan seterusnya.
  • 6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1.5 Intepretasi hasil: Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai : a. Ditemukan sel darah merah tetap atau perubahan warna maupun bentuk b. Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan ( Schuffner’ dot) c. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. d. Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit Hasil negatif : tidak ditemukan parasit
  • 7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 17 : Tampilan plasmodium falciarum pada paparan tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film)
  • 8. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tabel 4.1 : Perbandingan Sel darah Merah Terinfeksi pada Paparan Tipis Ciri Eritrosit Plasmodium Falciparum Plasmodium malaria Plasmodium vivax Plasmodium ovale Ukuran tropozoit dibandingkan diameter eritrosit 1 /5 – 1 /3 diameter eritrosit ¼ - 2 /3 Diameter, tetapi biasanya nampak bentuk sabuk (band) ¼ - 2 /3 diameter eritrosit ¼ - 2 /3 diameter eritrosit Gambaran eritrosit terinfeksi Tetap tak berubah Tetap tak berubah atau menjadi lebih kecil dan kadangkala berwarna lebih gelap Membesar dan berwarna pucat Membesar, oval dengan ujungnya bergerigi Dots pada eritrosit terinfeksi Biasanya tidak ada. Pada beberapa sel yang terinfeksi tropozoit tua, bisa nampak butiran besar kemerahan disebut Maurer clefts. Tidak ada Kecil kemerah – merahan Schuffer dots Selalu nampak James dots besar Stadium yang ditemukan Tropozoit atau gametosit atau keduanya bersama-sama. Beberapa tropozoit dapat ditemukan dalam 1 sel Semua stadium ditemukan pada 1 sediaan darah yang sama Semua stadium ditemukan pada 1 sediaan darah yang sama Semua stadium ditemukan pada 1 sediaan darah yang sama
  • 9. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2. Sediaan apusan darah tebal (thick film) 2.1 Cara pembuatan sediaan apusan darah tebal (thick film) 1) Alat dan bahan : a. Pipet plastik b. Alat pemapar darah (spreader glass)-kaca obyek yang dibagi empat c. Cetakan/patrun. Cetakan ini diletakkan di bawah kaca obyek, dipakai untuk menentukan banyak darah yang diperlukan dan pada daerah mana darah harus disebarkan untuk membuat paparan tebal. d. Mikroskop e. Minyak emersi f. xyliol 2) Prosedur (gambar 18): a. Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas cetakan b. Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab atau kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering. c. Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai. d. Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar. e. Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai f. Simpan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal g. Segera sebarkan paparan tipis memakai pemapar yang tepinya halus dan rata. h. Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil kaca warna hitam i. Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan pada tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4 hari sebelum pengecatan.
  • 10. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2.2 Hemolisa paparan tebal. a. Letakkan kaca obyek di atas rak dengan tetesan darah terletak di sebelah atas b. Tuangkan akuades dan tunggu sampai berwarna pucat ( darah terhemolisa) dan buang sisa akuades c. Keringkan pada udara terbuka (Hindarkan paparan tebal dari alkohol) Gambar 18 : Pembuatan sediaan apusan darah tebal (thick film) 2.3 Pengecatan field paparan tebal (gambar 19) a. Pegang kaca obyek paparan tebal yang sudah kering menghadap ke bawah b. Celup ke dalam field A selama 5 menit c. Alirkan kelebihan cat dengan cara menempelkan bagian pojok kaca obyek pada dinding tempat cat. d. Cuci di dalam air bersih selama 5 detik, lakukan dengan hati-hati. e. Alirkan kelebihan air f. Celup ke dalam cat field B selama 3 detik
  • 11. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan g. Alirkan kelebihan cat h. Cuci dalam air bersih i. Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan. Gambar 19 : Cara Pengecatan Field paparan Apusan tebal 2.4 Pembacaan sediaan a. Ambil sediaan tebal dan letakkan di microskop stage, teteskan 1 tetes minyak emersi di atas sediaan. b. Periksa dengan lensa obyektif 40 x dan okuler 10 x, selanjutnya ganti dengan pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila plasmodium sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya plasmodium jenis lain (infeksi campuran) c. Lakukan pemeriksaan secara zig – zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi semula dan seterusnya.
  • 12. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2.5 Intepretasi hasil: Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai : a. Tidak tampak sel darah merah . b. Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan ( Schuffner’ dot) disekitar parasit c. Tampak leukosit tidak mengalami perubahan d. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. e. Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit Hasil negatif : tidak ditemukan parasit 3. Pengecatan giemsa 1) Alat dan bahan a. Bak pengecatan b. Pipet tetes c. Gelas beker d. Silinder 10 ml e. Cat Giemsa 2) Prosedur : a. Siapkan larutan cat Giemsa dengan, mengencerkan cat : Larutan 5% untuk pengecatan 30 menit, tambahkan 1,5 ml cat Giemsa pada 50 ml Buffer salin pH 7,1 – 7,2 dan campur dengan baik Larutan 10% untuk pengecatan 10 menit, tambahkan 5 ml cat Giemsa pada 45 ml Buffer salin, dan campur dengan baik.
