SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
LENTERA
Buletin Terbaru Himantara
1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan berupa waktu dan kemudahan sehingga kami
dapat memublikasikan LENTERA dengan tema "Masyadakat Adat dan
Pandemi". Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda dan menghambat
banyak sekali aktivitas kehidupan masyarakat. Yang berusaha bertahan
tidak hanya aspek ekonomi atau pendidikan, adat istiadat pun berusaha
mempertahankan eksistensinya. Masyarakat adat berusaha agar adat
istiadat mereka tidak ditelan begitu saja oleh pandemi. Adat istiadat
merupakan materi kebudayaan yang sangat penting, terlebih untuk menjadi
ciri dan identitas masyarakatnya. Perlu diingat bahwa yang terhambat
prosesinya bukan hanya ekonomi ataupun pendidikan, melainkan adat
istiadat pun terkena imbasnya.
Dengan hadirnya LENTERA edisi kali ini, diharapkan dapat menambah
wawasan mengenai pentingnya kehadiran adat istiadat di masyarakat
walaupun pandemi masih belum teratasi sepenuhnya. Kami sadar betul
bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar LENTERA bisa jadi lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Semoga buletin ini dapat bermanfaat serta membuka wawasan para
pembaca mengenai masyarakat adat dan pandemi. Terima kasih dan
selamat membaca.
2
Pandemi Covid-19 yang telah mewabah di dunia termasuk Indonesia selama kurang lebih setahun
lamanya yang mana juga telah merubah kebiasaan hidup tiap individu dalam berbagai aspek kehidupan.
Tidak hanya pada aspek kesehatan dan ekonomi, tetapi juga sangat terasa dampaknya terhadap aspek
sosial budaya. Salah satu yang yang terdampak dalam aspek sosial budaya tersebut ialah terkait praktik
adat istiadat di masyarakat.
Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan beserta imbauan guna menghadapi pandemi, antara lain
dengan mensosialisasikan gerakan social distancing, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) di berbagai wilayah, mengimbau gerakan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan masker, dan
Menjaga jarak), larangan melakukan perjalanan mudik, hingga menerapkan normal baru.
Mencegah terjadinya kerumunan dapat dikatakan menjadi fokus utama pemerintah untuk mengurangi
penyebaran virus agar pandemi dapat dengan segera berakhir. Hal tersebut tentu sangat berdampak
pada aktivitas sehari-hari masyarakat yang melibatkan banyak orang di dalamnya. Interaksi yang terbatas
tersebut menyebabkan pelaksanaan praktik adat istiadat lokal cukup terganggu. Banyak dari pelaksanaan
tradisi adat istiadat lokal tersebut yang melibatkan banyak orang sehingga harus menunda
pelaksanaannya, ataupun jika memang tetap terselenggara akan melakukan pembatasan dan penyesuaian
sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Walaupun demikian, dapat dikatakan di tengah situasi
pandemi seperti saat ini tidak menyurutkan antusiasme masyarakat terhadap pelaksanaan adat istiadat
lokal mereka masing-masing.
Di beberapa daerah, kearifan lokal dan ritual adat tetap dilakukan terutama yang terkait dengan
pencegahan penyebaran virus ke daerah mereka. Ritual-ritual yang mereka lakukan dijadikan sebagai
“tolak bala” terhadap virus yang sedang mewabah pada masa ini.
Berbagai tradisi rutin lainnya yang biasanya terselenggara pun tetap berjalan dengan penyesuaiannya.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan yang ketat terus dipantau selama proses kegiatan tersebut
berlangsung. Adanya pandemi ini tidak membuat tradisi-tradisi tersebut menghilang, melainkan sebagian
merubah tata cara yang biasanya lekat dengan keramaian diganti dengan pembatasan jumlah orang yang
terlibat, ataupun ada pula sebagian tradisi yang beralih pelaksanaannya menjadi di kediaman mereka
masing-masing.
Meskipun pelaksanaan berbagai praktik adat istiadat lokal harus
terlaksana dengan berbagai pembatasan maupun dengan tata cara
yang berbeda dan tidak semeriah dibandingkan sebelum pandemi
berlangsung, berbagai praktik adat istiadat tersebut dapat terlaksana
dengan lancar, kondusif, dan tidak kehilangan makna dari
diselenggarakannya praktik adat tersebut.
3
Sebagai contoh seperti yang dilansir dari Nusabali.com, kepatuhan masyarakat Bali dalam melakukan
kegiatan upacara keagamaan yakni, pada saat upacara Ngaben di Bali yang biasanya dihadiri oleh
seluruh masyarakat adat kemudian dibatasi kehadirannya dengan kerabat terdekat saja yang diizinkan
mengikuti kegiatan dengan kelengkapan upacara yang sederhana, kemudian setiap pecalang selalu
membawa thermo gun untuk memeriksa setiap suhu peserta yang mengikuti kegiatan upacara Ngaben,
tak lupa juga setiap orang diwajibkan untuk memakai masker.
Walaupun protokol kesehatan diberlakukan secara ketat dalam rangka menjaga kepatuhan dan
mencegah penyebaran virus Covid-19 ini, tetap tidak melunturkan niat masyarakat Bali dalam
menjalankan kegiatan upacara keagamaan yang sudah menjadi budaya bagi mereka. "Harmonisasi
pelaksanaan upacara keagamaan disesuaikan dengan kondisi Covid-19 dengan sejumlah pembatasan-
pembatasan keterlibatan masyarakat adat, tetapi tidak mengurangi arti dan makna upacara
berdasarkan agama Hindu," ujar Bandesa Adat I Nyoman Waisnawa kepada Balipost.com.
Referensi
Fildzah Azzani, A. F., D., B., & M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kebudayaan Bali. Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Kebudayaan Bali, 3-4.
Nirmala, Ni Putu Arix. (2021 Januari 14). Harmonisasi Adat serta Budaya Bali di Tengah Pandemi. NusaBali.com. Dilansir dari :
https://www.nusabali.com/berita/88082/harmonisasi-adat-serta-budaya-bali-di-tengah-pandemi. Diakses tanggal 24
April 2021.
Dharmada, Agung. (2020 Oktober 20). Harmonisasi kegiatan desa Adat Di Tengah Pandemi. Dilansir dari :
https://www.balipost.com/news/2020/10/28/154702/Harmonisasi-Kegiatan-Desa-Adat-Ditengah...html. Diakses tanggal
24 April 2021.
Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid-
19 telah melanda hampir seluruh dunia.
Adanya pandemi ini pula banyak
memberikan dampak dan perubahan pada
segala bidang kehidupan manusia dan
lingkungan, salah satu contoh dari efek
pandemi yakni di bidang sosial-agama.
Masyarakat memiliki respons yang berbeda-
beda dalam menanggapi pandemi Covid-19
ini, “Setiap budaya memiliki strategi dan
respons yang tercermin pada peta kognitif
masyarakat yang diperoleh dari proses
sosialisasi dan pengalaman masyarakat,”
(Andi Fajar dalam Ameera Farhah Fidzah
Azzani dkk, 2012).
Dilansir dari Balipost.com, dalam melakukan
kegiatan upacara keagamaan di desa adat
di Bali terdapat hak otonom dalam mengatur
kehidupan masyarakat. Misalnya,
masyarakat yang ingin atau akan melakukan
kegiatan keagamaan wajib mematuhi
protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh
pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran pandemi Covid-19 ini secara masif seperti tidak
berkerumun, menjaga jarak antar sesama, menggunakan masker, dll.
Pelibatan desa adat yang ada di Bali oleh pemerintah Provinsi Bali ini merupakan salah satu aspek penting
dalam menekan penyebaran virus Covid-19. Masyarakat Bali yang memiliki nilai tradisi keagamaan yang
kental merespons protokol kesehatan ini dengan cara mematuhi setiap agenda kegiatan keagamaan yang
kemudian juga diawasi oleh pecalang dan aparatur penegak hukum dalam rangka menjaga ketertiban dan
kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang berlaku.
4
Sumber: https://www.marariversafarilodge.com/ngaben-the-cremation-
ceremony-in-bali/
Saat ini hampir seluruh wilayah di dunia sedang
dilanda pandemi Covid-19, termasuk di Indonesia.
Menurut pernyataan dari World Health
Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan
Dunia pada tanggal 30 Januari 2020 lalu, pandemi
Covid-19 kini merupakan keadaan darurat global
karena penyebaran virus Corona yang terbilang
sangat cepat (World Health Organization, 2020).
Munculnya pandemi ini membawa banyak sekali
permasalahan pada kehidupan manusia, salah
satunya seperti dibatasinya ruang gerak manusia
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Bagaimana
tidak, penerapan kebijakan seperti Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown dan
social distancing yang bertujuan untuk menekan
angka pasien positif Covid-19 agar tidak semakin
bertambah membuat masyarakat menjadi sulit
untuk melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan
di luar rumah.
Kepadatan dan kedisiplinan masyarakat dalam
suatu negara juga akan memengaruhi lama atau
