MTBS merupakan sistem manajemen terpadu yang digunakan untuk menangani balita sakit dengan memberikan penilaian, klasifikasi, dan tindakan sesuai kondisi balita. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan balita dengan melibatkan petugas kesehatan dan masyarakat.
1. ASKEB KOMUNITAS
MODUL
PELAKSANAAN PROGRAM
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Rahayu Budi Utami
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 5
KEGIATAN BELAJAR III
MTBS / MTBM
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya kami
dapat menyelesaikan Modul Asuhan Kebidanan
Komunitas ini. Modul ini disusun dengan harapan
dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas bagi
mahasiswa yang mengikuti Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan Tinggi Kesehatan
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ini. Kami
menyadari keterbatasan kami selaku penulis, oleh
karena itu demi pengembangan kreatifitas dan
penyempurnaan modul ini, kami mengharapkan
saran dan masukan dari pembaca maupun para
ahli, baik dari segi isi, istilah serta pemaparannya.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak
yang telah memberi kesempatan, dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan usulan penelitian
ini. Akhir kata, semoga modul ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Pontianak, Maret 2014
PENULIS
Gambar : Pengecekan cabang bayi
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Pendahuluan
Saat ini Anda sudah mulai memasuki Modul 4 Asuhan Kebidanan Komunitas.
Modul ini merupakan modul terakhir yang membahas tentang teori Asuhan Kebidanan
Komunitas. Untuk modul berikutnya Anda akan mulai mempelajari Modul Praktikum.
Pada modul yang lalu Anda telah mempelajari tentang Monitoring dan Evaluasi dalam
Asuhan Kebidanan Komunitas, sekarang Anda akan mempelajari tentang program-pro-
gram pemerintah berkaitan dengan kebidanan komunitas.
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah kesehatan ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makh-
luk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik,
sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Kesehatan ibu dan anak tidak hanya sensitive
dalam menentukan pembangunan kesehatan suatu Negara, tetapi juga merupakan in-
vestasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia dimasa datang.
Bidan merupakan tenaga kesehatan terdepan yang berperan aktif di Desa Siaga. Bidan
harus mampu memberdayakan masyarakat untuk siaga maternal–neonatal, membantu
masyarakat dalam mengenali masalah kesehatan maternal–neonatal dan menangani
kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
Penggerakan dan pemberdayaan masayarakat juga merupakan proses informasi
secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta
proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tahu atau sadar dan
dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan. Sasaran utama
dari penggerakan dan pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok
masyarakat.
Modul 4 berjudul program program pemerintah berkaitan dengan kebidanan komuni-
tas, modul ini akan memberikan pemahaman kepada Anda tentang pelaksanan pro-
gram – program pemerintah berkaitan dengan kebidanan komunitas. Modul ini dikemas
dalam empat kegiatan belajar dan seluruhnya diberikan alokasi 6 jam pembelajaran,
yang disusun dengan urutan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 1 : Pemberdayaan Masyarakat dalam Siaga Maternal Neonatal
Kegiatan Belajar 2 : Kelas Ibu (Bumil, Bufas, dan Balita) Buku Kia, stiker P4K
Kegiatan Belajar 3 : MTBS/MTBM
Kegiatan Belajar 4 : Dokumentasi
Dalam mempersiapkan bidan yang terampil di Desa Siaga, khususnya Siaga ma-
ternal dan neonatal, Institusi Pendidikan Kebidanan perlu menyiapkan sumber daya
manusia kesehatan (bidan) yang kompeten, yang mampu menggalang kemitraan den-
gan lintas sektor dan lintas program, baik teknis maupun menejerial. Sebagai pedoman
dalam proses belajar mengajar yang terstandar untuk mempersiapkan tenaga bidan
khususnya siaga maternal dan neonatal di desa SIAGA diperlukan bahan ajar siaga ma-
ternal dan neonatal.
