1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
kegiatan belajar 2 ini
adalah tentang Praktik
pengkajian anak maupun
bayi dengan menggunakan
pendekatan Pedoman
Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS), saudara
dituntut harus bisa
mengidentifikasi keluhan
dan hasil pemeriksaan
kedalam suatu klasifikasi
penyakit sehingga
tindakan pengobatan
sesuai dengan masalah
yang dialami anak
maupun bayi.
MODUL4Mata Kuliah: Keperawatan anak 1
Penulis: Nining S
Kegiatan Belajar 2
“PRAKTIK PENGKAJIAN MTBS”
Prodi: D3 Keperawatan
Semester: 05
5. Siapkan Form tatalaksana balita sakit umur 2 bulan –
5 tahun dan Form bayi muda umur < 2 bulan
(lampiran).
Saat anak datang ke poli MTBS maka yang pertama
harus saudara tanya adalah : Identitas anak, keluhan
anak, dan berapa kali kunjungan.
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Saudara harus lakukan
6. Lakukan pengukuran Berat badan dan tinggi
kemudian lihat di bagan (lampiran) untuk melihat
status gizi anak .
Saudara harus lakukan
8. Keluhan utama : tanyakan apakah anak menderita batuk
atau sukar bernafas?
Riwayat kesehatan : tanyakan pada orangtua sudah berapa
kali kunjungan? apakah anak bisa minum atau menyusu
dengan baik? apakah anak menderita kejang?
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Pneumonia
9. Pemeriksaan fisik : Mengkaji kesadaran anak apakah tidak
sadar/letargi dengan cara melihat kondisi anak.
Inspeksi : perhatikan adakah tarikan dinding dada ke
dalam?, selanjutnya hitung nafas anak dengan cara
menghitung respirasi dalam satu menit.
Auskultasi : mengkaji adakah stridor ?
Pneumonia
10. saudara harus menanyakan sudah berapa lama dan
apakah ada darah dalam tinja?
Diare
Inspeksi : keadaan umum anak , apakah letargi atau
tidak sadar?, apakah gelisah rewel/mudah marah,
apakah matanya cekung?
Palpasi : mengkaji turgor
kulit dengan cara mencubit kulit perut anak, turgor
dinyatakan sangat lambat jika kembali > 2 detik.
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
11. Lakukan anamnesa, Lakukan pemeriksaan RDT jika
tempat tinggal anak beresiko malaria atau pernah
berpergian 2 minggu lebih.
apakah demamnya setiap hari selama lebih dari 7
hari?
tanyakan adakah anak mengalami campak dalam 3
bulan terakhir?.
Demam
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
12. Demam
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Inspeksi : mengkaji adakah kaku kuduk?, perhatikan
apakah anak tampak pilek, lihat kulit adanya tanda
Campak (ruam kemerahan pada seluruh kulit).
13. Jika anak mengalami demam sudah 7 hari berturut-
turut tanyakan apakah demam mendadak tinggi?,
tanyakan apa warna beraknya dan muntahannya?,
serta adakah nyeri ulu hati?
Demam berdarah dengue
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
14. Demam berdarah dengue
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Inspeksi : perhatikan apakah anak tampak gelisah,
perdarahan hidung/gusi, bintik merah dikulit
(petekie),
15. jika ada sedikit tapi tidak ada tanda DBD lakukan uji
tourniquet, caranya dengan mengukur tekanan
darah anak . dan perhatikan kulit adakah bintik
merah di suatu lingkaran dengan jumlah minimal 20
bintik maka positif DBD
Demam berdarah dengue
16. Demam berdarah dengue
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Palpasi : menghitung denyut nadi dalam satu menit
dan rasakan apakah lemah/tidak teraba?, kemudian
raba ujung ekstremita apakah dingin?.
17. Masalah Telinga
Apabila pada keluhan utama ada masalah ditelinga
mak saudara harus menanyakan apakah anak
mengalami sakit pada telinga dan keluar
cairan/nanah ?
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
18. Masalah Telinga
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Palpasi : adakah pembengkakan dibelakang telinga
disertai nyeri? dengan cara meletakan dua jari
saudara di belakang telinga kemudian tekan sedikit
19. Berdasarkan hasil pengukuran klasifikasi status gizi
anak sambil saudara memperhatikan tubuh anak
apakah anak tampak kurus selanjutkan mengkaji
adakah pembengkakan di kaki dengan cara menekan
bagian kaki .
Masalah Status Gizi
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
20. Anemia
Periksa dengan teliti telapak tangan anak apakah
sangat pucat atau agak pucat, sehingga saudara bisa
menentukan klasifikasi anemia.
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
21. tanyakan status imunisasi anak, berikan imunisasi
sesuai usia anak jika pemberian vitamain A belum,
berikan sesuai jadwal maka saudara harus
memberikannya.
Memeriksa Status Imunisasi
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
22. Saudara perlu menanyakan keluhan atau masalah lain yang dialami anak yang tidak
terdapat pada pedoman Manajemen terpadu Balita Sakit. (MTBS)
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
23. Setelah saudara melakukan pengkajian secara menyeluruh maka sekarang saudara harus
menentukan klasifikasi penyakit dan tingkat kegawatannya berdasarkan tanda dan
gejala yang ditemukan, adapun klasifikasinya sebagai berikut :
PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
24. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Klasifikasi penumonia berat atau penyakit sangat berat, bila pada
pemeriksaan fisik saudara menemukan tanda dan gejala bahaya
umum yaitu anak tidak bisa minum, memuntahkan semuanya,
kejang dan tidak sadar, ada tarikan dinding dada, dan stridor.
Klasifikasi Pneumonia
25. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Klasifikasi pneumonia, bila pada pemeriksaan fisik saudara
menemukan nafas anak cepat. Pada anak umur 2 bulan sampai 12
bulan dinyatakan pernafasan cepat jika jumlah nafas 50 kali atau
lebih permenit, dan pada anak umur 12 bulan sampai 5 tahun
adalah 40 kali atau lebih permenit.