tidaknya pandemi Covid-19 berlangsung di negara
tersebut. Indonesia diprediksi akan mengalami
penderitaan pandemi ini dengan waktu yang cukup
lama karena Indonesia menduduki tingkat keempat
sebagai negara terpadat di dunia (Djalante et al.,
2020).
Bentuk negara Indonesia yang terbagi menjadi
beberapa pulau memberi tantangan tersendiri
dalam menangani pandemi. Masyarakat yang
tinggal di pulau terpencil pun berpotensi terpapar
Covid-19 karena sulitnya akses masuk layanan
kesehatan ke daerah tersebut. Oleh karena itu,
setiap daerah memiliki caranya sendiri dalam
mitigasi bencana seperti yang sedang berlangsung
saat ini.
Seperti yang terjadi pada masyarakat Baduy,
mereka memiliki beberapa cara tersendiri untuk
menghindari dan mengatasi paparan Covid-19.
Walaupun sudah setahun pandemi berlangsung,
tenaga kesehatan Pemerintah Kabupaten Lebak
mengatakan bahwa belum ada satu pun masyarakat
dari suku Baduy yang dinyatakan positif Covid-19
(CNN Indonesia, 2021). Suku Baduy terkenal
sangat menjunjung tinggi pikukuh (aturan adat)
yang ada sejak dahulu. Salah satu pikukuh yang
dipegang oleh masyarakat Baduy yakni “Lojor teu
menang dipotong, pondok teu meunang
disambungan” yang berarti panjang tidak boleh
dipotong, pendek tidak boleh disambung.
Pikukuh ini memiliki makna bahwa masyarakat
Baduy harus menerima apa adanya dan tidak boleh
mengubah apa yang sudah ada (Suparmini et al.,
2013). Kearifan lokal dari suku Baduy yang sudah
berlangsung dari generasi atas ke generasi
selanjutnya ternyata memiliki peran penting
terhadap permasalahan pandemi ini. Dengan
kearifan lokal ini, masyarakat Baduy mempunyai
pedoman hidup terkait apa yang boleh dan tidak
boleh mereka lakukan sehingga menerapkan sikap
disiplin yang kemudian akan meningkatkan
ketahanan dalam kelompok tersebut dan menjaga
kesahajaan masyarakat Baduy. Dalam
kehidupannya, terdapat tiga hal utama yang
ditemukan dari suku Baduy, yaitu kesederhanaan,
bersahabat dengan alam, dan spirit kemandirian.
Masyarakat Baduy dalam hidupnya sangatlah dekat
dengan alam yang ada di sekitar tempat
tinggalnya. Menanam padi atau berladang
merupakan mata pencaharian utama mereka untuk
memenuhi makanan pokok.
5
Tidak hanya sebagai mata pencaharian, berladang
dilakukan sebagai kegiatan ibadah yang ditujukan
kepada Nyi Pohaci Sanghyang, Dewi Padi yang
dipercaya oleh masyarakat Baduy. Walaupun di
tengah bergejolaknya pandemi Covid-19, tradisi
perladangan mereka hingga saat ini tetap berjalan
dengan normal. Hal ini membuat masyarakat Baduy
merasa aman karena mereka tetap bisa bekerja
seperti biasanya. Selain itu, masyarakat Baduy
tidak pernah merasa kekurangan pasokan makanan
walaupun mereka tinggal di daerah terpencil
karena mereka selalu memiliki simpanan dari hasil
pertaniannya tersebut. Hasil pertanian mereka
disimpan dalam suatu bangunan lumbung padi
yang biasa disebut dengan leuwit. Berbeda dengan
masyarakat perkotaan yang banyak sekali
mendapatkan pemutusan kerja secara besar-
besaran karena pandemi ini sehingga berdampak
pula pada kesulitan untuk memenuhi makanan
dalam bertahan hidup.
Ketika zaman semakin maju dan lampu-lampu
perkotaan menjadi lebih terang, masyarakat suku
Baduy memilih untuk tetap hidup secara
sederhana. Mereka setia menggunakan lampu
damar sebagai penerangan (Ewinantu, 2012).
Penolakan masuknya listrik ini dilakukan dengan
tujuan mempertahankan entitas budaya yang khas
pada masyarakat Baduy. Jika masyarakat perkotaan
mengeluh dengan tagihan listrik yang kian
melonjak naik karena penggunaannya yang juga
bertambah, maka hal tersebut tidak berlaku bagi
masyarakat Baduy. Mereka banyak menolak
teknologi-teknologi masuk ke dalam budaya suku
Baduy karena mereka menganggap bahwa dengan
adanya teknologi canggih, kehidupan dan
kebudayaan juga akan berubah dan hal tersebut
tidak sesuai dengan pikukuh yang dianutnya
dengan teguh. Kesederhanaan yang diterapkan
oleh masyarakat Baduy ini juga dapat dijadikan
cerminan mitigasi.
Kemudian, jika ditinjau dari segi topografi, suku
Baduy hidup dengan dikelilingi hutan yang begitu
luas. “Segala sesuatu yang alami merupakan
sahabat Baduy”, oleh karena itu masyarakat Baduy
menganggap bahwa hutan adalah sesuatu yang
penting bagi kelangsungan hidup mereka
(Suparmini et al., 2013). Masyarakat suku Baduy
membagi hutan menjadi tiga jenis, yakni leweung
kolot (hutan tua), leweung reuma (hutan ladang),
dan leweung lembur (hutan kampung).
Berdasarkan fungsinya, mereka juga membaginya
menjadi tiga, diantaranya hutan larangan, hutan
dudungusan, dan hutan garapan. Tempat tinggal
yang dikelilingi berlapis-lapis hutan, merupakan
suatu keuntungan tersendiri bagi suku Baduy dalam
melancarkan mitigasi. Sulitnya mobilitas manusia
dalam keluar dan masuk hutan dapat meminimalisir
penyebaran Covid-19 sehingga dari sini dapat kita
ketahui bahwa suku Baduy memang sudah
menerapkan sistem lockdown terlebih dahulu.
Bercermin pada kearifan lokal yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat Baduy, kebiasaan-
kebiasaan suku Baduy dalam memenuhi kebutuhan
hidup mereka dan didukung dengan kondisi
lingkungannya seperti hidup secara sederhana,
menjaga lingkungan, menyimpan persediaan
makanan atau sumber daya, dan melakukan
lockdown merupakan solusi yang baik untuk
diterapkan di masa pandemi Covid-19 ini.
Beberapa upaya dalam mitigasi yang dilakukan
oleh masyarakat suku Baduy dapat diterapkan
untuk daerah perkotaan dengan penyesuaian yang
tepat.
Referensi
CNN Indonesia. (2021, Januari 21). Hampir Setahun
Pandemi, Suku Baduy Nol Kasus Corona. CNN Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/202101211221
24-20-596637/hampir-setahun-pandemi-suku-baduy-
nol-kasus-corona. Diakses pada tanggal 27 April 2021.
Erwinantu. (2012). Saba Baduy: Sebuah Perjalanan Wisata
Budaya Inspiratif. Gramedia Pustaka Utama, jAKARTA
Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sudjatma, A.,
Indrawan, M., Haryanto, B., Mahfud, C.,Sinapoy, M. S.,
Djalante, S., Rafliana, I., Gunawan, L. A., Surtiari, G. A. K.,
& Warsilah, H.(2020). Review and analysis of current
responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to
March 2020. Progress in Disaster Science, 6, 100091.
Nugraha, A. S. (2020). Kearifan Lokal dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Sosietas,
10(1), 745-753.
Suparmini, S., Setyawati, S., & Sumunar, D. R. S. (2013).
Pelestarian Lingkungan MasyarakatBaduy Berbasis
Kearifan Lokal. Jurnal Penelitian Humaniora, 18(1)
World Health Organization. (2020). Considerations for
quarantine of individuals in the context of containment for
coronavirus disease (COVID-19): interim guidance, 19
March 2020. World Health Organization.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/331497.
Diakses pada tanggal 27 April 2021.
6
Sebelum pandemi, masyarakat adat sudah merasakan kerentanan, seperti pembangunan lahan
yang berdampak pada penghidupan mereka hingga merampas tempat tinggal dan pertanian
masyarakat. Melihat kondisi masyarakat adat yang sebelumnya sudah mengalami kondisi kritis,
kini di masa pandemi masyarakat adat malah semakin mudah mendapatkan eksploitasi oleh pihak-
pihak yang tidak peduli terhadap nasib masyarakat adat dan lahan serta sumber daya alam yang
mereka miliki, contohnya seperti kasus eksploitasi alam yang terjadi di bumi Wadas, Purworejo,
Jawa Tengah. Harusnya penanggulangan pandemi juga diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat adat secara merata karena tidak seluruh wilayah Indonesia mendapat kemudahan
dalam mengakses fasilitas kesehatan. Masyarakat adat juga lebih mampu bertahan dalam
pandemi dengan mengembangkan ikatan sosial seperti gotong royong. Terkait dengan ikatan
sosial, masyarakat adat tetap menjalin hubungan dengan saling bekerja sama dan saling berbagi
ketersediaan pangan kepada sesama anggota kelompok. Tentunya hubungan tersebut dijalankan
dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan seperti memakai masker dan sabun anti-
bakteri. Masyarakat adat juga memiliki hak untuk mengolah lahan mereka dengan menanamkan
rempah-rempah ataupun tumbuhan herbal yang nantinya mereka manfaatkan untuk obat-obatan.
Justru, tradisi menanam tumbuhan herbal tersebut dihidupkan kembali untuk keberlangsungan
hidup mereka.”
– Hanifati Alifia Radhia, S. Sos., M.A. (Dosen Antropologi, Universitas Brawijaya)
“Saat ini, masyarakat adat memang dirasa sedang
mengalami masa berkabung, prihatin, dan mengharuskan
untuk menahan diri for greater good. Saya melihat
