SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas ini mengkaji perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah (DBD),
karena rantai penularan penyakit DBD mempunyai hubungan dengan perilaku bersih dan sehat
yang belum terwujud di masyarakat. Keberhasilan pemutusan rantai penularan penyakit DBD
sangat erat kaitannya dengan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk mau menjaga
kebersihan rumah dan lingkungannya. Alasan yang melatarbelakangi pengkajian perilaku
masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD salah satunya yaitu penyakit demam berdarah
dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang,
mengakibatkan kesakitan dan kematian, terutama pada anak-anak, dan juga dapat menjadi suatu
wabah bahkan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Soegijanto, 2006: 39). KLB artinya jumlah kasus
sudah dua kali lipat atau lebih ditempat yang sama pada kurun waktu yang sama pada tahun dan
bulan sebelumnya atau angka kematiannya lebih dari 1% (Depkes RI, 2005; Koban, 2005: 4).
Pencegahan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti sebagai penular DBD
menjadi mutlak dilakukan karena vaksin yang efektif terhadap DBD sampai saat ini belum
tersedia. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala sakit dan mengurangi risiko
kematian. Penanggulangan DBD secara umum ditujukan kepada pemberantasan rantai penularan
dengan memusnahkan pembawa virusnya (vektor) yaitu nyamuk Aedes aegypti, dengan
memberantas sarang perkembangbiakannya yang umumnya ada di air bersih yang tergenang di
permukaan tanah maupun di tempat-tempat penampungan air (Soedarmo, 2005: 56).
Mengingat tempat hidup (habitat) nyamuk Aedes aegypti adalah pada tempat tempat yang
terdapat air bersih, maka orang yang menjaga kebersihan lingkungan masih mungkin terkena
DBD. Oleh karena itu program pemberantasan DBD tidak cukup hanya dengan menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi harus menghindari keberadaan jentik di tempat air yang bersih,
misalnya menguras bak mandi setiap 1 minggu sekali. Hal ini dilakukan mengingat kehidupan
2 | P a g e
nyamuk Aedes aegypti diketahui siklus hidupnya selama bertelur hingga menetas 10 sampai 14
hari. Dengan menguras bak mandi 1 minggu sekali tidak memberi kesempatan Aedes aegypti
untuk bertelur sehingga dapat menghilangkan tempat perindukannya.
Menurut WHO antara tahun 1975-1996 DBD terdeteksi keberadaannya di wilayah Amerika,
Eropa Selatan, Afrika Utara, Afrika Selatan, Afrika Utara, Mediterania Timur, Australia dan
pada beberapa pulau di Samudra India, Pasifik Selatan dan Tengah serta Karibia (WHO, 1999:
Tetapi sekarang daerah endemic DBD banyak terdapat di Asia (Thailand, Filipina, Kamboja,
Malaysia, Singapura, Cina), karena musim epidemik terjadi disaat musim hujan yang hampir
setiap tahun terjadi. Epidemik artinya keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam
frekuensi (jumlah) yang meningkat (Soegijanto, 2006: 5). Sejak ditemukan kasus DBD pada
tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka kejadian penyakit DBD meningkat dari 0,05 per
100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk pada tahun 1998. Hal ini terjadi,
kemungkinan berhubungan erat dengan a) perubahan iklim dan kelembapan nisbi; b) terjadinya
migrasi penduduk dari daerah yang belum ditemukan atau jarang ditemukan infeksi virus
Dengue ke daerah endemis penyakit infeksi virus Dengue atau dari pedesaan ke perkotaan; c)
meningkatnya kantong-kantong jentik nyamuk Aedes aegypti di perkotaan terutama daerah yang
kumuh pada bulan-bulan tertentu (Soegijanto, 2006: 25). Akibat peningkatan kejadian penyakit
DBD tersebut maka Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan (Ditjen PPM & PL) Departemen Kesehatan RI melakukan penanggulangan wabah
meliputi:
1. penyelidikan epidemiologis, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifatsifat
penyebabnya serta faktor yang dapat menimbulkan wabah,
2. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina,
3. pencegahan dan pengobatan yaitu tindakan yang dilakukan untuk memberikan kepada
mereka yang belum sakit tetapi mempunyai risiko terkena penyakit,
4. penyuluhan kepada masyarakat.
Upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan telah dilakukan oleh pemerintah terutama Dinas
Kesehatan. Dinas Kesehatan memiliki programpencegahan dan penanggulangan DBD, seperti:
1. pertolongan pertama pada penderita DBD, dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit;
2. penyuluhan terus-menerus ke masyarakat;
3 | P a g e
3. fogging atau pengasapan pada rumah penderita DBD;
4. penaburan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air;
5. Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara bergotong royong dan melibatkan masyarakat. Namun, upaya yang
telah dilakukan tersebut sampai saat ini belum dapat merubah status beberapa daerah dari daerah
endemis menjadi daerah non endemis. Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan DBD
sangatlah diperlukan karena sangatlah mustahil dapat memutus rantai penularan jika masyarakat
tidak terlibat sama sekali. Peran serta masyarakat ini dapat berwujud pelaksanaan kegiatan .3M.
(menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur atau membakar barang-barang.
B) Rumusan Masalah
 Bagaimana peranan masyarakat dalam pencegahan penyakit demam
berdarah…..??
 Bagaimana cara pencegahan penyakit demam berdarah….??
 Cara penanggulangan penyakit DBD….??
C) Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD
2. Tujuan khusus
 Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam pengelolahan kesehatan
lingkungan
 Untuk mengetahui pencegahan DBD
 Untuk mengetahui pengobatan DBD
D) Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis :
 Mendapatkan keterampilan perilaku pencegahan demem berdarah dangue
 Menggunakan metode penelitian relafan untuk menganalisi, mengidentifikasikan
masalah yng terkait pencegahan demam berdarah dangue dan menetapkan
alternative pemecahan masalah.
4 | P a g e
2. Bagi Fakultas :
 Terbinanya suatu jaringan kerja sama bagi institusi pihak yang terkait dalam
upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanaan antara substansi akademik
dengan pengetahuan dalam pembangunan kesehatan.
 Meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga
terampi
5 | P a g e
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian peranan masyarakat
Peran masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD dapat dilakukan secara individu atau
perorangan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah. Cara terbaik adalah
pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan ialah
a) menggunakan mosquito repellent (anti nyamuk oles) dan insektisida dalam bentuk spray,
b) menuangkan air panas pada saat bak mandi berisi air sedikit,
c) memberikan cahaya matahari langsung lebih banyak kedalam rumah (Soedarmo,2005:
59).
Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses di mana individu, keluarga, dan
masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan vektor di rumahnya.
Peningkatan partisipasi masyarakat menumbuhkan berbagai peluang yang memungkinkan
seluruh anggota masyarakat secara aktif berkontribusi dalam pembangunan (Depkes RI, 2005:
Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat di bidang
kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2005: 124). Peningkatan partisipasi masyarakat dapat
dilakukan dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat, memprakarsai
dialog lintas sektoral secara berkelanjutan, menciptakan rasa memiliki terhadap program yang
sedang berjalan, penyuluhan kesehatan dan memobilisasi serta membuat suatu mekanisme
yang mendukung kegiatan masyarakat (Depkes RI, 2005: 1). Partisipasi masyarakat dalam
tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan
perlindungan diri secara memadai. Pelaksanaan kampanye kebersihan yang intensif dengan
berbagai cara merupakan upaya di tingkat masyarakat. Memperkenalkan program pemberantasan
DBD pada anak sekolah dan orang tua, mengajak sektor swasta dalam program pemberantasan
virus dengue, menggabungkan kegiatan pemberantasan berbagai jenis penyakit yang disebabkan
serangga dengan program pemberantasan DBD agar memperoleh hasil yang maksimal. Selain
6 | P a g e
itu peran partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian
kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan aktif (Soegijanto, 2006:7).
Bila dilihat dari aspek sistem kebijakan dalam peningkatan derajat kesehatan melalui
pemberantasan penyakit DBD maka ada tiga elemen, bahkan ada empat elemen yang mencakup
hubungan timbal balik dan mempunyai andil di dalam kebijakan karena memang mempengaruhi
dan saling dipengaruhi oleh suatukeputusan (Koban, 2005: 9). Adapun elemen tersebut antara
lain adalah:
1. Kebijakan publik (Undang-Undang/Peraturan, Keputusan yang dibuat oleh Badan dan Pejabat
Pemerintah).
2. Pelaku kebijakan (kelompok warga negara, partai politik, agen-agen pemerintah, pemimpin
terpilih).
3. Lingkungan kebijakan (geografi, budaya, politik, struktural sosial dan ekonomi).
4. Sasaran kebijakan
B. Pencegahan DBD
Pencegahan pada penyakit DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk
Aedes aegypti sebagai vector utama. Oleh karena nyamuk tersebut hidup di dalam
dan sekitar rumah penduduk, maka partisipasi masyarakat dapengendalian
vector Aedes aegypti sangat menentukan keberhasilannya. Cara pencegahan yang disarankan
kepada masyarakat adalah program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara fisik
maupun kimia (Departemen Kesehatan RI, 2002).
Departemen Kesehatan selama ini telah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan
penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Awalnya strategi pemberantasan penyakit
Demam Berdarah Dengue adalah pemberantasan nyamuk dewasa ini melalui pengasapan,
kemudian strateg ditambah dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat
penampungan air. Namun demikian kedua metode tersebut belum berhasildengan memuaskan.
Akhir-akhir ini Departemn kesehatan mengembangkan metode pencegahan penyakit DBD untuk
mengubah prilaku masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) oleh keluarga/masyarakat secara rutin, serentak danberkesinambungan.
Metode ini dipandang sangat efektif dan relative lebihmurah dibandingkan dengan metode
7 | P a g e
terdahulu. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dianjurkan kepada keluarga/masyarakat
adalah dengan cara melakukuan kegiatan 3 M plus, yaitu menutup,menguras tempat
penampungan air,mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan serta cara
lain untuk mengusir atau menghindari gigitan nyamuk dengan memakai obat anti nyamuk atau
menyemprot dengan insektisida (Departemen Kesehatan RI 2003). Umumnya kebanyakan orang
terparadigma dengan pemberantasan DBD melalui fogging atau penyemprotan. Padahal untuk
melakukan fogging tersebut diperlukan beberapa ketentuan, mulai dari penemuan kasus dan
kemudian pengajuan surat penyemprotan kepada Rumah Sakit terdekat. Hal
karena fogging tidak baik apabila diterapkan terlalu sering (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Upaya lain untuk memberantas nyamuk dan juga jentik, terdapat beberapa cara sederhana dan
hanya diperlukan kepedulian, ketelitian dan keuletan setiap penghuni rumah akan keadaan
lingkungan. Cara paling efektif untuk mencegah penularan DBD adalah dengan menghindari
gigitan nyamuk penular, mengurangi populasi nyamuk penular, dan mengenali cara hidup
nyamuknya. Mengapa tindakan menghindari vektor penular itu penting, karena seperti yang telah
dijelaskan di atas, bahwa apabila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam
darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan
memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar
liurnya. Satu minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan
kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk
menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat
tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus
dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Virus ini akan tetap berada di dalam tubuh
nyamuk sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue menjadi
penular (infektif) sepanjang hidupnya. Maka dari itu perlu bagi masyarakat mengetahui lebih
dalam sifat, ataupun cara hidup dari nyamuk pembawa virus dengue ini, sehingga dapat
menghindari gigitannya. Sedangkan sifat atau ciri nyamuk Aedes aegypti meliputi:
1. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk domestik, yakni nyamuk yang
2. berada di bangunan-bangunan seperti contohnya rumah dan tersebar luas
3. di daerah tropi
4. Kemampuan terbang + 40 m, maksimal 100 m
8 | P a g e
5. Senang dengan benda yang bergantungan dan di tempat yang lembab/gelap
6. Siklus hidup : telur – jentik – kepompong dalam air ( + 7 – 10 hari )
7. Sekali bertelur menghasilkan 100-200 telur
8. Tempat perkembangbiakan adalah di TPA (Tempat Penampungan Air)
Berdasarkan hal tersebut maka cara yang untuk menurunkan populasi
nyamuk Aedes aegypti dengan cara yang telah dikenal oleh masyarakat yakni
melalui 3 M, yaitu :
1. Menutup TPA (tempat penampungan air). Upaya ini dapat dilakukan dengan menutup
semua tempat-tempat yang dapat menampung air sebagai tempat perkembangan vector
nyamuk.
2. Menguras TPA seminggu sekali dan terus menerus. Hal ini dilakukan untuk memotong
siklus perkembangan nyamuk yaitu dengan membunuh jentik-jentik yang ada di tempat
penampungan air dengan cara menguras seminggu sekali, sehingga jentik-jentik nyamuk
tidak dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa.
3. Mengubur barang-barang bekas yang menjadi TPA Barang-barang bekas yang tidak
terpakai dan dapat menampung air sebaiknya dikubur saja, karena tempat-tempat seperti
ini juga menjadi
1. tempat perkembangbiakan nyamuk. Akhir-akhir ini pencegahan dan pemberantasan DBD
tidak hanya dapat ditempuh melalui 3M, cara paling efektif adalah melalui PSJN
(Pemberantasan Sarang Jentik dan Nyamuk) untuk menekan angka kasus DBD. Selain
karena tempat jentiknya yang jelas, yakni di Tempat Penampungan Air (TPA), juga
karena jentik merupakan awal fase hidup nyamuk.
Upaya dalam menerapkan PSJN ini dilakukan dengan beberap cara:
1. Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan ratusan Kader Wamantik
2. (Siswa Pemantau Jentik) dan Bumantik (Ibu Pemantau Jentik), yang bertugas memantau
10 rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan jentik di rumah mereka. Tidak lupa juga
memberikan penyuluhan
3. Ikanisasi
4. Abatesasi (temephos)
9 | P a g e
5. Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar
Kesadaran dan kepedulian masyarakat merupakan kunci awal dari menurunnya angka DBD di
suatu wilayah. Sehingga DBD dapat terjadi di wilayah mana pun, termasuk di wilayah elit. Cara
yang paling efektif adalah menghindari gigitan nyamuk dengan cara menuurunkan populasi.
Melalui kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, secara otomatis akan menghambat
perkembangan jentik, dengan adanya kepedulian maka aplikasi dari upaya-upaya memberantas
DBD akan terealisasi, dengan begitu tidak akan memberi kesempatan bagi nyamuk untuk
berkembang.
Cara-cara yang dilakukan warga masyarakat setempat untuk mencegah dan memberantas
penyakit DBD berhubungan erat dengan sistem pengetahuan mereka mengenai penyakit ini.
Bervariasi dan kurang akuratnya pengetahuan warga masyarakat setempat mengenai penyakit ini
mengakibatkan mereka melakukan caracara pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD yang
kurang akurat pula. Hal ini merupakan penyebab selalu ditemukannya kasus DBD di daerah
penelitian. Apa yang perlu dilakukan menurut saya adalah rnemberikan kepada warga
masyarakat setempat pengetahuan yang lebih akurat mengenai ancaman penyakit DBD di
lingkungan tempat tinggal mereka, mengenai manifestasi klinis, etiologi dan proses penularan
penyakit DBD serta mengenai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan Program Pencegahan
dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Pengetahuan ini harus benar-benar mereka
pahami dan yakini sehingga bisa membentuk suatu perilaku yang mempunyai fungsi preventif
dengan mengurangi eksposur terhadap organisme pembawa penyakit. Mengingat para warga
sendirilah yang paling mengetahui keadaan lingkungan tempat hidupnya, dan para pelaksana
program di lapangan pada kenyataannya belum mampu melaksanakan pencegahan dan
pemberantasan penyakit DBD ini, maka perlu dicari satu institusi lokal yang bertugas untuk
merancang dan
melaksanakan aktivitasaktivitas kolektif untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD,
termasuk membentuk prakondisi yang dibutuhkan agar warga masyarakat mau melibatkan diri
dalam aktivitasaktivitas tersebut.
Untuk menemukan pola hubungan antara sistem pengetahuan warga masyarakat dengan peran
serta mereka dalam program digunakan pendekatan kualitatif. Untuk mendapatkan data yang
10 | P a g e
selengkap dan sedalam mungkin mengenai kedua hal di atas maka diteliti kasus pelaksanaan
program di daerah penelitian. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi
partisipasi dan wawancara mendalam. Selain itu juga dilakukan Survai Jentik untuk
mendapatkan data mengenai keadaan nyamuk Aedes aegypti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidak-berhasilan Program Pencegahan danPemberantasan
Demam Berdarah Dengue dalam mencegah dan menurunkan tingginya angka kejadian penyakit
DBD di daerah penelitian berhubungan erat dengan belum adanya peranserta warga masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas-aktivitas program. Warga masyarakat di daerah
penelitian tidak memiliki akses langsung kepada informasi dan pengetahuan mengenai program,
yang merupakan prakondisi bagi berperan sertanya warga masyarakat dalam suatu program Hal
ini disebabkan penyuluhan, yang merupakan saluran penyampaian informasi dari para pelaksana
program di lapangan kepada warga masyarakat, belum berjalan dengan baik; karena adanya
berbagai kendala pada pelaksana program di lapangan.
Lepas dari Program Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue, sebagian warga
masyarakat setempat telah melakukan Cara-cara pencegahan dan pemberantasan nyamuk.
Sebagian warga masyarakat setempat lainnya secara khusus melakukan cara-cara pencegahan
dan pemberantasan penyakit DBD, sebagai tanggapan terhadap terserangnya salah satu atau
beberapa orang anggota keluarga mereka oleh penyakit ini.
11 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peran Masyarakat Dalam Memperoleh Kesehatan Lingkungan.
Kesehatan lingkungan memerlukan keterlibatan semua pihak pemerintah maupun dari pihak
masyarakat.Kemampuan pemerintah daerah dalam wilayah kecamatan, harus betul-betul
ditingkatkan terutama dalam bentuk tindakan dan kebijakan-kebijakan dalam menjalankan
perputaran roda pembangunan. Pemerintah di Kecamatan Kawangkoan sudah memiliki peran
yang aktif dalam mewujudkan kesehatan lingkungan, sehingga Kecamatan ini terlihat lebih
bersih, indah dan rapi dari tahun ke tahun.Diharapkan juga sebelum pemerintah menganjurkan
masyarakat supaya menjaga lingkungan disekitarnya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan,
pemerintah haruslah terlebih dahulu mengerti
tentang kesehatan lingkungan itu sendiri. Cara atau kegiatan pelaksanaannya,
perkembangan dan permasalahan yang dihadapi serta harus bisa memilih strategi
atau cara yang sesuai dengan keadaan wilayahnya.
Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap peranan dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Minahasa dan semua pihak terkait telah melaksanakan program sesuai
dengan tugasnya masing-masing sehingga terwujud Lingkungan yang bersih, indah dan sehat.
Namun pemerintah juga menyadari masih kurang optimalnya semua program dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan di Kecamatan Kawangkoan, karena masih adanya
masyarakat yang belum sadar akan arti hidup sehat.
Adapun peranan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan tersebut dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengadakan Penyuluhan terhadap masyarakat
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan camat beserta unsur-unsur terkait dari
perangkat yang ada dikelurahan serta dinas-dinas terkait. Secara berkala senantiasa
mengadakan penyuluhan kepada masyarakat baik secara langsung, misalnya dengan
cara memberikan penerangan di lingkungan secara bergilir atau rutin, sedangkan
secara tidak langsung misalnya dengan cara membuat larangan-larangan penggunaan
12 | P a g e
tempat-tempat tertentu yang dianggap mengganggu kesehatan khususnya kesehatan
lingkungan antara lain, misalnya larangan tidak boleh membuang sampah atau
kotoran di sembarang tempat dan sebagainya.
Penyuluhan ini penting mengingat kehidupan sosial masyarakat
senantiasa berubah dan dalam memberikan penyuluhan hendaknya selalu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, sehingga tidak menimbulkan
kesan yang pada akhirnya membawa hasil sebagaimana yang diharapkan.
Bentuk bimbingan dan penyuluhan ini kiranya dianggap penting adanya
mengingat kehidupan masyarakat desa dilatar belakangi oleh faktor sosial ekonomi
dan sosiologi sehingga senantiasa membuat kehidupan masyarakat kelurahan antara
satu dengan yang lainnya senantiasa berbeda pula.
Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat haruslah merupakan
interaksi aktif dari kedua belah pihak.Disamping itu seharusnya terjalin pula suatu
komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat sebagai perwujudan
adanya hubungan yang harmonis antara masyarakat dan pemerintah.
Pemberian penyuluhan tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan secara intensif yang
nantinya menimbulkan eksis berlebihan bagi masyarakat kelurahan, tetapi sebaiknya
dilaksanakan pemberian penyuluhan dilaksanakan secara rutin dan berkala, sebab hal
tersebut suatu proses pembelajaran bagi masyarakat yang akan memakan rentang
waktu yang cukup lama. Mengingat faktor sosial ekonomi dan sosiologis dalam
kehidupan masyarakat kelurahan sangat mempengaruhi kesanggupan masyarakat
tersebut.
Masalah kesehatan merupakan salah satu bentuk pemasalahan yang harus ditangani
baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Mengingat pentingnya
kesehatan tersebut, UU 36 Tahun 2009 memberikan arah sebagai berikut :
1. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan Nasional
yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945
2. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan,
13 | P a g e
yang besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia
Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang
ada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pengamatan empirik terhadap
aktifitas keseharian masyarakat, maka faktor-faktor yang berpengaruh dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan keluarga di Kecamatan Kawangkoan dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu, faktor-faktor positif atau faktor yang
mendukung terhadap peningkatan kesehatan lingkungan, dan faktor negatif atau
faktor yang menghambat peningkatan kesehatan lingkungan.
Sebagai seorang pemimpin, khususnya pemimpin informal dalam dunia
kemasyarakatan harus pintar, jujur, serta mampu menanamkan jiwa dan loyalitas
yang tinggi terhadap apa dan siapa yang dipimpinnya. Seorang pemimpin khususnya
dikelurahan disamping kepala kelurahan juga pemimpin-pemimpin tidak resmi atau
pemimpin informal, tentunya harus memiliki kemampuan untuk menanamkan rasa
loyalitas terhadap yang dipimpinnya, misalnya apakah lewat wibawah yang simpatik,
karismatik, atau semacamnya.Begitu halnya tokoh masyarakat yang ada di
Kecamatan Kawangkoan khususnya tokoh agama yang senantiasa berpartisipasi
dalam setiap pelaksaan program pembangunan yang dijalankan termasuk didalam
pembinaan pada masyarakat tentang masalah kesehatan lingkungan.
Disamping pemimpin informal tak kalah pentingnya pula adalah lembaga
kemasyarakatan sebagai penunjang lembaga pemerintah. Lembaga-lembaga
kemasyarakatan itu antara lain organisasi masyarakat, LPM, PKK, dan anggota