Klasifikasi Pneumonia
26. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Batuk bukan pneumonia, bila pada pemeriksaan fisik
saudara tidak menemukan tanda-tanda pneumonia atau
penyakit sangat berat.
Klasifikasi Pneumonia
27. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare dehidrasi berat, bila pada pemeriksaan fisik saudara
menemukan dua atau lebih tanda letargi atau tidak sadar, tidak
bisa atau malas minum dan cubitan kulit perut kembali sangat
lambat.
Klasifikasi Dehidrasi
28. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare dehidrasi ringan/sedang, bila pada pemeriksaan saudara
menemukan dua atau lebih tanda gelisah, rewel/mudah marah,
mata tampak cekung, anak tampak haus dan minum dengan
lahap serta cubitan kulit perut kembali lambat.
Klasifikasi Dehidrasi
29. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare tanpa dehidrasi, bila pada pemeriksaan fisik saudara
tidak menemukan tanda-tanda untuk diklasifikasikan
sebagai dehidrasi atau ringan/sedang.
Klasifikasi Dehidrasi
30. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare persisten berat, jika pada pemeriksaan fisik saudara
menemukan ada dehidrasi.
Diare persisten, bila pada pemeriksaan fisik saudara tidak ada
dehidrasi.
Disentri, bila pada pemeriksaan anamnesa orangtua mengatakan
ada darah dalam tinja.
Klasifikasi jika diare 14 hari atau lebih
31. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Penyakit berat dengan demam, bila pada pada pemeriksaan fisik
saudara menemukan anak mengalami kaku kuduk atau tampak
pilek serta demam lebih dari 7 hari.
Malaria, bila pada pemeriksaan ditemukan demam, suhu diatas
37C dan hasil pemeriksaan RDT positif.
Resiko Tinggi Malaria
32. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Penyakit berat dengan demam, bila pada pada pemeriksaan fisik
saudara menemukan anak mengalami kaku kuduk atau tampak
pilek serta demam lebih dari 7 hari.
Malaria , bila pada pemeriksaan saudara menemukan tidak ada
pilek , tidak ada campak dan tidak ada penyebab lain dari
campak.
Resiko Rendah Malaria
33. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Demam mungkin bukan malaria, bila pada pemeriksaan saudara
menemukan ada pilek , ada campak dan ada penyebab lain dari
demam.
Resiko Rendah Malaria
34. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Demam bukan malaria, bila pada pada pemeriksaan fisik
saudara tidak menemukan tanda bahaya umum seperti
anak tidak mengalami kaku kuduk atau tidak tampak pilek
dan tidak demam > 7 hari.
Tanpa Resiko Malaria
35. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Campak dengan komplikasi berat, bila pada pada pemeriksaan
fisik saudara menemukan tanda bahaya umum anak yaitu anak
mengalami kaku kuduk atau tampak pilek serta demam lebih dari
7 hari atau kornea mata tampak keruh atau tampak luka di mulut
yang dalam dan luas.
Klasifikasi Campak
36. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Campak dengan komplikasi pada mata dan / atau mulut,
bila pada pemeriksaan fisik saudara menemukan ada nanah
pada mata anak atau tampak luka di mulut.
Klasifikasi Campak
37. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Campak bila pada pada pemeriksaan fisik saudara tidak
menemukan tanda bahaya umum dan tidak ada nanah pada
mata anak atau tidak tampak luka di mulut.
Klasifikasi Campak
38. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Bila pada pemeriksaan saudara menemukan tanda-tanda syok,
atau gelisah / muntah bercampur darah / seperti kopi /berak
berwarna hitam / perdarahan pada hidung atau gusi / bintik-
bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniquet positif atau
sering muntah.
Demam Berdarah Dengue
39. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Mungkin DBD, bila pada pemeriksaan saudara menemukan
demam mendadak tinggi dan terus menerus atau nyeri ulu
hati/gelisah atau tampak bintik perdarahan di kulit.
Demam Berdarah Dengue
40. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Demam : mungkin bukan DBD, bila pada pemeriksaan fisik tidak
menemukan tanda-tanda seperti pada Demam berdarah dengue
dan Mungkin DBD.
Demam Berdarah Dengue
41. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Masoiditis, bila pada anamnesa anak mengeluh sakit di
telinga dan keluar cairan dari telinga serta pada
pemeriksaan dengan perabaan di belakang telinga terdapat
pembengkakan disertai nyeri.
Masalah Telinga
42. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Infeksi telinga akut, bila pada pemeriksaan telinga
ditemukan tampak keluar cairan/nanah dan telah
berlangsung kurang dari 14 hari atau nyeri telinga.
Masalah Telinga
43. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Infeksi telinga kronis, bila pada pemeriksaan telinga ditemukan
tampak keluar cairan/nanak dan telah berlangsung kurang dari 14
hari atau lebih.
Masalah Telinga
44. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Sangat kurus dan / atau edema, bila pada pengkuran berat
badan anak tampak kurus atau BB/TB (TB) ≤ 3SD, atau
tampak bengkak pada kedua punggung kaki.
Status Gizi
45. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Kurus, bila anak tampak kurus dan peda pengukuran
didapatkan BB/PB (TB) ≥-3 SD sampai < -2 SD.
Status Gizi
46. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Normal, bila pada hasil pengukuran didapatkan BB/PB (TB) -
2 sampai +2 SD badan tidak menemukan tanda-tanda
kelainan gizi.
Status Gizi
47. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Anemia berat, bila pada pemeriksaan telapak tangan
sangat pucat. Anemia, bila pada pemeriksaan telapak
tangan agak pucat
Anemia
48. Setalah saudara mengidentifikasi tanda dan gejala dengan
menentukan klasifikasi selanjutnya menentukan tindakan
dan pengobatan
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
49. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Tindakan yang diberikan berdasarkan
penatalaksanaan Manajemen terpadu Balita Sakit
apabila ditemukan pneumonia berat atau penyakit
sangat berat adalah :
Klasifikasi Pneumonia
50. Pemberian Antibiotik
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Antibiotik pilihan pertama : Kotrimoksazol (Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Antibiotik pilihan kedua : Amoksilin (untuk infeksi telinga akut, sebagai
pilihan pertama)
Klasifikasi Pneumonia
51. Melakukan Rujukan Segera
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Apabila saudara hanya menemukan klasifikasi pneumonia saja
maka tindakan pengobatannya adalah memberikan Antibiotik dosis
pertama yang sesuai untuk 5 hari, berikan juga pelega tenggorokan
dan pereda batuk, saudara harus menganjurkan untuk kunjungan
ulang 2 hari kemudian.
