SlideShare a Scribd company logo
1 of 88
Download to read offline
i
i
KONTRIBUTOR MODUL
Pratomo Cahyo Nugroho, BNPB
Novi Kumalasari, BNPB
Syauqi, BNPB
Rizki Tri Septian, BNPB
Evans Rolling, BNPB
Heni Rudiyanti, Kemenkes
Ninil Jannah, SIAP-SIAGA/DFAT
Widowati, Humanitarian Forum
Indonesia
Agung Wicaksono, BNPB
TIM PENYUSUN
B Wisnu Widjaja
Agus Wibowo
TIM PENGARAH
Nur Indriani
Ahmad Fahmi Rijal
Evira Yubelta
Muhammad Irsyadul Kirom
Kamilia Agrianti Zahrah
TIM DESAIN
Diterbitkan oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Jalan Raya Pramuka Kav. 38, Jakarta Timur 13120
Telp : (021) 29827793
Fax: (021) 21281200
Cetakan pertama, 13 November 2020
Disclaimer
Modul ini disusun dari berbagai sumber dan
merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan
sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19.
SAMBUTAN
ii
Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19) menjadi bencana ditingkat global dan telah menu-
liskan sejarah baru dalam dunia kesehatan dan kebencanaan. Penyakit COVID-19 adalah pen-
yakit infeksi yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah Coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Hubei, China.
Negara Indonesia juga mengalami dampak pandemi COVID-19. Sistem kesehatan, sosial, budaya,
ekonomi, dan lingkungan mengalami tekanan yang tinggi akibat pandemi ini. Selain itu, anak-anak harus
belajar di rumah sehingga suasana kondusif dalam kegiatan belajar mengajar terganggu dan peran kelu-
arga mendapatkan tenanan lebih tinggi, disamping pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Lumpuhnya
aktivitas ekonomi, terutama sektor informal menghambat pembangunan berkelanjutan dan meningkat-
kan angka kemiskinan.
Perubahan kebiasaan untuk merespon dan mengurangi risiko bencana pandemi wabah penyakit di-
harapkan dapat dilakukan secara masif, baik oleh pemerintah, masyarakat, sektor privat, akademisi, juga
media. Namun demikian, pemerintah sebagai pemegang otoritas mengeluarkan konsep bagaimana tu-
juan perubahan kebiasaan ini dapat diimplementasikan hingga ke penerima manfaat terkecil, yaitu mas-
yarakat.
Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berkewajiban dalam
mengkoordinasi seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan pengurangan risiko
bencana, menyiapkan salah salah satu konsep upaya perubahan perilaku melalui pendekatan
iii
gender. Penjajakan pertama pendekatan gender adalah melalui Ibu. Perempuan sebagai tonggak edukasi
dalam komunitas terkecil (keluarga) memiliki peran yang besar, kuat, dan strategis sehingga perlu diwa-
dahi dalam sebuah konsep perubahan kebiasaan. BNPB mendorong perwujudan peran gender ini dengan
menyiapkan perangkat edukasi berupa modul.
Modul ini disusun sebagai langkah awal dalam mengedukasi untuk penerapan perubahan ke-
biasaan baru yang mempertimbangkan protokol kesehatan. Modul ini disusun oleh tim penu-
lis dengan mempertimbangkan peran, tanggung jawab, dan kewenangan BNPB sebagai koordina-
tor dalam upaya PRB untuk digunakan dalam pengarusutamaan gender dalam penanggulangan
bencana. Siapapun dapat menyebarluaskan, menggunakan, menjadikan referensi, dan memutakh-
irkan modul ini agar kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan mengedukasi dapat ter-
sampaikan dan terdapat perbaikan baik substansi ataupun teknis yang tertuang dalam modul.
Kami berharap bahwa pemanfaatan modul ini untuk mendukung perubahan kebiasaan masyarakat.
Diskusi dan pemberian kritik dan saran saya harapkan agar peningkatan kualitas konsep dapat terwujud
ke depan. Atas upaya, kerjasama, dan dukungan seluruh pihak, kami mengucapkan terima kasih.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB
B. Wisnu Widjaja
PENDAHULUAN
iv
	 Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu mengenal karakteristik
COVID-19 sebagai bahaya dan risiko bencana, serta dampak bencana COVID-19 terha-
dap kehidupan dan penghidupan masyarakat.
	 Peserta diharapkan dapat melakukan penilaian tingkat risiko COVID-19 baik priba-
di maupun keluarga. Serta mampu mengetahui upaya-upaya yang diperlukan untuk men-
gurangi risiko bencana COVID-19. Sehingga dapat berkontribusi terhadap pengurangan
risiko bencana COVID-19 baik secara pribadi/keluarga dan kolektif/masyarakat luas.
KONTEN
v
KONSEPSI BENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PARADIGMANYA
KARAKTERISTIK BAHAYA COVID-19
RISIKO COVID-19 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MENINGKATKAN KAPASITAS PENANGANAN COVID-19
RISIKO DAN DAMPAK COVID-19
PENILAIAN MANDIRI COVID-19 DENGAN APLIKASI INARISK
01
02
03
04
05
06
07
1
KONSEPSI BENCANA
2
BENCANA
BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristi-
wa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manu-
sia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. (UU 24/2007)
Bencana disebabkan alam/non alam
Tiba-tiba atau perlahan-lahan
Hilangnya jiwa manusia, harta benda
Kerusakan di luar kemampuan masyarakat
Bencana
3
JENIS BENCANA
Bencana Alam diakibatkan peristiwa alam (antara lain gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor)
Bencana Non Alam diakibatkan peristiwa non alam (antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit).
Bencana Sosial diakibatkan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia (konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror).
Dalam UU 24/2007
4
PENGELOMPOKAN JENIS BENCANA
Geologi
Gempa bumi, tsunami, longsor / gerakan tanah, letusan gunung api
Teknologi
Kecelakaan transportasi, kegagalan industri
Hidro-meteorologi
Banjir, topan, banjir bandang, kekeringan, rob / air laut pasang
Lingkungan
Kebakaran, kebakaran hutan, (hapus penggundulan hutan), pencemaran, abrasi
Biologi
Epidemi, penyakit tanaman, hewan
Sosial
Konflik, terorisme
5
KEJADIAN BENCANA
BAHAYA
RISIKO BENCANA
BENCANA
KERENTANAN
PEMICU
6
BAHAYA (HAZARD)
Suatu kondisi, secara alamiah maupun
karena ulah manusia, yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian
dan kehilangan jiwa manusia.
Bahaya berpotensi menimbulkan ben-
cana, tetapi tidak semua bahaya selalu
menjadi bencana.
BAHAYA
7
KERENTANAN (VULNERABILITY)
Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat
keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
KERENTANAN
8
FAKTOR-FAKTOR KERENTANAN
Kebijakan
Adanya kebijakan pembangunan yang tidak mempertimbangkan PRB,
tidak ada kebijakan PRB
Sosial
Kecelakaan transportasi, kegagalan industri
Fisik
Prasarana dasar, konstruksi, bangunan
Lingkungan
Pendidikan,kesehatan, politik, hukum, kelembagaan
Ekonomi
Kemiskinan, penghasilan, nutrisi
9
BAHAYA DAN KERENTANAN
Bahaya merupakan fenomena atau
kondisi yang sulit untuk diubah atau
diperbaiki.
Kerentanan merupakan situasi/sikap/
perilaku individu/masyarakat yang rela-
tif dapat dilakukan perubahan.
Oleh karena itu Pengurangan Risiko
Bencana dapat dilakukan dengan cara
memperkecil kerentanan.
WASPADA
10
BAHAYA DAN KERENTANAN
BAHAYA
BAHAYA KERENTANAN BAHAYA
KEREN-
TANAN
BENCANA
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KEREN-
TANAN
11
BERBAGAI PANDANGAN
TENTANG BENCANA
Konvensional
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Terapan
Progresif
Ilmu Sosial
Holistik
Pandangan ini menganggap bencana merupakan takdir.
Terjadinya bencana merupakan suatu:
- musibah atau kecelakaan;
- tidak dapat diprediksi;
- tidak menentu terjadinya;
- tidak terhindarkan;
- tidak dapat dikendalikan.
Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’
dari pihak luar.
12
PANDANGAN KONVENSIONAL
13
PANDANGAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
Pandangan ini menganggap bencana sebagai unsur lingkungan fisik
yang membahayakan kehidupan manusia.
Sebagai kekuatan alam yang luar biasa.
Bencana merupakan proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi.
Pandangan ini menganggap semua bencana adalah peristiwa alamiah,
tidak memperhitungkan manusia sebagai penyebab bencana.
Pandangan ini melihat bencana didasarkan pada besarnya ketahanan
atau tingkat kerusakan akibat bencana.
Pandangan ini dilatar-belakangi oleh ilmu-ilmu teknik sipil bangunan/
konstruksi.
Pengkajian bencana lebih ditujukan pada upaya untuk meningkatkan
kekuatan fisik struktur bangunan untuk memperkecil kerusakan.
14
PANDANGAN ILMU TERAPAN
15
PANDANGAN PROGRESIF
Pandangan ini menganggap bencana sebagai bagian yang biasa
dan selalu terjadi dalam pembangunan.
Bencana sebagai masalah yang tidak pernah berhenti dalam
proses pembangunan.
Peran pemerintah dan masyarakat dalam manajemen bencana
adalah mengenali bencana itu sendiri.
Pandangan ini memfokuskan pada bagaimana tanggapan dan kesia-
pan masyarakat menghadapi bahaya.
Bahaya adalah fenomena alam, akan tetapi bencana bukanlah alami.
Besarnya bencana tergantung pada perbedaan tingkat kerentanan
masyarakat menghadapi bahaya atau ancaman bencana.
16
PANDANGAN ILMU SOSIAL
17
PANDANGAN HOLISTIK
Pendekatan ini menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko.
Gejala alam dapat menjadi bahaya, jika mengancam manusia
dan harta benda.
Bahaya akan berubah menjadi bencana, jika bertemu dengan
kerentanan dan ketidakmampuan masyarakat
18
PENANGGULANGAN
BENCANA DAN
PARADIGMANYA
19
PENANGGULANGAN BENCANA
Paradigma Penanggulangan Bencana
PANDANGAN KONVENSIONAL
Menganggap bencana merupakan takdir, sehingga
terjadinya bencana merupakan suatu musibah
atau kecelakaan, tidak dapat diprediksi, tidak
menentu terjadinya, tidak terhindarkan, dan tidak
dapat dikendalikan; masyarakat dipandang se-
bagai „korban” dan „penerima bantuan” – harus
ditransformasikan ke pandangan holistik
PANDANGAN HOLISTIK
Menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta
kapasitas masyarakat dalam menghadapi bahaya
dan risiko. Selain itu gejala alam dapat menjadi
bahaya, jika mengancam manusia dan harta benda,
sedangkan bahaya akan berubah menjadi bencana,
jika bertemu dengan kerentanan dan
ketidakmampuan masyarakat.
Pengurangan risiko difokuskan pada analisis risiko bencana, ancaman, kerentanan dan kemampuan
masyarakat. Tujuan utama pengurangan risiko adalah untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengelola dan mengurangi risiko, dan juga mengurangi terjadinya bencana, dilakukan bersama
oleh semua parapihak (stakeholder) dengan pemberdayaan masyarakat.
20
BENCANA DAN RISIKO BENCANA
BENCANA
Gangguan serius terhadap keberfungsian mas-
yarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang
meluas pada kehidupan manusia dari segi ma-
teri, ekonomi atau lingkungan, dan gangguan itu
melampaui kemampuan masyarakat yang ber-
sangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan
sumber daya mereka sendiri.
RISIKO BENCANA
Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangn-
ya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
Ada 3 Jenis Bencana :
bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial
21
RISIKO BENCANA
R = H V
C
X
I
R = Risk (Risiko)
H = Hazard (Bahaya)
V = Vulnerability (Kerentanan)
C = Capacity (Kapasitas)
• Risiko akan rendah jika ancaman rendah
• Risiko akan rendah jika kerentanan rendah
• Risiko akan rendah jika kapasitas tinggi
BAHAYA
Suatu fenomena, substans, aktivitas manusia atau kondisi
berbahaya yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, ced-
era atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta
benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan
sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
KERENTANAN
Merupakan kondisi sebagai konsekuensi dari faktor fisik,
ekonomi, sosial, lingkungan masyarakat yang mengurangi
kemampuan orang untuk mencegah, menanggulangi ben-
cana, menghindari atau bereaksi ketika terjadi bahaya.
KAPASITAS
Merupakan aset, keterampilan atau sumber daya yang
dimiliki orang atau masyarakat yang membuat mereka
mampu mengurangi risiko, atau bertahan ketika bahaya
terjadi.
Risiko = Bahaya X Kerentanan Kapasitas
22
BENCANA NON ALAM
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi dan wabah penyakit.
Bahaya Biologis adalah proses atau fenomena
yang bersifat organik atau yang dinyatakan oleh
vektor-vektor biologis, termasuk keterpaparan