masyarakat adat di Indonesia cukup bisa ‘menahan diri’ jika
dibandingkan dengan India yang sudah mengalami banyak
insiden karena pandemi. Dalam hal seperti ini, masyarakat
adat menjalani hidup dengan perlahan dan sistem yang
berlanjut. Social distancing yang diterapkan oleh pemerintah
juga menjadi alasan bagi beberapa masyarakat adat untuk
bisa survive ataupun ‘menahan diri’ dalam menjalankan
tradisi dan ritual mereka.”
– Nabila Bidayah Nayyirah, M.A (Dosen Antropologi,
Universitas Brawijaya)
7
Nampan yang berisi aneka sajian kue dan pernak-pernik kebutuhan upacara Kasada mulai diambil.
Upacara telah berakhir, riuh gemuruh sukacita dan perayaan mulai dibereskan. Anak gadis yang turut
meniti lautan pasir untuk mencapai kawah Gunung Bromo mulai kembali ke dusun. Mereka memikul sisa
peralatan pascarangkaian Kasada yang telah dilaksanakan.
“Nirmala, ayo bergegas, kita diburu waktu.” Salah seorang remaja menurunkan masker yang digunakan
dan menghampiri gadis kecil bernama Nirmala. Nirmala yang ditegur tadi hanya mengangguk setengah
terkejut, kemudian segera mengangkat kendi tinggi-tinggi dan membopong dengan kuat menuju dusun.
Nirmala tadi hanya melamun, ia memikirkan sesuatu.
Prosesi upacara Kasada tahun ini sungguh berbeda dan sangat disayangkan. Tidak ada sorak kegirangan
anak-anak suku Tengger yang berinteraksi dengan orang dari luar kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, tidak ada tingkah penasaran pengunjung yang ikut turun ke kawah hanya untuk
menangkap sesaji, dan tidak ada tukang potret yang mengambil foto keceriaan dan interaksi manusia
selama upacara berlangsung.
Matahari terus bergulir menuju titik paling barat. Ufuk timur mulai memerah, menyisakan lembayung yang
menyelimuti langit kawasan Suku Tengger tinggal. Di atas Gunung Bromo dan di sekitar Gunung Semeru,
awan tipis mulai berkerumun menandakan udara yang semakin dingin. Riuh perayaan memudar, semakin
larut semakin sepi, rangkaian telah ditutup dan berakhir. Prosesi tahunan upacara Kasada tahun ini
sungguh membuat Nirmala kesepian karena tidak ada lagi kesempatan untuk leluasa bebas ramai ketika
sedang merayakan. Terkadang ia menyesal karena suatu hal yang tadi sempat ia pikirkan. Dari balik bilik
yang merupakan tempat tinggalnya, Nirmala tetap sesekali melamun, menatap langit yang semakin hari
kian gelap, merindukan seseorang.
Ia merindukan Kak Lula, orang yang dulu sering datang ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk
bermain dan berbagi ilmu. Kak Lula adalah seorang mahasiswa dari jurusan Antropologi, ia sering
berkunjung untuk membantu dan mengamati kehidupan suku Tengger di kawasan Gunung Bromo dan kaki
Gunung Semeru. Ia dekat dengan Nirmala, anak pertama yang mau diajari bernyanyi dan menulis bebas.
Kak Lula berasal dari kota, yang waktu liburnya ia habiskan untuk mengunjungi lokasi suku Tengger, di
mana banyak anak-anak yang mulai senang menyambutnya. Tak hanya anak-anak, bahkan para orang tua
juga senang dengan kunjungan Kak Lula. Terlebih ketika ada acara tahunan seperti Kasada ini, Kak Lula
tak pernah absen untuk membantu orang suku Tengger mempersiapkan upacara adat mereka. Kak Lula
juga sering ikut menanam hingga membantu petani suku Tengger agar hasil panennya ludes oleh
pelanggan.
8
“Nak, kau sedang apa?” tanya ibu
kepada Nirmala. Ibu ternyata
memperhatikan anaknya yang melamun
sejak upacara selesai.
“Kak Lula, Bu.” Nirmala yang berbalik dari jendela
kamarnya menghampiri ibu dengan wajah sedih.
Ibunya tahu, semua anak di dusun ini menyukai dan
menanti Kak Lula, terutama anaknya.
Ibu pun memangku Nirmala dan mengelus puncak kepalanya.
Sejak beredarnya kabar mengenai virus Corona yang mencuat pada bulan
Maret 2020 di ruang publik, kabar tersebut membuat gempar semua
kalangan di semua lokasi, tak peduli di daerah perkotaan, pedesaan, pesisir
pantai, maupun puncak gunung, semua terkena dampaknya. Hal ini
dirasakan juga oleh masyarakat suku Tengger yang kuat di sektor pariwisata,
akibatnya masyarakat suku Tengger hampir kehilangan sektor tersebut karena
adanya pembatasan kerumunan dan mobilitas. Suku Tengger yang
dahulu sering bertemu banyak orang luar daerah sehingga tak perlu susah
payah memasarkan hasil taninya, sekarang harus mengambil langkah sendiri agar mendapatkan
uang dari pasar. Suku Tengger tak berinteraksi dengan wisatawan, orang luar, termasuk juga Kak
Lula. Ketika awal mula pemerintah mengabarkan adanya lockdown, Nirmala masih sering
dikunjungi oleh Kak Lula.
“Nirmala, aku sepertinya nggak bakal kesini untuk beberapa waktu,” ujar Kak Lula dari balik masker
medisnya.
“Kenapa, Kak?” Nirmala yang sedang menjatuhkan biji dakon kemudian terkejut dan wajahnya bersedih
dan menghentikan gilirannya.
“Kamu tahu, 'kan, bahwa negeri kita sedang diserang oleh virus berbahaya? Sebaiknya kita mengikuti
arahan pemerintah agar tidak menimbulkan korban,” kata Kak Lula waktu itu.
“Ah, tidak perlu, Kak. Anjuran itu hanya untuk orang kota saja. Virus itu tidak mungkin sampai ke sini.
Terlalu jauh.” Nirmala membuat mereka berdua sendiri tertawa. Kak Lula gagal membujuk Nirmala
sehingga Kak Lula tetap terus berkunjung dengan menggunakan protokol kesehatan.
Namun seiring berjalannya waktu, Nirmala kemudian menyadari bahwa intensitas Kak Lula berkunjung
sangat berkurang karena biasanya lama, sementara sekarang hanya sebentar. Hari itu Nirmala menunggu
Kak Lula datang. Ingin bertanya sekaligus mengomel karena tidak berkunjung lama. Sayangnya, hari itu
Kak Lula tidak datang. Seperti hari itu, esoknya Nirmala tetap menunggu Kak Lula seperti biasa di depan
rumahnya. Bahkan hingga satu minggu berlalu, Kak Lula belum terlihat hilalnya. Kak Lula bahkan tidak
berpamitan atau memberi kabar sebelumnya bahwa ia tidak berkunjung. Merasa ada yang tidak beres,
Nirmala menemui kakeknya yang merupakan seorang perangkat dusun. Ia bertanya apakah Kak Lula
mengunjungi balai, tetapi tidak menemuinya, walaupun Nirmala tahu hal itu pasti tidak mungkin.
9
Seperti petir di siang bolong, Nirmala harus mendapatkan fakta buruk. Kakeknya mendapat kabar bahwa
Kak Lula sekarang sedang sekarat di rumah sakit karena kondisi imunnya lemah dan terpapar virus Corona.
Kak Lula terbaring lemah sendirian dengan ruangan yang tak boleh disentuh siapa pun. Nirmala terkejut
dengan kabar itu. Ia merasa sedih, bersalah, dan kemudian menangis. Meminta maaf, memanggil nama
Kak Lula.
“Ibu…,” panggil Nirmala pada ibu yang masih memangku dengan mengelus kepalanya. “Apakah Kak Lula
sekarang masih sakit?” Ibu Nirmala hanya tersenyum tipis dan tersentuh. Ia juga mengetahui lebih dari
yang anaknya ketahui, dan belum mengatakannya.
“Nirmala,” Ibu menghentikan elusan di puncak kepala Nirmala. “Kak Lula tidak mungkin merasa sakit lagi,
ia sedang melihat kita dari langit, merindukanmu juga.”
10
Aku terdiam dalam lamunan
Menatap kosong ke arah depan
Lantunan nyanyian itu terdengar lirih
Diikuti gerak tarian tanpa senyuman Suasana yang dulu haru kini menjadi semu
Membawa rasa benci dan amuk menjadi satu
Dalam diam aku termangu
Hidup mereka kini terbelenggu
Kini semua terlihat kelabu
Mereka mencoba bertahan dari benalu
Meninggalkan kebiasaan yang kini tak tertuju
Memaksa mereka untuk beradaptasi
Dari bakteri yang mungkin akan berevolusi Kini mereka mulai berganti
Mengubur jati diri dalam bahari
Kini mereka hanya bisa berdiam diri
Membiarkan diri berkonfrontasi dalam dimensi
11
Silanglah 10 istilah berdasarkan bacaan yang sudah ada
sebelumnya! Istilah yang memiliki dua kata atau lebih tetap
dihitung satu. Istilahnya bisa mendatar, menurun, ataupun
menyilang.
Kumpulkan jawabanmu di link berikut bit.ly/SilangKataLentera
dengan melampirkan screenshot jawabannya! Bagi dua peserta
dengan jawaban paling tepat dan cepat akan memenangkan
hadiah pulsa senilai Rp25.000!
12
M U S A R A
Menulis Bersama Himantara
Punya minat menulis, tetapi bingung ingin dipublikasikan ke
mana? Ingin turut berkontribusi bersama HIMANTARA?
Program Musara kini hadir untuk kamu yang ingin tulisannya
dipublikasikan oleh kami! Kamu bisa submit tulisanmu ke
litbanghimantara@gmail.com dengan format Nama
Penulis_Prodi_Angkatan pada subjek e-mail. Kami menerima
tulisan berupa artikel, opini, dan resensi buku. Nanti tulisanmu
akan dipublikasikan di berbagai media sosial dan situs resmi
kami. Jangan sampai ketinggalan, ya!
Buah nanas punya Pak Kumis
Jangan malas kalau nulis!
13
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]

