SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Download to read offline
i
i
KONTRIBUTOR MODUL
Mona Regis, BNPB
Susi, BNPB
Supriyati, BNPB
Oktavi Andaresta, BNPB
Marrysa Nurina, Kemenko PMK
Krisdianto, Kementerian PPPA
Wina Natalia, Yayasan Plan
Internasional Indonesia
Ninil Jannah, SIAP-SIAGA/DFAT
Nudya Wiyata, Yayasan Klub
Indonesia Hijau
Agung Wicaksono, BNPB
TIM PENYUSUN
B Wisnu Widjaja
Agus Wibowo
TIM PENGARAH
Nur Indriani
Ahmad Fahmi Rijal
Evira Yubelta
Muhammad Irsyadul Kirom
Kamilia Agrianti Zahrah
TIM DESAIN
Diterbitkan oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Jalan Raya Pramuka Kav. 38, Jakarta Timur 13120
Telp : (021) 29827793
Fax: (021) 21281200
Cetakan pertama, 13 November 2020
Disclaimer
Modul ini disusun dari berbagai sumber dan
merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan
sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19.
SAMBUTAN
ii
Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19) menjadi bencana ditingkat global dan telah menu-
liskan sejarah baru dalam dunia kesehatan dan kebencanaan. Penyakit COVID-19 adalah pen-
yakit infeksi yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah Coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Hubei, China.
Negara Indonesia juga mengalami dampak pandemi COVID-19. Sistem kesehatan, sosial, budaya,
ekonomi, dan lingkungan mengalami tekanan yang tinggi akibat pandemi ini. Selain itu, anak-anak harus
belajar di rumah sehingga suasana kondusif dalam kegiatan belajar mengajar terganggu dan peran kelu-
arga mendapatkan tenanan lebih tinggi, disamping pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Lumpuhnya
aktivitas ekonomi, terutama sektor informal menghambat pembangunan berkelanjutan dan meningkat-
kan angka kemiskinan.
Perubahan kebiasaan untuk merespon dan mengurangi risiko bencana pandemi wabah penyakit di-
harapkan dapat dilakukan secara masif, baik oleh pemerintah, masyarakat, sektor privat, akademisi, juga
media. Namun demikian, pemerintah sebagai pemegang otoritas mengeluarkan konsep bagaimana tu-
juan perubahan kebiasaan ini dapat diimplementasikan hingga ke penerima manfaat terkecil, yaitu mas-
yarakat.
Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berkewajiban dalam
mengkoordinasi seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan pengurangan risiko
bencana, menyiapkan salah salah satu konsep upaya perubahan perilaku melalui pendekatan
iii
gender. Penjajakan pertama pendekatan gender adalah melalui Ibu. Perempuan sebagai tonggak edukasi
dalam komunitas terkecil (keluarga) memiliki peran yang besar, kuat, dan strategis sehingga perlu diwa-
dahi dalam sebuah konsep perubahan kebiasaan. BNPB mendorong perwujudan peran gender ini dengan
menyiapkan perangkat edukasi berupa modul.
Modul ini disusun sebagai langkah awal dalam mengedukasi untuk penerapan perubahan ke-
biasaan baru yang mempertimbangkan protokol kesehatan. Modul ini disusun oleh tim penu-
lis dengan mempertimbangkan peran, tanggung jawab, dan kewenangan BNPB sebagai koordina-
tor dalam upaya PRB untuk digunakan dalam pengarusutamaan gender dalam penanggulangan
bencana. Siapapun dapat menyebarluaskan, menggunakan, menjadikan referensi, dan memutakh-
irkan modul ini agar kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan mengedukasi dapat ter-
sampaikan dan terdapat perbaikan baik substansi ataupun teknis yang tertuang dalam modul.
Kami berharap bahwa pemanfaatan modul ini untuk mendukung perubahan kebiasaan masyarakat.
Diskusi dan pemberian kritik dan saran saya harapkan agar peningkatan kualitas konsep dapat terwujud
ke depan. Atas upaya, kerjasama, dan dukungan seluruh pihak, kami mengucapkan terima kasih.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB
B. Wisnu Widjaja
PENDAHULUAN
iv
Melalui proses belajar pada modul ini, pemahaman strategi pencegahan COVID-19
didapatkan pada skala keluarga mengenai cara pencegahan (memakai masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak) dan cara meningkatkan imunitas secara internal dan eksternal.
Setelah menyelesaikan proses belajar, diharapkan mampu memahami alur manajemen
kesehatan masyarakat untuk penanganan COVID-19: ciri atau kondisi apa yang mengis-
yaratkan saatnya melakukan tes COVID-19, cara memutus rantai penularan, hingga tata
cara isolasi. Penyampaian informasi-informasi dan istilah terkait COVID-19 secara tepat
diharapkan dapat menghindari terjadinya stigma di masyarakat.
KONTEN
v
PENCEGAHAN TERHADAP COVID-19
MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH DAN
IMUNITAS DI RUMAH
PEMERIKSAAN TES COVID-19: RDT, PCR
KARANTINA DAN ISOLASI MANDIRI DI RUMAH
MELAWAN STIGMASISASI TENTANG COVID-19
LAYANAN RESMI INFORMASI COVID-19
01
02
03
04
05
06
2
PENCEGAHAN
TERHADAP
COVID-19
1
STRATEGI PENCEGAHAN COVID-19
2
Menjalankan pencegahan standar: pakai masker, cuci tangan dengan
sabun, jara jarak.
Melakukan pemeriksaan mandiri dengan aplikasi seperti InaRISK, Bersatu
Melawan COVID-19/BLC, Halodoc, Alodokter, Layanan Hotline Sejiwa –
(119-8)
Melakukan identifikasi anggota keluarga yang rentan & penyakit 	
penyerta
	 Anggota keluarga yang masuk kelompok rentan: lansia, bayi, 		
	 ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas.
	 Anggota keluarga yang memiliki penyakit penyerta (komorbid)
	 Anggota keluarga yang rutin melakukan perjalanan dinas luar 	
	 kota/luar negeri
Jika ada salah satu dari anggota keluarga yang reaktif terhadap hasil tes
COVID-19 maka seluruh anggota keluarga membuat pelacakan kontak
(contact tracing).
STRATEGI PENCEGAHAN
COVID-19 DI RUMAH
3
Melakukan pembagian tugas kepada para anggota keluarga.
Siapa berbuat apa & bagaimana caranya dalam membuat
rencana kesiapsiagaan keluarga.
Memiliki nomor kontak darurat (hotline) seperti :
	 No anggota keluarga yang berbeda rumah & bisa dihubungi
	 No telpon perangkat RT/RW, Tim Siaga COVID-19 RT/RW,
	 Tim Siaga COVID-19 Desa/Kelurahan
	 No telpon fasilitas kesehatan rujukan COVID-19,
	 ambulans, BPBD, PMI
FUNGSI KELUARGA DALAM PENCEGAHAN
PENANGANAN COVID-19 DI RUMAH
4
AGAMA
Setiap agama menyarankan agar kita menjauhi marabahaya, termasuk wabah penyakit. Keluarga harus
membina anggota keluarga agar tetap tenang, tidak panik, meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar & ber-
doa agar pandemi ini cepat berakhir
SOSIAL BUDAYA
Kita harus berempati, menolong & ikut bertanggung jawab untuk tidak menjadi perantara penyebaran virus
COVID-19 dan melakukan kegiatan penyuluhan & penyemprotan disinfektan di wilayah tempat tinggal den-
gan tepat
KASIH SAYANG
Dengan cinta & kasih sayang, maka keluarga yang harus diam di rumah akan memaknai pandemi ini secara
positif karena bisa lebih dekat dengan orang-orang yang dicintai
PERLINDUNGAN
Seluruh keluarga harus membangun rasa aman & nyaman serta telindungi dari penyebaran COVID-19. Sikap
tanggap terhadap ancaman dengan mengurangi aktivitas di keramaian & jaga jarak serta mengikuti aturan &
himbauan pemerintah untuk pencegahan penularan COVID-19
1
2
3
4
FUNGSI KELUARGA DALAM PENCEGAHAN
PENANGANAN COVID-19 DI RUMAH
5
REPRODUKSI
Keluarga berfungsi untuk menjalankan fungsi reproduksi, namun demikian di masa pandemi COVID-19
harus tetap mewaspadai terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN
Orangtua menjadi pendidik utama & pertama bagi anak-anaknya baik dari aspek akademis 	maupun sosial.
Nilai, norma & cara berkomunikasi yang sehat serta memastikan tiap anggota keluarga menjalankan etika
dalam kehidupan sosial, termasuk etika batuk dengan menutup mulut / menggunakan masker, serta menjaga
diri dengan selalu bersih, terutama tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun.
EKONOMI
Keluarga dianjurkan menanamkan pola hidup yang hemat. Menjaga & memelihara kesehatan karena sakit
lebih mahal  dari pada sehat  (mahal biaya berobatnya,  susah kehilangan hari kerja,  kehilangan kenikmatan
&  kebahagiaan. Pandemi COVID 19 bisa berpeluang untuk penambahan penghasilan bagi keluarga dengan
memberdayakan usaha kecil menengah & industri kreatif
LINGKUNGAN
Peduli pada kebersihan & kelestarian lingkungan, maka keluarga bersama masyarakat sekitar
membangun semangat gotong royong membersihkan lingkungan & penyemprotan disinsfektan 
agar terhindar dari penularan COVID-19
5
6
7
8
UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 PADA
INDIVIDU DAN KELUARGA
6
Individu & keluarga merupakan kunci dalam melaksanakan
pencegahan terhadap COVID-19, baik dalam kehidupan
keseharian secara pribadi maupun dalam kehidupan bersa-
ma keluarga & masyarakat umum.
Kedisiplinan diri sendiri & keluarga yang tumbuh berkat
kesadaran diri terhadap ancaman COVID-19 yang dapat
membahayakan jiwa manusia menjadi faktor penting &
krusial.
Penerapan upaya pencegahan oleh diri sendiri & keluarga
secara umum meliputi memakai masker, melakukan cuci
tangan dengan sabun / hand sanitizer, & melakukan jaga
jarak.
1 m
PENGERTIAN DAN
MANFAAT MASKER
7
Fungsi masker adalah menghindari paparan polusi udara, mencegah penularan & penyebaran
penyakit, melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari & polusi.
Masker penting sebagai salah satu pencegahan penularan COVID-19.
Tata cara menggunakan masker:
Menutupi hidung, mulut, & dagu
dengan sempurna.
Jenis-jenis masker:
Masker kain, masker bedah
& masker N95
Masker Kain
Masker Bedah
Masker N95
PENGERTIAN DAN
MANFAAT MASKER
8
Penggunaan masker bukan hanya dapat
melindungi diri kita dari penularan virus dari
orang lain, namun juga dapat melindungi
orang lain agar tidak tertular virus dari kita.
Pertemuan orang sakit dengan orang yang
sehat yang sama-sama menggunakan masker
memiliki risiko penularan yang rendah.
PENGERTIAN DAN MANFAAT
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
9
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir telah teruji secara il-
miah dapat mencegah penyebaran virus & bakteri penyebab penyakit.
Membersihkan tangan dengan tepat mampu mencegah terjangkit
penyakit pernapasan & pencernaan.
Mencuci tangan dengan sabun dapat merusak struktur virus RNA
penyebab COVID-19.
1
2
3
4
PENGERTIAN DAN
MANFAAT JAGA JARAK
10
Tidak keluar rumah, kecuali untuk urusan
penting, seperti membeli kebutuhan pokok
/ berobat ketika sakit.
Lakukan olahraga di rumah,
tidak di pusat olahraga.
Membatasi kontak langsung, seperti berjabat
tangan, & menjaga jarak aman minimal 1 me-
ter ketika berinteraksi dengan orang lain.
Bekerja / belajarlah
dari rumah.
Manfaatkan HP/video call untuk
tetap terhubung dengan kerabat
& rekan kerja.
Sapa orang lain dengan
lambaian tangan, bukan
dengan berjabat tangan.
Jaga jarak/pembatasan jarak fisik (physical distancing)
adalah upaya untuk mengendalikan penyebaran infeksi
virus Corona & mencegah COVID-19.
Jaga jarak dilakukan dengan cara:
STORE
1 meter
PENGERTIAN DAN
MANFAAT JAGA JARAK
11
Tidak bepergian ke tempat yang ramai,
contoh : mall, restoran, pasar, pusat
kebugaran.
Jika ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari,
lakukan di luar jam sibuk.
Minta kurir pengantar barang/makanan
untuk melakukan menerima pesanan tanpa
bertemu langsung dengan kurir.
Hindari transportasi publik seperti KRL,
bis, angkot, dan atau transportasi umum
lainnya yang padat penumpang.
12
MENJAGA DAYA TAHAN
TUBUH DAN IMUNITAS
DI RUMAH
MENJAGA DAYA TAHAN
TUBUH DAN IMUNITAS
13
Reaksi tubuh pada saat terinfeksi COVID-19
adalah membentuk sistem kekebalan tu-
buh (imunitas) untuk melawan virus terse-
but. Pada orang dengan daya tahan tu-
buh yang lemah, COVID-19 sukar dilawan
sehingga muncul gejala berat & komplikasi fatal.
Memperkuat sistem imun tubuh adalah salah
satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah
penularan COVID-19. Tidak hanya COVID-19,
sistem imun tubuh yang kuat juga dapat me-
lindungi tubuh dari berbagai penyakit lainnya.
Cara memperkuat sistem imun untuk mencegah
COVID-19
Mengonsumsi makanan bergizi
Berolahraga dengan rutin
Mengelola stres dengan baik
Beristirahat yang cukup
Mengonsumsi suplemen penunjang
daya tahan tubuh
1
2
3
4
5
MENGONSUMSI
MAKANAN BERGIZI
14
Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan,
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang
dapat membantu tubuh melawan radikal bebas.
Jika di dalam tubuh banyak terdapat radikal be-
bas, kerja sistem imun bisa terganggu dan tu-
buh jadi lebih mudah terkena infeksi COVID-19.
Untuk menjaga imunitas tubuh, diperlukan juga
asupan nutrisi yang cukup. Perbanyak konsum-
si daging tanpa lemak, kacang-kacangan, ser-
ta biji-bijian agar daya tahan tubuh Anda kuat.
Bawang dan jahe juga baik untuk dikonsumsi kare-
na kandungannya diyakini dapat membantu tu-
buh melawan infeksi dan meredakan peradangan.
BEROLAHRAGA DENGAN RUTIN
15
Olahraga juga terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh & meredakan peradangan.
Olahraga secara teratur punya efek yang lebih baik terhadap sistem imun dibandingkan olahraga
yang hanya sesekali. Jadi, sempatkanlah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
Lakukan olahraga secara mandiri. Di saat seperti ini, usahakan untuk olahraga mandiri. Hindari olahraga
berkelompok seperti sepak bola, basket, / yang lainnya. Hal ini dilakukan guna menghindari kerumunan &
interaksi dengan orang lain.
Olahraga sesuai kemampuan. Berolahragalah sesuai
kemampuan , Alih-alih sehat, jangan sampai melakukan
olahragayangmelebihikapasitas&membuatkelelahan.
Bawa botol minum & hand sanitizer. Jika Anda
ingin melakukan olahraga di luar rumah, se-
lalu bawa botol minum sendiri juga hand sa-
nitiser. Selalu terapkan pola hidup bersih.
MENGELOLA STRES DENGAN BAIK
16
Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Kadar hormon
kortisol yang tinggi dapat mengganggu kerja sistem imun dalam melawan infeksi.
Upayakan mengelola stres dengan baik supaya sistem imun
tetap terjaga & kuat melawan infeksi COVID-19.
Stresdapatdikendalikandengancarayangseder-
hana, mis: tidur cukup setiap harinya, melakukan
hal-hal yang menyenangkan agar tubuh & pikiran
rileks, berkumpul dengan teman, bertamasya,
mengerjakan hobi, berdoa/berzikir/bermeditasi.
