SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pada era modernisasi saat ini, tingkat teknologi dan pengetahuan 
berkembang semakin pesat, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia 
(SDM) yang berkualitas sehingga antara teknologi dan sumber daya 
manusianya dapat berjalan secara dinamis. Untuk mencapai hal tersebut, 
salah satu faktor yang sangat berperan adalah peningkatan kesehatan dan 
gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu kecerdasan 
dan intelektual. Dengan ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu tolak ukur 
SDM yang berkualitas akan tercapai (Zainuddin, 2008). 
Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, maka kita 
perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan 
anak yang mendapat makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, 
cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Nutrisi memegang 
peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang 
terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada bayi sampai 
usia enam bulan hanya ASI saja tanpa diberi makanan tambahan.Karena ASI 
mudah di dapat, selalu tersedia,siap diminum tanpa adanya persiapan khusus 
(Zainuddin, 2008). 
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),2001 mengatakan bahwa 
ASIeksklusif selama enam bulan pertama adalah makanan yang 
terbaik.ASIeksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia nol sampai enam bulan, bahkan air putih pun 
tidak boleh diberikan pada tahap ini. Karena itu pada enam bulan pertama 
membutuhkan perhatian khusus dalam pemberian ASI. 
Dengan adanya modernisasi telah menggeser paradigma menyusui ASI 
seolah telah menjadi sesuatu yang kuno dan tidak modern sehingga banyak 
kaum ibu muda enggan memberikan ASI kepada anaknya dengan dalih 
merusak penampilan, merepotkan dan membuang waktu karena merasa ada 
susu formula yang bisa menggantikan ASI ( Depkes, 2001:31 ). 
Faktor yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI 
eksklusif seperti mitos-mitos yang sering menghambat dalam pemberian ASI 
eksklusif diantaranya bayi yang menangis karena ingin makan, faktor lainnya 
adalah pengetahuan, pendidikan, usia ibu, paritas, pekerjaan, pengaruh orang 
tua dalam keluarga serta kurangnya informasi mengenai ASI eksklusif dari 
pihak kesehatan maupun media lain seperti media televisi. Jarang sekali iklan 
atau kesempatan di media televisi yang menayangkan tentang manfaat dan 
keunggulan ASI eksklusif lebih gencar promosi susu formula yang dikemas 
sedemikian menarik menunjukkan kelebihannya (Depkes RI, 2002 :1). 
Padahal banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam program 
membantu menigkatkan keberhasilan ASI eksklusif diantaranya program 
Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ). Bayi baru lahir agar diletakan diatas dada 
ibunya untuk memulai menyusui. Bayi diharapkan terbiasa mendapat ASI 
sejak dini. Menyediakan pojok ASI untuk layanan konsultasi masalah ASI
dan memberikan waktu luang pada ibu bekerja untuk memeras ASI-nya 
supaya tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya. 
Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun berdasarkan 
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) pada tahun 2006-2007, 
pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 2 bulan hanya 64 %.Presentasi ini 
menurun menjadi 40 % pada bayi berusia 2-3 bulan dan 14 % pada bayi 
berusia 4-5 bulan dan hanya 4 % bayi mendapat ASI dalam satu jam 
kelahiran. Cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 45 %-12 % 
dan di pedesaan 4 %-25 % pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di parkotaan 
berkisar 1%-13 %,sedangkan di pedesaan 2 %-13 % (Depkes RI 2007 ). 
Menurut hasil pendataan tahun 2012 ASI eksklusif di Indonesia baru 
tercapai 42 % dari target 70 %, di Jawa Barat baru tercapai 45 % dari target 
80 %, dan di Kabupaten Muna baru 40,4 % dari target 70 %. Dari target 
Kabupaten di Puskesmas Katobu pencapaian ASI eksklusif masih jauh dari 
target, baru mencapai 14,7 % ( Dinkes Kab Muna 2012). 
Setelah melakukan wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi 
dengan usia 6 – 11 bulan, berdasarkan pengetahuannya dimana hasilnya 
adalah 7 orang menyatakan tidak tahu tentang ASI eksklusif dengan tingkat 
pendidikan yang rendah. Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik 
untuk melakukan penelitian tentang Gambaran faktor-faktor yang 
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu 
tahun 2013.
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan 
masalah ini adalah “ Bagaimana Gambaran Faktor – faktor yang 
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja 
Puskesmas Katobu tahun 2013”? 
1.3 Tujuan Penelitian 
1.3.1 Tujuan Umum 
Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi 
keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas 
Katobu tahun 2013. 
1.3.2 Tujuan Khusus 
a. Mengetahui gambaran keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah 
Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. 
b. Mengetahui gambaran pengetahuan yang mempengaruhi 
keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu 
tahun 2013. 
c. Mengetahui gambaran pendidikan yang mempengaruhi 
keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Katobu 
tahun 2013. 
d. Mengetahui gambaran paritas yang mempengaruhi keberhasilan 
ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Katobu tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian 
1.4.1 Manfaat Teoritis 
Penelitian ini dapat dijadikan dasar dan bahan acuan yang 
bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya. 
1.4.2 Manfaat praktis 
1. Bagi Ibu Menyusui 
Sebagai bahan informasi kesehatan dalam memberikan 
ASI eksklusif bagi ibu menyusui dengan memberikan pengetahuan 
dan wawasan yang jelas tentang ASI eksklusif. 
2. Bagi Puskesmas 
Sebagai bahan masukan bagiPuskesmas Katobu khususnya 
untuk program KIA dan Gizi 
3. Bagi Program Studi DIII Kebidanan 
Sebagai bahan referensi tambahan di perpustakaan Akademi 
Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kerja 
sama Raha. 
4. Bagi Peneliti 
Penelitian ini untuk mengimplementasikan ilmu yang di dapat 
selama kuliah serta dapat memperluas wawasan dalam bidang 
pendidikan khususnya mengetahui tentang ASI eksklusif pada ibu 
menyusui.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Pengetahuan 
2.1.1 Definisi 
Menurut Notoatmodjo (2007: 139-140) pengetahuan merupakan 
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan 
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra 
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penginderaan, 
penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan diperoleh 
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan 
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang 
( over behavior). 
2.1.2 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif 
Menurut Notoatmodjo (2005 : 50-52) terdapat enam tingkatan 
dalam pengetahuan, yaitu : 
a. Tahu (know) 
Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari 
sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah 
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh 
bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension) 
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang 
diketahui dan dapat menginpretasikan materi tersebut secara 
benar. 
c. Aplikasi (Aplication) 
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari 
pada situasi atau kondisi sebenarnya. 
d. Analisis (Analysis) 
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke 
dalam komponen – komponen tetapi masih ada kaitannya satu 
sama lain. 
e. Sintesis (Syntesis) 
Suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian di 
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain 
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi – 
formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. 
f. Evaluasi (Evaluation) 
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau 
penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian tersebut 
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau 
menggunakan kriteria yang ada.
2.1.3 Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya 
Menurut Notoatmodjo (2007 :146), perubahan atau adopsi 
perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan 
waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau 
seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam 
kehidupannya melalui 3 tahap, yaitu: 
a. Pengetahuan 
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia 
harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut 
bagi dirinya atau orang lain. 
b. Sikap 
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap 
stimulus atau objek. 
c. Praktik atau tindakan 
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, 
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang 
diketahui. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau 
mempraktekan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). 
2.1.4 Proses Adopsi Perilaku 
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang 
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang 
tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam 
Notoatmodjo ( 2007 : 140) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi 
proses yang berurutan, yakni sebagai berikut : 
a. Awarennes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam 
arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu. 
b. Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus. 
c. Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus 
tersebut bagi dirinya), hal ini berarti sikap responden sudah lebih 
baik. 
d. Trial, yaitu orang yang telah mencoba perilaku baru 
e. Adoption (Adopsi), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan 
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus prilaku. 
Selanjutnya Rogers dalam Notoatmodjo ( 2007 : 140) menyimpulkan 
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap – tahap 
tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku 
melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap 
yang positif maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng ( long 
lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh 
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan beerlangsung lama. 
2.2 Pengukuran Pengetahuan 
Untuk mengukur pengetahuan kesehatan adalah dengan mengajukan 
pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan tertulis 
(angket). Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan
responden tentang kesehatan atau besarnya presentasi kelompok responden 
tentang variabel komponen kesehatan ( Notoatmodjo, 2005:53). 
Menurut Arikunto (2006:344) terhadap data yang bersifat kualitatif, 
maka pengolahannya dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah 
dibuat oleh peneliti. 
Penilaian angket tersebut berdasarkan kriteria sebagai berikut : 
1. Baik : Skor > 75 % 
Apabila responden dapat menjawab > 75 % dari semua pertanyaan. 
2. Cukup : Skor 60 – 75 % 
Apabila responden dapat menjawab 60 – 75 % dari semua pertanyaan . 
3. Kurang : Skor < 60 % 
Apabila responden dapat menjawab 60 % dari semua pertanyaan. 
2.3 Pendidikan 
2.3.1 Pengertian 
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah 
dalam menerima informasi sehingga diharapkan makin banyak pula 
pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan 
dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu pendidikan rendah (SD – SLTA) 
dan pendidikan tinggi (>SMA– Perguruan tinggi). 
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan 
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan 
(Notoatmodjo, S 2007). 
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001) pendidikan adalah 
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam 
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan penelitian. 
2.3.2 Paritas 
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram 
yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak 
diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu ( Sumarah, 
2009:2). 
Paritas 1-2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematiam 
maternal. Paritas tinggi mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi ( 
Hanifa, 2005:71). Klasifikasi paritas menurut Saifuddin, 2007 adalah 
sebagai berikut : 
a. Paritas rendah: 1 -2 
b. Paritas tinggi: > 2 
Pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan sangat 
berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan. 
Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan pada ibu yang sudah hamil 
akan lebih baik jika dibandingkan dengan ibu yang belum pernah hamil. 
Untuk lebih menanggapi dan menghayati terhadap perilaku baru sehingga 
pengalaman akan membentuk sikap positif atau negatif jika ibu yang
mempunyai pengalaman akan bersikap positif akan tetapi sebaliknya ibu 
yang belum pengalaman sama sekali cenderung akan bersikap negatif. 
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku 
Menurut Lawrence Green (1999:74) faktor-faktor yang 
mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut: 
a. Faktor predisposisi (predisposisi predisposing factors) 
Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap perilaku 
yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk dalam 
faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial 
dan pengalaman. 
b. Faktor pemungkin atau pendukung (enabling factors ) 
Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang 
memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk 
dalam faktor ini adalah keterampilan, fasilitas, sarana atau prasarana 
yang mendukung terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. 
c. Faktor penguat 
Faktor penguat merupakan faktor penyerta perilaku atau yang 
datang sesudah perilaku itu ada. Hal – hal yang termasuk dalam faktor 
ini adalah keluarga, teman, petugas kesehatan.
2.5. ASI Eksklusif 
2.5.1 Definisi ASI Eksklusif 
Menurut Lawrence tahun 1999 dalam Sukini (2006:11) ASI 
adalah suatu bahan makanan alami yang sempurna dengan mengandung 
lebih dari 2000 unsur pokok dan terus menerus berubah sesuai dengan 
kebutuhan bayi. Bayi sebaiknya disusui eksklusif yaitu diberi ASI saja 
selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa ditambah makanan cair 
atau padat kecuali dalam keadaan yang sangat jarang. Hal ini mungkin 
dapat membawa kuman, mencetuskan alergi, menyebabkan bayi 
kenyang dan menyusu sebaiknya dipertahankan sampai setidaknya bayi 
berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang sesuai sejak 6 
bulan (WHO dan Unicef, 2001). 
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman 
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air 
putih tidak ditambahkan dalam tahap ASI eksklusif ini (depkes RI 
2004). ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam 
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya pemahaman 
ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi 
mengakibatkan pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara 
optimal (Prastyono, 2009). 
Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan menu 
makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI 
eksklusif dan semua bayi diberi ASI ekslkusif sejak lahir sampai
berusia 6 bulan. Setelah berumur 6 bulan bayi dapat diberi makanan 
pendamping atau padat yang benar dan tepat,sedangkanASI tetap 
diteruskan sampai usia 2 tahun. Pemberian makanan untuk bayi yang 
ideal seperti ini dapat dicapai dengan menciptakan pengertian serta 
dukungan dari lingkungan sehingga para ibu dapat menyusui secara 
eksklusif (Roesli, 2005). 
2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif 
Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif mengakibatkan mudah 
terjalinnya ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru 
lahir. Hal ini merupakan keuntungan awal dari menyusui secara 
eksklusif. Bagi bayi tidak ada yang lebih berharga daripada ASI. Hanya 
seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya. 
Selain dapat meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, 
