SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
ASUHAN NEONATUS,
BAYI, BALITA, ANAK
PRA SEKOLAH
MODUL
SEMESTER 3
Konsep Dasar Neonatus dan Bayi
dengan Penyulit dan Komplikasi serta
Permasalahannya
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Nurlailis Saadah
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
KEGIATAN BELAJAR VI
Asuhan Neonatus dan Bayi dengan
Hemangioma dan Bayi Mati Mendadak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir
(neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh
kegawat daruratan dan penyulit pada masa
neonatus, seperti bayi berat lahir rendah
(BBLR), asfixia neonatorum, sindromgawat
nafas,hiperbilirubinemia,sepsisneonatorum,
trauma lahir, dan kelainan kongenital. World
healt organization (WHO) dalam pernyataan
tentang neonatorum dunia tahun 2001
melaporkan bahwa penyebab langsung
kematian neonatus adalah infeksi (32%),
asfixia (29%), komplikasi prematuritas
(24%), Kelainan bawaan (10%), dan lain-
lain (5%). Timbulnya penyulit pada masa
neonatus ini sesungguhnya masih dapat di
cegah melalui berbagai upaya antara lain
melalui perbaikan tingkat kesehatan dan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir(neonatus).
Modulinidikemasdalambeberapakegiatan
belajar dalam waktu yang berbeda beda
serta tergantung banyak sedikitnya materi
yang dibahas. Adapun pembagian kegiatan
belajarnya sebagai berikut :
Kegiatan belajar 1	 : Asuhan Neonatus,
bayi, dan balita dengan Muntah dan Gumoh
Kegiatan Belajar 2	 : Asuhan Neonatus,
bayi, dan balita dengan Oral trush dan
Diaper rush
Gambar: Bayi menangis
Kegiatan Belajar 3	 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Seborrhea dan Miliariasis
Kegiatan Belajar 4	 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Diare dan Obstipasi
Kegiatan Belajar 5	 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan furunkel dan infeksi
Kegiatan Belajar 6 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Hemangioma dan Bayi Mati
Mendadak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3Setelah selesai mempelajari modul ini
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
tentang asuhan neonatus yang ada pada
kegiatan belajar di atas.
Pemahaman tentang materi ini bisa
berjalan dengan baik jika mahasiswa selain
menguasai teori minimal pernah melihat dan
mengidentifikasi kasus-kasus tentang penyulit
dan komplikasi pada neonatus.
Proses pembelajaran ini akan berjalan baik dan
lancar apabila saudara juga memahami tentang
upaya terjadinya penyulit dan komplikasi pada
bayi.
Baiklah bagi semua mahasiswa selamat belajar
semoga sukses dalam memahami materi
kuliah ini sesuai dengan tujuan yang telah di
rumuskan.
Proses pembelajaran untuk materi Deteksi
kegawatdaruratan maternal neonatal ini, dapat
berjalan dengan lancar apabila Anda mengikuti
langkah langkah belajar sebagai berikut:
a.	Mempelajari dengan seksama, cermat,
dan teliti setiap kegiatan belajar, sehingga
diperoleh pengetahuan, pemahaman yang
mendalam dan menyeluruh.
b.	Pada setiap kegiatan belajar disediakan
beberapa tugas, Tugas-tugas tersebut
sebaiknya dikerjakan sesuai dengan
petunjuk yang ada. Apabila ditemukan
kesulitan dalam penyelesaian tugas, perlu
dipelajari kembali materi kegiatan belajar
yang terkait dengan tugas-tugas yang
menyertainya.
c.	 Setelah belajar dan berlatih dengan baik,
langkah selanjutnya adalah mengerjakan
tes formatif. Hasil tes formatif sebaiknya
diteliti kembali dengan cermat. Jika sudah
yakin mengenai kebenaran hasil tes, barulah
masuk ke langkah pencocokan dengan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
Gambar: Bayi menyusui
kunci jawaban yang tertera dibagian
akhir setiap kegiatan belajar.
d.	Membaca umpan balik dan tindak
lanjut. Jika hasil tes baik atau baik sekali,
kegiatan tahap belajar berikutnya
dapat ditempuh. Jika hasil tes cukup
atau kurang, tes formatif harus diulang
sekali lagi. Jika belum berhasil, maka
kegiatan belajar perlu diulang kembali,
baru melaksanakan tes formatif lagi.
e.	Jika kegiatan belajar telah diulang,
namun tes formatif masih cukup atau
kurang, perlu dilakukan konsultasi
khusus dengan dosen.
Diharapkan agar petunjuk-petunjuk diatas
dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan
sehingga Anda dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan harapan.
Baiklah Saudara peserta Pendidikan jarak
Jauh, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan
dalam modul ini sebagai bekal bertugas
sebagai bidan di daerah dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Kegiatan
Belajar 6
Asuhan Neonatus dan Bayi dengan
Hemangioma dan Bayi Mati Mendadak
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok-Pokok Materi
Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini saudara
diharapkan mampu menjelaskan konsep dasar neonatus dan bayi dengan Hemangioma dan
Bayi mati mendadak.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara akan mampu :
1.	 Menjelaskan tentang konsep dasar asuhan neonatus dengan Hemangioma
2.	 Menjelaskan tentang konsep dasar asuhan neonatus dengan Bayi mati mendadak
Dalam kegiatan pembelajaran 5 ini saudara akan mempelajari tentang :
1.	 Konsep dasar asuhan neonatus dengan Hemangioma
2.	 Konsep dasar asuhan neonatus dengan Bayi mati mendadak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Uraian
Materi
HEMANGIOMA
1.	 Pengertian
Hemangioma : suatu kelainan pembuluh darah
yang merupakan lesi poliferatif endotel vascular
yang diperkirakan membesar dan kemudian
secara spontan menghilang, bukan merupakan
tumor neoplastik
2.	 Etiologi
merupakan pembuluh darah yang melebar. Belum
diketahui penyebab terjadinya.
3.	 Klasifikasi
a.	Hemangioma intradermal : merupakan
pelebaran pembuluh darah dermis yang
letaknya superficial dg dinding pembuluh darah
dibentuk sel endotel dewasa sehinga resisten thd radiasi. Lesi merah kebiruan terutama
dikepala dan leher, rata dengan permukaan kulit.
b.	Hemangioma kapiler : merupakan pelebaran pembuluh darah dibawah epidermis,
berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. Ada beberapa jenis
Hemangioma kapiler diantaranya hemangioma strawberry (warna merah terang, agak
menonjol, berbatas tegas, timbul diberbagai tempat), nevus flamneus (nevus flameus
/ bercak anggur merah : warna merah muda – ungu, berbatas tegas dan makin keras
seiring bertambahnya usia, muncul saat lahir).
c.	 Hemangioma kavernosa, merupakan pelebaran pembuluh darah subkutis yang kadang
invasi ke fasia dan otot. Dari luar tampak seperti tumor kebiruan yang dapat dikempeskan
dengan penekanan tepi menonjol kembali setelah tekanan dilepaskan. Hemngioma jenis
ini tidak dapat mengalami regresi spontan tetapi sering progresif, sehingga bisa meluas
dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Jarang terjadi dibanding hemangioma strawberry.
d.	 Hemangioma campuran, merupakan kombinasi dari berbagai hemangioma.
4.	 Asuhan Kebidanan Pada Hemangioma
a.	Pengkajian
1).	Usia : tergantung jenis Hemangioma . Ada yang timbul sejak lahir, sebagian lainnya
baru timbul setelah berusia 4 minggu.
2).	Keadaan fisik kemungkinan tdp sebagai berikut :
•	 H. intradermal : Terdapat lesi kemerahan pada kepala dan leher
•	 H. strowbery : Diawali titik kecil waktu lahir, membesar cepat dan menetap saat
usia 8 bln, kemudian mengalami regresi spontan dan pucat karena fibrosis setelah
1 tahun dan berjalan sampai 6-7 tahun. Bisa menghilang dengan spontan.
Dalam lingkungan kita tidak jarang sering kita temukan bayi yang mengalami Hemangioma ?