BERISTIRAHAT YANG CUKUP
17
Kurang tidur terbukti dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Salah satunya adalah penurunan
daya tahan tubuh, sehingga beragam penyakit dapat lebih mudah menyerang
Tidur yang cukup dapat membuat tubuh Anda lebih kuat melawan paparan COVID-19.
Orang dewasa butuh waktu tidur sekitar 7–8 jam setiap harinya,
sedangkan anak-anak butuh waktu tidur 10 jam / lebih.
Hindari kafein & alkohol dalam beberapa jam
ketika ingin tidur. Alkohol juga sering digunakan
sebagai bantuan tidur, tetapi sebenarnya tidak
membantu & malah mengganggu fungsi sirkadian
normal.
COVID-19. Perhatikan suhu ruangan. Menjaga
agar suhu tetap dingin adalah cara terbaik untuk
tidur di malam hari. Penelitian menunjukkan
pengaturan suhu kamar ke 16-20 derajat
Celcius adalah optimal untuk kualitas tidur.
Pastikan tidur pada waktu yang sama setiap
malamnya supaya lebih mudah memiliki
rutinitas tidur yang baik.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengatur konsistensi terkait waktu tidur:
SUPLEMEN PENUNJANG
DAYA TAHAN TUBUH BAIK
18
Kandungan vitamin & mineral dalam suplemen, seperti vitamin C (sodium ascorbate), vitamin B3 (nicotin-
amide), vitamin B5 (dexpanthenol), vitamin B6 (pyridoxine hcl), vitamin E (alpha tocopheryl), zinc picolinate,
& sodium selenite, dapat meningkatkan kinerja sistem imun dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh
virus maupun bakteri, termasuk infeksi COVID-19. Di sisi lain, vitamin B3, B5, & B6 dapat memperbaiki sel-
sel tubuh yang rusak akibat sakit.
Suplemen dapat merupakan
produk-produk yang mengand-
ung satu/lebih nutrien vitamin,
mineral, asam amino, asam
lemak, & serat.
Suplemen juga dapat berupa
produk-produk alami berupa
herba/bahan alami non tumbu-
han, seperti yang didapatkan
dari hewan.
Suplemen ada yang dikemas
dalam bentuk tablet, kaplet, pil,
kapsul lunak, maupun cairan.
Mengonsumsi suplemen dapat memperkuat daya tahan tubuh.
Suplemen bukan ditujukan sebagai pengganti obat-obatan / prosedur medis lain dalam men-
gobati maupun mencegah suatu penyakit.
Suplemen juga bukan pengganti makanan sepenuhnya. suplemen tampil untuk melengkapi /
menambah asupan makan Anda.
Anda tetap perlu mengonsumsi berbagai macam makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan
Anda sehari-hari.
Perhatian:
AKTIVITAS YANG
MELIBATKAN KELUARGA
19
Piknik Keluarga di Rumah
Kita bisa siapkan selimut piknik & makanan se-
olah-olah sedang piknik di luar rumah. Ibu dapat
menyiapkan berbagai jenis kue & minuman,
lalu menyantapnya bersama keluarga. Dengan
menambahkan makanan sehat dalam acara “pi-
knik” tersebut, anak-anak akan lebih berselera
dalam menyantapnya.
Menonton Film Favorit
Menonton film bersama keluarga menjadi hal
yang sangat menyenangkan untuk dilakukan di
tengah karantina mandiri. Selain dapat meng-
hibur diri bersama keluarga, kedekatan antar an-
ggota keluarga makin terjalin erat.
Membaca bersama
Berada di rumah sepanjang hari adalah kesempa-
tan besar untuk meningkatkan kebiasaan memb-
aca anak-anak. Apalagi, jika masih ada buku yang
belum sempat dibaca olehnya. Lakukan variasi
dalam membaca sebagai aktivitas di dalam rumah
saat COVID 19.
PEMERIKSAAN TES
COVID-19 : RDT, PCR
20
H
-
`
l
s
f
a
J
N
V
ALUR MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
UNTUK PENANGANAN COVID-19
21
Prinsip dasar upaya penanggulangan COVID-19 bertumpu pada penemuan kasus suspek/probable (find),
yang dilanjuntukan dengan upaya untuk isolasi (isolate) & pemeriksaan laboratorium (tes).
Ketika hasil tes RT-PCR positif & pasien dinyatakan sebagai kasus konfirmasi, maka tindakan selanjutnya
adalah pemberian terapi sesuai dengan protokol.
Pelacakan kontak (tracing) harus segera dilaksanakan segera setelah kasus suspek/probable ditemukan.
Kontak erat akan dikarantina selama 14 hari. Jika setelah dilakukan karantina selama 14 hari tidak muncul
gejala, maka pemantauan dapat dihentikan.
Akan tetapi jika selama pemantauan, kontak erat muncul gejala maka harus segera diisolasi & diperiksa
swab (RT-PCR).
22
ALUR MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
UNTUK PENANGANAN COVID-19
(Berdasar Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/ 413/2020
tentang Pedoman Pencegahan & Pengendalian COVID-19)
Quarantine
Treat
Trace
Isolate
Find
Test
Suspek
Isolasi
Investigasi
Kasus
Pemeriksaan
Spesimen
Komunikasi
Masyarakat
Terkait Contact
Tracing
Identifikasi
Kontak
Karantina,
Pemantauan
Harian Selama
14 Hari
Probable
Bergejala
Bukan
COVID-19
Dikeluar
Dari Daftar
(DISCARDED)
Terapi
Sesuai
PROTOKOL
COVID-19
Konfirmasi
Sespect
COVID-19
Discarded
Tidak
Bergejala
- +
RAPID DIAGNOSTIC TEST
(RDT) ANTIBODI
23
Tes diagnostik cepat/rapid diagnostic test (RDT) ada-
lah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi
IgM & IgG yang diproduksi oleh tubuh untuk mela-
wan infeksi virus corona. Antibodi ini akan dibentuk
oleh tubuh bila terdapat paparan virus corona.
Bila antibodi terdeteksi di dalam tubuh seseorang,
artinya tubuh orang tersebut pernah atau sedang
terpapar virus corona.
Pembentukan antibodi ini perlu waktu, bahkan dapat
sampai beberapa minggu dan tidak spesifik hanya
untuk jenis virus COVID-19 (Sars-Cov-2). Hal inilah
yang dapat menyebabkan keakuratan dari rapid test
cukup rendah.
Melalui pemeriksaan itu akan terdapat dua
kemungkinan hasil, yakni reaktif dan
non reaktif.
RAPID TEST
24
PROSEDUR RDT
Prosedur pemeriksaan tes cepat
dimulai dengan mengambil sampel
darah dari ujung jari
Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya.
Hasil rapid test positif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi COVID-19.
Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi COVID-19 & memiliki virus ini di dalam tubuhnya
dapat saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk
antibodi terhadap COVID-19.
Oleh karena itu jika hasilnya negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari
setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
walaupun tidak mengalami gejala sama sekali & merasa sehat.
Kemudian sampel darah
diteteskan ke alat rapid test
Selanjutnya, cairan untuk
menandai antibodi akan
diteteskan di tempat yang sama
`
f
Ö
d
f
Ö
j
`
l
s
f
a
J
N
V
q
b
p
q
`
f
Ö
d
f
Ö
j
`
l
s
f
a
J
N
V
q
b
p
q
25
PROSEDUR RDT
Bila hasil rapid test Anda reaktif, jangan panik dulu.
Antibodi yang terdeteksi pada rapid test dapat saja
merupakan antibodi terhadap virus lain / coronavirus
jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19.
Rapid test reaktif menunjukkan ada 4 kemungk-
inanyang sedang terjadi:
1. Anda sedang mengalami infeksi COVID-19 dan
menyebabkan daya tahan tubuh Anda sedang mela-
wannya.
2. Anda sudah lama terinfeksi COVID-19 dan daya
tahan tubuh masih berjuang melawannya.
3. Anda pernah terinfeksi COVID-19, namun daya
tahan tubuh telah berhasil melawannya.
4. Anda terinfeksi virus lain yang berada dalam kel-
uarga virus Corona, mis: HKU1 coronavirus yang
umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.
RDT di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining
atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan un-
tuk mendiagnosa infeksi COVID-19. Untuk pemerik-
saan yang lebih akurat, dibutuhkan pemeriksaan lan-
jutan menggunakan metode swab & tes PCR.
Sebelum melakukan tes PCR / selama menunggu
hasilnya, Anda harus menjalani isolasi mandiri di
rumah selama paling tidak 14 hari.
Apa pun hasil rapid test-nya, jika Anda tergolong
dalam kontak erat atau pelaku perjalanan maka
pantau terus kondisi kesehatan Anda. Bila mun-
cul gejala COVID-19,seperti batuk, demam,su-
ara serak, &sesak napas,segera hubungi fasilitas
layanan kesehatan atau hotline COVID-19
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut.
TES POLYMERASE CHAIN
REACTION (PCR)
26
WHO merekomendasikan pemeriksaan moleku-
ler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi
COVID-19, yaitu metode deteksi molekuler/NAAT
(Nucleic Acid Amplification Test) seperti pemerik-
saan RT-PCR (reverse-transecaraiptase polymerase
chain reaction).
Tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang
dianggap paling akurat untuk memastikan apakah
seseorang menderita COVID-19 / tidak.
PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi keberadaan material genetik dari sel,
bakteri, / virus. Material genetik yang ada di dalam
setiap sel, termasuk di dalam bakteri / virus, bisa
berupa DNA (deoxyribonucleic acid) / RNA (ribonu-
cleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan
dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.
PCR TEST
27
DNA merupakan material genetik dengan rantai
ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik
dengan rantai tunggal.
DNA & RNA setiap spesies makhluk hidup membawa
informasi genetik yang unik.
Keberadaan DNA & RNA ini akan dideteksi oleh PCR
melalui teknik amplifikasi/perbanyakan.
Dengan adanya PCR, keberadaan material genetik
dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri/
virus akan bisa dideteksi & akhirnya bisa membantu
diagnosis untuk penyakit tersebut
TES POLYMERASE CHAIN
REACTION (PCR)
28
PROSEDUR PCR
Prosedur PCR pemeriksaan diawali dengan
pengambilan sampel dahak, lendir/ cairan
dari nasofaring (bagian antara hidung dan
tenggorokan), orofaring (bagian antara
mulut & tenggorokan) paru-paru pasien
yang diduga terinfeksi virus Corona.
Virus Corona penyebab COVID-19 merupakan virus RNA, deteksi virus ini dengan tes PCR akan diawali
dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan di sampel menjadi DNA.
Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-transecaraiptase, sehingga
teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu menjadi DNA & mendeteksinya dengan
PCR disebut reverse-transecaraiptase polymerase chain reaction (RT-PCR).
Setelah RNA diubah menjadi DNA, barulah alat PCR akan melakukan amplifikasi/ perbanyakan materi
genetik ini sehingga bisa terdeteksi.
Jika mesin PCR mendeteksi RNA COVID-19 di sampel dahak/lendir yang diperiksa pada jumlah
tertentu sesuai ambang batas yang sudah disepakati (dinyatakan dengan CT-value),maka hasilnya
dikatakan positif.
Pengambilan sampel dahak ini
dilakukan dengan metode swab,
yang prosedurnya memakan
waktu sekitar 15 detik & tidak
menimbulkan rasa sakit.
Sampel
dahak akan diteliti
di laboratorium.
TABEL PERBANDINGAN RDT DAN PCR
29
skrining awal untuk mendeteksi
keterpaparan seseorang akan virus
penyebab COVID-19
RAPID TEST ANTIBODI PCR TEST
Mendeteksi antibodi yang dibentuk tubuh
(igM dan igG)
Mendeteksi keberadaan materi genetik virus
penyebab COVID-19
Menggunakan sampel dahak, lendir atau cairan
hidung dan tenggorokan yang
diambil degan teknik swab
Lamanya analisa dalam beberapa jam, tetapi
karena keterbatasan alat dan reagen maka hasil
analisa bisa diperoleh dalam
hitungan hari
Hasil pembacaan uji :
positif atau negatif
Hasil yang positif berarti seseorang
terinfeksi COVID-19
Menggunakan sampel darah
Lamanya analisa 10-15 menit
Hasil pembacaan uji : reaktif atau
non-reaktif
Hasil reaktif ditindaklanjuti dengan tes PCR.
Apapun hasilnya tetap melakukan prosedur
karantina mandiri bagi kontak
erat dan pelaku perjalanan.
Pemeriksaan diagnostik klinis
COVID-19
ISTILAH TERKAIT COVID-19
30
Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) & pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan/
tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi
lokal.
Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA & pada 14 hari tera-
khir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit & tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/
meninggal dengan gambaran klinis yang
meyakinkan COVID-19 & belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Sumber : Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/413/2020
Kasus Suspek
Kasus Suspek
Sumber : Kepmenkes
No. HK.01.07/MENKES/413/2020 31
ISTILAH TERKAIT COVID-19
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi
virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
(a) Kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik)
(b) Kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimptomatik).
Seseorang dengan status kasus suspek dengan
hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama
2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24
jam.
Seseorang dengan status kontak erat yang telah
menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
Seseorang yang melakukan perjalanan dari
dalam negeri (domestik) maupun luar negeri
pada 14 hari terakhir.
Kasus Konfirmasi
Discarded Pelaku perjalanan
Checkpoint
Here
SECURITY CHECK
Arrivals
Departures
Baggage
KONTAK ERAT
ISTILAH TERKAIT COVID-19
32
Orang yang punya riwayat kontak dengan kasus
probable/konfirmasi COVID-19:
	 a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus 	
	 probable / kasus konfirmasi dalam radius 1 		
	 meter & dalam jangka waktu 15 menit / lebih.
	 b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus proba	
	 ble / konfirmasi (seperti bersalaman, ber		
	 pegangan tangan, dll).
	 c. Orang yang memberikan perawatan langsung 	
	 terhadap kasus probable/konfirmasi tanpa 		
menggunakan Apada standar.
	 d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya 	
	 kontak berdasarkan penilaian risiko lokal 		
	 yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
	 epidemiologi setempat.
Pada kasus probable/konfirmasi yang bergejala
(simptomatik), untuk menemukan kontak erat periode
kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala
& hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Pada kasus konfirmasi yang tidak
bergejala (asimptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode
kontak dihitung dari 2 hari sebelum
& 14 hari setelah tanggal pengambi-
lan spesimen kasus konfirmasi.
O K
M N O K
M N M
R M M
33
ISTILAH TERKAIT COVID-19
Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang
tidak dilakukan pemeriksaan tindak lanjut RT-PCR
dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak
pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan
tindak lanjut RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal
on set dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam & gangguan
pernapasan.
Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang mendapatkan hasil pemerik-
saan tindak lanjut RT-PCR 1 kali negatif, dengan
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menun-
jukkan gejala demam & gangguan pernapasan.
Kematian COVID-19 untuk kepentingan
surveilans adalah kasus konfirmasi/probable
COVID-19 yang meninggal.
Selesai Isolasi
Kematian
34
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Anggota
Keluarga
KARANTINA
& UJI COVID-19
ISOLASI
& UJI COVID-19
KARANTINA
& UJI COVID-19
PEMULASARAAN DAN
PEMAKAMAN DENGAN
PROTAP COVID-19
TIDAK BERGEJALA
TIDAK BERGEJALA
NON-COVID-19
BERGEJALA
BERGEJALA
DUKUNGAN
SOSIAL
KONTAK ERAT
KEMATIAN
KONFIRMASI
PROBABEL
SUSPEK
PELAKU PERJALANAN
35
KARANTINA DAN
ISOLASI MANDIRI
DI RUMAH
36
KARANTINA DAN ISOLASI DIRI
	 Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19 melalui upaya memi-
sahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien
konfirmasi COVID-19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal.
	 Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan individu yang sakit baik yang
sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas. Isolasi diri dilakukan
dengan memantau kondisi kesehatan diri sendiri dengan menghindari kemungkinan penularan dengan orang-
orang sekitar termasuk keluraga, melaporkan kepada fasilitas kesehatan terdekat kondisikesehatannya.
	 Tinggal di rumah & tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat
	 Menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain
	 Jika memungkinkan jaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota 	
	 keluarga lain
	 Menggunakan masker selama isolasi diri
	 Melakukan pengukuran suhu harian & observasi klinis
	 Hindari pemakaian bersama peralatan makan, peralatan 		
	 mandi & linen/seprei
	 Terapkan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS)
	 Berada di ruang terbuka & berjemur di bawah sinar
	 matahari setiap pagi
	 Jaga kebersihan dengan cairan disinfektan
	 Hubungi segera fasilitas kesehatan jika mengalami
	 perburukan gejala untuk perawatan lebih lanjut.
Yang dilakukan saat isolasi diri:
1
2
3
4
5
6
9
10
7
8
37
Isolasi rumah / perawatan di rumah dilakukan terhadap
orang yang bergejala ringan tanpa kondisi penyerta sep-
erti (penyakit paru, jantung, ginjal & kondisi immunocom-
promised).
Tindalan ini dapat dilakuan pada pasien dalam penga-
wasan, orang dalam pemantauan dan kontak erat yang
bergejala dengan tetap memperhatikan kemungkinan
terjadinya perburukan.
Beberapa alasan pasein dirawat di rumah yaitu per-
awatan rawat inap tidak tersedia / tidak aman.
Pertimbangan tersebut harus memperhatikan kondisi
klinis & keamanan lingkungan pasien.
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK
ISOLASI DI RUMAH (PERAWATAN DI RUMAH)
38
REKOMENDASI PROSEDUR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH
Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik (memiliki jendela
terbuka, pintu terbuka)
Batasi pergerakan & minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan bersama (seperti dapur, ka-
mar mandi) memiliki ventilasi yang baik.
Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, jika tidak memungkinkan untuk tidur di
kamar yang berbeda maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien & tidur di tempat tidur yang berbeda.
Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki
gangguan kesehatan lain / gangguan kekebalan.
Lakukan cuci tangan segera setiap ada kontak dengan pasien / lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan
sebelum & setelah menyiapkan makan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi & kapanpun tangan terlihat
kotor. Jika tangan tampak tidak kotor dapat mennggunakan hand sanitizer, & untuk tangan yang kelihatan
kotor menggunakan air mengalir & sabun.
Jika mencuci tangan menggunakan air & sabun, handuk kertas sekali pakai direkomendasikan.
Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih da segera ganti jika sudah basah.
1
2
3
4
5
6
39
REKOMENDASI PROSEDUR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH
Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar) diberikan kepada pasien sesering
mungkin.
Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah terutama jika berada dalam
satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor / basah
segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi
mulai dari bagian belakang). Buang segera dan lalu cuci tangan.
Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut / pernapasan (dahak, ingus dll) & tinja.
Gunakan sarung tangan & masker jika harus memberikan perawatan mulut / saluran nafas & ketika meme-
gang tinja, air kencing dan kotoran lain. Cuci tangan sebelum & sesudah membuang sarung tangan & masker
Jangan gunakan masker / sarung tangan yang telah dipakai
Sediakan sprei & alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan air setelah dipakai dan dapat digu-
nakan kembali)
Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet & kamar mandi secara teratur. Sabun/
detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCL 0.5% (setara dengan 1 bagian
larutan pemutih & 9 bagian air)
7
8
9
10
11
12
40
REKOMENDASI PROSEDUR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH
Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll menggunakan sabun cuci rumah tangga & air / menggunakan
mesin cuci dengan suhu air 60 – 90°C dengan detergen & keringkan. Tempatkan pada kantong khusus & jan-
gan digoyang-goyang, & hindari kontak langsung kulit & pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.
Sarung tangan & paron plastic sebaiknya diguanakan saat membersihkan permukaan pasien, baju, / bah-
an-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien. Sarung tangan (yang bukan sekali pakai) dapat digunakan
kembali setelah dicuci menggunakan sabun & air & didekontaminasi dengan larutan NaOCL 0.5%. Cuci
tangan sebelum & setelah menggunakan sarung tangan.
Sarung tangan, masker & bahan-bahan sisa lain selama perawatan ditutup rapat sebelum dibuang sebagai
kotoran infeksius.
Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainnya seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk,
pakaian & sprei).
Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesekatan rumah maka selalu perhatikan Apada (alat
pelindung diri) & ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet.
13
14
15
16
17
41
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN RUMAH
	 Bersihkan & disinfeksi permukaan yang sering disentuh
	 seperti meja, rangka tempat tidur & perabotan kamar tidur lainnya setiap hari dengan disinfektan rumah 		
	 tangga yang mengandung larutan pemutih encer (pemutih 1 bagian hingga 9 bagian air). Untuk permukaan 	
	 yang tidak mentolerir pemutih maka dapat menggunakan etanol 70%
	 Membersihkan pakaian, seprei, handuk mandi & lain-lain menggunakan sabun cuci & air / mesin cuci 60 – 	 	
	 90°C dengan deterjen biasa & kering
	 Harus mempertimbangkan langkah-langkah untuk memasti kan sampah dibuang di TPS yang terstandar, & 	
	 bukan di area terbuka yang tidak diawasi.
	 Anggota keluarga harus menggunakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan/menangani permu		
	 kaan, pakaian/linen/seprei yang terkotori oleh cairan tubuh, & harus melakukan kebersihan tangan sebelum 	
	 & sesudah melepas sarung tangan.
Prosedur pembersihan & disinfeksi lingkungan harus diikuti dengan bencar & konsisten. Keluarga perlu diedukasi
& dilindungi dari infeksi COVID-19 & seluruh anggota keluarga harus memastikan bahwa permukaan lingkungan
dibersihakn secara teratur selama periode observasi (isolasi/karantina):
1
2
3
4
42
KARANTINA RUMAH
Masyarakat lain di luar rumah tersebut harus
menghindari berinteraksi langsung dengan peng-
huni rumah / tidak boleh menggunakan/bersentu-
han dengan barang yang belumdidisinfeksi.
Masyarakat sekitar tetap memberikan dukungan
moril maupun materiil serta menjaga lingkungan
sosial yang kondusif terhadap keluarga yang se-
dang melakukan isolasi maupun karantina di rumah
Pastikan membuat daftar kontak nomor telpon
penting (darurat) di luar anggota keluarga yang
tinggal satu rumah. Beri kabar secara berkala men-
genai kondisi di dalam rumah. Jangan lupa daftar
kontak fasilitas kesehatan yang ada di dekat rumah
apabila sewaktu-waktu diperlukan.
43
MENJAGA KESEHATAN JIWA
UNTUK DIRI SENDIRI
Batasi penggunaan media sosial & hanya mengikuti
informasi yang akurat & dari sumber resmi
Gunakan strategi koping yang membantu, misalnya
istirahat yang cukup, penuhi kebutuhan gizi dengan
baik, lakukan olahraga / aktivitas yang menyenangkan
lainnya
Cari bantuan jika membutuhkan pertolongan/
dukungan (bicara dengan anggota keluarga lainnya,
& bisa berkonsultasi jarak jauh dengan teman) untuk
mendapatkan dukungan sosial
Gunakan cara-cara yang mudah di mengerti untuk
berbagi pesan dengan orang lain (dengan orang-
orang yang memiliki disabilitas intelektual, kognitif &
psikososial).
1
2
3
4
BP
P
PM
M
M
PCR
44
MEMBANTU ANGGOTA KELUARGA
UNTUK DIRI SENDIRI
Memberikan informasi terkait COVID-19 (gejala,
pengetesan, penyebaran & penanganan), serta
perkembangan di daerah sekitar tempat tinggal.
Memberikan informasi nomor telfon penting yang
berkaitan dengan layanan COVID-19 pada tempat
yang mudah diakses
Reaksi psikologis, kebutuhan psikologis &
penanganannya untuk setiap orang berbeda-beda.
Bantu anggota keluarga agar mereka dapat
membantu diri mereka sendiri, dorong mereka untuk
memikirkan cara-cara mengelola masalah tersebut.
Jangan lupa
Pakai Masker Re
45
LANSIA
Dukungan emosional melalui keluarga dengan
menyampaikan fakta dengan cara yang sederhana
& diulang jika perlu.
Memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi
sesuai kapasitasnya untuk meringankan kekhawatiran
& tekanan.
Tetap memberikan pelayanan bagi lansia yang memer-
lukan obat yang tidak terputus (diabetes, kanker, ginjal
dkk) secara daring.
Lansia yang terisolasi / terinfeksi harus diberikan infor-
masi yang benar tentang faktor risiko & kemungkinan
kesembuhan
Memberikan akses informasi yang mudah dengan
bahasa yang jelas, sederhana, huruf berukuran besar,
& terpercaya untuk mencegah perilaku tidak rasional
seperti menimbun jamu.
Menjelaskan penggunaan perlindungan diri & layanan
daring secara jelas, padat, sopan & sabar. Memberikan
latihan fisik sederhana di rumah agar tetap aktif berger-
ak & mengurangi kebosanan.
Memberikan latihan fisik sederhana di
rumah agar tetap aktif bergerak &
mengurangi kebosanan.
Memberikan kesempatan kepala lansia
yang memiliki keahlian & pengalaman untuk
memberi dukungan kepada yang lain.
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
46
PENYANDANG DISABILITAS
Memberikan kemudahan komunikasi dengan member-
ikan situs web & fakta yang mudah diakses, berita &
konferensi pers yang melibatkan juru bahasa isyarat.
Pesan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami
bagi penyandang disabilitas kognitif & psikososial
Jika pengasuh perlu dikarantina, harus ada rencana
untuk memastikan dukungan tetap ada bagi penyan-
dang disabilitas yang terpisah dari keluarga & penga-
suhnya.
Penyandang disabilitas & pendampingnya dilibatkan
dalam setiap tahapan respon.
47
ANAK-ANAK
Memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengungkapkan & mengkomunikasikan perasaannya
dengan cara positif seperti bermain & menggambar.
Mendorong terciptanya lingkungan yang sensitif &
peduli di sekeliling anak-anak.
Mendengarkan kekhawatiran anak dengan cara
memeluk & mengasihi anak (sesuai dengan kepantasan
& usia anak).
Menjalankan rutinitas & jadwal yang ada / membantu
membuat aktivitas baru
Memberikan fakta yang sedang terjadi dengan
informasi yang jelas & sesuai untuk mengurangi risiko
dengan bahasa yang dimengerti
48
ANAK-ANAK
Pastikan anak tetap dekat dengan orang tua & keluarga, jika
dirasa aman untuk anak sebisa mungkin jangan pisahkan dari
pengasuh utamanya, pastikan anak diberi asuhan alternatif
& petugas sosial / yang setara dan sering menengok keadaan
anak.
Jika anak terpisah dari pengasuhnya, pastikan kontak sering
dilakukan dan anak ditenangkan, serta pastikan semua lang-
kah perlindungan dan keamanan anak sudah diambil.
Sebisa mungkin tetap menjalankan rutinitas & jadwal yang
sudah ada / bantu membuat aktivitas baru di lingkungan yang
baru seperti belajar, bermain & bersantai.
Memberikan fakta tentang cara mengurangi risiko dan tetap
aman dengan bahasa yang dimengerti seperti cuci tangan.
Melibatkan anak dalam mengambil peran pencegahan
COVID-19 sesuai kapasitasnya.
49
DEWASA
Mengelola emosi dengan baik sehingga dapat member-
ikan perhatian & mendengarkan kekhawatiran anggota
keluarga yang lain
Melakukan olahraga & hobi yang disenangi seperti
membaca buku & majalah
Mengurangi waktu untuk melihat gambar, berita/
rumor yang menakutkan baik di TV /pun media sosial
lainnya
Mencari informasi dari sumber yang terpercaya &
mengurangi waktu mencari informasi
Membagi pekerjaan rumah tangga dengan anggota
keluarga yang lain agar tidak bertumpu pada satu
orang / individu saja
50
MELAWAN
STIGMASISASI
TENTANG COVID-19
51
PENGERTIAN STIGMA
Stigma sosial adalah konotasi negatif terhadap seseorang /
sekelompok orang karena menyandang penyakit
tertentu
Stigma akan menimbulkan marginilasiasi, & memperburuk
status kesehatan & tingkat kesembuhan. Inilah yang perlu
dipahami bahwa stigma berkontribusi terhadap tingginya
angka kematian.
Stigma di masyarakat dapat ditekan dengan cara menyam-
paikan komunikasi risiko dengan tepat, dimana media ber-
peran penting dalam komunikasi risiko kepada masyarakat
dengan tidak hanya fokus pada pertumbuhan kasus namun
lebih kepada keterbukaan informasi perihal penanganan
COVID-19.
52
PENGERTIAN STIGMA
Penolakan perawat yang indekos dimana perawat itu
bekerja di RS yang menerima pasien COVID-19,
Penolakan pemakaman jenazah korban COVID-19,
Warga melakukan pelemparan batu kepada para
petugas medis yang bertugas membawa jenazah
korban COVID-19 dengan ambulans.
	
