SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
MANAJEMEN
PENANGGULANGAN
BENCANA
Oleh
INDRA FARNI
Ketua Pusat Studi Bencana
Universitas Bung Hatta
Definisi Bencana (1)
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-
alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis (UU 24/2007)
2
Definisi Bencana (2)
3
Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian
suatu masyarakat, sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia
dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan
yang melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumberdaya mereka sendiri.
(ISDR, 2004)
4
Jenis Bencana (UU 24/2007)
BENCANA
Alam
Sosial
Non Alam
2
Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempabumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor
5
Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
6
Jenis Bencana
 Geologi
 Gempabumi, tsunami,
longsor, gerakan tanah
 Hidro-meteorologi
 Banjir, topan, banjir
bandang,kekeringan
 Biologi
 Epidemi, penyakit
tanaman, hewan
 Teknologi
 Kecelakaan transportasi,
industri
 Lingkungan
 Kebakaran,kebakaran
hutan, penggundulan
hutan.
 Sosial
 Konflik, terrorisme
Bahaya adalah keadaan atau fenomena alam yang dapat
berpotensi menyebabkan korban jiwa atau kerusakan benda
/ lingkungan
BAHAYA
Jenis-jenis Bahaya :
1. Geologi
2. Hidrometeorolgi
3. Teknologi
4. Lingkungan
5. Sosial
6. Biologi
3
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi (UU 24/2007).
Penanggulangan Bencana
(Disaster Management)
9
MANAJEMEN BENCANA
Pencegahan
dan Mitigasi
Kesiapan
Pemulihan
Tanggap
Darurat
BENCANA
Siklus Manajemen Bencana
Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapsiagaan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehablitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan (prevention)
 Upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya).
Misalnya :
- Melarang pembakaran hutan
dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di
daerah yang curam.
4
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU
24/2007)
Bentuk mitigasi :
 Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan,
tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
 Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-
undangan, pelatihan, dll.)
Mitigasi
13
Mitigasi
 Upaya yang dilakukan untuk
meminimalkan dampak yang ditimbulkan
oleh bencana
 Ada 2 bentuk mitigasi :
 Mitigasi struktural (membuat check dam,
bendungan, tanggul sungai, dll.)
 Mitigasi non struktural (peraturan, tata
ruang, pelatihan)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007)
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos
komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana
Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan /
pedoman penanggulangan bencana.
Kesiapsiagaan
15
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana
pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang (UU 24/2007)
Pemberian peringatan dini harus :
• Menjangkau masyarakat (accesible)
• Segera (immediate)
• Tegas tidak membingungkan (coherent)
• Bersifat resmi (official)
Peringatan Dini
16
5
Peringatan Dini
 Upaya untuk memberikan tanda peringatan
bahwa bencana kemungkinan akan segera
terjadi.
 Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
Tanggap Darurat (response)
Upaya yang dilakukan segera pada
saat kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta
benda, evakuasi dan pengungsian.
Bantuan Darurat (relief)
 Merupakan upaya untuk
memberikan bantuan
berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan
dasar berupa :
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal
sementara
- kesehatan, sanitasi
dan air bersih
Pemulihan (recovery)
 Proses pemulihan darurat kondisi
masyarakat yang terkena bencana,
dengan memfungsikan kembali prasarana