  • 13. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Tempatkan kaca obyek pada rak pengecatan atau Coplain jar, menyilang batang pipa kaca c. Tuangkan larutan cat yang telah disediakan ke dalam Coplain jar atau di atas kaca obyek (bila menggunakan rak), sehingga menutupi seluruh permukaan sediaan. d. Biarkan selama : 30 menit untuk larutan cat 5% 10 menit untuk larutan cat 10% e. Cuci dalam air buffer. Jangan membuang catnya, baru kemudian dicuci (sebab akan meninggalkan endapat cat di atas hapusan) f. Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan, sampai kering. g. Ambil sediaan cat Giemsa dan letakkan di microskop stage, teteskan 1 tetes minyak emersi di atas sediaan. h. Periksa dengan lensa obyektif 40 x dan okuler 10 x, selanjutnya ganti dengan pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila plasmodium sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya plasmodium jenis lain (infeksi campuran) i. Lakukan pemeriksaan secara zig–zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi semula dan seterusnya.
  • 14. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 20 : Cara pengecatan giemsa paparan apusan tebal Gambar 21 :Kista toxoplasma gondii tissue mengandung 8– 20 parasit (giemsa stain) 3) Intepretasi hasil: Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai : a. Ditemukan sel darah merah tetap atau perubahan warna maupun bentuk
  • 15. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. c. Ditemukan bentuk tropozoit stadium paling awal 1 inti dalam sel darah merah d. Ditemukan skizont (tropozoit matang), inti berjumlah 8 – 24 yang mengisi hampir seluruh bagian sel darah merah. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 22 - 28 Gambar 22 . Stadium pertumbuhan skizont e. Ditemukan gametosit, bentuk seksual dengan inti besar, padat bulat atau memanjang. Gambar 23 : Gametosit jantan dan betina
  • 16. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Catatan: Gambaran parasit malaria setelah pemberian obat anti malaria menunjukkan parasit sedikit tercat dan tampak distorsi dan tidak jelas. Hasil negatif : tidak ditemukan parasit Kunci mengidentifikasi stadium parasit malaria pada hapusan darah tipis Terapkan kunci ini pada gambaran bagian dalam sel darah merah yang muncul sebagai parasit 1. Adakah satu atau lebih inti kromatin berwarna merah dan sitoplasma berwarna ? Ya : lanjutkan ke 2 Tidak : anda tidak melihat parasit 2. Apakah bentuk dan ukurannya sesuai parasit ? Ya: kemungkinan anda melihat parasit malaria; lanjut ke 3 Tidak: anda tidak melihat parasit 3. Adakah ada pigmen dalam sel malaria? Ya: lanjut ke 7 No: lanjut ke 4 4. Adakah parasit memiliki satu inti kromatin pada sitoplasma berwarna biru dalam bentuk cincin teratur dengan vakuola? Ya : Ini merupakan stadium tropozoit Tidak : lanjut ke 5 5. Adakah parasit memiliki satu inti kromatin pada sitoplasma berwarna biru dalam bentuk padat kecil atau cincin teratur atau dengan vakuola? Ya : Ini merupakan stadium tropozoit Tidak : lanjut ke 6 6. Adakah parasit dengan satu inti kromatin ireguler atau terfragmentasi? Ya: Ini merupakan stadium tropozoit Tidak : lanjut ke 8 7. Adakah parasit dengan pigmen malaria memiliki satu inti kromatin ? Ya: lanjut ke 8 Tidak : lanjut ke 9
  • 17. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8. Adakah parasit memiliki vakuola atau masih terfragmentasi? Ya : Kemungkinan ini suatu tropozoit stadium lanjut Tidak: lanjut ke 11 9. Adakah parasit memiliki dua inti kromatin mencaai cincin dan memiliki suatu vakuola? Ya: kemungkinan stadium tropozoit Tidak : lanjut ke 10 10. Adakah parasit memiliki inti kromatin antara 2 dan 32 dan pigmen? Ya Hal ini suatu stadium skizon 11. Apakah parasit berbentuk bulat atau pisang? bulat: lanjut ke 12 bentuk pisang : lanjut ke 14 12. Adakah parasit bentuk bulat memiliki kromatin terwarna jelas dan sitoplasma biru ? Ya: ini gametosit betina Tidak: lanjut ke 13 13. Adakah parasit bentuk bulat memiliki warna kemerahan keseluruhan pada pewarnaan, sehingga kromatin tidak terlihat jelas? Ya: ini gametosit jantan 14. Adakah parasit bentk pisang memiliki sitoplasma berwarna biru dan kromatin merah terang? Ya: ini gametosit betina Tidak : lanjut ke 15 15. Adakah parasit bentuk bulat memiliki warna kemerahan keseluruhan pada pewarnaan, sehingga kromatin tidak terlihat jelas?Does the banana-shaped parasite have a reddish overall colour to the staining, so that the chromatin is indistinct? Ya: ini gametosit jantan