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Kegiatan
Belajar 3
Tujuan Pembelajaran Umum
Sekarang kita masuki Kegiatan Belajar 3. Kegiatan Belajar ini akan membahas ten-
tang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
merupakan suatu strategi yang dibuat oleh WHO dan UNICEF yang diperkenalkan pada
1996 sebagai strategi yang penting untuk memperbaiki kesehatan anak. MTBS ini memu-
satkan pada penanganan anak bawah lima tahun (balita), tidak hanya mengenai status
kesehatannya namun juga penyakit-penyakit yang menyerang mereka. Dalam rangka
mencapai Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu untuk menurunkan
angka kematian anak penting bagi anda seorang bidan untuk menguasai MTBS. Di akhir
kegiatan belajar Anda akan diberikan tes formatif yang akan menguji apakah Anda bisa
lanjut pada Kegiatan Belajar berikutnya.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat memahami ten-
tang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Setelah mempelajari kegiatan belajar tiga Anda dapat :
1. Menjelaskan pengertian MTBS
2. Menyebutkan input MTBS
3. Menjelaskan tentang proses manajemen MTBS
4. Menjelaskan output MTBS
Pokok - Pokok Materi
Untuk memahami tentang kegiatan belajar 2 ini, yang Anda harus pahami terlebih da-
hulu adalah:
1. Pengertian MTBS
2. Input MTBS
3. Proses Manajemen MTBS
4. Output MTBS
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
Uraian
Materi
AndayangbekerjadiPuskesmaspastisudahpernahmendengartentangManajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS). MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO
dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat
klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakitt-penyakit yang
umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampailan
petugas, memperkuat system kesehatan serta eningkatkan kemampuan perawatan
oleh keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999.
MTBS adalah set modul yang menjelaskan secara rinci cara
menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita
sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan.
APA YANG DIMAKSUD?
MTBS adalah kegiaan di lapangan khususnya di Puskesmas merupakan suatu
system yang mempermudah pelayanan serta meningkatkan mutu pelayanan.
Tiga unsur penunjang keberhasilan MTBS yaitu:
1. Meningkatnya perawatan, penyediaan pelayanan dan informasi yang
terjangkau dan memadai
2. Membaiknya kemitraan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat
yang dilayani
3. Promosi yang terintegrasi
MTBS merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang diaplikasikan dalam bentuk
prosedur yang bertahap sehingga membetuk suatu kesatuan.
1. Input
Balita sakit datang bersama keluarga diberikan status pengobatan dan formulir
MTBS.
Tempat dan Petugas: Loket, petugas kartu
2. Proses Manajemen
a. Menilai anak umur 2-5 bulan atau bayi muda usia 1 minggu sampai 2 bulan dan
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
b. Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan
1) Apabila batuk selalu menghitung napas, melihat tarikan dinding dada dan
mendengar stridor
2) Apabila diare selalu memeriksa kesadaran balita, mata cekung, memberi minum
anak untuk melihat apakah tidak bisa minum atau malas dan mencubit kulit perut
untuk memeriksa turgor.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
3) Selalu memeriksa status gizi, status imunisasi dan pemberian kapsul Vitamin A
c. Menentukan tindakan
d. Mengobati dengan membuat resep, cara memberi obat dan tindakan lain yang
perlu dilakukan
e. Memberi konseling bagi ibu
f. Memberi pelayanan tindak lanjut
Tempat dan petugas: Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang telah dilatih MTBS)
3. Output
Klasifikasi yang dikonversikan menjadi diagnosa, tindakan berupa pemberian terapi dan
konseling berupa nasehat pemberian makan, nasehat kunjungan ulang, nasehat kapan
harus kembali segera. Konseling lain misalnya kesehatan lingkungan, imunisasi, konseling
cara perawatan di rumah. Rujukan diperlukan jika keadaan balita sakit membutuhkan
rujukan.
Tempat dan petugas: Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang telah dilatih MTBS)
Pemeriksaan balita sakit ditangani oleh tim yang dipimpin oleh pengelola MTBS yang
berfungsi sebagai case manager. Pemilihan case manager oleh pimpinan Puskesmas
berdasarkan pertimbangan pernah mengikuti pelatihan dan sanggup untuk mengelola
MTBS. Dalam keseharian pengelola bertanggung jawab kepada coordinator KIA
Puskesmas. Case manager beranggung jawab melakukan pemeriksaan dari penilaian,
membuat klasifikasi, mengambil tindakan serta melakukan konseling dengan dipandu
buku bagan dan tercatat dalam formulir pemeriksaan.
