SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
ANATOMI DAN FISIOLOGI APARATUS LAKRIMALIS
I. PENDAHULUAN
Aparatus lakimal adalah suatu kompleks yang mencakup struktur-struktur
yang terlibat dalam produksi dan pengaliran air mata, dibagi ke dalam komponen
sekresi, distribusi, dan ekskresi.
II. ANATOMI
II.1. KOMPONEN SEKRESI
Glandula lakrimalis terdiri atas dua struktur:
1. Bagian Orbita berbentuk kenari yang terletak di dalam fosa lakrimalis di
segmen temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra
oleh kornu lateralis dari m. Levator palpebrae.
2. Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal
dari forniks konjungtivae superior.
Glandula lakrimalis aksesori (glandula Karause dan Wolfring) identik dengan
kelenjar lakrimalis utama tetapi tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar
ini terletak di dalam subtantia propria di konjungtiva palpebra.
2.2. KOMPONEN DISTRIBUSI
- Lapisan Film Air Mata
Permukaan anterior bola mata dilapisi oleh film air mata yang membentuk
lapisan tipis setebal 7-10 mikrometer yang menutupi epitel kornea dan
konjungtiva. Film air mata terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan lipid di superfisial dihasilkan oleh kelenjar Meibom, kelenjar Zeis
dan kelenjar Moll.
2. Lapisan akuos di bagian tengah yang dihasilakan oleh kelenjar lakrimalis
utama dan kelenjar lakrimal tambahan Krause dan Wolfring.
3. Lapisan musin di bagian dalam dihasilkan oleh sel goblet konjungtiva
yang terdiri dari glikoprotein.
Gambar 1. Susunan Lapisan Film Air Mata
2.3. KOMPONEN EKSKRESI
1. Pungtum Lakrimal
Merupakan lubang kecil, berbentuk bulat atau oval, bearad di puncak papila
lakrimalis di medial dari tepi palpebra. Pungtum dari palpebra superior
menghadap ke bawah dan ke posterior. Pungtum dari palpebra inferior
menghadap ke atas dan ke posterior.
2. Kanalikuli Lakrimal
Kanalikulus superior berjalan ke medial dan turun ke bawah. Sementarakanal
likulus inferior berjalan ke medial dan ke atas. Pada pertemuan antara bagian
vertikal dan horisontal, kanalikili melebar disebut ampula.
3. Sakus Lakrimal
Berada di fosa lakrimal, terletak di anterior dari dinding medial orbit. Sakus
lakrimal berakhir di duktus nasolakrimalis.
4. Duktus Nasolakrimalis
Merupakan bagian akhir dari sakus lakrimalis, berakhir di meatus nasi inferior.
Persyarafan glandula lakrimalis:
- Sekretomotor parasimpatis berasal dari nukleus lakrimatoris N Fasialis (
N VII).
- Serabut simpatis postganglion muncul dari ganglion simpatis servikalis
superior.
- Serabut sensoris dari N Lakrimalis cabang oftalnik dari N Trigaminus
(N III).
Gambar 2. Hubungan Sistem Drainase Lakrimal dan jaringan sekitarnya
III. FISIOLOGI
Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama dan lakrimal tambahan.
Terdapat dua tipe sekresi air mata yaitu sekresi basal dan sekresi reflek. Kelenjar
lakrimal utama berperan dalam sekresi reflek, yang merupakan respon dari
rangsangan syaraf berupa iritasi fisik, stimulasi psikis dan efek dari rangsangan
cahaya. Sedangkan kelenjar lakrimal tambahan berperan dalam sekresi basal yang
