1. JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Situasi global membuat kehidupan semakin kompetetif dan membuka peluang bagi manusia
untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global
telah mendorong manusia untuk terus berfikir, dan meningkatkan kemampuan. Adapun dampak
negatif dari globalisasi adalah keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat
karena banyaknya konflik, stres, kecemasan dan frustasi, yang mana hal tersebut menimbulkan
masalah-masalah bagi psikologis individu.
Hal diatas yang mendasari diadakannya bidang pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling)
yang mana hal tersebut bertujuan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu bimbingan dan Konseling?
2. Seperti apakah BK dalam islam itu?
3. Bagaimanakah BK islami itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING
2. Definisi Bimbingan
Istilah bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata
“guidance” dan “counseling”dalam Bahasa Inggris. Kata “guidance” berasal dari kata dasar (to
guide), yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan dan mengemudikan.
Adapun pengertian bimbingan secara harfiah adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun
orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa kini dan masa datang.
Pengertian bimbingan secara umum dikemukakan oleh Prayitno bahwa:
“Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
nilai-nilai yang berlaku”.[1]
Pengertian bimbingan secara umum juga dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi, yaitu sebagai
berikut:
“Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya mengenai dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan
sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa
bergantung pada orang lain”.[2]
Definisi Konseling
Secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin
yaitu“counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-
sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa
klien (counselee).[3]
Dalam Kamus Bahasa Inggris, Konseling dikaitkan dengan kata “counsel” yang diartikan
sebagai nasehat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel).
Dengan demikian, konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran, dan
pembicaraan dengan bertukar pikiran.[4]
Menurut James F, Adams, yang dikutip oleh I.Djumhur dan Moh. Surya bahwa:
“Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang
(konselor) membantu yang lain (konseli) supaya ia dapat memahami dirinya dalam hubungan
dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu itu dan pada waktu yang akan
datang”[5]
Dewa Ketut Sukardi juga memberikan batasan pengertian konseling sebagai berikut:
“Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien (counselee) dalam memecahkan
masalah-masalah secara face to face, dengan cara yang sesuai dengan keadaan
klien (counselee) yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”. [6]
Aunur Rahim Faqih memberikan batasan bimbingan dan konseling Islam yaitu sebagai berikut:
“Bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.[7]
Pengertian bimbingan dan konseling Islam menurut M Arifin adalah :
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain
yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut
mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian
hidup saat sekarang dan dimasa yang akan datang”.[8]
3. Dengan demikian, bimbingan dan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada
seseorang (individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar yang
bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui
dorongan dari kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain
bimbingan dan konseling Islam ditujukan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik
kesuliatan lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa
datang agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan
merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada
nilai-nilai Islam.
Bimbingan dan konseling merupakan istilah yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.
Perbedaannya adalah bimbingan itu lebih bersifat pencegahan (preventif), pemeliharaan dan
pengembangan, sedangkan dalam konseling lebih bersifat perbaikan atau korektif.
B. Bimbingan dan konseling menurut islam
Bila kita menengok sejenak kepada sejarah agama-agama besar dunia, maka bimbingan dan
penyuluhan agam telah dilakukan oleh para Nabi dan Rosul, para sahabat Nabi; para ulama dan
juga para pendidik/pengajar di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Oleh karenanya
masalah bimbingan dan penyuluhan dalam lingkungan masyarakat beragam secara informal telah
dikenal sebagai suatu kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan sebagai pimpinan bidang
keagamaan baik pimpinan kharismatik maupun yang di angkat oleh pemerintah, hanya saja
didalam kegiatannya belum di dasari teori-teori pengetahuan yang berhubungan dengan teknis/
metodologi serta administrative pelaksanaannya, serta belum di lembagakan.
Di dalam islam sendiri sudah di kenal prinsip guidance and counseling yang bersumber dari
firman Allah dan sunnah Nabi, seperti firman Allah :
52. Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia
siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S As Syura : 52)
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An Nahl:125)
82. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian. (Q.S Al Israa’:82)
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (Q.S At Tahrim:6)
Di samping itu juga terdapat beberapa sabda nabi yang menjelaskan bahwa menasehati adalah itu
merupakan kewajiban agama seperti sabda Nabi yang menyatakan “agama itu adalah nasehat”,
dengan pengertian tersebut dapat di ketahui bahwa dengan nasehat dan bimbingan maka agama
4. dapat berkembang dalam diri manusia. Hal ini sejalan dengan sabda nabi : “sampaikanlah walau
satu ayat”.