ASI juga membuat anak menjadi potensial memiliki perkembangan 
sosial yang baik (Roesli, 2005). 
Manfaat ASI menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) adalah 
sebagi berkut : 
1. Manfaat ASI bagi bayi 
a. ASI sebagai nutrisi 
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh. 
c. Meningkatkan kecerdasan. 
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih saying.
e. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan 
pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan. 
f. Mengandung asam lemak yang diperlukan otak sehingga bayi 
yang diberi ASI eksklusif potensial lebih pandai. 
g. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker 
pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit 
jantung. 
h. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi 
ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan. 
i. Menunjang perkembangan kepribadian emosional, 
kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik. 
2. Manfaat ASI bagi Ibu 
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi 
segera disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan 
terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang 
karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah 
menutup dan perdarahan akan akan lebih cepat terhenti. 
b. Mengurangi terjadinya anemia. 
c. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara 
kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu 
memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 % tidak akan 
hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96% 
tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
d. Mengecilkan rahim, kadar oksitosin ibu yang menyusui akan 
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. 
e. Menurunkan kanker payudara. 
f. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena 
ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat 
dan tersedia dalam suhu yang cocok. 
g. Lebih ekonomis dan murah. 
h. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan, 
memasak, air dan tanpa harus mencuci botol. 
i. Memberi kepuasan bagi ibu, ibu yang berhasil memberikan ASI 
eksklusifakan merasakan kepuasan, kebanggaan dan 
kebahagiaan yang mendalam 
. 
3. Manfaat ASI bagi Keluarga 
a. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu 
formula botol susu serta gas untuk merebus air, susu dan 
peralatan lainnya. 
b. Menghemat biaya perawatan kesehatan karena bayi yang 
diberiASIeksklusif lebih sehat atau jarang sakit. 
c. Menghemat waktu keluarga. 
d. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.
e. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja. 
Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, 
air panas, dan lain sebagainya ketika bepergian. 
4. Manfaat ASI bagi Negara 
a. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor 
susu formula dan peralatan lainnya. 
b. Bayi sehat membuat negara lebih sehat. 
c. Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang 
sakit hanya sedikit. 
d. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan 
angka kematian 
e. Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang 
digunakan sebagi kayu bakar untuk merebus air, susu dan 
peralatannya. 
f. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan 
berkualitas untuk membangun negara karena anak yang 
mendapat ASI dapat bertumbuh kembang secara optimal 
2.5.3 Produksi ASI 
ASI diproduksi / dibuat oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik 
ASI, kemudian disalurkan melalui susu kedalam gudang susu yang 
terdapat dibawah daerah berwarna gelap atau coklat tua disekitar 
puting susu. Gudang susu sangat penting artinya karena merupakan 
tempat penampungan ASI (Soetjiningsih, 2007)
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan 
reflex. Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau 
dirangsang oleh hisapan mulut bayi. Gerakan tersebut merangsang 
kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah hormon 
prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air 
susu. 
Proses pengeluaran susu juga tergantung pada let down 
reflex, yaitu reflex pengaliran atau pelepasan ASI. Hisapan bayi ini 
akan merangsang `kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan 
hormon oksitosin, yang dapat merangsang serabut otot halus didalam 
dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara 
lancar (Roesli, 2007). 
Faktor – faktor yang mengakibatkan reflex let down adalah; 
melihat bayi, mendengarkan suara bayi mencium bayi dan 
memikirkan bayi, atau ibu dalam keadaan tenang sedangkan faktor – 
faktor yang menghambat reflex let down adalah; stress seperti 
keadaan bingung atau pikiran kacau, takut dan cemas, juga apabila 
ibu merasa marah, kesal juga malu menyusui ( Soetdjiningsih, 2007). 
2.5.4 Komposisi ASI 
Komposisi air susu ibu atau ASI berlainan dengan komposisi 
susu mamalia lainnya karena komposisi ASI setiap mamalia 
disesuaikan dengan laju pertumbuhan jenisnya sendiri, seperti susu
sapi, komposisinya disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi, 
air susu ibu disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak manusia. 
Memang ASI manusia merupakan salah satu ASI yang 
terencer sehingga bayi harus sering menyusu pada ibunya. Ini 
merupakan hal yang baik, karena akan menyebabkan terjalinnya 
hubungan ibu – anak yang lebih sering. Hal ini akan memastikan 
terdapatnya perhatian dan perawatan yang intensif untung 
kelangsungan hidup serta pertumbuhan bayi manusia. 
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose 
dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar 
payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI ini 
ternyata tidak konsisten dan tidak sama dari waktu kewaktu. Adapun 
perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari yaitu kolostrum, air susu 
transisi/peralihan, air susu matang (mature). 
Menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) perbedaan 
komposisi ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat 
setelah melahirkan sebagai berikut: 
a. Kolostrum 
Kolostrum merupakan ASI yang keluar dihari pertama sampai 
hari ke empat, mengandung cairan emas, cairan pelindung yang 
kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Cairan emas yang 
encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih 
yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih
yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum juga 
merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium 
dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran 
tersedia. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan 
dimana saja dan kapan saja. Kolostrum lebih banyak 
mengandung protein, dan zat anti infeksi 10-17 kali lebih 
banyak dibanding dengan ASI yang matang. Volume kolostrum 
antara 150-300 ml/24 jam. 
b. ASI Transisi Peralihan 
ASI transisi merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum 
sampai sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin 
merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. 
Volume akan makin meningkat. 
c. ASI matang atau mature 
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 
dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat 
dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya 
yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 
enam bulan. ASI tidak menggumpal jika dipanaskan. 
2.5.5 Manajemen Laktasi 
Manajemen laktasi adalah upaya - upaya yang dilakukan 
untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam
pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera 
setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. 
Adapun upaya – upaya yang dilakukan adalah persiapan 
menyusui pada masa kehamilan (antenatal), Pada masa segera 
setelah persalinan (prenatal) dan pada masa menyusui 
selanjutnya (post-natal) (Depkes RI 2003). 
Menurut JNPK - KR (2008) dalam buku Asuhan Persalinan 
Normal, manajemen laktasi terdiri dari: 
a. Masa Kehamilan (Antenatal) 
1) KIE manfaat dan keunggulan ASI 
2) Meyakinkan ibu untuk menyusui bayinya 
3) Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara 
4) Memantau kecukupan gizi ibu hamil 
5) Menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait dengan 
kehamilan ibu. 
b. Segera setelah bayi lahir 
1) Memberikan ASI dini/IMD 
2) Membina ikatan emosional dan kehangatan ibu dan bayi 
3) Jangan memberikan cairan atau makanan pada bayi 
4) Biarakan ibu dan bayi bersama dalam 1 jam pertama dan 
setelah asuhan bayi baru lahir selesai 
c. Masa Neonatal 
1) Menjamin pelaksanaan ASI eksklusif 
2) Rawat gabung ibu dan bayi
3) Jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan 
4) Melaksanakan cara menyusui yang benar 
5) Upaya tetap mendapat ASI jika ibu dan bayi tidak selalu 
bersama 
6) Vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas. 
7) Bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi sudah 
mendapatkan ASI yang cukup 
8) Anjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum bagi diri 
dan bayinya 
9) Rujuk ke konselor ASI jika ibu mengalami masalah menyusui. 
d. Masa Menyusui Selanjutnya 
1) Pemenuhan ASI eksklusif dalam enam bulan pertama 
2) Makanan pendamping dan ASI untuk 6 bulan kedua 
3) Memantau kecukupan gizi dan memberi cukup waktu 
istirahat bagi ibu menyusui. 
4) Memperoleh dukungan suami untuk menunjang keberhasilan 
ASI eksklusif 
5) Mengatasi masalah menyusui.
2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif 
Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Menurut 
Wiknjosastro tahun 2005 di dalam Siregar (2008) lamanya disusui 
hanya untuk satu atau dua menit pada setiap ibu yang melahirkan 
karena : 
a. Air yang pertama atau kolostrum mengandung beberapa benda 
penangkis yang dapat mencegah infeksi pada bayi. 
b. Bayi yang minum ASI jarang menderita kelainan di saluran 
pencernaan 
c. Lemak dan protein ASI mudah mudah dicerna dan diserap 
secara lengkap dalam saluran pencernaan. 
d. ASI tidak menyebabkan bayi gemuk berlebihan. 
e. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari susu 
buatan manapun oleh karena mengandung benda penangkis, suci 
hama, segar dan tersedia setiap waktu. 
ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak 
manfaat dan kelebihan, diantaranya ialah menurunkan resiko 
terjadinya penyakit infeksi, 
ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat didalam susu 
formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% 
lemak, 0,9% protein, 7% laktosa serta 0,2% zat gizi lainnya yang 
berupa Decosahexanoic Acid (DHA), Arachidonic Acid (AA) dan 
Shypnogelin (Prasetyono, 2009).
2.5.7 Tujuh langkah keberhasilan ASI eksklusif 
Terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan pemberian ASI 
secara eksklusif. Langkah – langkah ini sangat penting terutama bagi 
ibu pekerja. Menyusui memang akan mempengaruhi seluruh 
keluarga karena dukungan mereka sangat berharga. 
Langkah – langkah yang terpenting dalam persiapan 
keberhasilan menyusui secara eksklusif menurut Roesli (2005) 
adalah sebagai berikut : 
a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan 
b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui 
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya. 
d. Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti rumah sakit 
yang sayang bayi atau rumah bersalin yang sayang bayi 
e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI 
eksklusif 
f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau 
konsultasi laktasi (lactasion consultan) untuk persiapan apabila 
kita menemui kesukaran 
g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan 
menyusui.
BAB III 
METODE PENELITIAN 
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 
3.1.1 Jenis Penelitian 
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu 
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk 
menggambarkan tentang suatu keadaan secara obyektif 
(Notoatmodjo, 2007:135) 
3.1.2 Rancangan Penelitian 
Rancangan penelitian ini adalah pengumpulan data dengan 
menggunakan instrumen pengamatan langsung artinya penelitian 
dengan menggunakan alat evaluasi yang berbentuk pengamatan 
langsung, dapat dilakukan dengan tes, angket, rekaman gambar dan 
rekaman suara (Badriah, 2012;132) 
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu. 
Waktu pelaksanaan bulan Oktober 2013. 
3.3 Subjek Penelitian 
3.3.1 Populasi 
Populasi adalah sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai 
generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek 
tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang 
membedakannya dari kelompok subyek yang lain (Badriah, 2012: 55).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai 
bayi 6 bulan – 11 bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu 
tahun 2013 sebanyak 214 orang. 
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel 
Menurut Badriah (2006:81) sampel adalah sebagian dari 
populasi, karena ia merupakan bagian dari populasi tentulah ia 
memiliki ciri – ciri yang dimiliki oleh populasinya. Sampel dalam 
penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6 
bulan – 11 bulan sebanyak 60 orang, dilaksanakan pada saat posyandu 
dari tanggal 19 Oktober – 22 Oktober. teknik yang digunakan dalam 
penelitian ini yaitu teknik pengambilan acidental sampling. 
3.4 Variabel Penelitian 
Menurut Badriah (2012 ; 91), menyatakan bahwa variabel sering 
disebut juga perubah, dalam setiap penelitian pasti melibatkan dan 
memusatkan perhatian pada variabel yang terjadi amatan. Variabel dapat 
diartikan sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota 
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki sekelompok yang lain. 
Menurut Badriah ( 2012;93), variabel penelitian berdasarkan 
fungsinya dibagi menjadi beberapa macam, antara lain; 
1. Variabel bebas adalah suatu variabel yang Variasinya mempengaruhi 
variasi lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah 
pengetahuan, pendidikan dan paritas.
2. Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui 
besar efek atau pengaruh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian 
ini adalah pemberian ASI eksklusif. 
3.5 Instrumen Pengumpulan Data 
Menurut Badriah (2012;114), instrumen data didefinisikan sebagai 
pengumpulan data yang telah baku atau alat pengukur data yang memiliki 
Validitas dan realibilitas. 
Untuk memperoleh informasi dari responden, dalam penelitian ini 
menggunakan alat pengukur data berupa kuesioner yang disusun sendiri 
oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk 
pertanyaan tertutup, yang sudah disediakan jawabannya, sehingga 
responden dapat memilih dengan membubuhkan tanda ceklist (√) pada 
kolom jawaban yang sesuai. Kuesioner pertanyaan tertutup yaitu mengenai 
pengetahuan responden. Tentang pemberian ASI eksklusif dengan 
berpedoman pada tinjauan pustaka, kerangka konsep dan definisi 
operasional. 
Jumlah pertanyaan dalam kuesioner yaitu 20 pertanyaan. Untuk 
pertanyaan positif, bila jawaban benar diberi skor 1, bila jawaban salah 
diberi skore 0. Untuk pertanyaan negatif, bila jawaban benar diberi skor 0, 
bila jawaban salah diberi skor 1.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 
3.6.1 Sumber Data 
1. Data Primer 
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari 
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat 
pengambilan data langsung dari subyek sebagai informasi yang 
dicari (Badriah,2012;126). 
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan pengisian 
kuesioner oleh ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6 – 
12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. 
2. Data Sekunder 
Menurut Badriah (2012;125), data sekunder adalah data yang 
diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung didapat oleh peneliti dari 
subyek penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh 
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dan Puskesmas Katobu 
tahun 2012. 
3.7 Rancangan Analisa Data 
3.7.1 Pengolahan Data 
Dalam melakukan analisa data, terlebih dahulu data harus 
diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses 
pengolahan data terdapat langkah –langkah yang harus ditempuh 
(Hidayat, 2007;121 – 122) diantaranya: 
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data 
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada 
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 
2. Coding 
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) 
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode 
ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan 
komputer. 
3. Data Entry 
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah 
dikumpulkan kedalam master tabel atau data base omputer, 
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan 
membuat tabel kontigensi. 
4. Cleanning 
Dimasukan kedalam master tabel, data yang tidak diperlukan akan 
dibuang. Data – data masuk maka selanjutnya dilakukan 
pengecekan apakah data yang masuk sudah benar dengan cara 
melihat variasi dalam bentuk distribusi. 
3.7.2 Analisa Data 
Menurut Notoatmodjo (2006;188), setelah dilakukan 
pengolahan data, akan dilakukan analisa data dengan menggunakan 
analisis statistik deskriptif. Pada umumnya analisis ini hanya 
menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentasi dari tiap variabel.
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk 
mengetahui gambaran pengetahuan, pendidikan dan paritas. yang 
disajikan dalam bentuk tabel dan analisis prosentasi. 
Menurut Budiarto ( 2002;37), adapun untuk menghitung 
proporsi dari setiap variabel yang diteliti peneliti menggunakan 
rumus: 
P = f x 100 % 
n 
Keterangan : 
P = Persentase 
f = Frekuensi 
n = Jumlah Responden
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai 
gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI 
eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. Secara rinci hasil 
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 
4.1 Hasil Penelitian 
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran faktor – faktor yang 
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di puskesmas Katobu 
yang meliputi pengetahuan, pendidikan dan paritas dengan dengan 60 
responden yang disajikan dalam bentuk tabel, analisis persentase. 
4.1.1 Gambaran Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif 
Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran pengetahuan ibu 
dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah puskesmas Katobu tahun 
2013 sebagai berikut: 
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur6 
11bulan Tahun 2013 
No 
Pemberian ASI 
eksklusif 
Jumlah Persentase % 
1. Ya 29 48,3 
2. Tidak 31 51,7 
Jumlah 60 100 
Sumber : Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan data tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa 
sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 
31 orang (51,7%) dan responden yang memberikan ASI eksklusif 
sebanyak 29 orang (51,7%). 
4.1.2 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif 
Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran Pengetahuan ibu 
di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013 sebagai berikut: 
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI 
eksklusif Tahun 2013 
No Pengetahuaan Jumlah Persentase % 
1. Baik 20 33,3 
2. Cukup 28 46,7 
3. Kurang 12 20 
Jumlah 60 100 
Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 
Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian 
besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 28 orang 
(46,7%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang 
sebanyak 20 orang (20%).
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif berdasarkan 
pengetahuan. 
Pengetahuan 
Pemberian ASI Eksklusif 
Total 
Ya Tidak 
n % n % n % 
Baik 12 60 8 40 20 100 
Cukup 15 53,6 13 46,4 28 100 
Kurang 2 16,6 10 83,4 12 100 
Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100 
Berdasarkan tabel diatas, responden dengan pengetahuan baik 
memberikan ASI eksklusif sebanyak 60% dan yang tidak memberikan 
ASI eksklusif sebanyak 40% sedangkan responden dengan pengetahuan 
kurang tidak memberikan ASI eksklusif 83,4% dan yang memberikan 
ASI eksklusif 16,6%.. 
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pendidikan ibu di Puskesmas Katobu 
Tahun 2013 
No Pendidikan Jumlah Persentase % 
1 Pendidikan Rendah 50 83,3 
2 Pendidkan Tinggi 10 16,7 
Jumlah 60 100 
Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan 
tingkat pendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3%) dan pendidikan 
tinggi sebanyak 10 orang (16,7%).
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan 
pendidikan 
Pendidikan 
Pemberian ASI 
Eksklusif Total 
Ya Tidak 
n % n % n % 
Pendidikan rendah (≤ SMA) 21 42 29 58 50 100 
Pendidikan tinggi (> SMA) 8 80 2 20 10 100 
Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100 
Pada tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa pada responden yang 
berpendidikan tinggi memiliki presentase lebih besar dalam memberikan 
ASI eksklusif (80 %) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif (20%). 
Sedangkan pada responden yang berpendidikan rendah tidak memberikan 
ASI eksklusif 58% dan yang memberikan ASI eksklusif .42%. 
4.1.3 Gambaran Paritas ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif 
Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran tingkat paritas 
ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu tahun 2013 
sebagai berikut: 
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi paritas ibu di Puskesmas Katobu Tahun 
2013 
No Paritas Jumlah Persentase % 
1. Paritas Rendah 23 38,3 
2. Paritas Tinggi 37 61,7 
Jumlah 60 100 
Sumber : Pengolahan data primer 2013
Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian 
besar paritas responden yaitu paritas tinggi sebanyak 37 orang 
(61,7%) dan sebanyak 23 orang (38,3) paritas rendah. 
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan 
paritas 
Paritas 
Pemberian ASI Eksklusif 
Total 
Ya Tidak 
n % n % n % 
Paritas rendah (1 - 2) 6 26,1 17 73,9 23 100 
Paritas tinggi (>2) 23 62,2 14 37,8 37 100 
Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100 
Pada tabel diatas bahwa sebagian besar responden pada paritas 
tinggi yang memberikan ASI eksklusif 62,2% dan 37,8% yang tidak 
memberikan ASI eksklusif. Sedangkan paritas rendah yang memberikan 
ASI eksklusif 26,1% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 73,9%.
4.2 Pembahasan 
Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan pembahasan sebagai 
berikut : 
4.2.1 Gambaran Keberhasilan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif 
Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif (51,7%), 
sedangkan yang memberikan ASI eksklusif adalah 48,3%. 
Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dilaporkan pada 
badan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006 – 
2007 bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 5 – 6 bulan 
tidak mengalami kenaikan yang signifikan, diperkotaan berkisar 1 % - 
13 %, sedangkan dipedasaan 2 % - 13 %. . 
Penelitian ini juga didukung oleh data yang ada di Puskesmas 
Katobu tahun 2012, bahwa target pencapaian ASI eksklusif masih 
jauh dari target yang ditetapkan oleh Kabupaten Muna yaitu 70 %. 
Target yang baru dicapai oleh puskesmas Katobu sebesar 14,7 % (Dinkes 
Kab. Muna 2012) 
. 
4.2.2 Gambaran Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif 
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai 
pengetahuan cukup sebanyak 28 orang ( 46,7%), berpengetahuan kurang 
sebanyak 12 orang (20%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 20 
orang ( 33,3%).
Dalam penelitian ini, pengetahuan yang diteliti meliputi pengertian ASI 
eksklusif, manfaat ASI eksklusif, cara pemberian ASI eksklusif. Keberhasilan 
dalam pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. 
Sebagian besar mereka yang memberikan ASI eksklusif adalah dari kelompok 
berpengetahuan baik (60%). 
Pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal saja, tetapi bisa 
didapat dari berbagai sumber seperti media massa, penyuluhan, pengalaman dan 
informasi dari orang lain. Dari 60 responden yang diteliti sebagian besar 
berpengetahuan cukup, hal ini kemungkinan disebabkan karena penyuluhan 
dari petugas kesehatan yang cukup, informasi yang gencar dari media massa. 
Sesuai dengan penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007 :140) 
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dari 
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan hasil 
wawancara pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan 
kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif , ada yang mengetahui 
manfaat ASI eksklusif tetapi tidak diaplikasikan secara nyata dengan alasan 
bayinya rewel, menangis karena lapar sehingga menghambat keberhasilan 
pemberian ASI eksklusif. 
4.2. 3 Gambaran Pendidikan Ibu tentang ASI Eksklusif 
Hasil Penelitian menunjukan sebagian besar responden berpendidikan 
tinggi 83,3% sedangkan berpendidikan rendah sebanyak 16,7%. 
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam 
merubah polapikir seseorang artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
akan semakin meningkatkan pengetahuan untuk menyerap informasi dan 
meningkatkan kesadaran dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan 
teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan secara 
umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain 
baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang 
diharapkan oleh pelaku pendidikan. 
Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung memberikan ASI eksklusif 
dikarenakan pola pikir dan pengetahuan yang lebih luas sehingga 
menumbuhkan kesadaran dalam penerapan pemberian ASI eksklusif. Hasil 
penelitian ini sesuai dengan teori yakni ibu yang memberikan ASI eksklusif 
dengan kategori pendidikan tinggi sebesar 80%. Sedangkan ibu dengan tingkat 
pendidikan yang rendah sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif(58%). 
Hasil ini dimungkinkan belum adanya kesadaran akan pentingnya ASI 
eksklusif, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI 
eksklusif melalui konseling, penyuluhan tentang pentingnya ASI ksklusif, 
supaya ibu lebih memahami dan mempraktekannya. 
4.2.4 Gambaran Paritas Ibu tentang ASI Eksklusif 
Ibu yang menjadi responden dalam pendidikan ini sebagian besar terdiri 
dari kelompok paritas tinggi, yaitu memiliki anak >2 (61,7%). 
Dan apabila dikaitkan dengan teori menurut Saifuddin (2007) 
pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan berpengaruh 
terhadap pengetahuan ibu. Ibu yang memberikan ASI eksklusif berdasarkan 
paritas, sebagian besar dari kelompok paritas tinggi yaitu 62,2%.
Dengan demikian dimungkinkan paritas tinggi lebih bisa menerapkan 
pemberian ASI eksklusif dikarenakan pengalaman sebelumnya dengan 
pemberian ASI eksklusif anaknya menjadi sehat dan tidak mudah sakit, lebih 
praktis dan menghemat biaya untuk membeli susu formula, serta menyadari 
manfaat gizi dari ASI eksklusif sehingga ibu mau memberikannya. Sedangkan 
paritas rendah masih ada yang belum memberikan ASI eksklusif dikarenakan 
masih belum adanya pengalaman , pengaruh dari orang tua dan keluarga, tidak 
sabar dikarenakan ASInya belum lancar dan bayinya rewel.
BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1 Kesimpulan 
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan tentang gambaran 
faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif 
di Puskesmas Katobu tahun 2013, dapat disimpulkan sebagai berikut: 
1. Sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 
31 orang (51,7%). 
2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup 
sebanyak 28 orang ( 46.7%). 
3. Sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 50 orang 
(83,3%). 
4. Sebagian besar responden terdiri dari kelompok paritas tinggi 
sebanyak 37 orang (61,7%).
5.2 Saran 
Berdasarkan hasil temuan pada kesimpulan, maka penulis 
menyarankan hal-hal sebagai berikut 
1. Bagi Ibu Menyusui 
Diharapkan bagi ibu menyusui sebagai bahan informasi kesehatan 
dalam memberikan pengetahuan dan wawasan dalam pemberian ASI 
eksklusif 
2. Bagi Puskesmas 
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan 
informasi dalam pengembangan program-program kesehatan 
masyarakat, khususnya dalam program KIA dan gizi. 
3. Bagi Program Studi Diploma III Akademi Kebidanan Yayasan 
Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kelas kerja sama Raha 
Diharapkan pada institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan 
referensi tambahan perpustakaan tentang ASI eksklusif. 
4. Bagi Peneliti Lain 
Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai 
pemberian ASI eksklusif, pada aspek yang lebih luas dengan metode 
yang lebih baik dalam menyempurnakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, ( 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: 
Rineka Cipta. 
Badriah, D.L. ( 2012). Metodelogi Penelitian ilmu – ilmu Kesehatan. Bandung: 
Multazam. 
Budiarto, E (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. 
Jakarta: EGC. 
. 
Departemen Kesehatan, (2002). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan 
dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan 
Republik Indonesia. 
DinKes Kabupaten Kuningan, (2012).Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan 
JNPK – KR. (2008).Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO Corporation. 
Green Lawrence (1999), Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku 
Notoadmodjo. S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 
Puskesmas Maleber, (2012). Data ASI eksklusif, tidak diterbitkan 
Roesli, U. (2008), Inisiasi Menyusui Dini, Edisi Revisi, Pustaka Bunda. 
Prasetyono, (2009) Resiko Pemberian MPASI terlalu Dini. 
http: www.Asuh.wikia. com, 
Soetijiningsih, (2007) ASI:Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC 
. 
Zainuddin, (2008), Pentingnya ASI untuk Peningkatan Gizi Bayi 
:www.parenting.com
DAFTAR LAMPIRAN 
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup 
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian 
Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian 
Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Responden 
Lampiran 5 Kisi – Kisi Soal Kuesioner 
Lampiran 6 Lembar Kuesioner 
Lampiran 7 Tabel Tabulasi 
Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data 
Lampiran 9 Jadwal Penelitian 
Lampiran 10 Kartu Bimbingan
RIWAYAT HIDUP 
I. IDENTITAS 
Nama Lengkap : SITTI FARINA SAPUTRI 
Tempat, Tanggal Lahir : Bubu, 01 Februari 1994 
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia 
Jenis kelamin : Perempuan 
Agama : Islam 
Alamat : Desa Bubu, Kecamatan Kambowa, 
Kabupaten Buton Utara 
II. RIWAYAT PENDIDIKAN 
1. Lulus SD Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2007 
2. Lulus SMP Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2010 
3. Lulus SMA Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2013 
4. Kuliah di akademi kebidanan kesehatan nasional (YKN) Bau-Bau Kelas 
Kerja Sama Kabupaten Muna mulai dari 2013 sampai sekarang
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 
KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIWILAYAH 
PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2013 
KARYA TULIS ILMIAH 
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan 
Akademi Kebidanan yayasan Kesehatan Nasional (TKN) Bau-Bau 
Kelas kerja sama Kabupaten Muna 
Disusun Oleh : 
SITTI FARINA SAPUTRI 
NIM. 130251 
AKADEMI KEBIDANAN 
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU 
KELAS KERJA SAMA KAB. MUNA
LEMBAR PERSETUJUAN 
KARYA TULIS ILMIAH 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 
KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH 
PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2013. 
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah 
Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kelas Kerja 
Sama Kabupaten Muna 
Raha, Desember 2013 
Menyetujui, 
Pembimbing I 
HARMIN TOHA, S.ST 
Pembimbing II 
NURDIN,S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN 