bersifat konstan.
Air mata mengalir dari lakuna lakrimalis melalui pungtum superior dan
inferior dan kanalikuli ke sakus lakrimalis berlanjut ke bawah dari sakus dan
bermuara ke dalam meatus inferior dari rongga nasal.
Pergerakan air mata dari forniks konjungtiva superolateral ke sakus
lakrimal. Proses ini dipengaruhi daya kapiler dan gerakan mengedip dari palpebra.
Dengan proses kedipan mata, terjadi konstraksi m. Orbikularis okuli lapisan
superfisial dan profunda dari bagian kepala m. Orbikularis pretarsal. Terjadi
penekanan ampula dan menyebabkan pemendakan kanalikuli horisontal sehingga
pungtum bergerak ke medial. Secara bersamaan serabut otot profunda dari
muskulus orbikularis preseptal yang melekat pada fasia sakus lakrimalis
berkonstraksi dan terjadi pengembangan sakus lakrimalis. Apertura menutup dari
lateral ke medial menyebabkan pendorongan air mata ke medial (ke sakus
lakrimalis) dan menyebabkan pembesaran sakus lakrimalis sehingga
menimbulkan tekanan negatif. Hal ini meneyabkan penghisapan air mata dari
kanalikuli masuk ke sakus lakrimalis.
Saat palpebra membuka, kanalikuli memanjang menyebabkan
berkurangnya tekanan sehingga terisi air mata. M. Orbikularis relaksasi,
menyebabkan sakus lakrimalis kolaps dan terjadi peningkatan tekanan positif
yang mendorong air mata ke duktus nasolakrimalis menuju hidung. Gaya gravitasi
juga iku berperan penting pada proses pengosongan sakus lakrimalis. Pungtum
bergerak ke lateral, kanalikuli memanjang dan kemudian terisi oleh air mata.
Film air mata berguna untuk membasahi permukaan depan bola
matasehingga dapat berfungsi sebagai suatu kekuatan refraksi, sebagai pelumas
pada pergerakan kelopak mata dan mengandung substansi anti bakteri seperti
lisozim dan betalisis yang melindungi permukaan bola mata.
Lapisan lipid berfungsi meningkatkan tegangan permukaan film air mata,
lubrikasi, sebagai pertahan sepanjang margo palpebra untuk mencegah air mata
mengalir melalui pipi dan menurunkan penguapan akuos. Lapisan lipid
mengandung komponen Zat polar (fosfolipid, trigliserid, asam lemak bebas) dan
Zat non polar (waxester, kholesterol ester).
Lapisan akuos mengandung berbagai garam an organik, glukosa, oksigen,
urea, bio polimer, berbagai enzim lisozim, imunoglobulin, albumin, globulin serta
berbagai glikoprotein. Fungsi lapisan akuos adalah menyediakan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan epitel kornea, meratakan permukaan kornea, sebagai
substansi anti bakteri dan membersihkan debris.
Lapisan musim terdiri dari mukus glikoprotein yang penting untuk
menjaga stabilitas film air mata.
TEST DIAGNOSTIK SISTEM LAKRIMALIS
1. Pemeriksaan Sistem Sekresi
- Pemeriksaan sekresi basal
Test ini untuk memeriksa kemampuan untuk memeriksa sekresi basal
(kelenjar wolfring dan krause) dengan menghilangkan faktor reflek sekresi
air mata dari kelenjar lakrimal.
- Test Schrimer No.1
Test ini untuk memeriksa fungsi sekresi sistem lakrimal
- Test Schrimer No.2
Test ini untuk menilai reflek sekresi kelenjar lakrimal.
- Test “Break Up Time”
Test untuk melihat fungsi fisiologi film air mata yang melindungi kornea.