dan sarana pada keadaan semula.
 Upaya yang dilakukan adalah
memperbaiki prasarana dan pelayanan
dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar
puskesmas, dll).
6
Rehabilitasi (rehabilitation)
 Upaya langkah yang diambil setelah
kejadian bencana untuk membantu
masyarakat memperbaiki rumahnya,
fasilitas umum dan fasilitas sosial penting,
dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.
Rekonstruksi (reconstruction)
 Program jangka menengah dan jangka
panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang sama atau
lebih baik dari sebelumnya.
PENANGGULANGANBENCANA
BERBASIS MASYARAKAT
Oleh
Indra Farni
Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Bung Hatta
Regulasi pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
Penanggulangan Bencana:
 Azas Kebersamaan UU No. 24 Tahun 2007
 Pasal 27 Point (b) UU No. 24 Tahun 2007 bahwa setiap
orang berkewajiban melakukan penanggulangan benacana
 Pasal 22 Ayat (2) Poin (b) bahwa dalam keanggotaan unsur
pengarah melibatkan anggota masyarakat profesional dan
ahli
 Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 131 Tahun 2003
tentang Pedoman Penanggulangan Bencana dan Pengungsi
di daerah
 Keputusan Kepala BNPB No. 1 Tahun 2012 tentang
pedoman desa/ kelurahan tangguh
7
PENGERTIAN
 Supriyanto (2004) memaknai pemberdayaan
masyarakat sebagai upaya yang disengaja
untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam
Perencanaan, memutuskan dan mengelola
sumberdaya lokal yang dimiliki melalui aksi
kebersamaan dan jaringan, sehingga pada
akhirnya mereka memiliki kemampuan dan
kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan
sosial”.
 Pemberdayaan masyarakat merupakan
proses untuk memfasilitasi dan
mendorong masyarakat agar mampu
menempatkan diri secara Proporsional
dan menjadi pelaku utama dalam
memanfaatkan lingkungan strategisnya
untuk mencapai suatu keberlanjutan
dalam jangka panjang.
 Aspek penting dalam suatu program
pemberdayaan masyarakat adalah program yang
disusun sendiri oleh masyarakat, mampu
menjawab kebutuhan dasar masyarakat,
mendukung keterlibatan kaum miskin dan
kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun
dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai
budaya lokal, memperhatikan dampak
lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan,
berbagai pihak terkait terlibat (instansi
pemerintah, lembaga penelitian, perguruan
tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta
dilaksanakan secara berkelajutan.
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
TUJUAN
 UMUM:
Terwujudnya komitment masyarakat dalam
menghadapi bencana.
 KHUSUS :
 Terwujudnya kesiapan dan kemampuan
masyarakat dalam upaya PB.
 Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam
melaksanakan upaya PRB
 Terwujudnya masyarakat Sadar dan akrab
bencana.
( LIVING HARMONY WITH DISASTER )
8
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
 MENGAMBIL TANGGUNG-JAWAB ATAS DIRI, KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM
PENGURANGAN RISIKO
 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UNTUK BERPERAN DALAM UPAYA PENGURANGAN
RISIKO BENCANA BAGI DIRI SENDIRI DAN MASYARAKAT, SEHINGGA
TERMOTIVASI UNTUK MENGENAL MASALAH, MERENCANAKAN DAN MEMECAHKAN
MASALAHSESUAI POTENSI YANG DIMILIKI
 MENJADI PELAKU/PERINTIS DALAM UPAYA PRB DAN MENJADI PEMIMPIN
PENGGERAKAN MASYARAKAT YANG DILANDASI SEMANGAT GOTONG ROYONG,
KEBERSAMAAN, DAN KEMANDIRIAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MERUPAKAN UPAYA FASILITASI PROSES DI MANA
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT DAPAT:
SASARAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
 INDIVIDUAL SEBAGAI KADER ( PELOPOR &
TAULADAN )
 KELOMPOK/LEMBAGA MASYARAKAT (MENUJU
MASYARAKAT TANGGUH BENCANA)
 LEMBAGA USAHA (Community Social
Responsibility)