Klasifikasi Pneumonia
52. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi dehidrasi berat maka tindakan pengobatannya
adalah berikan cairan untuk dehidrasi berat yang tercantum
pada lampiran untuk Rencana terapi C dan tablet Zinc.
Klasifikasi Dehidrasi
53. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Dehidrasi
Pada klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang yang harus
saudara berikan pengobatan meliputi pemberian cairan dan
makanan sesuai pada Rencana terapi B dan tablet Zinc seperti
yang tercantum di lampiran dan jika anak bisa minum maka
berikan ASI dan larutan oralit.
54. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Dehidrasi
Pada klsifikasi diare tanpa dehidrasi maka saudara harus
memberikan cairan dan makanan sesuai Rencana terapi A dan
tablet Zinc yang tercantum pada lampiran.
55. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
rujukan hanya dilaksanakan apabila ditemukan klasifikasi
Diare dehidrasi berat dan diare dehidrasi ringan/sedang
Untuk Kolera : beri antibiotik yang dianjurkan untuk kolera
selama 3 hari
Antibiotik Pilihan Pertama : Tetrasiklin
Antibiotik Pilihan Kedua : Kotrimoksazol (Trimetoprim +
Sulfametoksazol)
Klasifikasi Dehidrasi
56. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
untuk tindakan pengobatannya dikelompokan
berdasarkan derajat diare, untuk diare persisten berat
maka saudara harus merujuk anak ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap tetapi sebelum saudara
merujuk anak maka harus mengatasi dehidrasi terlebih
dahulu dengan cara :
Klasifikasi Jika Diare 14 Hari Atau Lebih
57. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Tindakan Pra Rujukan untuk Anak Sangat Kurus Disertai Diare
Klasifikasi Jika Diare 14 Hari Atau Lebih
Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5ml/ kg
BB melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum dirujuk.
Bila tidak ada mineral mix atau KCl :
Encerkan 1 sachet oralit menjadi 400 ml dan tambahkan gula
pasir 10 gram (1 sendok makan peres)
Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan
Resomal / modifikasi selama perjalanan
58. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Jika Diare 14 Hari Atau Lebih
Pemberian glukosa 10% dan cairan infus prarujukan untuk
anak sangat kurus disertai syok.
• Pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg BB
• Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati-
hati, pelan-pelan dan bertahap, agar tidak memperberat
kerja jantung.
• Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam
atau 5 tetes/ kg BB/ menit.
59. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Jika Diare 14 Hari Atau Lebih
• Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL
dengan dextrosa / Glukosa 10% dengan perbandingan 1: 1
• Bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan RL dengan
dosis sesuai diatas.
• RUJUK SEGERA
60. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Jika Diare 14 Hari Atau Lebih
Untuk diare persisten tindakan pengobatannya pemberian
makan khusus serta menganjurkan orangtua untuk
kunjungan ulang 5 hari kemudian.
61. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Jika Diare 14 Hari Atau Lebih
Untuk Disentri maka pengobatan yang harus saudara
laksanakan adalah dengan pemberian Anbiotik yang sesuai
dan memberitahu ibu atau keluarga harus segera kembali ke
Puskesmas dan saudara harus menganjurkan untuk
kunjungan ulang 2 hari kemudian.
64. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Untuk klasifikasi penyakit berat dengan demam perlu dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap tetapi sebelum anak
di rujuk maka saudara harus mencegah agar gula darah tidak
turun, berikan suntikan Antibiotik dan suntikan dosis pertama
suntikan Artemeter sebagai berikut :
Resiko tinggi malaria
65. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Suntikan Artemeter untuk Malaria Berat
Resiko tinggi malaria
Berikan dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk (dosis lihat dibawah).
Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis
menunjukkan Malaria Berat, ikuti petunjuk berikut :
Suntikan Artemeter intramuskular dengan dosis :
- Hari 1 : 3.2 mg/kg BB
- Hari 2 : 1.6 mg/kg BB
- Hari 3 : 1.6 mg/kg BB
66. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA
Jika anak sudah bisa minum obat per oral, gantikan suntikan dengan pemberian obat
antimalaria oral untuk Malaria Falciparum pilihan pertama selama 3 hari yaitu ACT
atau Artemisinin Combination Therapy.
Keterangan : Tiap ampul Artemeter berisi 1 ml (80 mg/ml)
Resiko tinggi malaria
67. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
UNTUK ANAK YANG HARUS SEGERA DIRUJUK TETAPI TIDAK DAPAT MENELAN OBAT ORAL
Beri dosis pertama Ampisilin dan Gentamicin intramuskular dan rujuk segera.
JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN :
Ulangi suntikan Ampisilin setiap 12 jam selama 5 hari.
Kemudian ganti dengan antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari pengobatan.
Resiko tinggi malaria
Beri Antibiotik Intramuskular
69. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Jika anak masih bisa menyusui :
Mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya.
Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa
menelan :
Beri perahan ASI, atau
Susu formula / air gula 30-50 ml sebelum dirujuk
Resiko tinggi malaria
Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun
70. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Cara membuat air gula :
Larutkan 1 sendok teh gula pasir (5gram) kedalam gelas yang berisi 50
ml air matang.
Jika anak tidak bisa menelan :
Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa nasogastrik
Jika tidak tersedia pipa nasogratik, RUJUK SEGERA.