2. Pemeriksaan Sistem Ekskresi.
- Test Fluoresin
- Pemeriksaan dengan Sonde
Pemeriksaan ini menentukan letak penyumbatan saluran eksresi air mata.
- Pemeriksaan kanalikuli
Pemeriksaan ini untuk melihat fungsi kanalikuli lakrimal atas dan bawah.
- Test Anel
Untuk menentukan fungsi ekskresi sistem lakrimal.
GANGGUAN PADA SISTEM LAKRIMAL
I. Gangguan Sistem Sekresi
1.1 Alacrima
Tiadanya air mata sejak lahir. Terjadi pada sindrom Riley-Day
(Dyiautonomia familiar) dan displasia anhidrotik ektodermal. Pada awalnya tanpa
gejala, pasien dapat menunjukkan tanda keratokonjungtivitis sicca yang khas.
Bisa terjadi pula pada keadaaan terputusnya saraf untuk sekresi air mata, karena
neuroma akustik atau operasi sudut cerebellopontin. Hiposekresi lakrima dapat
terjadi pada tumor atau radang kelenjar lakrima.
1.2 Hipersekresi Lakrima
Hipersekresi primer jarang terjadi, dan harus dibedakan dengan obstruksi
duktulus ekskretoriusnya. Hipersekresi sekunder mungkin psikogenik atau sebagai
reflek akibat iritasi pada epitel permukaan atau retina. Keadaan ini dapat
dihentikan dengan memblokade saraf sekresi air mata di ganglion sphenopalatina.
1.3 Lakrimasi paradoksal
Ditandai dengan berair mata saat makan, meskipun mungkin kongenital
keadaan ini didapat setelah mengalami Bell’s Palsy dan akibat dari regenerasi
aberran nervus Fascialis
1.4 Air Mata berdarah
Akibat perdarahan konjungtiva karena trauma, diskrasia darah. Bisa juga
oleh karena tumor di sakus lakrimalis. Dapat terjadi juga pada penderita hipertensi
yang sedang mimisan dengan perluasan dari duktus nasolakrimalis.
1.5 Dakrioadenitis
Radang akut kelenjar lakrimal. Paling sering pada anak-anak sebagai
komplikasi parotitis epidemika, campak, atau influenza. Dan pada orang dewasa
berhubungan dengan gonore. Dakriadenitis menahun mungkin akibat dari
infiltrasi limfositik jinak, Limfoma, leukimia atau tuberclosis. Sering bilateral
pada sarcoidosis. Bila disertai pembengkakan kelenjar parotis di sebuit syndom
Mikulicz. Gejalanya nyeri hebat, pembengkakan dan pelebaarn pembuluh darah di
temporal palpebra superior seperti kurva huruf S.
II. Gangguan Sistem Eksresi
2.1 Dakriosistitis
Infeksi dari sakus lakrimalis, biasa terjadi pada bayi atau pada wanita
pasca menopause. Biasanya unilateral dan selalu sekunder terhadap obstruksi
duktus nasolakrimalis. Bisa juga terjadi setelah trauma atau disebabkan oleh suatu
dakriolit. Pada anak-anak sering disebabkan oleh infeksi Haemophilus influenzae
dan harus segera di terapi secara agresif karena resiko timbulnya selulitis orbital.
Dakrisistitis akut pada dewasa biasanya disebabkan oleh S.aureus atau S. ß
hemolitikus. Pada yang menahun biasanya di sebabkan oleh S. pnemoniae.
Gejalanya berair mata dan sekret mukopurulen. Terapinya antibiotik sistemik
yang memadai, disertai dengan menghilangkan obstruksi dengan cara
dakriosistorinostomi.
2.2 Penyakit Kanalikuli
Stenosis kanalikuli terbagi dalam kelainan kongenital dan didapat.
Kelainan kongenital mencakup puncta imperforata, puncta ascecorius, fistula