 MASYARAKAT EDUKASI/AKADEMISI
PRINSIP PEMBERDAYAAN
 Sesuai dengan budaya, kebutuhan
dan potensi masyarakat.
 Mendapat informasi dan
kesempatan
 Meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan.
 Peran Pemerintah: pendorong,
pendamping, fasilitator dan
asistensi.
 Kemitraan.
CIRI PEMBERDAYAAN
 PEMIMPIN BERASAL DARI MASYARAKAT
( COMMUNITY LEADERS )
 MERUPAKAN ORGANISASI MASYARAKAT
( COMMUNITY ORGANIZATIONS )
 PEMBIAYAAN DARI MASYARAKAT
( COMMUNITY FUND )
 SARANA – PRASARANA DARI MASYARAKAT
( COMMUNITY MATERIAL )
 PEMAHAMAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
( COMMUNITY KNOWLEDGE )
 PEMANFAATAN TEHNOLOGI MASYARAKAT
( COMMUNITY TECHNOLOGY )
 PENETAPAN KEPUTUSAN DARI MASYARAKAT
( COMMUNITY DECISION MAKING )
9
Menurunkan resiko / dampak situasi darurat,
bencana dan pengungsian melalui penyiapan dan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada
tahap kesiapsiagaan.
Maksud : Agar masyarakat dapat memahami,
mengetahui dan bersedia mengerjakan apa yang
seharusnya dapat dilaksanakan sendiri untuk
kepentingan diri, keluarga dan masyarakat pada
situasi darurat / bencana / pengungsian.
Dengan terbentuknya kesiapsiagaan
masyarakat, diharapkan :
• Kemudahan masyarakat untuk memperoleh
informasi.
• Kepastian tentang peran dan tanggung
jawab masyarakat.
• Kemudahan dan kepastian masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
Proses pemberdayaan :
1. Penyiapan sumber daya.
Pada tahap awal, harus disiapkan SDM, logistik,
alat, media penyuluhan dan informasi yang
diperlukan
2. Pendekatan (advokasi) ke tokoh masyarakat:
Untuk memperoleh dukungan dari berbagai
pihak, terutama para tokoh / pemuka
masyarakat setempat.
3. Pembentukan kelompok kerja di masyarakat.
Sebagai wadah untuk membahas berbagai keperluan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain
dengan langkah-langkah:
• Penetapan anggota masyarakat yang akan dilatih (sebagai
kader).
• Pembentukan kelompok kerja
• Pendataan potensi masalah (survai mawas diri).
• Penyusunan rencana kerja
• Penggerakan pelaksanaan
4. Pembinaan untuk menjaga kelangsungan kegiatan.
Proses pemberdayaan :
10
MEMBANGUN BUDAYA SADAR BENCANA
BUDAYA
SADAR
BENCANA
ANCAMAN
SEJARAH
TERJADINYA
BENCANA
KEARIFAN
LOKAL
KERENTANAN
KAPASITAS
MASYARAKAT
ANCAMAN : Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah
manusia, yang berpotensi menimbulkan kerusakan
atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia.
SEJARAH TERJADINYA BENCANA : Catatan secara histori
kejadian bencana yang terjadi di suatu wilayah
beserta dampak dan korban
KEARIFAN LOKAL : Tradisi atau kebiasaan
masyarakat terkait dengan lingkungan
KERENTANAN :
Sekumpulan kondisi dan atau suatu
akibat keadaan (faktor fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya-
upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
KAPASITAS :Gabungan semua sumberdaya, cara dan
kekuatan yang tersedia di masyarakat,
sehingga masyarakat memiliki daya
tangkal dan daya tahan untuk mengurangi
tingkat dampak atau akibat dari bencana
PENINGKATAN BUDAYA SADAR BENCANA
Komunitas-komunitas memiliki pandangan bersama,
bahwa pengelolaan risiko bencana harusnya menjadi
perspektif dasar dan salah satu penekanan utama dalam
proses pembangunan (yang normal).
Pandangan ini didasari pada falsafah dasar, bahwa
menciptakan keselarasan hidup manusia dengan
lingkungan alam merupakan suatu tanggung jawab dan
keharusan untuk menjamin keberlanjutan kehidupan.
Selain itu mereka sudah sering mengalami sejarah
panjang dimana selalu menerima dampak buruk dari
eksploitasi lingkungan alam (SDA) yang ekstraktif -
destruktif.
PENINGKATAN BUDAYA SADAR
BENCANA
 Pemberdayaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana
bukan merupakan gerakan masyarakat yang bersifat aksi
kasuistik, temporer, reaktif, dan fokus pada penanganan