Menurut saudara kira kira apa penyebab dari Hemangioma tersebut ?
Gambar : Hemangioma
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
•	 Jika nevus flameus, bercak akan
menetap dan rata dengan kulit, kecuali
teriritasi maka akan menonjol. Bercak
dapat timbul dibagian tubuh mana saja
3).	Penegak diagnose :
	Arteriogram, CT (computerized
tomography) scan atau MRI (magnetic
resonace imaging) untuk mengetahui
perluasan lesi
4).	Program therapy
•	 Tergantung jenis dan berat ringannya
hemangioma
•	 Untuk hemangioma buah arbei
ditunggu regresi, pemasangan
pembalut elastic dengan sedikit
penekanan, dapat mempercepat
proses regresi.
•	 Injeksi / bedah plastic
b.	 Masalah :
1).	 Resiko infeksi sekunder sehubungan adanya ulserasi
2).	Gangguan pola makan sehubungan dengan lokasi hemangioma
3).	Gangguan konsep diri
4).	Kurang pengetahuan
c.	Intervensi
1)	 Konseling / HE tentang :
	 Keadaan penyakit dan penanganannya, persiapan fisik dan mental pasien pasien jika
dilakukan pembedahan
2)	 Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pembedahan / pengobatan
	 Pemberiankortikosteroid,Pemberiansklerotingagent(Injeksi),Tindakanpembedahan
3)	 Jika terjadi perdarahan pada bercak, dapat dihentikan dengan tekanan
BAYI MATI MENDADAK
Dalam lingkungan kita tidak jarang sering kita temukan bayi yang mengalami mati mendadak ?
Menurut saudara kira kira apa penyebab dari bayi mati mendadak tersebut ?
1.	Pengertian
Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS ; Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu
kematian mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat (Wafi Nur, 2010)
SIDS merupakan penyebab kematian yang sering ditemukan pada bayi berusia 2 minggu-1
tahun. Sebanyak 3 dari 2000 bayi mengaam SIDS dan hampir selalu terjadi ketika bayi
sedang tidur. SIDS sering kali terjadi pada bayi berumur 2-4 bulan (Wafi Nur, 2010)
2.	Etiologi
Menurut Khoirunnisa (2010) penyebab pasti SIDS belum diketahui, namun beberapa ahli
meneliti dan mengemukakan beberapa penyebab SIDS, yaitu :
a.	 Ibu masih remaja
b.	 Bayi engan jarak kelahiran yang dekat
Gambar : Hemangioma
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7c.	 Bayi laki-laki dengan berat dibawah normal
d.	 Bayi yang mengalgmi displasia bronkopulmoner
e.	 Bayi prematur
f.		 Gemeli
g.	 Bayi dengan sibling
h.	 Bayi dengan ibu ketergantungan narkoba
i.		 Prevalensi pada bayi yang tidur tengkurap
j.		 Bayi dengan virus pernafasan
k.	 Bayi dengan infeksi botulinun
l.		 Bayi dengan aonea berkepanjangan
m.	Bayi dengan gangguan pola nafas hereditas
n.	 Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli
Penelitian baru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidur tengkurap
dibandingkan bayi yang tidur terlentang atau miring. Selain itu juga ditemukan pada bayi
yang pada saat tidur wajahnya menghadap ke kasur atau selimut yang empuk/lembut (Wafi
Nur Muslihatun, 2010).
Menurut Wafi Nur Muslihatun, (2010), beberapa faktor resiko terjadinya SIDS, antara lain :
a.	 Tidur tengkurap (pada bayi berusia kurang dari 4 bulan)
b.	 Bayi yang tidur dikasur lembut ( pada bayi yng kurang dari 1 tahun)
c.	 Bayi prematur
d.	 Riwayat SIDS pada saudara kandung
e.	 Ibu dengan banyak anak
f.		 Musim dingin
g.	 Ibu perokok
h.	 Ibu pecandu obat terlarang
i.		 Ibu berusia muda
j.		 Jarak diantara dua kehamilan pendek
k.	 Asuhan selama kehamilan kurang
l.		 Golongan social ekonomi rendah.
3.	 Faktor – faktor yang mungkin menyebabkan bayi meninggal mendadak.
a.	 Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah diobservasi
pada dua bayi yng kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan telah diamati pula
adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia
yang lama pada bayi –bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti
apakah apnea sentral atau apnea obstrukti yang lebih penting dalam terjadinya SIDS.
b.	 cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa bayi-
bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada saluran saraf pusat.
c.	 fungsi saluran nafas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan anatomi,
maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan bagian
Gambar : Bayi di inkubator
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di ketahui.
d.	 reflek saluran nafas yang hiperreaktf karena masuknya sejumlah cairan ke dalam laring
dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimbulkan apnea, maka diberikan
perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai
mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi.
e.	 Abnormalita jantung, beberpa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada jantung
muda, tetapi tidak mendapatka bukti yang meyakinkan saat ini untuk menunjukkan
bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.
f.		 Pengaturan suhu : kenaikan suhu badan dan / atau lingkungan dihubungkan dengan
SIDS. Ada interaksi yang kompleks antara regulasi suhu, pola pernafasan, sensitifitas
kemoreseptor, pengendalian jantung, dan kebangunan atau terengah-engah.
g.	 Epidimologi : peningkatan resiko SIDS terjadi pada ibu yang merokok selama kekamilan,
bayi dari ibu yang merokok juga tampak meninggal pada umur lebih muda.
h.	 Abnormalitas jantung : beberapa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada jantung
muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk menunjukkan
bahwa aritma jantung memainkan peranan pada SIDS
i.		 Posisi tidur : posisi tidur tengkurap merupakan salah satu penyebab SIDS. Tidur dengan
posisi tengkurap meningkatkan kemungkinan tertutupnya jalan nafas yang menyebabkan
timbulnya asfiksia.
4.	Gejala
Tidak ada gejala mendahului SIDS
5.	Diagnosa
	 SIDS didiagnosa jika seorang bayi sehat tiba-tiba meninggal. Hasil otopsi tidak menunjukkan
adanya penyebab kematian yang jelas (Wafi Nur Muslihatun, 2010).
	 Semakin banyak bukti bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik
sebelum lahir. Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang renda dan abnormalitas
control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi
pertumbuhan pasca natal. SDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-
tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematia yang jelas.
6.	Penatalaksanaan
	Menurut Khoirunnisa, 2010,
penatalaksanaannya adalah :
a.	 Bantu orang tua mengatur jadwal untuk
konseling
b.	Berikan dukungan dan dorongan
kepaa orang tua, biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya.
c.	 Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri
kesempatan kepada orang tua untuk
menanyakan pertanyaannya.
d.	 Beri pengertian kepada orang tua bahwa
perasaan yang mereka rasakan adalah
wajar.
e.	 Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahawa mereka tidak bersalah terhadap kematian
bayi tersebut, bahkan mereka sebenarnya juga tidak mengharapkan kematian dari bayi
tersebut.
f.		 Jika ibu kemudian melahirkan bayi lagi, beri dukungan kepada orang tua selama beberapa
Gambar : Ibu berduka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya.
7.	 Pencegahan
	 Angka kematian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%) sejak para orang
tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang atau miring (terutama ke
kanan) (Wifi Nur Muslihatun, 2010)
a.	 Selalu letakkan bayi anda dalam posisi terlentang ketika sedang tidur, walaupun saat tidur
siang. Posisi ini dalah posisi yang paling aman bagi bayi yang sehat untuk mengurangi
resiko SIDS.
b.	 Janganpernahmenengkurapkanbayisecarasengajaketikabayitersebutbelumwaktunya
untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
c.	 Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk penelitian menyimpulkan
bahwa resiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi diletakkan diatas kasur yang
terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu domba atau permukaan lembut lainnya.
d.	 Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan yang
diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi anda. Hal ini untuk mencegah
bayi anda terselimuti atau tertindih benda-enda tersebut.
e.	 Pastikanbahwa semua orang yang suka mengurus bayi anda atau tempat penitipan bayi
untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan waktu tidur mengandung
resiko SIDS.
f.		 Pastikan wajah dan kepala bayi anda tidak tertutup oleh apapun selama dia tidur. Jauhkan
selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut bayi anda.
g.	 Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi anda sehingga tidak perlu lagi menggunakan
selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut sebaiknya anda perhatikan hal-
hal berikut ini : pastikan kaki bayi anda berada di ujung ranjangnya, selimutnya tidak
lebih tinggi dari dada si bayi, ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, anda selipkan
dibawah kasur atau matras sehingga terhimpit.
h.	 Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi anda khususnya anda sendiri. Hentikan
kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi anda dan pastikan
orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.
i.		 Jangan biarkan bayi anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia tetap
hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya berada pada suhu
yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa
membuat bayi anda terlalu kepanasan
j.		 Temani bayi anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang
cukup lama.
8.	 Asuhan Pada Bayi Mati Mendadak
1). Pengkajian
Gambar : Ibu dan bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
a.	 Data Subyektif
	 1)	 Ibu mengatakan bersalah atas kematian anaknya
	 2)	 Ibu mengatakan kematian anaknya akibat kelalaiannya
b.	 Data Objektif
	 1). Denyut nadi tidak teraba
	 2). Pernafasan tidk ada.
	 3). Bayi tidak bergerak.
	 4). Akral pucat dan dingin
	 5). Tidak ada reflek pupil
2). Intervensi
		 a. Lakukan perawatan jenazah
		 b. Beri dukungan sosial pada ibu dan keluarga.
3). Implementasi
		 a) Melakukan perawatan jenazah
1). Mencici tangan sebelum memakai sarung tangan dengan menggunakan sabun.
2). Memakai perlindungan diri
3). Meluruskan tubuh jenazah dan meletakkan dal posisi terlentang dengan tangan
disisi atau terlipat di dada.
4). Memandikan jenazah
5). Membersihkan tubuh jenazah.
6). Mengeringkan jenazah dengan handuk.
7). Menutup kelopak mata dengan kapas atau kasa, begitu pula mulut dan telinga.
8). Menutup anus dengan kasa dan plester kedap air
9). Membungkus jenazah dengan kain kafan atau kain pembungkus.
10). Mencuci tangan dengan sabun sesudah melepas sarung tangan
		 b). Memberi dukungan sosial kepada ibu dan keluarga.
1). Memberikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, biarkan orang tua
menggungkapkan rasa dukanya.
2). Memberikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan kepada oran tua untuk
menanyakan pertanyaannya.
3). Memberikan pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan
adalah wajar.
4). Memberikan keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah
terhadap kematian bayi tersebut, bahkan mereka sebenarnya juga tudak
mengharapkan kematian dari bayi tersebut.
5). Jika ibu kemudian melahirkan bayi lagi, beri dukungan kepada orang tua selama
beberapa bulan pertama paling tida sampai melewati usia bayi yang meninggal
sebelumnya.
		 4) Evaluasi
a)	 Ibu mengatakan teimakasih atas dukungan yang telah diberikan
b)	 Ibu terlihat lebih tegar
c)	 Ibu mulai bisa menerima kenyataan bahwa anaknya telah tiada
d)	 Ibu mulai menyadari bahwa kematian anaknya bukan berasarkan kesalahannya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Hemangioma adalah kelainan yang merupakan lesi proliferative endotel vaskuler yang
diperkirakan membesar dan menghilang spontan, bukan tumor neoplastik
Sudden Infant Death Syndrome adalah kejadian dimana bayi yang semula sehat tiba-tiba
meninggal. Frekuensi tersering kejadian ini pada usia 2-4 bulan, pada prevalensi bayi tidur
tengkurap. Gejala dari SIDS belum diketahui, dan baru dapat didiagnosa setelah bayi yang
semula terlihat sehat tiba-tiba meninggal.
Rangkuman
Petunjuk:
•	 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
•	 Pilihlah :
A.	 Jika jawaban 1,2 dan 3 benar
B.	 Jika jawaban 1 dan 3 benar
C.	 Jika jawaban 2 dan 4 benar
D.	 Jika hanya 4 saja yang benar
E.	 Jika semua benar
1.	 Penyebab mati mendadak (SIDS) pada bayi antara lain :
1.	 Apneu dan sianosis lama
2.	 Cacat batang otak
3.	 Abnormalitas jantung
4.	 Posisi tidur
2.	 Yang tidak termasuk klasifikasi hemangioma
A.	 Hemangioma komplek
B.	 Hemangioma simplek
C.	 Granuloma piogenik
D.	 Hemangioma cavernosum
E.	 Hemangioma campuran
3.	 Etiologi dari sindrom mati mendadak adalah
1.	 Bayi gemeli			
2.	 Bayi prematur
3.	 Jarak kelahiran dekat		
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
4.	 Infeksi botulium
4.	 Faktor resiko SIDS adalah, kecuali
A.	 Bayi prematur
B.	 Ibu perokok
C.	 Musim dingin
D.	 Ibu tua
E.	 Jarak kehamilan pendek
5.	 Faktor yang menyebabkan bayi mati mendadak
1.	 Jeda pernafasan pendek
2.	 Cacat batang otak
3.	 Saluran nafas ab normal
4.	 Reflek saluran nafas hiperaktif
6.	 Pencegahan SIDS
1.	 Letakkan bayi posisi terlentang
2.	 Jauhkan dari selimut yang bisa menutup bayi
3.	 Kasur terlalu empuk
4.	 Pastikan semua orang tua mengurus bayi
7.	 Klasifikasi hemangioma kecuali
1.	 Hemangioma intradural
2.	Kapiler
3.	 Hemangioma kavernosa
4.	 Hemangioma babinski
8.	 Masalah kebidanan pada hemangioma adalah
1.	 Gangguan pola makanan
2.	 Resiko infeksi sekunder
3.	 Gangguan konsep diri
4.	 Kurangnya pengetahuan
9.	 Bayi usia 3 bulan sehat diberi ASI esklusif bayi tidur lelap, bayi ditemukan meninggal (sudden
infant death syndrome), faktor resiko kematian tersebut yaitu
1.	 Banyak anak
2.	 Riwayat SIDS pada saudara kandung
3.	 Kurangnya perawatn kehamilan
4.	 Bayi tersebut tidur tengkurap
10.	Pencegahan kasus tersebut adalah
A.	 Gunakan kipas angin untuk mendinginkan ruangan
B.	 Bayi sebaiknya tidur dalam satu kamar dengan ibu
C.	 Jangan ditidurkan saat selesai menyusu
D.	 Sebainya ruangan ber AC agar bayi tidak kepanasan
E.	 Tidurkan bayi sendiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Tugas
Mandiri
Mahasiswa yang berbahagia, walaupun kasus ini jarang terjadi tapi cobalah barangkali ada
dilingkungan sekitar sdr ,identifikasi kasus hemangioma dan kasus bayi mati mendadak, cari
penyebabnya dan buat laporan serta sdr kumpulkan.
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian
akhir Kegiatan Belajar 4, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban
yang benar adalah:
90% - 100%		 : baik sekali
80% - 89%		 : baik
70% -79%		 : cukup
kurang dari 70%	 : kurang
Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda telah
menyelesaikan Kegiatan Belajar 4 ini dan dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 5.
Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 4,
terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai!
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KUNCI JAWABAN
1.	 E
2.	 A
3.	 A
4.	 D
5.	 E
6.	 E
7.	 A
8.	 C
9.	 D
10.	B