kanalikuler dan agenesis sistem kanalikuli. Untuk yang didapat biasanya akibat
infeksi virus varicella, herpes simpleks dan adenovirus. Sebab lainnya akibat
obstruksi bahkan obliterasi terjadi pada syndom Stevens-Jhonson dan pemfigoid
bullous. Obstruksi total mengharuskan penggunaan sebuah duktus air mata buatan
untuk mengatasi epiphora (konjungtivodakriosistorinostomi) berupa sebuah
tabung kaca pirex yang diletakkan dalam sakus konjungtiva dalam rongga hidung.
Kanalikulitis merupakan infeksi menahun unilateral disebabkan oleh Actinomyces
israelii, Candida albicans, atau Aspergillus sp. Infeksi biasanya mengenai
kanalikulus bawah, pada orang dewasa menimbulkan konjungtivitis purulen
sekunder. Gejalanya pasien mengeluh mata merah dan ada sekret. Punctum
biasanya sedikit menonjol dan dan isinya dapat dikeluarkan untuk dikultur.
Kemudian dilakukan irigasi untuk menjaga terbukanya saluran kadang diikuti
kanalikulostomi dan dibilas dengan tinctura yodium.
III. Gangguan Sistem Distribusi
3.1 Sindrom Mata Kering (keratokonjungtivitis sicca)
Dapat disebabkan defesiensi unsur film air mata (aqueus, mucin, atau
lipid), kelainan permukaan palpebra, atau kelainan epitel, tapi yang terpenting
adalah keratokonjungtivitis sicca yang berhubungan dengan arthritis rematoid dan
penyakit autoimun lain disebut sebagai Sindrom Sjogren. Apapun penyebabnya
semua yang secara sekunder menyebakan film air mata tidak stabil. Ciri
histopatologik berupa timbulnya bintik-bintik kering pada kornea dan epitel
konjungtiva, pembentukan filamen, hilangnya sel goblet konjungtiva, pembesaran
abnormal sel epitel non goblet, peningkatan stratifikasi sel dan penambahan
keratinisasi. Gejalanya pasien mengeluh tentang sensasi gatal atau berpasir,
sekresi mukus berlebihan, sensasi terbakar, fotosensitif, merah, sakit, sulit
menggerakkan palpebra, tapi dapat pula tanpa gejala. Pada pemeriksaan slit Lamp
terlihat tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior. Benang mukus
kental kekuningan kadang terlihat dalam fornix konjungtiva inferior. Konjungtiva
bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal, edema dan
hiperemik. Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fisura interpalpebra. Sel epitel
konjungtiva yang rusak terpulas dengan Bengal rose. Dan defek pada epitel
kornea dapat terpulas dengan flourescein. Pada kasus lanjut dapat timbul ulkus
pada kornea, penipisan kornea dan perforasi. Kadang terjadi infeksi bakteri
sekunder dan berakibat parut dan vaskularisasi pada kornea, yang berakibat
penurunan penglihatan. Terapinya adalah pengantian cairan berupa air mata
buatan dan salep untuk pelumas jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell R, Lemp M. The Ocular Appendages. In Clinical Anatomy of the Eye.
Second edition. Blackwell Science, Maldon;1998
2. American Academy of Ophtamology. Lacrymal System in: Orbit, Eyelids and
Lacrimal System. The Foundation of AAO, San Fransisco;2003-2004
3. Vaughn DG, AsburyT, Riordan-Eva P. Palpebra and apparatus Lacrimalis in:
H.S. Jhon, Editor. Ophtamologi Umum. Edisi 14. Penerbit Widya Medika
Jakarta. 1996

