2. Definisi Agama
Istilah agama itu sendiri secara etimologi berasal dari
bahasa sansekerta, yakni “a” dan “gama” .
“A” tidak dan “gama” kacau
Jadi agama sebagai aturan yang bertujuan
supaya tidak terjadi suatu kekacauan.
3. Randall dan Buchler (1942) mengemukakan
dua bentuk agama :
1)religion identified with belief in
the supranatural
2)religion identified with faith .
4. Ciri-ciri Agama
• Adanya kepercayaan terhadap yang maha gaib, maha
suci, maha agung, sebagai pencipta alam semesta.
• Melakukan hubungan dengan hal-hal diatas, dengan
berbagai cara misalnya dengan mengadakan upacara-
upacara ritual, pemujaan, pengabdian, dan sebagainya.
• Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan
oleh setiap penganutnya.
• Menurut pandanagan Islam, bahwa ajaran atau doktrin
tersebut diturunkan oleh Rab tidak langsung pada setiap
maunsia, melainkan melalui Nabi-Nabi dan Rasul-
Rasul-Nya sebagai orang-orang suci.
5. BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA
Inti dari pelaksanaan bimbingan dan konseling agama
adalah penjiwaan agama dalam pribadi klien sehubungan
dengan usaha pemecahan masalah dalam kegiatan
lapangan hidup yang dipilihnya. Ia dibimbing sesuai
dengan perkembangan sikap dan perasaan
keagamanannya sesaui dengan tingkat dan situasi
kehidupan psikologisnya. Dalam keadaan demikian sikap
dan pribadi pembimbing (konselor) sangat berpengaruh
terhadap jiwa klien, karena pada saat seseorang menderita
kesulitan, ia sangat peka terhadap pengaruh kejiwaan dari
pribadi penolongnya.
6. Menurut Drs.H.M. Arifin bimbingan dan penyuluhan
agama adalah
“segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain
yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam
lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu
mangatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan
penyerahan diri terhadap kekeuasaan Tuhan Yang
Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu
cahaya harapan kebahagiaan hidup masa sekarang
dan masa depannya.”
7. Enam Macam Lapangan Hidup Manusia
1. Lapangan hidup yang berhubungan dengan
perkembanagn ilmu pengetahuan.
2. Lapangan hidup yang menyangkut kesenian atau
seni budaya.
3. Lapangan hidup yang menyangkut ekonomi dan
pekerjaan praktis.
4. Lapangan hidup yang menyangkut keagamaan.
5. Lapanagan hidup yang menyangkut
kemasyarakatan.
6. Lapangan hidup yang menyangkut politik atau
managerial.
8. ASUMSI-ASUMSI DASAR KONSELING AGAMA
1) Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang
sakit mental, tetapi dipandang memiliki kemampuan untuk
memilih tujuan, membuat kepeutusn dan secara umum
menerima tanggung jawab dari tingkah lakunya dan
perkembangannya dikemudian hari.
2) Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak
berfokus pada pengelaman masa lalunya.
3) Klien adalah klien, bukan pasien, konselor buken figur
yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru
dan patner klien sebagaimana mereka bergerak secara
mutual dan mendefinisikan tujuan.
9. Lanjutan....
4) Konselor secara moral tidak netral, tetapi memiliki
nilai perasaan dan standar untuk dirinya. Konselor
tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan
standar itu dari klien dia tidak mencoba
menyembunyikan kepada klien.
5) Konselor memfokuskan pda perubahan tingkah laku
dan bukan hanya membuat klien menjadi sadar.
10. PERKEMBANGAN KONSELING AGAMA
Konseling agama mulai dipelajari pada dasarnya
sejalan dengan ditemukannya ilmu psikologi agama.
Kedekatan kedua disiplin ilmu ini dapat dirasakan
dalam ungkapan “psikologi agama adalah ilmu yana
mempelajari teori-teori kejiwaan agama, sedangkan
konseling agama adalah ilmu yang mempelajari
teknik-teknik konseling dengan menggunakan teori-
teori psikollogi agama.