KARYA TULIS ILMIAH 
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Akademi 
Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten 
Muna Tahun 2013 
TIM PENGUJI : 
1. WA ODE SITI AMZIA, S.ST (..............................................) 
2. HARMIN TOHA, S.ST (..............................................) 
3. HJ. SUPRIHATIN, S.ST (.............................................) 
Menyetujui 
Pembimbing I 
ENDA CATUR RINI, S.ST 
Pembimbing II 
NURDIN,S.Pd 
Mengetahui, 
Direktur Akademi Kebidanan Yayasan 
Kesehatan Nasional Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna 
ROBERT, S.KM
INTI SARI 
SITTI FARINA SAPUTRI (130251) “Gambaran Faktor-Faktor Yang 
Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah 
Puskesmas Katobu Tahun 2013” Dibawah Bimbingan oleh HARMIN 
TOHA, S.ST dan NURDIN,S.Pd 
Salah satu faktor dalam mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas 
adalah kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan 
membantu dalam kecerdasan dan intelektual. Bayi dan anak yang mendapatkan 
makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari 
infeksi. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan 
bayi. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah ASI yang dibrikan pada bayi sampai 
usia 6 bulan. Berdasarkan survei dekografi dan kesehatan Indonedia (SDKI) pada 
tahun 2012-2013 terdapat penurunan dalam pemberian ASI Eksklusif 5-6 bulan 
diperkotaan berkisar 1%-13% sedangkan dipedesaan 2%-13% (Depkes RI 2013) 
sebesar 14,7 %. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI 
Eksklusif diantaranya pengetahuan, pendidikan dan paritas. Penelitian ini 
bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi 
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 
2013. 
Jenis penelitian yang digunakan Deskriptif suatu metode penelitian yang 
dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tntang suatu keadaan 
secara objektif. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 28 orang 
(46,7 %) berpengtahuan cukup, pendidikan sebagian besar responden 
berpendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3 %), untuk paritas sebagian besar 
paritas tinggi sebanyak 37 oraang (61,7 %). 
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai 
bayi 6-11 bulan memiliki pengetahuan cukup, sedangkan ibu yang berpendidikan 
rendah berpengetahuan cukup dan ibu yang paritas tinggi juga memiliki 
pengetahuan cukup. 
Kata Kunci : Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif.
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN 
Kepada : 
Ibu-ibu Responden 
Di 
Wilayah Puskesmas Maleber 
Dengan Hormat, 
Dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Program Studi 
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, dengan ini penulis 
bermaksud ingin mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang 
Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah 
Puskesmas Maleber Tahun 2013”. 
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis mohon kesediaan 
Ibu-ibu menjawab pertanyaan/kuesioner yang telah disediakan oleh penulis. Demi 
kelancaran pengisian kuesioner ini, maka penulis akan menjamin kerahasiaan 
jawaban yang diberikan oleh ibu-ibu. 
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu 
responden atas kerjasamanya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. 
Kuningan, Juli 2013 
Responden Penulis, 
(.................) (Kusniah)
Lampiran 2 
Kisi – Kisi Kuesioner 
No Jenis Pertanyaan 
Jenis Pernyataan 
Positif (-) Negatif (+) 
1 Pengertian 1,2,3,11 - 
2 Manfaat 8,12,13,14,19 - 
4 Alasan yang bertentangan 4,5,6,7,10,15,16,17,18,20 
5 Waktu Pemberian 9 
‘
KATA PENGANTAR 
Assalamu alaikum Wr. Wb. 
Penulis panjatkan Puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT yang 
telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta telah memberi kekuatan dan 
kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 
Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk menyelesaikan tugas akhir studi 
pada Program Studi Diploma-III di Akademi Kebidanan Kesehatan Nasional 
(YKN) Bau-bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif 
Di Wilayah Puskesmas Katobu Tahun 2013” 
. 
Penulis juga sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat 
tersusun berkat bimbingan, dorongan, semangat dan sumbangan pikiran serta 
bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin 
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing 
kami kepada HARMIN TOHA, S.ST selaku pembimbing I dan Bapak NURDIN, 
S.Pd selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan 
bimbingan dalam proses penyusunan proposal ini hingga selesai. 
penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini 
masih banyak kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan 
waktu, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran, pendapat, dan kritik sangat 
penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini. 
wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 
Raha, Desember 2013 
Penulis
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL............................................................................. i 
KATA PENGANTAR........................................................................... ii 
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii 
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv 
INTI SARI.............................................................................................. v 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang............................................................................ 1 
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3 
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3 
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4 
E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 4 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
A. Tinjauan tentang Antenatal Care (ANC).................................... 5 
B. Tinjauan Tentang Karakteristik 
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 
A. Jenis Penelitian....................................................................... 22 
B. Waktu Dan Tempat Penelitian.................................................... 22 
C. Subjek Penelitian........................................................................ 22 
D. Pengumpulan Data....................................................................... 24 
E. Pengolahan Data......................................................................... 24 
F. Analisa Data............................................................................... 25
G. Etika Penelitian............................................................................ 25 
H. Keterbatasan Penelitian............................................................... 25 
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
A. Hasil Penelitian................................................................................. 
26 
B. Pembahasan...................................................................................... 
29 
BAB VI SIMPUL DAN SARAN 
A. Kesimpulan...................................................................................... 
33 
B. Saran.................................................................................................. 
33 
DAFTAR PUSTAKA 
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL 
1. Tabel 5.1 Distrubusi Responden menurut Umur Ibu Hamil 
tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 
26 
2. Tabel 5.2 Distrubusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu 
Hamil 
tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 
27 
3. Tabel 5.3 Distrubusi Responden menurut Pekerjaan Ibu Hamil 
tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 
27 
4. Tabel 5.4 Distrubusi Responden menurut status kehamilan 
di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............................................. 
28 
5. Tabel 5.5 Distrubusi Responden menurut pengetahuan Ibu Hamil 
tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 
28
DAFTAR LAMPIRAN 
Lampiran 1. Daftar pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care di 
Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2013 
Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Akademi Kebidanan 
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 
lampiran 4. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL........ ........................................................................... i 
KATA PENGANTAR................................................................................. ii 
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii 
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 4 
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4 
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................... 4 
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................... 4 
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5 
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................. 5 
1.4.2 Manfaat Praktis................................................... 5 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Pengetahuan ..................................................................... 6 
2.1.1 Definisi Pengetahuan .......................................... 6 
2.1.2 Tingkat Pengetahuan........................................... 6 
2.1.3 Perubahan Perilaku ............................................. 8 
2.1.4 Proses Adopsi Perilaku .......................................... 8 
2.2 Pengukuran Pengetahuan ................................................... 9 
2.3 Pendidikan ......................................................................... 10
2.3.1 Pengertian ................................................................ 10 
2.4 Paritas ........................................................................... 11 
2.5 ASI Eksklusif ..................................................................... 13 
2.5.1 Definisi ................................................................... 13 
2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif ........................................... 14 
2.5.3 Produksi ASI .......................................................... 17 
2.5.4 Komposisi ASI ....................................................... 18 
2.5.5 Manajemen Laktasi................................................. 20 
2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif ............................ 23 
2.5.7 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif........... 24 
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 25 
3.1.1 Jenis Penelitian ......................................................... 25 
3.1.2 Rancangan Penelitian ............................................... 25 
3.2 Lokasi dan waktu penelitian.............................................. 25 
3.3 subjek penelitian ............................................................. 25 
3.3.1 Populasi .................................................................... 25 
3.3.2 Tehnik pengambilan sampel .................................... 26 
3.4 Variabel penelitian ............................................................ 26 
3.5 Instrumen pengumpulan data ........................................... 27 
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 28 
3.6.1 Sumber Data ......................................................... 28
3.7 Rancangan Analisa Data .................................................. 28 
3.7.1 Pengolahan Data................................................... 28 
3.7.2 Analisa Data .......................................................... 29 
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
4.1 Hasil Penelitian ................................................................. 31 
4.2 Pembahasan....................................................................... 36 
BAB V KESIMPUL DAN SARAN 
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 40 
5.2 Saran .............................................................................. 41 
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL 
1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif............ 31 
2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan................................ 32 
3. Tabel 4.3 Tabel Silang Pengetahuan............................................. 33 
4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan................................. 33 
5. Tabel 4.5 Tabel Silang Pendidikan............................................. 34 
6. Tabel 4.6 Distribusi Paritas......................................................... 34 
7. Tabel 4.7 Tabel Silang Paritas...................................................... 35
DAFTAR BAGAN 
Halaman 
Bagan 3.1 Kerangka Konsep................................................. 27
KUESIONER 
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 
KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 
DI WILAYAH KERJA 
UPTD PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013 
Hari/tanggal : 
No. Responden : 
1.1 Petunjuk Pengisian 
1.1.1 Memahami terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada 
1.1.2 Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda 
(√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda 
1.2 Data Responden 
1.2.1 Nama Responden : 
1.2.2 Pendidikan : 
1.2.3 Jumlah anak : 
1.2.4 Alamat :
HASIL PENGOLAHAN DATA 
Frequencies 
Statistics 
KategoriPengetahuan 
N Valid 60 
Missing 0 
KategoriPengetahuan 
Frequency Percent Valid Percent 
Cumulative 
Percent 
Valid Baik (> 75%) 20 33.3 33.3 33.3 
Cukup (60 - 75%) 28 46.7 46.7 80.0 
Kurang (> 75%) 12 20.0 20.0 100.0 
Total 60 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan 
Frequency Percent Valid Percent 
Cumulative 
Percent 
Valid PendidikanRendah (SMA, 
SMP, SD) 
50 83.3 83.3 83.3 
PendidikanTinggi (PT) 10 16.7 16.7 100.0 
Total 60 100.0 100.0
ParitasIbu 
Frequency Percent Valid Percent 
Cumulative 
Percent 
Valid ParitasRendah (1 - 2) 23 38.3 38.3 38.3 
ParitasTinggi (> 2) 37 61.7 61.7 100.0 
Total 60 100.0 100.0
REKAPITULASI HASIL PENELITIAN 
No 
Nama 
Responden 
Pendidikan Paritas 
ialiN 
reuoiseuK 
Kategori Tingkat 
Pengetahuan 
Nilai % 
1 Ny. A 1 2 12 60 Cukup 
2 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup 
3 Ny. N 1 1 17 85 Baik 
4 Ny. S 2 1 20 100 Baik 
5 Ny. R 1 2 18 90 Baik 
6 Ny. N 1 2 16 80 Baik 
7 Ny. P 1 2 15 75 Cukup 
8 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang 
9 Ny. R 1 2 15 75 Cukup 
10 Ny. S 2 1 19 95 Baik 
11 Ny. Y 1 1 18 90 Baik 
12 Ny. A 1 2 14 70 Cukup 
13 Ny. E 1 2 15 75 Cukup 
14 Ny. T 1 2 12 60 Cukup 
15 Ny. E 1 2 15 75 Cukup 
16 Ny. M 1 2 11 55 Kurang 
17 Ny. K 1 1 13 65 Cukup 
18 Ny. M 1 1 18 90 Baik 
19 Ny. I 2 1 20 100 Baik 
20 Ny. I 2 1 19 95 Baik 
21 Ny. D 1 2 16 80 Baik 
22 Ny. E 1 2 11 55 Kurang 
23 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang 
24 Ny. M 1 1 12 60 Cukup 
25 Ny. P 2 1 18 90 Baik 
26 Ny. M 1 1 13 65 Cukup 
27 Ny. A 1 2 15 75 Cukup 
28 Ny. I 1 2 14 70 Cukup 
29 Ny. N 1 2 15 75 Cukup 
30 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang 
31 Ny. E 1 1 18 90 Baik 
32 Ny. I 1 2 12 60 Cukup 
33 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang 
34 Ny. N 1 2 10 50 Kurang 
35 Ny. Y 2 1 18 90 Baik
36 Ny. W 1 1 15 75 Cukup 
37 Ny. M 1 2 10 50 Kurang 
38 Ny. E 1 2 16 80 Baik 
39 Ny. N 1 2 15 75 Cukup 
40 Ny. P 1 1 16 80 Baik 
41 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup 
42 Ny. L 1 2 15 75 Cukup 
43 Ny. N 1 2 15 75 Cukup 
44 Ny. I 2 1 19 95 Baik 
45 Ny. M 1 2 11 55 Kurang 
46 Ny. I 1 2 11 55 Kurang 
47 Ny. D 1 2 15 75 Cukup 
48 Ny. I 2 1 19 95 Baik 
49 Ny. N 1 2 12 60 Cukup 
50 Ny. I 1 1 18 90 Baik 
51 Ny. A 2 1 18 90 Baik 
52 Ny. T 1 2 15 75 Cukup 
53 Ny. L 1 2 11 55 Kurang 
54 Ny. D 1 1 15 75 Cukup 
55 Ny. C 2 1 20 100 Baik 
56 Ny. Y 1 2 15 75 Cukup 
57 Ny. L 1 1 15 75 Cukup 
58 Ny. I 1 2 14 70 Cukup 
59 Ny. N 1 1 15 75 Cukup 
60 Ny. E 1 2 11 55 Kurang