Resiko tinggi malaria
71. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Resiko tinggi malaria
Pada semua tingkatan klasifikasi malaria diberikan dosis pertama Parasetamol sebagai berikut :
(Beri Parasetamol untuk Demam Tinggi (> 38.5 0C) atau Sakit Telinga)
72. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Resiko tinggi malaria
Jika terjadi positif Malaria maka saudara harus memberikan obat Antimalaria oral yang seuai dibawah ini :
Beri Antimalria Pral untuk Malaria Mixed
ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA : ARTESUNAT DAN AMODIAKUIN DAN PRIMAKUIN (ANAK < 1 TAHUN : TANPA PRIMAKUIN)
ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA : KINA DAN PRIMAKUIN (ANAK < 1 TAHUN : HANYA KINA)
Dosis Artesunae : 4 mg/kgBB/hari. Dosis Amodiakuin 10 mg/ kg BB/hari
Dosis Primakuin (hanya untuk anak ≥ 1 tahun) : 0.75 mg /kg BB hari pertama dan 0.25 mg/kg BB pada hari ke 2-14.
Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan.
73. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Resiko tinggi malaria
Saudara jangan lupa untuk menganjurkan orangtua atau keluarga agar harus kembali
berobat dan kunjungan ulang 2 hari atau 3 hari kemudian
74. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
campak dengan komplikasi berat maka saudara harus
memberikan vitamin A, antibotik yang sesuai,
memberikan salep mata dan berikan parasetamol dan
anak dirujuk ke fasilitas keshatan yang lebih memadai,
Klasifikasi Campak
75. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
selanjutnya untuk campak dengan komplikasi mata dan
mulut hanya ditambahkan pemberian gentian violet
dan saudara harus mengajurkan orangtua untuk
kunjungan ulang 2 hari kemudian.
Klasifikasi Campak
78. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Sebelum dirujuk, jika ada syok maka berikan oksigen 2-
4 ltr/mnt dan berikan cairan intravena sesuai petunjuk,
jika ada syok tapi sering muntah maka berikan infus
ringer laktat
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
79. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
sedangkan jika ada syok dan anak tidak muntah/masih
mau makan maka berikan oralit sebanyak mungkin
sambil perjalanan ke rumah sakit.
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
80. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Pengobatan untuk klasifikasi mungkin bukan DBD dan
demam bukan DBD maka berikan Parasetamol,
anjurkan banyak minum serta mengajurkan orangtua
untuk kembali 2 hari kemudian.
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
82. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
JIKA ADA TANDA SYOK, ATASI SYOK DENGAN SEGERA :
Beri oksigen 2-4 liter /menit
Segera beri cairan intravena *
Beri cairan ringer laktat / ringer asetat : 20 ml/kg/BB/30 menit.
Periksa kembali anak setelah 30 menit.
-Jika nadi teraba, beri cairan dengan tetesan 10 ml/kg/BB/jam.
Setelah maksimal 30 menit, RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit.
83. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
- Jika nadi tidak teraba, beri cairan dengan tetesan 20
ml/kg/BB/30 menit dan RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit
Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam.
84. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
JIKA TIDAK ADA TANDA SYOK :
Berikan infus Ringer Laktat/Ringer Asetat sesuai dosis
- Berat Badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
- Berat Badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
-Berat Badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
Jika anak bisa minum
- Beri minum apa saja** (oralit, susu, teh manis, jus buah,
kaldu atau tajin) sebanyak mungkin dalam perjalanan ke
tempat rujukan.
85. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
•Jika tidak dapat memberi cairan intravena, RUJUK SEGERA, dalam perjalanan beri
oralit
** Jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena sulit
dibedakan jika ada perdarahan lambung.
86. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
Pemberian glukosa 10% dan cairan infus prarujukan untuk
anak sangat kurus disertai syok.
Pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg BB
Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati-
hati, pelan-pelan dan bertahap, agar tidak memperberat kerja
jantung.
Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau
5 tetes/ kg BB/ menit.
87. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
Pemberian glukosa 10% dan cairan infus prarujukan untuk
anak sangat kurus disertai syok.
Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan
dextrosa / Glukosa 10% dengan perbandingan 1: 1
Bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan RL dengan
dosis sesuai diatas
RUJUK SEGERA
88. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Tindakan dan pengobatan untuk klasifikasi masalah telinga
maka saudara harus memberikan dosis pertama antibiotik
yang sesuai, pemberian parasetaol jika demam tinggi, dan
jika infeksi akut pengobatan sama dengan mastoiditis
ditambah tindakan dengan mengeringkan telinga dengan
bahan yang menyerap
Klasifikasi Masalah Telinga
89. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
dan pada infeksi telinga kronis ditambahkan pemberian
tetes telinga, mencuci telinga dengan H2O2 3%, tetapi
pada mastoiditid anak harus dirujuk. Saudara harus
mengajurkan orangtua untuk kunjungan ulang 2 hari
kemudian.
Klasifikasi Masalah Telinga
90. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Pada klasifikasi status Sangat kurus dan atau edema
maka tindakan pengobatan yang saudara harus berikan
adalah vitamin A, pemberian air gula, hangatkan
badan,
Klasifikasi Status Gizi
91. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
bila syok berikan bolus glukosa 10%, bila ada
komplikasi mata maka berikan tetes mata/salep mata
dan bila ada diare berikan cairan ReSomal atau
modifikasinya. Anak harus segra dirujuk dan selama
dalam perjalanan hangatkan tubuh anak dan teruskan
ASI.
Klasifikasi Status Gizi
92. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Pada klasifikasi kurus hanya diberikan konseling
pemberian makan untuk anak sehat maupun sakit serta
dianjurkan kembali 5 dan 14 hari kemudian dan untuk
yang normal sama dengan anak kurus hanya dianjurkan
untuk menimbang berat badan secara teratur.
Klasifikasi Status Gizi
93. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Tindakan pengobatan yang harus saudara laksanakan
untuk anemia berat harus merujuk anak dengan segera
dan bila anak masih menyusi maka teruskan pemberian
ASI, untuk klasifikasi anemia maka saudara harus
memberikan zat besi, obat cacing.
Anemia
94. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
jika tinggal di wilayah risiko tinggi malaria maka berikan
obat oral antimalaria serta anjurkan kunjungan ulang 4
minggu kemudian.