More Related Content

What's hot

Proses keperawatan komunitas mjd copy
Proses keperawatan komunitas mjd   copyProses keperawatan komunitas mjd   copy
Proses keperawatan komunitas mjd copyat hospital
 
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesiaIsu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesiaYabniel Lit Jingga
 
Renpra komunitas
Renpra komunitasRenpra komunitas
Renpra komunitasAbi Muhlies
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527STISIPWIDURI
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1desyanggraini10
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasNs.Heri Saputro
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526STISIPWIDURI
 
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)Dewi Mustikawati
 
Populasi rentan
Populasi rentanPopulasi rentan
Populasi rentanarkanakbar
 
Askeb budaya yg berkaitan dgn kes
Askeb budaya yg berkaitan dgn kesAskeb budaya yg berkaitan dgn kes
Askeb budaya yg berkaitan dgn kesEmiYulita
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanheri damanik
 

What's hot (20)

Konsep phc chirst
Konsep phc chirstKonsep phc chirst
Konsep phc chirst
 
Proses keperawatan komunitas mjd copy
Proses keperawatan komunitas mjd   copyProses keperawatan komunitas mjd   copy
Proses keperawatan komunitas mjd copy
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Penugasan promkes
Penugasan promkesPenugasan promkes
Penugasan promkes
 
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesiaIsu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
 
makalah Askep lansia
makalah Askep lansiamakalah Askep lansia
makalah Askep lansia
 
Renpra komunitas
Renpra komunitasRenpra komunitas
Renpra komunitas
 
Konsep keperawatan komunitas
Konsep  keperawatan komunitasKonsep  keperawatan komunitas
Konsep keperawatan komunitas
 
Desa siaga
Desa siagaDesa siaga
Desa siaga
 
Desa Siaga
Desa SiagaDesa Siaga
Desa Siaga
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02-1
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
Contohlaporankomunitas 130104080011-phpapp02
 
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukanBahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
Insani vol 2_no_2_des_2015_nancy_rahakbauw-6da5f-2142_526
 
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)Tdb   kelompok 2 (soal bu endah)
Tdb kelompok 2 (soal bu endah)
 
