2. PROTOZOA
Protozoa adalah :
jasad renik hewani yang terdiri dari satu sel, hidup
sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni,
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang lengkap.
(protos=pertama, zoon=hewan)
Dalam klasifikasi modern, makhluk hidup dibagi dalam 5
kingdom:
1.Monera
2.Protista
3.Plantas
4.Fungi
5.Animalia subkingdom: Protozoa
3. PROTOZOA…
Protozoa dibagi menjadi 7 phyla, 4 phyla yang penting yaitu:
Sarcomastigophora
Apicomplexa
Ciliophora
Microsporida
Pemberian nama menggunakan bahasa Latin.
Akhiran:
oidea superfamili
idae famili
inae subfamili
ida ordo
ina subordo
ea kelas
ia subkelas
4. PROTOZOA…
Morfologi
Protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti.
Sitoplasma tersusun dari :
ektoplasma (jernih, homogen)
endoplasma (keruh, bergranula)
Inti terdiri dari :
1. Selaput inti (nuclear membrane)
2. Nukleoplasma
3. Serabut linin
4. Butir kromatin (granule)
5. Kariosom (plastin)
5. PROTOZOA…
Struktur protozoa yang berasal dari ektoplasma :
1. Flagel, silia dan pseudopodi alat gerak
2. Vakuol kontraktil (alat ekskretori)
3. Organ pencernaan (mulut, sitostom atau sitofaring)
4. Dinding kista
Fungsi
Ektoplasma : protektif, lokomotif, respirasi, alat
menangkap dan membuang sisa
makanan.
Endoplasma : nutritif dan reproduktif
Inti : reproduksi dan mengatur berbagai
fungsi
6. PROTOZOA…
o Pengambilan makanan dengan cara:
1. Difusi
2. Fagositosis (pengambilan bahan-bahan padat)
3. Pinositosis (pengambilan bahan dalam larutan
lewat vesikula pinositik kecil)
2 & 3 endositosis
4. Melalui sitostoma
o Ekskresi terutama dilakukan dengan difusi lewat
membrana sel. Pada Ciliata dijumpai vakuola
kontraktil dan sitopige.
o Pada spesies-spesies protozoa parasitik, respirasi
dilakukan baik secara aerobik maupun anaerobik.
7. PROTOZOA…
o Reproduksi secara:
1. Aseksual
a. Simple binary fission
b. Multiple fission (skizogoni)
2. Seksual
a. Konjugasi
b. Syngami
8. PROTOZOA…
Stadium :
Trofozoit
Kista
Stadium Trofozoit (trophos=makan)
• Disebut juga bentuk vegetatif atau proliferatif.
• Dapat bergerak aktif.
• Berbiak secara belah pasang.
• Pada umumnya tidak resisten terhadap
perubahan lingkungan.
9. PROTOZOA…
Stadium kista (cystis=kantong)
•Resisten
•Merupakan bentuk infektif
Enkistasi:
perubahan dari bentuk trofozoit menjadi kista.
Beberapa keadaan yang mengharuskan terjadinya
enkistasi:
•Kekurangan atau berlimpahnya suplai makanan
•Kelebihan produksi katabolisme dari organisme
•Perubahan pH
•Pengeringan
•Kekurangan atau kelebihan oksigen
•Populasi parasit sangat banyak
10. PROTOZOA…
Eksistasi:
perubahan dari bentuk kista menjadi
trofozoit.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan eksistasi:
• Perubahan osmotik dalam medium.
• Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding
kista.
• Pada beberapa protozoa parasiter, pH serta
aktifitas enzim tuan rumah yang menguntungkan
bagi parasit.
11. PROTOZOA…
Klasifikasi
A. Berdasar alat gerak
a. Rhizopoda
b. Mastigophora
c. Sporozoa
d. Ciliata
B. Berdasar patogenitas
a. Patogen
b. Non patogen
C. Berdasar habitat
a. Protozoa usus dan rongga tubuh
b. Protozoa darah dan jaringan
14. Morfologi :
Tropozoit (bentuk vegetatif /
bentuk histolytica)
• 18 – 40 µ
• Bentuk tidak tetap.
• Sitoplasma berisi eritrosit,
lekosit, sisa jaringan.