Anemia
95. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan jadwal dan
jenis imunisasi, jika saat datang anak belum mendapat
imunisasi maka diberikan imunisasi jika sesuai jadwal,
jenis imunisasi dan umur anak.
Status Immunisasi
96. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Vitamin A hanya diberikan setiap 6 bulan pada bulan
pebruari dan Agustus maka bila anak belum
mendapatkannya segera saudara berikan anak vitamin
A.
Status Immunisasi
97. PEMBERIAN KONSELING
Pada kegiatan konseling ini yang harus saudara laksanakan
disesuaikan dengan kebutuhan anak berdasrkan hasil penilaian
pengkajian dan klasifikasi penyakit. Konseling yang diberikan
berdasarkan pedoman MTBS meliputi :
98. 1
2
3
4
PEMBERIAN KONSELING
Pada setiap jenis pemberian obat oral maka saudara
harus mengajari cara pemberian untuk di rumah. Yang
harus saudara laksanakan adalah :
menentukan jenis obat dan dosis yang sesuai berat
badan dan umur anak,
menjelaskan alasan pemberian obat pada orangtua,
memperagakan cara membuat satu dosis,
Mempersilahkan ibu untuk memperagakan penyiapan
obat sendiri
Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
99. 8
7
5
6
9
PEMBERIAN KONSELING
Minta ibu untuk memberikan dosis pertama pada
anak,
Terangkan dengan jelas cara pemberian obat dan
saudara tuliskan di label obat,
Jika lebih satu obat maka saudara harus membungkus
obat secara terpisah,
Menjelaskan semua obat yang diberikan harus sesuai
anjuran walaupun anak tidak menunjukan perbaikan
dan
Mengecek pemahaman ibu.
Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
100. 1
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati infeksi lokal di rumah
Mengobati infeksi mata dengan salep/tetes mata
membersihkan kedua mata 3x/hari yang didahului dengan
mencuci tangan, meminta anak untuk memejamkan mata dan
gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah,
101. 2
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati infeksi lokal di rumah
Mengobati infeksi mata dengan salep/tetes mata
memberikan obat tetes/salep kloramfenikol/tetrasiklin 3x
sehari dengan cara meminta anak melihat keatas, tarik
kelopak mata bawah perlahan kearah bawah, teteskan obat
tetes atau oleskan obat salep dibagian dalam kelopak mata
dan mencuci tangan.
102. 1
2
3
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati infeksi lokal di rumah
Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau tisu
yang kuat menjadi sebuah sumbu (jangan gunakan lidi kapas),
masukan sumbu tersebut ke dalam telinga anak,
Keluarkan sumbu jika sudah basah,
103. 5
4
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati infeksi lokal di rumah
Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi tindakan tadi
sampai telinga anak kering,
teteskan 3-5 tetes larutan H2O 3% pada telinga yang sakit
lalu keringkan dengan kertas tisu, lakukan hal ini 3 kali sehari.
Untuk infeksi kronis telinga maka setelah saudara
mengeringkan telinga, teteskan derivat Quinolon 2-3 tetes/kali
dan biarkan selama 10 menit serta berikan 2x sehari pada pagi
dan malam.
104. 1
2
3
4
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati infeksi lokal di rumah
Mengobati luka di mulut dengan gentian violet
mencuci tangan terlebih dahulu
Basuh mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih
yang telah dibasahi larutan garam,
oleskan gentian violet 0,25% (jika tidak tersedia 15, encerkan
4kali),
mencuci tangan kembali. obati luka di mulut 2 kali sehari
selama 5 hari
105. 1
2
PEMBERIAN KONSELING
Mencegah Gula Darah Tidak Turun
Jika anak masih bisa menyusui maka saudara meminta ibu
untuk menyusui anaknya,
Jika anak tidak bisa menyusui tapi masih bisa menelan maka
saudara jelaskan untuk menggunakan ASI perahan (ASI yang
dikeluarkan sendiri oleh ibu) atau pemberian susu formula/air
gula 30-50 ml sebelum dirujuk.
106. PEMBERIAN KONSELING
Mencegah Gula Darah Tidak Turun
Saudara juga menjelaskan cara membuat air gula yaitu
larutkan 1 sendok teh gula pasir (5 gram) ke dalam gelas yang
berisi 50 ml air matang.
107. PEMBERIAN KONSELING
Konseling Makanan
Pada konseling untuk pemberian makan anak maka
saudara harus mengajurkan ibu untuk pemberian
makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai tahapan
usia anak, yaitu :
111. 1
PEMBERIAN KONSELING
Konseling Masalah Pemberian Makan
Jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan
“anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit” maka
saudara menasihati ibu untuk memberikan makan
sesuai kelompok umur anak,
112. 2
PEMBERIAN KONSELING
Konseling Masalah Pemberian Makan
Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI maka
perawat melakukan konseling menyusui dengan cara
melakukan penilaian cara ibu menyusui dengan melihat
bagan bayi muda, menunjukan cara menyusui yang
benar,
113. 3
PEMBERIAN KONSELING
Konseling Masalah Pemberian Makan
Jika bayi berumur < 6 bulan mendapat susu formula
atau makanan lain maka saudara mengajurkan
menyusui bayi lebih sering, lebih lama, pagi,siang
maupun malam dan secara bertahap mengurangi susu
formula.
115. PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Langkah awal dalam melaksanakan pengkajian pada bayi muda kurang
dari dua bulan sama dengan pada anak umur 2 bulan sampai 5 tahun,
hanya Form yang digunakan berbeda khusus Form Bayi Muda umur
kurang dari 2 bulan dan grafik penilaian berat badan pengukuran juga
berbeda.
116. 1
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Melaksanakan anamnesa apakah kunjungan pertama
atau kunjungan ulang? Tanyakan apakah bayi mau
minum atau memuntahkan semuanya, apakah bayi
mengalami kejang?,
Kemungkinan penyakit berat atau infeksi bakteri
117. 2
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
memeriksa tanda vital : hitung respirasi, nadi dalam
satu menit dan ukur suhu axiler.