dampak saja, tetapi mendorong agar pengurangan risiko
bencana dijadikan sebagai kebijakan dasar dan strategi
pembangunan, artinya terintegrasi dalam setiap kebijakan dan
perencanaan, termasuk anggaran pembangunan pada semua
level.
 Organisasi-organisasi masyarakat sekarang ini sudah mulai
membangun sinergi, khususnya dengan pemerintah (daerah
dan pusat), termasuk aktor-aktor politik untuk mendorong
adanya kebijakan yang melibatkan semua stakeholder dalam
urusan pembangunan mulai dari tingkat lokal sampai pusat,
agar keberlanjutan kehidupan menjadi perspektif dalam
kebijakan, perencanaan dan program pembangunan.
PENGEMBANGANKAPASITAS
 Pendidikan dan Pelatihan
 Memasukkan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum sekolah
 Membuka program studi “disaster management” di PT
 Menyusun standar modul pelatihan manajemen bencana
 Melakukan pelatihan manajer dan teknis PB
 Mencetak tenaga profesional dan ahli PB
 Penelitian dan pengembangan Iptek Kebencanaan
 Pemahaman karakteristik ancaman/hazard dan teknologi
penanganannya
 Penerapan Teknologi PB, contoh:
 Risk Mapping, Tataruang (Bappenas, PU)
 Deteksi dini/EWS (gunungapi, Tsunami, Banjir, Tanah Longsor,dll)
(BMG, ESDM/Vulkanologi, PU)
 Rumah Tahan Gempa/building code (PU)
 Teknologi untuk penanganan darurat (Depkes, Basarnas)
 Teknologi Pangan untuk bantuan darurat (BPPT, Deptan, Perguruan
Tinggi)
11
SASARAN
PENGEMBANGAN KAPASITAS
Membangun masyarakat/bangsa yang tangguh
terhadap ancaman bencana yang dicirikan oleh
kapasitas untuk :
 meredam tekanan atau kekuatan-kekuatan
yang menghancurkan, melalui perlawanan
atau adaptasi
 mengelola, atau mempertahankan
fungsi-fungsi dan struktur-struktur
dasar tertentu, pada saat bencana
 memulihkan diri atau “melenting balik”
setelah bencana
Prabencana
Saat Tanggap
Darurat
Pascabencana
Situasi Tidak
AdaBencana
Situasi Terdapat
PotensiBencana
Perencanaan
Pencegahan
Pengurangan Risiko
Pendidikan
Pelatihan
Penelitian
PenataanTata Ruang
Mitigasi
PeringatanDini
Kesiapsiagaan
KajianCepat
Status KeadaanDarurat
Penyelamatan& Evakuasi
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Perlindungan
Pemulihan
Rehabilitasi
Rekonstruksi
Prasarana dan Sarana
Sosial
Ekonomi
Kesehatan
Kamtib
Lingkungan
Pentahapan
Penetapan
Kebijakan
Pembangunan
Sosial
Ekonomi
Politik
Lingkungan
Penyelenggaraan PB
STRATEGI DALAM MENDORONG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
 1. Membangun Jajaran kerja
a. Menyusun dan merumuskan program dan kegiatan
b. Membangun Komukasi Person / Instansi
c. Pembuatan MOU
 2. Kerja sama dalam
a. Pengkajian Bersama
b. Kesepakatan atas standart bantuan dan pelayanan.
c. Kegiatan bersama dalam mobilisasi sumber daya.
d. Negoisasi akses kewilayahan/ kearifan lokal.
e. Penguatan Kelembagaan.
3. Melaksanakan Kordinasi dengan tujuan
a. Mencegah duplikasi program
b. Menjawab Pertanyaan “ Siapa mengerjakan apa dengan bagaimana
c. Jaminan skala prioritas
d. Adanya pelayanan sesuai “ standart”
e. Tingkat Efisiensi yang tinggi.
Strategi Untuk Mewujudkan Desa Tangguh Bencana
1. Pelibatan seluruh lapisan masyarakat.
2. Tekanan khusus pada pengguna dan pemanfaatan
sumber daya mandiri setempat.
3.Dukungan dalam bentuk komitmen kebijakan, sumber
daya dan bantuan teknis dari pemerintah sesuai
kebutuhan bila dikehendaki masyarakat.
4.Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
potensi ancaman.
5. Pengurangan kerentanan masyarakat.
6. Peningkatan kapasitas masyarakat.
7. Penerapan keseluruhan rangkaian manajemen resiko.
8. Pemaduan upaya-upaya pengurangan resiko bencana.
9. Memasukkan pengurangan resiko bencana kedalam
perencaan program dan kegiatan.
12
Marilah Berpikir yang besar, mulailah
berbuat walau sekecil apapun.
SEKIAN
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaTeuku Maulidin
 