Membuat orang menyembunyikan status Kesehatan,
Membuat orang enggan memeriksakan diri,
Membuat orang kabur saat akan diperiksa, diobati 	
atau dikarantina sehingga memperbesar risiko
penularan di masyarakat.
Contoh:
DAMPAK
1
2
3
53
MENGHINDARI DAN MELAWAN
STIGMA SOSIAL
Pakai nama yang benar, yakni: Penyakit COVID-19 dikarenakan virus SARS-COV-2
Tidak menyebut orang yang terjangkit COVID-19 sebagai korban / penderita, tetapi sebagai pasien
Menghindari melabeli orang, kelompok, etnis / daerah tertentu sebagai “penyebab” / “penyebar” COVID-19
Memberikan dukungan bagi mereka yang terdampak, baik pasien, keluarga pasien atau masyarakat sekitar.
Memberikan penghargaan kepada petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19. Mereka adalah pahl-
awan dalam perang melawan pandemi ini.
Tidak mengulang / membagikan gosip yang tidak jelas, kabar bohong, apalagi narasi yang bersifat siaran
kebencian terhadap satu orang, kelompok, etnis, / daerah tertentu terkait COVID-19
Stigma muncul dari ketakutan. Ketakutan muncul dari ketidaktahuan. Jadi lawan dengan mencari informasi
yang tepat dari sumber yang benar.
Sebarkan berita baik, misalnya kesembuhan pasien, cara pencegahan yang prakits & tepat, cara
mengamankan diri & keluarga dari transmisi, / kisah perjuangan para nakes dalam menangani
wabah ini.
54
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan & hobby yang disukai, baik sendiri mau-
pun bersama keluarga / teman;
Pikiran positif: menjauhkan dari informasi Hoax, mengenang semua pengalaman yang menyenangkan,
bicara pada diri sendiri tentang hal yang positif (positive self-talk ), responsif (mencari solusi) terhadap
kejadian, & selalu yakin bahwa pandemi akan segera teratasi;
Hubungan sosial yang positif : memberi pujian,
memberi harapan antar sesama, saling mengin-
gatkan cara-cara positif, meningkatkan ikatan
emosi dalam keluarga & kelompok, menghindari
diskusi yang negatif, & saling memberi kabar
dengan rekan kerja, teman / seprofesi;
Secara rutin tetap beribadah di rumah/
secara daring.
Peningkatan Kesehatan Jiwa & Psikososial Kondisi kesehatan jiwa & kondisi optimal dari psikososial
dapat ditingkatkan melalui:
55
PESAN-PESAN UMUM
KESEHATAN JIWA
Merasa sedih, tertekan, khawatir, bingung, takut/marah saat krisis itu normal
Bicaralah pada orang yang anda percayai, teman / keluarga.
Jika harus tetap di rumah, jaga gaya hidup sehat (pola makan, tidur, olahraga yang sesuai, & kontak dengan
orang-orang yang dikasihi baik melalui media sosial, telepon dll
Jangan mengonsumsi tembakau, alcohol/obat-obatan lain untuk mengatasi perasaan.
Jika merasa tidak sanggup, hubungi tenaga kesehatan, tenaga sosial, petugas/orang lain yang dipercaya sep-
erti tokoh agama / tokoh masyarakat.
Membuat rencana mencari pertolongan kesehatan fisik & psikososial.
Mendapatkan fakta yang tepat tentang risiko & cara pencegahannya dari sumber terpercaya seperti situs
WHO / Kementerian Kesehatan / Dinas Kesehatan.
Mengurangi waktu untuk menonton / mendengarkan liputan berita yang meresahkan
Menggunakan cara yang digunakan sebelumnya pada masa sulit untuk mengelola emosi
Memberikan pemahaman ayat-ayat dalam kitab suci (sesuai dengan agama masing-masing) untuk
menjelaskan situasi yang terjadi, nilai-nilai kemanusiaan untuk kepentingan bersama, & untuk
membangun ketangguhan keluarga dalam menghadapi pandemi COVID-19.
56
LAYANAN RESMI
INFORMASI COVID-19
57
GUGUS TUGAS NASIONAL
PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19
Hotline: 119
Twitter: https://twitter.com/BNPB_Indonesia
Facebook: https://www.facebook.com/infobnpb
Instagram: https://instagram.com/bnpb_indonesia/
Website: https://COVID19.go.id/
Aplikasi: Bersatu Lawan COVID-19 (Unduh di Google Play & App Store)
Informasi tentang Hoax: https://COVID19.go.id/p/Hoax-buster
Hotline dukungan psikososial layanan SEJIWA: 119 – 8
vi
REFERENSI
https://COVID-19.go.id/
https://COVID-19.kemkes.go.id
https://www.alodokter.com
https://www.theguardian.com/commentisfree/2020/mar/12/science-soap-kills-coronavirus-alco-
hol-based-disinfectants
https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/view/55475/27989
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pe-
doman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Didukung Oleh :