Populasi rentan
Populasi rentanPopulasi rentan
Populasi rentan
 
Askeb budaya yg berkaitan dgn kes
Askeb budaya yg berkaitan dgn kesAskeb budaya yg berkaitan dgn kes
Askeb budaya yg berkaitan dgn kes
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
 

Similar to Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]

PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxPPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxFauzanAkmal13
 
Proposal kkn tematik
Proposal kkn tematikProposal kkn tematik
Proposal kkn tematikUMMIHABIBAH14
 
Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptx
Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptxImplikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptx
Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptxPrianggapratama1
 
Concept note program kelurahan siaga wabah
Concept note program kelurahan siaga wabahConcept note program kelurahan siaga wabah
Concept note program kelurahan siaga wabahAndi Hamad
 
Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19
Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19
Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19Ninil Jannah
 
TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19
TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19
TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19YogaBudiPrabowo
 
MASYARAKAT DAN COVID.pptx
MASYARAKAT DAN COVID.pptxMASYARAKAT DAN COVID.pptx
MASYARAKAT DAN COVID.pptxIwAn927910
 
Contoh pidato tentang kesehatan
Contoh pidato tentang kesehatanContoh pidato tentang kesehatan
Contoh pidato tentang kesehatanandiadit
 
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAHLAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAHAdelia Rachmadani
 
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...WahyuDwiAndini
 
Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19
Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19
Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19Nidya Triyunita
 
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docxabdulhak1994
 
PERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxPERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxlenciente
 
Sambutan bupati kick off vaksinasi wsb
Sambutan bupati  kick off vaksinasi wsbSambutan bupati  kick off vaksinasi wsb
Sambutan bupati kick off vaksinasi wsbCelvinRamaPratama
 

Similar to Lentera edisi mei 2021 [revisi 1] (20)

PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxPPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
 
PERAN BIDAN DIMASA PANDEMI
PERAN BIDAN DIMASA PANDEMIPERAN BIDAN DIMASA PANDEMI
PERAN BIDAN DIMASA PANDEMI
 
Proposal kkn tematik
Proposal kkn tematikProposal kkn tematik
Proposal kkn tematik
 
Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptx
Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptxImplikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptx
Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap kehidupan Masyarakat.pptx
 
Concept note program kelurahan siaga wabah
Concept note program kelurahan siaga wabahConcept note program kelurahan siaga wabah
Concept note program kelurahan siaga wabah
 
Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19
Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19
Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19
 
Laporan kkn ku
Laporan kkn kuLaporan kkn ku
Laporan kkn ku
 
TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19
TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19
TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19
 
1 5new
1 5new1 5new
1 5new
 
jurnal.doc
jurnal.docjurnal.doc
jurnal.doc
 
MASYARAKAT DAN COVID.pptx
MASYARAKAT DAN COVID.pptxMASYARAKAT DAN COVID.pptx
MASYARAKAT DAN COVID.pptx
 
Contoh pidato tentang kesehatan
Contoh pidato tentang kesehatanContoh pidato tentang kesehatan
Contoh pidato tentang kesehatan
 
New normal life
New normal lifeNew normal life
New normal life
 
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAHLAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH
 
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
 
Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19
Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19
Panduan peran petugas promosi puskesmas dalam penanggulangan covid 19
 
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
 
PERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxPERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptx
 
Sambutan bupati kick off vaksinasi wsb
Sambutan bupati  kick off vaksinasi wsbSambutan bupati  kick off vaksinasi wsb
Sambutan bupati kick off vaksinasi wsb
 
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]