More Related Content

What's hot

Modul 6 kb 1 asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumoh
Modul 6 kb 1   asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumohModul 6 kb 1   asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumoh
Modul 6 kb 1 asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumohpjj_kemenkes
 
Modul 6 kb 2 asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trush
Modul 6 kb 2   asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trushModul 6 kb 2   asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trush
Modul 6 kb 2 asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trushpjj_kemenkes
 
Modul 7 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...
Modul 7 kb 4   asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...Modul 7 kb 4   asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...
Modul 7 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...pjj_kemenkes
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilanpjj_kemenkes
 
Modul 6 kb 5 asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksi
Modul 6 kb 5   asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksiModul 6 kb 5   asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksi
Modul 6 kb 5 asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksipjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Modul 6 kb 2
Modul 6    kb 2Modul 6    kb 2
Modul 6 kb 2
 
Modul 7 kb 4
Modul 7   kb 4Modul 7   kb 4
Modul 7 kb 4
 
Modul 5 kb 3
Modul 5    kb 3Modul 5    kb 3
Modul 5 kb 3
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
 
Modul 5 kb 1
Modul 5    kb 1Modul 5    kb 1
Modul 5 kb 1
 
Modul 5 kb 4
Modul 5    kb 4Modul 5    kb 4
Modul 5 kb 4
 
Modul 7 kb 5
Modul 7   kb 5Modul 7   kb 5
Modul 7 kb 5
 
Modul 6 kb 1 asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumoh
Modul 6 kb 1   asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumohModul 6 kb 1   asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumoh
Modul 6 kb 1 asuhan neonatus dan bayi dengan muntah dan gumoh
 
Modul 6 kb 2 asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trush
Modul 6 kb 2   asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trushModul 6 kb 2   asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trush
Modul 6 kb 2 asuhan neonatus dan bayi dengan oral trush dan diaper trush
 