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencanaPerdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencanaari saridjo
 
materi-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.pptmateri-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.pptssuser613848
 
materi-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkat
materi-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkatmateri-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkat
materi-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkatharisprawira2
 
materi-rakor-pb (ww1).ppt
materi-rakor-pb (ww1).pptmateri-rakor-pb (ww1).ppt
materi-rakor-pb (ww1).pptAhmadUlinnuha4
 
357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx
357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx
357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptxYudiKusnandar
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxBANGSAICHANNEL
 
Penanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.pptPenanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.pptsadisaputra2
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
Mitigasi dikonversi
Mitigasi dikonversiMitigasi dikonversi
Mitigasi dikonversilanilinggar
 
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptxPuskesmasmusuk1
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf3guna
 
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti ButarbutarPenanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti ButarbutarMaria Haryanthi Butar-Butar
 
Mitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptx
Mitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptxMitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptx
Mitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptxssusere3d37d
 

Similar to MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA (20)

Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
 
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencanaPerdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
Perdes no. 16 th 2014 ttg desa siaga bencana
 
materi-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.pptmateri-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.ppt
 
materi-rakor-pb.ppt
materi-rakor-pb.pptmateri-rakor-pb.ppt
materi-rakor-pb.ppt
 
materi-rakor-pb.ppt
materi-rakor-pb.pptmateri-rakor-pb.ppt
materi-rakor-pb.ppt
 
materi-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkat
materi-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkatmateri-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkat
materi-rakor-pb.ppt sebgai bahan sosialisasi kepda masyarkat
 
materi-rakor-pb (ww1).ppt
materi-rakor-pb (ww1).pptmateri-rakor-pb (ww1).ppt
materi-rakor-pb (ww1).ppt
 
MITIGASI BENCANA.pptx
MITIGASI BENCANA.pptxMITIGASI BENCANA.pptx
MITIGASI BENCANA.pptx
 
357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx
357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx
357669918-MANAJEMEN-BENCANA.pptx
 
Manajemen Bencana
Manajemen BencanaManajemen Bencana
Manajemen Bencana
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
 
Penanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.pptPenanggulangan_Bencana.ppt
Penanggulangan_Bencana.ppt
 
Rangkuman disaster manajemen
Rangkuman disaster manajemenRangkuman disaster manajemen
Rangkuman disaster manajemen
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
Mitigasi dikonversi
Mitigasi dikonversiMitigasi dikonversi
Mitigasi dikonversi
 
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
1. PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA.pptx
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf
 
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti ButarbutarPenanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
 
Mitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptx
Mitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptxMitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptx
Mitigasi_bencana_Banjir_Majasari by Yudi 2023.pptx
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

