SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Asuhan pada neonatus, bayi, dan
anak balita normal dan abnormal
Gita Kostania, S.ST., M.Kes.
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
outline
01.
pengkajian data pada
neonatus, bayi,balita
dan anak pra sekolah
02.
Pencegahan
infeksi
03.
Rawat gabung
04.
Anticipatory
guidance
05.
Konsep
bermain
pengkajian data pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Pengkajian
Usaha pengumpulan data klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan
berkesinambungan.
Menentukan status kesehatan dan fungsional klien, serta
pola respon klien pada saat ini dan waktu sebelumnya.
Tujuan
Pelayanan
pasca
persalinan
pada
bayi baru lahir
 Dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari
pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari).
 Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia
6 jam sampai 28 hari.
perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari)
pelayanan kesehatan neonatal esensial
skrining bayi baru lahir
pemberian komunikasi, informasi dan edukasi
kepada ibu dan keluarganya.
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (6 jam – 28 hari)
1x pada
umur 6-48 jam
(KN 1)
1x pada
umur 3-7 hari
(KN 2)
1x pada
umur 8-28 hari
(KN 3)
Meliputi :
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (6 jam – 28 hari)
menjaga Bayi tetap hangat
pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI
perawatan metode Kangguru (PMK)
pemantauan peertumbuhan neonatus
masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus
Skrining Bayi Baru Lahir
Tujuan : mendeteksi adanya kelainan konginetal sedini mungkin
Salah satu penyakit yang bisa dideteksi : Hipotiroid Kongenital (HK).
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
• skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital
dari bayi yang bukan penderita.
• optimal pada saat bayi berusia 48-72 jam (kunjungan neonatus).
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
Pelayanan pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita tuberkulosis
Pada bayi yang lahir dari ibu yang sedang dalam pengobatan TB,
pemberian BCG ditunda sampai selesai pemberian profilaksis
INH pada bayi tersebut.
Dosis profilaksis INH 10mg/KgBB/hari selama 6 bulan
Pada pelayanan ini, bayi baru lahir mendapatkan akses
pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan
pasca
persalinan
pada
bayi baru lahirpendekatan
Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM)
Polindes
Poskesdes
Puskesmas
Praktik Mandiri Bidan (PMB)
Klinik Pratama
Klinik Utama
Posyandu
Kunjungan rumah
Komunikasi, Informasi dan Edukasi dan Konseling bagi Ibu dan Keluarga.
 Perawatan Bayi Baru Lahir
 ASI Eksklusif
 Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir
 Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan
 Skrining Bayi Baru Lahir
 Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR
Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan
kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya.
anamnesIS
Tujuan  tidak hanya mengumpulkan informasi dan
data, tetapi juga untuk membentuk hubungan terapeutik
dalam mengerti dan memahami masalah yang timbu
sehingga masalah dapat teratasi.
HAL-HAL YANG
PERLU DIKAJI
SAAT
ANAMNESIS
1. Keluhan pada bayi, balita, anak pra sekolah
2. Riwayat kesehatan saat ini
3. Riwayat kesehatan lalu (ada tidak alergi, riwayat pengobatan)
4. Riwayat kehamilan, perinatal, proses pelahiran dan kondisi saat lahir
Keluhan yang dirasakan sejak gejala pertama sampai saat dilakukan anamnesis, ada
tidaknya usaha untuk mengurangi keluhan, serta seberapa efektifkah usaha yang
dilakukan tersebut.
5. Riwayat tumbuh kembang
Pemantauan pertumbuhan yang disesuaikan dengan usia anak, riwayat imunisasi,
riwayat pemberian nutrisi terutama pada awal-awal kehidupan dan masa memulai
makanan pendamping, riwayat perkembangan anak termasuk fisik, kognitif,
bahasa, emosional dan sosial.
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
ANAMNESIS
6. Riwayat biopsikososial dan kultural
genetik, keterpaparan obat
atau racun, gaya hidup di
keluarga, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan
dan kesehatan fisik anak.
Faktor biologi
ada tidaknya gangguan
atau penyakit kejiwaan
saat ini, masalah
kepribadian pada anak, dan
faktor interpersonal,
seperti kualitas hubungan
orang tua – anak saat ini
Faktor psikologi
menyangkut konteks sosial,
keamanan finansial dan
pekerjaan orang tua (sosial
ekonomi), dan hubungan
dengan lingkungan di sekitar
anak.
Faktor sosial dan
kultural
7. Riwayat pengasuhan
8. Pola kebutuhan sehari-hari
Pemeriksaan fisik
melibatkan penggunaan teknik inspeksi, palpasi, perkusi
dan aukultasi serta pengukuran tanda-tanda vital.
Bisa diperoleh dengan
pengamatan pada saat
anamnesa
Pemeriksaan dengan melibatkan sentuhan
fisik sebisa mungkin dilakukan saat anak
dipegang orang tua atau pengasuh
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
1. Penampilan umum  Tanpa menyentuh anak, amati:
- Tingkat kesadaran
- Simetri tubuh
- Postur anggota badan (tertekuk, memanjang)
- Gerakan tubuh (aktif tidaknya gerakan lengan dan kaki)
- Tanda-tanda kesulitan klinis (gangguan pernapasan termasuk dispnea,
pucat,sianosis)
- Respons terhadap suara
- Keterampilan motorik halus dan kasar saat anak bermain
- Adanya lesi (petechiae, eksim, impetigo)
- Pola interaksi, ucapan dan sifat anak terhadap orang tua dan tenaga medis
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
2. Pemeriksaan Umum
 Suhu
Usia dibawah 2 tahun disarankan melalui rektal, dan pada anak-anak risiko rendah bisa
melalui aksila.
Usia 2-5 tahun disarankan di rektal, dan anak dengan risiko rendah di aksila atau timpani.
Usia lebih dari 5 tahun dilakukan di oral / mulut, aksila, dan timpani.
 Tekanan darah
Cukup dilakukan 1x pada anak dengan usia dibawah 2 tahun, dan selanjutnya dia atas
usia tersebut dilakukan rutin setiap tahun.
 Denyut jantung (frekuensi denyut/menit dan irama)
 Pernapasan (frekuensi napas/menit, keteraturan, usaha napas)
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
3. Pengukuran Antropometri
 posisi anak telentang untuk anak usia
kurang dari atau sama dengan 24 bulan
 posisi berdiri untuk anak usia lebih dari
24 bulan, lingkar kepala, lingkar dada
dan lingkar lengan atas.
Berat
badan
Panjang
badan
Lingkar
lengan
atas
Lingkar
dada
Lingkar
kepala
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
4. Pemeriksaan menyeluruh dari kepala sampai ujung kaki
Kepala dan
wajah
Palpasi bagian fontanel depan dan belakang untuk melihat ada tidaknya
cekungan, ukuran dan bentuk kepala, ada tidaknya memar kepala, simetri
wajah saat anak diam maupun menangis.
Mata Periksa kornea (adanya kekeruhan adalah tanda awal katarak), periksa bagian
palpebral, nilai nistagmus, periksa konjungtiva, dan refleks kornea terhadap
rangsangan cahaya.
Telinga Periksa simetri (posisi telinga dengan sudut mata sebagai skrining adanya
sindrom down), periksa sekret yang keluar bila ada.
Hidung Inspeksi apakah cuping hidung melebar saat bernapas sebagai tanda
meningkatnya upaya pernapasan anak dan inspeksi pengeluaran cairan hidung.
Bibir Periksa bibir, gusi, langit-langit, lidah, mukosa bukal, dan gigi untuk mengetahui
jumlah dan ada tidaknya karies.
Leher Inspeksi simetri dari bentuk leher dan massa, palpasi untuk memeriksa adanya
massa di leher, dan perabaan pada klavikula.
Sistem
kardiovas
kuler
Inspeksi adanya pusat atau sianosis, palpasi dinding dada untuk perabaan
denyutan
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