Dasawisma. Untuk suksesnya pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di kelurahankelurahan,
maka terhadap semua lembaga pemerintahan maupun lembaga
kemasyarakatan diperlukan adanya koordinasi yang baik agar dapat ikut berperan
serta dalam pemerintahan atau pembangunan. Hal ini diperlukan berdasarkan kepada
suatu prinsip bahwa suksesnya suatu pemerintahan tidak hanya ditentukan oleh
perangkat pemerintahan itu sendiri tetapi juga oleh peran serta masyarakat didalam
mendukung pelaksanaan pemerintahan tersebut. Demikian pula halnya yang terjadi dilembaga
kemasyarakatan yanga ada di Kecamatan tersebut senantiasa berperan aktif dalam menyukseskan
14 | P a g e
setiap program pemerintah khususnya pemerintahan di kelurahan dalam rangka peningkatan
kesehatan lingkungan. Hal ini mereka lakukan dengan cara melibatkan diri atau terjun langsung
di lapangan dengan mengadakan kerja bakti, membantu kerja kesehatan lingkungan,
memperbaiki jalan yang rusak agar tidak tergenang air, serta menanam pohon ataupun bunga
ditepi jalan.
B. Pencegahan DBD
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius dan dan termasuk kasus medis besar
yang menjadi keprihatinan utama di negara berkembang. Penyebab demam berdarah adalah virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah, diperlukan upaya yang efektif. Namun
sayang, sampai saat ini belum ada cara pengobatan yang spesifik untuk penyakit demam
berdarah. Sampai saat ini, cara terbaik untuk menghindari demam berdarah adalah dengan
mencegah penyebaran penyakit demam berdarah.
Berikut ini adalah 8 cara untuk mencegah demam berdarah yang bisa dilakukan :
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius dan dan termasuk kasus medis besar
yang menjadi keprihatinan utama di negara berkembang. Penyebab demam berdarah adalah virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah, diperlukan upaya yang efektif. Namun
sayang, sampai saat ini belum ada cara pengobatan yang spesifik untuk penyakit demam
berdarah. Sampai saat ini, cara terbaik untuk menghindari demam berdarah adalah dengan
mencegah penyebaran penyakit demam berdarah.
Berikut ini adalah 8 cara untuk mencegah demam berdarah yang bisa dilakukan :
15 | P a g e
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius dan dan termasuk kasus medis besar
yang menjadi keprihatinan utama di negara berkembang. Penyebab demam berdarah adalah virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah, diperlukan upaya yang efektif. Namun
sayang, sampai saat ini belum ada cara pengobatan yang spesifik untuk penyakit demam
berdarah. Sampai saat ini, cara terbaik untuk menghindari demam berdarah adalah dengan
mencegah penyebaran penyakit demam berdarah.
Berikut ini adalah 8 cara untuk mencegah demam berdarah yang bisa dilakukan:
1. Lakukan program 3M (menguras, menutup dan mengubur) tempat-tempat penampungan
air hujan dan lainnya.
2. Hindari ruangan yang lembab dan perbaiki sirkulasi udara.
3. Jangan biarkan baju kotor menumpuk atau digantung.
4. Cobalah menanam tanaman anti nyamuk.
5. Semprot rumah secara rutin dengan anti nyamuk.
6. Gunakan hand bodi anti nyamuk di kulit.
7. Tutup jendela dengan kawat kasa halus.
8. Lakukan abatebnisasi tempat-tempat penampungan air bersih yang sulit dibersihkan.
Disaat kita dihadapi dengan permasalahan perubahan cuaca yang tidak menentu, maka ketakutan
yang paling kita rasakan adalah penyakit apa lagi di saat musim hujan. Ketika musim hujan tiba,
banyak sekali faktor-faktor penyebab penyakit yang menghampiri kita seperti flu, demam,
hingga meriang yang diakibatkan oleh cuaca yang dingin secara terus menerus.
Di sisi lain nya, hujan yang intensitasnya terlalu lama atau pada saat perubahan musim dapat
menyebabkan genangan air menjadi banyak sehingga menjadi peluang bagi nyamuk untuk
bersarang. Tempat-tempat yang terbuka yang dipenuhi dengan genangan air akan menjadi sarang
nyamuk dan kemudian nyamuk tersebut akan bertelur yang akan menjadi bakal calon nyamuk.
16 | P a g e
Dari permasalahan inilah timbul penyakit demam berdarah, cikungunya, filariasis, malaria dan
penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan oleh nyamuk tersebut. Untuk itu sudah wajar bagi
kita untuk selalu waspada disaat musim hujan tiba dengan melakukan langkah 3M guna
mencegah nyamuk demam berdarah dan nyamuk jenis lainnya.
Namun pada kehidupan yang serba moderen yang serba instan ini banyak orang yang sudah
mulai tidak memperdulikan bahayanya demam berdarah dengan tidak terlalu memikirkan tentang
kesehatan lingkungan mereka karena yang mereka pikirkan adalah tempat tinggal mereka sudah
jauh lebih aman dari serangan nyamuk demam berdarah tersebut.
Ternyata asumsi tersebut tidak benar. Walaupun anda tinggal di lingkungan bersih jentik nyamuk
tetapi tak bisa lepas dari ancaman demam berdarah karena nyamuk bisa terbang dari rumah
tetangga kerumah anda, belum lagi kita juga mungkin datang ke tempat-tempat dimana nyamuk
dapat berkembang dengan baik. Untuk itu penting bagi kita utuk terus menjaga agar
pertumbuhan nyamuk aedes aegypti dapat di tekan seminimal mungkin. Selain dengan cara 3M
tersebut, berikut adalah cara-cara yang ampuh lainnya yang dapat mencegah pertumbuhan
nyamuk demam berdarah di rumah anda.
1 . Cobalah menanam tanaman anti nyamuk.
Tanaman pengusir nyamuk, misalnya bunga lafender, jeruk, geranium, serai, zodia dan beberapa
tanaman lainnya. Letakan tanaman tersebut mengelilingi rumah atau dekat dengan jendela kamar
dan pintu.
2. Biarkan sinar matahari masuk ke ruangan.
Nyamuk adalah hewan yang suka kelembaban dan tempat gelap. Dengan membiarkan sinar
matahari masuk kedalam ruangan selain mencegah perkembangan bakteri berlebihan dalam
ruangan juga mengusir nyamuk.
3 Bersihkan selalu sela-sela gorden dan kain-kain yang menumpuk di rumah
Kain yang tidak sering dijamah oleh kita (contohnya seperti gorden, baju yang digantung
dibelakang pintu, dll) berpotensi menjadi tempat bertenggernya atau tempat bersembunyi nya
17 | P a g e
nyamuk karena nyamuk suka tinggal di tempat yang lembab dan gelap. Untuk itu selalu
bersihkan sela-sela kain gorden di rumah dan jangan terlalu lama menumpuk sebuah kain di
dalam rumah agar nyamuk tidak bersarang disana.
4 lakukan penyemprotan rutin
Jika memungkinkan, maka lakukan penyemprotan nyamuk secara rutin dirumah anda. Namun
jangan lakukan ketika anda sedang berkumpul bersama keluarga karena akan mengganggu
kenyamanan dan berpotensi mengganggu kesehatan. Dan juga jangan menyemprot benda-benda
yang sering kita gunakan seperti baju, bantal, alat-alat makan, dan lain sebagainya karena racun
didalam pestisida tersebut akan terserap dan berakibat fatal jika terkonsumsi secara jangka
panjang oleh tubuh.
Nah, mungkin inilah pencegahan-pencegahan yang dapat anda lakukan agar anda dan keluarga
dapat terhindar dari penyakit demam berdarah tersebut. Intinya adalah selalu jaga kebersihan diri
dan lingkungan tempat tinggal anda agar tidak mudah terserang penyakit.
Sebelum diobati, penderita harus diberi pertolongan pertama oleh profesional kesehatan. Dr Rita
mengatakan bahwa dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu memproduksi banyak
cairan karena di dalam tubuh terjadi kebocoran yang membuat cairan hilang. Penderita bisa
minum banyak air putih selagi kebocoran terjadi, tetapi jika sudah selesai alias tertutup penderita
harus mengurangi asupan cairan tersebut.
Berikut ini adalah tindakan medis sebagai bentuk pertolongan pertama terhadap demam dengue:
 Memasok cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih.
 Kompres kening pasien agar demam tinggi mereda.
 Memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.
 Membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas apabila pasien tidak mengalami
perubahan positif (penurunan panas serta gejala lain) meskipun telah dilakukan langkah
pertolongan pertama.
18 | P a g e
 Terpaksa dirawat di rumah sakit apabila kondisi pasien bertambah parah, kesadaran
semakin hilang, dan diperburuk dengan tidak bisa minum air hingga muntah terus
menerus.
C. Penanganan DBD
Penanganan Demam Berdarah. Mengobati demam berdarah bukanlah perkara mudah apalagi
jika penangan demam berdarah tergolong lambat bisa berakibat fatal nyawa taruhanya.
Penangganan yang cepat dan akuran merupakan tindakan cerdas untuk meminimalisir dampak
resiko terhadap penderita demam berdarah.
Seperti yang telah jelaskan pada artikel Gejala Demam Berdarah dan juga Penyebabnya, apabila
kita sudah memahami dengan gejala demam berdarah langkah selanjutnya adalah memberikan
pertolongan pertama pada penderita dengan memberikan cairan sebanyak-banyaknya pada
pasien sebab pada umumnya penderita DB banyak kehilangan plasma darah akibat terjadinya
penurunan trombosit.
Dalam menangani penyakit demam berdarah yang perlu di prioritaskan adalah memberikan
banyak cairan entah itu cairan berupa larutan air gula, garam maupun dalam bentuk jus buah,
sedangkan minuman dalam kemasan kaleng sebaiknya berupa minuman yang mengandung zat
elektrolit.
Nah berikut jenis minuman yang di rekomendasikan bagi penderita DBD merupakan sebagian
dari obat demam berdarah yang dimaksudkan untuk menghindari pasien dari kekurangan cairan,
antara lain :
1. Jus Buah
Untuk mengatasi kekurangan cairan karena demam berdarah bisa memberikan banyak cairan
berupa air jus. Tidak selalu harus jus jambu biji Anda bisa memberikan jus buah lain seperti jus
pepaya, jeruk, atau jus mangga. Nah dengan kadar air dalam buah berhitung tinggi antara 65
sampai 92 persen, sehingga bisa mensuplai atau menutupi kekurangan cairan akibat
merembesnya plasma darah keluar dari pembuluh. Mengonsumsi jus berarti membantu proses
19 | P a g e
pencernaan tubuh dengan mempercepat penyerapan nutrisi kualitas tinggi yang terdapat dalam
kandungan jus.
2. Air Kelapa Muda
Air kelapa muda banyak megandung mineral kalium, sodium, klorida, dan magnesium. Zat-zat
ini adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengatasi ancaman syok pada
kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga mengandung gula, vitamin B dan C dan protein.
Komposisi gula dan mineral yang terdapat dalam air ini begitu sempurna, sehingga memiliki
keseimbangan yang mirip dengan cairan tubuh manusia.
3. Air Heksagonal
Air heksagonal merupakan air yang banyak mengandung oksigen, air telah banyak
dikembangkan untuk membantu metabolisme tubuh sehingga bisa menjaga stamina dan vitalitas,
termasuk bagi yang menderita demam berdarah.
Cara Mengobati Demam berdaah
Pengobatan demam berdarah dengue dan jenis lainya bisa dilakukan melalui pengobatan herbal.
Mengatasi demam berdarah dengan tanaman obat sudah dilakukan melalui riset dan telah
terbukti mampu membantu mengatasi penyakit demam berdarah. Nah berikut berupa tanaman
dan buah unuk demam berdarah :
1. Jambu Biji
Jambu biji selain rasanya enak dan segar buah ini telah dipercaya sebagi obat demam berdarah,
dengan kandungan vitamin C dosis tinggi inilah, kekebalan tubuh dalam melawan bakteri akan
meningkat drastis. Bagi penderita demam berdarah mengkonsumsi Jus jambu biji dalam dosis
tinggi akan mampu mengembalikan trombosit darah dengan cepat. Untuk mendapatkan manfaat
jambu biji secara maksimal, sebaiknya pilih buah yang baru saja masak dan masih berwarna
hijau kekuningan. Apabila sudah masak, simpan di lemari es. Cuci dengan bersih sebelum dibuat
jus obat demam berdarah.
2. Alang-Alang
Dalam kandungan Alang-alang terdapat manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid,
coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam
20 | P a g e
alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan
panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan
menghilangkan haus.
Bagian tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang,
baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Cara membuat ambil 1 ikat atau gulung akar
alang-alang. Cuci dan rebus dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Campur air perasan
satu buah jeruk nipis dengan tiga sendok makan air alang-alang tersebut. Pakai seperlunya.