terhadap mikro-organisme yang bersifat patogen,
toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa men-
gakibatkan hilangnya nyawa, cedera, sakit atau
dampak-dampak kesehatan lainnya, kerusakan
harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan,
gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan
lingkungan.
23
ASPEK PEMBANGUN
RISIKO BENCANA ALAM
Contohnya:
Gempa bumi
tsunami, banjir,
longsor, banjir
bandang, letusan
gunung api, angin
puting beliung, dll
Berada di kawasan rawan bencana
Berada di kawasan padat penduduk
dan tidak tertata
Layanan peringatan dini bencana
terbatas
Layanan dan fasilitas kesehatan
terbatas
Fasilitas kritis terbatas (listrik, air,
energi, telekomunikasi)
Perlindungan dan jaminan sosial
masyarakat terbatas
Tingkat pendidikan terbatas
Tingkat ekonomi terbatas (miskin)
Memiliki kebutuhan khusus
(disabilitas)
Berpengetahuan dalam pengurangan risiko
bencana
Berlatih perlindungan/penyelamatan diri
Memiliki strategi pengurangan risiko bencana
Memiliki struktur bangunan yang aman
bencana
Memiliki rencana penanganan kedaruratan
bencana
Memiliki satuan tugas dan relawan penanga-
nan kedaruratan bencana
Memiliki sarana dan peralatan penanganan
kedaruratan bencana
Memiliki persediaan bahan kebutuhan pokok
Memiliki asuransi bencana
Bahaya Kerentanan Kapasitas
24
ASPEK PEMBANGUN
RISIKO BENCANA NON ALAM
Contohnya:
SARS, MERS,
COVID-19
Kawasan padat penduduk dan tidak tertata
Kawasan pusat pertumbuhan ekonomi
utama regional/nasional
Wilayah perbatasan
Memiliki fasilitas pintu-masuk ke wilayah
Peringatan dini KLB/wabah/epidemi
terbatas
Kapasitas/kemampuan tenaga
kesehatan terbatas
Kapasitas/kemampuan fasilitas
kesehatan terbatas
Layanan air bersih terbatas
Perlindungan dan jaminan sosial Tingkat
pendidikan terbatas
Tingkat ekonomi terbatas (miskin)
Memiliki faktor komorbid
Memiliki kebutuhan khusus (lanjut usia)
Lokasi pengungsian bencana
Kondisi transit
Berpengetahuan tentang bahaya biologis
Berkebiasaan hidup bersih dan sehat
Berkepedulian dalam mencegah dan mengu-
rangi risiko (infeksi penyakit)
Memiliki protokol kesehatan dalam penanga-
nan wabah/epidemi
Memiliki strategi pencegahan dan kesiapsiag-
aan wabah (penyakit infeksi menular)
Memiliki struktur bangunan yang
berventilasi baik
Memiliki sarana dan bahan mencuci tangan
Memiliki rencana penanganan kedaruratan
bencana (rencana kontingensi atau operasi
bencana)
Memiliki sarana dan peralatan penanganan
Memiliki satuan tugas dan relawan
penanganan kedaruratan bencana
Memiliki persediaan bahan
kebutuhan pokok
Bahaya Kerentanan Kapasitas
25
ASPEK PEMBANGUN
RISIKO BENCANA
	 Saat ini penanggulangan bencana
mengalami beberapa perubahan paradig-
ma, antara lain adalah penanggulangan
bencana bukan hanya tanggap darurat
tetapi juga keseluruhan manajemen risiko
& pembangunan, selain itu perlindungan
sebagai bagian hak asasi dan bukan sema-
ta kewajiban pemerintah. Dengan adanya
demokratisasi dan otonomi daerah PB saat
ini menjadi tanggungjawab Pemda & mas-
yarakat, selain itu PB bukan hanya tang-
gung jawab pemerintah tetapi juga urusan
bersama masyarakat.
26
KARAKTERISTIK BAHAYA
COVID-19
27
COVID-19 adalah penyakit menular
yang disebakan oleh Severe Acute Respi-
ratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
CoV2), coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan China, pada
Desember 2019
Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)
28
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan.
Virus ini dinamakan berdasarkan bentuknya yang mirip seperti
mahkota (corona).
COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat
ke beberapa negara dibanding SARS.
Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa
hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sin-
drom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavi-
rus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya.
Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding
COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak diban-
ding SARS.
29
Cara penularan utama COVID-19 adalah
melalui tetesan kecil (droplet) yang dikelu-
arkan pada saat seseorang batuk atau ber-
sin.
Droplet merupakan partikel berisi air den-
gan diameter >5-10 µm
Kita harus lebih waspada dengan adanya
mikro droplet yang mampu bertahan di
udara tanpa sirkulasi yang memadai. Mikro
droplet ini adalah droplet yang ukurannya
lebih kecil dan bisa berada di udara untuk
waktu relatif lama apalagi pada ruangan
dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang
tidak maksimal (ruangan tertutup).
BAGAIMANA PENULARANNYA?
Disinfektan sederhana dapat membunuh
virus tersebut sehingga tidak mungkin
menginfeksi orang lagi.
COVID-19 utamanya ditularkan dari orang
yang bergejala (simptomatik) ke orang lain
yang berada jarak dekat melalui droplet.
Sampaisaatinibelumdiketahuidenganpas-
ti berapa lama COVID-19 mampu bertahan
di permukaan suatu benda, meskipun studi
awal menunjukkan bahwa COVID-19 dapat
bertahan hingga beberapa jam, tergantung
jenis permukaan, suhu, atau kelembaban
lingkungan.
Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19
sedang dalam tahap pengembangan/uji
coba
30
PENULARAN COVID-19
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.
Penyakit ini dapat menyebar dari orang-orang melalui tetesan kecil
(droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk, bersin, atau ber-
bicara. Bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa senga-
ja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita
penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari
orang lain.
Droplet tersebut dapat juga jatuh pada benda di sekitarnya, kemudi-
an jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi
dengan droplet tersebut dan orang itu menyentuh mata, hidung atau
mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19.
Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk mencuci tangan secara
teratur dengan sabun dan air mengalir atau membersihkannya
dengan alkohol.
Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang
terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi.
31
GAMBARAN UMUM COVID-19
Demam Sesak
Kasus berat dan kematian meningkat
pada orang pada kondisi penyerta:
P.Jantung, DM Penyakit Paru Kronis,
Hipertensi, Kanker, Usia>60 tahun
Nyeri
Tenggorokan
Batuk
Pada umumnya gejala ringan-sedang
Gejala Berat
Membutuhkan
Perawatan
ICU (Kritis)
80%
15%
5%
32
GAMBARAN UMUM COVID-19
Demam, ispa ringan-berat
Orang tua dan orang dengan imunitas
rendah lebih rentan terinfeksi
Rata-rata 5-6 hari, dengan range antara1-14 hari
namun dapat mencapai 14 hari.
Penularan dapat terjadi antar manusia
Melalui percikan atau percikan batuk (droplets)
Transmisi udara dimungkinkan dalam keadaan khusus
dimana prosedur atau perawatan suportif
yang menghasilkan aerosol
GEJALA
CARA PENULARAN
MASA INKUBASI
33
GAMBARAN UMUM COVID-19
Demam, ispa ringan-berat
Orang tua dan orang dengan imunitas
rendah lebih rentan terinfeksi
Belum ada vaksin dan obat yang spesifik
Pengobatan yang ditujukan sebagai terapi
symptomatis dan suportif.
Vaksin masih dalam tahap pengembangan
Dilakukan di masyarakat dan fasilitas
pelayanan kesehatan
Penegakan Diagnosa
Pengobatan dan
Tatalaksana Klinis
Pencegahan
34
KOMORBID
Komorbid
Kemenkes menyebutkan penyakit tidak menu-
lar (PTM) menjadi penyakit penyerta (komorbid)
COVID-19 seperti hipertensi, diabetes melitus,
penyakit jantung, gagal ginjal, stroke dan kanker.
Penderita PTM sangat berisiko tinggi jika terinfek-
si COVID-19.
Bagi penderita PTM tersebut harus lebih waspada
dengan menjaga pola hidup bersih & sehat (PHBS).
Kelompok rentan yang mempunyai PTM juga
mempunyai risiko tinggi untuk tertular COVID-19.
Banyak kasus pasien positif COVID-19 yang
meninggal dunia, disebabkan karena memliki PTM
tersebut sebagai komorbid.
35
KELOMPOK RENTAN
Kelompok Rentan
Pemeriksaan Anggota Keluarga yang Masuk
Kelompok Rentan. Pada rumah tangga penting un-
tuk dapat memetakan isi rumah (penghuni rumah)
dengan segala kelebihan & kekurangannya seperti
ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, kakek,
nenek, asisten rumah tangga, dll.
Disini perlu jelas siapa saja anggota keluarga yang
termasuk dalam kelompok rentan (orang lanjut
usia/lansia, ibu hamil, ibu menyusui, anak bawah
umur lima tahun/balita, penyandang disabilitas).
Apa yang harus dilakukan kapada: lansia,
ibu hamil, ibu menyusui, anak balita,
penyandang disabilitas?
36
RISIKO COVID-19
DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
37
KAPASITAS
PENANGANAN COVID-19
Disiplin untuk memakai masker,
jaga jarak & cuci tangan dengan
sabun/hand sanitizer
Punya informasi yang cukup ter-
kait COVID-19 & tidak gampang
“termakan” informasi hoaks
Berolahraga secara
teratur
Punya perlengkapan keseha-
tan cadangan bila bepergian
seperti masker, hand sanitizer,
sarung tangan (kain/karet).
Punya aplikasi pencegahan
COVID-19 di telepon pin-
tar seperti InaRisk Person-
al/ Peduli Lindung /Bersatu
Lawan COVID-19
Istirahat dan tidur
cukup
Punya daya tahan
tubuh dan imunitas
yang tinggi
38
	 Dalamsituasipandemik,risikoterkenaviruscoronatinggi,olehkare-
nanya harus ada upaya-upaya untuk menurunkan risikonya. Hal ini sejalan
dengan ajaran ajaran agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Upaya
yang dilakukan untuk menjaga keselarasan hubungan manusia dan Tuhan
serta manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan sesamanya.
Jika lingkungan sehat maka akan berdampak membawa kesehatan buat
manusia karena terwujud keseimbangan antara manusia dengan unsur di
alam semesta.
39
AJARAN AGAMA DAN
KEPERCAYAAN INDONESIA
Pengalaman sejarah Islam membuktikan bahwa
daerah yang terkena wabah harus dihindari dan
daerah tersebut harus diisolasi agar wabah tidak
menyebar dan menularkan ke manusia dari daerah
lain. Upaya-upaya tersebut secara tidak langsung
merupakan perwujudan pengurangan risiko ben-
cana.
Islam
40
Buddha
Ada tiga landasan dasar ajaran dan anjuran tentang Dana (kerelaan), Sila ( pengendalian diri
tertib bertata susila), dan Samadhi/Meditasi/ Semedhi (pengendalian batin dan pikiran.
Manusia yang Baik =
Selaras dengan Hukum Tunggal Alam Semesta Nammyohorengekyo Muncul kesadaran
yang utuh (Kesadaran Buddha), untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, karena kita jaga
lingkungan, maka lingkungan menjaga kita, lingkungan sehat maka kita pun sehat, karena terjadi
keharmonian, terjadi keseimbangan unsur antara diri kita dengan unsur di alam semesta.
AJARAN AGAMA DAN
KEPERCAYAAN INDONESIA
41
AJARAN AGAMA DAN
KEPERCAYAAN INDONESIA
Konsep Tri Hita Karana, untuk menjaga keharmonisan hubungannya dengan menerapkan kon-
sep Niskala dan Sekala/ ‘Ngeneng dan Ngening’. Menjaga keselarasananya antara Sekala (konsep
yang terlihat) dan Niskala (konsep yang tidak terlihat), baik secara vertikal hubungan manusia
terhadap Tuhan, manusia dengan lingkungannya, maupun secara horizontal, hubungan manusia
dengan manusianya.
Hindu
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana
(Mzm.90:12). Dalam kecerdasan dan pengalamannya. Musa masih ingin belajar. Bahkan keingi-
nan belajarnya itu dijadikan doa.
Kristen Protestan
42
TINGKATAN RISIKO COVID-19
Cuci Tangan
Risiko Rendah
Penjual dan pembeli taat protokol kesehatan
dan sarpras dibuat sesuai protokol
43
TINGKATAN RISIKO COVID-19
Risiko Sedang
Aktivitas pasar yang belum 100% menerapkan Protokol
Kesehatan dan tidak adanya sarpras protokol kesehatan
44
TINGKATAN RISIKO COVID-19
Risiko Tinggi
Aktivitas pasar yang belum menerapkan Protokol Kesehatan
(tidak jaga jarak, tidak menggunakan masker, dan tidak ada
sarpras kesehatan)
Diskon 90%
45
MENINGKATKAN
KAPASITAS
PENANGANAN
COVID-19
46
MENYARING INFORMASI
Hoax
Berita bohong dan misinformasi (hoaks) terlihat se-
pele dan tanpa konsekuensi. Namun, sesungguhnya
tidak boleh dibiarkan karena dapat menyebabkan
kebingungan, kecemasan, dan bahkan kematian.
Hampir setiap negara di dunia berjuang menghada-
pi informasi palsu dan berita hoaks atau yang dise-
but sebagai “Infodemic”
Motif menyebar informasi palsu beragam, mulai