Sistem
pernapasan
Inspeks adanya sianosis (warna biru pada ekstermitas bayi), upaya napas,
gerakan dada saat bernapas, bentuk dada, dan perkembangan puting maupun
payudara anak. Rabaan di sekitar dada untuk mengecek adan tidaknya massa.
Auskultasi suara napas, irama.
Abdomen Bentuk perut, ada tidaknya distensi abdomen, inspeksi pusar, ada tidaknya
diastesis rekti.
Genetalia Inspeksi genetalia anak laki-laki pada glans (warna, edema, perdarahan), lubang
uretra, kondisi preputium, kedua testis sudah turun ke skrotum. Pada genetalia
anak perempuan inspeksi labia, klitoris, lubang uretra, dan vagina.
Ekstermitas Pada ekstermitas atas, periksa lengan dan tangan, periksa jari dan lipatan
palmar. Sedangkan pada ekstermitas bawah periksa lengkung kai dan jari kaki.
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
5. Pemeriksaan Reflek
- Rooting, muncul di usia sejak lahir atau mulai 3-4 bulan dan menghilang di
usia 12 bulan.
- Menghisap, muncul sejak lahir dan akan menghilang seiring bertambahnya
usia bayi yaitu 7 bulan.
- Tonic neck, muncul saat lahir sampai usia 2 bulan dan akan menghilang saat
usia 4-6 bulan.
- Palmar grasp, muncul sejak lahir dan akan menghilang saat usai 3-6 bulan.
- Moro, muncul sejak lahir dan akan menghilang saat usai 4 bulan.
- Plantar grasp, muncul sejak lahir dan akan menghilang saat usia 4-8 bulan.
- Babinski, muncul sejak lahir dan mengilang saat usai kurang lebih 12 bulan
(bervarisi tiap anak).
HAL-HAL
YANG PERLU
DIKAJI SAAT
pemeriksaan
fisik
6. Pemeriksaan perkembangan
Pemeriksaan perkembangan balita dan anak pra sekolah meliputi
kemampuan gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa,
serta kemampuan bersosialisasi sesuai dengan umur kelompok.
 Pada kelompok balita yaitu 12-15 bulan, 15-18 bulan, 18-24 bulan,
24-36 bulan, 36-60 bulan
 kelompok masa pra sekolah yaitu usia 60-72 bulan.
7. Pemeriksaan penunjang dilakukan atas indikasi.
Instrumen SDIDTK / DDST
02. PENCEGAHAN INFEKSI
Mencuci tangan secara seksama sebelum
dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
Memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan
Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan klem tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
02. PENCEGAHAN INFEKSI
Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain
yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop,
dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya
dengan mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
02. PENCEGAHAN INFEKSI
Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir
dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan
orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
03. RAWAT GABUNG
 ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah
ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang
berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.
Rawat gabung
continue
Rawat gabung
parsial
 Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala atau bokong.
 Jika lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah
bayi cukup sehat, reflek hisap baik dan tidak ada tanda infeksi.
 Bayi yang lahir dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan setelah
ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)
 Bayi tidak asfiksia 5 menit pertama (Nilai Apgar minimal 7)
 Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
 Berat badan 2000-2500 gram atau lebih
 Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intra partum
 Bayi dan ibu sehat
SYARAT DAN SASARAN RAWAT GABUNG
KONTRA INDIKASI RAWAT GABUNG
 Ibu dengan penyakit jantung derajad III
 Ibu pasca eklamsi
 Ibu dengan penyakit infeksi akut ( TBC, Hepatitis, Terinfeksi HIV,
Cytomegalovirus,
 Herpes Simplek, Karsinoma payudara)
 Bayi Kejang
 Bayi sakit berat pada jantung
 Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
 Bayi dengan cacat bawaan sehingga tidak bisa menyusu
Manfaat rawat gabung
Bagi bayi Bagi petugasBagi keluargaBagi ibu
ASPEK PSIKOLOGIS ASPEK FISIK
Bagi Ibu  Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses
lekat (early infant mother bonding)
 Memberikan kesempatan dan rasa percaya pada
ibu untuk belajar merawat bayinya.
 Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena
dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang
baik.
 Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga
mempercepat mobilisasi.
Bagi Bayi  Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan
berpengaruh terhadap perkembangan psikologi
bayi selanjutnya
 Bayi akan mendapatkan rasa aman dan
terlindung, dan ini merupakan dasar
terbentuknya rasa percaya pada diri anak.
 Bayi segera mendapatkan colostrom atau ASI
jolong yang dapat memberikan
kekebalan/antibody
 Bayi segera mendapatkan makanan sesuai
pertumbuhannya
 Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil
 Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang
 Penyakit sariawan pada bayi dapat
dihindari/dikurangi
 Alergi terhadap susu buatan berkurang
ASPEK PSIKOLOGIS ASPEK EKONOMI
Bagi Keluarga  Rawat gabung memberikan peluang bagi
keluarga untuk memberikan support pada ibu
untuk member ASI pada bayi.
 Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat
pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit
sehingga biaya perawatan sedikit.
ASPEK FISIK
Bagi Petugas  Bayi jarang menangis sehingga petugas di
ruang perawatan tenang dan dapat
melakukan pekerjaan lainnya.
 Pekerjaan petugas akan berkurang karena
sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan
tidak perlu repot menyediakan dan
memberikan susu buatan.
04. Anticipatory guidance
Petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar
orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
normal sesuai tahapan usianya.
Toilet training
Pencegahan cidera /
kecelakaan pada anak
Pencegahan
sibling rivalry
04. Anticipatory guidance
Bimbingan antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap usia anak karena
disesuaikan dengan karakteristiknya
Usia Bayi
6 BULAN PERTAMA
 Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua
untuk memahami kebutuhan dan respons bayi
 Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan
stimulasi bayi
 Tekankan kebutuhan imunisasi
 Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
6 BULAN KEDUA
 Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety
(takut pada orang asing) dari anak.
 Bimbing orang tua mengenai disiplin karena
peningkatan mobilitas bayi.
 Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan
keterampilan motorik dan rasa keingintahuannya.
04. Anticipatory guidance
Usia Toddler
(1-3 tahun)
12 – 18 BULAN
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku
 Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan pemberian makanan
padat.
 Adanya jadwal waktu makan yang rutin.
 Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah.
 Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-cara untuk mengatasi
negatifistik dan temper tantrum.
 Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik, bahasa, pengetahuan dan keterampilan sosial.
18 – 24 BULAN
 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
 Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan
terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).
 Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training, yang secara umum
dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (usia
18 – 24 bulan).
 Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua mengidentifikasi kesiapan anak
untuk toilet training. Latihan miksi biasanya dicapai sebelum defekasi.