More Related Content

What's hot (20)

histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Pembedahan pada mata
Pembedahan pada mataPembedahan pada mata
Pembedahan pada mata
 
Blefaritis
BlefaritisBlefaritis
Blefaritis
 
Mastoiditis
MastoiditisMastoiditis
Mastoiditis
 
Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis ppt
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 

Viewers also liked

Cavum orbita
Cavum orbitaCavum orbita
Cavum orbitadadadony
 
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fixLaporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fixFaris Budiyanto
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Laboratory apparatus
Laboratory apparatusLaboratory apparatus
Laboratory apparatusAlyssa Vicera
 
1.4 Laboratory Equipment: Names & Uses
1.4 Laboratory Equipment:  Names & Uses1.4 Laboratory Equipment:  Names & Uses
1.4 Laboratory Equipment: Names & UsesCheryl Bausman
 

Viewers also liked (6)

Cavum orbita
Cavum orbitaCavum orbita
Cavum orbita
 
Praktikum histologi
Praktikum histologiPraktikum histologi
Praktikum histologi
 
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fixLaporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Laboratory apparatus
Laboratory apparatusLaboratory apparatus
Laboratory apparatus
 
1.4 Laboratory Equipment: Names & Uses
1.4 Laboratory Equipment:  Names & Uses1.4 Laboratory Equipment:  Names & Uses
1.4 Laboratory Equipment: Names & Uses
 

Similar to Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis

Similar to Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis (20)

Watery eyes atau tearing
Watery eyes atau tearingWatery eyes atau tearing
Watery eyes atau tearing
 
Glaukoma Fakomorfik.pdf
Glaukoma Fakomorfik.pdfGlaukoma Fakomorfik.pdf
Glaukoma Fakomorfik.pdf
 
Anatomi dan fisiologi alat penglihatan
Anatomi dan fisiologi alat penglihatanAnatomi dan fisiologi alat penglihatan
Anatomi dan fisiologi alat penglihatan
 
Hipertensi okuli
Hipertensi okuliHipertensi okuli
Hipertensi okuli
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Tinjauan pustaka ektropion sikatrik
Tinjauan pustaka ektropion sikatrikTinjauan pustaka ektropion sikatrik
Tinjauan pustaka ektropion sikatrik
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Liza
LizaLiza
Liza
 
Liza
LizaLiza
Liza
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptxTugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptx
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Anatomi fisiologi sistem sensori
Anatomi fisiologi sistem sensoriAnatomi fisiologi sistem sensori
Anatomi fisiologi sistem sensori
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
 
294805506 referat-glaukoma
294805506 referat-glaukoma294805506 referat-glaukoma
294805506 referat-glaukoma
 
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaanAnatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis

  • 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI APARATUS LAKRIMALIS I. PENDAHULUAN Aparatus lakimal adalah suatu kompleks yang mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan pengaliran air mata, dibagi ke dalam komponen sekresi, distribusi, dan ekskresi. II. ANATOMI II.1. KOMPONEN SEKRESI Glandula lakrimalis terdiri atas dua struktur: 1. Bagian Orbita berbentuk kenari yang terletak di dalam fosa lakrimalis di segmen temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari m. Levator palpebrae. 2. Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal dari forniks konjungtivae superior. Glandula lakrimalis aksesori (glandula Karause dan Wolfring) identik dengan kelenjar lakrimalis utama tetapi tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam subtantia propria di konjungtiva palpebra.
  • 2. 2.2. KOMPONEN DISTRIBUSI - Lapisan Film Air Mata Permukaan anterior bola mata dilapisi oleh film air mata yang membentuk lapisan tipis setebal 7-10 mikrometer yang menutupi epitel kornea dan konjungtiva. Film air mata terdiri dari tiga lapisan: 1. Lapisan lipid di superfisial dihasilkan oleh kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. 2. Lapisan akuos di bagian tengah yang dihasilakan oleh kelenjar lakrimalis utama dan kelenjar lakrimal tambahan Krause dan Wolfring. 3. Lapisan musin di bagian dalam dihasilkan oleh sel goblet konjungtiva yang terdiri dari glikoprotein. Gambar 1. Susunan Lapisan Film Air Mata
  • 3. 2.3. KOMPONEN EKSKRESI 1. Pungtum Lakrimal Merupakan lubang kecil, berbentuk bulat atau oval, bearad di puncak papila lakrimalis di medial dari tepi palpebra. Pungtum dari palpebra superior menghadap ke bawah dan ke posterior. Pungtum dari palpebra inferior menghadap ke atas dan ke posterior. 2. Kanalikuli Lakrimal Kanalikulus superior berjalan ke medial dan turun ke bawah. Sementarakanal likulus inferior berjalan ke medial dan ke atas. Pada pertemuan antara bagian vertikal dan horisontal, kanalikili melebar disebut ampula. 3. Sakus Lakrimal Berada di fosa lakrimal, terletak di anterior dari dinding medial orbit. Sakus lakrimal berakhir di duktus nasolakrimalis. 4. Duktus Nasolakrimalis Merupakan bagian akhir dari sakus lakrimalis, berakhir di meatus nasi inferior. Persyarafan glandula lakrimalis: - Sekretomotor parasimpatis berasal dari nukleus lakrimatoris N Fasialis ( N VII). - Serabut simpatis postganglion muncul dari ganglion simpatis servikalis superior. - Serabut sensoris dari N Lakrimalis cabang oftalnik dari N Trigaminus (N III).
  • 4. Gambar 2. Hubungan Sistem Drainase Lakrimal dan jaringan sekitarnya III. FISIOLOGI Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama dan lakrimal tambahan. Terdapat dua tipe sekresi air mata yaitu sekresi basal dan sekresi reflek. Kelenjar lakrimal utama berperan dalam sekresi reflek, yang merupakan respon dari rangsangan syaraf berupa iritasi fisik, stimulasi psikis dan efek dari rangsangan cahaya. Sedangkan kelenjar lakrimal tambahan berperan dalam sekresi basal yang bersifat konstan. Air mata mengalir dari lakuna lakrimalis melalui pungtum superior dan inferior dan kanalikuli ke sakus lakrimalis berlanjut ke bawah dari sakus dan bermuara ke dalam meatus inferior dari rongga nasal. Pergerakan air mata dari forniks konjungtiva superolateral ke sakus lakrimal. Proses ini dipengaruhi daya kapiler dan gerakan mengedip dari palpebra. Dengan proses kedipan mata, terjadi konstraksi m. Orbikularis okuli lapisan
  • 5. superfisial dan profunda dari bagian kepala m. Orbikularis pretarsal. Terjadi penekanan ampula dan menyebabkan pemendakan kanalikuli horisontal sehingga pungtum bergerak ke medial. Secara bersamaan serabut otot profunda dari muskulus orbikularis preseptal yang melekat pada fasia sakus lakrimalis berkonstraksi dan terjadi pengembangan sakus lakrimalis. Apertura menutup dari lateral ke medial menyebabkan pendorongan air mata ke medial (ke sakus lakrimalis) dan menyebabkan pembesaran sakus lakrimalis sehingga menimbulkan tekanan negatif. Hal ini meneyabkan penghisapan air mata dari kanalikuli masuk ke sakus lakrimalis. Saat