  • 2. 1
  • 3. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan berupa waktu dan kemudahan sehingga kami dapat memublikasikan LENTERA dengan tema "Masyadakat Adat dan Pandemi". Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda dan menghambat banyak sekali aktivitas kehidupan masyarakat. Yang berusaha bertahan tidak hanya aspek ekonomi atau pendidikan, adat istiadat pun berusaha mempertahankan eksistensinya. Masyarakat adat berusaha agar adat istiadat mereka tidak ditelan begitu saja oleh pandemi. Adat istiadat merupakan materi kebudayaan yang sangat penting, terlebih untuk menjadi ciri dan identitas masyarakatnya. Perlu diingat bahwa yang terhambat prosesinya bukan hanya ekonomi ataupun pendidikan, melainkan adat istiadat pun terkena imbasnya. Dengan hadirnya LENTERA edisi kali ini, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pentingnya kehadiran adat istiadat di masyarakat walaupun pandemi masih belum teratasi sepenuhnya. Kami sadar betul bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar LENTERA bisa jadi lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Semoga buletin ini dapat bermanfaat serta membuka wawasan para pembaca mengenai masyarakat adat dan pandemi. Terima kasih dan selamat membaca. 2
  • 4. Pandemi Covid-19 yang telah mewabah di dunia termasuk Indonesia selama kurang lebih setahun lamanya yang mana juga telah merubah kebiasaan hidup tiap individu dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya pada aspek kesehatan dan ekonomi, tetapi juga sangat terasa dampaknya terhadap aspek sosial budaya. Salah satu yang yang terdampak dalam aspek sosial budaya tersebut ialah terkait praktik adat istiadat di masyarakat. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan beserta imbauan guna menghadapi pandemi, antara lain dengan mensosialisasikan gerakan social distancing, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah, mengimbau gerakan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan masker, dan Menjaga jarak), larangan melakukan perjalanan mudik, hingga menerapkan normal baru. Mencegah terjadinya kerumunan dapat dikatakan menjadi fokus utama pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus agar pandemi dapat dengan segera berakhir. Hal tersebut tentu sangat berdampak pada aktivitas sehari-hari masyarakat yang melibatkan banyak orang di dalamnya. Interaksi yang terbatas tersebut menyebabkan pelaksanaan praktik adat istiadat lokal cukup terganggu. Banyak dari pelaksanaan tradisi adat istiadat lokal tersebut yang melibatkan banyak orang sehingga harus menunda pelaksanaannya, ataupun jika memang tetap terselenggara akan melakukan pembatasan dan penyesuaian sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Walaupun demikian, dapat dikatakan di tengah situasi pandemi seperti saat ini tidak menyurutkan antusiasme masyarakat terhadap pelaksanaan adat istiadat lokal mereka masing-masing. Di beberapa daerah, kearifan lokal dan ritual adat tetap dilakukan terutama yang terkait dengan pencegahan penyebaran virus ke daerah mereka. Ritual-ritual yang mereka lakukan dijadikan sebagai “tolak bala” terhadap virus yang sedang mewabah pada masa ini. Berbagai tradisi rutin lainnya yang biasanya terselenggara pun tetap berjalan dengan penyesuaiannya. Selain itu, penerapan protokol kesehatan yang ketat terus dipantau selama proses kegiatan tersebut berlangsung. Adanya pandemi ini tidak membuat tradisi-tradisi tersebut menghilang, melainkan sebagian merubah tata cara yang biasanya lekat dengan keramaian diganti dengan pembatasan jumlah orang yang terlibat, ataupun ada pula sebagian tradisi yang beralih pelaksanaannya menjadi di kediaman mereka masing-masing. Meskipun pelaksanaan berbagai praktik adat istiadat lokal harus terlaksana dengan berbagai pembatasan maupun dengan tata cara yang berbeda dan tidak semeriah dibandingkan sebelum pandemi berlangsung, berbagai praktik adat istiadat tersebut dapat terlaksana dengan lancar, kondusif, dan tidak kehilangan makna dari diselenggarakannya praktik adat tersebut. 3
  • 5. Sebagai contoh seperti yang dilansir dari Nusabali.com, kepatuhan masyarakat Bali dalam melakukan kegiatan upacara keagamaan yakni, pada saat upacara Ngaben di Bali yang biasanya dihadiri oleh seluruh masyarakat adat kemudian dibatasi kehadirannya dengan kerabat terdekat saja yang diizinkan mengikuti kegiatan dengan kelengkapan upacara yang sederhana, kemudian setiap pecalang selalu membawa thermo gun untuk memeriksa setiap suhu peserta yang mengikuti kegiatan upacara Ngaben, tak lupa juga setiap orang diwajibkan untuk memakai masker. Walaupun protokol kesehatan diberlakukan secara ketat dalam rangka menjaga kepatuhan dan mencegah penyebaran virus Covid-19 ini, tetap tidak melunturkan niat masyarakat Bali dalam menjalankan kegiatan upacara keagamaan yang sudah menjadi budaya bagi mereka. "Harmonisasi pelaksanaan upacara keagamaan disesuaikan dengan kondisi Covid-19 dengan sejumlah pembatasan- pembatasan keterlibatan masyarakat adat, tetapi tidak mengurangi arti dan makna upacara berdasarkan agama Hindu," ujar Bandesa Adat I Nyoman Waisnawa kepada Balipost.com. Referensi Fildzah Azzani, A. F., D., B., & M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kebudayaan Bali. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kebudayaan Bali, 3-4. Nirmala, Ni Putu Arix. (2021 Januari 14). Harmonisasi Adat serta Budaya Bali di Tengah Pandemi. NusaBali.com. Dilansir dari : https://www.nusabali.com/berita/88082/harmonisasi-adat-serta-budaya-bali-di-tengah-pandemi. Diakses tanggal 24 April 2021. Dharmada, Agung. (2020 Oktober 20). Harmonisasi kegiatan desa Adat Di Tengah Pandemi. Dilansir dari : https://www.balipost.com/news/2020/10/28/154702/Harmonisasi-Kegiatan-Desa-Adat-Ditengah...html. Diakses tanggal 24 April 2021. Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid- 19 telah melanda hampir seluruh dunia. Adanya pandemi ini pula banyak memberikan dampak dan perubahan pada segala bidang kehidupan manusia dan lingkungan, salah satu contoh dari efek pandemi yakni di bidang sosial-agama. Masyarakat memiliki respons yang berbeda- beda dalam menanggapi pandemi Covid-19 ini, “Setiap budaya memiliki strategi dan respons yang tercermin pada peta kognitif masyarakat yang diperoleh dari proses sosialisasi dan pengalaman masyarakat,” (Andi Fajar dalam Ameera Farhah Fidzah Azzani dkk, 2012). Dilansir dari Balipost.com, dalam melakukan kegiatan upacara keagamaan di desa adat di Bali terdapat hak otonom dalam mengatur kehidupan masyarakat. Misalnya, masyarakat yang ingin atau akan melakukan kegiatan keagamaan wajib mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran pandemi Covid-19 ini secara masif seperti tidak berkerumun, menjaga jarak antar sesama, menggunakan masker, dll. Pelibatan desa adat yang ada di Bali oleh pemerintah Provinsi Bali ini merupakan salah satu aspek penting dalam menekan penyebaran virus Covid-19. Masyarakat Bali yang memiliki nilai tradisi keagamaan yang kental merespons protokol kesehatan ini dengan cara mematuhi setiap agenda kegiatan keagamaan yang kemudian juga diawasi oleh pecalang dan aparatur penegak hukum dalam rangka menjaga ketertiban dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang berlaku. 4 Sumber: https://www.marariversafarilodge.com/ngaben-the-cremation- ceremony-in-bali/