Case manager bertanggung jawab mengelola kasus balita sakit apabila memerlukan
konseling gizi, kesehatan lingkungan, serta imunisasi, petugas dapat meminta petugas
yang bersangkutan untuk memberikan konseling. Sesudah mendapatkan konseling
maka dilakukan penulisan resep serta penjelasan agar pengantar mematuhi perintah
yang diberikan dalam pengobatan di rumah. Konseling mengenai cara pemberian obat,
dosis, lama pemberian, waktu pemberian, cara pemberian dan lain-lain menjadi hal yang
rutin dilakukan.hasil kegiatan pemeriksaan dicatat dalam register kunjungan, kemudian
direkap setiap akhir bulan untuk laporan MTBS kepada Dinkes
Adanya tim sangat mendukung praktik MTBS, tim yang dipimpin oleh seorang
case manager apabila menemukan masalah maka mengkonsultasikannya kepada
coordinator KIA yang selanjutnya dikonsultasikan kepada pimpinan Puskesmas. Dalam
hal konseling case manager mendistribusikan tugas pada petugas yang berhubungan
dengan masalah konseling yang dilakukan. Kejelasan tugas dalam pembagian kerja
menyebabkan penanganan kasus lebih efektif. Selain itu adanya fleksibilitas dalam tim
memungkinkan petugas lain juga diharapkan mampu memberikan konseling lain apabila
petugas yang bersangkutan tidak ada sehingga praktik MTBS tetap berjalan.
Pemberian konseling menjadi unggulan dan sekaligus pembeda dengan pelayanan
balita sakit tanpa melakukan praktik MTBS. Dengan pemberian konseling diharapkan
pengantar atau ibu pasien mengerti penyakit yang diderita, cara penanganan di rumah,
memperhatikan perkembangan penyakit anaknya sehingga mamp mengenali kapan
harussegeramembawaanaknyakepetugaskesehatansertadiharapkanmemperhatikan
tumbuh kembang anak dengan cara memberikan makanan sesuai umurnya. Semua
pesan tersebut tercermin dalam Kartu Nasihat Ibu (KNI) yang biasanya diberikan setelah
ibu atau pengantar balita sakit mendapatkan konseling ini untuk menjadi pengingat
pesan-pesan yang disampaikan serta pengingat cara perawatan di rumah.
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
Keterpaduan pelayanan yang dilakukan praktik MTBS menunjukkan suatu kerja tim yang
kompakdanfleksibeldengandipandubukupanduanatauformulirMTBSmenggambarkan
bahwa MTBS merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan. Penjelasan cara pemakaian
modul akan kita bahas lebih rinci pada modul praktikum selanjutnya.
Balita Sakit Datang
Menentukan perlunya rujukan
segera
Manajemen
Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
RUJUK TIDAK RUJUK
Tindakan Pra
Rujukan
Tindakan Lanjutan
Bagan 3. Alur Pelayanan Menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3, apakah Anda sudah paham? Apa yang
dapat Anda petik dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut.
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
Jika sudah paham kerjakan tes formatif, Anda bisa lanjut mempelajari Kegiatan Belajar
4 jika nilai Anda mencapai 80. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum
Anda pahami.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Rangkuman
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) adalah set modul yang men-
jelaskan secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan da-
lam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Ada tiga
tahapan yang terjadi dalam MTBS yaitu input (balita sakit yang memerlu-
kan penilaian dengan MTBS), proses (kegiatan yang dilakukan dalam proses
MTBS mulai dari menilai sampai pada pengkasifikasian) dan terakhir output
(terapi dan rujukan). Pemeriksaan balita sakit ditangani oleh tim yang dip-
impin oleh pengelola MTBS yang berfungsi sebagai case manager yang dipi-
lih berdasarkan pernah mengikuti pelatihan dan sanggup mengelola MTBS.