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak mengalami
stress (misalnya anak yang tadinya sudah tidak mengompol tibatiba menjadi sering
mengompol).
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras.
24 – 36 BULAN
 Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan
cara meniru.
 Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training dan
sikap menghadapi keadaan-keadaan seperti mengompol atau buang air
besar (BAB) dicelana.
 Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui
bahasa yang digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari
perspektif yang lain.
 Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata,
ajukan alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
04. Anticipatory guidance
Usia PraSekolah
USIA 3 TAHUN
 Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.
 Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.
 Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension).
 Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatifalternatif
pilihan pada saat anak bimbang.
 Perlunya perhatian ekstra.
USIA 4 TAHUN
 Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas
motorik dan bahasa.
 Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu
tentang seksual.
 Menekankan pentingnya batas-batas yang
realistik dari tingkah lakunya.
USIA 5 TAHUN
 Menyiapkan anak memasuki
lingkungan sekolah.
 Meyakinkan bahwa usia tersebut
merupakan periode tenang pada anak.
 Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau
atau buang benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi seperti bedak,
kancing, permen, biji-bijian dan sebagainya.
 Kekurangan oksigen: jauhkan dan jangan biarkan anak bermain plastik, sarung
bantal atau benda-benda yang berpotensi membuat anak kekurangan oksigen.
Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di kamar bayi atau kamar mandi.
 Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan
anak duduk di kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung
benda seperti meja dan kursi tidak tajam. Jangan pernah meninggalkan bayi
pada tempat yang tinggi.
Pencegahan
cidera /
kecelakaan
pada anak
Usia bayi (1)
 Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat
yang aman dan tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam
rumah atau dekat dengan bayi. Tempatkan peralatan listrik jauh dari
jangkauan bayi dan gunakan pengaman.
 Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman. Buang bahan-
bahan yang mengandung zat kimia tidak terpakai seperti baterai ke tempat
yang jauh dari jangkauan bayi.
 Sindrom kematian bayi mendadak
Pencegahan
cidera /
kecelakaan
pada anak
Usia bayi (2)
Sindrom
Kematian
Bayi
Mendadak
(Sudden Infant
Death
Syndrome/
SIDS)
SIDS  kematian mendadak pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun, dan
terjadi tanpa menimbulkan gejala-gejala terlebih dahulu.
Sebagian besar kematian terjadi ketika bayi sedang tertidur, tapi tidak
menutup kemungkinan bahwa kematian juga dapat terjadi saat bayi tidak
sedang tidur.
Penyebab pasti SIDS belum diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa
kematian mendadak pada bayi disebabkan oleh beberapa faktor 
terjadinya mutasi atau kelainan gen, gangguan pada otak, berat badan
lahir rendah, infeksi paru.
Pencegahan SIDS:
 Tidurkan bayi pada posisi telentang
 Jaga dan atur tempat tidur bayi dengan baik
 Gunakan pakaian hangat dan nyaman
 Berbagi ruangan
 Berikan ASI
 Imunisasi
 Awasi anak jika bermain dekat sumber air.
 Ajarkan anak berenang.
 Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
 Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
 Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
 Cek air mandi sebelum dipakai.
 Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
 Jangan biarkan kabel listrik menggantung/menjuntai ke lantai.
 Awasi anak pada saat memanjat, lari, lompat.
Pencegahan
cidera /
kecelakaan
pada anak
Usia Toddler
Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi
bahaya seperti: obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya
main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan.
Pencegahan
cidera /
kecelakaan
pada anak
Usia Prasekolah
Pencegahannya ada 2 cara:
1) Mengontrol lingkungan.
2) Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.
 Jauhkan korek api dari jangkauan.
 Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat
membahayakan anak.
 Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalu lintas.
05. KONSEP BERMAIN
 Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
merupakan media yang baik untuk belajar.
 Dengan bermain anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta suara.
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
Membantu perkembangan
sensorik dan motorik
Membantu perkembangan
kognitif
Meningkatkan sosialisasi
anak
Meningkatkan kreativitas
Meningkatkan kesadaran diri Mempunyai nilai terapeutik
Meningkatkan nilai moral
FUNGSI BERMAIN
Jenis-jenis permainan
BERDASARKAN ISINYA
1. Bermain afektif sosial (Social affective play)
1) Bermain bersenang-senang (Sense of
pleasure play)
2) Bermain keterampilan (skill play)
3) Games atau permainan
4) Unoccupied behavior
5) Dramatic play
BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Onlooker play
2. Solitary play
3. Parallel play
4. Associative play
5. Cooperative play
PEDOMAN UNTUK KEMANAN BERMAIN
Agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal
seperti:
Ekstra energi Waktu Alat permainan
Ruang untuk
bermain
Pengetahuan
cara bermain
Teman
bermain
Alat permainan edukatif (ape)
 Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dapat
memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan
anak.
 Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat
permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak,
modelnya jelas, menarik, sederhana dan tidak mudah rusak.
Alat permainan edukatif (ape)
 Permainan sepeda roda tiga atau dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong. Jenis
ini mempunyai fungsi pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar.
 Untuk mengembangkan motorik halus alat-alat permainan dapat berupa gunting,
pensil, bola, balok, lilin dan sebagainya.
 Buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio dan lain-lain dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak.
 Alat permainan seperti buku gambar, buku cerita, majalah, radio, tape dan televisi
dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan bahasa,
 Alat permainan seperti gelas plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki dapat digunakan
dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri
 Alat permainan seperti kotak, bola dan tali, dapat digunakan untuk mengembangkan
tingkah laku sosial.
PERAN ORANG TUA
Memotivasi
Mengawasi
Mitra
Terima kasih
RESOURCES
 Mares, S. & Woodgate, S. The Clinical Assessment Of Infants, Preschoolers And Their Families. 2017 (A4) : 6-12.
 First Nations and Inuit Health Branch (FNIHB). Pediatric Health Assessment Pediatric Clinical Practice Guidelines
for Nurses in Primary Care. 2010 (1) : 1-19.
 Kementerian Kesehatan RI. 2019. Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Direktorat Kesehatan Masyarakat, Kemeneterian Kesehatan RI.
 Nining dan Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia, PPSDMK.
 Sukesi, Astuti S dan Esyuananik. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia, PPSDMK.
 Sukesi, Astuti S dan Esyuananik. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Indonesia, PPSDMK.