More Related Content

What's hot (19)

hardy
hardyhardy
hardy
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balita
 
194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti
 
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 
Contoh proposal penelitian
Contoh proposal penelitianContoh proposal penelitian
Contoh proposal penelitian
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanMakalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
 
Kti sari yanti
Kti sari yantiKti sari yanti
Kti sari yanti
 
Sri rahayu
Sri rahayuSri rahayu
Sri rahayu
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
 
Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2
 
Kasus ska
Kasus skaKasus ska
Kasus ska
 
Cover 10604227148
Cover   10604227148Cover   10604227148
Cover 10604227148
 
Skripsi final
Skripsi finalSkripsi final
Skripsi final
 
Faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh ...
Faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh ...Faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh ...
Faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh ...
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
POTENTIA 4th Edition
POTENTIA 4th EditionPOTENTIA 4th Edition
POTENTIA 4th Edition
 
Kti 10
Kti 10Kti 10
Kti 10
 

Viewers also liked

Jumbara PMR OKU
Jumbara PMR OKUJumbara PMR OKU
Jumbara PMR OKUMas Sugeng
 
07. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-0104
07. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-010407. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-0104
07. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-0104Suaidin -Dompu
 
Surat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianSurat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianBisyri Samsuri
 
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppspContoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppspinfosanitasi
 
PJK Faktor makanan berlebihan form 3
PJK Faktor makanan berlebihan form 3PJK Faktor makanan berlebihan form 3
PJK Faktor makanan berlebihan form 3hazirma
 
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Mutiara Bunda Ulil Albab
 
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakanKajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakannym_namrod
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianANIS IBRAHIM
 
KHB TING 3 - Bab 1 Reka Cipta
KHB TING 3 - Bab 1 Reka CiptaKHB TING 3 - Bab 1 Reka Cipta
KHB TING 3 - Bab 1 Reka CiptaZasni @ Zaxx
 

Viewers also liked (11)

52179491 161742608201008241
52179491 16174260820100824152179491 161742608201008241
52179491 161742608201008241
 
Jumbara PMR OKU
Jumbara PMR OKUJumbara PMR OKU
Jumbara PMR OKU
 
07. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-0104
07. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-010407. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-0104
07. juknis analisis standar sarana dan prasarana (isi revisi)-0104
 
Surat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianSurat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitian
 
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppspContoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
 
PJK Faktor makanan berlebihan form 3
PJK Faktor makanan berlebihan form 3PJK Faktor makanan berlebihan form 3
PJK Faktor makanan berlebihan form 3
 
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
 
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakanKajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakan
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
KHB TING 3 - Bab 1 Reka Cipta
KHB TING 3 - Bab 1 Reka CiptaKHB TING 3 - Bab 1 Reka Cipta
KHB TING 3 - Bab 1 Reka Cipta
 

Similar to ASI Eksklusif Faktor

Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarJurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarnrukmana rukmana
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
 
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Operator Warnet Vast Raha
 
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to ASI Eksklusif Faktor (20)

Proposal menyusui AKPER PEMKAB MUNA
Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA
Proposal menyusui AKPER PEMKAB MUNA
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarJurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
 
31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid
31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid
31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid
 
31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid
31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid
31924317 karya-tulis-ilmiah-akbid
 