dari motivasi politis, promosi diri, bahkan promosi
usaha.
Ada sebagian orang dengan maksud baik, tanpa sa-
dar ikut menyebar informasi palsu. Mereka mengira
berita itu akan membantu teman dan kerabat.
MENYARING INFORMASI
47
Hoax
Sifat dasar manusia mudah mempercayai
berita yang berasal dari sumber yang ab-
sah. Tetapi dengan teknologi siapa pun bisa
dengan mudah membuat informasi seperti
berita asli dengan memanipulasi foto, mem-
buat dokumen yang terlihat resmi, menged-
it video atau mengubah berita asli.
Media sosial atau aplikasi seperti Whatsapp
Group memudahkan penyebaran hoax.
Semua orang dapat menerima berita secara
instan dan membaginya dalam hitungan satu
dua detik.
Cek informasi yg meragukan:
https://covid19.go.id/p/hoax-buster
Menurut para ahli, bila hoaks diulang-ulang
dan diperbesar, termasuk oleh orang-orang
berpengaruh,kebenaransesungguhnyaakan
tertutup. Pesan-pesan tentang COVID-19
atau saran-saran bagaimana melindungi diri
selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ber-
manfaat untuk dibagi ke teman dan saudara.
Tapi membagi informasi yang salah dapat
mengakibatkan dampak serius dalam ke-
hidupan seseorang.
48
PENGERTIAN ISTILAH COVID-19
Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/247/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) [9/4/2020]
Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Corona virus Disease 2019 (COVID-9) [13/7/2020]
Orang Tanpa Gejala (OTG),
Orang Dalam Pemantauan (ODP),
Pasien Dalam Perawatan (PDP)
Kasus suspek, kasus probable, kasus
konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan,
discarded, selesai isolasi, dan kematian
49
DEFINISI OPERASIONAL
Seseorang yang memiliki salah satu dari
kriteria berikut:
Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebe-
lum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal
Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat
yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit dan tidak ada penyebab lain berdasar-
kan gambaran yang meyakinkan.
Kasus suspek dengan ISPA Beerat/ARDS/mening-
gal dengan gambaran klinis yang meyakinkan
COVID-19 dan belum ada hasil pemeriksaan labo-
ratorium RT-PCR.
Keterangan: termasuk yang tidak ada hasil pemer-
iksaan lab. RT-PCR dengan alasan apapun.
Seseorang yang dinyatakan positif terinveksi virus
COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
1.
2.
3.
KASUS SUSPEK KASUS PROBABLE
KASUS KONFIRMASI
1.
2.
3.
4.
50
DEFINISI OPERASIONAL
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan
kasus probable atau konfirmasi COVID-19.
Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus
probable atau kasus konfirmasi dalam radius
1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit
atau lebih.
Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus
probable atau konfirmasi (seperti bersala-
man, berpegangan tangan, dll)
Orang yang memberikan perawatan langsung
terhadap kasus probable atau konfirmasi tan-
pa menggunakan APD yang sesuai standar.
Situasi lainnya yang mengidentifikasikan
adanya kontak berdasarkan penilaian risiko
lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
epidemologi setempat
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam
negeri (domestik) maupun luar negeri pada 14 hari
terakhir.
KONTAK ERAT PELAKU PERJALANAN
DISCARDED
KEMATIAN
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria
berikut:
Seseorang dengan status sespek dengan hasil
pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari
berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
Seseorang dengan status kontak erat yang tel-
ah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
Kematian COVID-19 untuk kepentigan
surveilans adalah kasus konfirmasi/
probable COVID-19yang meninggal
51
RISIKO DAN DAMPAK
COVID-19
52
KRONOLOGI COVID-19
WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China
WHO menetapkan
COVID-19 sebagai
pandemi
Keppres No. 7/2020 Tentang Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)
Indonesia melaporkan
kasus pertama
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/
MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi
Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai
Jenis Penyakit yang dapat Menimbulkan Wabah &
Upaya Penanggulangannya
Pemerintah China mengiden-
tifikasi kasus tersebut sebagai
jenis baru corona virus
WHO menetapkan kejadian tersebut
sebagai Kedaruratan Kesehatan Mas-
yarakat yang Meresahkan Dunia (KK-
MMD)/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC)
31 Desember 2019
11 Maret 2020
13 Maret 2020 31 Maret 2020
2 Maret 2020 4 Februari 2020
7 Januari 2020 30 Januari 2020
PP No. 21/2020 ttg Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Keppres No. 11/2020 tatang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
53
KRONOLOGI COVID-19
Permenkes No. 9/2020 tentang
Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)
Keputusan Menteri Kesehatan No-
morHK.01.07/MENKES/413/2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Corona virus Disease
2019 (COVID-19)
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengen-
dalian Corona virus Disease 2019
(COVID-19)
Keppres No. 12/2020 tentang Penetapan
Bencana Nonalam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
Bencana Nasional
3 April 2020 9 April 2020 13 April 2020
13 Juli 2020 9 Juli 2020
WHO melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi dengan
545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR
4,6%)
Kemenkesmelaporkan70.736kasuskonfirmasiCOVID-19
dg 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%)
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK SOSIAL
Dari perspektif sosial, beberapa dampak pandemi COVID-19 antara lain:
Gangguan kegiatan sosial dan peribadatan
Cara penyebaran virus COVID-19 mengubah secara drastis kebiasaan interaksi di
masyarakat. Masyarakat Indonesia terbiasa untuk berjabat tangan ketika bertemu,-
bahkan jabat tangan diajarkan kepada anak-anak sebagai salah satu cara menghorma-
ti orang yang lebih tua. Dalam masa pandemi COVID-19, karena bersentuhan tangan
bisa menjadi sarana penularan virus COVID-19, kebiasaan ini harus diubah dengan cara
bersapa lain yang tidak saling menyentuhkan tangan. Selain itu, masyarakat Indonesia
juga lekat dengan tradisi berkumpul bersama, misalnya kegiatan arisan, kumpulan RT,
pengajian, beribadat bersama, dan kegiatan-kegiatan sosial budaya keagamaan lain
yang melibatkan orang banyak. Dalam masa pandemi, semua kegiatan ini harus dihenti-
kan untuk mencegah dan menghambat penularan COVID-19. Banyak masyarakat yang
kemudian beralih ke ranah online/daring untuk tetap dapat bersosialisasi dengan aman.
Kegiatan peribadatan, seperti Ibadah Jumat, pengajian, misa, kebaktian dan kegiatan- kegiatan keagamaan lain-
nya yang bersifat massal, harus dilakukan di rumah masing- masing, dengan dipandu oleh pemimpin peribadatan
melalui layanan streaming internet. Tidak hanya pada kegiatan keagamaan rutin, bahkan Hari Raya keagamaan
pun dilakukan secara personal di rumah dengan panduan dari internet atau televisi. Tahun 2020 ini pun
mencatat terhentinya tradisi tahunan masyarakat Indonesia menjelang Lebaran, yaitu mudik. Pemerintah
melarangpelaksanaan tradisi mudik sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus COVID-19.
54
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK SOSIAL
Saling curiga antar warga masyarakat
Timbulnya rasa curiga dan berkurangnya kepercayaan terhadap orang-
orang yang ada di sekitar kita atau yang baru dikenal. Banyaknya kasus
OTG menimbulkan rasa curiga, keraguan dan ketakutan saat akan berint-
eraksi dengan orang lain. Di awal pandemi, bahkan ketika ada kejadian ke-
celakaan di jalan raya, masyarakat enggan menolong karena takut terkena
virus COVID-19. Kecurigaan juga timbul karena ada sebagian masyarakat
yang tidak mematuhi atau kurang disiplin dalam menerapkan protokol kes-
ehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Stigmatisasi dan pengucilan penderita COVID-19 dan keluarganya
Di beberapa daerah, ditemui beberapa kasus dimana masyarakat men-
jauhiataumengucilkanwargapenderitaCOVID-19dankeluarganya(Kom-
pas, 30 Juni 2020, 14 Mei 2020). Bahkan sempat terjadi kasus pengusiran
tenaga kesehatan dari rumah kost mereka, walaupun kemudian setelah
kasus ini dibuka di media, pemilik kost meminta maaf (Kompas, 28 April
2020). Hal ini terjadi karena kurangnya edukasi dari sumber resmi
dan terlalu banyaknya informasi-informasi sesat yang beredar di
masyarakat.
55
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK SOSIAL
Meningkatnya KDRT
Selama masa pandemi, terutama dalam periode penerapan
PSBB, perempuan merupakan kelompok masyarakat yang
palingrentanterhadapkekerasandalamrumahtangga.Survei
yang dilakukan Komnas Perempuan memperlihatkan adanya
peningkatan frekuensi dan intensitas kekerasan dalam ru-
mah tangga selama pandemi COVID-19. Selain itu, adanya
larangan bepergian membuat perempuan yang mengalami
kekerasan harus berhadapan dengan pelaku kekerasan 24/7
tanpakesempatanuntukmencariperlindungandiluarrumah.
Selain perempuan, anak-anak juga rentan terhadap ke-
kerasan di dalam rumah tangga. Keharusan tinggal di rumah,
ancaman ekonomi dan keadaan yang serba tidak pasti, akan
berakibat pada naiknya tingkat stress orang tua sehingga ber-
potensi untuk melampiaskan kepada anak-anak.
56
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK EKONOMI
Akibat pandemi COVID-19 dari sisi ekonomi adalah:
Terganggunya perekonomian negara
Pandemi COVID-19 juga mengganggu perekonomian negara.
Pandemi berdampak negatif pada indeks bursa saham dunia, ter-
masuk di Indonesia. Selain itu, pada bulan Maret, nilai tukar Rupi-
ah sempat jatuh mencapai angka 17 ribu per dolar. Jatuhnya nilai
tukar Rupiah ini sangat mempengaruhi pelaku usaha, terutama di
sektor riil. Menurut Bank Indonesia, sampai bulan Maret 2020,
aliran modal asing yang keluar dari Indonesia (outflow) sudah men-
capai Rp 125,2 triliun, dengan jumlah outflow di bulan Maret 2020
sendiri mencapai Rp 104,7 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indone-
sia juga berpotensi terganggu akibat berkurangnya daya beli dan
penurunan tingkat konsumsi masyarakat di masa pandemi. Kebija-
kan sejumlah negara untuk melakukan lockdown atau penghentian
kegiatan masyarakat berdampak pada penurunan permintaan ba-
han mentah, seperti batu bara dan kelapa sawit, yang merupakan
komoditi ekspor andalan Indonesia, yang pada akhirnya akan men-
gurangi penerimaan negara. 57
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK EKONOMI
Peningkatan jumlah penduduk miskin
Dari segi sosial-ekonomi, Indonesia memiliki jumlah pen-
duduk miskin yang besar, yang semakin bertambah akibat
adanya pandemi COVID-19. Badan Pusat Statistik menya-
takan, pada Maret 2020 terjadi peningkatan jumlah pen-
duduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan peri-
ode September 2019. Dengan demikian, jumlah penduduk
miskin saat ini menjadi sebanyak 26,42 juta orang. Peningka-
tan jumlah penduduk miskin ini antara lain disebabkan oleh
kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang menggang-
gu aktivitas perekonomian dan mengurangi pendapatan pen-
duduk. Kondisi pandemi mempengaruhi seluruh lapisan mas-
yarakat, tetapi dampak yang lebih dalam paling dirasakan
oleh masyarakat lapisan bawah. Berdasarkan survei sosial
demografi BPS, 70% kelompok masyarakat berpendapatan
rendah mengaku mengalami penurunan pendapatan.
58
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK EKONOMI
Gangguan terhadap kegiatan usaha
Pandemi COVID-19 telah mengganggu jalannya kegiatan usaha di Indonesia. Menurut BPS, 4 dari 10
perusahaan di Indonesia berhenti beroperasi di masa pandemi ini. Bahkan di lima provinsi dengan kasus
COVID-19 paling banyak, secara rata-rata ditemui separuh dari perusahaan yang ada berhenti beroper-
asi.
Perusahaan yang masih beroperasi menerapkan berbagai kebijakan untuk menyesuaikan diri dan me-
matuhi protokol kesehatan dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mencegah penye-