  • 18. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tabel 4.2: Perbedaan Spesies Parasit dari Morfologi Eritrosit Terinfeksi pada Paparan Tipis yang dicat dengan Giemsa. Ciri Eritrosit Plasmodium Falciparum Plasmodium malaria Plasmodium vivax Plasmodium ovale Ukuran eritrosit Eritrosit Tidak Membesar Eritrosit Tidak Membesar Eritrosit membesar Eritrosit membesar Gambaran eritrosit Kadang mengalami pengerutan (distorsi) dengan krenasi, kemerahan dan sisinya gelap Tidak mengalami pengerutan atau perubahan warna Pembesaran bulat atau persegi Sedikit membesar, terkadang mengerut dengan ujung bergerigi atau berbentuk oval Dots pada eritrosit terinfeksi Bintik- bintik kasar (Maurer’s dots) atau celah (terkadang tidak ada) Tidak tampak bintik – bintik kecuali pada pengecatan kuat. Bintik-bintik halus Schuffer dots Bintik-bintik seperti Schuffer dots, tetapi lebih menonjol dan menempati seluruh bagian sel Tabel 4.3 : Perbandingan stadium parasit pada paparan tipis darah tepi P. Falciparum P. malariae P.vivax P.ovale Ukuran: kecil- sedang, bentuk; koma dan cincin, cromatin sering 2 dots Ukuran: kecil, bentuk; cincin, padat, cromatin tunggal besar Ukuran : kecil - besar, bentuk ; cincin pecah, tak teratur, cromatin tunggal Ukuran : lebih kecil dari vivax, bentuk ; cincin,bulat, cromatin tunggal dominan
  • 19. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Biasanya disertai bentuk cincin muda, ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit; bentuk matang: 12- 30 merozoit, ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit; bentuk matang: 6-12 merozoit, biasanya 8 ukuran: besar; jumlah: sedikit - sedang; bentuk matang: 12- 24 merozoit, biasanya 16, ukuran: hampir sama P. malariae; jumlah: sedikit; bentuk matang: 4-12 merozoit, biasanya 8, Bentuk sepeti pisang, bulat, kromatin tunggal dan jelas Bentuk Immatur, sulit dibedakan dg tropozoit matang. bentuk; bulat, padat, kromatin tunggal dan jelas Bentuk Immatur, sulit dibedakan dg tropozoit matang. bentuk; bulat, besar Bentuk Immatur, sulit dibedakan dg tropozoit matang. bentuk; bulat, < kecil p vivax Tabel 4.4 Perbedaan Spesies Parasit dari Gambaran sitoplasma Tropozoit pada Paparan Tebal yang dicat dengan Giemsa. Ciri Sitoplasma Plasmodium Falciparum Plasmodium malaria Plasmodium vivax Plasmodium ovale Sitoplasma teratur Sitoplasma teratur Sitoplasma tidak teratur Sitoplasma tidak teratur Uniform Kompak (pada bentuk yang lebih tua dipenuhi pigmen warna kuning) Pecahan kasar (untaian tidak teratur) Pecahan halus (teratur baik atau kompak)
  • 20. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Stadium terkait Stadium terkait : bentuk pisang dan gametosit bundar dengan pigmen gelap mirip butir beras, kadang keluar sel berwarna kemerahan skizon sering tidak tampak Stadium terkait: skizon dan gametosit sering kali tampak Stadium terkait: skizon dan gametosit sering kali tampak Sel induk Ghost dengan bintik schuffer tampak samar pada tepi hapusan Stadium terkait: skizon dan gametosit sering kali tampak Sel induk Ghost dengan bintik schuffer tampak menonjol pada tepi hapusan
  • 21. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 24 : Gambaran leukosit dan eritrosit terinfeksi Malaria
  • 22. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 25 : Gambaran Morfologi Plasmodium Falciparum yang tampak dari sediaan paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa.
  • 23. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 26 : Gambaran Morfologi Plasmodium vivax yang tampak dari sediaan paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
  • 24. 24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 27 : Gambaran Morfologi Plasmodium Ovale yang tampak dari sediaan paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
  • 25. 25 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Gambar 28 : Gambaran Morfologi Plasmodium malariae yang tampak dari sediaan paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
  • 26. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan A. Tugas praktikum mahasiswa 1. Setiap Kelompok mahasiswa menyiapkan sediaan darah perifer untuk pemeriksaan paparan tipis, paparan tebal dan paparan dengan pengecatan Giemsa. 2. Melihat parasit protozoa dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100x. 3. Menggambar apa yang dilihat. B. Lembar kerja praktikum parasitologi Kegiatan 4 : Pemeriksaan darah (Parasit protozoa) Hari/tanggal : ………………… Nama : ………………… Kelompok : ………………… Hasil Pengamatan 1) Tuliskan hasil pengamatan sediaan tipis, sediaan tebal dan pengecatan Giemsa Ciri Eritrosit/ Tropozoit diameter tropozoit : eritrosit Gambaran eritrosit terinfeksi Dots pada eritrosit terinfeksi Paraf Dosen
  • 27. 27 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Stadium yang ditemukan Bentuk eritrosit Gambaran eritrosit Gambaran sitoplasma parasit. 2) Gambar kenampakan protozoa parasit pada preparat darah prifer 3) Kesimpulan .........................................................................................................................