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
 
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

ASI Eksklusif Faktor

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modernisasi saat ini, tingkat teknologi dan pengetahuan berkembang semakin pesat, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga antara teknologi dan sumber daya manusianya dapat berjalan secara dinamis. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu faktor yang sangat berperan adalah peningkatan kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu kecerdasan dan intelektual. Dengan ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu tolak ukur SDM yang berkualitas akan tercapai (Zainuddin, 2008). Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada bayi sampai usia enam bulan hanya ASI saja tanpa diberi makanan tambahan.Karena ASI mudah di dapat, selalu tersedia,siap diminum tanpa adanya persiapan khusus (Zainuddin, 2008). Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),2001 mengatakan bahwa ASIeksklusif selama enam bulan pertama adalah makanan yang terbaik.ASIeksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
  • 2. tambahan lain pada bayi berusia nol sampai enam bulan, bahkan air putih pun tidak boleh diberikan pada tahap ini. Karena itu pada enam bulan pertama membutuhkan perhatian khusus dalam pemberian ASI. Dengan adanya modernisasi telah menggeser paradigma menyusui ASI seolah telah menjadi sesuatu yang kuno dan tidak modern sehingga banyak kaum ibu muda enggan memberikan ASI kepada anaknya dengan dalih merusak penampilan, merepotkan dan membuang waktu karena merasa ada susu formula yang bisa menggantikan ASI ( Depkes, 2001:31 ). Faktor yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif seperti mitos-mitos yang sering menghambat dalam pemberian ASI eksklusif diantaranya bayi yang menangis karena ingin makan, faktor lainnya adalah pengetahuan, pendidikan, usia ibu, paritas, pekerjaan, pengaruh orang tua dalam keluarga serta kurangnya informasi mengenai ASI eksklusif dari pihak kesehatan maupun media lain seperti media televisi. Jarang sekali iklan atau kesempatan di media televisi yang menayangkan tentang manfaat dan keunggulan ASI eksklusif lebih gencar promosi susu formula yang dikemas sedemikian menarik menunjukkan kelebihannya (Depkes RI, 2002 :1). Padahal banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam program membantu menigkatkan keberhasilan ASI eksklusif diantaranya program Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ). Bayi baru lahir agar diletakan diatas dada ibunya untuk memulai menyusui. Bayi diharapkan terbiasa mendapat ASI sejak dini. Menyediakan pojok ASI untuk layanan konsultasi masalah ASI
  • 3. dan memberikan waktu luang pada ibu bekerja untuk memeras ASI-nya supaya tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) pada tahun 2006-2007, pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 2 bulan hanya 64 %.Presentasi ini menurun menjadi 40 % pada bayi berusia 2-3 bulan dan 14 % pada bayi berusia 4-5 bulan dan hanya 4 % bayi mendapat ASI dalam satu jam kelahiran. Cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 45 %-12 % dan di pedesaan 4 %-25 % pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di parkotaan berkisar 1%-13 %,sedangkan di pedesaan 2 %-13 % (Depkes RI 2007 ). Menurut hasil pendataan tahun 2012 ASI eksklusif di Indonesia baru tercapai 42 % dari target 70 %, di Jawa Barat baru tercapai 45 % dari target 80 %, dan di Kabupaten Muna baru 40,4 % dari target 70 %. Dari target Kabupaten di Puskesmas Katobu pencapaian ASI eksklusif masih jauh dari target, baru mencapai 14,7 % ( Dinkes Kab Muna 2012). Setelah melakukan wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi dengan usia 6 – 11 bulan, berdasarkan pengetahuannya dimana hasilnya adalah 7 orang menyatakan tidak tahu tentang ASI eksklusif dengan tingkat pendidikan yang rendah. Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu tahun 2013.
  • 4. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan masalah ini adalah “ Bagaimana Gambaran Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013”? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. b. Mengetahui gambaran pengetahuan yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. c. Mengetahui gambaran pendidikan yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. d. Mengetahui gambaran paritas yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Katobu tahun 2013.
  • 5. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan dasar dan bahan acuan yang bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat praktis 1. Bagi Ibu Menyusui Sebagai bahan informasi kesehatan dalam memberikan ASI eksklusif bagi ibu menyusui dengan memberikan pengetahuan dan wawasan yang jelas tentang ASI eksklusif. 2. Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan bagiPuskesmas Katobu khususnya untuk program KIA dan Gizi 3. Bagi Program Studi DIII Kebidanan Sebagai bahan referensi tambahan di perpustakaan Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kerja sama Raha. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini untuk mengimplementasikan ilmu yang di dapat selama kuliah serta dapat memperluas wawasan dalam bidang pendidikan khususnya mengetahui tentang ASI eksklusif pada ibu menyusui.
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Menurut Notoatmodjo (2007: 139-140) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penginderaan, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( over behavior). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2005 : 50-52) terdapat enam tingkatan dalam pengetahuan, yaitu : a. Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima.
  • 7. b. Memahami (comprehension) Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Analisis (Analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi – formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.
  • 8. 2.1.3 Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya Menurut Notoatmodjo (2007 :146), perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap, yaitu: a. Pengetahuan Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau orang lain. b. Sikap Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek. c. Praktik atau tindakan Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau mempraktekan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). 2.1.4 Proses Adopsi Perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo ( 2007 : 140) mengungkapkan bahwa sebelum orang
  • 9. mengadopsi berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni sebagai berikut : a. Awarennes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu. b. Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus. c. Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya), hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik. d. Trial, yaitu orang yang telah mencoba perilaku baru e. Adoption (Adopsi), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus prilaku. Selanjutnya Rogers dalam Notoatmodjo ( 2007 : 140) menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap – tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng ( long lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan beerlangsung lama. 2.2 Pengukuran Pengetahuan Untuk mengukur pengetahuan kesehatan adalah dengan mengajukan pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan tertulis (angket). Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan
  • 10. responden tentang kesehatan atau besarnya presentasi kelompok responden tentang variabel komponen kesehatan ( Notoatmodjo, 2005:53). Menurut Arikunto (2006:344) terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Penilaian angket tersebut berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Baik : Skor > 75 % Apabila responden dapat menjawab > 75 % dari semua pertanyaan. 2. Cukup : Skor 60 – 75 % Apabila responden dapat menjawab 60 – 75 % dari semua pertanyaan . 3. Kurang : Skor < 60 % Apabila responden dapat menjawab 60 % dari semua pertanyaan. 2.3 Pendidikan 2.3.1 Pengertian Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah dalam menerima informasi sehingga diharapkan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu pendidikan rendah (SD – SLTA) dan pendidikan tinggi (>SMA– Perguruan tinggi). Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat
  • 11. sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, S 2007). Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001) pendidikan adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan penelitian. 2.3.2 Paritas Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu ( Sumarah, 2009:2). Paritas 1-2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematiam maternal. Paritas tinggi mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi ( Hanifa, 2005:71). Klasifikasi paritas menurut Saifuddin, 2007 adalah sebagai berikut : a. Paritas rendah: 1 -2 b. Paritas tinggi: > 2 Pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan. Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan pada ibu yang sudah hamil akan lebih baik jika dibandingkan dengan ibu yang belum pernah hamil. Untuk lebih menanggapi dan menghayati terhadap perilaku baru sehingga pengalaman akan membentuk sikap positif atau negatif jika ibu yang
  • 12. mempunyai pengalaman akan bersikap positif akan tetapi sebaliknya ibu yang belum pengalaman sama sekali cenderung akan bersikap negatif. 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Lawrence Green (1999:74) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut: a. Faktor predisposisi (predisposisi predisposing factors) Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan pengalaman. b. Faktor pemungkin atau pendukung (enabling factors ) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam faktor ini adalah keterampilan, fasilitas, sarana atau prasarana yang mendukung terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. c. Faktor penguat Faktor penguat merupakan faktor penyerta perilaku atau yang datang sesudah perilaku itu ada. Hal – hal yang termasuk dalam faktor ini adalah keluarga, teman, petugas kesehatan.
  • 13. 2.5. ASI Eksklusif 2.5.1 Definisi ASI Eksklusif Menurut Lawrence tahun 1999 dalam Sukini (2006:11) ASI adalah suatu bahan makanan alami yang sempurna dengan mengandung lebih dari 2000 unsur pokok dan terus menerus berubah sesuai dengan kebutuhan bayi. Bayi sebaiknya disusui eksklusif yaitu diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa ditambah makanan cair atau padat kecuali dalam keadaan yang sangat jarang. Hal ini mungkin dapat membawa kuman, mencetuskan alergi, menyebabkan bayi kenyang dan menyusu sebaiknya dipertahankan sampai setidaknya bayi berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang sesuai sejak 6 bulan (WHO dan Unicef, 2001). ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak ditambahkan dalam tahap ASI eksklusif ini (depkes RI 2004). ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi mengakibatkan pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Prastyono, 2009). Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan menu makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI ekslkusif sejak lahir sampai
  • 14. berusia 6 bulan. Setelah berumur 6 bulan bayi dapat diberi makanan pendamping atau padat yang benar dan tepat,sedangkanASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun. Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga para ibu dapat menyusui secara eksklusif (Roesli, 2005). 2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif mengakibatkan mudah terjalinnya ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan keuntungan awal dari menyusui secara eksklusif. Bagi bayi tidak ada yang lebih berharga daripada ASI. Hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya. Selain dapat meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak menjadi potensial memiliki perkembangan sosial yang baik (Roesli, 2005). Manfaat ASI menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) adalah sebagi berkut : 1. Manfaat ASI bagi bayi a. ASI sebagai nutrisi b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh. c. Meningkatkan kecerdasan. d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih saying.
  • 15. e. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan. f. Mengandung asam lemak yang diperlukan otak sehingga bayi yang diberi ASI eksklusif potensial lebih pandai. g. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. h. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan. i. Menunjang perkembangan kepribadian emosional, kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik. 2. Manfaat ASI bagi Ibu a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi segera disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan perdarahan akan akan lebih cepat terhenti. b. Mengurangi terjadinya anemia. c. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 % tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
  • 16. d. Mengecilkan rahim, kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. e. Menurunkan kanker payudara. f. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok. g. Lebih ekonomis dan murah. h. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan, memasak, air dan tanpa harus mencuci botol. i. Memberi kepuasan bagi ibu, ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusifakan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam . 3. Manfaat ASI bagi Keluarga a. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula botol susu serta gas untuk merebus air, susu dan peralatan lainnya. b. Menghemat biaya perawatan kesehatan karena bayi yang diberiASIeksklusif lebih sehat atau jarang sakit. c. Menghemat waktu keluarga. d. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.
  • 17. e. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja. Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air panas, dan lain sebagainya ketika bepergian. 4. Manfaat ASI bagi Negara a. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya. b. Bayi sehat membuat negara lebih sehat. c. Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit. d. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian e. Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang digunakan sebagi kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya. f. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara karena anak yang mendapat ASI dapat bertumbuh kembang secara optimal 2.5.3 Produksi ASI ASI diproduksi / dibuat oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik ASI, kemudian disalurkan melalui susu kedalam gudang susu yang terdapat dibawah daerah berwarna gelap atau coklat tua disekitar puting susu. Gudang susu sangat penting artinya karena merupakan tempat penampungan ASI (Soetjiningsih, 2007)
  • 18. ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan reflex. Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh hisapan mulut bayi. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah hormon prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air susu. Proses pengeluaran susu juga tergantung pada let down reflex, yaitu reflex pengaliran atau pelepasan ASI. Hisapan bayi ini akan merangsang `kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang dapat merangsang serabut otot halus didalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar (Roesli, 2007). Faktor – faktor yang mengakibatkan reflex let down adalah; melihat bayi, mendengarkan suara bayi mencium bayi dan memikirkan bayi, atau ibu dalam keadaan tenang sedangkan faktor – faktor yang menghambat reflex let down adalah; stress seperti keadaan bingung atau pikiran kacau, takut dan cemas, juga apabila ibu merasa marah, kesal juga malu menyusui ( Soetdjiningsih, 2007). 2.5.4 Komposisi ASI Komposisi air susu ibu atau ASI berlainan dengan komposisi susu mamalia lainnya karena komposisi ASI setiap mamalia disesuaikan dengan laju pertumbuhan jenisnya sendiri, seperti susu
  • 19. sapi, komposisinya disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi, air susu ibu disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak manusia. Memang ASI manusia merupakan salah satu ASI yang terencer sehingga bayi harus sering menyusu pada ibunya. Ini merupakan hal yang baik, karena akan menyebabkan terjalinnya hubungan ibu – anak yang lebih sering. Hal ini akan memastikan terdapatnya perhatian dan perawatan yang intensif untung kelangsungan hidup serta pertumbuhan bayi manusia. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI ini ternyata tidak konsisten dan tidak sama dari waktu kewaktu. Adapun perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari yaitu kolostrum, air susu transisi/peralihan, air susu matang (mature). Menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) perbedaan komposisi ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat setelah melahirkan sebagai berikut: a. Kolostrum Kolostrum merupakan ASI yang keluar dihari pertama sampai hari ke empat, mengandung cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Cairan emas yang encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih
  • 20. yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran tersedia. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Kolostrum lebih banyak mengandung protein, dan zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding dengan ASI yang matang. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. b. ASI Transisi Peralihan ASI transisi merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volume akan makin meningkat. c. ASI matang atau mature ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan. ASI tidak menggumpal jika dipanaskan. 2.5.5 Manajemen Laktasi Manajemen laktasi adalah upaya - upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam
  • 21. pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Adapun upaya – upaya yang dilakukan adalah persiapan menyusui pada masa kehamilan (antenatal), Pada masa segera setelah persalinan (prenatal) dan pada masa menyusui selanjutnya (post-natal) (Depkes RI 2003). Menurut JNPK - KR (2008) dalam buku Asuhan Persalinan Normal, manajemen laktasi terdiri dari: a. Masa Kehamilan (Antenatal) 1) KIE manfaat dan keunggulan ASI 2) Meyakinkan ibu untuk menyusui bayinya 3) Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara 4) Memantau kecukupan gizi ibu hamil 5) Menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait dengan kehamilan ibu. b. Segera setelah bayi lahir 1) Memberikan ASI dini/IMD 2) Membina ikatan emosional dan kehangatan ibu dan bayi 3) Jangan memberikan cairan atau makanan pada bayi 4) Biarakan ibu dan bayi bersama dalam 1 jam pertama dan setelah asuhan bayi baru lahir selesai c. Masa Neonatal 1) Menjamin pelaksanaan ASI eksklusif 2) Rawat gabung ibu dan bayi
  • 22. 3) Jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan 4) Melaksanakan cara menyusui yang benar 5) Upaya tetap mendapat ASI jika ibu dan bayi tidak selalu bersama 6) Vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas. 7) Bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi sudah mendapatkan ASI yang cukup 8) Anjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum bagi diri dan bayinya 9) Rujuk ke konselor ASI jika ibu mengalami masalah menyusui. d. Masa Menyusui Selanjutnya 1) Pemenuhan ASI eksklusif dalam enam bulan pertama 2) Makanan pendamping dan ASI untuk 6 bulan kedua 3) Memantau kecukupan gizi dan memberi cukup waktu istirahat bagi ibu menyusui. 4) Memperoleh dukungan suami untuk menunjang keberhasilan ASI eksklusif 5) Mengatasi masalah menyusui.
  • 23. 2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Menurut Wiknjosastro tahun 2005 di dalam Siregar (2008) lamanya disusui hanya untuk satu atau dua menit pada setiap ibu yang melahirkan karena : a. Air yang pertama atau kolostrum mengandung beberapa benda penangkis yang dapat mencegah infeksi pada bayi. b. Bayi yang minum ASI jarang menderita kelainan di saluran pencernaan c. Lemak dan protein ASI mudah mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pencernaan. d. ASI tidak menyebabkan bayi gemuk berlebihan. e. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari susu buatan manapun oleh karena mengandung benda penangkis, suci hama, segar dan tersedia setiap waktu. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan, diantaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi, ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat didalam susu formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa serta 0,2% zat gizi lainnya yang berupa Decosahexanoic Acid (DHA), Arachidonic Acid (AA) dan Shypnogelin (Prasetyono, 2009).
  • 24. 2.5.7 Tujuh langkah keberhasilan ASI eksklusif Terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif. Langkah – langkah ini sangat penting terutama bagi ibu pekerja. Menyusui memang akan mempengaruhi seluruh keluarga karena dukungan mereka sangat berharga. Langkah – langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui secara eksklusif menurut Roesli (2005) adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya. d. Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti rumah sakit yang sayang bayi atau rumah bersalin yang sayang bayi e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi laktasi (lactasion consultan) untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
  • 25. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2007:135) 3.1.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pengamatan langsung artinya penelitian dengan menggunakan alat evaluasi yang berbentuk pengamatan langsung, dapat dilakukan dengan tes, angket, rekaman gambar dan rekaman suara (Badriah, 2012;132) 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu. Waktu pelaksanaan bulan Oktober 2013. 3.3 Subjek Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek yang lain (Badriah, 2012: 55).
  • 26. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi 6 bulan – 11 bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013 sebanyak 214 orang. 3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Badriah (2006:81) sampel adalah sebagian dari populasi, karena ia merupakan bagian dari populasi tentulah ia memiliki ciri – ciri yang dimiliki oleh populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6 bulan – 11 bulan sebanyak 60 orang, dilaksanakan pada saat posyandu dari tanggal 19 Oktober – 22 Oktober. teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengambilan acidental sampling. 3.4 Variabel Penelitian Menurut Badriah (2012 ; 91), menyatakan bahwa variabel sering disebut juga perubah, dalam setiap penelitian pasti melibatkan dan memusatkan perhatian pada variabel yang terjadi amatan. Variabel dapat diartikan sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki sekelompok yang lain. Menurut Badriah ( 2012;93), variabel penelitian berdasarkan fungsinya dibagi menjadi beberapa macam, antara lain; 1. Variabel bebas adalah suatu variabel yang Variasinya mempengaruhi variasi lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah pengetahuan, pendidikan dan paritas.
  • 27. 2. Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besar efek atau pengaruh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif. 3.5 Instrumen Pengumpulan Data Menurut Badriah (2012;114), instrumen data didefinisikan sebagai pengumpulan data yang telah baku atau alat pengukur data yang memiliki Validitas dan realibilitas. Untuk memperoleh informasi dari responden, dalam penelitian ini menggunakan alat pengukur data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tertutup, yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden dapat memilih dengan membubuhkan tanda ceklist (√) pada kolom jawaban yang sesuai. Kuesioner pertanyaan tertutup yaitu mengenai pengetahuan responden. Tentang pemberian ASI eksklusif dengan berpedoman pada tinjauan pustaka, kerangka konsep dan definisi operasional. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner yaitu 20 pertanyaan. Untuk pertanyaan positif, bila jawaban benar diberi skor 1, bila jawaban salah diberi skore 0. Untuk pertanyaan negatif, bila jawaban benar diberi skor 0, bila jawaban salah diberi skor 1.
  • 28. 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung dari subyek sebagai informasi yang dicari (Badriah,2012;126). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan pengisian kuesioner oleh ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6 – 12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. 2. Data Sekunder Menurut Badriah (2012;125), data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung didapat oleh peneliti dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dan Puskesmas Katobu tahun 2012. 3.7 Rancangan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data Dalam melakukan analisa data, terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah –langkah yang harus ditempuh (Hidayat, 2007;121 – 122) diantaranya: 1. Editing
  • 29. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. 3. Data Entry Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base omputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi. 4. Cleanning Dimasukan kedalam master tabel, data yang tidak diperlukan akan dibuang. Data – data masuk maka selanjutnya dilakukan pengecekan apakah data yang masuk sudah benar dengan cara melihat variasi dalam bentuk distribusi. 3.7.2 Analisa Data Menurut Notoatmodjo (2006;188), setelah dilakukan pengolahan data, akan dilakukan analisa data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentasi dari tiap variabel.
  • 30. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, pendidikan dan paritas. yang disajikan dalam bentuk tabel dan analisis prosentasi. Menurut Budiarto ( 2002;37), adapun untuk menghitung proporsi dari setiap variabel yang diteliti peneliti menggunakan rumus: P = f x 100 % n Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi n = Jumlah Responden
  • 31. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. Secara rinci hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di puskesmas Katobu yang meliputi pengetahuan, pendidikan dan paritas dengan dengan 60 responden yang disajikan dalam bentuk tabel, analisis persentase. 4.1.1 Gambaran Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah puskesmas Katobu tahun 2013 sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur6 11bulan Tahun 2013 No Pemberian ASI eksklusif Jumlah Persentase % 1. Ya 29 48,3 2. Tidak 31 51,7 Jumlah 60 100 Sumber : Pengolahan Data Primer 2013
  • 32. Berdasarkan data tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 31 orang (51,7%) dan responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 29 orang (51,7%). 4.1.2 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran Pengetahuan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013 sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI eksklusif Tahun 2013 No Pengetahuaan Jumlah Persentase % 1. Baik 20 33,3 2. Cukup 28 46,7 3. Kurang 12 20 Jumlah 60 100 Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 28 orang (46,7%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (20%).
  • 33. Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif berdasarkan pengetahuan. Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif Total Ya Tidak n % n % n % Baik 12 60 8 40 20 100 Cukup 15 53,6 13 46,4 28 100 Kurang 2 16,6 10 83,4 12 100 Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100 Berdasarkan tabel diatas, responden dengan pengetahuan baik memberikan ASI eksklusif sebanyak 60% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 40% sedangkan responden dengan pengetahuan kurang tidak memberikan ASI eksklusif 83,4% dan yang memberikan ASI eksklusif 16,6%.. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pendidikan ibu di Puskesmas Katobu Tahun 2013 No Pendidikan Jumlah Persentase % 1 Pendidikan Rendah 50 83,3 2 Pendidkan Tinggi 10 16,7 Jumlah 60 100 Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3%) dan pendidikan tinggi sebanyak 10 orang (16,7%).
  • 34. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan pendidikan Pendidikan Pemberian ASI Eksklusif Total Ya Tidak n % n % n % Pendidikan rendah (≤ SMA) 21 42 29 58 50 100 Pendidikan tinggi (> SMA) 8 80 2 20 10 100 Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100 Pada tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa pada responden yang berpendidikan tinggi memiliki presentase lebih besar dalam memberikan ASI eksklusif (80 %) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif (20%). Sedangkan pada responden yang berpendidikan rendah tidak memberikan ASI eksklusif 58% dan yang memberikan ASI eksklusif .42%. 4.1.3 Gambaran Paritas ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran tingkat paritas ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu tahun 2013 sebagai berikut: Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi paritas ibu di Puskesmas Katobu Tahun 2013 No Paritas Jumlah Persentase % 1. Paritas Rendah 23 38,3 2. Paritas Tinggi 37 61,7 Jumlah 60 100 Sumber : Pengolahan data primer 2013
  • 35. Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar paritas responden yaitu paritas tinggi sebanyak 37 orang (61,7%) dan sebanyak 23 orang (38,3) paritas rendah. Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan paritas Paritas Pemberian ASI Eksklusif Total Ya Tidak n % n % n % Paritas rendah (1 - 2) 6 26,1 17 73,9 23 100 Paritas tinggi (>2) 23 62,2 14 37,8 37 100 Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100 Pada tabel diatas bahwa sebagian besar responden pada paritas tinggi yang memberikan ASI eksklusif 62,2% dan 37,8% yang tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan paritas rendah yang memberikan ASI eksklusif 26,1% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 73,9%.
  • 36. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan pembahasan sebagai berikut : 4.2.1 Gambaran Keberhasilan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif (51,7%), sedangkan yang memberikan ASI eksklusif adalah 48,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dilaporkan pada badan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006 – 2007 bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 5 – 6 bulan tidak mengalami kenaikan yang signifikan, diperkotaan berkisar 1 % - 13 %, sedangkan dipedasaan 2 % - 13 %. . Penelitian ini juga didukung oleh data yang ada di Puskesmas Katobu tahun 2012, bahwa target pencapaian ASI eksklusif masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Kabupaten Muna yaitu 70 %. Target yang baru dicapai oleh puskesmas Katobu sebesar 14,7 % (Dinkes Kab. Muna 2012) . 4.2.2 Gambaran Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 28 orang ( 46,7%), berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (20%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 20 orang ( 33,3%).
  • 37. Dalam penelitian ini, pengetahuan yang diteliti meliputi pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, cara pemberian ASI eksklusif. Keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Sebagian besar mereka yang memberikan ASI eksklusif adalah dari kelompok berpengetahuan baik (60%). Pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal saja, tetapi bisa didapat dari berbagai sumber seperti media massa, penyuluhan, pengalaman dan informasi dari orang lain. Dari 60 responden yang diteliti sebagian besar berpengetahuan cukup, hal ini kemungkinan disebabkan karena penyuluhan dari petugas kesehatan yang cukup, informasi yang gencar dari media massa. Sesuai dengan penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007 :140) Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan hasil wawancara pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif , ada yang mengetahui manfaat ASI eksklusif tetapi tidak diaplikasikan secara nyata dengan alasan bayinya rewel, menangis karena lapar sehingga menghambat keberhasilan pemberian ASI eksklusif. 4.2. 3 Gambaran Pendidikan Ibu tentang ASI Eksklusif Hasil Penelitian menunjukan sebagian besar responden berpendidikan tinggi 83,3% sedangkan berpendidikan rendah sebanyak 16,7%. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam merubah polapikir seseorang artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
  • 38. akan semakin meningkatkan pengetahuan untuk menyerap informasi dan meningkatkan kesadaran dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung memberikan ASI eksklusif dikarenakan pola pikir dan pengetahuan yang lebih luas sehingga menumbuhkan kesadaran dalam penerapan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yakni ibu yang memberikan ASI eksklusif dengan kategori pendidikan tinggi sebesar 80%. Sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif(58%). Hasil ini dimungkinkan belum adanya kesadaran akan pentingnya ASI eksklusif, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif melalui konseling, penyuluhan tentang pentingnya ASI ksklusif, supaya ibu lebih memahami dan mempraktekannya. 4.2.4 Gambaran Paritas Ibu tentang ASI Eksklusif Ibu yang menjadi responden dalam pendidikan ini sebagian besar terdiri dari kelompok paritas tinggi, yaitu memiliki anak >2 (61,7%). Dan apabila dikaitkan dengan teori menurut Saifuddin (2007) pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu. Ibu yang memberikan ASI eksklusif berdasarkan paritas, sebagian besar dari kelompok paritas tinggi yaitu 62,2%.
  • 39. Dengan demikian dimungkinkan paritas tinggi lebih bisa menerapkan pemberian ASI eksklusif dikarenakan pengalaman sebelumnya dengan pemberian ASI eksklusif anaknya menjadi sehat dan tidak mudah sakit, lebih praktis dan menghemat biaya untuk membeli susu formula, serta menyadari manfaat gizi dari ASI eksklusif sehingga ibu mau memberikannya. Sedangkan paritas rendah masih ada yang belum memberikan ASI eksklusif dikarenakan masih belum adanya pengalaman , pengaruh dari orang tua dan keluarga, tidak sabar dikarenakan ASInya belum lancar dan bayinya rewel.
  • 40. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan tentang gambaran faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu tahun 2013, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 31 orang (51,7%). 2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 orang ( 46.7%). 3. Sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3%). 4. Sebagian besar responden terdiri dari kelompok paritas tinggi sebanyak 37 orang (61,7%).