baran COVID-19. Pengurangan jam kerja dan pemberlakukan Work From Home (Bekerja dari Rumah)
merupakan kebijakan yang paling banyak diambil.
Industriyangtergantungpadarantaipasokanglobalumumnyaterkenadampaktingkattinggi,misalnya
perusahaan manufaktur otomotif. Sejumlah negara, termasuk Tiongkok yang merupakan pusat produk-
si barang dunia, mengambil kebijakan untuk melakukan lockdown sehingga mengakibatkan penurunan
produksi bahan baku yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia, seperti bahan baku plastik, tekstil, suku
cadang elektronik, suku cadang komputer, dan lain sebagainya. Selain itu, pembatasan transportasi antar
negara membuat arus pasokan bahan baku manufaktur mengalami kelambatan sehingga
menghambat proses produksi.
59
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK EKONOMI
Industri lain yang terpukul oleh pandemi adalah in-
dustri pariwisata dan seni budaya. Larangan bepergian,
baik domestik maupun internasional, memberikan
pukulan telak bagi industri pariwisata dan sektor lain
yang terkait pariwisata. Daerah yang mengandalkan
sektor pariwisata sebagai penyumbang pendapatan
daerah terbesar mengalami penurunan pendapatan
daerah akibat ditutupnya tempat-tempat wisata. Selain
itu, penutupan tempat wisata juga berpengaruh pada
para pekerja yang juga mengandalkan pemasukan dari
sektor pariwisata, terutama pekerja sektor informal
yang penghasilannya tidak tetap. Pandemi juga menga-
kibatkan dampak negatif pada sektor seni budaya dan
kreatif. Larangan berkerumun dan pembatasan sosial
mengakibatkan berhentinya aktivitas para pekerja seni
dan kreatif sehingga banyaknya pekerja seni yang kehi-
langan penghasilan.
60
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK EKONOMI
Meningkatnya pengangguran
Gangguan operasi di berbagai sektor usaha telah meningkatkan angka pengangguran di Indonesia.
Banyak perusahaan terpaksa mengurangi jumlah pekerja, baik secara tetap maupun temporer, untuk
menjaga kelangsungan usaha. Sampai dengan akhir Juni 2020, Bappenas memperkirakan jumlah angka
pengangguran di Indonesia meningkat 3,7 juta orang akibat pandemi.
Pekerja sektor informal juga sangat dirugikan akibat pandemi. Para pekerja informal yang biasanya
mendapatkan pendapatan harian kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah pekerja
warung, toko kecil, pedagang asongan, pedagang di pasar, pengendara ojek online, hingga pekerja lain
yang menggantungkan hidup dari pendapatan harian termasuk di pusat-pusat perbelanjaan. Banyak dari
pekerja sektor informal di Jakarta yang memilih pulang kampung ke daerah masing-masing karena tidak
sanggup menanggung beban kehidupan tanpa adanya kepastian pemasukan. Dalam kurun waktu dela-
pan hari di akhir bulan Maret 2020, tercatat 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih
14.000 penumpang dari Jabodetabek, menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Se-
bagian besar dari mereka adalah pekerja informal yang mencari nafkah di ibu kota. Eksodus pekerja ini
berpotensi menimbulkan masalah baru di daerah tujuan, seperti meningkatnya
potensi penyebaran virus di daerah serta membebani anggaran daerah.
61
RISIKO BENCANA COVID-19:
DAMPAK EKONOMI
Permainan harga dan Penimbunan alat perlindungan diri dan alat kesehatan
Sejak jumlah korban COVID-19 terus meningkat di Indonesia, beberapa barang menjadi langka di pasa-
ran, bahkan bila ada stok pun dijual dengan harga berkali-kali lipat dari harga sebelum pandemi. Beberapa
barang yang menjadi langka, seperti masker, handsanitizer, cairan pembunuh kuman, dan APD, di beber-
apa bulan awal pandemi sempat dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan harga semula.
Masyarakat dengan kondisi ekonomi kuat ikut memperburuk situasi dengan melakukan panic buying dan
menimbun barang-barang tersebut.
Panic buying
Bukan hanya terjadi pada alat-alat pelindung diri, masyarakat juga berbondong- bondong membeli ba-
rang-barang kebutuhan pokok dengan jumlah banyak, seiring dengan adanya isu lockdown di Indonesia.
Penimbunan barang akibat terjadi sesuatu yang darurat ini disebut dengan panic buying. Direktur Ekse-
kutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartanti mengatakan bah-
wa perilaku panic buying disebabkan oleh faktor psikologis terjadi akibat informasi tidak sempurna atau
menyeluruh yang diterima oleh masyarakat. Kurangnya informasi tersebut menyebabkan masyarakat
panik sehingga merespon dengan belanja secara masif dalam upaya penyelamatan diri. Kekhawatiran
yang dirasakan oleh masyarakat yaitu khawatir harga naik jika tidak segera belanja dan khawatir
barang akan segera habis.
62
RISIKO BENCANA COVID-19:
LAYANAN SIPIL MASYARAKAT
Pandemi COVID-19 juga berdampak pada pemberian layanan sipil kepada masyarakat. Kebijakan pem-
batasan bepergian dan berinteraksi telah mengganggu pemberian layanan pemerintah kepada mas-
yarakat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Gangguan layanan kesehatan masyarakat
Penanganan Pandemi COVID-19 sangat banyak menyerap sumberdaya di bidang kesehatan, baik tena-
ga kesehatan maupun fasilitas kesehatan. Selain itu, demi keamanan diri, masyarakat juga dihimbau untuk
tidak datang ke fasilitas layanan kesehatan jika sakit yang diderita tidak parah. Kondisi ini mengakibatkan
gangguan terhadap pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama mereka yang harus berobat
secara rutin, misalnya lansia.
BerdasarkanhasilsurveiKementrianKesehatan,padamasaawalPandemi,jugatelahterjadipenundaan
dan/atau penghentian layanan imunisasi, baik di Posyandu maupun Puskesmas. Kondisi ini disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, gangguan suplai logistik ke fasilitas layanan kesehatan, pengalihan tena-
ga kesehatan untuk menangani COVID-19, serta adanya kekhawatiran baik dari pihak pemberi layanan
kesehatan maupun orang tua balita.
63
RISIKO BENCANA COVID-19:
LAYANAN SIPIL MASYARAKAT
Gangguan layanan umum pemerintahan
Kebijakan Bekerja dari Rumah tidak hanya dit-
erapkan di sektor swasta, tetapi juga di instansi pe-
merintahan sendiri. Supaya tetap dapat melayani
masyarakat, kantor-kantor pemerintahan mener-
apkan sistem piket bergantian, sehingga layanan
tetap bisa diberikan walaupun sangat terbatas.
Prosedur pelayanan mengalami perubahan untuk
mengakomodasi protokol kesehatan dan memini-
malisir risiko penyebaran COVID-19. Timbul berb-
agai persoalan baru seperti ketidaksiapan ASN
dalam menggunakan teknologi internet/daring,
prosedur layanan alternatif yang belum tercakup
dalam standar pelayanan publik, fasilitas layanan
yang tidak memadai penerapan protokol keseha-
tan, serta penurunan jumlah masyarakat yang bisa
dilayani dalam sehari.
64
RISIKO BENCANA COVID-19:
LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan sampah
Di masa pandemi, dampak terhadap lingkungan hidup yang
paling jelas adalah meningkatnya sampah, terutama sampah
plastik. Sampah ini berasal dari limbah medis sekali pakai, seperti
sarung tangan hingga kemasan plastik lainnya. Selain berasal dari
rumah sakit, juga berasal dari masyarakat dalam bentuk masker
sekali pakai. Peningkatan volume sampah dari masker sekali pa-
kai sangat drastis, karena dalam waktu bersamaan, semua orang
membutuhkan dan mengenakan masker sekali pakai yang jangka
waktu pemakaiannya terbatas. Selain itu peningkatan sampah ini
juga berasal dari kemasan makanan karena masyarakat memilih
makanan kemasan dan membeli makanan untuk dibawa pulang.
65
CATATAN LAIN, RISIKO
BENCANA COVID-19
Lingkungan Hidup
Di sisi lain, pandemi telah mengurangi tingkat polusi udara global akibat adanya larangan bepergian.
Perbandingan analisis satelit menunjukkan berkurangnya polutan- polutan seperti NO2 secara drastis.
Di Indonesia sendiri, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menginfromasikan
bahwa kualitas udara pada Maret tahun 2020 lebih bersih dibandingkan Maret tahun 2019 (Kompas.
com, 24 April 2020).
Namun, para ahli mengingatkan bahwa kondisi ini hanyalah sementara saja, karena ketika kondisi tel-
ah pulih pasca pandemi, aspek-aspek kehidupan yang terhenti akan kembali berjalan seperti semula. Tin
kat polusi udara akan kembali seperti sebelum pandemi, kecuali jika kemudian ada perubahan kebijakan
dan/atau komitmen dari kalangan industri sehingga tingkat polusi udara bisa ditekan.
Peningkatan metode interaksi daring
Akibat larangan berkumpul, maka supaya tetap bisa berinteraksi baik untuk keperluan profesional/
pekerjaan, pendidikan, maupun kebutuhan interaksi lainnya, digunakanlah interaksi virtual melalui inter-
net. Sayangnya, di Indonesia, tidak semua wilayah sudah dijangkau oleh jaringan internet yang memadai,
terutama di wilayah terpencil. Kondisi ini mempertegas bahwa fungsi teknologi menjadi sangat penting
sebagai perantara interaksi sosial masyarakat masa kini, sekaligus membuka kenyataan kurang
meratanya pembangunan dan kurang meluasnya jangkauan teknologi informasi di Indonesia.
66
67
PENILAIAN MANDIRI
COVID-19 DENGAN
APLIKASI INARISK
InaRISK Personal
PENILAIAN MANDIRI COVID-19
Penilaian mandiri COVID-19 merupakan aplikasi berbasis
teknologi informasi yang terintegrasi dalam InaRISK Per-
sonal, untuk mengetahui tingkat risiko COVID-19.
Penilaian Mandiri dilaksanakan melalui partisipasi
masyarakat sebagai upaya mempercepat penanganan
COVID-19.
Sasaran: Pribadi, Keluarga, Desa/Keluarga.
Aplikasi InaRISK Personal dapat diunduh di Playstore
atau IOS.
Panduan penggunaan InaRISK Personal dapat dilihat pada
Panduan Penggunaan Inarisk untuk Mengetahui Risiko
COVID-19: InaRISK Personal Penilaian Mandiri untuk
Pribadi.
68
69
PANDUAN PENGGUNAAN
APLIKASI INARISK
Download secara gratis di:
Panduan Penggunaaan
Aplikasi inaRISK
untuk mengetahui
risiko COVID-19
70
Download Aplikasi
di Google Playstore
atau Apple Appstore
Halaman muka akan langsung
merujuk pada Lokasi tempat
kita berada atau gunakan kolom
pencarian untuk menemukan
lokasi tempat tinggal.
Pilih layer Bahaya COVID-19
untuk melihat zona bahaya
PANDUAN PENGGUNAAN
APLIKASI INARISK
1
2 3
71
Pilih Info Bahaya
untuk mengetahui
tingkat risikonya
Pilih kelas bahaya
COVID-19
Pahami dan ikuti
saran mitigasinya
PANDUAN PENGGUNAAN
APLIKASI INARISK
4 5 6
72
Pilih Info Bahaya
untuk mengetahui
tingkat risikonya
Pilih kelas bahaya COVID-19 Klik Mulai Penilaian
PENILAIAN MANDIRI
INDIVIDU
7 8 9
73
Lengkapi Biodata, Potensi Tertular di Luar Rumah, Potensi Tertular di Dalam Rumah,
Daya Tahan Tubuh lalu klik Save untuk mengakhiri
PENILAIAN MANDIRI
INDIVIDU
10 11 12 13
74
Muncul Status Anda,
Pahami dan ikuti
saran mitigasinya
Klik RS Rujukan Terdekat untuk
mengetahui daftar Rumah Sakit
Hasil penilaian risiko dapat
dilihat di halaman awal, Pilih
menu COVID-19 lalu
Penilaian Risiko Personal
PENILAIAN MANDIRI
INDIVIDU
14 15 16
75
Pilih ID Assasement
yang ada
Untuk melihat semua yang telah
melakukan penilaian mandiri
dalam peta, Pilih menu COVID-19
lalu pilih Peta Responden
Peta sebaran yang
telah melakukan
Penilaian Mandiri
PENILAIAN MANDIRI
INDIVIDU
17 18 19
76
Pilih icon KATANA
(Keluarga Tangguh Bencana)
untuk penilaian mandiri
Klik Mulai Penilaian
PENILAIAN MANDIRI
KELUARGA
1 2
77
Lengkapi Biodata, Pengetahuan Tentang COVID-19, Lingkungan Rumah, Kondisi Tempat
Tinggal (Rumah), Perilaku/Kebiasaan, Rencana Keluarga dan Kapasitas Keluarga.
PENILAIAN MANDIRI
KELUARGA
3 4 5 6
78
Setelah selesai mengisi, lalu klik Save untuk mengakhiri. Muncul Status Anda,
Pahami dan ikutin
saran mitigasinya.
PENILAIAN MANDIRI
KELUARGA
7 8 9 10
79
Pilih ID Assasement
yang ada
Untuk melihat semua yang telah
melakukan penilaian mandiri dalam
peta, Pilih menu COVID-19 lalu
pilih Peta Respondent
Peta sebaran yang
telah melakukan
Penilaian Mandiri
PENILAIAN MANDIRI
KELUARGA
11 12 13
REFERENSI
vi
http://inarisk.bnpb.go.id/panduan_singkat_ina.pdf
https://covid19.go.id/p/panduan/panduan-penggunaan-inarisk
https://covid19.go.id
https://covid19.kemkes.go.id/
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Wisner, et al, 2006; von Kotze and Hollaway, 1999. Heijmans & Victoria, (2001). Vulnerability, [R=(HXV)].
Didukung Oleh :