More Related Content

What's hot

Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasRahayu Pratiwi
 
Bayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptBayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptAze Palupi
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasFebrian Dini
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirChaicha Ceria
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananIrfa Kartini
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASpjj_kemenkes
 
Manajemen kala I
Manajemen kala IManajemen kala I
Manajemen kala Icahyatoshi
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasbundarererania
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalWarnet Raha
 
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Pradasary
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix okdesiaulia7
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 

What's hot (20)

Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
Bayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptBayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal ppt
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
 
Manajemen kala I
Manajemen kala IManajemen kala I
Manajemen kala I
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUIASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
 
Adaptasi bbl
Adaptasi bbl Adaptasi bbl
Adaptasi bbl
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 

Similar to Asuhan Neonatus, Balita, dan Anak Pra Sekolah

PASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptPASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptRSUDBajawa
 
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxMATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxpolinaranteallo72
 
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdfBAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdfGumalarubiah
 
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxDeteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxsandinay1
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
 
Anak cerdas
Anak cerdasAnak cerdas
Anak cerdasswirawan
 
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early LifeSDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early LifeRevolusi Ilmiah
 
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembangPpt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembangSiti Nurhayati
 
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxPertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxiranolalingga1
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdfssuserdf79341
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITASNindi Yulianti
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,pjj_kemenkes
 
tumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppt
tumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppttumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppt
tumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.pptsaefulanwarpraja1
 
1000 HPK 2021..pptx
1000 HPK 2021..pptx1000 HPK 2021..pptx
1000 HPK 2021..pptxCiciYohanis
 
pdf-sop-bayi-baru-lahir.docx
pdf-sop-bayi-baru-lahir.docxpdf-sop-bayi-baru-lahir.docx
pdf-sop-bayi-baru-lahir.docxAlexaAndria3
 
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan  Masa KehamilanPengkajian Kegawatdaruratan  Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilanpjj_kemenkes
 

Similar to Asuhan Neonatus, Balita, dan Anak Pra Sekolah (20)

PASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptPASKA NICU.ppt
PASKA NICU.ppt
 
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxMATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
 
DETEKSI_AWAL_UNTUK_KADER.pptx
DETEKSI_AWAL_UNTUK_KADER.pptxDETEKSI_AWAL_UNTUK_KADER.pptx
DETEKSI_AWAL_UNTUK_KADER.pptx
 
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdfBAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
 
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxDeteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
 
Anak cerdas
Anak cerdasAnak cerdas
Anak cerdas
 
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early LifeSDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
 
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembangPpt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
25 sdidtk
25 sdidtk25 sdidtk
25 sdidtk
 
SDIDTK-kulon.pptx
SDIDTK-kulon.pptxSDIDTK-kulon.pptx
SDIDTK-kulon.pptx
 
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxPertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
 
Ppt_balita.ppt
Ppt_balita.pptPpt_balita.ppt
Ppt_balita.ppt
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
 
tumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppt
tumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppttumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppt
tumbuh-kembang-pangan-dan-gizi.ppt
 
1000 HPK 2021..pptx
1000 HPK 2021..pptx1000 HPK 2021..pptx
1000 HPK 2021..pptx
 
pdf-sop-bayi-baru-lahir.docx
pdf-sop-bayi-baru-lahir.docxpdf-sop-bayi-baru-lahir.docx
pdf-sop-bayi-baru-lahir.docx
 
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan  Masa KehamilanPengkajian Kegawatdaruratan  Masa Kehamilan
Pengkajian Kegawatdaruratan Masa Kehamilan
 

More from Gita Kostania

Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen KesehatanKonsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen KesehatanGita Kostania
 
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTKSkrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTKGita Kostania
 
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDSTSkrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDSTGita Kostania
 