• Inti : bulat, 4-6µ,
kariosom sentral, butir
kromatin pada selaput inti
halus dan rata.
15.
16. Prakista (bentuk peralihan
sebelum menjadi kista)
• Bulat atau lonjong
• 10 – 20 µ
• Sitoplasma tidak berisi
eritrosit atau sisa
makanan.
20. EPIDEMIOLOGI
Parasit ini tersebar luas, kosmopolit,
paling banyak di daerah tropik.
Transmisi parasit ini dipengaruhi a.l. oleh:
Parasit
Iklim
Lalat dan lipas
Hospes reservoar
Pupuk tanaman dan tinja
Penyaji makanan
Kepadatan penduduk
22. Amoebiasis intestinal
Akut (disentri amuba)
gx : - sindrom disentri
(diare, tinja mengandung darah
& lendir, tenesmus)
Terjadi ulkus di usus
(bulat/lonjong, tepi tidak teratur,
undermined, flask shaped, isi
cairan kuning kehitaman)
28. Amubiasis usus akut
Pemeriksaan tinja (tropozoit +)
Pemeriksaan darah (lekositosis)
Amubiasis kronik (karier asimtomatik)
Pemeriksaan tinja (kista +)
Tes serologik positif pada konvalesen
Amubiasis hati
Biopsi untuk menemukan tropozit
Pemeriksaan tinja untuk menemukan kista
Pemeriksaan darah (lekositosis)
Tes-tes serologik
Tes kulit
Pemeriksaan radiologik
Amubiasis paru
Pemeriksaan sputum (tropozoit +)
Tes serologik
Tes kulit
29.
30. PENGOBATAN
Obat antiamuba dikelompokkan dalam 4 kelompok:
1. Golongan amubisid langsung
• Bekerja efektif pada lumen usus
• Diiodohydroxyquinolon, senyawa arsen, diloxamide furoate,
paramomycin
1. Golongan amubisid tidak langsung
• Bekerja efektif pada lumen dan dinding usus
• Tertracyclin
1. Golongan amubisid jaringan khusus
Ada 2 kelompok:
1. Bekerja efektif pada dinding usus dan hati (emetin HCl,
emetin-bismuth-iodide, dehydro-emetin)
2. Bekerja efektif pada hati (chloroquin)
2. Golongan amubisid semua jaringan
• Bekerja efektif pada lumen usus, dinding usus dan hati
• Metronidazole, tinidazole, ornidazole
31. Evaluasi Hasil Pengobatan
Pemeriksaan I
Dua minggu sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 6 hari
berturut-turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
Pemeriksaan II
Tiga bulan sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 3-6 hari
berturut turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
Pemeriksaan III
Dilakukan 6 bulan sesudah pengobatan.
Perlu dipertimbangkan sigmoidoskopi untuk melihat ulkus.
32. Pencegahan
Perorangan :
1. Air minum dimasak.
2. Cegah kontaminasi ma-mi oleh lalat,
lipas, atau tikus.
3. Kebersihan pribadi & alat ma-mi.
Masyarakat :
1. Pembuangan tinja yg baik, jangan
gunakan tinja untuk pupuk.
2. Sumber air minum yg baik dan bebas
polusi tinja.
3. Tx karier
33. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
18% penduduk dunia mengandung E. histolytica, tetapi
hanya ±20% yg menunjukkan tanda dan gejala
penyakit 1/3 dari yang (+) adalah E. histolytica
ukuran kecil.
Teori I
E. histolytica dibedakan hanya dalam ukuran dan
patogenitasnya.
Ras kecil : apatogen
Ras besar : patogen
Trofozoit ras besar ada 2 bentuk:
1. magna virulent (ganas)
2. minuta komensal di lumen usus, dapat berubah
menjadi bentuk magna
34. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen…
Teori II
Dikenal 3 spesies:
Yang kecil, tdk patogen: E. hartmanii
Yang besar dibagi 2 spesies:
E. dispar tdk patogen
E. dysentriae patogen
35. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen…
Teori III
Membagi ke dalam 2 kelompok:
1. Yang kecil, tidak patogen: E. hartmanii
2. Yang besar (E. histolytica) dibagi dalam ras
tidak ganas (avirulent) dan ras virulent.