Tambahkan pemanis bila ramuan ini ditujukan untuk anak-anak.
3. Daun Dewa
Daun dewa banyak mengandung zat kimia seperti saponin, minyak asiri, flavonoid, dan tanin
yang bermanfaat sebagai anticoagulant atau mencairkan bekuan darah, menghentikan
perdarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Fungsi daun dewa bagi penderita
demam berdarah adalah untuk menghilangkan panas tinggi dan menghentikan pendarahan.
Cara MencegahDemam berdarah
Ada pepatah bilang mencegah lebih baik daripada mengobati, sudah barang tentu mencegah juga
lebih mudah daripada mengobati. Mengobati demam berdarah jika sampai pasien menjalani
opname di rumah sakit maka akan banyak keluar biaya juga waktu serta tenaga.
Nah untuk mencegah DBD sebaiknya selalu meembersihkan lingkungan dengan melakukan
gerakan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun barang-
barang bekas. Sejalan dengan itu, pemberantasan bibit nyamuk, dapat Anda lakukan dengan
menabur bubuk abate di tempat-tempat penampungan air serta pemeriksaan jentik juga harus
dilakukan secara berkala. Memelihara ikan dalam bak mandi (jeding) juga bisa membantu
memberantas jentik-jentik nyamuk dan cara ini paling efisien akan tetapi tetap perlu menguras
seminggu sekali guna membersikan dari kotoran ikan.
Selalu memberikan obat nyamuk oles juga merupakan langkah positif guna menghindari gigitan
nyamuk disaat wabah demam berdarah atau sekedar menjaga agar terhindar dari gigitan nyamuk,
bisa dilalukan setiap saat terutama jam nyamuk DBD keluar, perlu Anda ketahui bahwa nyamuk
DBD paling sering menggigit dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum
21 | P a g e
matahari terbenam. Semoga membawa manfaat. Demikian artikel singkat berkaitan dengaan
Cara Penanganan Demam Berdarah.
Belakangan ini memasuki musim penghujan di beberapa daerah di Indonesia sering kali dilanda
wabah peyakit Demam Berdarah. Sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan terhadap
penyakit Demam Berdarah ini. Penyakit ini dapat menyerang siapapun dan tidak mengenal usia.
Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal.
Demam berdarah adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk. Terdapat 2 jenis
virus pemicu penyakit ini, yakni virus chikungunya dan virus dengue. Dan virus dengue adalah
penyebab utama demam berdarah dengue (DBD), untuk itu Luvizhea.com akan membahas lebih
lanjut tentang penyakit demam berdarah dengue ini.
Dalam dunia kedokteran Demam Berdarah Dengue (DBD) dikenal dengan istilah Dengue
Hemorrhagik Fever (DHF) yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe
1-4, dan dominan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Sebenarnya bukan hanya nyamuk Aedes aegypti saja yang bisa menularkan penyakit demam
berdarah, nyamuk Aedes albopictus juga bisa menularkan penyakit demam berdarah. Bedanya,
nyamuk ini hidup di luar rumah sehingga bisa saja si kecil digigit ketika sedang asyik bermain.
Kelompok anak usia 4 sampai dengan 10 tahun paling berisiko tinggi terkena penyakit demam
berdarah ini, dikarenakan daya tahan tubuh anak usia ini memang belum sekuat orang dewasa.
Demam berdarah dan tifus memiliki gejala yang dapat dikatakan hampir sama. Kedua penyakit
ini ditandai oleh gejala berupa demam yang cukup tinggi. Jika kita salah menduga jenis penyakit
yang diderita, nantinya akan bisa menyebabkan kesalahan penanganan yang justru akan
berakibat fatal bagi penderita.
Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi yaitu
masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala atau dalam waktu 3 sampai 8 hari
setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka
gejala yang tampak bisa ringan, namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:
22 | P a g e
 Demam tinggi mendadak diatas 38°C selama 2 sampai 7 hari
 Ada pola demam yang khas, menyerupai punuk unta
 Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak
hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan,
perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka
 Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa
 Terjadi shock, denyut nadi melemah dan cepat, tekanan darah menurun, gelisah, tangan
dan kaki dingin
 Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
 Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
 Nyeri kepala, pusing
 Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
 Wajah kemerahan
 Nyeri perut
 Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare
 Ada riwayat DBD pada lingkungan sekitar dalam jarak 200-400 meter
Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:
 Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm³ (normalnya 150-
450 ribu/mm³)
 Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah
cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai
normalnya.
Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya
didiagnosis menderita DBD. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DBD dibagi atas beberapa
derajat, yaitu:
1. DBD derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak
hanya dengan Uji Torniquet positif.
23 | P a g e
2. DBD derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan,
bintik-bintik merah)
3. DBD derajat III: Disebut juga fase pre shock, dengan tanda DHF grade II namun
penderita mulai mengalami tanda shock; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin,
nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur.
4. DBD derajat IV: Atau fase shock (disebut juga dengue shock syndrome/DSS), penderita
shock dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan
pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
Meski berisiko mematikan, DBD sebenarnya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri
tanpa obat. Namun sebelum sembuh, orang yang menderitanya akan melewati masa kritis.
Dan pada masa itulah pasien membutuhkan perawatan yang baik untuk menjaga kondisi
tubuhnya hingga mampu melewati masa kritis. Perawatan yang baik seringkali diasosiasikan
dengan rawat inap di rumah sakit. Namun sebenarnya tidak semua penyakit DBD
membutuhkan perawatan di rumah sakit.Tetapi tetap saja hal permata yang wajib dilakukan
adalah membawa pasien ke dokter untuk memastikan diagnosis. Namun untuk menentukan
selanjutnya apakah pasien harus dirawat inap atau rawat jalan, kuncinya yaitu ada tidaknya
kedaruratan. Kedaruratan yang dimaksud adalah shock, kejang, kesadaran menurun, dan
pendarahan,Rata-rata penderita Demam Berdarah pada DBD derajat I-II belum memerlukan
perawatan di rumah sakit, DBD umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7
sampai 8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya
memang baik. Tetapi harus tetap diwaspadai, Kebanyakan masa-masa kritis Demam
Berdarah adalah pada hari kelima. Jika tidak tertangani dengan baik maka trombosit akan
turun dengan hebat dan memungkinkan terjadinya shock meskipun demamnya kadang sudah
turun. Pengobatan DBD ini bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan
24 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
 Pengetahuan masyarakat mengenai penyebab dan cara pencegahan penyaki demam
berdarah hanya mencapai tingkatan tahu dan paham, begitu juga dengan sikap
masyarakat mencapai tingkatan menerima dan menanggapi. Pengetahuan belum
mencapai tahap interest, evaluation, trial, adaption
Sikap belum mencapai tahap responding, valuing dan responsible dikarenakan informasi
yang diperoleh masih belum jelas benar dan juga banyak faktor yang mempengaruhi
individu untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan pengetahuan dan sikap yang
dimilikinya.
 Faktor kebiasaan hidup sehari-hari, faktor tidak adanya dukungan dari suami dan anak-
anak dan faktor tidak atau kurangnya sarana dan fasilitas yang mendukung terjadinya
perilaku kesehatan, merupakan suatu hal yang menyebabkan tidak teraplikasinya
pengetahuan dan sikap yang sudah positif ke dalam bentuk tindakan yang positif. Dalam
melakukan tindakan terhadap pencegahan penyakit demam berdarah, masyarakat juga
melakukan dalam berbagai kegiatan. Yang paling utama dilakukan masyarakat adalah
membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya dan pemakaian anti nyamuk.
 Kegiatan-kegiatan ini dianggap sudah membebaskan setiap anggota keluarga dari gigitan
nyamuk Aedes aegypti Jika ada salah satu anggota keluarga yang menderita demam
berdarah, maka penyemprotan/ fogging merupakan suatu langkah penanggulangan yang
cukup ampuh untuk mematikan nyamuk penyebab DBD. Dan semua kegiatan ini masih
bergantung dengan keaktifan atau peran serta dari petugas kesehatan. Agar masyarakat
juga memiliki peran serta yang baik dalam pencegahan penyakit demam berdarah,
seharusnya masyarakat memiliki pengetahuan yang mencapai tingkat analisis, aplikasi,
sintesis dan evaluasi, dan sikap yang mencapai tahap menghargai dan bertanggungjawab
25 | P a g e
sehingga dapat benar-benar paham dan mau melaksanakan upaya pemutusan rantai
penularan penyakit demam berdarah
 Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan melalui berbagai media.
Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampi semua Negara
berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relative tinggi dalam kurun
waktu yang relative singkat.
 Menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan
berbagai factor yang saling mempengaruhi ( WIDOYONO 2013).
Penyebab agant penyakit menular adalah unsure biologis yag berfariasi mulai dari
partikel firus yang paling sederhana sampai organism yang paling kompleks yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia.
 Salah sati penyakit menular yang di sebabkan oleh penyakit firus cara penularan khusus
dan reserfior penyakit seperti manusia dan nyamuk.
B. SARAN
 Perlu meningkatkan upaya penemuan dini penderita DBD dan melakukan pengobatan
tuntas untuk menghilangkan sumber penularan di tengah-tengah penduduk.Meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan penularan malaria
dengan menata lingkungan bersih dan perilaku hidup sehat (PHBS).
 Melakukan penyuluhan tentang penyakit DBD dan cara pencegahan yang sederhana dan
murah kepada masyarakat.
 Sebaiknya informasi tentang pencegahan penyakit demam berdarah yang
disampaikan oleh petugas kesehatan, dipastikan benar-benar dipahami oleh
keluarga dan masyarakat.
 Keterlibatan kader kesehatan, kepala lingkungan, PKK, tokoh masyarakat, tokoh
26 | P a g e
agama, dan lintas sektor lainnya perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan
keberhasilan pelaksanaan PSN-DBD
27 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
 Gani, A. 2009. Dampak Malaria Terhadap Pembangunan, makalah dalam pertemuan
DBD
 Gordis,L. 2004. Epidemiology, 3 rd ED, Elsevier Saunders, Philadelphia
 Handayani L., Pebrorizal., Soeyoko. Faktor Risiko Penularan Malaria Vivak. Berita
Kedokteran Masyarakat. Vol. 24. No. 1. Maret 2008:38-43.
 Harijanto P.N. (2000). Malaria Epidemiologis, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan
Penanganan. Jakarta: EGC
 Lestari, E. W., S. Sukowati., Soekidjo., dan Wigati. 2007. Vektor Malaria di Daerah
Bukit Menoreh, Purworejo, Jawa Tengah. Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Vol. 17. No. 1. 2007:30-35.
 Nalim, S. 2002 Rapid Assesment of Correlation between remotly sensed data and
Malaria Prevalence in the Monoreh Hill Central Java, Indonesia, Final Report, Geneva
2002
 Robert W. S., C.R.J.C. Newton., M. H. Craig, R. W. Steketee. 2003. The Public Health
Burden of Plasmodium falciparum Malaria in Africa in Deriving the Numbers. Working
Paper No. 11, Disease Control Priorities Project Bethesda, Maryland: Fogarty
International Center, National Institutes of Health. August 2003.
 WHO, 2008, WHO Recomended SurveilanceSecond edition, Geneva.
 Anderson F, 2006. Antropologi Kesehatan.Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
 Azwar S, 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2
 Pustaka Pelajar Offset. Jakarta. Depkes RI, 2005. Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
 Jakarta. Dinkes Medan. 2006. Profil Kesehatan Kota Medan Medan
 Dinkes Propinsi Sumatera Utara. 2006. Profil Kesehatan