Modul 7 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...
Modul 7 kb 4   asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...Modul 7 kb 4   asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...
Modul 7 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan obstruksi billiaris dan hernia...
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilan
 
Modul 6 kb 5 asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksi
Modul 6 kb 5   asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksiModul 6 kb 5   asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksi
Modul 6 kb 5 asuhan neonatus dan bayi dengan bisulan (furunkel) dan infeksi
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 

Viewers also liked

Sunfeast Open 07 - Sachins Press Con
Sunfeast Open 07 - Sachins Press ConSunfeast Open 07 - Sachins Press Con
Sunfeast Open 07 - Sachins Press ConSayantan C
 
Real Numbers On Medical Risk
Real Numbers On Medical RiskReal Numbers On Medical Risk
Real Numbers On Medical Riskamy boynton, mba
 
We Meet - A Case Study
We Meet - A Case StudyWe Meet - A Case Study
We Meet - A Case StudySayantan C
 
презентация Gew belarus
презентация Gew belarusпрезентация Gew belarus
презентация Gew belarusNastya Vasilevskaya
 
UM 8 Organization Culture
UM 8 Organization CultureUM 8 Organization Culture
UM 8 Organization Culturexadams
 
Chap 9 Choix Dun Portefeuille
Chap 9 Choix Dun PortefeuilleChap 9 Choix Dun Portefeuille
Chap 9 Choix Dun PortefeuilleLouis Pinto
 
Séance9 le taux de change
Séance9 le taux de changeSéance9 le taux de change
Séance9 le taux de changePaul Angles
 
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariPPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariChiyapuri
 
Marketing Digital 2014
Marketing Digital 2014 Marketing Digital 2014
Marketing Digital 2014 ESPM
 
Gestion des risques bancaires
Gestion des risques bancairesGestion des risques bancaires
Gestion des risques bancairesZouhair Aitelhaj
 
Glasgow coma scale
Glasgow coma scale Glasgow coma scale
Glasgow coma scale osman qalib
 

Viewers also liked (19)

Guía de lecturas 2016
Guía de lecturas 2016Guía de lecturas 2016
Guía de lecturas 2016
 
Sunfeast Open 07 - Sachins Press Con
Sunfeast Open 07 - Sachins Press ConSunfeast Open 07 - Sachins Press Con
Sunfeast Open 07 - Sachins Press Con
 
5 principios biblicos para recibir bendicion economica
5 principios biblicos para recibir bendicion economica5 principios biblicos para recibir bendicion economica
5 principios biblicos para recibir bendicion economica
 
Santa cena 2016
Santa cena 2016 Santa cena 2016
Santa cena 2016
 
Real Numbers On Medical Risk
Real Numbers On Medical RiskReal Numbers On Medical Risk
Real Numbers On Medical Risk
 
We Meet - A Case Study
We Meet - A Case StudyWe Meet - A Case Study
We Meet - A Case Study
 
презентация Gew belarus
презентация Gew belarusпрезентация Gew belarus
презентация Gew belarus
 
Usability Cafe
Usability CafeUsability Cafe
Usability Cafe
 
UM 8 Organization Culture
UM 8 Organization CultureUM 8 Organization Culture
UM 8 Organization Culture
 
Chap 9 Choix Dun Portefeuille
Chap 9 Choix Dun PortefeuilleChap 9 Choix Dun Portefeuille
Chap 9 Choix Dun Portefeuille
 
Séance9 le taux de change
Séance9 le taux de changeSéance9 le taux de change
Séance9 le taux de change
 
Adaptasi fisiologi neonatus
Adaptasi fisiologi neonatusAdaptasi fisiologi neonatus
Adaptasi fisiologi neonatus
 
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariPPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
 
Psychiatry
PsychiatryPsychiatry
Psychiatry
 
Marketing Digital 2014
Marketing Digital 2014 Marketing Digital 2014
Marketing Digital 2014
 
PLAY
PLAYPLAY
PLAY
 
Intellectual Property Rights
Intellectual Property RightsIntellectual Property Rights
Intellectual Property Rights
 
Gestion des risques bancaires
Gestion des risques bancairesGestion des risques bancaires
Gestion des risques bancaires
 
Glasgow coma scale
Glasgow coma scale Glasgow coma scale
Glasgow coma scale
 

Similar to Modul 6 kb 6

Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikpjj_kemenkes
 
Kb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasi
Kb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasiKb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasi
Kb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasipjj_kemenkes
 
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaanKb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaanpjj_kemenkes
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalpjj_kemenkes
 
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi NifasKB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifaspjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)pjj_kemenkes
 
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasaKb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasapjj_kemenkes
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalpjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb2 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 

Similar to Modul 6 kb 6 (20)

Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
 
Kb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasi
Kb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasiKb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasi
Kb 1 asuhan kebidanan dengan imunisasi
 
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaanKb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
 
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi NifasKB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
KB 3 Mengidentifikasi Komplikasi Nifas
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
 
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasaKb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasa
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb2 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
 
Modul 2 kdk ii
Modul 2 kdk iiModul 2 kdk ii
Modul 2 kdk ii
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasmaKb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasma
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 

Recently uploaded (20)

Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 

Modul 6 kb 6

  • 1. ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, ANAK PRA SEKOLAH MODUL SEMESTER 3 Konsep Dasar Neonatus dan Bayi dengan Penyulit dan Komplikasi serta Permasalahannya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Nurlailis Saadah Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) KEGIATAN BELAJAR VI Asuhan Neonatus dan Bayi dengan Hemangioma dan Bayi Mati Mendadak
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pendahuluan Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawat daruratan dan penyulit pada masa neonatus, seperti bayi berat lahir rendah (BBLR), asfixia neonatorum, sindromgawat nafas,hiperbilirubinemia,sepsisneonatorum, trauma lahir, dan kelainan kongenital. World healt organization (WHO) dalam pernyataan tentang neonatorum dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfixia (29%), komplikasi prematuritas (24%), Kelainan bawaan (10%), dan lain- lain (5%). Timbulnya penyulit pada masa neonatus ini sesungguhnya masih dapat di cegah melalui berbagai upaya antara lain melalui perbaikan tingkat kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir(neonatus). Modulinidikemasdalambeberapakegiatan belajar dalam waktu yang berbeda beda serta tergantung banyak sedikitnya materi yang dibahas. Adapun pembagian kegiatan belajarnya sebagai berikut : Kegiatan belajar 1 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Muntah dan Gumoh Kegiatan Belajar 2 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Oral trush dan Diaper rush Gambar: Bayi menangis Kegiatan Belajar 3 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Seborrhea dan Miliariasis Kegiatan Belajar 4 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Diare dan Obstipasi Kegiatan Belajar 5 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan furunkel dan infeksi Kegiatan Belajar 6 : Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Hemangioma dan Bayi Mati Mendadak
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan neonatus yang ada pada kegiatan belajar di atas. Pemahaman tentang materi ini bisa berjalan dengan baik jika mahasiswa selain menguasai teori minimal pernah melihat dan mengidentifikasi kasus-kasus tentang penyulit dan komplikasi pada neonatus. Proses pembelajaran ini akan berjalan baik dan lancar apabila saudara juga memahami tentang upaya terjadinya penyulit dan komplikasi pada bayi. Baiklah bagi semua mahasiswa selamat belajar semoga sukses dalam memahami materi kuliah ini sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan. Proses pembelajaran untuk materi Deteksi kegawatdaruratan maternal neonatal ini, dapat berjalan dengan lancar apabila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut: a. Mempelajari dengan seksama, cermat, dan teliti setiap kegiatan belajar, sehingga diperoleh pengetahuan, pemahaman yang mendalam dan menyeluruh. b. Pada setiap kegiatan belajar disediakan beberapa tugas, Tugas-tugas tersebut sebaiknya dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang ada. Apabila ditemukan kesulitan dalam penyelesaian tugas, perlu dipelajari kembali materi kegiatan belajar yang terkait dengan tugas-tugas yang menyertainya. c. Setelah belajar dan berlatih dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengerjakan tes formatif. Hasil tes formatif sebaiknya diteliti kembali dengan cermat. Jika sudah yakin mengenai kebenaran hasil tes, barulah masuk ke langkah pencocokan dengan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil Gambar: Bayi menyusui kunci jawaban yang tertera dibagian akhir setiap kegiatan belajar. d. Membaca umpan balik dan tindak lanjut. Jika hasil tes baik atau baik sekali, kegiatan tahap belajar berikutnya dapat ditempuh. Jika hasil tes cukup atau kurang, tes formatif harus diulang sekali lagi. Jika belum berhasil, maka kegiatan belajar perlu diulang kembali, baru melaksanakan tes formatif lagi. e. Jika kegiatan belajar telah diulang, namun tes formatif masih cukup atau kurang, perlu dilakukan konsultasi khusus dengan dosen. Diharapkan agar petunjuk-petunjuk diatas dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan sehingga Anda dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan harapan. Baiklah Saudara peserta Pendidikan jarak Jauh, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas sebagai bidan di daerah dengan baik.
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Kegiatan Belajar 6 Asuhan Neonatus dan Bayi dengan Hemangioma dan Bayi Mati Mendadak Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok-Pokok Materi Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini saudara diharapkan mampu menjelaskan konsep dasar neonatus dan bayi dengan Hemangioma dan Bayi mati mendadak. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara akan mampu : 1. Menjelaskan tentang konsep dasar asuhan neonatus dengan Hemangioma 2. Menjelaskan tentang konsep dasar asuhan neonatus dengan Bayi mati mendadak Dalam kegiatan pembelajaran 5 ini saudara akan mempelajari tentang : 1. Konsep dasar asuhan neonatus dengan Hemangioma 2. Konsep dasar asuhan neonatus dengan Bayi mati mendadak
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Uraian Materi HEMANGIOMA 1. Pengertian Hemangioma : suatu kelainan pembuluh darah yang merupakan lesi poliferatif endotel vascular yang diperkirakan membesar dan kemudian secara spontan menghilang, bukan merupakan tumor neoplastik 2. Etiologi merupakan pembuluh darah yang melebar. Belum diketahui penyebab terjadinya. 3. Klasifikasi a. Hemangioma intradermal : merupakan pelebaran pembuluh darah dermis yang letaknya superficial dg dinding pembuluh darah dibentuk sel endotel dewasa sehinga resisten thd radiasi. Lesi merah kebiruan terutama dikepala dan leher, rata dengan permukaan kulit. b. Hemangioma kapiler : merupakan pelebaran pembuluh darah dibawah epidermis, berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. Ada beberapa jenis Hemangioma kapiler diantaranya hemangioma strawberry (warna merah terang, agak menonjol, berbatas tegas, timbul diberbagai tempat), nevus flamneus (nevus flameus / bercak anggur merah : warna merah muda – ungu, berbatas tegas dan makin keras seiring bertambahnya usia, muncul saat lahir). c. Hemangioma kavernosa, merupakan pelebaran pembuluh darah subkutis yang kadang invasi ke fasia dan otot. Dari luar tampak seperti tumor kebiruan yang dapat dikempeskan dengan penekanan tepi menonjol kembali setelah tekanan dilepaskan. Hemngioma jenis ini tidak dapat mengalami regresi spontan tetapi sering progresif, sehingga bisa meluas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Jarang terjadi dibanding hemangioma strawberry. d. Hemangioma campuran, merupakan kombinasi dari berbagai hemangioma. 4. Asuhan Kebidanan Pada Hemangioma a. Pengkajian 1). Usia : tergantung jenis Hemangioma . Ada yang timbul sejak lahir, sebagian lainnya baru timbul setelah berusia 4 minggu. 2). Keadaan fisik kemungkinan tdp sebagai berikut : • H. intradermal : Terdapat lesi kemerahan pada kepala dan leher • H. strowbery : Diawali titik kecil waktu lahir, membesar cepat dan menetap saat usia 8 bln, kemudian mengalami regresi spontan dan pucat karena fibrosis setelah 1 tahun dan berjalan sampai 6-7 tahun. Bisa menghilang dengan spontan. Dalam lingkungan kita tidak jarang sering kita temukan bayi yang mengalami Hemangioma ? Menurut saudara kira kira apa penyebab dari Hemangioma tersebut ? Gambar : Hemangioma