More Related Content

Similar to Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19

Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5NabilaOcta
 
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...Anindita Dyah Sekarpuri
 
SHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinar
SHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinarSHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinar
SHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinarshenipratiwi
 
Pesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di Sekolah
Pesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di SekolahPesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di Sekolah
Pesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di SekolahJalinKrakatau
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015sehatnegeriku
 
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012Bahana Mahasiswa
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19PusdiklatKKB
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruDian Kurnia Rabbani
 
Pedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdf
Pedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdfPedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdf
Pedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdfMaunNiur
 
Kebersihan dimasa pandemi covid 19 novita
Kebersihan dimasa pandemi covid 19 novitaKebersihan dimasa pandemi covid 19 novita
Kebersihan dimasa pandemi covid 19 novitaNovitaazahra1
 
pptproposal.pptx
pptproposal.pptxpptproposal.pptx
pptproposal.pptxAsaCempaka
 
Promosi Kesehatan di era pandemi
Promosi Kesehatan di era pandemiPromosi Kesehatan di era pandemi
Promosi Kesehatan di era pandemiSubditPSDPPromkes
 
Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19
Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19
Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19andy widayat
 
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Bondan Palestin
 
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...NurAtmiNiawati
 

Similar to Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19 (20)

Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5
 
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...
 
SHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinar
SHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinarSHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinar
SHENI PRATIWI/Psikologi komunikasi webinar
 
Pesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di Sekolah
Pesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di SekolahPesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di Sekolah
Pesan Dan Kegiatan Utama Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di Sekolah
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
Ppt ria.pptx22
Ppt ria.pptx22Ppt ria.pptx22
Ppt ria.pptx22
 
Teknologi Sosial Media
Teknologi Sosial MediaTeknologi Sosial Media
Teknologi Sosial Media
 
Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015
 
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
 
Pedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdf
Pedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdfPedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdf
Pedoman Lansia-Covid_Versi MEI 2020.pdf
 
Kebersihan dimasa pandemi covid 19 novita
Kebersihan dimasa pandemi covid 19 novitaKebersihan dimasa pandemi covid 19 novita
Kebersihan dimasa pandemi covid 19 novita
 
pptproposal.pptx
pptproposal.pptxpptproposal.pptx
pptproposal.pptx
 
Promosi Kesehatan di era pandemi
Promosi Kesehatan di era pandemiPromosi Kesehatan di era pandemi
Promosi Kesehatan di era pandemi
 
Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19
Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19
Petunjuk teknis penggunaan apd dalam menghadapi wabah covid 19
 
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
 
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...
 
PEDOMAN PROGRAM KIA.docx
PEDOMAN PROGRAM KIA.docxPEDOMAN PROGRAM KIA.docx
PEDOMAN PROGRAM KIA.docx
 
Pedoman yankes usekrem pandemi
Pedoman yankes usekrem pandemiPedoman yankes usekrem pandemi
Pedoman yankes usekrem pandemi
 

More from Ninil Jannah

Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdfDisaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdfNinil Jannah
 
Bagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi BekerjaBagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi BekerjaNinil Jannah
 
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoSeri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoNinil Jannah
 
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti FaridSeri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti FaridNinil Jannah
 
P 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanP 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanNinil Jannah
 
Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring Ninil Jannah
 
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Ninil Jannah
 
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh LingkarPanduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh LingkarNinil Jannah
 
Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Ninil Jannah
 
Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Ninil Jannah
 
Toolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisiToolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisiNinil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Ninil Jannah
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Ninil Jannah
 

More from Ninil Jannah (20)

Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdfDisaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
Disaster risk management financing for vulnerable villages and groups.pdf
 
Bagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi BekerjaBagaimana Bumi Bekerja
Bagaimana Bumi Bekerja
 
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoSeri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat Subiyakto
 
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti FaridSeri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
Seri 1 SDGs Desa Desa Berkelanjutan M Rifaat Adiakarti Farid
 
P 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanP 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutan
 
Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring Approaching participation for HCV identification through monitoring
Approaching participation for HCV identification through monitoring
 
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
 
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh LingkarPanduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar
 
Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016
 
Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016
 
Toolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisiToolkit nkt revisi
Toolkit nkt revisi
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMP/MTs...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SMA/MA,...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tsunami SD/MI, ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMA/MA,...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SMP/MTs...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Longsor SD/MI, ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
 
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
Buku Panduan Guru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Gedung dan ...
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 