  • 1. 1 MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA Oleh INDRA FARNI Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Bung Hatta Definisi Bencana (1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non- alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007) 2 Definisi Bencana (2) 3 Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri. (ISDR, 2004) 4 Jenis Bencana (UU 24/2007) BENCANA Alam Sosial Non Alam
  • 2. 2 Bencana Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor 5 Bencana non-Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana Sosial : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. 6 Jenis Bencana  Geologi  Gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah  Hidro-meteorologi  Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan  Biologi  Epidemi, penyakit tanaman, hewan  Teknologi  Kecelakaan transportasi, industri  Lingkungan  Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan.  Sosial  Konflik, terrorisme Bahaya adalah keadaan atau fenomena alam yang dapat berpotensi menyebabkan korban jiwa atau kerusakan benda / lingkungan BAHAYA Jenis-jenis Bahaya : 1. Geologi 2. Hidrometeorolgi 3. Teknologi 4. Lingkungan 5. Sosial 6. Biologi
  • 3. 3 Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi (UU 24/2007). Penanggulangan Bencana (Disaster Management) 9 MANAJEMEN BENCANA Pencegahan dan Mitigasi Kesiapan Pemulihan Tanggap Darurat BENCANA Siklus Manajemen Bencana Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana A. Pencegahan (prevention) B. Mitigasi (mitigation) C. Kesiapsiagaan (preparedness) D. Peringatan Dini (early warning) E. Tanggap Darurat (response) F. Bantuan Darurat (relief) G. Pemulihan (recovery) H. Rehablitasi (rehabilitation) I. Rekonstruksi (reconstruction) Pencegahan (prevention)  Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan meniadakan bahaya). Misalnya : - Melarang pembakaran hutan dalam perladangan - Melarang penambangan batu di daerah yang curam.
  • 4. 4 Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007) Bentuk mitigasi :  Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)  Mitigasi non-struktural (peraturan perundang- undangan, pelatihan, dll.) Mitigasi 13 Mitigasi  Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana  Ada 2 bentuk mitigasi :  Mitigasi struktural (membuat check dam, bendungan, tanggul sungai, dll.)  Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan) Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007) Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana. Kesiapsiagaan 15 Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007) Pemberian peringatan dini harus : • Menjangkau masyarakat (accesible) • Segera (immediate) • Tegas tidak membingungkan (coherent) • Bersifat resmi (official) Peringatan Dini 16
  • 5. 5 Peringatan Dini  Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi.  Pemberian peringatan dini harus : - Menjangkau masyarakat (accesible) - Segera (immediate) - Tegas tidak membingungkan (coherent) - Bersifat resmi (official) Tanggap Darurat (response) Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian. Bantuan Darurat (relief)  Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa : - pangan, - sandang - tempat tinggal sementara - kesehatan, sanitasi dan air bersih Pemulihan (recovery)  Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.  Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
  • 6. 6 Rehabilitasi (rehabilitation)  Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian. Rekonstruksi (reconstruction)  Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya. PENANGGULANGANBENCANA BERBASIS MASYARAKAT Oleh Indra Farni Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Bung Hatta Regulasi pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Penanggulangan Bencana:  Azas Kebersamaan UU No. 24 Tahun 2007  Pasal 27 Point (b) UU No. 24 Tahun 2007 bahwa setiap orang berkewajiban melakukan penanggulangan benacana  Pasal 22 Ayat (2) Poin (b) bahwa dalam keanggotaan unsur pengarah melibatkan anggota masyarakat profesional dan ahli  Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 131 Tahun 2003 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana dan Pengungsi di daerah  Keputusan Kepala BNPB No. 1 Tahun 2012 tentang pedoman desa/ kelurahan tangguh