More Related Content

What's hot

Hubungan kesehatan masyarakat
Hubungan kesehatan masyarakatHubungan kesehatan masyarakat
Hubungan kesehatan masyarakatmurianda
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Prinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiPrinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiGunk Arie'sti
 
Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015
Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015
Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015Andi Po
 
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatfaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatrisdiana21
 
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...Valentina Frebianti
 
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatKonsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatFransiska Oktafiani
 
Dampak terhadap kesehatan masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakatDampak terhadap kesehatan masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakatsepthree
 
Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1
Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1
Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1anggitagut
 
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.pjj_kemenkes
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiAnis Istiqomah
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularAndy Rahman
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakitSyahrum Syuib
 

What's hot (20)

Hubungan kesehatan masyarakat
Hubungan kesehatan masyarakatHubungan kesehatan masyarakat
Hubungan kesehatan masyarakat
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Prinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiPrinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologi
 
Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015
Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015
Kebijakan nasional pengendalian dbd 2015
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatfaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
 
Laporan pkm fogging
Laporan pkm foggingLaporan pkm fogging
Laporan pkm fogging
 
Konsep dasar-kesehatan-masyarakat
Konsep dasar-kesehatan-masyarakatKonsep dasar-kesehatan-masyarakat
Konsep dasar-kesehatan-masyarakat
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatKonsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
 
Dampak terhadap kesehatan masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakatDampak terhadap kesehatan masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakat
 
Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1
Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1
Kebijakan yang mendasari investigasi klb wabah pada manusia -1
 
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
 
Masalah Kesehatan Di Indonesia
Masalah Kesehatan Di IndonesiaMasalah Kesehatan Di Indonesia
Masalah Kesehatan Di Indonesia
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Makalah hidup sehat
Makalah hidup sehatMakalah hidup sehat
Makalah hidup sehat
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
 

Similar to PENCEGAHAN DBD

Vektor mari wes
Vektor mari wesVektor mari wes
Vektor mari wesLia Puz
 
Hilangnya demam berdarah di indonesia.pptx
Hilangnya demam berdarah di indonesia.pptxHilangnya demam berdarah di indonesia.pptx
Hilangnya demam berdarah di indonesia.pptxCahyadiAzan
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3DR Irene
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfAsepSaefunnajat
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmRian Alfajri
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covidPusdiklatKKB
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19PusdiklatKKB
 
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxEvapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxRizkaIndayani
 
Laporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanLaporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanNai Na
 
Kak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensKak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensSri Mega
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19PusdiklatKKB
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Tata Naipospos
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidanNico Robin
 

Similar to PENCEGAHAN DBD (20)

Modul pengendalian
Modul pengendalianModul pengendalian
Modul pengendalian
 
KAK NEWDBD.docx
KAK NEWDBD.docxKAK NEWDBD.docx
KAK NEWDBD.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Dengue Fever.pptx
Dengue Fever.pptxDengue Fever.pptx
Dengue Fever.pptx
 
Vektor mari wes
Vektor mari wesVektor mari wes
Vektor mari wes
 
Hilangnya demam berdarah di indonesia.pptx
Hilangnya demam berdarah di indonesia.pptxHilangnya demam berdarah di indonesia.pptx
Hilangnya demam berdarah di indonesia.pptx
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
 
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
 
Kelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptxKelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptx
 
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxEvapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
 
Laporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanLaporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatan
 
Kak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensKak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailens
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 

Recently uploaded

SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 

Recently uploaded (9)

SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 

PENCEGAHAN DBD

  • 1. 1 | P a g e BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas ini mengkaji perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah (DBD), karena rantai penularan penyakit DBD mempunyai hubungan dengan perilaku bersih dan sehat yang belum terwujud di masyarakat. Keberhasilan pemutusan rantai penularan penyakit DBD sangat erat kaitannya dengan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk mau menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. Alasan yang melatarbelakangi pengkajian perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD salah satunya yaitu penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang, mengakibatkan kesakitan dan kematian, terutama pada anak-anak, dan juga dapat menjadi suatu wabah bahkan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Soegijanto, 2006: 39). KLB artinya jumlah kasus sudah dua kali lipat atau lebih ditempat yang sama pada kurun waktu yang sama pada tahun dan bulan sebelumnya atau angka kematiannya lebih dari 1% (Depkes RI, 2005; Koban, 2005: 4). Pencegahan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti sebagai penular DBD menjadi mutlak dilakukan karena vaksin yang efektif terhadap DBD sampai saat ini belum tersedia. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala sakit dan mengurangi risiko kematian. Penanggulangan DBD secara umum ditujukan kepada pemberantasan rantai penularan dengan memusnahkan pembawa virusnya (vektor) yaitu nyamuk Aedes aegypti, dengan memberantas sarang perkembangbiakannya yang umumnya ada di air bersih yang tergenang di permukaan tanah maupun di tempat-tempat penampungan air (Soedarmo, 2005: 56). Mengingat tempat hidup (habitat) nyamuk Aedes aegypti adalah pada tempat tempat yang terdapat air bersih, maka orang yang menjaga kebersihan lingkungan masih mungkin terkena DBD. Oleh karena itu program pemberantasan DBD tidak cukup hanya dengan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi harus menghindari keberadaan jentik di tempat air yang bersih, misalnya menguras bak mandi setiap 1 minggu sekali. Hal ini dilakukan mengingat kehidupan
  • 2. 2 | P a g e nyamuk Aedes aegypti diketahui siklus hidupnya selama bertelur hingga menetas 10 sampai 14 hari. Dengan menguras bak mandi 1 minggu sekali tidak memberi kesempatan Aedes aegypti untuk bertelur sehingga dapat menghilangkan tempat perindukannya. Menurut WHO antara tahun 1975-1996 DBD terdeteksi keberadaannya di wilayah Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Afrika Selatan, Afrika Utara, Mediterania Timur, Australia dan pada beberapa pulau di Samudra India, Pasifik Selatan dan Tengah serta Karibia (WHO, 1999: Tetapi sekarang daerah endemic DBD banyak terdapat di Asia (Thailand, Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura, Cina), karena musim epidemik terjadi disaat musim hujan yang hampir setiap tahun terjadi. Epidemik artinya keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi (jumlah) yang meningkat (Soegijanto, 2006: 5). Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka kejadian penyakit DBD meningkat dari 0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk pada tahun 1998. Hal ini terjadi, kemungkinan berhubungan erat dengan a) perubahan iklim dan kelembapan nisbi; b) terjadinya migrasi penduduk dari daerah yang belum ditemukan atau jarang ditemukan infeksi virus Dengue ke daerah endemis penyakit infeksi virus Dengue atau dari pedesaan ke perkotaan; c) meningkatnya kantong-kantong jentik nyamuk Aedes aegypti di perkotaan terutama daerah yang kumuh pada bulan-bulan tertentu (Soegijanto, 2006: 25). Akibat peningkatan kejadian penyakit DBD tersebut maka Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM & PL) Departemen Kesehatan RI melakukan penanggulangan wabah meliputi: 1. penyelidikan epidemiologis, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifatsifat penyebabnya serta faktor yang dapat menimbulkan wabah, 2. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina, 3. pencegahan dan pengobatan yaitu tindakan yang dilakukan untuk memberikan kepada mereka yang belum sakit tetapi mempunyai risiko terkena penyakit, 4. penyuluhan kepada masyarakat. Upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan telah dilakukan oleh pemerintah terutama Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan memiliki programpencegahan dan penanggulangan DBD, seperti: 1. pertolongan pertama pada penderita DBD, dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit; 2. penyuluhan terus-menerus ke masyarakat;
  • 3. 3 | P a g e 3. fogging atau pengasapan pada rumah penderita DBD; 4. penaburan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air; 5. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara bergotong royong dan melibatkan masyarakat. Namun, upaya yang telah dilakukan tersebut sampai saat ini belum dapat merubah status beberapa daerah dari daerah endemis menjadi daerah non endemis. Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan DBD sangatlah diperlukan karena sangatlah mustahil dapat memutus rantai penularan jika masyarakat tidak terlibat sama sekali. Peran serta masyarakat ini dapat berwujud pelaksanaan kegiatan .3M. (menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur atau membakar barang-barang. B) Rumusan Masalah  Bagaimana peranan masyarakat dalam pencegahan penyakit demam berdarah…..??  Bagaimana cara pencegahan penyakit demam berdarah….??  Cara penanggulangan penyakit DBD….?? C) Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD 2. Tujuan khusus  Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam pengelolahan kesehatan lingkungan  Untuk mengetahui pencegahan DBD  Untuk mengetahui pengobatan DBD D) Manfaat Penulisan 1. Bagi penulis :  Mendapatkan keterampilan perilaku pencegahan demem berdarah dangue  Menggunakan metode penelitian relafan untuk menganalisi, mengidentifikasikan masalah yng terkait pencegahan demam berdarah dangue dan menetapkan alternative pemecahan masalah.
  • 4. 4 | P a g e 2. Bagi Fakultas :  Terbinanya suatu jaringan kerja sama bagi institusi pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanaan antara substansi akademik dengan pengetahuan dalam pembangunan kesehatan.  Meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampi
  • 5. 5 | P a g e BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian peranan masyarakat Peran masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD dapat dilakukan secara individu atau perorangan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah. Cara terbaik adalah pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan ialah a) menggunakan mosquito repellent (anti nyamuk oles) dan insektisida dalam bentuk spray, b) menuangkan air panas pada saat bak mandi berisi air sedikit, c) memberikan cahaya matahari langsung lebih banyak kedalam rumah (Soedarmo,2005: 59). Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses di mana individu, keluarga, dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan vektor di rumahnya. Peningkatan partisipasi masyarakat menumbuhkan berbagai peluang yang memungkinkan seluruh anggota masyarakat secara aktif berkontribusi dalam pembangunan (Depkes RI, 2005: Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2005: 124). Peningkatan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat, memprakarsai dialog lintas sektoral secara berkelanjutan, menciptakan rasa memiliki terhadap program yang sedang berjalan, penyuluhan kesehatan dan memobilisasi serta membuat suatu mekanisme yang mendukung kegiatan masyarakat (Depkes RI, 2005: 1). Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara memadai. Pelaksanaan kampanye kebersihan yang intensif dengan berbagai cara merupakan upaya di tingkat masyarakat. Memperkenalkan program pemberantasan DBD pada anak sekolah dan orang tua, mengajak sektor swasta dalam program pemberantasan virus dengue, menggabungkan kegiatan pemberantasan berbagai jenis penyakit yang disebabkan serangga dengan program pemberantasan DBD agar memperoleh hasil yang maksimal. Selain
  • 6. 6 | P a g e itu peran partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan aktif (Soegijanto, 2006:7). Bila dilihat dari aspek sistem kebijakan dalam peningkatan derajat kesehatan melalui pemberantasan penyakit DBD maka ada tiga elemen, bahkan ada empat elemen yang mencakup hubungan timbal balik dan mempunyai andil di dalam kebijakan karena memang mempengaruhi dan saling dipengaruhi oleh suatukeputusan (Koban, 2005: 9). Adapun elemen tersebut antara lain adalah: 1. Kebijakan publik (Undang-Undang/Peraturan, Keputusan yang dibuat oleh Badan dan Pejabat Pemerintah). 2. Pelaku kebijakan (kelompok warga negara, partai politik, agen-agen pemerintah, pemimpin terpilih). 3. Lingkungan kebijakan (geografi, budaya, politik, struktural sosial dan ekonomi). 4. Sasaran kebijakan B. Pencegahan DBD Pencegahan pada penyakit DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vector utama. Oleh karena nyamuk tersebut hidup di dalam dan sekitar rumah penduduk, maka partisipasi masyarakat dapengendalian vector Aedes aegypti sangat menentukan keberhasilannya. Cara pencegahan yang disarankan kepada masyarakat adalah program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara fisik maupun kimia (Departemen Kesehatan RI, 2002). Departemen Kesehatan selama ini telah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Awalnya strategi pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah pemberantasan nyamuk dewasa ini melalui pengasapan, kemudian strateg ditambah dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air. Namun demikian kedua metode tersebut belum berhasildengan memuaskan. Akhir-akhir ini Departemn kesehatan mengembangkan metode pencegahan penyakit DBD untuk mengubah prilaku masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh keluarga/masyarakat secara rutin, serentak danberkesinambungan. Metode ini dipandang sangat efektif dan relative lebihmurah dibandingkan dengan metode
  • 7. 7 | P a g e terdahulu. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dianjurkan kepada keluarga/masyarakat adalah dengan cara melakukuan kegiatan 3 M plus, yaitu menutup,menguras tempat penampungan air,mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan serta cara lain untuk mengusir atau menghindari gigitan nyamuk dengan memakai obat anti nyamuk atau menyemprot dengan insektisida (Departemen Kesehatan RI 2003). Umumnya kebanyakan orang terparadigma dengan pemberantasan DBD melalui fogging atau penyemprotan. Padahal untuk melakukan fogging tersebut diperlukan beberapa ketentuan, mulai dari penemuan kasus dan kemudian pengajuan surat penyemprotan kepada Rumah Sakit terdekat. Hal karena fogging tidak baik apabila diterapkan terlalu sering (Departemen Kesehatan RI, 2005). Upaya lain untuk memberantas nyamuk dan juga jentik, terdapat beberapa cara sederhana dan hanya diperlukan kepedulian, ketelitian dan keuletan setiap penghuni rumah akan keadaan lingkungan. Cara paling efektif untuk mencegah penularan DBD adalah dengan menghindari gigitan nyamuk penular, mengurangi populasi nyamuk penular, dan mengenali cara hidup nyamuknya. Mengapa tindakan menghindari vektor penular itu penting, karena seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa apabila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Satu minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Virus ini akan tetap berada di dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Maka dari itu perlu bagi masyarakat mengetahui lebih dalam sifat, ataupun cara hidup dari nyamuk pembawa virus dengue ini, sehingga dapat menghindari gigitannya. Sedangkan sifat atau ciri nyamuk Aedes aegypti meliputi: 1. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk domestik, yakni nyamuk yang 2. berada di bangunan-bangunan seperti contohnya rumah dan tersebar luas 3. di daerah tropi 4. Kemampuan terbang + 40 m, maksimal 100 m
  • 8. 8 | P a g e 5. Senang dengan benda yang bergantungan dan di tempat yang lembab/gelap 6. Siklus hidup : telur – jentik – kepompong dalam air ( + 7 – 10 hari ) 7. Sekali bertelur menghasilkan 100-200 telur 8. Tempat perkembangbiakan adalah di TPA (Tempat Penampungan Air) Berdasarkan hal tersebut maka cara yang untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti dengan cara yang telah dikenal oleh masyarakat yakni melalui 3 M, yaitu : 1. Menutup TPA (tempat penampungan air). Upaya ini dapat dilakukan dengan menutup semua tempat-tempat yang dapat menampung air sebagai tempat perkembangan vector nyamuk. 2. Menguras TPA seminggu sekali dan terus menerus. Hal ini dilakukan untuk memotong siklus perkembangan nyamuk yaitu dengan membunuh jentik-jentik yang ada di tempat penampungan air dengan cara menguras seminggu sekali, sehingga jentik-jentik nyamuk tidak dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa. 3. Mengubur barang-barang bekas yang menjadi TPA Barang-barang bekas yang tidak terpakai dan dapat menampung air sebaiknya dikubur saja, karena tempat-tempat seperti ini juga menjadi 1. tempat perkembangbiakan nyamuk. Akhir-akhir ini pencegahan dan pemberantasan DBD tidak hanya dapat ditempuh melalui 3M, cara paling efektif adalah melalui PSJN (Pemberantasan Sarang Jentik dan Nyamuk) untuk menekan angka kasus DBD. Selain karena tempat jentiknya yang jelas, yakni di Tempat Penampungan Air (TPA), juga karena jentik merupakan awal fase hidup nyamuk. Upaya dalam menerapkan PSJN ini dilakukan dengan beberap cara: 1. Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan ratusan Kader Wamantik 2. (Siswa Pemantau Jentik) dan Bumantik (Ibu Pemantau Jentik), yang bertugas memantau 10 rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan jentik di rumah mereka. Tidak lupa juga memberikan penyuluhan 3. Ikanisasi 4. Abatesasi (temephos)
  • 9. 9 | P a g e 5. Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar Kesadaran dan kepedulian masyarakat merupakan kunci awal dari menurunnya angka DBD di suatu wilayah. Sehingga DBD dapat terjadi di wilayah mana pun, termasuk di wilayah elit. Cara yang paling efektif adalah menghindari gigitan nyamuk dengan cara menuurunkan populasi. Melalui kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, secara otomatis akan menghambat perkembangan jentik, dengan adanya kepedulian maka aplikasi dari upaya-upaya memberantas DBD akan terealisasi, dengan begitu tidak akan memberi kesempatan bagi nyamuk untuk berkembang. Cara-cara yang dilakukan warga masyarakat setempat untuk mencegah dan memberantas penyakit DBD berhubungan erat dengan sistem pengetahuan mereka mengenai penyakit ini. Bervariasi dan kurang akuratnya pengetahuan warga masyarakat setempat mengenai penyakit ini mengakibatkan mereka melakukan caracara pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD yang kurang akurat pula. Hal ini merupakan penyebab selalu ditemukannya kasus DBD di daerah penelitian. Apa yang perlu dilakukan menurut saya adalah rnemberikan kepada warga masyarakat setempat pengetahuan yang lebih akurat mengenai ancaman penyakit DBD di lingkungan tempat tinggal mereka, mengenai manifestasi klinis, etiologi dan proses penularan penyakit DBD serta mengenai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan Program Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Pengetahuan ini harus benar-benar mereka pahami dan yakini sehingga bisa membentuk suatu perilaku yang mempunyai fungsi preventif dengan mengurangi eksposur terhadap organisme pembawa penyakit. Mengingat para warga sendirilah yang paling mengetahui keadaan lingkungan tempat hidupnya, dan para pelaksana program di lapangan pada kenyataannya belum mampu melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD ini, maka perlu dicari satu institusi lokal yang bertugas untuk merancang dan melaksanakan aktivitasaktivitas kolektif untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD, termasuk membentuk prakondisi yang dibutuhkan agar warga masyarakat mau melibatkan diri dalam aktivitasaktivitas tersebut. Untuk menemukan pola hubungan antara sistem pengetahuan warga masyarakat dengan peran serta mereka dalam program digunakan pendekatan kualitatif. Untuk mendapatkan data yang