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 • Jika nevus flameus, bercak akan menetap dan rata dengan kulit, kecuali teriritasi maka akan menonjol. Bercak dapat timbul dibagian tubuh mana saja 3). Penegak diagnose : Arteriogram, CT (computerized tomography) scan atau MRI (magnetic resonace imaging) untuk mengetahui perluasan lesi 4). Program therapy • Tergantung jenis dan berat ringannya hemangioma • Untuk hemangioma buah arbei ditunggu regresi, pemasangan pembalut elastic dengan sedikit penekanan, dapat mempercepat proses regresi. • Injeksi / bedah plastic b. Masalah : 1). Resiko infeksi sekunder sehubungan adanya ulserasi 2). Gangguan pola makan sehubungan dengan lokasi hemangioma 3). Gangguan konsep diri 4). Kurang pengetahuan c. Intervensi 1) Konseling / HE tentang : Keadaan penyakit dan penanganannya, persiapan fisik dan mental pasien pasien jika dilakukan pembedahan 2) Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pembedahan / pengobatan Pemberiankortikosteroid,Pemberiansklerotingagent(Injeksi),Tindakanpembedahan 3) Jika terjadi perdarahan pada bercak, dapat dihentikan dengan tekanan BAYI MATI MENDADAK Dalam lingkungan kita tidak jarang sering kita temukan bayi yang mengalami mati mendadak ? Menurut saudara kira kira apa penyebab dari bayi mati mendadak tersebut ? 1. Pengertian Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS ; Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat (Wafi Nur, 2010) SIDS merupakan penyebab kematian yang sering ditemukan pada bayi berusia 2 minggu-1 tahun. Sebanyak 3 dari 2000 bayi mengaam SIDS dan hampir selalu terjadi ketika bayi sedang tidur. SIDS sering kali terjadi pada bayi berumur 2-4 bulan (Wafi Nur, 2010) 2. Etiologi Menurut Khoirunnisa (2010) penyebab pasti SIDS belum diketahui, namun beberapa ahli meneliti dan mengemukakan beberapa penyebab SIDS, yaitu : a. Ibu masih remaja b. Bayi engan jarak kelahiran yang dekat Gambar : Hemangioma
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7c. Bayi laki-laki dengan berat dibawah normal d. Bayi yang mengalgmi displasia bronkopulmoner e. Bayi prematur f. Gemeli g. Bayi dengan sibling h. Bayi dengan ibu ketergantungan narkoba i. Prevalensi pada bayi yang tidur tengkurap j. Bayi dengan virus pernafasan k. Bayi dengan infeksi botulinun l. Bayi dengan aonea berkepanjangan m. Bayi dengan gangguan pola nafas hereditas n. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli Penelitian baru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidur tengkurap dibandingkan bayi yang tidur terlentang atau miring. Selain itu juga ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya menghadap ke kasur atau selimut yang empuk/lembut (Wafi Nur Muslihatun, 2010). Menurut Wafi Nur Muslihatun, (2010), beberapa faktor resiko terjadinya SIDS, antara lain : a. Tidur tengkurap (pada bayi berusia kurang dari 4 bulan) b. Bayi yang tidur dikasur lembut ( pada bayi yng kurang dari 1 tahun) c. Bayi prematur d. Riwayat SIDS pada saudara kandung e. Ibu dengan banyak anak f. Musim dingin g. Ibu perokok h. Ibu pecandu obat terlarang i. Ibu berusia muda j. Jarak diantara dua kehamilan pendek k. Asuhan selama kehamilan kurang l. Golongan social ekonomi rendah. 3. Faktor – faktor yang mungkin menyebabkan bayi meninggal mendadak. a. Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah diobservasi pada dua bayi yng kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi –bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstrukti yang lebih penting dalam terjadinya SIDS. b. cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa bayi- bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada saluran saraf pusat. c. fungsi saluran nafas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan bagian Gambar : Bayi di inkubator
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di ketahui. d. reflek saluran nafas yang hiperreaktf karena masuknya sejumlah cairan ke dalam laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimbulkan apnea, maka diberikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi. e. Abnormalita jantung, beberpa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada jantung muda, tetapi tidak mendapatka bukti yang meyakinkan saat ini untuk menunjukkan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS. f. Pengaturan suhu : kenaikan suhu badan dan / atau lingkungan dihubungkan dengan SIDS. Ada interaksi yang kompleks antara regulasi suhu, pola pernafasan, sensitifitas kemoreseptor, pengendalian jantung, dan kebangunan atau terengah-engah. g. Epidimologi : peningkatan resiko SIDS terjadi pada ibu yang merokok selama kekamilan, bayi dari ibu yang merokok juga tampak meninggal pada umur lebih muda. h. Abnormalitas jantung : beberapa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk menunjukkan bahwa aritma jantung memainkan peranan pada SIDS i. Posisi tidur : posisi tidur tengkurap merupakan salah satu penyebab SIDS. Tidur dengan posisi tengkurap meningkatkan kemungkinan tertutupnya jalan nafas yang menyebabkan timbulnya asfiksia. 4. Gejala Tidak ada gejala mendahului SIDS 5. Diagnosa SIDS didiagnosa jika seorang bayi sehat tiba-tiba meninggal. Hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas (Wafi Nur Muslihatun, 2010). Semakin banyak bukti bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir. Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang renda dan abnormalitas control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal. SDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba- tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematia yang jelas. 6. Penatalaksanaan Menurut Khoirunnisa, 2010, penatalaksanaannya adalah : a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk konseling b. Berikan dukungan dan dorongan kepaa orang tua, biarkan orang tua mengungkapkan rasa dukanya. c. Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan kepada orang tua untuk menanyakan pertanyaannya. d. Beri pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah wajar. e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahawa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi tersebut, bahkan mereka sebenarnya juga tidak mengharapkan kematian dari bayi tersebut. f. Jika ibu kemudian melahirkan bayi lagi, beri dukungan kepada orang tua selama beberapa Gambar : Ibu berduka