  • 7. 7 PENGERTIAN  Supriyanto (2004) memaknai pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam Perencanaan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui aksi kebersamaan dan jaringan, sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial”.  Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara Proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.  Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta dilaksanakan secara berkelajutan. PEMBERDAYAANMASYARAKAT TUJUAN  UMUM: Terwujudnya komitment masyarakat dalam menghadapi bencana.  KHUSUS :  Terwujudnya kesiapan dan kemampuan masyarakat dalam upaya PB.  Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan upaya PRB  Terwujudnya masyarakat Sadar dan akrab bencana. ( LIVING HARMONY WITH DISASTER )
  • 8. 8 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT  MENGAMBIL TANGGUNG-JAWAB ATAS DIRI, KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO  MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UNTUK BERPERAN DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BAGI DIRI SENDIRI DAN MASYARAKAT, SEHINGGA TERMOTIVASI UNTUK MENGENAL MASALAH, MERENCANAKAN DAN MEMECAHKAN MASALAHSESUAI POTENSI YANG DIMILIKI  MENJADI PELAKU/PERINTIS DALAM UPAYA PRB DAN MENJADI PEMIMPIN PENGGERAKAN MASYARAKAT YANG DILANDASI SEMANGAT GOTONG ROYONG, KEBERSAMAAN, DAN KEMANDIRIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MERUPAKAN UPAYA FASILITASI PROSES DI MANA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT DAPAT: SASARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT  INDIVIDUAL SEBAGAI KADER ( PELOPOR & TAULADAN )  KELOMPOK/LEMBAGA MASYARAKAT (MENUJU MASYARAKAT TANGGUH BENCANA)  LEMBAGA USAHA (Community Social Responsibility)  MASYARAKAT EDUKASI/AKADEMISI PRINSIP PEMBERDAYAAN  Sesuai dengan budaya, kebutuhan dan potensi masyarakat.  Mendapat informasi dan kesempatan  Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan.  Peran Pemerintah: pendorong, pendamping, fasilitator dan asistensi.  Kemitraan. CIRI PEMBERDAYAAN  PEMIMPIN BERASAL DARI MASYARAKAT ( COMMUNITY LEADERS )  MERUPAKAN ORGANISASI MASYARAKAT ( COMMUNITY ORGANIZATIONS )  PEMBIAYAAN DARI MASYARAKAT ( COMMUNITY FUND )  SARANA – PRASARANA DARI MASYARAKAT ( COMMUNITY MATERIAL )  PEMAHAMAN PENGETAHUAN MASYARAKAT ( COMMUNITY KNOWLEDGE )  PEMANFAATAN TEHNOLOGI MASYARAKAT ( COMMUNITY TECHNOLOGY )  PENETAPAN KEPUTUSAN DARI MASYARAKAT ( COMMUNITY DECISION MAKING )
  • 9. 9 Menurunkan resiko / dampak situasi darurat, bencana dan pengungsian melalui penyiapan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada tahap kesiapsiagaan. Maksud : Agar masyarakat dapat memahami, mengetahui dan bersedia mengerjakan apa yang seharusnya dapat dilaksanakan sendiri untuk kepentingan diri, keluarga dan masyarakat pada situasi darurat / bencana / pengungsian. Dengan terbentuknya kesiapsiagaan masyarakat, diharapkan : • Kemudahan masyarakat untuk memperoleh informasi. • Kepastian tentang peran dan tanggung jawab masyarakat. • Kemudahan dan kepastian masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Proses pemberdayaan : 1. Penyiapan sumber daya. Pada tahap awal, harus disiapkan SDM, logistik, alat, media penyuluhan dan informasi yang diperlukan 2. Pendekatan (advokasi) ke tokoh masyarakat: Untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak, terutama para tokoh / pemuka masyarakat setempat. 3. Pembentukan kelompok kerja di masyarakat. Sebagai wadah untuk membahas berbagai keperluan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain dengan langkah-langkah: • Penetapan anggota masyarakat yang akan dilatih (sebagai kader). • Pembentukan kelompok kerja • Pendataan potensi masalah (survai mawas diri). • Penyusunan rencana kerja • Penggerakan pelaksanaan 4. Pembinaan untuk menjaga kelangsungan kegiatan. Proses pemberdayaan :
  • 10. 10 MEMBANGUN BUDAYA SADAR BENCANA BUDAYA SADAR BENCANA ANCAMAN SEJARAH TERJADINYA BENCANA KEARIFAN LOKAL KERENTANAN KAPASITAS MASYARAKAT ANCAMAN : Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia. SEJARAH TERJADINYA BENCANA : Catatan secara histori kejadian bencana yang terjadi di suatu wilayah beserta dampak dan korban KEARIFAN LOKAL : Tradisi atau kebiasaan masyarakat terkait dengan lingkungan KERENTANAN : Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya- upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. KAPASITAS :Gabungan semua sumberdaya, cara dan kekuatan yang tersedia di masyarakat, sehingga masyarakat memiliki daya tangkal dan daya tahan untuk mengurangi tingkat dampak atau akibat dari bencana PENINGKATAN BUDAYA SADAR BENCANA Komunitas-komunitas memiliki