Kemungkinan penyakit berat atau infeksi bakteri
118. 3
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Inspeksi : sentuh bayi apakah bergerak? Untuk menilai
kesdaran bayi, perhatikan adakah tarikan dinding dada
ke dalam yang sangat kuat, adakah pustul di kulit dan
nanah dimata? Apakah pusar kemerahan atau
bernanah, kalau ada apakah meluas sampai ke dinding
perut.
Kemungkinan penyakit berat atau infeksi bakteri
119. 3
2
1
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Tanyakan jika bayi mengalami diare sudah berapa lama :
kaji keadaan umum adakah letargi atau tidak sadar,
gesisah/rewel?
Inspeksi : apakah mata bayi cekung?.
Palpasi : Kaji turgor kulit dengan mencubit kulit perut
apakah lamabat atau sangat lambat?
Diare
120. 2
1
PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Tanyakan pada ibu adakaah bayi kuning pada hari
pertama atau 14 hari setelah lahir ? tanyakan apakah
warna tinja bayi pucat?
Inspeksi : adakah kuning pada bayi, lihat sampai
dibagian tubuh manakah warna kuning tersebut?
Ikterus
121. PENILAIAN TANDA DAN GEJALA
Tanyakan pada ibu kapan iniasi menyusu dan apakah masalah
pemberian ASI?, mengkaji penialaian cara ibu memberikan
ASI, perhatikan adalah kelainan celah bibir, dan kaji mulut
bayi dengan membukanya adalah luka di dalam mulut
Kemungkinan berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI
122. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN
TINGKAT KEGAWATAN
Selanjutnya saudara melakukan pengkajian secara menyeluruh maka
sekarang saudara harus menentukan klasifikasi penyakit dan tingkat
kegawatannya berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan, adapun
klasifikasinya adalah :
123. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
infeksi berat jika pada pemeriksaan fisik saudara
menemukan data bayi hanya bergerak bila dirangsang,
nafas cepat ≥ 60x/menit atau nafas lambat <
30x/menit, tampak tarikan dinding dada ke dalam
sangat kuat, demam ≥ 37,5C, pusar tampak kemerahan
dan nanah di mata serta bayi mempunyai riwayat
kejang.
Kemungkinan infeksi bakteri
124. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Infeksi bakteri lokal, jika pada pemeriksaan fisik
saudara menemukan pustul dikulit, atau mata tampak
bernanah dan pusar kemerahan dan bernanah.
Mungkin bukan infeksi, jika pada pemeriksaan sauadara
tidak menemukan tanda-tanda seperti diatas.
Kemungkinan infeksi bakteri
125. 1
PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare dehidrasi berat, jika pada pemeriksaan fisik
saudara menenukan bayi mengalami letargi/tidak
sadar, mata tampak cekung dan cubitan kulit perut
kembalinya sangat lambat.
Klasifikasi Diare
126. 2
PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare dehidrasi ringan/sedang, jika pada pemeriksaan
fisik saudara menenukan 2 atau lebih yaitu bayi tampak
gelisah/rewel, mata cekung dan cubitan pada kulit
perut kembalinya lambat.
Klasifikasi Diare
127. 3
PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Diare tanpa dehidrasi, jika pada pemeriksaan fisik
saudara tidak menemukan tanda untuk dehidrasi
sedang/ringan.
Klasifikasi Diare
128. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Ikterus berat, jika dari hasil anamnesa ibu bayi
mengatakan bayi kuning pada hari pertama lahir (< 24
jam), atau kuning > 14 hari setelah lahir, serta tinja bayi
berwarna pucat sedangkan pada pemeriksaan fisik
saudara menemukan bayi tampak kekuningan pada
telapak tangan dan kaki.
Klasifikasi Ikterus
129. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Ikterus, jika dari hasil anamnesa orang tua bayi bahwa
kuning timbul pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari,
dan pada pemeriksaan fisk saudara menemukan kuning
tidak sampai telapak kaki dan tangan. Tidak ada
ikterus, jika dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
saudara tidak menemukan tanda kuning.
Klasifikasi Ikterus
130. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
Berat badan rendah menurut umur dan/atau masalah
pemberian ASI, bila dari anamnesa orangtua
mengatakan kesulitan memberikan ASI serta bayi sudah
mendapat makanan/minuman lain selain ASI,
Klasifikasi Berat Badan Rendah
131. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN
sedangkan dari hasil pengukuran berat badan menurut umur
rendah, dan pada pemeriksaan fisik saudara menemukan bayi
tampak tidak bisa menyusu atau tidak menghisap dengan
efektif atau tampak luka atau bercak putih di mulut. Berat
badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI, jika
pada pengkajian saudara tidak menemukan tada atau gejala
seperti diatas.
Klasifikasi Berat Badan Rendah
132. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Setelah dilakukan pengklasifikasian dari masing-masing
katagori, maka langkah selanjutnya adalah penentuan
tindakan atau pengobatan dengan ketentuan sebagai
berikut:
133. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
jika ada kejang maka tangani kejang, jika ada masalah
nafas tangani gangguan nafas dan jika hipotermi maka
tangani hipotermi serta cegah agar gula darah tidak
turun, sebelum di rujuk berikan obat antibiotik
intramuskular dan saudara harus melindungi bayi tetap
hangat selama perjalanan
Kemungkinan Infeksi Bakteri
134. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu diganjal dengan gulungan
kain. Bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap lendir. Jika mungkin,
berikan oksigen dengan kateter nasala atau prong dengan kecepatan 2 liter permenit.
MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI
BAKTERI BERAT
135. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Posisikan kepala bayi setengah mengadah, jika perlu bahu diganjal
dengan gulungan kain
Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan alat penghisap lendir
Jika mungkin berikan oksigen dengan menggnakan kateter nasal dengan
kecepatan 2 liter permenit.
Menangani gangguan nafas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
136. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Jika bayi masih bisa menyusu maka saudara minta ibu
tetap menyusui bayinya.
Penanganan untuk mencegah agar gula darah tidak turun
137. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Jika bayi tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan
maka bantu ibu untuk memerah ASI dengan cangkir
kecil kemudian berikan pada bayi dengan menggunakan
sendok atau pipet dan berikan kira-kira 20-50 ml
sebelum saudara merujuknya, tetapi jika tidak
memungkinkan maka saudara harus memberikan susu
formula atau air gula.