More Related Content

What's hot

Kb 1 konsep dasar bencana
Kb 1 konsep dasar bencanaKb 1 konsep dasar bencana
Kb 1 konsep dasar bencanapjj_kemenkes
 
Manajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuManajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuSegarnis Dhiasy
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527STISIPWIDURI
 
Kb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencana
Kb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencanaKb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencana
Kb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencanapjj_kemenkes
 
Kb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencanaKb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencanapjj_kemenkes
 
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Bondan Palestin
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526STISIPWIDURI
 
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratKetahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratDhenok Citra Panyuluh
 

What's hot (10)

Kb 1 konsep dasar bencana
Kb 1 konsep dasar bencanaKb 1 konsep dasar bencana
Kb 1 konsep dasar bencana
 
Manajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuManajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individu
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
 
Kb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencana
Kb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencanaKb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencana
Kb 1 konsep dasar manajemen penanggulangan bencana
 
Kb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencanaKb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencana
 
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
 
9. gizi bencana
9. gizi bencana9. gizi bencana
9. gizi bencana
 
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratKetahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
 
Laporan minggu 1
Laporan minggu 1Laporan minggu 1
Laporan minggu 1
 

Similar to PRB COVID-19

Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdfPendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdfNatifatullatifah
 
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptxPPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptxTrivosaSiby
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptxPuskesmasmusuk1
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaTeuku Maulidin
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxBANGSAICHANNEL
 
BENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdfBENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdfSridaniGdrive
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdfZXTTM
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaPartisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
Manajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentan
Manajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentanManajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentan
Manajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentanSugeng Ners
 
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdfmanajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdfGlenGladyPrakasa1
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjirFherdyan
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf3guna
 

Similar to PRB COVID-19 (20)

Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdfPendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
 
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptxPPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
 
BENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdfBENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdf
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaPartisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
Definisi bencana
Definisi bencanaDefinisi bencana
Definisi bencana
 
Definisi bencana
Definisi bencanaDefinisi bencana
Definisi bencana
 
Manajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentan
Manajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentanManajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentan
Manajemen Risiko pada bencana, dan kelompok rentan
 
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdfmanajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
PPT KELOMPOK 1 (1).pptx
PPT KELOMPOK 1 (1).pptxPPT KELOMPOK 1 (1).pptx
PPT KELOMPOK 1 (1).pptx
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf
 

More from Ninil Jannah

Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdfDisaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdfNinil Jannah
 
Bagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi BekerjaBagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi BekerjaNinil Jannah
 
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoSeri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoNinil Jannah
 
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti FaridSeri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti FaridNinil Jannah
 
P 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanP 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanNinil Jannah
 
Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring Ninil Jannah
 
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Ninil Jannah
 
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh LingkarPanduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh LingkarNinil Jannah
 
Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Ninil Jannah
 
Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Ninil Jannah
 
Toolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisiToolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisiNinil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Ninil Jannah
 

More from Ninil Jannah (20)

Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdfDisaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
 
Bagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi BekerjaBagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi Bekerja
 
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoSeri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
 
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti FaridSeri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
 
P 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanP 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutan
 
Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring
 
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
 
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh LingkarPanduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
 
Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016
 
Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016
 
Toolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisiToolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisi
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 