palpebra membuka, kanalikuli memanjang menyebabkan berkurangnya tekanan sehingga terisi air mata. M. Orbikularis relaksasi, menyebabkan sakus lakrimalis kolaps dan terjadi peningkatan tekanan positif yang mendorong air mata ke duktus nasolakrimalis menuju hidung. Gaya gravitasi juga iku berperan penting pada proses pengosongan sakus lakrimalis. Pungtum bergerak ke lateral, kanalikuli memanjang dan kemudian terisi oleh air mata. Film air mata berguna untuk membasahi permukaan depan bola matasehingga dapat berfungsi sebagai suatu kekuatan refraksi, sebagai pelumas pada pergerakan kelopak mata dan mengandung substansi anti bakteri seperti lisozim dan betalisis yang melindungi permukaan bola mata. Lapisan lipid berfungsi meningkatkan tegangan permukaan film air mata, lubrikasi, sebagai pertahan sepanjang margo palpebra untuk mencegah air mata mengalir melalui pipi dan menurunkan penguapan akuos. Lapisan lipid
  • 6. mengandung komponen Zat polar (fosfolipid, trigliserid, asam lemak bebas) dan Zat non polar (waxester, kholesterol ester). Lapisan akuos mengandung berbagai garam an organik, glukosa, oksigen, urea, bio polimer, berbagai enzim lisozim, imunoglobulin, albumin, globulin serta berbagai glikoprotein. Fungsi lapisan akuos adalah menyediakan oksigen untuk memenuhi kebutuhan epitel kornea, meratakan permukaan kornea, sebagai substansi anti bakteri dan membersihkan debris. Lapisan musim terdiri dari mukus glikoprotein yang penting untuk menjaga stabilitas film air mata.
  • 7. TEST DIAGNOSTIK SISTEM LAKRIMALIS 1. Pemeriksaan Sistem Sekresi - Pemeriksaan sekresi basal Test ini untuk memeriksa kemampuan untuk memeriksa sekresi basal (kelenjar wolfring dan krause) dengan menghilangkan faktor reflek sekresi air mata dari kelenjar lakrimal. - Test Schrimer No.1 Test ini untuk memeriksa fungsi sekresi sistem lakrimal - Test Schrimer No.2 Test ini untuk menilai reflek sekresi kelenjar lakrimal. - Test “Break Up Time” Test untuk melihat fungsi fisiologi film air mata yang melindungi kornea. 2. Pemeriksaan Sistem Ekskresi. - Test Fluoresin - Pemeriksaan dengan Sonde Pemeriksaan ini menentukan letak penyumbatan saluran eksresi air mata. - Pemeriksaan kanalikuli Pemeriksaan ini untuk melihat fungsi kanalikuli lakrimal atas dan bawah. - Test Anel Untuk menentukan fungsi ekskresi sistem lakrimal.
  • 8. GANGGUAN PADA SISTEM LAKRIMAL I. Gangguan Sistem Sekresi 1.1 Alacrima Tiadanya air mata sejak lahir. Terjadi pada sindrom Riley-Day (Dyiautonomia familiar) dan displasia anhidrotik ektodermal. Pada awalnya tanpa gejala, pasien dapat menunjukkan tanda keratokonjungtivitis sicca yang khas. Bisa terjadi pula pada keadaaan terputusnya saraf untuk sekresi air mata, karena neuroma akustik atau operasi sudut cerebellopontin. Hiposekresi lakrima dapat terjadi pada tumor atau radang kelenjar lakrima. 1.2 Hipersekresi Lakrima Hipersekresi primer jarang terjadi, dan harus dibedakan dengan obstruksi duktulus ekskretoriusnya. Hipersekresi sekunder mungkin psikogenik atau sebagai reflek akibat iritasi pada epitel permukaan atau retina. Keadaan ini dapat dihentikan dengan memblokade saraf sekresi air mata di ganglion sphenopalatina. 1.3 Lakrimasi paradoksal Ditandai dengan berair mata saat makan, meskipun mungkin kongenital keadaan ini didapat setelah mengalami Bell’s Palsy dan akibat dari regenerasi aberran nervus Fascialis
  • 9. 1.4 Air Mata berdarah Akibat perdarahan konjungtiva karena trauma, diskrasia darah. Bisa juga oleh karena tumor di sakus lakrimalis. Dapat terjadi juga pada penderita hipertensi yang sedang mimisan dengan perluasan dari duktus nasolakrimalis. 