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)Gita Kostania
 
Pemantauan tumbang dan stimulasi
Pemantauan tumbang dan stimulasiPemantauan tumbang dan stimulasi
Pemantauan tumbang dan stimulasiGita Kostania
 
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)Gita Kostania
 
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)Gita Kostania
 
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)Gita Kostania
 
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)Gita Kostania
 
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)Gita Kostania
 
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolahKonsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolahGita Kostania
 

More from Gita Kostania (20)

Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
 
Patient Safety 3
Patient Safety 3Patient Safety 3
Patient Safety 3
 
Patient Safety 2
Patient Safety 2Patient Safety 2
Patient Safety 2
 
Patient Safety 1
Patient Safety 1Patient Safety 1
Patient Safety 1
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Sel dan Jaringan
Sel dan JaringanSel dan Jaringan
Sel dan Jaringan
 
Dasar Dasar Anatomi
Dasar Dasar AnatomiDasar Dasar Anatomi
Dasar Dasar Anatomi
 
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen KesehatanKonsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
Konsep Organisasi dan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan
 
Konsep Dasar SIK
Konsep Dasar SIKKonsep Dasar SIK
Konsep Dasar SIK
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
 
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTKSkrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan dengan SDIDTK
 
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDSTSkrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
Skrining Perkembangan Anak menggunakan Instrumen DDST
 
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Skrining Pertumbuhan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
 
Pemantauan tumbang dan stimulasi
Pemantauan tumbang dan stimulasiPemantauan tumbang dan stimulasi
Pemantauan tumbang dan stimulasi
 
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
Sistem Urinaria (Sistem Perkemihan)
 
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
 
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
Sistem Respirasi (Sistem Pernafasan Manusia)
 
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah Manusia)
 
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
Penginderaan (Sistem Indra Manusia)
 
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolahKonsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (12)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