pandangan bersama, bahwa pengelolaan risiko bencana harusnya menjadi perspektif dasar dan salah satu penekanan utama dalam proses pembangunan (yang normal). Pandangan ini didasari pada falsafah dasar, bahwa menciptakan keselarasan hidup manusia dengan lingkungan alam merupakan suatu tanggung jawab dan keharusan untuk menjamin keberlanjutan kehidupan. Selain itu mereka sudah sering mengalami sejarah panjang dimana selalu menerima dampak buruk dari eksploitasi lingkungan alam (SDA) yang ekstraktif - destruktif. PENINGKATAN BUDAYA SADAR BENCANA  Pemberdayaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana bukan merupakan gerakan masyarakat yang bersifat aksi kasuistik, temporer, reaktif, dan fokus pada penanganan dampak saja, tetapi mendorong agar pengurangan risiko bencana dijadikan sebagai kebijakan dasar dan strategi pembangunan, artinya terintegrasi dalam setiap kebijakan dan perencanaan, termasuk anggaran pembangunan pada semua level.  Organisasi-organisasi masyarakat sekarang ini sudah mulai membangun sinergi, khususnya dengan pemerintah (daerah dan pusat), termasuk aktor-aktor politik untuk mendorong adanya kebijakan yang melibatkan semua stakeholder dalam urusan pembangunan mulai dari tingkat lokal sampai pusat, agar keberlanjutan kehidupan menjadi perspektif dalam kebijakan, perencanaan dan program pembangunan. PENGEMBANGANKAPASITAS  Pendidikan dan Pelatihan  Memasukkan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum sekolah  Membuka program studi “disaster management” di PT  Menyusun standar modul pelatihan manajemen bencana  Melakukan pelatihan manajer dan teknis PB  Mencetak tenaga profesional dan ahli PB  Penelitian dan pengembangan Iptek Kebencanaan  Pemahaman karakteristik ancaman/hazard dan teknologi penanganannya  Penerapan Teknologi PB, contoh:  Risk Mapping, Tataruang (Bappenas, PU)  Deteksi dini/EWS (gunungapi, Tsunami, Banjir, Tanah Longsor,dll) (BMG, ESDM/Vulkanologi, PU)  Rumah Tahan Gempa/building code (PU)  Teknologi untuk penanganan darurat (Depkes, Basarnas)  Teknologi Pangan untuk bantuan darurat (BPPT, Deptan, Perguruan Tinggi)
  • 11. 11 SASARAN PENGEMBANGAN KAPASITAS Membangun masyarakat/bangsa yang tangguh terhadap ancaman bencana yang dicirikan oleh kapasitas untuk :  meredam tekanan atau kekuatan-kekuatan yang menghancurkan, melalui perlawanan atau adaptasi  mengelola, atau mempertahankan fungsi-fungsi dan struktur-struktur dasar tertentu, pada saat bencana  memulihkan diri atau “melenting balik” setelah bencana Prabencana Saat Tanggap Darurat Pascabencana Situasi Tidak AdaBencana Situasi Terdapat PotensiBencana Perencanaan Pencegahan Pengurangan Risiko Pendidikan Pelatihan Penelitian PenataanTata Ruang Mitigasi PeringatanDini Kesiapsiagaan KajianCepat Status KeadaanDarurat Penyelamatan& Evakuasi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Perlindungan Pemulihan Rehabilitasi Rekonstruksi Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Kesehatan Kamtib Lingkungan Pentahapan Penetapan Kebijakan Pembangunan Sosial Ekonomi Politik Lingkungan Penyelenggaraan PB STRATEGI DALAM MENDORONG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT  1. Membangun Jajaran kerja a. Menyusun dan merumuskan program dan kegiatan b. Membangun Komukasi Person / Instansi c. Pembuatan MOU  2. Kerja sama dalam a. Pengkajian Bersama b. Kesepakatan atas standart bantuan dan pelayanan. c. Kegiatan bersama dalam mobilisasi sumber daya. d. Negoisasi akses kewilayahan/ kearifan lokal. e. Penguatan Kelembagaan. 3. Melaksanakan Kordinasi dengan tujuan a. Mencegah duplikasi program b. Menjawab Pertanyaan “ Siapa mengerjakan apa dengan bagaimana c. Jaminan skala prioritas d. Adanya pelayanan sesuai “ standart” e. Tingkat Efisiensi yang tinggi. Strategi Untuk Mewujudkan Desa Tangguh Bencana 1. Pelibatan seluruh lapisan masyarakat. 2. Tekanan khusus pada pengguna dan pemanfaatan sumber daya mandiri setempat. 3.Dukungan dalam bentuk komitmen kebijakan, sumber daya dan bantuan teknis dari pemerintah sesuai kebutuhan bila dikehendaki masyarakat. 4.Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan potensi ancaman. 5. Pengurangan kerentanan masyarakat. 6. Peningkatan kapasitas masyarakat. 7. Penerapan keseluruhan rangkaian manajemen resiko. 8. Pemaduan upaya-upaya pengurangan resiko bencana. 9. Memasukkan pengurangan resiko bencana kedalam perencaan program dan kegiatan.
  • 12. 12 Marilah Berpikir yang besar, mulailah berbuat walau sekecil apapun. SEKIAN TERIMA KASIH