1.5 Dakrioadenitis Radang akut kelenjar lakrimal. Paling sering pada anak-anak sebagai komplikasi parotitis epidemika, campak, atau influenza. Dan pada orang dewasa berhubungan dengan gonore. Dakriadenitis menahun mungkin akibat dari infiltrasi limfositik jinak, Limfoma, leukimia atau tuberclosis. Sering bilateral pada sarcoidosis. Bila disertai pembengkakan kelenjar parotis di sebuit syndom Mikulicz. Gejalanya nyeri hebat, pembengkakan dan pelebaarn pembuluh darah di temporal palpebra superior seperti kurva huruf S. II. Gangguan Sistem Eksresi 2.1 Dakriosistitis Infeksi dari sakus lakrimalis, biasa terjadi pada bayi atau pada wanita pasca menopause. Biasanya unilateral dan selalu sekunder terhadap obstruksi duktus nasolakrimalis. Bisa juga terjadi setelah trauma atau disebabkan oleh suatu dakriolit. Pada anak-anak sering disebabkan oleh infeksi Haemophilus influenzae dan harus segera di terapi secara agresif karena resiko timbulnya selulitis orbital. Dakrisistitis akut pada dewasa biasanya disebabkan oleh S.aureus atau S. ß hemolitikus. Pada yang menahun biasanya di sebabkan oleh S. pnemoniae.
  • 10. Gejalanya berair mata dan sekret mukopurulen. Terapinya antibiotik sistemik yang memadai, disertai dengan menghilangkan obstruksi dengan cara dakriosistorinostomi. 2.2 Penyakit Kanalikuli Stenosis kanalikuli terbagi dalam kelainan kongenital dan didapat. Kelainan kongenital mencakup puncta imperforata, puncta ascecorius, fistula kanalikuler dan agenesis sistem kanalikuli. Untuk yang didapat biasanya akibat infeksi virus varicella, herpes simpleks dan adenovirus. Sebab lainnya akibat obstruksi bahkan obliterasi terjadi pada syndom Stevens-Jhonson dan pemfigoid bullous. Obstruksi total mengharuskan penggunaan sebuah duktus air mata buatan untuk mengatasi epiphora (konjungtivodakriosistorinostomi) berupa sebuah tabung kaca pirex yang diletakkan dalam sakus konjungtiva dalam rongga hidung. Kanalikulitis merupakan infeksi menahun unilateral disebabkan oleh Actinomyces israelii, Candida albicans, atau Aspergillus sp. Infeksi biasanya mengenai kanalikulus bawah, pada orang dewasa menimbulkan konjungtivitis purulen sekunder. Gejalanya pasien mengeluh mata merah dan ada sekret. Punctum biasanya sedikit menonjol dan dan isinya dapat dikeluarkan untuk dikultur. Kemudian dilakukan irigasi untuk menjaga terbukanya saluran kadang diikuti kanalikulostomi dan dibilas dengan tinctura yodium.
  • 11. III. Gangguan Sistem Distribusi 3.1 Sindrom Mata Kering (keratokonjungtivitis sicca) Dapat disebabkan defesiensi unsur film air mata (aqueus, mucin, atau lipid), kelainan permukaan palpebra, atau kelainan epitel, tapi yang terpenting adalah keratokonjungtivitis sicca yang berhubungan dengan arthritis rematoid dan penyakit autoimun lain disebut sebagai Sindrom Sjogren. Apapun penyebabnya semua yang secara sekunder menyebakan film air mata tidak stabil. Ciri histopatologik berupa timbulnya bintik-bintik kering pada kornea dan epitel konjungtiva, pembentukan filamen, hilangnya sel goblet konjungtiva, pembesaran abnormal sel epitel non goblet, peningkatan stratifikasi sel dan penambahan keratinisasi. Gejalanya pasien mengeluh tentang sensasi gatal atau berpasir, sekresi mukus berlebihan, sensasi terbakar, fotosensitif, merah, sakit, sulit menggerakkan palpebra, tapi dapat pula tanpa gejala. Pada pemeriksaan slit Lamp terlihat tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior. Benang mukus kental kekuningan kadang terlihat dalam fornix konjungtiva inferior. Konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal, edema dan hiperemik. Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fisura interpalpebra. Sel epitel konjungtiva yang rusak terpulas dengan Bengal rose. Dan defek pada epitel kornea dapat terpulas dengan flourescein. Pada kasus lanjut dapat timbul ulkus pada kornea, penipisan kornea dan perforasi. Kadang terjadi infeksi bakteri sekunder dan berakibat parut dan vaskularisasi pada kornea, yang berakibat penurunan penglihatan. Terapinya adalah pengantian cairan berupa air mata buatan dan salep untuk pelumas jangka panjang.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA 1. Snell R, Lemp M. The Ocular Appendages. In Clinical Anatomy of the Eye. Second edition. Blackwell Science, Maldon;1998 2. American Academy of Ophtamology. Lacrymal System in: Orbit, Eyelids and Lacrimal System. The Foundation of AAO, San Fransisco;2003-2004 3. Vaughn DG, AsburyT, Riordan-Eva P. Palpebra and apparatus Lacrimalis in: H.S. Jhon, Editor. Ophtamologi Umum. Edisi 14. Penerbit Widya Medika Jakarta. 1996