Asuhan Neonatus, Balita, dan Anak Pra Sekolah

  • 1. Asuhan pada neonatus, bayi, dan anak balita normal dan abnormal Gita Kostania, S.ST., M.Kes. JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
  • 2. outline 01. pengkajian data pada neonatus, bayi,balita dan anak pra sekolah 02. Pencegahan infeksi 03. Rawat gabung 04. Anticipatory guidance 05. Konsep bermain
  • 3. pengkajian data pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah Pengkajian Usaha pengumpulan data klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Menentukan status kesehatan dan fungsional klien, serta pola respon klien pada saat ini dan waktu sebelumnya. Tujuan
  • 4. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir  Dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari).  Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) pelayanan kesehatan neonatal esensial skrining bayi baru lahir pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.
  • 5. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (6 jam – 28 hari) 1x pada umur 6-48 jam (KN 1) 1x pada umur 3-7 hari (KN 2) 1x pada umur 8-28 hari (KN 3)
  • 6. Meliputi : Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (6 jam – 28 hari) menjaga Bayi tetap hangat pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI perawatan metode Kangguru (PMK) pemantauan peertumbuhan neonatus masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus
  • 7. Skrining Bayi Baru Lahir Tujuan : mendeteksi adanya kelainan konginetal sedini mungkin Salah satu penyakit yang bisa dideteksi : Hipotiroid Kongenital (HK). Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) • skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dari bayi yang bukan penderita. • optimal pada saat bayi berusia 48-72 jam (kunjungan neonatus).
  • 9. Pelayanan pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita tuberkulosis Pada bayi yang lahir dari ibu yang sedang dalam pengobatan TB, pemberian BCG ditunda sampai selesai pemberian profilaksis INH pada bayi tersebut. Dosis profilaksis INH 10mg/KgBB/hari selama 6 bulan
  • 10. Pada pelayanan ini, bayi baru lahir mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahirpendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) Polindes Poskesdes Puskesmas Praktik Mandiri Bidan (PMB) Klinik Pratama Klinik Utama Posyandu Kunjungan rumah
  • 11. Komunikasi, Informasi dan Edukasi dan Konseling bagi Ibu dan Keluarga.  Perawatan Bayi Baru Lahir  ASI Eksklusif  Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir  Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan  Skrining Bayi Baru Lahir  Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya.
  • 12. anamnesIS Tujuan  tidak hanya mengumpulkan informasi dan data, tetapi juga untuk membentuk hubungan terapeutik dalam mengerti dan memahami masalah yang timbu sehingga masalah dapat teratasi.
  • 13. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT ANAMNESIS 1. Keluhan pada bayi, balita, anak pra sekolah 2. Riwayat kesehatan saat ini 3. Riwayat kesehatan lalu (ada tidak alergi, riwayat pengobatan) 4. Riwayat kehamilan, perinatal, proses pelahiran dan kondisi saat lahir Keluhan yang dirasakan sejak gejala pertama sampai saat dilakukan anamnesis, ada tidaknya usaha untuk mengurangi keluhan, serta seberapa efektifkah usaha yang dilakukan tersebut. 5. Riwayat tumbuh kembang Pemantauan pertumbuhan yang disesuaikan dengan usia anak, riwayat imunisasi, riwayat pemberian nutrisi terutama pada awal-awal kehidupan dan masa memulai makanan pendamping, riwayat perkembangan anak termasuk fisik, kognitif, bahasa, emosional dan sosial.
  • 14. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT ANAMNESIS 6. Riwayat biopsikososial dan kultural genetik, keterpaparan obat atau racun, gaya hidup di keluarga, dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan kesehatan fisik anak. Faktor biologi ada tidaknya gangguan atau penyakit kejiwaan saat ini, masalah kepribadian pada anak, dan faktor interpersonal, seperti kualitas hubungan orang tua – anak saat ini Faktor psikologi menyangkut konteks sosial, keamanan finansial dan pekerjaan orang tua (sosial ekonomi), dan hubungan dengan lingkungan di sekitar anak. Faktor sosial dan kultural 7. Riwayat pengasuhan 8. Pola kebutuhan sehari-hari
  • 15. Pemeriksaan fisik melibatkan penggunaan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan aukultasi serta pengukuran tanda-tanda vital. Bisa diperoleh dengan pengamatan pada saat anamnesa Pemeriksaan dengan melibatkan sentuhan fisik sebisa mungkin dilakukan saat anak dipegang orang tua atau pengasuh
  • 16. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik 1. Penampilan umum  Tanpa menyentuh anak, amati: - Tingkat kesadaran - Simetri tubuh - Postur anggota badan (tertekuk, memanjang) - Gerakan tubuh (aktif tidaknya gerakan lengan dan kaki) - Tanda-tanda kesulitan klinis (gangguan pernapasan termasuk dispnea, pucat,sianosis) - Respons terhadap suara - Keterampilan motorik halus dan kasar saat anak bermain - Adanya lesi (petechiae, eksim, impetigo) - Pola interaksi, ucapan dan sifat anak terhadap orang tua dan tenaga medis
  • 17. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik 2. Pemeriksaan Umum  Suhu Usia dibawah 2 tahun disarankan melalui rektal, dan pada anak-anak risiko rendah bisa melalui aksila. Usia 2-5 tahun disarankan di rektal, dan anak dengan risiko rendah di aksila atau timpani. Usia lebih dari 5 tahun dilakukan di oral / mulut, aksila, dan timpani.  Tekanan darah Cukup dilakukan 1x pada anak dengan usia dibawah 2 tahun, dan selanjutnya dia atas usia tersebut dilakukan rutin setiap tahun.  Denyut jantung (frekuensi denyut/menit dan irama)  Pernapasan (frekuensi napas/menit, keteraturan, usaha napas)
  • 18. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik 3. Pengukuran Antropometri  posisi anak telentang untuk anak usia kurang dari atau sama dengan 24 bulan  posisi berdiri untuk anak usia lebih dari 24 bulan, lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas. Berat badan Panjang badan Lingkar lengan atas Lingkar dada Lingkar kepala
  • 19. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik 4. Pemeriksaan menyeluruh dari kepala sampai ujung kaki Kepala dan wajah Palpasi bagian fontanel depan dan belakang untuk melihat ada tidaknya cekungan, ukuran dan bentuk kepala, ada tidaknya memar kepala, simetri wajah saat anak diam maupun menangis. Mata Periksa kornea (adanya kekeruhan adalah tanda awal katarak), periksa bagian palpebral, nilai nistagmus, periksa konjungtiva, dan refleks kornea terhadap rangsangan cahaya. Telinga Periksa simetri (posisi telinga dengan sudut mata sebagai skrining adanya sindrom down), periksa sekret yang keluar bila ada. Hidung Inspeksi apakah cuping hidung melebar saat bernapas sebagai tanda meningkatnya upaya pernapasan anak dan inspeksi pengeluaran cairan hidung. Bibir Periksa bibir, gusi, langit-langit, lidah, mukosa bukal, dan gigi untuk mengetahui jumlah dan ada tidaknya karies. Leher Inspeksi simetri dari bentuk leher dan massa, palpasi untuk memeriksa adanya massa di leher, dan perabaan pada klavikula. Sistem kardiovas kuler Inspeksi adanya pusat atau sianosis, palpasi dinding dada untuk perabaan denyutan
  • 20. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik Sistem pernapasan Inspeks adanya sianosis (warna biru pada ekstermitas bayi), upaya napas, gerakan dada saat bernapas, bentuk dada, dan perkembangan puting maupun payudara anak. Rabaan di sekitar dada untuk mengecek adan tidaknya massa. Auskultasi suara napas, irama. Abdomen Bentuk perut, ada tidaknya distensi abdomen, inspeksi pusar, ada tidaknya diastesis rekti. Genetalia Inspeksi genetalia anak laki-laki pada glans (warna, edema, perdarahan), lubang uretra, kondisi preputium, kedua testis sudah turun ke skrotum. Pada genetalia anak perempuan inspeksi labia, klitoris, lubang uretra, dan vagina. Ekstermitas Pada ekstermitas atas, periksa lengan dan tangan, periksa jari dan lipatan palmar. Sedangkan pada ekstermitas bawah periksa lengkung kai dan jari kaki.
  • 21. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik 5. Pemeriksaan Reflek - Rooting, muncul di usia sejak lahir atau mulai 3-4 bulan dan menghilang di usia 12 bulan. - Menghisap, muncul sejak lahir dan akan menghilang seiring bertambahnya usia bayi yaitu 7 bulan. - Tonic neck, muncul saat lahir sampai usia 2 bulan dan akan menghilang saat usia 4-6 bulan. - Palmar grasp, muncul sejak lahir dan akan menghilang saat usai 3-6 bulan. - Moro, muncul sejak lahir dan akan menghilang saat usai 4 bulan. - Plantar grasp, muncul sejak lahir dan akan menghilang saat usia 4-8 bulan. - Babinski, muncul sejak lahir dan mengilang saat usai kurang lebih 12 bulan (bervarisi tiap anak).
  • 22. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI SAAT pemeriksaan fisik 6. Pemeriksaan perkembangan Pemeriksaan perkembangan balita dan anak pra sekolah meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta kemampuan bersosialisasi sesuai dengan umur kelompok.  Pada kelompok balita yaitu 12-15 bulan, 15-18 bulan, 18-24 bulan, 24-36 bulan, 36-60 bulan  kelompok masa pra sekolah yaitu usia 60-72 bulan. 7. Pemeriksaan penunjang dilakukan atas indikasi. Instrumen SDIDTK / DDST
  • 23. 02. PENCEGAHAN INFEKSI Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan klem tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
  • 24. 02. PENCEGAHAN INFEKSI Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
  • 25. 02. PENCEGAHAN INFEKSI Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
  • 26. 03. RAWAT GABUNG  ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya. Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya. Rawat gabung continue Rawat gabung parsial
  • 27.  Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala atau bokong.  Jika lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik dan tidak ada tanda infeksi.  Bayi yang lahir dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)  Bayi tidak asfiksia 5 menit pertama (Nilai Apgar minimal 7)  Umur kehamilan 37 minggu atau lebih  Berat badan 2000-2500 gram atau lebih  Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intra partum  Bayi dan ibu sehat SYARAT DAN SASARAN RAWAT GABUNG