MTBS akan digunakan sebagai penentu langkah yang akan dilakukan selan-
jutnya, apakah akan ditangani atau diperlukan tindakan rujukan segera
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
Evaluasi
Formatif
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1. Set modul yang menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan
pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan dise-
but dengan...
a. Posyandu
b. Puskesmas
c. MTBS
d. Protap (Prosedur Tetap)
e. Buku KIA
2. MTBS diperkenalkan pertamakali pada tahun…
a. 1997
b. 1998
c. 1999
d. 2000
e. 2001
3. MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk meny-
iapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta mem-
berikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya men-
gancam jiwa.Tujuan dari MTBS adalah…
a. Meningkakan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan
b. Memperkecil frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan
c. Pelayanan kesehatan lebih terjangkau oleh masyarakat
d. Meningkatkan kemampuan perawatan keluarga
e. Memperkecil kemungkinan rujukan
4. Puskesmas Sidomulyo dikenal berhasil dalam penerapan MTBSnya terhadap balita
sakit yang datang ke Puskesmas. Salah satu unsur penunjang keberhasilan MTBS
Puskesmas Sidumolyo yaitu:
a. Rendahnya perawatan
b. Rendahnya penyediaan pelayanan
c. Sulitnya mendapat informasi
d. Promosi yang terintegrasi
e. Adanya kesenjangan antara yankes dan masyarakat
Untuk Soal 5 s/d 7
Adi usia 3 tahun datang ke Puskesmas, mengeluh batuk pilek sejak 2 hari yang
lalu,diperiksa oleh Bd. Ani dengan menggunakan MTBS, saat pernapasan Adi di-
hitung diperoleh diagnosa “batuk bukan pneumonia”, diberikan terapi pelega teng-
gorokan dan dianjurkan kembali 5 hari kemudian jika tidak ada perubahan.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
5. Yang termasuk dalam “input” dalam proses MTBS yaitu…
a. Adi
b. Batuk pilek
c. Menghitung pernapasan
d. Terapi pelega tenggorokan
e. Kunjungan ulang 5 hari
6. Yang termasuk dalam “proses” dalam proses MTBS yaitu…
a. Adi
b. Batuk pilek
c. Menghitung pernapasan
d. Terapi pelega tenggorokan
e. Kunjungan ulang 5 hari
7. Yang termasuk dalam “output” dalam proses MTBS yaitu…
a. Adi
b. Batuk
c. Pilek
d. Menghitung pernapasan
e. Kunjungan ulang 5 hari
8. Pemeriksaan balita sakit ditangani oleh tim yang dipimpin oleh pengelola MTBS
yang berfungsi sebagai case manager. Pemilihan case manager oleh pimpinan
Puskesmas berdasarkan…
a. Berpengalaman
b. Latar belakang medis
c. Pernah mengikuti pelatihan
d. Pernah melakukan
e. Lamanya masa kerja
9. Yang bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan dari penilaian, membuat
klasifikasi, mengambil tindakan serta melakukan konseling dengan dipandu buku
bagan dan tercatat dalam formulir pemeriksaan dalam proses MTBS adalah…
a. Case Manager
b. Kepala Puskesmas
c. Orang tua/ wali pasien
d. Dokter
e. Bidan
10. Pembeda antara MTBS dengan pelayanan balita sakit adalah…
a. Terapi
b. Pelaksana
c. Pasien
d. Konseling
e. Jenis penyakit
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Handajani, Sutjiati Dwi. 2012. Kebidanan Komunitas. Konsep dan Manajemen Asuhan.
Jakarta: EGC
Karwati. 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info Media.
Meilani, Niken. 2013. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Buku Ajar: Kebidanan Komunitas. Teori dan Aplikasi dileng-
kapi Contoh Askeb. Yogyakarta: Nuha Medika.
Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Syahlan. 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Penutup
Dengan berakhirnya Kegiatan Belajar 4 ini maka berakhir pula modul 4 tentang pelaksa-
naan program. Selamat Anda telah menyelesaikan modul 4. Diharapkan dengan bera-
khirnya modul ini Anda akan dapat menguasai kompetensi yang diharapkan pada awal
kegiatan belajar.
Setelah menyelesaikan Modul 4 ini, maka berakhir pula modul tentang teori kebidanan
komunitas yang sebelumnya telah dijelaskan bahwa akan diselesaikan dalam 4 modul.
Selanjutnya Anda akan mempelajari tentang modul praktikum yang akan Anda pelajari
dalam 4 modul . Berikut merupakan cara perhitungan nilai untuk mengetahui ketun-
tasan belajar Anda:
SELAMAT MENGERJAKAN TEST AKHIR MODUL. KAMI YAKIN ANDA
PASTI BISA!! GOOD LUCK !!
1. Setiap akhir pertemuan selesai, kerjakan soal-soal test yang terse-
dia dan yakinkan bahwa Anda mampu menjawabnya tanpa mem-
baca materi lagi
2. Setelah Anda menjawab , maka lakukan koreksi dengan bantuan
kunci jawaban yang tersedia.
3. Lakukan penilaian untuk diri sendiri dengan cara :
Jumlah soal benar
Jumlah soal
4. Ketuntasan pembelajaran tercapai apabila Anda berhasil
mendapatkan nilai 80
5. Apabila Anda belum bisa mencapai nilai minimal 80, maka ulangi
lagi untuk mempelajari materi dan Anda bisa menanyakan pada
Tutor Anda dan kerjakanlah Tes Akhir Modul
6. Bila Anda sudah berhasil, maka lanjutkan untuk ke pertemuan
berikutnya dan bila selesai maka Anda dapat pindah ke modul
berikutnya
UNTUK MENGETAHUI KETUNTASAN BELAJAR,
ANDA DAPAT MENILAI
DIRI SENDIRI DENGAN CARA :
X 100
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
C.Kunci Jawaban
Kegiatan Belajar 3
1. C
2. C
3. D
4. D
5. A
6. C
7. E
8. C
9. A
10. D
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Daftar
Gambar
http://1.bp.blogspot.com/-ASrT8cWGS2M/UG66I2NRYUI/AAAAAAAAAOQ/9bWhpYT-
dhQ8/s1600/101_4636.JPG
http://3.bp.blogspot.com/-kcxSTdu9DdU/UkKyH9oP_XI/AAAAAAAAGCA/h46dN8icB-
sM/s1600/pelayanan+kb+gratis+di+Dungaliyo.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-T5ECZ82TxKo/UkLEigQs9yI/AAAAAAAAGCQ/Tfv03ICn61E/
s1600/pelayanan+kb+gratis1.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-ImSd-slAxZ4/T7XBjAlIv8I/AAAAAAAAABg/sEuUjRfU2kg/
s1600/posyandu.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-MKgWT902xhE/UwQckYEzhZI/AAAAAAAAAbc/sj5mf5A-
NOU4/s1600/IMG_20140208_112540.jpg
http://www.aipmnh.org/web_id/images/gallery/posyandu/posyandu_3.jpg
http://www.aipmnh.org/web_id/images/gallery/posyandu/posyandu_4.jpg
http://www.aipmnh.org/web_id/images/gallery/posyandu/posyandu_19.jpg
http://kknm.unpad.ac.id/kudangwangi/files/2014/01/senam2.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-F13D9c5R-ak/T0w4_2OD4mI/AAAAAAAAAH8/Hz60ps-
jqX9k/s1600/Foto0139.jpg
http://bkn.go.id/kanreg03/images/stories/donor%20darah%201.jpg
http://www.koranindependen.com/wp-content/uploads/2015/02/IMG_3588.jpg
http://rsalramelan.tnial.mil.id/media/ugd/recover-room.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-cS-n7cJx0T8/UXYxmb1S3cI/AAAAAAAAAxg/LGfn1L52e84/
s1600/desa+siaga+6.JPG
https://puskesmassungkai.files.wordpress.com/2012/12/img_0753.jpg
15. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015