Penanganan untuk mencegah agar gula darah tidak turun
138. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Jika bayi tidak bisa menelan maka saudara harus
memberikan susu hasil perahan dari ASI ibu, atau
memberikan susu formula atau air gula melalui pipa
lambung.
Penanganan untuk mencegah agar gula darah tidak turun
139. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Cara membuat air gula adalah dengan melarutkan 5
gram gula kedalam ½ gelas matang (100 ml) dan aduk
sampai larut.
Penanganan untuk mencegah agar gula darah tidak turun
140. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Beri dosis pertama antibiotik intramuskular untuk
bayi dengan klasiifikasi
PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI
BERAT dan RUJUK SEGERA.
MEMBERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR
141. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Antibiotik intramuskular pilihan pertama: ampisilin dan gentamisin
Antibiotik intramuskular pilihan kedua : penisilin prokain dan gentamisin
UNTUK SEMUA ANTIBIOTIK YANG MEMBUTUHKAN ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR :
144. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Bayi dengan SUHU BADAN < 35,5° C, harus segera
dihangatkan sebelum dirujuk. Caranya sebagai berikut :
CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI
Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan
handuk/ kain kering. Ganti pakaian, selimut /kain basah
dengan yang kering.
Hangatkan tubuh bayi dengan METODE KANGURU atau
menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak
minimal 60 cm sampai suhu normal dan pertahankan
suhu tubuh bayi.
1
2
145. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI
Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup
kepala, jaga bayi tepa hangat. Hindari ruangan yang
banyak angin, jauhkan bayi dari jendela atau pintu.
Pada bayi dengan gejala HIPOTERMIA BERAT : jika
dalam 1 jam suhu badan < 35,5° C RUJUK SEGERA
dengan METODA KANGURU.
Pada bayi dengan HIPOTERMIA SEDANG : jika dalam 2
jam suhu badan 35,5° C - 36 C RUJUK SEGERA dengan
METODA KANGURU.
3
4
5
146. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
MENCEGAH INFEKSI
Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air
matang, kemudian keringkan dengan kain bersih dan
kering.
Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya
setelah suhu stabil. Gunakan sabun dan air hangat,
bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati.
1
2
3
147. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
MENCEGAH INFEKSI
Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit,
karena sangat rentan tertular penyakit.
Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena
mengandung zat kekebalan tubuh.
Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya
ASI saja sampai 6 bulan. Bila bayi tidak bisa menyusu,
beri ASI perah. Dengan menggunakan sendok.
4
5
6
148. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
MENJAGA BAYI MUDA SELALU HANGAT
Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan
ganti pakaian/kainnya dengan yang kering.
Baringkan ditempat yang hangat dan jauh dari jendela
dan pintu. Beri alas kain yang bersih dan kering
ditampat untuk pemeriksaan bayi, termasuk timbangan
bayi.
1
2
3
149. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
MENJAGA BAYI MUDA SELALU HANGAT
Jika tidak ada tanda-tanda hipotermia, mandikan bayi
2 kali sehari (tidak boleh lebih).
Selesai dimandikan, segera keringkan tubuh bayi.
Kenakan pakaian bersih dan kering, topi, kaus tangan,
kaus kaki dan selimut jika perlu.
Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering
mungkin dan tidur bersama ibu.
4
5
6
Pada BBLR atau suhu <35,5° C, hangatkan bayi dengan
METODA KANGURU atau dengan lampu 60 watt yang
berjarak 60 cm.
7
150. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
Cuci tangan sebelum dan sesudah dan memegang bayi.
MEMBERI ASI SAJA SESERING MUNGKIN
Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin
minimal 8 kali sehari, siang maupun malam.
Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara
bergantian.
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum
pindah ke payudara lainnya.
1
2
3
4
151. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
MEMBERI ASI SAJA SESERING MUNGKIN
Jika bayi telah tidur selama 2 jam, minta ibu
membangunkannya dan langsung disusui.
Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering
mungkin dan tidur bersama ibu.
5
6
Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk
membaca kembali hal-hal tentang pemberian ASI di
Kartu Nasihat Ibu atau buku KIA.
Minta ibu untuk menayakan hal-hal yang kurang
dipahami.
7
8
152. PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
IMUNISASI
Segera beri imunisasi HB-0 sebelum bayi berumur 7
hari.
Beri imunisasi BCG ketika bayi berumur 1 bulan (
kecuali bayi yang lahir di rumah sakit, biasanya
diimunisasi sebelum pulang).
1
2
Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang
mempunyain klasifikasi merah.3
153. 1
Tindakan pengobatan yang harus segera saudara laksanakan
pada diare dehidrasi berat adalah mengatasi kebutuhan cairan
sesuia Rencana Terapi C (lampiran), selama perjalanan untuk
merujuk bayi tetap diberikan ASI atau larutan oralit.
Klasifikasi Diare
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
154. 2
Jika saudara menemukan Diare dehidrasi ringan/sedang
maka tindakan yang harus segera laksankan sama dengan
dehidrasi berat tetapi untuk pengobatan sesuai dengan
Rencana terapi B (lampiran).
Klasifikasi Diare
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
155. 3
Sedangkan untuk mengatasi diare tanpa dehidrasi saudara
harus memberikan pengobatan sesuai Rencana Terapi A
(lampiran) serta melakasanakan asuhan pada bayi muda.
Klasifikasi Diare
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
156. 1
Jika pada pemeriksaan fisik saudara menemukan Ikterus Berat
maka sebelum merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
memadai, saudara harus segera memberikan air gula dan
menjaga bayi agar tetap hangat selama perjalanan.
Klasifikasi Ikterus
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
157. 2
Tetapi jika bayi mengalami Ikterus maka hanya melaksanakan
asuhan dasar bayi muda dan menganjurkan ibu utnuk
menyusui bayi lebih sering dan kunjungan ulang 2 hari
kemudian. Sedangkan jika tidak ada Ikterus saudara hanya
melaksankan asuhan dasar pada bayi muda saja.