  • 10. 10 | P a g e selengkap dan sedalam mungkin mengenai kedua hal di atas maka diteliti kasus pelaksanaan program di daerah penelitian. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Selain itu juga dilakukan Survai Jentik untuk mendapatkan data mengenai keadaan nyamuk Aedes aegypti Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidak-berhasilan Program Pencegahan danPemberantasan Demam Berdarah Dengue dalam mencegah dan menurunkan tingginya angka kejadian penyakit DBD di daerah penelitian berhubungan erat dengan belum adanya peranserta warga masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas-aktivitas program. Warga masyarakat di daerah penelitian tidak memiliki akses langsung kepada informasi dan pengetahuan mengenai program, yang merupakan prakondisi bagi berperan sertanya warga masyarakat dalam suatu program Hal ini disebabkan penyuluhan, yang merupakan saluran penyampaian informasi dari para pelaksana program di lapangan kepada warga masyarakat, belum berjalan dengan baik; karena adanya berbagai kendala pada pelaksana program di lapangan. Lepas dari Program Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue, sebagian warga masyarakat setempat telah melakukan Cara-cara pencegahan dan pemberantasan nyamuk. Sebagian warga masyarakat setempat lainnya secara khusus melakukan cara-cara pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD, sebagai tanggapan terhadap terserangnya salah satu atau beberapa orang anggota keluarga mereka oleh penyakit ini.
  • 11. 11 | P a g e BAB III PEMBAHASAN A. Peran Masyarakat Dalam Memperoleh Kesehatan Lingkungan. Kesehatan lingkungan memerlukan keterlibatan semua pihak pemerintah maupun dari pihak masyarakat.Kemampuan pemerintah daerah dalam wilayah kecamatan, harus betul-betul ditingkatkan terutama dalam bentuk tindakan dan kebijakan-kebijakan dalam menjalankan perputaran roda pembangunan. Pemerintah di Kecamatan Kawangkoan sudah memiliki peran yang aktif dalam mewujudkan kesehatan lingkungan, sehingga Kecamatan ini terlihat lebih bersih, indah dan rapi dari tahun ke tahun.Diharapkan juga sebelum pemerintah menganjurkan masyarakat supaya menjaga lingkungan disekitarnya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, pemerintah haruslah terlebih dahulu mengerti tentang kesehatan lingkungan itu sendiri. Cara atau kegiatan pelaksanaannya, perkembangan dan permasalahan yang dihadapi serta harus bisa memilih strategi atau cara yang sesuai dengan keadaan wilayahnya. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap peranan dalam meningkatkan kesehatan lingkungan. Pemerintah Kabupaten Minahasa dan semua pihak terkait telah melaksanakan program sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga terwujud Lingkungan yang bersih, indah dan sehat. Namun pemerintah juga menyadari masih kurang optimalnya semua program dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Kecamatan Kawangkoan, karena masih adanya masyarakat yang belum sadar akan arti hidup sehat. Adapun peranan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Mengadakan Penyuluhan terhadap masyarakat Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan camat beserta unsur-unsur terkait dari perangkat yang ada dikelurahan serta dinas-dinas terkait. Secara berkala senantiasa mengadakan penyuluhan kepada masyarakat baik secara langsung, misalnya dengan cara memberikan penerangan di lingkungan secara bergilir atau rutin, sedangkan secara tidak langsung misalnya dengan cara membuat larangan-larangan penggunaan
  • 12. 12 | P a g e tempat-tempat tertentu yang dianggap mengganggu kesehatan khususnya kesehatan lingkungan antara lain, misalnya larangan tidak boleh membuang sampah atau kotoran di sembarang tempat dan sebagainya. Penyuluhan ini penting mengingat kehidupan sosial masyarakat senantiasa berubah dan dalam memberikan penyuluhan hendaknya selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kesan yang pada akhirnya membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Bentuk bimbingan dan penyuluhan ini kiranya dianggap penting adanya mengingat kehidupan masyarakat desa dilatar belakangi oleh faktor sosial ekonomi dan sosiologi sehingga senantiasa membuat kehidupan masyarakat kelurahan antara satu dengan yang lainnya senantiasa berbeda pula. Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat haruslah merupakan interaksi aktif dari kedua belah pihak.Disamping itu seharusnya terjalin pula suatu komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat sebagai perwujudan adanya hubungan yang harmonis antara masyarakat dan pemerintah. Pemberian penyuluhan tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan secara intensif yang nantinya menimbulkan eksis berlebihan bagi masyarakat kelurahan, tetapi sebaiknya dilaksanakan pemberian penyuluhan dilaksanakan secara rutin dan berkala, sebab hal tersebut suatu proses pembelajaran bagi masyarakat yang akan memakan rentang waktu yang cukup lama. Mengingat faktor sosial ekonomi dan sosiologis dalam kehidupan masyarakat kelurahan sangat mempengaruhi kesanggupan masyarakat tersebut. Masalah kesehatan merupakan salah satu bentuk pemasalahan yang harus ditangani baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Mengingat pentingnya kesehatan tersebut, UU 36 Tahun 2009 memberikan arah sebagai berikut : 1. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 2. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan,
  • 13. 13 | P a g e yang besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang ada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pengamatan empirik terhadap aktifitas keseharian masyarakat, maka faktor-faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan lingkungan keluarga di Kecamatan Kawangkoan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu, faktor-faktor positif atau faktor yang mendukung terhadap peningkatan kesehatan lingkungan, dan faktor negatif atau faktor yang menghambat peningkatan kesehatan lingkungan. Sebagai seorang pemimpin, khususnya pemimpin informal dalam dunia kemasyarakatan harus pintar, jujur, serta mampu menanamkan jiwa dan loyalitas yang tinggi terhadap apa dan siapa yang dipimpinnya. Seorang pemimpin khususnya dikelurahan disamping kepala kelurahan juga pemimpin-pemimpin tidak resmi atau pemimpin informal, tentunya harus memiliki kemampuan untuk menanamkan rasa loyalitas terhadap yang dipimpinnya, misalnya apakah lewat wibawah yang simpatik, karismatik, atau semacamnya.Begitu halnya tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Kawangkoan khususnya tokoh agama yang senantiasa berpartisipasi dalam setiap pelaksaan program pembangunan yang dijalankan termasuk didalam pembinaan pada masyarakat tentang masalah kesehatan lingkungan. Disamping pemimpin informal tak kalah pentingnya pula adalah lembaga kemasyarakatan sebagai penunjang lembaga pemerintah. Lembaga-lembaga kemasyarakatan itu antara lain organisasi masyarakat, LPM, PKK, dan anggota Dasawisma. Untuk suksesnya pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di kelurahankelurahan, maka terhadap semua lembaga pemerintahan maupun lembaga kemasyarakatan diperlukan adanya koordinasi yang baik agar dapat ikut berperan serta dalam pemerintahan atau pembangunan. Hal ini diperlukan berdasarkan kepada suatu prinsip bahwa suksesnya suatu pemerintahan tidak hanya ditentukan oleh perangkat pemerintahan itu sendiri tetapi juga oleh peran serta masyarakat didalam mendukung pelaksanaan pemerintahan tersebut. Demikian pula halnya yang terjadi dilembaga kemasyarakatan yanga ada di Kecamatan tersebut senantiasa berperan aktif dalam menyukseskan
  • 14. 14 | P a g e setiap program pemerintah khususnya pemerintahan di kelurahan dalam rangka peningkatan kesehatan lingkungan. Hal ini mereka lakukan dengan cara melibatkan diri atau terjun langsung di lapangan dengan mengadakan kerja bakti, membantu kerja kesehatan lingkungan, memperbaiki jalan yang rusak agar tidak tergenang air, serta menanam pohon ataupun bunga ditepi jalan. B. Pencegahan DBD Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius dan dan termasuk kasus medis besar yang menjadi keprihatinan utama di negara berkembang. Penyebab demam berdarah adalah virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah, diperlukan upaya yang efektif. Namun sayang, sampai saat ini belum ada cara pengobatan yang spesifik untuk penyakit demam berdarah. Sampai saat ini, cara terbaik untuk menghindari demam berdarah adalah dengan mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Berikut ini adalah 8 cara untuk mencegah demam berdarah yang bisa dilakukan : Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius dan dan termasuk kasus medis besar yang menjadi keprihatinan utama di negara berkembang. Penyebab demam berdarah adalah virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah, diperlukan upaya yang efektif. Namun sayang, sampai saat ini belum ada cara pengobatan yang spesifik untuk penyakit demam berdarah. Sampai saat ini, cara terbaik untuk menghindari demam berdarah adalah dengan mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Berikut ini adalah 8 cara untuk mencegah demam berdarah yang bisa dilakukan :
  • 15. 15 | P a g e Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius dan dan termasuk kasus medis besar yang menjadi keprihatinan utama di negara berkembang. Penyebab demam berdarah adalah virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah, diperlukan upaya yang efektif. Namun sayang, sampai saat ini belum ada cara pengobatan yang spesifik untuk penyakit demam berdarah. Sampai saat ini, cara terbaik untuk menghindari demam berdarah adalah dengan mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Berikut ini adalah 8 cara untuk mencegah demam berdarah yang bisa dilakukan: 1. Lakukan program 3M (menguras, menutup dan mengubur) tempat-tempat penampungan air hujan dan lainnya. 2. Hindari ruangan yang lembab dan perbaiki sirkulasi udara. 3. Jangan biarkan baju kotor menumpuk atau digantung. 4. Cobalah menanam tanaman anti nyamuk. 5. Semprot rumah secara rutin dengan anti nyamuk. 6. Gunakan hand bodi anti nyamuk di kulit. 7. Tutup jendela dengan kawat kasa halus. 8. Lakukan abatebnisasi tempat-tempat penampungan air bersih yang sulit dibersihkan. Disaat kita dihadapi dengan permasalahan perubahan cuaca yang tidak menentu, maka ketakutan yang paling kita rasakan adalah penyakit apa lagi di saat musim hujan. Ketika musim hujan tiba, banyak sekali faktor-faktor penyebab penyakit yang menghampiri kita seperti flu, demam, hingga meriang yang diakibatkan oleh cuaca yang dingin secara terus menerus. Di sisi lain nya, hujan yang intensitasnya terlalu lama atau pada saat perubahan musim dapat menyebabkan genangan air menjadi banyak sehingga menjadi peluang bagi nyamuk untuk bersarang. Tempat-tempat yang terbuka yang dipenuhi dengan genangan air akan menjadi sarang nyamuk dan kemudian nyamuk tersebut akan bertelur yang akan menjadi bakal calon nyamuk.
  • 16. 16 | P a g e Dari permasalahan inilah timbul penyakit demam berdarah, cikungunya, filariasis, malaria dan penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan oleh nyamuk tersebut. Untuk itu sudah wajar bagi kita untuk selalu waspada disaat musim hujan tiba dengan melakukan langkah 3M guna mencegah nyamuk demam berdarah dan nyamuk jenis lainnya. Namun pada kehidupan yang serba moderen yang serba instan ini banyak orang yang sudah mulai tidak memperdulikan bahayanya demam berdarah dengan tidak terlalu memikirkan tentang kesehatan lingkungan mereka karena yang mereka pikirkan adalah tempat tinggal mereka sudah jauh lebih aman dari serangan nyamuk demam berdarah tersebut. Ternyata asumsi tersebut tidak benar. Walaupun anda tinggal di lingkungan bersih jentik nyamuk tetapi tak bisa lepas dari ancaman demam berdarah karena nyamuk bisa terbang dari rumah tetangga kerumah anda, belum lagi kita juga mungkin datang ke tempat-tempat dimana nyamuk dapat berkembang dengan baik. Untuk itu penting bagi kita utuk terus menjaga agar pertumbuhan nyamuk aedes aegypti dapat di tekan seminimal mungkin. Selain dengan cara 3M tersebut, berikut adalah cara-cara yang ampuh lainnya yang dapat mencegah pertumbuhan nyamuk demam berdarah di rumah anda. 1 . Cobalah menanam tanaman anti nyamuk. Tanaman pengusir nyamuk, misalnya bunga lafender, jeruk, geranium, serai, zodia dan beberapa tanaman lainnya. Letakan tanaman tersebut mengelilingi rumah atau dekat dengan jendela kamar dan pintu. 2. Biarkan sinar matahari masuk ke ruangan. Nyamuk adalah hewan yang suka kelembaban dan tempat gelap. Dengan membiarkan sinar matahari masuk kedalam ruangan selain mencegah perkembangan bakteri berlebihan dalam ruangan juga mengusir nyamuk. 3 Bersihkan selalu sela-sela gorden dan kain-kain yang menumpuk di rumah Kain yang tidak sering dijamah oleh kita (contohnya seperti gorden, baju yang digantung dibelakang pintu, dll) berpotensi menjadi tempat bertenggernya atau tempat bersembunyi nya
  • 17. 17 | P a g e nyamuk karena nyamuk suka tinggal di tempat yang lembab dan gelap. Untuk itu selalu bersihkan sela-sela kain gorden di rumah dan jangan terlalu lama menumpuk sebuah kain di dalam rumah agar nyamuk tidak bersarang disana. 4 lakukan penyemprotan rutin Jika memungkinkan, maka lakukan penyemprotan nyamuk secara rutin dirumah anda. Namun jangan lakukan ketika anda sedang berkumpul bersama keluarga karena akan mengganggu kenyamanan dan berpotensi mengganggu kesehatan. Dan juga jangan menyemprot benda-benda yang sering kita gunakan seperti baju, bantal, alat-alat makan, dan lain sebagainya karena racun didalam pestisida tersebut akan terserap dan berakibat fatal jika terkonsumsi secara jangka panjang oleh tubuh. Nah, mungkin inilah pencegahan-pencegahan yang dapat anda lakukan agar anda dan keluarga dapat terhindar dari penyakit demam berdarah tersebut. Intinya adalah selalu jaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal anda agar tidak mudah terserang penyakit. Sebelum diobati, penderita harus diberi pertolongan pertama oleh profesional kesehatan. Dr Rita mengatakan bahwa dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu memproduksi banyak cairan karena di dalam tubuh terjadi kebocoran yang membuat cairan hilang. Penderita bisa minum banyak air putih selagi kebocoran terjadi, tetapi jika sudah selesai alias tertutup penderita harus mengurangi asupan cairan tersebut. Berikut ini adalah tindakan medis sebagai bentuk pertolongan pertama terhadap demam dengue:  Memasok cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih.  Kompres kening pasien agar demam tinggi mereda.  Memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.  Membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas apabila pasien tidak mengalami perubahan positif (penurunan panas serta gejala lain) meskipun telah dilakukan langkah pertolongan pertama.