  • 41. 5.2 Saran Berdasarkan hasil temuan pada kesimpulan, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut 1. Bagi Ibu Menyusui Diharapkan bagi ibu menyusui sebagai bahan informasi kesehatan dalam memberikan pengetahuan dan wawasan dalam pemberian ASI eksklusif 2. Bagi Puskesmas Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi dalam pengembangan program-program kesehatan masyarakat, khususnya dalam program KIA dan gizi. 3. Bagi Program Studi Diploma III Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kelas kerja sama Raha Diharapkan pada institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan perpustakaan tentang ASI eksklusif. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai pemberian ASI eksklusif, pada aspek yang lebih luas dengan metode yang lebih baik dalam menyempurnakan penelitian ini.
  • 42. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, ( 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badriah, D.L. ( 2012). Metodelogi Penelitian ilmu – ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam. Budiarto, E (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. . Departemen Kesehatan, (2002). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. DinKes Kabupaten Kuningan, (2012).Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan JNPK – KR. (2008).Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO Corporation. Green Lawrence (1999), Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Notoadmodjo. S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas Maleber, (2012). Data ASI eksklusif, tidak diterbitkan Roesli, U. (2008), Inisiasi Menyusui Dini, Edisi Revisi, Pustaka Bunda. Prasetyono, (2009) Resiko Pemberian MPASI terlalu Dini. http: www.Asuh.wikia. com, Soetijiningsih, (2007) ASI:Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC . Zainuddin, (2008), Pentingnya ASI untuk Peningkatan Gizi Bayi :www.parenting.com
  • 43. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Responden Lampiran 5 Kisi – Kisi Soal Kuesioner Lampiran 6 Lembar Kuesioner Lampiran 7 Tabel Tabulasi Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data Lampiran 9 Jadwal Penelitian Lampiran 10 Kartu Bimbingan
  • 44. RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS Nama Lengkap : SITTI FARINA SAPUTRI Tempat, Tanggal Lahir : Bubu, 01 Februari 1994 Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Desa Bubu, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara II. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Lulus SD Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2007 2. Lulus SMP Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2010 3. Lulus SMA Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2013 4. Kuliah di akademi kebidanan kesehatan nasional (YKN) Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna mulai dari 2013 sampai sekarang
  • 45. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIWILAYAH PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Akademi Kebidanan yayasan Kesehatan Nasional (TKN) Bau-Bau Kelas kerja sama Kabupaten Muna Disusun Oleh : SITTI FARINA SAPUTRI NIM. 130251 AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU KELAS KERJA SAMA KAB. MUNA
  • 46. LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2013. Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna Raha, Desember 2013 Menyetujui, Pembimbing I HARMIN TOHA, S.ST Pembimbing II NURDIN,S.Pd
  • 47. LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna Tahun 2013 TIM PENGUJI : 1. WA ODE SITI AMZIA, S.ST (..............................................) 2. HARMIN TOHA, S.ST (..............................................) 3. HJ. SUPRIHATIN, S.ST (.............................................) Menyetujui Pembimbing I ENDA CATUR RINI, S.ST Pembimbing II NURDIN,S.Pd Mengetahui, Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna ROBERT, S.KM
  • 48. INTI SARI SITTI FARINA SAPUTRI (130251) “Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Katobu Tahun 2013” Dibawah Bimbingan oleh HARMIN TOHA, S.ST dan NURDIN,S.Pd Salah satu faktor dalam mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas adalah kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu dalam kecerdasan dan intelektual. Bayi dan anak yang mendapatkan makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari infeksi. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah ASI yang dibrikan pada bayi sampai usia 6 bulan. Berdasarkan survei dekografi dan kesehatan Indonedia (SDKI) pada tahun 2012-2013 terdapat penurunan dalam pemberian ASI Eksklusif 5-6 bulan diperkotaan berkisar 1%-13% sedangkan dipedesaan 2%-13% (Depkes RI 2013) sebesar 14,7 %. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif diantaranya pengetahuan, pendidikan dan paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan Deskriptif suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tntang suatu keadaan secara objektif. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 28 orang (46,7 %) berpengtahuan cukup, pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3 %), untuk paritas sebagian besar paritas tinggi sebanyak 37 oraang (61,7 %). Sehubungan dengan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai bayi 6-11 bulan memiliki pengetahuan cukup, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah berpengetahuan cukup dan ibu yang paritas tinggi juga memiliki pengetahuan cukup. Kata Kunci : Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif.
  • 49. SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN Kepada : Ibu-ibu Responden Di Wilayah Puskesmas Maleber Dengan Hormat, Dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, dengan ini penulis bermaksud ingin mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Maleber Tahun 2013”. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis mohon kesediaan Ibu-ibu menjawab pertanyaan/kuesioner yang telah disediakan oleh penulis. Demi kelancaran pengisian kuesioner ini, maka penulis akan menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh ibu-ibu. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu responden atas kerjasamanya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Kuningan, Juli 2013 Responden Penulis, (.................) (Kusniah)
  • 50. Lampiran 2 Kisi – Kisi Kuesioner No Jenis Pertanyaan Jenis Pernyataan Positif (-) Negatif (+) 1 Pengertian 1,2,3,11 - 2 Manfaat 8,12,13,14,19 - 4 Alasan yang bertentangan 4,5,6,7,10,15,16,17,18,20 5 Waktu Pemberian 9 ‘
  • 51. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Penulis panjatkan Puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta telah memberi kekuatan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk menyelesaikan tugas akhir studi pada Program Studi Diploma-III di Akademi Kebidanan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Katobu Tahun 2013” . Penulis juga sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun berkat bimbingan, dorongan, semangat dan sumbangan pikiran serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing kami kepada HARMIN TOHA, S.ST selaku pembimbing I dan Bapak NURDIN, S.Pd selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam proses penyusunan proposal ini hingga selesai. penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran, pendapat, dan kritik sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini. wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Raha, Desember 2013 Penulis
  • 52. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................. i KATA PENGANTAR........................................................................... ii DAFTAR ISI.......................................................................................... iii DAFTAR TABEL.................................................................................. iv INTI SARI.............................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4 E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Antenatal Care (ANC).................................... 5 B. Tinjauan Tentang Karakteristik BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................... 22 B. Waktu Dan Tempat Penelitian.................................................... 22 C. Subjek Penelitian........................................................................ 22 D. Pengumpulan Data....................................................................... 24 E. Pengolahan Data......................................................................... 24 F. Analisa Data............................................................................... 25
  • 53. G. Etika Penelitian............................................................................ 25 H. Keterbatasan Penelitian............................................................... 25 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian................................................................................. 26 B. Pembahasan...................................................................................... 29 BAB VI SIMPUL DAN SARAN A. Kesimpulan...................................................................................... 33 B. Saran.................................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 54. DAFTAR TABEL 1. Tabel 5.1 Distrubusi Responden menurut Umur Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 26 2. Tabel 5.2 Distrubusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 27 3. Tabel 5.3 Distrubusi Responden menurut Pekerjaan Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 27 4. Tabel 5.4 Distrubusi Responden menurut status kehamilan di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............................................. 28 5. Tabel 5.5 Distrubusi Responden menurut pengetahuan Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013.............. 28
  • 55. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2013 Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Akademi Kebidanan Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian lampiran 4. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian
  • 56. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........ ........................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4 1.3.1 Tujuan Umum ..................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus .................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5 1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................. 5 1.4.2 Manfaat Praktis................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ..................................................................... 6 2.1.1 Definisi Pengetahuan .......................................... 6 2.1.2 Tingkat Pengetahuan........................................... 6 2.1.3 Perubahan Perilaku ............................................. 8 2.1.4 Proses Adopsi Perilaku .......................................... 8 2.2 Pengukuran Pengetahuan ................................................... 9 2.3 Pendidikan ......................................................................... 10
  • 57. 2.3.1 Pengertian ................................................................ 10 2.4 Paritas ........................................................................... 11 2.5 ASI Eksklusif ..................................................................... 13 2.5.1 Definisi ................................................................... 13 2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif ........................................... 14 2.5.3 Produksi ASI .......................................................... 17 2.5.4 Komposisi ASI ....................................................... 18 2.5.5 Manajemen Laktasi................................................. 20 2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif ............................ 23 2.5.7 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif........... 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 25 3.1.1 Jenis Penelitian ......................................................... 25 3.1.2 Rancangan Penelitian ............................................... 25 3.2 Lokasi dan waktu penelitian.............................................. 25 3.3 subjek penelitian ............................................................. 25 3.3.1 Populasi .................................................................... 25 3.3.2 Tehnik pengambilan sampel .................................... 26 3.4 Variabel penelitian ............................................................ 26 3.5 Instrumen pengumpulan data ........................................... 27 3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 28 3.6.1 Sumber Data ......................................................... 28
  • 58. 3.7 Rancangan Analisa Data .................................................. 28 3.7.1 Pengolahan Data................................................... 28 3.7.2 Analisa Data .......................................................... 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................. 31 4.2 Pembahasan....................................................................... 36 BAB V KESIMPUL DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................ 40 5.2 Saran .............................................................................. 41 DAFTAR PUSTAKA
  • 59. DAFTAR TABEL 1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif............ 31 2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan................................ 32 3. Tabel 4.3 Tabel Silang Pengetahuan............................................. 33 4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan................................. 33 5. Tabel 4.5 Tabel Silang Pendidikan............................................. 34 6. Tabel 4.6 Distribusi Paritas......................................................... 34 7. Tabel 4.7 Tabel Silang Paritas...................................................... 35
  • 60. DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 3.1 Kerangka Konsep................................................. 27
  • 61. KUESIONER GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013 Hari/tanggal : No. Responden : 1.1 Petunjuk Pengisian 1.1.1 Memahami terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada 1.1.2 Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda 1.2 Data Responden 1.2.1 Nama Responden : 1.2.2 Pendidikan : 1.2.3 Jumlah anak : 1.2.4 Alamat :
  • 62. HASIL PENGOLAHAN DATA Frequencies Statistics KategoriPengetahuan N Valid 60 Missing 0 KategoriPengetahuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik (> 75%) 20 33.3 33.3 33.3 Cukup (60 - 75%) 28 46.7 46.7 80.0 Kurang (> 75%) 12 20.0 20.0 100.0 Total 60 100.0 100.0
  • 63. Tingkat Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid PendidikanRendah (SMA, SMP, SD) 50 83.3 83.3 83.3 PendidikanTinggi (PT) 10 16.7 16.7 100.0 Total 60 100.0 100.0
  • 64.
  • 65. ParitasIbu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ParitasRendah (1 - 2) 23 38.3 38.3 38.3 ParitasTinggi (> 2) 37 61.7 61.7 100.0 Total 60 100.0 100.0
  • 66. REKAPITULASI HASIL PENELITIAN No Nama Responden Pendidikan Paritas ialiN reuoiseuK Kategori Tingkat Pengetahuan Nilai % 1 Ny. A 1 2 12 60 Cukup 2 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup 3 Ny. N 1 1 17 85 Baik 4 Ny. S 2 1 20 100 Baik 5 Ny. R 1 2 18 90 Baik 6 Ny. N 1 2 16 80 Baik 7 Ny. P 1 2 15 75 Cukup 8 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang 9 Ny. R 1 2 15 75 Cukup 10 Ny. S 2 1 19 95 Baik 11 Ny. Y 1 1 18 90 Baik 12 Ny. A 1 2 14 70 Cukup 13 Ny. E 1 2 15 75 Cukup 14 Ny. T 1 2 12 60 Cukup 15 Ny. E 1 2 15 75 Cukup 16 Ny. M 1 2 11 55 Kurang 17 Ny. K 1 1 13 65 Cukup 18 Ny. M 1 1 18 90 Baik 19 Ny. I 2 1 20 100 Baik 20 Ny. I 2 1 19 95 Baik 21 Ny. D 1 2 16 80 Baik 22 Ny. E 1 2 11 55 Kurang 23 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang 24 Ny. M 1 1 12 60 Cukup 25 Ny. P 2 1 18 90 Baik 26 Ny. M 1 1 13 65 Cukup 27 Ny. A 1 2 15 75 Cukup 28 Ny. I 1 2 14 70 Cukup 29 Ny. N 1 2 15 75 Cukup 30 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang 31 Ny. E 1 1 18 90 Baik 32 Ny. I 1 2 12 60 Cukup 33 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang 34 Ny. N 1 2 10 50 Kurang 35 Ny. Y 2 1 18 90 Baik
  • 67. 36 Ny. W 1 1 15 75 Cukup 37 Ny. M 1 2 10 50 Kurang 38 Ny. E 1 2 16 80 Baik 39 Ny. N 1 2 15 75 Cukup 40 Ny. P 1 1 16 80 Baik 41 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup 42 Ny. L 1 2 15 75 Cukup 43 Ny. N 1 2 15 75 Cukup 44 Ny. I 2 1 19 95 Baik 45 Ny. M 1 2 11 55 Kurang 46 Ny. I 1 2 11 55 Kurang 47 Ny. D 1 2 15 75 Cukup 48 Ny. I 2 1 19 95 Baik 49 Ny. N 1 2 12 60 Cukup 50 Ny. I 1 1 18 90 Baik 51 Ny. A 2 1 18 90 Baik 52 Ny. T 1 2 15 75 Cukup 53 Ny. L 1 2 11 55 Kurang 54 Ny. D 1 1 15 75 Cukup 55 Ny. C 2 1 20 100 Baik 56 Ny. Y 1 2 15 75 Cukup 57 Ny. L 1 1 15 75 Cukup 58 Ny. I 1 2 14 70 Cukup 59 Ny. N 1 1 15 75 Cukup 60 Ny. E 1 2 11 55 Kurang