Recently uploaded (9)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 

Modul 2 Manajemen Kesehatan di Rumah untuk COVID-19

  • 1.
  • 2. i i KONTRIBUTOR MODUL Mona Regis, BNPB Susi, BNPB Supriyati, BNPB Oktavi Andaresta, BNPB Marrysa Nurina, Kemenko PMK Krisdianto, Kementerian PPPA Wina Natalia, Yayasan Plan Internasional Indonesia Ninil Jannah, SIAP-SIAGA/DFAT Nudya Wiyata, Yayasan Klub Indonesia Hijau Agung Wicaksono, BNPB TIM PENYUSUN B Wisnu Widjaja Agus Wibowo TIM PENGARAH Nur Indriani Ahmad Fahmi Rijal Evira Yubelta Muhammad Irsyadul Kirom Kamilia Agrianti Zahrah TIM DESAIN Diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jalan Raya Pramuka Kav. 38, Jakarta Timur 13120 Telp : (021) 29827793 Fax: (021) 21281200 Cetakan pertama, 13 November 2020 Disclaimer Modul ini disusun dari berbagai sumber dan merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19.
  • 3. SAMBUTAN ii Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19) menjadi bencana ditingkat global dan telah menu- liskan sejarah baru dalam dunia kesehatan dan kebencanaan. Penyakit COVID-19 adalah pen- yakit infeksi yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah Coronavirus 2 (SARS- CoV-2) yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Hubei, China. Negara Indonesia juga mengalami dampak pandemi COVID-19. Sistem kesehatan, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan mengalami tekanan yang tinggi akibat pandemi ini. Selain itu, anak-anak harus belajar di rumah sehingga suasana kondusif dalam kegiatan belajar mengajar terganggu dan peran kelu- arga mendapatkan tenanan lebih tinggi, disamping pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Lumpuhnya aktivitas ekonomi, terutama sektor informal menghambat pembangunan berkelanjutan dan meningkat- kan angka kemiskinan. Perubahan kebiasaan untuk merespon dan mengurangi risiko bencana pandemi wabah penyakit di- harapkan dapat dilakukan secara masif, baik oleh pemerintah, masyarakat, sektor privat, akademisi, juga media. Namun demikian, pemerintah sebagai pemegang otoritas mengeluarkan konsep bagaimana tu- juan perubahan kebiasaan ini dapat diimplementasikan hingga ke penerima manfaat terkecil, yaitu mas- yarakat. Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berkewajiban dalam mengkoordinasi seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan pengurangan risiko bencana, menyiapkan salah salah satu konsep upaya perubahan perilaku melalui pendekatan
  • 4. iii gender. Penjajakan pertama pendekatan gender adalah melalui Ibu. Perempuan sebagai tonggak edukasi dalam komunitas terkecil (keluarga) memiliki peran yang besar, kuat, dan strategis sehingga perlu diwa- dahi dalam sebuah konsep perubahan kebiasaan. BNPB mendorong perwujudan peran gender ini dengan menyiapkan perangkat edukasi berupa modul. Modul ini disusun sebagai langkah awal dalam mengedukasi untuk penerapan perubahan ke- biasaan baru yang mempertimbangkan protokol kesehatan. Modul ini disusun oleh tim penu- lis dengan mempertimbangkan peran, tanggung jawab, dan kewenangan BNPB sebagai koordina- tor dalam upaya PRB untuk digunakan dalam pengarusutamaan gender dalam penanggulangan bencana. Siapapun dapat menyebarluaskan, menggunakan, menjadikan referensi, dan memutakh- irkan modul ini agar kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan mengedukasi dapat ter- sampaikan dan terdapat perbaikan baik substansi ataupun teknis yang tertuang dalam modul. Kami berharap bahwa pemanfaatan modul ini untuk mendukung perubahan kebiasaan masyarakat. Diskusi dan pemberian kritik dan saran saya harapkan agar peningkatan kualitas konsep dapat terwujud ke depan. Atas upaya, kerjasama, dan dukungan seluruh pihak, kami mengucapkan terima kasih. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB B. Wisnu Widjaja
  • 5. PENDAHULUAN iv Melalui proses belajar pada modul ini, pemahaman strategi pencegahan COVID-19 didapatkan pada skala keluarga mengenai cara pencegahan (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan cara meningkatkan imunitas secara internal dan eksternal. Setelah menyelesaikan proses belajar, diharapkan mampu memahami alur manajemen kesehatan masyarakat untuk penanganan COVID-19: ciri atau kondisi apa yang mengis- yaratkan saatnya melakukan tes COVID-19, cara memutus rantai penularan, hingga tata cara isolasi. Penyampaian informasi-informasi dan istilah terkait COVID-19 secara tepat diharapkan dapat menghindari terjadinya stigma di masyarakat.
  • 6. KONTEN v PENCEGAHAN TERHADAP COVID-19 MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH DAN IMUNITAS DI RUMAH PEMERIKSAAN TES COVID-19: RDT, PCR KARANTINA DAN ISOLASI MANDIRI DI RUMAH MELAWAN STIGMASISASI TENTANG COVID-19 LAYANAN RESMI INFORMASI COVID-19 01 02 03 04 05 06
  • 8. STRATEGI PENCEGAHAN COVID-19 2 Menjalankan pencegahan standar: pakai masker, cuci tangan dengan sabun, jara jarak. Melakukan pemeriksaan mandiri dengan aplikasi seperti InaRISK, Bersatu Melawan COVID-19/BLC, Halodoc, Alodokter, Layanan Hotline Sejiwa – (119-8) Melakukan identifikasi anggota keluarga yang rentan & penyakit penyerta Anggota keluarga yang masuk kelompok rentan: lansia, bayi, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas. Anggota keluarga yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) Anggota keluarga yang rutin melakukan perjalanan dinas luar kota/luar negeri Jika ada salah satu dari anggota keluarga yang reaktif terhadap hasil tes COVID-19 maka seluruh anggota keluarga membuat pelacakan kontak (contact tracing).
  • 9. STRATEGI PENCEGAHAN COVID-19 DI RUMAH 3 Melakukan pembagian tugas kepada para anggota keluarga. Siapa berbuat apa & bagaimana caranya dalam membuat rencana kesiapsiagaan keluarga. Memiliki nomor kontak darurat (hotline) seperti : No anggota keluarga yang berbeda rumah & bisa dihubungi No telpon perangkat RT/RW, Tim Siaga COVID-19 RT/RW, Tim Siaga COVID-19 Desa/Kelurahan No telpon fasilitas kesehatan rujukan COVID-19, ambulans, BPBD, PMI
  • 10. FUNGSI KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PENANGANAN COVID-19 DI RUMAH 4 AGAMA Setiap agama menyarankan agar kita menjauhi marabahaya, termasuk wabah penyakit. Keluarga harus membina anggota keluarga agar tetap tenang, tidak panik, meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar & ber- doa agar pandemi ini cepat berakhir SOSIAL BUDAYA Kita harus berempati, menolong & ikut bertanggung jawab untuk tidak menjadi perantara penyebaran virus COVID-19 dan melakukan kegiatan penyuluhan & penyemprotan disinfektan di wilayah tempat tinggal den- gan tepat KASIH SAYANG Dengan cinta & kasih sayang, maka keluarga yang harus diam di rumah akan memaknai pandemi ini secara positif karena bisa lebih dekat dengan orang-orang yang dicintai PERLINDUNGAN Seluruh keluarga harus membangun rasa aman & nyaman serta telindungi dari penyebaran COVID-19. Sikap tanggap terhadap ancaman dengan mengurangi aktivitas di keramaian & jaga jarak serta mengikuti aturan & himbauan pemerintah untuk pencegahan penularan COVID-19 1 2 3 4
  • 11. FUNGSI KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PENANGANAN COVID-19 DI RUMAH 5 REPRODUKSI Keluarga berfungsi untuk menjalankan fungsi reproduksi, namun demikian di masa pandemi COVID-19 harus tetap mewaspadai terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN Orangtua menjadi pendidik utama & pertama bagi anak-anaknya baik dari aspek akademis maupun sosial. Nilai, norma & cara berkomunikasi yang sehat serta memastikan tiap anggota keluarga menjalankan etika dalam kehidupan sosial, termasuk etika batuk dengan menutup mulut / menggunakan masker, serta menjaga diri dengan selalu bersih, terutama tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun. EKONOMI Keluarga dianjurkan menanamkan pola hidup yang hemat. Menjaga & memelihara kesehatan karena sakit lebih mahal  dari pada sehat  (mahal biaya berobatnya,  susah kehilangan hari kerja,  kehilangan kenikmatan &  kebahagiaan. Pandemi COVID 19 bisa berpeluang untuk penambahan penghasilan bagi keluarga dengan memberdayakan usaha kecil menengah & industri kreatif LINGKUNGAN Peduli pada kebersihan & kelestarian lingkungan, maka keluarga bersama masyarakat sekitar membangun semangat gotong royong membersihkan lingkungan & penyemprotan disinsfektan  agar terhindar dari penularan COVID-19 5 6 7 8
  • 12. UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 PADA INDIVIDU DAN KELUARGA 6 Individu & keluarga merupakan kunci dalam melaksanakan pencegahan terhadap COVID-19, baik dalam kehidupan keseharian secara pribadi maupun dalam kehidupan bersa- ma keluarga & masyarakat umum. Kedisiplinan diri sendiri & keluarga yang tumbuh berkat kesadaran diri terhadap ancaman COVID-19 yang dapat membahayakan jiwa manusia menjadi faktor penting & krusial. Penerapan upaya pencegahan oleh diri sendiri & keluarga secara umum meliputi memakai masker, melakukan cuci tangan dengan sabun / hand sanitizer, & melakukan jaga jarak. 1 m
  • 13. PENGERTIAN DAN MANFAAT MASKER 7 Fungsi masker adalah menghindari paparan polusi udara, mencegah penularan & penyebaran penyakit, melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari & polusi. Masker penting sebagai salah satu pencegahan penularan COVID-19. Tata cara menggunakan masker: Menutupi hidung, mulut, & dagu dengan sempurna. Jenis-jenis masker: Masker kain, masker bedah & masker N95 Masker Kain Masker Bedah Masker N95
  • 14. PENGERTIAN DAN MANFAAT MASKER 8 Penggunaan masker bukan hanya dapat melindungi diri kita dari penularan virus dari orang lain, namun juga dapat melindungi orang lain agar tidak tertular virus dari kita. Pertemuan orang sakit dengan orang yang sehat yang sama-sama menggunakan masker memiliki risiko penularan yang rendah.
  • 15. PENGERTIAN DAN MANFAAT CUCI TANGAN PAKAI SABUN 9 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir telah teruji secara il- miah dapat mencegah penyebaran virus & bakteri penyebab penyakit. Membersihkan tangan dengan tepat mampu mencegah terjangkit penyakit pernapasan & pencernaan. Mencuci tangan dengan sabun dapat merusak struktur virus RNA penyebab COVID-19. 1 2 3 4
  • 16. PENGERTIAN DAN MANFAAT JAGA JARAK 10 Tidak keluar rumah, kecuali untuk urusan penting, seperti membeli kebutuhan pokok / berobat ketika sakit. Lakukan olahraga di rumah, tidak di pusat olahraga. Membatasi kontak langsung, seperti berjabat tangan, & menjaga jarak aman minimal 1 me- ter ketika berinteraksi dengan orang lain. Bekerja / belajarlah dari rumah. Manfaatkan HP/video call untuk tetap terhubung dengan kerabat & rekan kerja. Sapa orang lain dengan lambaian tangan, bukan dengan berjabat tangan. Jaga jarak/pembatasan jarak fisik (physical distancing) adalah upaya untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona & mencegah COVID-19. Jaga jarak dilakukan dengan cara: STORE 1 meter
  • 17. PENGERTIAN DAN MANFAAT JAGA JARAK 11 Tidak bepergian ke tempat yang ramai, contoh : mall, restoran, pasar, pusat kebugaran. Jika ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari, lakukan di luar jam sibuk. Minta kurir pengantar barang/makanan untuk melakukan menerima pesanan tanpa bertemu langsung dengan kurir. Hindari transportasi publik seperti KRL, bis, angkot, dan atau transportasi umum lainnya yang padat penumpang.
  • 18. 12 MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH DAN IMUNITAS DI RUMAH
  • 19. MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH DAN IMUNITAS 13 Reaksi tubuh pada saat terinfeksi COVID-19 adalah membentuk sistem kekebalan tu- buh (imunitas) untuk melawan virus terse- but. Pada orang dengan daya tahan tu- buh yang lemah, COVID-19 sukar dilawan sehingga muncul gejala berat & komplikasi fatal. Memperkuat sistem imun tubuh adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19. Tidak hanya COVID-19, sistem imun tubuh yang kuat juga dapat me- lindungi tubuh dari berbagai penyakit lainnya. Cara memperkuat sistem imun untuk mencegah COVID-19 Mengonsumsi makanan bergizi Berolahraga dengan rutin Mengelola stres dengan baik Beristirahat yang cukup Mengonsumsi suplemen penunjang daya tahan tubuh 1 2 3 4 5
  • 20. MENGONSUMSI MAKANAN BERGIZI 14 Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang dapat membantu tubuh melawan radikal bebas. Jika di dalam tubuh banyak terdapat radikal be- bas, kerja sistem imun bisa terganggu dan tu- buh jadi lebih mudah terkena infeksi COVID-19. Untuk menjaga imunitas tubuh, diperlukan juga asupan nutrisi yang cukup. Perbanyak konsum- si daging tanpa lemak, kacang-kacangan, ser- ta biji-bijian agar daya tahan tubuh Anda kuat. Bawang dan jahe juga baik untuk dikonsumsi kare- na kandungannya diyakini dapat membantu tu- buh melawan infeksi dan meredakan peradangan.
  • 21. BEROLAHRAGA DENGAN RUTIN 15 Olahraga juga terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh & meredakan peradangan. Olahraga secara teratur punya efek yang lebih baik terhadap sistem imun dibandingkan olahraga yang hanya sesekali. Jadi, sempatkanlah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Lakukan olahraga secara mandiri. Di saat seperti ini, usahakan untuk olahraga mandiri. Hindari olahraga berkelompok seperti sepak bola, basket, / yang lainnya. Hal ini dilakukan guna menghindari kerumunan & interaksi dengan orang lain. Olahraga sesuai kemampuan. Berolahragalah sesuai kemampuan , Alih-alih sehat, jangan sampai melakukan olahragayangmelebihikapasitas&membuatkelelahan. Bawa botol minum & hand sanitizer. Jika Anda ingin melakukan olahraga di luar rumah, se- lalu bawa botol minum sendiri juga hand sa- nitiser. Selalu terapkan pola hidup bersih.
  • 22. MENGELOLA STRES DENGAN BAIK 16 Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Kadar hormon kortisol yang tinggi dapat mengganggu kerja sistem imun dalam melawan infeksi. Upayakan mengelola stres dengan baik supaya sistem imun tetap terjaga & kuat melawan infeksi COVID-19. Stresdapatdikendalikandengancarayangseder- hana, mis: tidur cukup setiap harinya, melakukan hal-hal yang menyenangkan agar tubuh & pikiran rileks, berkumpul dengan teman, bertamasya, mengerjakan hobi, berdoa/berzikir/bermeditasi.
  • 23. BERISTIRAHAT YANG CUKUP 17 Kurang tidur terbukti dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Salah satunya adalah penurunan daya tahan tubuh, sehingga beragam penyakit dapat lebih mudah menyerang Tidur yang cukup dapat membuat tubuh Anda lebih kuat melawan paparan COVID-19. Orang dewasa butuh waktu tidur sekitar 7–8 jam setiap harinya, sedangkan anak-anak butuh waktu tidur 10 jam / lebih. Hindari kafein & alkohol dalam beberapa jam ketika ingin tidur. Alkohol juga sering digunakan sebagai bantuan tidur, tetapi sebenarnya tidak membantu & malah mengganggu fungsi sirkadian normal. COVID-19. Perhatikan suhu ruangan. Menjaga agar suhu tetap dingin adalah cara terbaik untuk tidur di malam hari. Penelitian menunjukkan pengaturan suhu kamar ke 16-20 derajat Celcius adalah optimal untuk kualitas tidur. Pastikan tidur pada waktu yang sama setiap malamnya supaya lebih mudah memiliki rutinitas tidur yang baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatur konsistensi terkait waktu tidur:
  • 24. SUPLEMEN PENUNJANG DAYA TAHAN TUBUH BAIK 18 Kandungan vitamin & mineral dalam suplemen, seperti vitamin C (sodium ascorbate), vitamin B3 (nicotin- amide), vitamin B5 (dexpanthenol), vitamin B6 (pyridoxine hcl), vitamin E (alpha tocopheryl), zinc picolinate, & sodium selenite, dapat meningkatkan kinerja sistem imun dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, termasuk infeksi COVID-19. Di sisi lain, vitamin B3, B5, & B6 dapat memperbaiki sel- sel tubuh yang rusak akibat sakit. Suplemen dapat merupakan produk-produk yang mengand- ung satu/lebih nutrien vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, & serat. Suplemen juga dapat berupa produk-produk alami berupa herba/bahan alami non tumbu- han, seperti yang didapatkan dari hewan. Suplemen ada yang dikemas dalam bentuk tablet, kaplet, pil, kapsul lunak, maupun cairan. Mengonsumsi suplemen dapat memperkuat daya tahan tubuh. Suplemen bukan ditujukan sebagai pengganti obat-obatan / prosedur medis lain dalam men- gobati maupun mencegah suatu penyakit. Suplemen juga bukan pengganti makanan sepenuhnya. suplemen tampil untuk melengkapi / menambah asupan makan Anda. Anda tetap perlu mengonsumsi berbagai macam makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan Anda sehari-hari. Perhatian:
  • 25. AKTIVITAS YANG MELIBATKAN KELUARGA 19 Piknik Keluarga di Rumah Kita bisa siapkan selimut piknik & makanan se- olah-olah sedang piknik di luar rumah. Ibu dapat menyiapkan berbagai jenis kue & minuman, lalu menyantapnya bersama keluarga. Dengan menambahkan makanan sehat dalam acara “pi- knik” tersebut, anak-anak akan lebih berselera dalam menyantapnya. Menonton Film Favorit Menonton film bersama keluarga menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan di tengah karantina mandiri. Selain dapat meng- hibur diri bersama keluarga, kedekatan antar an- ggota keluarga makin terjalin erat. Membaca bersama Berada di rumah sepanjang hari adalah kesempa- tan besar untuk meningkatkan kebiasaan memb- aca anak-anak. Apalagi, jika masih ada buku yang belum sempat dibaca olehnya. Lakukan variasi dalam membaca sebagai aktivitas di dalam rumah saat COVID 19.
  • 26. PEMERIKSAAN TES COVID-19 : RDT, PCR 20 H - ` l s f a J N V
  • 27. ALUR MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT UNTUK PENANGANAN COVID-19 21 Prinsip dasar upaya penanggulangan COVID-19 bertumpu pada penemuan kasus suspek/probable (find), yang dilanjuntukan dengan upaya untuk isolasi (isolate) & pemeriksaan laboratorium (tes). Ketika hasil tes RT-PCR positif & pasien dinyatakan sebagai kasus konfirmasi, maka tindakan selanjutnya adalah pemberian terapi sesuai dengan protokol. Pelacakan kontak (tracing) harus segera dilaksanakan segera setelah kasus suspek/probable ditemukan. Kontak erat akan dikarantina selama 14 hari. Jika setelah dilakukan karantina selama 14 hari tidak muncul gejala, maka pemantauan dapat dihentikan. Akan tetapi jika selama pemantauan, kontak erat muncul gejala maka harus segera diisolasi & diperiksa swab (RT-PCR).
  • 28. 22 ALUR MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT UNTUK PENANGANAN COVID-19 (Berdasar Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/ 413/2020 tentang Pedoman Pencegahan & Pengendalian COVID-19) Quarantine Treat Trace Isolate Find Test Suspek Isolasi Investigasi Kasus Pemeriksaan Spesimen Komunikasi Masyarakat Terkait Contact Tracing Identifikasi Kontak Karantina, Pemantauan Harian Selama 14 Hari Probable Bergejala Bukan COVID-19 Dikeluar Dari Daftar (DISCARDED) Terapi Sesuai PROTOKOL COVID-19 Konfirmasi Sespect COVID-19 Discarded Tidak Bergejala - +
  • 29. RAPID DIAGNOSTIC TEST (RDT) ANTIBODI 23 Tes diagnostik cepat/rapid diagnostic test (RDT) ada- lah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi IgM & IgG yang diproduksi oleh tubuh untuk mela- wan infeksi virus corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila terdapat paparan virus corona. Bila antibodi terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah atau sedang terpapar virus corona. Pembentukan antibodi ini perlu waktu, bahkan dapat sampai beberapa minggu dan tidak spesifik hanya untuk jenis virus COVID-19 (Sars-Cov-2). Hal inilah yang dapat menyebabkan keakuratan dari rapid test cukup rendah. Melalui pemeriksaan itu akan terdapat dua kemungkinan hasil, yakni reaktif dan non reaktif. RAPID TEST
  • 30. 24 PROSEDUR RDT Prosedur pemeriksaan tes cepat dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya. Hasil rapid test positif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi COVID-19. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi COVID-19 & memiliki virus ini di dalam tubuhnya dapat saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap COVID-19. Oleh karena itu jika hasilnya negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali & merasa sehat. Kemudian sampel darah diteteskan ke alat rapid test Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama ` f Ö d f Ö j ` l s f a J N V q b p q ` f Ö d f Ö j ` l s f a J N V q b p q
  • 31. 25 PROSEDUR RDT Bila hasil rapid test Anda reaktif, jangan panik dulu. Antibodi yang terdeteksi pada rapid test dapat saja merupakan antibodi terhadap virus lain / coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19. Rapid test reaktif menunjukkan ada 4 kemungk- inanyang sedang terjadi: 1. Anda sedang mengalami infeksi COVID-19 dan menyebabkan daya tahan tubuh Anda sedang mela- wannya. 2. Anda sudah lama terinfeksi COVID-19 dan daya tahan tubuh masih berjuang melawannya. 3. Anda pernah terinfeksi COVID-19, namun daya tahan tubuh telah berhasil melawannya. 4. Anda terinfeksi virus lain yang berada dalam kel- uarga virus Corona, mis: HKU1 coronavirus yang umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas. RDT di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan un- tuk mendiagnosa infeksi COVID-19. Untuk pemerik- saan yang lebih akurat, dibutuhkan pemeriksaan lan- jutan menggunakan metode swab & tes PCR. Sebelum melakukan tes PCR / selama menunggu hasilnya, Anda harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama paling tidak 14 hari. Apa pun hasil rapid test-nya, jika Anda tergolong dalam kontak erat atau pelaku perjalanan maka pantau terus kondisi kesehatan Anda. Bila mun- cul gejala COVID-19,seperti batuk, demam,su- ara serak, &sesak napas,segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
  • 32. TES POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) 26 WHO merekomendasikan pemeriksaan moleku- ler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi COVID-19, yaitu metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) seperti pemerik- saan RT-PCR (reverse-transecaraiptase polymerase chain reaction). Tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat untuk memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 / tidak. PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, / virus. Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri / virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) / RNA (ribonu- cleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya. PCR TEST
  • 33. 27 DNA merupakan material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA & RNA setiap spesies makhluk hidup membawa informasi genetik yang unik. Keberadaan DNA & RNA ini akan dideteksi oleh PCR melalui teknik amplifikasi/perbanyakan. Dengan adanya PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri/ virus akan bisa dideteksi & akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut TES POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
  • 34. 28 PROSEDUR PCR Prosedur PCR pemeriksaan diawali dengan pengambilan sampel dahak, lendir/ cairan dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut & tenggorokan) paru-paru pasien yang diduga terinfeksi virus Corona. Virus Corona penyebab COVID-19 merupakan virus RNA, deteksi virus ini dengan tes PCR akan diawali dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan di sampel menjadi DNA. Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-transecaraiptase, sehingga teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu menjadi DNA & mendeteksinya dengan PCR disebut reverse-transecaraiptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Setelah RNA diubah menjadi DNA, barulah alat PCR akan melakukan amplifikasi/ perbanyakan materi genetik ini sehingga bisa terdeteksi. Jika mesin PCR mendeteksi RNA COVID-19 di sampel dahak/lendir yang diperiksa pada jumlah tertentu sesuai ambang batas yang sudah disepakati (dinyatakan dengan CT-value),maka hasilnya dikatakan positif. Pengambilan sampel dahak ini dilakukan dengan metode swab, yang prosedurnya memakan waktu sekitar 15 detik & tidak menimbulkan rasa sakit. Sampel dahak akan diteliti di laboratorium.
  • 35. TABEL PERBANDINGAN RDT DAN PCR 29 skrining awal untuk mendeteksi keterpaparan seseorang akan virus penyebab COVID-19 RAPID TEST ANTIBODI PCR TEST Mendeteksi antibodi yang dibentuk tubuh (igM dan igG) Mendeteksi keberadaan materi genetik virus penyebab COVID-19 Menggunakan sampel dahak, lendir atau cairan hidung dan tenggorokan yang diambil degan teknik swab Lamanya analisa dalam beberapa jam, tetapi karena keterbatasan alat dan reagen maka hasil analisa bisa diperoleh dalam hitungan hari Hasil pembacaan uji : positif atau negatif Hasil yang positif berarti seseorang terinfeksi COVID-19 Menggunakan sampel darah Lamanya analisa 10-15 menit Hasil pembacaan uji : reaktif atau non-reaktif Hasil reaktif ditindaklanjuti dengan tes PCR. Apapun hasilnya tetap melakukan prosedur karantina mandiri bagi kontak erat dan pelaku perjalanan. Pemeriksaan diagnostik klinis COVID-19
  • 36. ISTILAH TERKAIT COVID-19 30 Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) & pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan/ tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA & pada 14 hari tera- khir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit & tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan. Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/ meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 & belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Sumber : Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/413/2020 Kasus Suspek Kasus Suspek
  • 37. Sumber : Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/413/2020 31 ISTILAH TERKAIT COVID-19 Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: (a) Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) (b) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik). Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari. Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir. Kasus Konfirmasi Discarded Pelaku perjalanan Checkpoint Here SECURITY CHECK Arrivals Departures Baggage
  • 38. KONTAK ERAT ISTILAH TERKAIT COVID-19 32 Orang yang punya riwayat kontak dengan kasus probable/konfirmasi COVID-19: a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable / kasus konfirmasi dalam radius 1 meter & dalam jangka waktu 15 menit / lebih. b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus proba ble / konfirmasi (seperti bersalaman, ber pegangan tangan, dll). c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable/konfirmasi tanpa menggunakan Apada standar. d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat. Pada kasus probable/konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala & hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum & 14 hari setelah tanggal pengambi- lan spesimen kasus konfirmasi. O K M N O K M N M R M M
  • 39. 33 ISTILAH TERKAIT COVID-19 Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan tindak lanjut RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan tindak lanjut RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal on set dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam & gangguan pernapasan. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang mendapatkan hasil pemerik- saan tindak lanjut RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menun- jukkan gejala demam & gangguan pernapasan. Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal. Selesai Isolasi Kematian
  • 40. 34 APA YANG HARUS DILAKUKAN? Anggota Keluarga KARANTINA & UJI COVID-19 ISOLASI & UJI COVID-19 KARANTINA & UJI COVID-19 PEMULASARAAN DAN PEMAKAMAN DENGAN PROTAP COVID-19 TIDAK BERGEJALA TIDAK BERGEJALA NON-COVID-19 BERGEJALA BERGEJALA DUKUNGAN SOSIAL KONTAK ERAT KEMATIAN KONFIRMASI PROBABEL SUSPEK PELAKU PERJALANAN
  • 42. 36 KARANTINA DAN ISOLASI DIRI Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19 melalui upaya memi- sahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal. Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas. Isolasi diri dilakukan dengan memantau kondisi kesehatan diri sendiri dengan menghindari kemungkinan penularan dengan orang- orang sekitar termasuk keluraga, melaporkan kepada fasilitas kesehatan terdekat kondisikesehatannya. Tinggal di rumah & tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat Menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain Jika memungkinkan jaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain Menggunakan masker selama isolasi diri Melakukan pengukuran suhu harian & observasi klinis Hindari pemakaian bersama peralatan makan, peralatan mandi & linen/seprei Terapkan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) Berada di ruang terbuka & berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi Jaga kebersihan dengan cairan disinfektan Hubungi segera fasilitas kesehatan jika mengalami perburukan gejala untuk perawatan lebih lanjut. Yang dilakukan saat isolasi diri: 1 2 3 4 5 6 9 10 7 8
  • 43. 37 Isolasi rumah / perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan tanpa kondisi penyerta sep- erti (penyakit paru, jantung, ginjal & kondisi immunocom- promised). Tindalan ini dapat dilakuan pada pasien dalam penga- wasan, orang dalam pemantauan dan kontak erat yang bergejala dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya perburukan. Beberapa alasan pasein dirawat di rumah yaitu per- awatan rawat inap tidak tersedia / tidak aman. Pertimbangan tersebut harus memperhatikan kondisi klinis & keamanan lingkungan pasien. PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH (PERAWATAN DI RUMAH)