Recently uploaded (9)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 

PRB COVID-19

  • 1.
  • 2. i i KONTRIBUTOR MODUL Pratomo Cahyo Nugroho, BNPB Novi Kumalasari, BNPB Syauqi, BNPB Rizki Tri Septian, BNPB Evans Rolling, BNPB Heni Rudiyanti, Kemenkes Ninil Jannah, SIAP-SIAGA/DFAT Widowati, Humanitarian Forum Indonesia Agung Wicaksono, BNPB TIM PENYUSUN B Wisnu Widjaja Agus Wibowo TIM PENGARAH Nur Indriani Ahmad Fahmi Rijal Evira Yubelta Muhammad Irsyadul Kirom Kamilia Agrianti Zahrah TIM DESAIN Diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jalan Raya Pramuka Kav. 38, Jakarta Timur 13120 Telp : (021) 29827793 Fax: (021) 21281200 Cetakan pertama, 13 November 2020 Disclaimer Modul ini disusun dari berbagai sumber dan merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19.
  • 3. SAMBUTAN ii Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19) menjadi bencana ditingkat global dan telah menu- liskan sejarah baru dalam dunia kesehatan dan kebencanaan. Penyakit COVID-19 adalah pen- yakit infeksi yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah Coronavirus 2 (SARS- CoV-2) yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Hubei, China. Negara Indonesia juga mengalami dampak pandemi COVID-19. Sistem kesehatan, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan mengalami tekanan yang tinggi akibat pandemi ini. Selain itu, anak-anak harus belajar di rumah sehingga suasana kondusif dalam kegiatan belajar mengajar terganggu dan peran kelu- arga mendapatkan tenanan lebih tinggi, disamping pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Lumpuhnya aktivitas ekonomi, terutama sektor informal menghambat pembangunan berkelanjutan dan meningkat- kan angka kemiskinan. Perubahan kebiasaan untuk merespon dan mengurangi risiko bencana pandemi wabah penyakit di- harapkan dapat dilakukan secara masif, baik oleh pemerintah, masyarakat, sektor privat, akademisi, juga media. Namun demikian, pemerintah sebagai pemegang otoritas mengeluarkan konsep bagaimana tu- juan perubahan kebiasaan ini dapat diimplementasikan hingga ke penerima manfaat terkecil, yaitu mas- yarakat. Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berkewajiban dalam mengkoordinasi seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan pengurangan risiko bencana, menyiapkan salah salah satu konsep upaya perubahan perilaku melalui pendekatan
  • 4. iii gender. Penjajakan pertama pendekatan gender adalah melalui Ibu. Perempuan sebagai tonggak edukasi dalam komunitas terkecil (keluarga) memiliki peran yang besar, kuat, dan strategis sehingga perlu diwa- dahi dalam sebuah konsep perubahan kebiasaan. BNPB mendorong perwujudan peran gender ini dengan menyiapkan perangkat edukasi berupa modul. Modul ini disusun sebagai langkah awal dalam mengedukasi untuk penerapan perubahan ke- biasaan baru yang mempertimbangkan protokol kesehatan. Modul ini disusun oleh tim penu- lis dengan mempertimbangkan peran, tanggung jawab, dan kewenangan BNPB sebagai koordina- tor dalam upaya PRB untuk digunakan dalam pengarusutamaan gender dalam penanggulangan bencana. Siapapun dapat menyebarluaskan, menggunakan, menjadikan referensi, dan memutakh- irkan modul ini agar kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan mengedukasi dapat ter- sampaikan dan terdapat perbaikan baik substansi ataupun teknis yang tertuang dalam modul. Kami berharap bahwa pemanfaatan modul ini untuk mendukung perubahan kebiasaan masyarakat. Diskusi dan pemberian kritik dan saran saya harapkan agar peningkatan kualitas konsep dapat terwujud ke depan. Atas upaya, kerjasama, dan dukungan seluruh pihak, kami mengucapkan terima kasih. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB B. Wisnu Widjaja
  • 5. PENDAHULUAN iv Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu mengenal karakteristik COVID-19 sebagai bahaya dan risiko bencana, serta dampak bencana COVID-19 terha- dap kehidupan dan penghidupan masyarakat. Peserta diharapkan dapat melakukan penilaian tingkat risiko COVID-19 baik priba- di maupun keluarga. Serta mampu mengetahui upaya-upaya yang diperlukan untuk men- gurangi risiko bencana COVID-19. Sehingga dapat berkontribusi terhadap pengurangan risiko bencana COVID-19 baik secara pribadi/keluarga dan kolektif/masyarakat luas.
  • 6. KONTEN v KONSEPSI BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PARADIGMANYA KARAKTERISTIK BAHAYA COVID-19 RISIKO COVID-19 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MENINGKATKAN KAPASITAS PENANGANAN COVID-19 RISIKO DAN DAMPAK COVID-19 PENILAIAN MANDIRI COVID-19 DENGAN APLIKASI INARISK 01 02 03 04 05 06 07
  • 8. 2 BENCANA BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristi- wa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manu- sia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU 24/2007) Bencana disebabkan alam/non alam Tiba-tiba atau perlahan-lahan Hilangnya jiwa manusia, harta benda Kerusakan di luar kemampuan masyarakat Bencana
  • 9. 3 JENIS BENCANA Bencana Alam diakibatkan peristiwa alam (antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor) Bencana Non Alam diakibatkan peristiwa non alam (antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit). Bencana Sosial diakibatkan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia (konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror). Dalam UU 24/2007
  • 10. 4 PENGELOMPOKAN JENIS BENCANA Geologi Gempa bumi, tsunami, longsor / gerakan tanah, letusan gunung api Teknologi Kecelakaan transportasi, kegagalan industri Hidro-meteorologi Banjir, topan, banjir bandang, kekeringan, rob / air laut pasang Lingkungan Kebakaran, kebakaran hutan, (hapus penggundulan hutan), pencemaran, abrasi Biologi Epidemi, penyakit tanaman, hewan Sosial Konflik, terorisme
  • 12. 6 BAHAYA (HAZARD) Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia. Bahaya berpotensi menimbulkan ben- cana, tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi bencana. BAHAYA
  • 13. 7 KERENTANAN (VULNERABILITY) Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. KERENTANAN
  • 14. 8 FAKTOR-FAKTOR KERENTANAN Kebijakan Adanya kebijakan pembangunan yang tidak mempertimbangkan PRB, tidak ada kebijakan PRB Sosial Kecelakaan transportasi, kegagalan industri Fisik Prasarana dasar, konstruksi, bangunan Lingkungan Pendidikan,kesehatan, politik, hukum, kelembagaan Ekonomi Kemiskinan, penghasilan, nutrisi
  • 15. 9 BAHAYA DAN KERENTANAN Bahaya merupakan fenomena atau kondisi yang sulit untuk diubah atau diperbaiki. Kerentanan merupakan situasi/sikap/ perilaku individu/masyarakat yang rela- tif dapat dilakukan perubahan. Oleh karena itu Pengurangan Risiko Bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan. WASPADA
  • 16. 10 BAHAYA DAN KERENTANAN BAHAYA BAHAYA KERENTANAN BAHAYA KEREN- TANAN BENCANA PENGURANGAN RISIKO BENCANA KEREN- TANAN
  • 17. 11 BERBAGAI PANDANGAN TENTANG BENCANA Konvensional Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Terapan Progresif Ilmu Sosial Holistik
  • 18. Pandangan ini menganggap bencana merupakan takdir. Terjadinya bencana merupakan suatu: - musibah atau kecelakaan; - tidak dapat diprediksi; - tidak menentu terjadinya; - tidak terhindarkan; - tidak dapat dikendalikan. Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari pihak luar. 12 PANDANGAN KONVENSIONAL
  • 19. 13 PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Pandangan ini menganggap bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang membahayakan kehidupan manusia. Sebagai kekuatan alam yang luar biasa. Bencana merupakan proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi. Pandangan ini menganggap semua bencana adalah peristiwa alamiah, tidak memperhitungkan manusia sebagai penyebab bencana.
  • 20. Pandangan ini melihat bencana didasarkan pada besarnya ketahanan atau tingkat kerusakan akibat bencana. Pandangan ini dilatar-belakangi oleh ilmu-ilmu teknik sipil bangunan/ konstruksi. Pengkajian bencana lebih ditujukan pada upaya untuk meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan untuk memperkecil kerusakan. 14 PANDANGAN ILMU TERAPAN
  • 21. 15 PANDANGAN PROGRESIF Pandangan ini menganggap bencana sebagai bagian yang biasa dan selalu terjadi dalam pembangunan. Bencana sebagai masalah yang tidak pernah berhenti dalam proses pembangunan. Peran pemerintah dan masyarakat dalam manajemen bencana adalah mengenali bencana itu sendiri.
  • 22. Pandangan ini memfokuskan pada bagaimana tanggapan dan kesia- pan masyarakat menghadapi bahaya. Bahaya adalah fenomena alam, akan tetapi bencana bukanlah alami. Besarnya bencana tergantung pada perbedaan tingkat kerentanan masyarakat menghadapi bahaya atau ancaman bencana. 16 PANDANGAN ILMU SOSIAL
  • 23. 17 PANDANGAN HOLISTIK Pendekatan ini menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko. Gejala alam dapat menjadi bahaya, jika mengancam manusia dan harta benda. Bahaya akan berubah menjadi bencana, jika bertemu dengan kerentanan dan ketidakmampuan masyarakat
  • 25. 19 PENANGGULANGAN BENCANA Paradigma Penanggulangan Bencana PANDANGAN KONVENSIONAL Menganggap bencana merupakan takdir, sehingga terjadinya bencana merupakan suatu musibah atau kecelakaan, tidak dapat diprediksi, tidak menentu terjadinya, tidak terhindarkan, dan tidak dapat dikendalikan; masyarakat dipandang se- bagai „korban” dan „penerima bantuan” – harus ditransformasikan ke pandangan holistik PANDANGAN HOLISTIK Menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta kapasitas masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko. Selain itu gejala alam dapat menjadi bahaya, jika mengancam manusia dan harta benda, sedangkan bahaya akan berubah menjadi bencana, jika bertemu dengan kerentanan dan ketidakmampuan masyarakat. Pengurangan risiko difokuskan pada analisis risiko bencana, ancaman, kerentanan dan kemampuan masyarakat. Tujuan utama pengurangan risiko adalah untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola dan mengurangi risiko, dan juga mengurangi terjadinya bencana, dilakukan bersama oleh semua parapihak (stakeholder) dengan pemberdayaan masyarakat.
  • 26. 20 BENCANA DAN RISIKO BENCANA BENCANA Gangguan serius terhadap keberfungsian mas- yarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi ma- teri, ekonomi atau lingkungan, dan gangguan itu melampaui kemampuan masyarakat yang ber- sangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri. RISIKO BENCANA Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangn- ya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Ada 3 Jenis Bencana : bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial
  • 27. 21 RISIKO BENCANA R = H V C X I R = Risk (Risiko) H = Hazard (Bahaya) V = Vulnerability (Kerentanan) C = Capacity (Kapasitas) • Risiko akan rendah jika ancaman rendah • Risiko akan rendah jika kerentanan rendah • Risiko akan rendah jika kapasitas tinggi BAHAYA Suatu fenomena, substans, aktivitas manusia atau kondisi berbahaya yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, ced- era atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan. KERENTANAN Merupakan kondisi sebagai konsekuensi dari faktor fisik, ekonomi, sosial, lingkungan masyarakat yang mengurangi kemampuan orang untuk mencegah, menanggulangi ben- cana, menghindari atau bereaksi ketika terjadi bahaya. KAPASITAS Merupakan aset, keterampilan atau sumber daya yang dimiliki orang atau masyarakat yang membuat mereka mampu mengurangi risiko, atau bertahan ketika bahaya terjadi. Risiko = Bahaya X Kerentanan Kapasitas
  • 28. 22 BENCANA NON ALAM Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Bahaya Biologis adalah proses atau fenomena yang bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis, termasuk keterpaparan terhadap mikro-organisme yang bersifat patogen, toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa men- gakibatkan hilangnya nyawa, cedera, sakit atau dampak-dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
  • 29. 23 ASPEK PEMBANGUN RISIKO BENCANA ALAM Contohnya: Gempa bumi tsunami, banjir, longsor, banjir bandang, letusan gunung api, angin puting beliung, dll Berada di kawasan rawan bencana Berada di kawasan padat penduduk dan tidak tertata Layanan peringatan dini bencana terbatas Layanan dan fasilitas kesehatan terbatas Fasilitas kritis terbatas (listrik, air, energi, telekomunikasi) Perlindungan dan jaminan sosial masyarakat terbatas Tingkat pendidikan terbatas Tingkat ekonomi terbatas (miskin) Memiliki kebutuhan khusus (disabilitas) Berpengetahuan dalam pengurangan risiko bencana Berlatih perlindungan/penyelamatan diri Memiliki strategi pengurangan risiko bencana Memiliki struktur bangunan yang aman bencana Memiliki rencana penanganan kedaruratan bencana Memiliki satuan tugas dan relawan penanga- nan kedaruratan bencana Memiliki sarana dan peralatan penanganan kedaruratan bencana Memiliki persediaan bahan kebutuhan pokok Memiliki asuransi bencana Bahaya Kerentanan Kapasitas
  • 30. 24 ASPEK PEMBANGUN RISIKO BENCANA NON ALAM Contohnya: SARS, MERS, COVID-19 Kawasan padat penduduk dan tidak tertata Kawasan pusat pertumbuhan ekonomi utama regional/nasional Wilayah perbatasan Memiliki fasilitas pintu-masuk ke wilayah Peringatan dini KLB/wabah/epidemi terbatas Kapasitas/kemampuan tenaga kesehatan terbatas Kapasitas/kemampuan fasilitas kesehatan terbatas Layanan air bersih terbatas Perlindungan dan jaminan sosial Tingkat pendidikan terbatas Tingkat ekonomi terbatas (miskin) Memiliki faktor komorbid Memiliki kebutuhan khusus (lanjut usia) Lokasi pengungsian bencana Kondisi transit Berpengetahuan tentang bahaya biologis Berkebiasaan hidup bersih dan sehat Berkepedulian dalam mencegah dan mengu- rangi risiko (infeksi penyakit) Memiliki protokol kesehatan dalam penanga- nan wabah/epidemi Memiliki strategi pencegahan dan kesiapsiag- aan wabah (penyakit infeksi menular) Memiliki struktur bangunan yang berventilasi baik Memiliki sarana dan bahan mencuci tangan Memiliki rencana penanganan kedaruratan bencana (rencana kontingensi atau operasi bencana) Memiliki sarana dan peralatan penanganan Memiliki satuan tugas dan relawan penanganan kedaruratan bencana Memiliki persediaan bahan kebutuhan pokok Bahaya Kerentanan Kapasitas
  • 31. 25 ASPEK PEMBANGUN RISIKO BENCANA Saat ini penanggulangan bencana mengalami beberapa perubahan paradig- ma, antara lain adalah penanggulangan bencana bukan hanya tanggap darurat tetapi juga keseluruhan manajemen risiko & pembangunan, selain itu perlindungan sebagai bagian hak asasi dan bukan sema- ta kewajiban pemerintah. Dengan adanya demokratisasi dan otonomi daerah PB saat ini menjadi tanggungjawab Pemda & mas- yarakat, selain itu PB bukan hanya tang- gung jawab pemerintah tetapi juga urusan bersama masyarakat.
  • 33. 27 COVID-19 adalah penyakit menular yang disebakan oleh Severe Acute Respi- ratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- CoV2), coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China, pada Desember 2019 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
  • 34. 28 Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Virus ini dinamakan berdasarkan bentuknya yang mirip seperti mahkota (corona). COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sin- drom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavi- rus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak diban- ding SARS.