Klasifikasi Ikterus
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
158. 1 Jika pada pada pengkajian didapatkan data bahwa bayi tidak
mendapat ASI maka saudara harus segera merujuk untuk
konseling laktasi tetapi jika bayi mendapat
makanan/minuman lain selain ASI maka saudara harus
menganjurkan ibu agar memberikan ASI lebih sering.
Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
159. 2
Pada bayi yang mengalami masalah celah bibir/langit-langit
maka saudara harus menasihati alternatif cara pemberian
minum. Saudara jangan lupa menganjurkan kunjungan ulang
2 hari kemudian untuk bayi yang mempunyai gangguan
pemberian ASI dan bercak putih di mulut,serta 14 hari untuk
masalah berat badan rendah menurut umur.
Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
160. 3 Sedangkan untuk bayi dengan berat badan tidak rendah dan
tidak ada maslah pemberian ASI maka tindakan yang harus
saudara laksankan hanya memberikan pujian dan mendukung
ibu karena telah memberikan ASI dengan benar.
Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah
PENENTUAN TINDAKAN PENGOBATAN
161. PEMBERIAN KONSELING
Saudara hendaknya memberikan konseling diseuaikan dengan
kebutuhan yang didasrakan pada hasil pemeriksaan fisik yang
kemudian diklasifikasikan penyakitnya, konseling yang diberikan
meliputi
162. 1
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati infeksi bakteri lokal, yang terdiri dari infeksi kulit atau pusar
dan infeksi mata, dengan cara : saudara harus menjelaskan cara pengobatan,
amati cara ibu mempraktekan di depan saudara dan cek pemahaman ibu
sebelum pulang.
163. 2
PEMBERIAN KONSELING
Cara mengobati luka atau “thrust” luka di mulut :
•Anjurkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu
•membersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang
terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan kedalam
air matang hangat bergaram (1 gelas air hangat
ditambah seujung teh garam)
164. PEMBERIAN KONSELING
3
Cara mengobati infeksi kulit atau pusar :
•menganjurkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu,
•membersihankan nanah dan krusta dengan air
matang dan sabun dengan hati-hati,
•mengeringkan area sekitar luka dengan kain bersih
dan kering,
165. PEMBERIAN KONSELING
4
Cara mengobati infeksi mata, adalah :
•mengajurkan mencuci tangan
•membersihkan kedua mata bayi 3x sehari dengan
menggunakan kapas/kain bersih dengan air hangat,
•beri salep/tetes mata tetrasiklin 1% atau
klorampenikol 0,24% pada kedua mata,
166. PEMBERIAN KONSELING
5 Mengajari ibu menyusi dengan baik yang meliputi :
Menunjukan cara memegang bayi atau posisi bayi yang
benar Sanggahlah seluruh tubuh bayi, jangan hanya
leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi agar
lurus,Hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu dan Dekatkan badan
bayi ke badan ibu.
167. PEMBERIAN KONSELING
5 Mengajari ibu menyusi dengan baik yang meliputi :
Menunjukan cara melekatkan bayi maka ibu hendaknya
,menyentuhkan puting susu ke bibir bayi,Menunggu sampai
mulut bayi terbuka lebar dan Segera mendekatkan bayi ke arah
payudara sedmikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak
dibawah puting susu.
168. PEMBERIAN KONSELING
5 Mengajari ibu menyusi dengan baik yang meliputi
Apabila bayi melekat dengan benar maka akan
tampak dagu menempel pada payudara ibu,
mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi
terbuka lebar dan areola tampak lebih banyak
dibagian atas daripada bagian bawah.
169. PEMBERIAN KONSELING
5 Mengajari ibu menyusi dengan baik yang meliputi
Jelaskan bahwa bayi menghisap dengan efektif
jika bayi mengisap dengan dalam, teratur yang
diselingi istirahat. Pada saat menghisap ASI
hanya terdengar suara bayi menelan.
170. 5
PEMBERIAN KONSELING
Mengajari ibu menyusi dengan baik yang meliputi
Anjurkan untuk mengamati apakah perlekatan
dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah
mengisap dengan efektif, jika belum maka
anjurkan untuk mecobanya lagi.
171. PEMBERIAN KONSELING
6
Mengajari ibu cara meningkatkan cara meningkatkan ASI, yang
meliputi :
• Menjelaskan bahwa cara untuk meningkatkan ASI adalah
dengan menyusui sesering mungkin.
• Menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan
kebutuhan bayi.
• Menyusu pada payudara kiri dan kanan bergantian.
172. PEMBERIAN KONSELING
6
Mengajari ibu cara meningkatkan cara meningkatkan ASI, yang
meliputi :
• Menjelaskan agar memberikan ASI dari satu payudara
sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
• Jika bayi telah tidur selama 12 jam maka harus dibangunkan
dan langsung diberikan ASI.
174. PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Saudara harus memberikan pelayanan tindak lanjut
sesuai dengan masalah dan klasifikasi penyakit serta
tingkat kegawatannya yang meliputi :
175. PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Menasehati ibu agar kembali segera jika bayi menunjukan
salah satu gejala berikut : gerakan bayi berkurang atau tidak
normal, nafas cepat, sesak nafas, perubahan warna kulit
(kebiruan, kuning), malas/tidak bisa menyusu atau minum,
badan teraba dingin atau panas, dan kulit bertambah kering
serta kondisi bayi bertambah parah.
1
176. PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Menasehati waktu untuk kunjungan ulang 2 hari kemudian
untuk bayi dengan infeksi bakteri lokal, diare dehidrasi
ringan/sedang, ikterus, masalah pemberian ASI dan luka atau
bercak putih di mulut. Sedangkan kunjungan ulang 14 hari
kemudian untuk bayi dengan berat badan rendah menurut
umur.
2
177. PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Jangan lupa saudara harus menasehati ibu tentang
menjaga kesehatan dirinya.
3
178. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 2
Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit. Apakah Saudara telah
mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut
Saudara belum Saudara kuasai