  • 28. KONTRA INDIKASI RAWAT GABUNG  Ibu dengan penyakit jantung derajad III  Ibu pasca eklamsi  Ibu dengan penyakit infeksi akut ( TBC, Hepatitis, Terinfeksi HIV, Cytomegalovirus,  Herpes Simplek, Karsinoma payudara)  Bayi Kejang  Bayi sakit berat pada jantung  Bayi yang memerlukan pengawasan intensif  Bayi dengan cacat bawaan sehingga tidak bisa menyusu
  • 29. Manfaat rawat gabung Bagi bayi Bagi petugasBagi keluargaBagi ibu
  • 30. ASPEK PSIKOLOGIS ASPEK FISIK Bagi Ibu  Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant mother bonding)  Memberikan kesempatan dan rasa percaya pada ibu untuk belajar merawat bayinya.  Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik.  Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga mempercepat mobilisasi. Bagi Bayi  Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologi bayi selanjutnya  Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar terbentuknya rasa percaya pada diri anak.  Bayi segera mendapatkan colostrom atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibody  Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya  Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil  Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang  Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi  Alergi terhadap susu buatan berkurang
  • 31. ASPEK PSIKOLOGIS ASPEK EKONOMI Bagi Keluarga  Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk member ASI pada bayi.  Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit. ASPEK FISIK Bagi Petugas  Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.  Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan.
  • 32. 04. Anticipatory guidance Petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal sesuai tahapan usianya. Toilet training Pencegahan cidera / kecelakaan pada anak Pencegahan sibling rivalry
  • 33. 04. Anticipatory guidance Bimbingan antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap usia anak karena disesuaikan dengan karakteristiknya Usia Bayi 6 BULAN PERTAMA  Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons bayi  Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi  Tekankan kebutuhan imunisasi  Persiapkan untuk pengenalan makanan padat 6 BULAN KEDUA  Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang asing) dari anak.  Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas bayi.  Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik dan rasa keingintahuannya.
  • 34. 04. Anticipatory guidance Usia Toddler (1-3 tahun) 12 – 18 BULAN  Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku  Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan pemberian makanan padat.  Adanya jadwal waktu makan yang rutin.  Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah.  Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-cara untuk mengatasi negatifistik dan temper tantrum.  Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik, bahasa, pengetahuan dan keterampilan sosial.
  • 35. 18 – 24 BULAN  Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.  Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).  Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training, yang secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (usia 18 – 24 bulan).  Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk toilet training. Latihan miksi biasanya dicapai sebelum defekasi.  Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak mengalami stress (misalnya anak yang tadinya sudah tidak mengompol tibatiba menjadi sering mengompol).  Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras.
  • 36. 24 – 36 BULAN  Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru.  Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training dan sikap menghadapi keadaan-keadaan seperti mengompol atau buang air besar (BAB) dicelana.  Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui bahasa yang digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif yang lain.  Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, ajukan alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
  • 37. 04. Anticipatory guidance Usia PraSekolah USIA 3 TAHUN  Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.  Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.  Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension).  Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatifalternatif pilihan pada saat anak bimbang.  Perlunya perhatian ekstra.
  • 38. USIA 4 TAHUN  Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.  Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual.  Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah lakunya. USIA 5 TAHUN  Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah.  Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan periode tenang pada anak.
  • 39.  Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau atau buang benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi seperti bedak, kancing, permen, biji-bijian dan sebagainya.  Kekurangan oksigen: jauhkan dan jangan biarkan anak bermain plastik, sarung bantal atau benda-benda yang berpotensi membuat anak kekurangan oksigen. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di kamar bayi atau kamar mandi.  Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan anak duduk di kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung benda seperti meja dan kursi tidak tajam. Jangan pernah meninggalkan bayi pada tempat yang tinggi. Pencegahan cidera / kecelakaan pada anak Usia bayi (1)
  • 40.  Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat yang aman dan tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam rumah atau dekat dengan bayi. Tempatkan peralatan listrik jauh dari jangkauan bayi dan gunakan pengaman.  Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman. Buang bahan- bahan yang mengandung zat kimia tidak terpakai seperti baterai ke tempat yang jauh dari jangkauan bayi.  Sindrom kematian bayi mendadak Pencegahan cidera / kecelakaan pada anak Usia bayi (2)
  • 41. Sindrom Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS) SIDS  kematian mendadak pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun, dan terjadi tanpa menimbulkan gejala-gejala terlebih dahulu. Sebagian besar kematian terjadi ketika bayi sedang tertidur, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kematian juga dapat terjadi saat bayi tidak sedang tidur. Penyebab pasti SIDS belum diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa kematian mendadak pada bayi disebabkan oleh beberapa faktor  terjadinya mutasi atau kelainan gen, gangguan pada otak, berat badan lahir rendah, infeksi paru. Pencegahan SIDS:  Tidurkan bayi pada posisi telentang  Jaga dan atur tempat tidur bayi dengan baik  Gunakan pakaian hangat dan nyaman  Berbagi ruangan  Berikan ASI  Imunisasi
  • 42.  Awasi anak jika bermain dekat sumber air.  Ajarkan anak berenang.  Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.  Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.  Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.  Cek air mandi sebelum dipakai.  Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.  Jangan biarkan kabel listrik menggantung/menjuntai ke lantai.  Awasi anak pada saat memanjat, lari, lompat. Pencegahan cidera / kecelakaan pada anak Usia Toddler
  • 43. Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi bahaya seperti: obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan. Pencegahan cidera / kecelakaan pada anak Usia Prasekolah Pencegahannya ada 2 cara: 1) Mengontrol lingkungan. 2) Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.  Jauhkan korek api dari jangkauan.  Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak.  Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalu lintas.
  • 44. 05. KONSEP BERMAIN  Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan merupakan media yang baik untuk belajar.  Dengan bermain anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta suara. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
  • 45. Membantu perkembangan sensorik dan motorik Membantu perkembangan kognitif Meningkatkan sosialisasi anak Meningkatkan kreativitas Meningkatkan kesadaran diri Mempunyai nilai terapeutik Meningkatkan nilai moral FUNGSI BERMAIN
  • 46. Jenis-jenis permainan BERDASARKAN ISINYA 1. Bermain afektif sosial (Social affective play) 1) Bermain bersenang-senang (Sense of pleasure play) 2) Bermain keterampilan (skill play) 3) Games atau permainan 4) Unoccupied behavior 5) Dramatic play BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL 1. Onlooker play 2. Solitary play 3. Parallel play 4. Associative play 5. Cooperative play
  • 47. PEDOMAN UNTUK KEMANAN BERMAIN Agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti: Ekstra energi Waktu Alat permainan Ruang untuk bermain Pengetahuan cara bermain Teman bermain
  • 48. Alat permainan edukatif (ape)  Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak.  Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana dan tidak mudah rusak.
  • 49. Alat permainan edukatif (ape)  Permainan sepeda roda tiga atau dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong. Jenis ini mempunyai fungsi pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar.  Untuk mengembangkan motorik halus alat-alat permainan dapat berupa gunting, pensil, bola, balok, lilin dan sebagainya.  Buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio dan lain-lain dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak.  Alat permainan seperti buku gambar, buku cerita, majalah, radio, tape dan televisi dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan bahasa,  Alat permainan seperti gelas plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri  Alat permainan seperti kotak, bola dan tali, dapat digunakan untuk mengembangkan tingkah laku sosial.
  • 52. RESOURCES  Mares, S. & Woodgate, S. The Clinical Assessment Of Infants, Preschoolers And Their Families. 2017 (A4) : 6-12.  First Nations and Inuit Health Branch (FNIHB). Pediatric Health Assessment Pediatric Clinical Practice Guidelines for Nurses in Primary Care. 2010 (1) : 1-19.  Kementerian Kesehatan RI. 2019. Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Direktorat Kesehatan Masyarakat, Kemeneterian Kesehatan RI.  Nining dan Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia, PPSDMK.  Sukesi, Astuti S dan Esyuananik. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia, PPSDMK.  Sukesi, Astuti S dan Esyuananik. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia, PPSDMK.