  • 6. Saat ini hampir seluruh wilayah di dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, termasuk di Indonesia. Menurut pernyataan dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia pada tanggal 30 Januari 2020 lalu, pandemi Covid-19 kini merupakan keadaan darurat global karena penyebaran virus Corona yang terbilang sangat cepat (World Health Organization, 2020). Munculnya pandemi ini membawa banyak sekali permasalahan pada kehidupan manusia, salah satunya seperti dibatasinya ruang gerak manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Bagaimana tidak, penerapan kebijakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown dan social distancing yang bertujuan untuk menekan angka pasien positif Covid-19 agar tidak semakin bertambah membuat masyarakat menjadi sulit untuk melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan di luar rumah. Kepadatan dan kedisiplinan masyarakat dalam suatu negara juga akan memengaruhi lama atau tidaknya pandemi Covid-19 berlangsung di negara tersebut. Indonesia diprediksi akan mengalami penderitaan pandemi ini dengan waktu yang cukup lama karena Indonesia menduduki tingkat keempat sebagai negara terpadat di dunia (Djalante et al., 2020). Bentuk negara Indonesia yang terbagi menjadi beberapa pulau memberi tantangan tersendiri dalam menangani pandemi. Masyarakat yang tinggal di pulau terpencil pun berpotensi terpapar Covid-19 karena sulitnya akses masuk layanan kesehatan ke daerah tersebut. Oleh karena itu, setiap daerah memiliki caranya sendiri dalam mitigasi bencana seperti yang sedang berlangsung saat ini. Seperti yang terjadi pada masyarakat Baduy, mereka memiliki beberapa cara tersendiri untuk menghindari dan mengatasi paparan Covid-19. Walaupun sudah setahun pandemi berlangsung, tenaga kesehatan Pemerintah Kabupaten Lebak mengatakan bahwa belum ada satu pun masyarakat dari suku Baduy yang dinyatakan positif Covid-19 (CNN Indonesia, 2021). Suku Baduy terkenal sangat menjunjung tinggi pikukuh (aturan adat) yang ada sejak dahulu. Salah satu pikukuh yang dipegang oleh masyarakat Baduy yakni “Lojor teu menang dipotong, pondok teu meunang disambungan” yang berarti panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Pikukuh ini memiliki makna bahwa masyarakat Baduy harus menerima apa adanya dan tidak boleh mengubah apa yang sudah ada (Suparmini et al., 2013). Kearifan lokal dari suku Baduy yang sudah berlangsung dari generasi atas ke generasi selanjutnya ternyata memiliki peran penting terhadap permasalahan pandemi ini. Dengan kearifan lokal ini, masyarakat Baduy mempunyai pedoman hidup terkait apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan sehingga menerapkan sikap disiplin yang kemudian akan meningkatkan ketahanan dalam kelompok tersebut dan menjaga kesahajaan masyarakat Baduy. Dalam kehidupannya, terdapat tiga hal utama yang ditemukan dari suku Baduy, yaitu kesederhanaan, bersahabat dengan alam, dan spirit kemandirian. Masyarakat Baduy dalam hidupnya sangatlah dekat dengan alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Menanam padi atau berladang merupakan mata pencaharian utama mereka untuk memenuhi makanan pokok. 5
  • 7. Tidak hanya sebagai mata pencaharian, berladang dilakukan sebagai kegiatan ibadah yang ditujukan kepada Nyi Pohaci Sanghyang, Dewi Padi yang dipercaya oleh masyarakat Baduy. Walaupun di tengah bergejolaknya pandemi Covid-19, tradisi perladangan mereka hingga saat ini tetap berjalan dengan normal. Hal ini membuat masyarakat Baduy merasa aman karena mereka tetap bisa bekerja seperti biasanya. Selain itu, masyarakat Baduy tidak pernah merasa kekurangan pasokan makanan walaupun mereka tinggal di daerah terpencil karena mereka selalu memiliki simpanan dari hasil pertaniannya tersebut. Hasil pertanian mereka disimpan dalam suatu bangunan lumbung padi yang biasa disebut dengan leuwit. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang banyak sekali mendapatkan pemutusan kerja secara besar- besaran karena pandemi ini sehingga berdampak pula pada kesulitan untuk memenuhi makanan dalam bertahan hidup. Ketika zaman semakin maju dan lampu-lampu perkotaan menjadi lebih terang, masyarakat suku Baduy memilih untuk tetap hidup secara sederhana. Mereka setia menggunakan lampu damar sebagai penerangan (Ewinantu, 2012). Penolakan masuknya listrik ini dilakukan dengan tujuan mempertahankan entitas budaya yang khas pada masyarakat Baduy. Jika masyarakat perkotaan mengeluh dengan tagihan listrik yang kian melonjak naik karena penggunaannya yang juga bertambah, maka hal tersebut tidak berlaku bagi masyarakat Baduy. Mereka banyak menolak teknologi-teknologi masuk ke dalam budaya suku Baduy karena mereka menganggap bahwa dengan adanya teknologi canggih, kehidupan dan kebudayaan juga akan berubah dan hal tersebut tidak sesuai dengan pikukuh yang dianutnya dengan teguh. Kesederhanaan yang diterapkan oleh masyarakat Baduy ini juga dapat dijadikan cerminan mitigasi. Kemudian, jika ditinjau dari segi topografi, suku Baduy hidup dengan dikelilingi hutan yang begitu luas. “Segala sesuatu yang alami merupakan sahabat Baduy”, oleh karena itu masyarakat Baduy menganggap bahwa hutan adalah sesuatu yang penting bagi kelangsungan hidup mereka (Suparmini et al., 2013). Masyarakat suku Baduy membagi hutan menjadi tiga jenis, yakni leweung kolot (hutan tua), leweung reuma (hutan ladang), dan leweung lembur (hutan kampung). Berdasarkan fungsinya, mereka juga membaginya menjadi tiga, diantaranya hutan larangan, hutan dudungusan, dan hutan garapan. Tempat tinggal yang dikelilingi berlapis-lapis hutan, merupakan suatu keuntungan tersendiri bagi suku Baduy dalam melancarkan mitigasi. Sulitnya mobilitas manusia dalam keluar dan masuk hutan dapat meminimalisir penyebaran Covid-19 sehingga dari sini dapat kita ketahui bahwa suku Baduy memang sudah menerapkan sistem lockdown terlebih dahulu. Bercermin pada kearifan lokal yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Baduy, kebiasaan- kebiasaan suku Baduy dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka dan didukung dengan kondisi lingkungannya seperti hidup secara sederhana, menjaga lingkungan, menyimpan persediaan makanan atau sumber daya, dan melakukan lockdown merupakan solusi yang baik untuk diterapkan di masa pandemi Covid-19 ini. Beberapa upaya dalam mitigasi yang dilakukan oleh masyarakat suku Baduy dapat diterapkan untuk daerah perkotaan dengan penyesuaian yang tepat. Referensi CNN Indonesia. (2021, Januari 21). Hampir Setahun Pandemi, Suku Baduy Nol Kasus Corona. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/nasional/202101211221 24-20-596637/hampir-setahun-pandemi-suku-baduy- nol-kasus-corona. Diakses pada tanggal 27 April 2021. Erwinantu. (2012). Saba Baduy: Sebuah Perjalanan Wisata Budaya Inspiratif. Gramedia Pustaka Utama, jAKARTA Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sudjatma, A., Indrawan, M., Haryanto, B., Mahfud, C.,Sinapoy, M. S., Djalante, S., Rafliana, I., Gunawan, L. A., Surtiari, G. A. K., & Warsilah, H.(2020). Review and analysis of current responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science, 6, 100091. Nugraha, A. S. (2020). Kearifan Lokal dalam Menghadapi Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Sosietas, 10(1), 745-753. Suparmini, S., Setyawati, S., & Sumunar, D. R. S. (2013). Pelestarian Lingkungan MasyarakatBaduy Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Penelitian Humaniora, 18(1) World Health Organization. (2020). Considerations for quarantine of individuals in the context of containment for coronavirus disease (COVID-19): interim guidance, 19 March 2020. World Health Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/331497. Diakses pada tanggal 27 April 2021. 6
  • 8. Sebelum pandemi, masyarakat adat sudah merasakan kerentanan, seperti pembangunan lahan yang berdampak pada penghidupan mereka hingga merampas tempat tinggal dan pertanian masyarakat. Melihat kondisi masyarakat adat yang sebelumnya sudah mengalami kondisi kritis, kini di masa pandemi masyarakat adat malah semakin mudah mendapatkan eksploitasi oleh pihak- pihak yang tidak peduli terhadap nasib masyarakat adat dan lahan serta sumber daya alam yang mereka miliki, contohnya seperti kasus eksploitasi alam yang terjadi di bumi Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Harusnya penanggulangan pandemi juga diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat adat secara merata karena tidak seluruh wilayah Indonesia mendapat kemudahan dalam mengakses fasilitas kesehatan. Masyarakat adat juga lebih mampu bertahan dalam pandemi dengan mengembangkan ikatan sosial seperti gotong royong. Terkait dengan ikatan sosial, masyarakat adat tetap menjalin hubungan dengan saling bekerja sama dan saling berbagi ketersediaan pangan kepada sesama anggota kelompok. Tentunya hubungan tersebut dijalankan dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan seperti memakai masker dan sabun anti- bakteri. Masyarakat adat juga memiliki hak untuk mengolah lahan mereka dengan menanamkan rempah-rempah ataupun tumbuhan herbal yang nantinya mereka manfaatkan untuk obat-obatan. Justru, tradisi menanam tumbuhan herbal tersebut dihidupkan kembali untuk keberlangsungan hidup mereka.” – Hanifati Alifia Radhia, S. Sos., M.A. (Dosen Antropologi, Universitas Brawijaya) “Saat ini, masyarakat adat memang dirasa sedang mengalami masa berkabung, prihatin, dan mengharuskan untuk menahan diri for greater good. Saya melihat masyarakat adat di Indonesia cukup bisa ‘menahan diri’ jika dibandingkan dengan India yang sudah mengalami banyak insiden karena pandemi. Dalam hal seperti ini, masyarakat adat menjalani hidup dengan perlahan dan sistem yang berlanjut. Social distancing yang diterapkan oleh pemerintah juga menjadi alasan bagi beberapa masyarakat adat untuk bisa survive ataupun ‘menahan diri’ dalam menjalankan tradisi dan ritual mereka.” – Nabila Bidayah Nayyirah, M.A (Dosen Antropologi, Universitas Brawijaya) 7