  • 44. 38 REKOMENDASI PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka, pintu terbuka) Batasi pergerakan & minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan bersama (seperti dapur, ka- mar mandi) memiliki ventilasi yang baik. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, jika tidak memungkinkan untuk tidur di kamar yang berbeda maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien & tidur di tempat tidur yang berbeda. Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain / gangguan kekebalan. Lakukan cuci tangan segera setiap ada kontak dengan pasien / lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum & setelah menyiapkan makan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi & kapanpun tangan terlihat kotor. Jika tangan tampak tidak kotor dapat mennggunakan hand sanitizer, & untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan air mengalir & sabun. Jika mencuci tangan menggunakan air & sabun, handuk kertas sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih da segera ganti jika sudah basah. 1 2 3 4 5 6
  • 45. 39 REKOMENDASI PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar) diberikan kepada pasien sesering mungkin. Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor / basah segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang). Buang segera dan lalu cuci tangan. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut / pernapasan (dahak, ingus dll) & tinja. Gunakan sarung tangan & masker jika harus memberikan perawatan mulut / saluran nafas & ketika meme- gang tinja, air kencing dan kotoran lain. Cuci tangan sebelum & sesudah membuang sarung tangan & masker Jangan gunakan masker / sarung tangan yang telah dipakai Sediakan sprei & alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan air setelah dipakai dan dapat digu- nakan kembali) Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet & kamar mandi secara teratur. Sabun/ detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCL 0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih & 9 bagian air) 7 8 9 10 11 12
  • 46. 40 REKOMENDASI PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK ISOLASI DI RUMAH Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll menggunakan sabun cuci rumah tangga & air / menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60 – 90°C dengan detergen & keringkan. Tempatkan pada kantong khusus & jan- gan digoyang-goyang, & hindari kontak langsung kulit & pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi. Sarung tangan & paron plastic sebaiknya diguanakan saat membersihkan permukaan pasien, baju, / bah- an-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien. Sarung tangan (yang bukan sekali pakai) dapat digunakan kembali setelah dicuci menggunakan sabun & air & didekontaminasi dengan larutan NaOCL 0.5%. Cuci tangan sebelum & setelah menggunakan sarung tangan. Sarung tangan, masker & bahan-bahan sisa lain selama perawatan ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainnya seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian & sprei). Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesekatan rumah maka selalu perhatikan Apada (alat pelindung diri) & ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet. 13 14 15 16 17
  • 47. 41 PENGENDALIAN LINGKUNGAN RUMAH Bersihkan & disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti meja, rangka tempat tidur & perabotan kamar tidur lainnya setiap hari dengan disinfektan rumah tangga yang mengandung larutan pemutih encer (pemutih 1 bagian hingga 9 bagian air). Untuk permukaan yang tidak mentolerir pemutih maka dapat menggunakan etanol 70% Membersihkan pakaian, seprei, handuk mandi & lain-lain menggunakan sabun cuci & air / mesin cuci 60 – 90°C dengan deterjen biasa & kering Harus mempertimbangkan langkah-langkah untuk memasti kan sampah dibuang di TPS yang terstandar, & bukan di area terbuka yang tidak diawasi. Anggota keluarga harus menggunakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan/menangani permu kaan, pakaian/linen/seprei yang terkotori oleh cairan tubuh, & harus melakukan kebersihan tangan sebelum & sesudah melepas sarung tangan. Prosedur pembersihan & disinfeksi lingkungan harus diikuti dengan bencar & konsisten. Keluarga perlu diedukasi & dilindungi dari infeksi COVID-19 & seluruh anggota keluarga harus memastikan bahwa permukaan lingkungan dibersihakn secara teratur selama periode observasi (isolasi/karantina): 1 2 3 4
  • 48. 42 KARANTINA RUMAH Masyarakat lain di luar rumah tersebut harus menghindari berinteraksi langsung dengan peng- huni rumah / tidak boleh menggunakan/bersentu- han dengan barang yang belumdidisinfeksi. Masyarakat sekitar tetap memberikan dukungan moril maupun materiil serta menjaga lingkungan sosial yang kondusif terhadap keluarga yang se- dang melakukan isolasi maupun karantina di rumah Pastikan membuat daftar kontak nomor telpon penting (darurat) di luar anggota keluarga yang tinggal satu rumah. Beri kabar secara berkala men- genai kondisi di dalam rumah. Jangan lupa daftar kontak fasilitas kesehatan yang ada di dekat rumah apabila sewaktu-waktu diperlukan.
  • 49. 43 MENJAGA KESEHATAN JIWA UNTUK DIRI SENDIRI Batasi penggunaan media sosial & hanya mengikuti informasi yang akurat & dari sumber resmi Gunakan strategi koping yang membantu, misalnya istirahat yang cukup, penuhi kebutuhan gizi dengan baik, lakukan olahraga / aktivitas yang menyenangkan lainnya Cari bantuan jika membutuhkan pertolongan/ dukungan (bicara dengan anggota keluarga lainnya, & bisa berkonsultasi jarak jauh dengan teman) untuk mendapatkan dukungan sosial Gunakan cara-cara yang mudah di mengerti untuk berbagi pesan dengan orang lain (dengan orang- orang yang memiliki disabilitas intelektual, kognitif & psikososial). 1 2 3 4 BP P PM M M PCR
  • 50. 44 MEMBANTU ANGGOTA KELUARGA UNTUK DIRI SENDIRI Memberikan informasi terkait COVID-19 (gejala, pengetesan, penyebaran & penanganan), serta perkembangan di daerah sekitar tempat tinggal. Memberikan informasi nomor telfon penting yang berkaitan dengan layanan COVID-19 pada tempat yang mudah diakses Reaksi psikologis, kebutuhan psikologis & penanganannya untuk setiap orang berbeda-beda. Bantu anggota keluarga agar mereka dapat membantu diri mereka sendiri, dorong mereka untuk memikirkan cara-cara mengelola masalah tersebut. Jangan lupa Pakai Masker Re
  • 51. 45 LANSIA Dukungan emosional melalui keluarga dengan menyampaikan fakta dengan cara yang sederhana & diulang jika perlu. Memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi sesuai kapasitasnya untuk meringankan kekhawatiran & tekanan. Tetap memberikan pelayanan bagi lansia yang memer- lukan obat yang tidak terputus (diabetes, kanker, ginjal dkk) secara daring. Lansia yang terisolasi / terinfeksi harus diberikan infor- masi yang benar tentang faktor risiko & kemungkinan kesembuhan Memberikan akses informasi yang mudah dengan bahasa yang jelas, sederhana, huruf berukuran besar, & terpercaya untuk mencegah perilaku tidak rasional seperti menimbun jamu. Menjelaskan penggunaan perlindungan diri & layanan daring secara jelas, padat, sopan & sabar. Memberikan latihan fisik sederhana di rumah agar tetap aktif berger- ak & mengurangi kebosanan. Memberikan latihan fisik sederhana di rumah agar tetap aktif bergerak & mengurangi kebosanan. Memberikan kesempatan kepala lansia yang memiliki keahlian & pengalaman untuk memberi dukungan kepada yang lain. 1 2 3 4 5 6 7 8
  • 52. 1 2 3 4 46 PENYANDANG DISABILITAS Memberikan kemudahan komunikasi dengan member- ikan situs web & fakta yang mudah diakses, berita & konferensi pers yang melibatkan juru bahasa isyarat. Pesan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami bagi penyandang disabilitas kognitif & psikososial Jika pengasuh perlu dikarantina, harus ada rencana untuk memastikan dukungan tetap ada bagi penyan- dang disabilitas yang terpisah dari keluarga & penga- suhnya. Penyandang disabilitas & pendampingnya dilibatkan dalam setiap tahapan respon.
  • 53. 47 ANAK-ANAK Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan & mengkomunikasikan perasaannya dengan cara positif seperti bermain & menggambar. Mendorong terciptanya lingkungan yang sensitif & peduli di sekeliling anak-anak. Mendengarkan kekhawatiran anak dengan cara memeluk & mengasihi anak (sesuai dengan kepantasan & usia anak). Menjalankan rutinitas & jadwal yang ada / membantu membuat aktivitas baru Memberikan fakta yang sedang terjadi dengan informasi yang jelas & sesuai untuk mengurangi risiko dengan bahasa yang dimengerti
  • 54. 48 ANAK-ANAK Pastikan anak tetap dekat dengan orang tua & keluarga, jika dirasa aman untuk anak sebisa mungkin jangan pisahkan dari pengasuh utamanya, pastikan anak diberi asuhan alternatif & petugas sosial / yang setara dan sering menengok keadaan anak. Jika anak terpisah dari pengasuhnya, pastikan kontak sering dilakukan dan anak ditenangkan, serta pastikan semua lang- kah perlindungan dan keamanan anak sudah diambil. Sebisa mungkin tetap menjalankan rutinitas & jadwal yang sudah ada / bantu membuat aktivitas baru di lingkungan yang baru seperti belajar, bermain & bersantai. Memberikan fakta tentang cara mengurangi risiko dan tetap aman dengan bahasa yang dimengerti seperti cuci tangan. Melibatkan anak dalam mengambil peran pencegahan COVID-19 sesuai kapasitasnya.
  • 55. 49 DEWASA Mengelola emosi dengan baik sehingga dapat member- ikan perhatian & mendengarkan kekhawatiran anggota keluarga yang lain Melakukan olahraga & hobi yang disenangi seperti membaca buku & majalah Mengurangi waktu untuk melihat gambar, berita/ rumor yang menakutkan baik di TV /pun media sosial lainnya Mencari informasi dari sumber yang terpercaya & mengurangi waktu mencari informasi Membagi pekerjaan rumah tangga dengan anggota keluarga yang lain agar tidak bertumpu pada satu orang / individu saja
  • 57. 51 PENGERTIAN STIGMA Stigma sosial adalah konotasi negatif terhadap seseorang / sekelompok orang karena menyandang penyakit tertentu Stigma akan menimbulkan marginilasiasi, & memperburuk status kesehatan & tingkat kesembuhan. Inilah yang perlu dipahami bahwa stigma berkontribusi terhadap tingginya angka kematian. Stigma di masyarakat dapat ditekan dengan cara menyam- paikan komunikasi risiko dengan tepat, dimana media ber- peran penting dalam komunikasi risiko kepada masyarakat dengan tidak hanya fokus pada pertumbuhan kasus namun lebih kepada keterbukaan informasi perihal penanganan COVID-19.
  • 58. 52 PENGERTIAN STIGMA Penolakan perawat yang indekos dimana perawat itu bekerja di RS yang menerima pasien COVID-19, Penolakan pemakaman jenazah korban COVID-19, Warga melakukan pelemparan batu kepada para petugas medis yang bertugas membawa jenazah korban COVID-19 dengan ambulans. Membuat orang menyembunyikan status Kesehatan, Membuat orang enggan memeriksakan diri, Membuat orang kabur saat akan diperiksa, diobati atau dikarantina sehingga memperbesar risiko penularan di masyarakat. Contoh: DAMPAK 1 2 3
  • 59. 53 MENGHINDARI DAN MELAWAN STIGMA SOSIAL Pakai nama yang benar, yakni: Penyakit COVID-19 dikarenakan virus SARS-COV-2 Tidak menyebut orang yang terjangkit COVID-19 sebagai korban / penderita, tetapi sebagai pasien Menghindari melabeli orang, kelompok, etnis / daerah tertentu sebagai “penyebab” / “penyebar” COVID-19 Memberikan dukungan bagi mereka yang terdampak, baik pasien, keluarga pasien atau masyarakat sekitar. Memberikan penghargaan kepada petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19. Mereka adalah pahl- awan dalam perang melawan pandemi ini. Tidak mengulang / membagikan gosip yang tidak jelas, kabar bohong, apalagi narasi yang bersifat siaran kebencian terhadap satu orang, kelompok, etnis, / daerah tertentu terkait COVID-19 Stigma muncul dari ketakutan. Ketakutan muncul dari ketidaktahuan. Jadi lawan dengan mencari informasi yang tepat dari sumber yang benar. Sebarkan berita baik, misalnya kesembuhan pasien, cara pencegahan yang prakits & tepat, cara mengamankan diri & keluarga dari transmisi, / kisah perjuangan para nakes dalam menangani wabah ini.
  • 60. 54 DUKUNGAN PSIKOSOSIAL Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan & hobby yang disukai, baik sendiri mau- pun bersama keluarga / teman; Pikiran positif: menjauhkan dari informasi Hoax, mengenang semua pengalaman yang menyenangkan, bicara pada diri sendiri tentang hal yang positif (positive self-talk ), responsif (mencari solusi) terhadap kejadian, & selalu yakin bahwa pandemi akan segera teratasi; Hubungan sosial yang positif : memberi pujian, memberi harapan antar sesama, saling mengin- gatkan cara-cara positif, meningkatkan ikatan emosi dalam keluarga & kelompok, menghindari diskusi yang negatif, & saling memberi kabar dengan rekan kerja, teman / seprofesi; Secara rutin tetap beribadah di rumah/ secara daring. Peningkatan Kesehatan Jiwa & Psikososial Kondisi kesehatan jiwa & kondisi optimal dari psikososial dapat ditingkatkan melalui:
  • 61. 55 PESAN-PESAN UMUM KESEHATAN JIWA Merasa sedih, tertekan, khawatir, bingung, takut/marah saat krisis itu normal Bicaralah pada orang yang anda percayai, teman / keluarga. Jika harus tetap di rumah, jaga gaya hidup sehat (pola makan, tidur, olahraga yang sesuai, & kontak dengan orang-orang yang dikasihi baik melalui media sosial, telepon dll Jangan mengonsumsi tembakau, alcohol/obat-obatan lain untuk mengatasi perasaan. Jika merasa tidak sanggup, hubungi tenaga kesehatan, tenaga sosial, petugas/orang lain yang dipercaya sep- erti tokoh agama / tokoh masyarakat. Membuat rencana mencari pertolongan kesehatan fisik & psikososial. Mendapatkan fakta yang tepat tentang risiko & cara pencegahannya dari sumber terpercaya seperti situs WHO / Kementerian Kesehatan / Dinas Kesehatan. Mengurangi waktu untuk menonton / mendengarkan liputan berita yang meresahkan Menggunakan cara yang digunakan sebelumnya pada masa sulit untuk mengelola emosi Memberikan pemahaman ayat-ayat dalam kitab suci (sesuai dengan agama masing-masing) untuk menjelaskan situasi yang terjadi, nilai-nilai kemanusiaan untuk kepentingan bersama, & untuk membangun ketangguhan keluarga dalam menghadapi pandemi COVID-19.
  • 63. 57 GUGUS TUGAS NASIONAL PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 Hotline: 119 Twitter: https://twitter.com/BNPB_Indonesia Facebook: https://www.facebook.com/infobnpb Instagram: https://instagram.com/bnpb_indonesia/ Website: https://COVID19.go.id/ Aplikasi: Bersatu Lawan COVID-19 (Unduh di Google Play & App Store) Informasi tentang Hoax: https://COVID19.go.id/p/Hoax-buster Hotline dukungan psikososial layanan SEJIWA: 119 – 8
  • 65.