  • 18. 18 | P a g e  Terpaksa dirawat di rumah sakit apabila kondisi pasien bertambah parah, kesadaran semakin hilang, dan diperburuk dengan tidak bisa minum air hingga muntah terus menerus. C. Penanganan DBD Penanganan Demam Berdarah. Mengobati demam berdarah bukanlah perkara mudah apalagi jika penangan demam berdarah tergolong lambat bisa berakibat fatal nyawa taruhanya. Penangganan yang cepat dan akuran merupakan tindakan cerdas untuk meminimalisir dampak resiko terhadap penderita demam berdarah. Seperti yang telah jelaskan pada artikel Gejala Demam Berdarah dan juga Penyebabnya, apabila kita sudah memahami dengan gejala demam berdarah langkah selanjutnya adalah memberikan pertolongan pertama pada penderita dengan memberikan cairan sebanyak-banyaknya pada pasien sebab pada umumnya penderita DB banyak kehilangan plasma darah akibat terjadinya penurunan trombosit. Dalam menangani penyakit demam berdarah yang perlu di prioritaskan adalah memberikan banyak cairan entah itu cairan berupa larutan air gula, garam maupun dalam bentuk jus buah, sedangkan minuman dalam kemasan kaleng sebaiknya berupa minuman yang mengandung zat elektrolit. Nah berikut jenis minuman yang di rekomendasikan bagi penderita DBD merupakan sebagian dari obat demam berdarah yang dimaksudkan untuk menghindari pasien dari kekurangan cairan, antara lain : 1. Jus Buah Untuk mengatasi kekurangan cairan karena demam berdarah bisa memberikan banyak cairan berupa air jus. Tidak selalu harus jus jambu biji Anda bisa memberikan jus buah lain seperti jus pepaya, jeruk, atau jus mangga. Nah dengan kadar air dalam buah berhitung tinggi antara 65 sampai 92 persen, sehingga bisa mensuplai atau menutupi kekurangan cairan akibat merembesnya plasma darah keluar dari pembuluh. Mengonsumsi jus berarti membantu proses
  • 19. 19 | P a g e pencernaan tubuh dengan mempercepat penyerapan nutrisi kualitas tinggi yang terdapat dalam kandungan jus. 2. Air Kelapa Muda Air kelapa muda banyak megandung mineral kalium, sodium, klorida, dan magnesium. Zat-zat ini adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengatasi ancaman syok pada kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga mengandung gula, vitamin B dan C dan protein. Komposisi gula dan mineral yang terdapat dalam air ini begitu sempurna, sehingga memiliki keseimbangan yang mirip dengan cairan tubuh manusia. 3. Air Heksagonal Air heksagonal merupakan air yang banyak mengandung oksigen, air telah banyak dikembangkan untuk membantu metabolisme tubuh sehingga bisa menjaga stamina dan vitalitas, termasuk bagi yang menderita demam berdarah. Cara Mengobati Demam berdaah Pengobatan demam berdarah dengue dan jenis lainya bisa dilakukan melalui pengobatan herbal. Mengatasi demam berdarah dengan tanaman obat sudah dilakukan melalui riset dan telah terbukti mampu membantu mengatasi penyakit demam berdarah. Nah berikut berupa tanaman dan buah unuk demam berdarah : 1. Jambu Biji Jambu biji selain rasanya enak dan segar buah ini telah dipercaya sebagi obat demam berdarah, dengan kandungan vitamin C dosis tinggi inilah, kekebalan tubuh dalam melawan bakteri akan meningkat drastis. Bagi penderita demam berdarah mengkonsumsi Jus jambu biji dalam dosis tinggi akan mampu mengembalikan trombosit darah dengan cepat. Untuk mendapatkan manfaat jambu biji secara maksimal, sebaiknya pilih buah yang baru saja masak dan masih berwarna hijau kekuningan. Apabila sudah masak, simpan di lemari es. Cuci dengan bersih sebelum dibuat jus obat demam berdarah. 2. Alang-Alang Dalam kandungan Alang-alang terdapat manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam
  • 20. 20 | P a g e alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan menghilangkan haus. Bagian tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Cara membuat ambil 1 ikat atau gulung akar alang-alang. Cuci dan rebus dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Campur air perasan satu buah jeruk nipis dengan tiga sendok makan air alang-alang tersebut. Pakai seperlunya. Tambahkan pemanis bila ramuan ini ditujukan untuk anak-anak. 3. Daun Dewa Daun dewa banyak mengandung zat kimia seperti saponin, minyak asiri, flavonoid, dan tanin yang bermanfaat sebagai anticoagulant atau mencairkan bekuan darah, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Fungsi daun dewa bagi penderita demam berdarah adalah untuk menghilangkan panas tinggi dan menghentikan pendarahan. Cara MencegahDemam berdarah Ada pepatah bilang mencegah lebih baik daripada mengobati, sudah barang tentu mencegah juga lebih mudah daripada mengobati. Mengobati demam berdarah jika sampai pasien menjalani opname di rumah sakit maka akan banyak keluar biaya juga waktu serta tenaga. Nah untuk mencegah DBD sebaiknya selalu meembersihkan lingkungan dengan melakukan gerakan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun barang- barang bekas. Sejalan dengan itu, pemberantasan bibit nyamuk, dapat Anda lakukan dengan menabur bubuk abate di tempat-tempat penampungan air serta pemeriksaan jentik juga harus dilakukan secara berkala. Memelihara ikan dalam bak mandi (jeding) juga bisa membantu memberantas jentik-jentik nyamuk dan cara ini paling efisien akan tetapi tetap perlu menguras seminggu sekali guna membersikan dari kotoran ikan. Selalu memberikan obat nyamuk oles juga merupakan langkah positif guna menghindari gigitan nyamuk disaat wabah demam berdarah atau sekedar menjaga agar terhindar dari gigitan nyamuk, bisa dilalukan setiap saat terutama jam nyamuk DBD keluar, perlu Anda ketahui bahwa nyamuk DBD paling sering menggigit dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum
  • 21. 21 | P a g e matahari terbenam. Semoga membawa manfaat. Demikian artikel singkat berkaitan dengaan Cara Penanganan Demam Berdarah. Belakangan ini memasuki musim penghujan di beberapa daerah di Indonesia sering kali dilanda wabah peyakit Demam Berdarah. Sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan terhadap penyakit Demam Berdarah ini. Penyakit ini dapat menyerang siapapun dan tidak mengenal usia. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal. Demam berdarah adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk. Terdapat 2 jenis virus pemicu penyakit ini, yakni virus chikungunya dan virus dengue. Dan virus dengue adalah penyebab utama demam berdarah dengue (DBD), untuk itu Luvizhea.com akan membahas lebih lanjut tentang penyakit demam berdarah dengue ini. Dalam dunia kedokteran Demam Berdarah Dengue (DBD) dikenal dengan istilah Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan dominan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. Sebenarnya bukan hanya nyamuk Aedes aegypti saja yang bisa menularkan penyakit demam berdarah, nyamuk Aedes albopictus juga bisa menularkan penyakit demam berdarah. Bedanya, nyamuk ini hidup di luar rumah sehingga bisa saja si kecil digigit ketika sedang asyik bermain. Kelompok anak usia 4 sampai dengan 10 tahun paling berisiko tinggi terkena penyakit demam berdarah ini, dikarenakan daya tahan tubuh anak usia ini memang belum sekuat orang dewasa. Demam berdarah dan tifus memiliki gejala yang dapat dikatakan hampir sama. Kedua penyakit ini ditandai oleh gejala berupa demam yang cukup tinggi. Jika kita salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya akan bisa menyebabkan kesalahan penanganan yang justru akan berakibat fatal bagi penderita. Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi yaitu masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala atau dalam waktu 3 sampai 8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan, namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:
  • 22. 22 | P a g e  Demam tinggi mendadak diatas 38°C selama 2 sampai 7 hari  Ada pola demam yang khas, menyerupai punuk unta  Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka  Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa  Terjadi shock, denyut nadi melemah dan cepat, tekanan darah menurun, gelisah, tangan dan kaki dingin  Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang  Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)  Nyeri kepala, pusing  Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata  Wajah kemerahan  Nyeri perut  Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare  Ada riwayat DBD pada lingkungan sekitar dalam jarak 200-400 meter Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:  Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm³ (normalnya 150- 450 ribu/mm³)  Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya. Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita DBD. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DBD dibagi atas beberapa derajat, yaitu: 1. DBD derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.
  • 23. 23 | P a g e 2. DBD derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah) 3. DBD derajat III: Disebut juga fase pre shock, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda shock; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur. 4. DBD derajat IV: Atau fase shock (disebut juga dengue shock syndrome/DSS), penderita shock dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur. Meski berisiko mematikan, DBD sebenarnya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri tanpa obat. Namun sebelum sembuh, orang yang menderitanya akan melewati masa kritis. Dan pada masa itulah pasien membutuhkan perawatan yang baik untuk menjaga kondisi tubuhnya hingga mampu melewati masa kritis. Perawatan yang baik seringkali diasosiasikan dengan rawat inap di rumah sakit. Namun sebenarnya tidak semua penyakit DBD membutuhkan perawatan di rumah sakit.Tetapi tetap saja hal permata yang wajib dilakukan adalah membawa pasien ke dokter untuk memastikan diagnosis. Namun untuk menentukan selanjutnya apakah pasien harus dirawat inap atau rawat jalan, kuncinya yaitu ada tidaknya kedaruratan. Kedaruratan yang dimaksud adalah shock, kejang, kesadaran menurun, dan pendarahan,Rata-rata penderita Demam Berdarah pada DBD derajat I-II belum memerlukan perawatan di rumah sakit, DBD umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7 sampai 8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tetapi harus tetap diwaspadai, Kebanyakan masa-masa kritis Demam Berdarah adalah pada hari kelima. Jika tidak tertangani dengan baik maka trombosit akan turun dengan hebat dan memungkinkan terjadinya shock meskipun demamnya kadang sudah turun. Pengobatan DBD ini bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan
  • 24. 24 | P a g e BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN  Pengetahuan masyarakat mengenai penyebab dan cara pencegahan penyaki demam berdarah hanya mencapai tingkatan tahu dan paham, begitu juga dengan sikap masyarakat mencapai tingkatan menerima dan menanggapi. Pengetahuan belum mencapai tahap interest, evaluation, trial, adaption Sikap belum mencapai tahap responding, valuing dan responsible dikarenakan informasi yang diperoleh masih belum jelas benar dan juga banyak faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya.  Faktor kebiasaan hidup sehari-hari, faktor tidak adanya dukungan dari suami dan anak- anak dan faktor tidak atau kurangnya sarana dan fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku kesehatan, merupakan suatu hal yang menyebabkan tidak teraplikasinya pengetahuan dan sikap yang sudah positif ke dalam bentuk tindakan yang positif. Dalam melakukan tindakan terhadap pencegahan penyakit demam berdarah, masyarakat juga melakukan dalam berbagai kegiatan. Yang paling utama dilakukan masyarakat adalah membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya dan pemakaian anti nyamuk.  Kegiatan-kegiatan ini dianggap sudah membebaskan setiap anggota keluarga dari gigitan nyamuk Aedes aegypti Jika ada salah satu anggota keluarga yang menderita demam berdarah, maka penyemprotan/ fogging merupakan suatu langkah penanggulangan yang cukup ampuh untuk mematikan nyamuk penyebab DBD. Dan semua kegiatan ini masih bergantung dengan keaktifan atau peran serta dari petugas kesehatan. Agar masyarakat juga memiliki peran serta yang baik dalam pencegahan penyakit demam berdarah, seharusnya masyarakat memiliki pengetahuan yang mencapai tingkat analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi, dan sikap yang mencapai tahap menghargai dan bertanggungjawab
  • 25. 25 | P a g e sehingga dapat benar-benar paham dan mau melaksanakan upaya pemutusan rantai penularan penyakit demam berdarah  Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampi semua Negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relative tinggi dalam kurun waktu yang relative singkat.  Menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai factor yang saling mempengaruhi ( WIDOYONO 2013). Penyebab agant penyakit menular adalah unsure biologis yag berfariasi mulai dari partikel firus yang paling sederhana sampai organism yang paling kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.  Salah sati penyakit menular yang di sebabkan oleh penyakit firus cara penularan khusus dan reserfior penyakit seperti manusia dan nyamuk. B. SARAN  Perlu meningkatkan upaya penemuan dini penderita DBD dan melakukan pengobatan tuntas untuk menghilangkan sumber penularan di tengah-tengah penduduk.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan penularan malaria dengan menata lingkungan bersih dan perilaku hidup sehat (PHBS).  Melakukan penyuluhan tentang penyakit DBD dan cara pencegahan yang sederhana dan murah kepada masyarakat.  Sebaiknya informasi tentang pencegahan penyakit demam berdarah yang disampaikan oleh petugas kesehatan, dipastikan benar-benar dipahami oleh keluarga dan masyarakat.  Keterlibatan kader kesehatan, kepala lingkungan, PKK, tokoh masyarakat, tokoh
  • 26. 26 | P a g e agama, dan lintas sektor lainnya perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan PSN-DBD
  • 27. 27 | P a g e DAFTAR PUSTAKA  Gani, A. 2009. Dampak Malaria Terhadap Pembangunan, makalah dalam pertemuan DBD  Gordis,L. 2004. Epidemiology, 3 rd ED, Elsevier Saunders, Philadelphia  Handayani L., Pebrorizal., Soeyoko. Faktor Risiko Penularan Malaria Vivak. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 24. No. 1. Maret 2008:38-43.  Harijanto P.N. (2000). Malaria Epidemiologis, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC  Lestari, E. W., S. Sukowati., Soekidjo., dan Wigati. 2007. Vektor Malaria di Daerah Bukit Menoreh, Purworejo, Jawa Tengah. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 17. No. 1. 2007:30-35.  Nalim, S. 2002 Rapid Assesment of Correlation between remotly sensed data and Malaria Prevalence in the Monoreh Hill Central Java, Indonesia, Final Report, Geneva 2002  Robert W. S., C.R.J.C. Newton., M. H. Craig, R. W. Steketee. 2003. The Public Health Burden of Plasmodium falciparum Malaria in Africa in Deriving the Numbers. Working Paper No. 11, Disease Control Priorities Project Bethesda, Maryland: Fogarty International Center, National Institutes of Health. August 2003.  WHO, 2008, WHO Recomended SurveilanceSecond edition, Geneva.  Anderson F, 2006. Antropologi Kesehatan.Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.  Azwar S, 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2  Pustaka Pelajar Offset. Jakarta. Depkes RI, 2005. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.  Jakarta. Dinkes Medan. 2006. Profil Kesehatan Kota Medan Medan  Dinkes Propinsi Sumatera Utara. 2006. Profil Kesehatan