  • 9. Nampan yang berisi aneka sajian kue dan pernak-pernik kebutuhan upacara Kasada mulai diambil. Upacara telah berakhir, riuh gemuruh sukacita dan perayaan mulai dibereskan. Anak gadis yang turut meniti lautan pasir untuk mencapai kawah Gunung Bromo mulai kembali ke dusun. Mereka memikul sisa peralatan pascarangkaian Kasada yang telah dilaksanakan. “Nirmala, ayo bergegas, kita diburu waktu.” Salah seorang remaja menurunkan masker yang digunakan dan menghampiri gadis kecil bernama Nirmala. Nirmala yang ditegur tadi hanya mengangguk setengah terkejut, kemudian segera mengangkat kendi tinggi-tinggi dan membopong dengan kuat menuju dusun. Nirmala tadi hanya melamun, ia memikirkan sesuatu. Prosesi upacara Kasada tahun ini sungguh berbeda dan sangat disayangkan. Tidak ada sorak kegirangan anak-anak suku Tengger yang berinteraksi dengan orang dari luar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tidak ada tingkah penasaran pengunjung yang ikut turun ke kawah hanya untuk menangkap sesaji, dan tidak ada tukang potret yang mengambil foto keceriaan dan interaksi manusia selama upacara berlangsung. Matahari terus bergulir menuju titik paling barat. Ufuk timur mulai memerah, menyisakan lembayung yang menyelimuti langit kawasan Suku Tengger tinggal. Di atas Gunung Bromo dan di sekitar Gunung Semeru, awan tipis mulai berkerumun menandakan udara yang semakin dingin. Riuh perayaan memudar, semakin larut semakin sepi, rangkaian telah ditutup dan berakhir. Prosesi tahunan upacara Kasada tahun ini sungguh membuat Nirmala kesepian karena tidak ada lagi kesempatan untuk leluasa bebas ramai ketika sedang merayakan. Terkadang ia menyesal karena suatu hal yang tadi sempat ia pikirkan. Dari balik bilik yang merupakan tempat tinggalnya, Nirmala tetap sesekali melamun, menatap langit yang semakin hari kian gelap, merindukan seseorang. Ia merindukan Kak Lula, orang yang dulu sering datang ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk bermain dan berbagi ilmu. Kak Lula adalah seorang mahasiswa dari jurusan Antropologi, ia sering berkunjung untuk membantu dan mengamati kehidupan suku Tengger di kawasan Gunung Bromo dan kaki Gunung Semeru. Ia dekat dengan Nirmala, anak pertama yang mau diajari bernyanyi dan menulis bebas. Kak Lula berasal dari kota, yang waktu liburnya ia habiskan untuk mengunjungi lokasi suku Tengger, di mana banyak anak-anak yang mulai senang menyambutnya. Tak hanya anak-anak, bahkan para orang tua juga senang dengan kunjungan Kak Lula. Terlebih ketika ada acara tahunan seperti Kasada ini, Kak Lula tak pernah absen untuk membantu orang suku Tengger mempersiapkan upacara adat mereka. Kak Lula juga sering ikut menanam hingga membantu petani suku Tengger agar hasil panennya ludes oleh pelanggan. 8
  • 10. “Nak, kau sedang apa?” tanya ibu kepada Nirmala. Ibu ternyata memperhatikan anaknya yang melamun sejak upacara selesai. “Kak Lula, Bu.” Nirmala yang berbalik dari jendela kamarnya menghampiri ibu dengan wajah sedih. Ibunya tahu, semua anak di dusun ini menyukai dan menanti Kak Lula, terutama anaknya. Ibu pun memangku Nirmala dan mengelus puncak kepalanya. Sejak beredarnya kabar mengenai virus Corona yang mencuat pada bulan Maret 2020 di ruang publik, kabar tersebut membuat gempar semua kalangan di semua lokasi, tak peduli di daerah perkotaan, pedesaan, pesisir pantai, maupun puncak gunung, semua terkena dampaknya. Hal ini dirasakan juga oleh masyarakat suku Tengger yang kuat di sektor pariwisata, akibatnya masyarakat suku Tengger hampir kehilangan sektor tersebut karena adanya pembatasan kerumunan dan mobilitas. Suku Tengger yang dahulu sering bertemu banyak orang luar daerah sehingga tak perlu susah payah memasarkan hasil taninya, sekarang harus mengambil langkah sendiri agar mendapatkan uang dari pasar. Suku Tengger tak berinteraksi dengan wisatawan, orang luar, termasuk juga Kak Lula. Ketika awal mula pemerintah mengabarkan adanya lockdown, Nirmala masih sering dikunjungi oleh Kak Lula. “Nirmala, aku sepertinya nggak bakal kesini untuk beberapa waktu,” ujar Kak Lula dari balik masker medisnya. “Kenapa, Kak?” Nirmala yang sedang menjatuhkan biji dakon kemudian terkejut dan wajahnya bersedih dan menghentikan gilirannya. “Kamu tahu, 'kan, bahwa negeri kita sedang diserang oleh virus berbahaya? Sebaiknya kita mengikuti arahan pemerintah agar tidak menimbulkan korban,” kata Kak Lula waktu itu. “Ah, tidak perlu, Kak. Anjuran itu hanya untuk orang kota saja. Virus itu tidak mungkin sampai ke sini. Terlalu jauh.” Nirmala membuat mereka berdua sendiri tertawa. Kak Lula gagal membujuk Nirmala sehingga Kak Lula tetap terus berkunjung dengan menggunakan protokol kesehatan. Namun seiring berjalannya waktu, Nirmala kemudian menyadari bahwa intensitas Kak Lula berkunjung sangat berkurang karena biasanya lama, sementara sekarang hanya sebentar. Hari itu Nirmala menunggu Kak Lula datang. Ingin bertanya sekaligus mengomel karena tidak berkunjung lama. Sayangnya, hari itu Kak Lula tidak datang. Seperti hari itu, esoknya Nirmala tetap menunggu Kak Lula seperti biasa di depan rumahnya. Bahkan hingga satu minggu berlalu, Kak Lula belum terlihat hilalnya. Kak Lula bahkan tidak berpamitan atau memberi kabar sebelumnya bahwa ia tidak berkunjung. Merasa ada yang tidak beres, Nirmala menemui kakeknya yang merupakan seorang perangkat dusun. Ia bertanya apakah Kak Lula mengunjungi balai, tetapi tidak menemuinya, walaupun Nirmala tahu hal itu pasti tidak mungkin. 9
  • 11. Seperti petir di siang bolong, Nirmala harus mendapatkan fakta buruk. Kakeknya mendapat kabar bahwa Kak Lula sekarang sedang sekarat di rumah sakit karena kondisi imunnya lemah dan terpapar virus Corona. Kak Lula terbaring lemah sendirian dengan ruangan yang tak boleh disentuh siapa pun. Nirmala terkejut dengan kabar itu. Ia merasa sedih, bersalah, dan kemudian menangis. Meminta maaf, memanggil nama Kak Lula. “Ibu…,” panggil Nirmala pada ibu yang masih memangku dengan mengelus kepalanya. “Apakah Kak Lula sekarang masih sakit?” Ibu Nirmala hanya tersenyum tipis dan tersentuh. Ia juga mengetahui lebih dari yang anaknya ketahui, dan belum mengatakannya. “Nirmala,” Ibu menghentikan elusan di puncak kepala Nirmala. “Kak Lula tidak mungkin merasa sakit lagi, ia sedang melihat kita dari langit, merindukanmu juga.” 10
  • 12. Aku terdiam dalam lamunan Menatap kosong ke arah depan Lantunan nyanyian itu terdengar lirih Diikuti gerak tarian tanpa senyuman Suasana yang dulu haru kini menjadi semu Membawa rasa benci dan amuk menjadi satu Dalam diam aku termangu Hidup mereka kini terbelenggu Kini semua terlihat kelabu Mereka mencoba bertahan dari benalu Meninggalkan kebiasaan yang kini tak tertuju Memaksa mereka untuk beradaptasi Dari bakteri yang mungkin akan berevolusi Kini mereka mulai berganti Mengubur jati diri dalam bahari Kini mereka hanya bisa berdiam diri Membiarkan diri berkonfrontasi dalam dimensi 11
  • 13. Silanglah 10 istilah berdasarkan bacaan yang sudah ada sebelumnya! Istilah yang memiliki dua kata atau lebih tetap dihitung satu. Istilahnya bisa mendatar, menurun, ataupun menyilang. Kumpulkan jawabanmu di link berikut bit.ly/SilangKataLentera dengan melampirkan screenshot jawabannya! Bagi dua peserta dengan jawaban paling tepat dan cepat akan memenangkan hadiah pulsa senilai Rp25.000! 12
  • 14. M U S A R A Menulis Bersama Himantara Punya minat menulis, tetapi bingung ingin dipublikasikan ke mana? Ingin turut berkontribusi bersama HIMANTARA? Program Musara kini hadir untuk kamu yang ingin tulisannya dipublikasikan oleh kami! Kamu bisa submit tulisanmu ke litbanghimantara@gmail.com dengan format Nama Penulis_Prodi_Angkatan pada subjek e-mail. Kami menerima tulisan berupa artikel, opini, dan resensi buku. Nanti tulisanmu akan dipublikasikan di berbagai media sosial dan situs resmi kami. Jangan sampai ketinggalan, ya! Buah nanas punya Pak Kumis Jangan malas kalau nulis! 13