Editor's Notes

  1. Pola kebutuhan sehari-hari anak yang meliputi kebutuhan nutrisi sesuai usia anak (jenis, porsi, dan berapa kali pemenuhan dalam sehari), pola hygiene, dan pola eliminasi anak.
  2. Refleks adalah gerakan yang tidak disengaja untuk membantu mengidentifikasi kondisi normal pada syaraf, otak dan perkembangannya. Refleks yang abnormal dapat membantu mengidentifikasi adanya penyakit motorik atau neurologis. Reflek abnormal akan bertahan setelah usia yang seharusnya refleks tersebut menghilang, dan atau tidak ada saat lahir ketika refleks tersebut seharusnya hadir di usia anak.
  3. Rawat Gabung continue : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam. Rawat Gabung parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.
  4. Selain beberapa faktor di atas, potensi bayi mengalami SIDS juga dipengaruhi oleh kondisi tidurnya. Risiko SIDS akan meningkat apabila bayi: Tidur menyamping atau menumpu perut (telungkup). Posisi tersebut dapat membuat bayi sulit bernapas, terutama jika ditidurkan pada permukaan atau kasur yang terlalu empuk. Suhu. Suhu ruangan yang terlalu panas saat bayi sedang tidur dipercaya dapat meningkatkan risiko SIDS. Oleh karena itu, suhu AC untuk bayi perlu diatur dengan baik. Berbagi tempat tidur. Tidur di ranjang yang sama dengan ibu, ayah, atau orang lain, membuat bayi berpotensi mengalami kejadian tidak disengaja yang dapat menyebabkan SIDS, seperti pernapasannya tertindih atau terhalang. Risiko SIDS juga diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari sang ibu selama masa kehamilan, seperti: Mengandung saat masih berusia di bawah 20 tahun Merokok selama kehamilan Mengonsumsi alkohol atau menyalahgunakan NAPZA Tidak melakukan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan selama kehamilan Terdapat pula faktor lain yang diduga dapat meningkatkan risiko SIDS. Beberapa di antaranya adalah: SIDS lebih banyak dialami oleh bayi laki-laki Sering terjadi pada bayi berumur 2-4 bulan Pernah melahirkan anak yang meninggal akibat SIDS Dilahirkan prematur Terpapar asap rokok Pencegahan SIDS Belum ada metode yang secara pasti dapat mencegah SIDS. Namun, terdapat beberapa upaya yang diduga dapat menurunkan risikonya, yakni: Tidurkan bayi pada posisi telentang. Hindari bayi tidur pada posisi miring atau telungkup, dan tidurkan bayi dengan posisi telentang, setidaknya untuk tahun pertamanya. Posisi tidur miring atau telungkup dapat menyebabkan bayi mengalami kesulitan beranapas. Jaga dan atur tempat tidur bayi dengan baik. Hindari menggunakan tempat tidur yang tebal dan terlalu empuk. Jangan juga meninggalkan bantal atau mainan yang empuk di boks bayi. Gunakan pakaian hangat dan nyaman. Berikan bayi pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, tanpa harus dibedong atau dibalut lagi dengan kain atau selimut tambahan. Hindari juga menyelimuti kepala bayi dengan benda apa pun. Berbagi ruangan. Tidurkan bayi pada kamar yang sama dengan orang tua, namun beda tempat tidur. Hal itu bertujuan agar orang tua dapat dengan mudah mengawasi sekaligus menghindari kejadian diluar kendali yang dapat memicu SIDS, seperti tertindih atau pernapasannya terhalang. Berikan ASI, setidaknya untuk 6 bulan. Imunisasi.
  5. Membantu perkembangan sensorik dan motorik dengan Cara yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang sensorik dan motorik terutama pada bayi. Rangsangan bisa berupa taktil, audio dan visual Anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan. Dengan demikian maka fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya. Pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain. Pada usia toddler anak biasanya sering bermain peran seperti berpura-pura menjadi seorang guru, menjadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain Meningkatkan kesadaran diri  Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk mengekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar akan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan. Anak belajar mengatur perilaku dan membandingkan perilakunya dengan perilaku orang lain.
  6. BERDASARKAN ISINYA 1. Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain. Contoh: bermain “cilukba” 2. Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasyikan. Misalnya: dengan menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-gunungan 3. Sesuai dengan sebutannya, permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan motorik halus. Misalnya: memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain 5. Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di sekitarnya. 6. Anak berceloteh sambil berpakainan meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya dan sebagainya yang ingin ia tahu.