  • 35. 29 Cara penularan utama COVID-19 adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikelu- arkan pada saat seseorang batuk atau ber- sin. Droplet merupakan partikel berisi air den- gan diameter >5-10 µm Kita harus lebih waspada dengan adanya mikro droplet yang mampu bertahan di udara tanpa sirkulasi yang memadai. Mikro droplet ini adalah droplet yang ukurannya lebih kecil dan bisa berada di udara untuk waktu relatif lama apalagi pada ruangan dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang tidak maksimal (ruangan tertutup). BAGAIMANA PENULARANNYA? Disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi. COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Sampaisaatinibelumdiketahuidenganpas- ti berapa lama COVID-19 mampu bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu, atau kelembaban lingkungan. Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap pengembangan/uji coba
  • 36. 30 PENULARAN COVID-19 Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar dari orang-orang melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk, bersin, atau ber- bicara. Bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa senga- ja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang lain. Droplet tersebut dapat juga jatuh pada benda di sekitarnya, kemudi- an jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut dan orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau membersihkannya dengan alkohol. Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi.
  • 37. 31 GAMBARAN UMUM COVID-19 Demam Sesak Kasus berat dan kematian meningkat pada orang pada kondisi penyerta: P.Jantung, DM Penyakit Paru Kronis, Hipertensi, Kanker, Usia>60 tahun Nyeri Tenggorokan Batuk Pada umumnya gejala ringan-sedang Gejala Berat Membutuhkan Perawatan ICU (Kritis) 80% 15% 5%
  • 38. 32 GAMBARAN UMUM COVID-19 Demam, ispa ringan-berat Orang tua dan orang dengan imunitas rendah lebih rentan terinfeksi Rata-rata 5-6 hari, dengan range antara1-14 hari namun dapat mencapai 14 hari. Penularan dapat terjadi antar manusia Melalui percikan atau percikan batuk (droplets) Transmisi udara dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosol GEJALA CARA PENULARAN MASA INKUBASI
  • 39. 33 GAMBARAN UMUM COVID-19 Demam, ispa ringan-berat Orang tua dan orang dengan imunitas rendah lebih rentan terinfeksi Belum ada vaksin dan obat yang spesifik Pengobatan yang ditujukan sebagai terapi symptomatis dan suportif. Vaksin masih dalam tahap pengembangan Dilakukan di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan Penegakan Diagnosa Pengobatan dan Tatalaksana Klinis Pencegahan
  • 40. 34 KOMORBID Komorbid Kemenkes menyebutkan penyakit tidak menu- lar (PTM) menjadi penyakit penyerta (komorbid) COVID-19 seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke dan kanker. Penderita PTM sangat berisiko tinggi jika terinfek- si COVID-19. Bagi penderita PTM tersebut harus lebih waspada dengan menjaga pola hidup bersih & sehat (PHBS). Kelompok rentan yang mempunyai PTM juga mempunyai risiko tinggi untuk tertular COVID-19. Banyak kasus pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia, disebabkan karena memliki PTM tersebut sebagai komorbid.
  • 41. 35 KELOMPOK RENTAN Kelompok Rentan Pemeriksaan Anggota Keluarga yang Masuk Kelompok Rentan. Pada rumah tangga penting un- tuk dapat memetakan isi rumah (penghuni rumah) dengan segala kelebihan & kekurangannya seperti ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, kakek, nenek, asisten rumah tangga, dll. Disini perlu jelas siapa saja anggota keluarga yang termasuk dalam kelompok rentan (orang lanjut usia/lansia, ibu hamil, ibu menyusui, anak bawah umur lima tahun/balita, penyandang disabilitas). Apa yang harus dilakukan kapada: lansia, ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, penyandang disabilitas?
  • 43. 37 KAPASITAS PENANGANAN COVID-19 Disiplin untuk memakai masker, jaga jarak & cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer Punya informasi yang cukup ter- kait COVID-19 & tidak gampang “termakan” informasi hoaks Berolahraga secara teratur Punya perlengkapan keseha- tan cadangan bila bepergian seperti masker, hand sanitizer, sarung tangan (kain/karet). Punya aplikasi pencegahan COVID-19 di telepon pin- tar seperti InaRisk Person- al/ Peduli Lindung /Bersatu Lawan COVID-19 Istirahat dan tidur cukup Punya daya tahan tubuh dan imunitas yang tinggi
  • 44. 38 Dalamsituasipandemik,risikoterkenaviruscoronatinggi,olehkare- nanya harus ada upaya-upaya untuk menurunkan risikonya. Hal ini sejalan dengan ajaran ajaran agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Upaya yang dilakukan untuk menjaga keselarasan hubungan manusia dan Tuhan serta manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan sesamanya. Jika lingkungan sehat maka akan berdampak membawa kesehatan buat manusia karena terwujud keseimbangan antara manusia dengan unsur di alam semesta.
  • 45. 39 AJARAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN INDONESIA Pengalaman sejarah Islam membuktikan bahwa daerah yang terkena wabah harus dihindari dan daerah tersebut harus diisolasi agar wabah tidak menyebar dan menularkan ke manusia dari daerah lain. Upaya-upaya tersebut secara tidak langsung merupakan perwujudan pengurangan risiko ben- cana. Islam
  • 46. 40 Buddha Ada tiga landasan dasar ajaran dan anjuran tentang Dana (kerelaan), Sila ( pengendalian diri tertib bertata susila), dan Samadhi/Meditasi/ Semedhi (pengendalian batin dan pikiran. Manusia yang Baik = Selaras dengan Hukum Tunggal Alam Semesta Nammyohorengekyo Muncul kesadaran yang utuh (Kesadaran Buddha), untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, karena kita jaga lingkungan, maka lingkungan menjaga kita, lingkungan sehat maka kita pun sehat, karena terjadi keharmonian, terjadi keseimbangan unsur antara diri kita dengan unsur di alam semesta. AJARAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN INDONESIA
  • 47. 41 AJARAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN INDONESIA Konsep Tri Hita Karana, untuk menjaga keharmonisan hubungannya dengan menerapkan kon- sep Niskala dan Sekala/ ‘Ngeneng dan Ngening’. Menjaga keselarasananya antara Sekala (konsep yang terlihat) dan Niskala (konsep yang tidak terlihat), baik secara vertikal hubungan manusia terhadap Tuhan, manusia dengan lingkungannya, maupun secara horizontal, hubungan manusia dengan manusianya. Hindu Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mzm.90:12). Dalam kecerdasan dan pengalamannya. Musa masih ingin belajar. Bahkan keingi- nan belajarnya itu dijadikan doa. Kristen Protestan
  • 48. 42 TINGKATAN RISIKO COVID-19 Cuci Tangan Risiko Rendah Penjual dan pembeli taat protokol kesehatan dan sarpras dibuat sesuai protokol
  • 49. 43 TINGKATAN RISIKO COVID-19 Risiko Sedang Aktivitas pasar yang belum 100% menerapkan Protokol Kesehatan dan tidak adanya sarpras protokol kesehatan
  • 50. 44 TINGKATAN RISIKO COVID-19 Risiko Tinggi Aktivitas pasar yang belum menerapkan Protokol Kesehatan (tidak jaga jarak, tidak menggunakan masker, dan tidak ada sarpras kesehatan) Diskon 90%
  • 52. 46 MENYARING INFORMASI Hoax Berita bohong dan misinformasi (hoaks) terlihat se- pele dan tanpa konsekuensi. Namun, sesungguhnya tidak boleh dibiarkan karena dapat menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan bahkan kematian. Hampir setiap negara di dunia berjuang menghada- pi informasi palsu dan berita hoaks atau yang dise- but sebagai “Infodemic” Motif menyebar informasi palsu beragam, mulai dari motivasi politis, promosi diri, bahkan promosi usaha. Ada sebagian orang dengan maksud baik, tanpa sa- dar ikut menyebar informasi palsu. Mereka mengira berita itu akan membantu teman dan kerabat.
  • 53. MENYARING INFORMASI 47 Hoax Sifat dasar manusia mudah mempercayai berita yang berasal dari sumber yang ab- sah. Tetapi dengan teknologi siapa pun bisa dengan mudah membuat informasi seperti berita asli dengan memanipulasi foto, mem- buat dokumen yang terlihat resmi, menged- it video atau mengubah berita asli. Media sosial atau aplikasi seperti Whatsapp Group memudahkan penyebaran hoax. Semua orang dapat menerima berita secara instan dan membaginya dalam hitungan satu dua detik. Cek informasi yg meragukan: https://covid19.go.id/p/hoax-buster Menurut para ahli, bila hoaks diulang-ulang dan diperbesar, termasuk oleh orang-orang berpengaruh,kebenaransesungguhnyaakan tertutup. Pesan-pesan tentang COVID-19 atau saran-saran bagaimana melindungi diri selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ber- manfaat untuk dibagi ke teman dan saudara. Tapi membagi informasi yang salah dapat mengakibatkan dampak serius dalam ke- hidupan seseorang.
  • 54. 48 PENGERTIAN ISTILAH COVID-19 Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) [9/4/2020] Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona virus Disease 2019 (COVID-9) [13/7/2020] Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Perawatan (PDP) Kasus suspek, kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan, discarded, selesai isolasi, dan kematian
  • 55. 49 DEFINISI OPERASIONAL Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut: Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebe- lum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasar- kan gambaran yang meyakinkan. Kasus suspek dengan ISPA Beerat/ARDS/mening- gal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 dan belum ada hasil pemeriksaan labo- ratorium RT-PCR. Keterangan: termasuk yang tidak ada hasil pemer- iksaan lab. RT-PCR dengan alasan apapun. Seseorang yang dinyatakan positif terinveksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) 1. 2. 3. KASUS SUSPEK KASUS PROBABLE KASUS KONFIRMASI
  • 56. 1. 2. 3. 4. 50 DEFINISI OPERASIONAL Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain: Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih. Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus probable atau konfirmasi (seperti bersala- man, berpegangan tangan, dll) Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tan- pa menggunakan APD yang sesuai standar. Situasi lainnya yang mengidentifikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemologi setempat Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir. KONTAK ERAT PELAKU PERJALANAN DISCARDED KEMATIAN Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: Seseorang dengan status sespek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam. Seseorang dengan status kontak erat yang tel- ah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari. Kematian COVID-19 untuk kepentigan surveilans adalah kasus konfirmasi/ probable COVID-19yang meninggal
  • 58. 52 KRONOLOGI COVID-19 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi Keppres No. 7/2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Indonesia melaporkan kasus pertama Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit yang dapat Menimbulkan Wabah & Upaya Penanggulangannya Pemerintah China mengiden- tifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru corona virus WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Mas- yarakat yang Meresahkan Dunia (KK- MMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) 31 Desember 2019 11 Maret 2020 13 Maret 2020 31 Maret 2020 2 Maret 2020 4 Februari 2020 7 Januari 2020 30 Januari 2020 PP No. 21/2020 ttg Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Keppres No. 11/2020 tatang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
  • 59. 53 KRONOLOGI COVID-19 Permenkes No. 9/2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Keputusan Menteri Kesehatan No- morHK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona virus Disease 2019 (COVID-19) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengen- dalian Corona virus Disease 2019 (COVID-19) Keppres No. 12/2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional 3 April 2020 9 April 2020 13 April 2020 13 Juli 2020 9 Juli 2020 WHO melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%) Kemenkesmelaporkan70.736kasuskonfirmasiCOVID-19 dg 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%)
  • 60. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK SOSIAL Dari perspektif sosial, beberapa dampak pandemi COVID-19 antara lain: Gangguan kegiatan sosial dan peribadatan Cara penyebaran virus COVID-19 mengubah secara drastis kebiasaan interaksi di masyarakat. Masyarakat Indonesia terbiasa untuk berjabat tangan ketika bertemu,- bahkan jabat tangan diajarkan kepada anak-anak sebagai salah satu cara menghorma- ti orang yang lebih tua. Dalam masa pandemi COVID-19, karena bersentuhan tangan bisa menjadi sarana penularan virus COVID-19, kebiasaan ini harus diubah dengan cara bersapa lain yang tidak saling menyentuhkan tangan. Selain itu, masyarakat Indonesia juga lekat dengan tradisi berkumpul bersama, misalnya kegiatan arisan, kumpulan RT, pengajian, beribadat bersama, dan kegiatan-kegiatan sosial budaya keagamaan lain yang melibatkan orang banyak. Dalam masa pandemi, semua kegiatan ini harus dihenti- kan untuk mencegah dan menghambat penularan COVID-19. Banyak masyarakat yang kemudian beralih ke ranah online/daring untuk tetap dapat bersosialisasi dengan aman. Kegiatan peribadatan, seperti Ibadah Jumat, pengajian, misa, kebaktian dan kegiatan- kegiatan keagamaan lain- nya yang bersifat massal, harus dilakukan di rumah masing- masing, dengan dipandu oleh pemimpin peribadatan melalui layanan streaming internet. Tidak hanya pada kegiatan keagamaan rutin, bahkan Hari Raya keagamaan pun dilakukan secara personal di rumah dengan panduan dari internet atau televisi. Tahun 2020 ini pun mencatat terhentinya tradisi tahunan masyarakat Indonesia menjelang Lebaran, yaitu mudik. Pemerintah melarangpelaksanaan tradisi mudik sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus COVID-19. 54
  • 61. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK SOSIAL Saling curiga antar warga masyarakat Timbulnya rasa curiga dan berkurangnya kepercayaan terhadap orang- orang yang ada di sekitar kita atau yang baru dikenal. Banyaknya kasus OTG menimbulkan rasa curiga, keraguan dan ketakutan saat akan berint- eraksi dengan orang lain. Di awal pandemi, bahkan ketika ada kejadian ke- celakaan di jalan raya, masyarakat enggan menolong karena takut terkena virus COVID-19. Kecurigaan juga timbul karena ada sebagian masyarakat yang tidak mematuhi atau kurang disiplin dalam menerapkan protokol kes- ehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Stigmatisasi dan pengucilan penderita COVID-19 dan keluarganya Di beberapa daerah, ditemui beberapa kasus dimana masyarakat men- jauhiataumengucilkanwargapenderitaCOVID-19dankeluarganya(Kom- pas, 30 Juni 2020, 14 Mei 2020). Bahkan sempat terjadi kasus pengusiran tenaga kesehatan dari rumah kost mereka, walaupun kemudian setelah kasus ini dibuka di media, pemilik kost meminta maaf (Kompas, 28 April 2020). Hal ini terjadi karena kurangnya edukasi dari sumber resmi dan terlalu banyaknya informasi-informasi sesat yang beredar di masyarakat. 55