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya. 7. Pencegahan Angka kematian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%) sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang atau miring (terutama ke kanan) (Wifi Nur Muslihatun, 2010) a. Selalu letakkan bayi anda dalam posisi terlentang ketika sedang tidur, walaupun saat tidur siang. Posisi ini dalah posisi yang paling aman bagi bayi yang sehat untuk mengurangi resiko SIDS. b. Janganpernahmenengkurapkanbayisecarasengajaketikabayitersebutbelumwaktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami. c. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk penelitian menyimpulkan bahwa resiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi diletakkan diatas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu domba atau permukaan lembut lainnya. d. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi anda. Hal ini untuk mencegah bayi anda terselimuti atau tertindih benda-enda tersebut. e. Pastikanbahwa semua orang yang suka mengurus bayi anda atau tempat penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan waktu tidur mengandung resiko SIDS. f. Pastikan wajah dan kepala bayi anda tidak tertutup oleh apapun selama dia tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut bayi anda. g. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi anda sehingga tidak perlu lagi menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut sebaiknya anda perhatikan hal- hal berikut ini : pastikan kaki bayi anda berada di ujung ranjangnya, selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi, ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, anda selipkan dibawah kasur atau matras sehingga terhimpit. h. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi anda khususnya anda sendiri. Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi anda dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok. i. Jangan biarkan bayi anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi anda terlalu kepanasan j. Temani bayi anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang cukup lama. 8. Asuhan Pada Bayi Mati Mendadak 1). Pengkajian Gambar : Ibu dan bayi
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 a. Data Subyektif 1) Ibu mengatakan bersalah atas kematian anaknya 2) Ibu mengatakan kematian anaknya akibat kelalaiannya b. Data Objektif 1). Denyut nadi tidak teraba 2). Pernafasan tidk ada. 3). Bayi tidak bergerak. 4). Akral pucat dan dingin 5). Tidak ada reflek pupil 2). Intervensi a. Lakukan perawatan jenazah b. Beri dukungan sosial pada ibu dan keluarga. 3). Implementasi a) Melakukan perawatan jenazah 1). Mencici tangan sebelum memakai sarung tangan dengan menggunakan sabun. 2). Memakai perlindungan diri 3). Meluruskan tubuh jenazah dan meletakkan dal posisi terlentang dengan tangan disisi atau terlipat di dada. 4). Memandikan jenazah 5). Membersihkan tubuh jenazah. 6). Mengeringkan jenazah dengan handuk. 7). Menutup kelopak mata dengan kapas atau kasa, begitu pula mulut dan telinga. 8). Menutup anus dengan kasa dan plester kedap air 9). Membungkus jenazah dengan kain kafan atau kain pembungkus. 10). Mencuci tangan dengan sabun sesudah melepas sarung tangan b). Memberi dukungan sosial kepada ibu dan keluarga. 1). Memberikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, biarkan orang tua menggungkapkan rasa dukanya. 2). Memberikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan kepada oran tua untuk menanyakan pertanyaannya. 3). Memberikan pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah wajar. 4). Memberikan keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi tersebut, bahkan mereka sebenarnya juga tudak mengharapkan kematian dari bayi tersebut. 5). Jika ibu kemudian melahirkan bayi lagi, beri dukungan kepada orang tua selama beberapa bulan pertama paling tida sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya. 4) Evaluasi a) Ibu mengatakan teimakasih atas dukungan yang telah diberikan b) Ibu terlihat lebih tegar c) Ibu mulai bisa menerima kenyataan bahwa anaknya telah tiada d) Ibu mulai menyadari bahwa kematian anaknya bukan berasarkan kesalahannya.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 Hemangioma adalah kelainan yang merupakan lesi proliferative endotel vaskuler yang diperkirakan membesar dan menghilang spontan, bukan tumor neoplastik Sudden Infant Death Syndrome adalah kejadian dimana bayi yang semula sehat tiba-tiba meninggal. Frekuensi tersering kejadian ini pada usia 2-4 bulan, pada prevalensi bayi tidur tengkurap. Gejala dari SIDS belum diketahui, dan baru dapat didiagnosa setelah bayi yang semula terlihat sehat tiba-tiba meninggal. Rangkuman Petunjuk: • Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! • Pilihlah : A. Jika jawaban 1,2 dan 3 benar B. Jika jawaban 1 dan 3 benar C. Jika jawaban 2 dan 4 benar D. Jika hanya 4 saja yang benar E. Jika semua benar 1. Penyebab mati mendadak (SIDS) pada bayi antara lain : 1. Apneu dan sianosis lama 2. Cacat batang otak 3. Abnormalitas jantung 4. Posisi tidur 2. Yang tidak termasuk klasifikasi hemangioma A. Hemangioma komplek B. Hemangioma simplek C. Granuloma piogenik D. Hemangioma cavernosum E. Hemangioma campuran 3. Etiologi dari sindrom mati mendadak adalah 1. Bayi gemeli 2. Bayi prematur 3. Jarak kelahiran dekat Evaluasi Formatif
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 4. Infeksi botulium 4. Faktor resiko SIDS adalah, kecuali A. Bayi prematur B. Ibu perokok C. Musim dingin D. Ibu tua E. Jarak kehamilan pendek 5. Faktor yang menyebabkan bayi mati mendadak 1. Jeda pernafasan pendek 2. Cacat batang otak 3. Saluran nafas ab normal 4. Reflek saluran nafas hiperaktif 6. Pencegahan SIDS 1. Letakkan bayi posisi terlentang 2. Jauhkan dari selimut yang bisa menutup bayi 3. Kasur terlalu empuk 4. Pastikan semua orang tua mengurus bayi 7. Klasifikasi hemangioma kecuali 1. Hemangioma intradural 2. Kapiler 3. Hemangioma kavernosa 4. Hemangioma babinski 8. Masalah kebidanan pada hemangioma adalah 1. Gangguan pola makanan 2. Resiko infeksi sekunder 3. Gangguan konsep diri 4. Kurangnya pengetahuan 9. Bayi usia 3 bulan sehat diberi ASI esklusif bayi tidur lelap, bayi ditemukan meninggal (sudden infant death syndrome), faktor resiko kematian tersebut yaitu 1. Banyak anak 2. Riwayat SIDS pada saudara kandung 3. Kurangnya perawatn kehamilan 4. Bayi tersebut tidur tengkurap 10. Pencegahan kasus tersebut adalah A. Gunakan kipas angin untuk mendinginkan ruangan B. Bayi sebaiknya tidur dalam satu kamar dengan ibu C. Jangan ditidurkan saat selesai menyusu D. Sebainya ruangan ber AC agar bayi tidak kepanasan E. Tidurkan bayi sendiri
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Tugas Mandiri Mahasiswa yang berbahagia, walaupun kasus ini jarang terjadi tapi cobalah barangkali ada dilingkungan sekitar sdr ,identifikasi kasus hemangioma dan kasus bayi mati mendadak, cari penyebabnya dan buat laporan serta sdr kumpulkan. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 4, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah: 90% - 100% : baik sekali 80% - 89% : baik 70% -79% : cukup kurang dari 70% : kurang Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 4 ini dan dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 5. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 4, terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai! . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KUNCI JAWABAN 1. E 2. A 3. A 4. D 5. E 6. E 7. A 8. C 9. D 10. B