  • 62. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK SOSIAL Meningkatnya KDRT Selama masa pandemi, terutama dalam periode penerapan PSBB, perempuan merupakan kelompok masyarakat yang palingrentanterhadapkekerasandalamrumahtangga.Survei yang dilakukan Komnas Perempuan memperlihatkan adanya peningkatan frekuensi dan intensitas kekerasan dalam ru- mah tangga selama pandemi COVID-19. Selain itu, adanya larangan bepergian membuat perempuan yang mengalami kekerasan harus berhadapan dengan pelaku kekerasan 24/7 tanpakesempatanuntukmencariperlindungandiluarrumah. Selain perempuan, anak-anak juga rentan terhadap ke- kerasan di dalam rumah tangga. Keharusan tinggal di rumah, ancaman ekonomi dan keadaan yang serba tidak pasti, akan berakibat pada naiknya tingkat stress orang tua sehingga ber- potensi untuk melampiaskan kepada anak-anak. 56
  • 63. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK EKONOMI Akibat pandemi COVID-19 dari sisi ekonomi adalah: Terganggunya perekonomian negara Pandemi COVID-19 juga mengganggu perekonomian negara. Pandemi berdampak negatif pada indeks bursa saham dunia, ter- masuk di Indonesia. Selain itu, pada bulan Maret, nilai tukar Rupi- ah sempat jatuh mencapai angka 17 ribu per dolar. Jatuhnya nilai tukar Rupiah ini sangat mempengaruhi pelaku usaha, terutama di sektor riil. Menurut Bank Indonesia, sampai bulan Maret 2020, aliran modal asing yang keluar dari Indonesia (outflow) sudah men- capai Rp 125,2 triliun, dengan jumlah outflow di bulan Maret 2020 sendiri mencapai Rp 104,7 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indone- sia juga berpotensi terganggu akibat berkurangnya daya beli dan penurunan tingkat konsumsi masyarakat di masa pandemi. Kebija- kan sejumlah negara untuk melakukan lockdown atau penghentian kegiatan masyarakat berdampak pada penurunan permintaan ba- han mentah, seperti batu bara dan kelapa sawit, yang merupakan komoditi ekspor andalan Indonesia, yang pada akhirnya akan men- gurangi penerimaan negara. 57
  • 64. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK EKONOMI Peningkatan jumlah penduduk miskin Dari segi sosial-ekonomi, Indonesia memiliki jumlah pen- duduk miskin yang besar, yang semakin bertambah akibat adanya pandemi COVID-19. Badan Pusat Statistik menya- takan, pada Maret 2020 terjadi peningkatan jumlah pen- duduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan peri- ode September 2019. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin saat ini menjadi sebanyak 26,42 juta orang. Peningka- tan jumlah penduduk miskin ini antara lain disebabkan oleh kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang menggang- gu aktivitas perekonomian dan mengurangi pendapatan pen- duduk. Kondisi pandemi mempengaruhi seluruh lapisan mas- yarakat, tetapi dampak yang lebih dalam paling dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah. Berdasarkan survei sosial demografi BPS, 70% kelompok masyarakat berpendapatan rendah mengaku mengalami penurunan pendapatan. 58
  • 65. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK EKONOMI Gangguan terhadap kegiatan usaha Pandemi COVID-19 telah mengganggu jalannya kegiatan usaha di Indonesia. Menurut BPS, 4 dari 10 perusahaan di Indonesia berhenti beroperasi di masa pandemi ini. Bahkan di lima provinsi dengan kasus COVID-19 paling banyak, secara rata-rata ditemui separuh dari perusahaan yang ada berhenti beroper- asi. Perusahaan yang masih beroperasi menerapkan berbagai kebijakan untuk menyesuaikan diri dan me- matuhi protokol kesehatan dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mencegah penye- baran COVID-19. Pengurangan jam kerja dan pemberlakukan Work From Home (Bekerja dari Rumah) merupakan kebijakan yang paling banyak diambil. Industriyangtergantungpadarantaipasokanglobalumumnyaterkenadampaktingkattinggi,misalnya perusahaan manufaktur otomotif. Sejumlah negara, termasuk Tiongkok yang merupakan pusat produk- si barang dunia, mengambil kebijakan untuk melakukan lockdown sehingga mengakibatkan penurunan produksi bahan baku yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia, seperti bahan baku plastik, tekstil, suku cadang elektronik, suku cadang komputer, dan lain sebagainya. Selain itu, pembatasan transportasi antar negara membuat arus pasokan bahan baku manufaktur mengalami kelambatan sehingga menghambat proses produksi. 59
  • 66. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK EKONOMI Industri lain yang terpukul oleh pandemi adalah in- dustri pariwisata dan seni budaya. Larangan bepergian, baik domestik maupun internasional, memberikan pukulan telak bagi industri pariwisata dan sektor lain yang terkait pariwisata. Daerah yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai penyumbang pendapatan daerah terbesar mengalami penurunan pendapatan daerah akibat ditutupnya tempat-tempat wisata. Selain itu, penutupan tempat wisata juga berpengaruh pada para pekerja yang juga mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata, terutama pekerja sektor informal yang penghasilannya tidak tetap. Pandemi juga menga- kibatkan dampak negatif pada sektor seni budaya dan kreatif. Larangan berkerumun dan pembatasan sosial mengakibatkan berhentinya aktivitas para pekerja seni dan kreatif sehingga banyaknya pekerja seni yang kehi- langan penghasilan. 60
  • 67. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK EKONOMI Meningkatnya pengangguran Gangguan operasi di berbagai sektor usaha telah meningkatkan angka pengangguran di Indonesia. Banyak perusahaan terpaksa mengurangi jumlah pekerja, baik secara tetap maupun temporer, untuk menjaga kelangsungan usaha. Sampai dengan akhir Juni 2020, Bappenas memperkirakan jumlah angka pengangguran di Indonesia meningkat 3,7 juta orang akibat pandemi. Pekerja sektor informal juga sangat dirugikan akibat pandemi. Para pekerja informal yang biasanya mendapatkan pendapatan harian kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah pekerja warung, toko kecil, pedagang asongan, pedagang di pasar, pengendara ojek online, hingga pekerja lain yang menggantungkan hidup dari pendapatan harian termasuk di pusat-pusat perbelanjaan. Banyak dari pekerja sektor informal di Jakarta yang memilih pulang kampung ke daerah masing-masing karena tidak sanggup menanggung beban kehidupan tanpa adanya kepastian pemasukan. Dalam kurun waktu dela- pan hari di akhir bulan Maret 2020, tercatat 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang dari Jabodetabek, menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Se- bagian besar dari mereka adalah pekerja informal yang mencari nafkah di ibu kota. Eksodus pekerja ini berpotensi menimbulkan masalah baru di daerah tujuan, seperti meningkatnya potensi penyebaran virus di daerah serta membebani anggaran daerah. 61
  • 68. RISIKO BENCANA COVID-19: DAMPAK EKONOMI Permainan harga dan Penimbunan alat perlindungan diri dan alat kesehatan Sejak jumlah korban COVID-19 terus meningkat di Indonesia, beberapa barang menjadi langka di pasa- ran, bahkan bila ada stok pun dijual dengan harga berkali-kali lipat dari harga sebelum pandemi. Beberapa barang yang menjadi langka, seperti masker, handsanitizer, cairan pembunuh kuman, dan APD, di beber- apa bulan awal pandemi sempat dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan harga semula. Masyarakat dengan kondisi ekonomi kuat ikut memperburuk situasi dengan melakukan panic buying dan menimbun barang-barang tersebut. Panic buying Bukan hanya terjadi pada alat-alat pelindung diri, masyarakat juga berbondong- bondong membeli ba- rang-barang kebutuhan pokok dengan jumlah banyak, seiring dengan adanya isu lockdown di Indonesia. Penimbunan barang akibat terjadi sesuatu yang darurat ini disebut dengan panic buying. Direktur Ekse- kutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartanti mengatakan bah- wa perilaku panic buying disebabkan oleh faktor psikologis terjadi akibat informasi tidak sempurna atau menyeluruh yang diterima oleh masyarakat. Kurangnya informasi tersebut menyebabkan masyarakat panik sehingga merespon dengan belanja secara masif dalam upaya penyelamatan diri. Kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat yaitu khawatir harga naik jika tidak segera belanja dan khawatir barang akan segera habis. 62
  • 69. RISIKO BENCANA COVID-19: LAYANAN SIPIL MASYARAKAT Pandemi COVID-19 juga berdampak pada pemberian layanan sipil kepada masyarakat. Kebijakan pem- batasan bepergian dan berinteraksi telah mengganggu pemberian layanan pemerintah kepada mas- yarakat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Gangguan layanan kesehatan masyarakat Penanganan Pandemi COVID-19 sangat banyak menyerap sumberdaya di bidang kesehatan, baik tena- ga kesehatan maupun fasilitas kesehatan. Selain itu, demi keamanan diri, masyarakat juga dihimbau untuk tidak datang ke fasilitas layanan kesehatan jika sakit yang diderita tidak parah. Kondisi ini mengakibatkan gangguan terhadap pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama mereka yang harus berobat secara rutin, misalnya lansia. BerdasarkanhasilsurveiKementrianKesehatan,padamasaawalPandemi,jugatelahterjadipenundaan dan/atau penghentian layanan imunisasi, baik di Posyandu maupun Puskesmas. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, gangguan suplai logistik ke fasilitas layanan kesehatan, pengalihan tena- ga kesehatan untuk menangani COVID-19, serta adanya kekhawatiran baik dari pihak pemberi layanan kesehatan maupun orang tua balita. 63
  • 70. RISIKO BENCANA COVID-19: LAYANAN SIPIL MASYARAKAT Gangguan layanan umum pemerintahan Kebijakan Bekerja dari Rumah tidak hanya dit- erapkan di sektor swasta, tetapi juga di instansi pe- merintahan sendiri. Supaya tetap dapat melayani masyarakat, kantor-kantor pemerintahan mener- apkan sistem piket bergantian, sehingga layanan tetap bisa diberikan walaupun sangat terbatas. Prosedur pelayanan mengalami perubahan untuk mengakomodasi protokol kesehatan dan memini- malisir risiko penyebaran COVID-19. Timbul berb- agai persoalan baru seperti ketidaksiapan ASN dalam menggunakan teknologi internet/daring, prosedur layanan alternatif yang belum tercakup dalam standar pelayanan publik, fasilitas layanan yang tidak memadai penerapan protokol keseha- tan, serta penurunan jumlah masyarakat yang bisa dilayani dalam sehari. 64
  • 71. RISIKO BENCANA COVID-19: LINGKUNGAN HIDUP Peningkatan sampah Di masa pandemi, dampak terhadap lingkungan hidup yang paling jelas adalah meningkatnya sampah, terutama sampah plastik. Sampah ini berasal dari limbah medis sekali pakai, seperti sarung tangan hingga kemasan plastik lainnya. Selain berasal dari rumah sakit, juga berasal dari masyarakat dalam bentuk masker sekali pakai. Peningkatan volume sampah dari masker sekali pa- kai sangat drastis, karena dalam waktu bersamaan, semua orang membutuhkan dan mengenakan masker sekali pakai yang jangka waktu pemakaiannya terbatas. Selain itu peningkatan sampah ini juga berasal dari kemasan makanan karena masyarakat memilih makanan kemasan dan membeli makanan untuk dibawa pulang. 65
  • 72. CATATAN LAIN, RISIKO BENCANA COVID-19 Lingkungan Hidup Di sisi lain, pandemi telah mengurangi tingkat polusi udara global akibat adanya larangan bepergian. Perbandingan analisis satelit menunjukkan berkurangnya polutan- polutan seperti NO2 secara drastis. Di Indonesia sendiri, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menginfromasikan bahwa kualitas udara pada Maret tahun 2020 lebih bersih dibandingkan Maret tahun 2019 (Kompas. com, 24 April 2020). Namun, para ahli mengingatkan bahwa kondisi ini hanyalah sementara saja, karena ketika kondisi tel- ah pulih pasca pandemi, aspek-aspek kehidupan yang terhenti akan kembali berjalan seperti semula. Tin kat polusi udara akan kembali seperti sebelum pandemi, kecuali jika kemudian ada perubahan kebijakan dan/atau komitmen dari kalangan industri sehingga tingkat polusi udara bisa ditekan. Peningkatan metode interaksi daring Akibat larangan berkumpul, maka supaya tetap bisa berinteraksi baik untuk keperluan profesional/ pekerjaan, pendidikan, maupun kebutuhan interaksi lainnya, digunakanlah interaksi virtual melalui inter- net. Sayangnya, di Indonesia, tidak semua wilayah sudah dijangkau oleh jaringan internet yang memadai, terutama di wilayah terpencil. Kondisi ini mempertegas bahwa fungsi teknologi menjadi sangat penting sebagai perantara interaksi sosial masyarakat masa kini, sekaligus membuka kenyataan kurang meratanya pembangunan dan kurang meluasnya jangkauan teknologi informasi di Indonesia. 66
  • 74. PENILAIAN MANDIRI COVID-19 Penilaian mandiri COVID-19 merupakan aplikasi berbasis teknologi informasi yang terintegrasi dalam InaRISK Per- sonal, untuk mengetahui tingkat risiko COVID-19. Penilaian Mandiri dilaksanakan melalui partisipasi masyarakat sebagai upaya mempercepat penanganan COVID-19. Sasaran: Pribadi, Keluarga, Desa/Keluarga. Aplikasi InaRISK Personal dapat diunduh di Playstore atau IOS. Panduan penggunaan InaRISK Personal dapat dilihat pada Panduan Penggunaan Inarisk untuk Mengetahui Risiko COVID-19: InaRISK Personal Penilaian Mandiri untuk Pribadi. 68
  • 75. 69 PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI INARISK Download secara gratis di: Panduan Penggunaaan Aplikasi inaRISK untuk mengetahui risiko COVID-19
  • 76. 70 Download Aplikasi di Google Playstore atau Apple Appstore Halaman muka akan langsung merujuk pada Lokasi tempat kita berada atau gunakan kolom pencarian untuk menemukan lokasi tempat tinggal. Pilih layer Bahaya COVID-19 untuk melihat zona bahaya PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI INARISK 1 2 3
  • 77. 71 Pilih Info Bahaya untuk mengetahui tingkat risikonya Pilih kelas bahaya COVID-19 Pahami dan ikuti saran mitigasinya PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI INARISK 4 5 6
  • 78. 72 Pilih Info Bahaya untuk mengetahui tingkat risikonya Pilih kelas bahaya COVID-19 Klik Mulai Penilaian PENILAIAN MANDIRI INDIVIDU 7 8 9
  • 79. 73 Lengkapi Biodata, Potensi Tertular di Luar Rumah, Potensi Tertular di Dalam Rumah, Daya Tahan Tubuh lalu klik Save untuk mengakhiri PENILAIAN MANDIRI INDIVIDU 10 11 12 13
  • 80. 74 Muncul Status Anda, Pahami dan ikuti saran mitigasinya Klik RS Rujukan Terdekat untuk mengetahui daftar Rumah Sakit Hasil penilaian risiko dapat dilihat di halaman awal, Pilih menu COVID-19 lalu Penilaian Risiko Personal PENILAIAN MANDIRI INDIVIDU 14 15 16
  • 81. 75 Pilih ID Assasement yang ada Untuk melihat semua yang telah melakukan penilaian mandiri dalam peta, Pilih menu COVID-19 lalu pilih Peta Responden Peta sebaran yang telah melakukan Penilaian Mandiri PENILAIAN MANDIRI INDIVIDU 17 18 19
  • 82. 76 Pilih icon KATANA (Keluarga Tangguh Bencana) untuk penilaian mandiri Klik Mulai Penilaian PENILAIAN MANDIRI KELUARGA 1 2
  • 83. 77 Lengkapi Biodata, Pengetahuan Tentang COVID-19, Lingkungan Rumah, Kondisi Tempat Tinggal (Rumah), Perilaku/Kebiasaan, Rencana Keluarga dan Kapasitas Keluarga. PENILAIAN MANDIRI KELUARGA 3 4 5 6
  • 84. 78 Setelah selesai mengisi, lalu klik Save untuk mengakhiri. Muncul Status Anda, Pahami dan ikutin saran mitigasinya. PENILAIAN MANDIRI KELUARGA 7 8 9 10
  • 85. 79 Pilih ID Assasement yang ada Untuk melihat semua yang telah melakukan penilaian mandiri dalam peta, Pilih menu COVID-19 lalu pilih Peta Respondent Peta sebaran yang telah melakukan Penilaian Mandiri PENILAIAN MANDIRI KELUARGA 11 12 13
  • 86. REFERENSI vi http://inarisk.bnpb.go.id/panduan_singkat_ina.pdf https://covid19.go.id/p/panduan/panduan-penggunaan-inarisk https://covid19.go.id https://covid19.kemkes.go.id/ Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Sekretariat Negara. Jakarta. Wisner, et al, 2006; von Kotze and Hollaway, 1999. Heijmans & Victoria, (2001). Vulnerability, [R=(HXV)].
  • 87.