Meskipun secara ilmiah Guidance and counseling dalam agama juga belum di kenal baik di
masyarakat maupun di lingkungan pendididkan, namun pengertiannya dapat diberikan secara
sederhana antara lain sebagai berikut:
“Bimbingan dan konseling/penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang di lakukan oleh
seseorang dalam linkungan rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
kesulitan-kesulitan ruhaniyah dalam hidupnya supaya orang itu mampu mengatasi sendiri
masalah yang ada dalam hidupnya karena timbul kesadaran atau penyerahan diri kepada Allah
sehingga timbul dari dalam dirinya cahaya harapan kebahagiaan hidup.[9]
Sabda Rosulullah SAW
Sesungguhnya Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, engkau akan sungguh-sungguh
memerintahkan kebajikan dan melarang kemungkaran ataukah Allah akan segera mmbangkitkan
siksaan atas kamu daripada-Nya, kemudian kamu berdoa kepada-Nya sedang doamu tidak akan
di kabulkan. (H.R At Tirmidzi)
B. BIMBINGAN KONSELING ISLAMI
Bimbingan konseling islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinyu dan sistematis
kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama dan sesuai
dengan tuntunan dan dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai
yang terkandung di dalam al Qur’an danHadist Rasulullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia
dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan al Qur’an dan Al Hadist. Apabila internalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qu’an dan Al Hadist telah tercapai dan fitrah beragama
telah berkembang secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik
dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai
khalifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah.
Dengan demikian, bimbingan di bidang agama islam merupakan kegiatan Dakwah islamiyah.
Karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat islam untuk betul-betul
mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fid dunya wal akhirah.[10]
Pembimbing adalah tindakan pemimpin yang dapat menjamin terlaksanakannya tugas-tugas
dakwah sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan lain yang telah di
gariskan. Sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran dakwah dapat di capai dengan sebaik-
baiknya.
Jadi kharakteristik manusia yang menjadi tujuan bimbingan Islam adalah manusia yang
mempunyai hubungan yang baik dengan Allah SWT sebagai hubungan vertical (hablu
minaallah), dan hubungan baik sesame manusia dan lingkungan sebagai hubungan horizontal
(hablu minannas).
Dalam kenyataan sekarang ini , terlebih dalam menghadapi arus globalisasi, banyak didapati
individu-individu yang sibuk dengan permasalahan duniawi, juga paham meterialistik,
individualistic, dan sebagainya yang berpengaruh negative dalam segi-segi kehidupan manusia,
yang pada akhirnya melahirkan sikap-sikap dan perilaku mansia yang destruktif seperti
sombong, kikir zalim, sombong. Sikap yang seperti itu sudah di sebutkan di dalam Al Qur’an
sebagai berikut.
a. Sombong (Q.S Hud: 9-10)
b. Zalim dan kufur (Q.S Ibrahim: 34)
5. c. Sangat kufur (Q.S Asy Syura: 48)
d. Zalim dan bodoh (Q.S Al Ahzab:72)
e. Kufur nikmat (Q.S Az Zukhruf:48)
f. Nyata kufur (Q.S Az Zukhruf:15)
g. Berkeluh kesah dan kikir (Q.S Al Ma’arij:19-20)
h. Berdosa-kufur (Q.S An Naba:24)
i. Merugi (Q.S At Takatsur:2)
Sikap dan perilaku negatif demikian jelas merupakan bentuk penyimpangan fitrah beragama
manusia yang di berikan Allah SWT. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan pendidikan dan
bimbingan yang di berikan sebelumnya, di samping godaan hawa nafsu yang bersumber dari
nafsu setan.
Dalam kondisi penyimpangan dari perkembangan fitrah beragama yang demikian itu, individu
akan menemukan dirinya terlepas hubungannya dengan Allah, meski hubungan terhadap
manusia tetap berjalan dengan baik. Kondisi tersebut dapat menyebabkan individu terlepas dari
hubungannya dengan manusia dan lingkungan sekitar, meski hubungan dengan Allah tetap
terjalin. Kita juga dapat menemukan individu yang sama sekali tidak berhubungan baik dengan
Allah. Mereka yang kehilangan pegangan keagamaan adalah mereka yang memiliki masalah
dalam kehidupan keagamaan khususnya. Mereka inilah yang perlu memperoleh penanganan
bimbingan konseling agama.
Dalam kondisi yang terputus hubungan baik dengan Allah, maupun dengan sesame manusia dan
lingkungan, individu tersebut merasa tidak memiliki pegangan yang kuat sebagai pedoman.
Individu tersebut merasa terombang ambing dalam kesendiriannya, ia bisa mengalami stress dan
kehilangan rasa kepercayaan dirinya. Pada saat demikian itulah diperlukan bimbingan konseling
islami yang berfungsi untuk mengatasi berbagai penyimpangan dalam perkembangan fitrah
beragama tersebut, sehingga individu tersebut kembali menemukan kesadaran akan eksistensinya
sebagai makhluk Allah yang berfungsi untuk mengabdi kepada-Nya, dan agar mereka kembali
menjalani kehidupan keagamaannya dengan baik.
Setelah terbentuk hubungan yang baik klien dengan Allah, sesame manusia dan lingkungannya,
konselor bisa secara perlahan melepaskan hubungan dengan klien tersebut sehingga klien
mampu membina hubungan yang baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengan
lingkungannya dengan sendirinya. Pada saat ini pada diri klien telah tercipta hablu minaalah dan
hablu minannas secara baik, sebagai manifestasi dari kesadarannya atas peranan dan fungsinya
sabagai makhluk Allah. Dalam hal ini klien telah menemukan religious insight-nya kembali atas
bimbingan dan konseling dari sang pembimbing agama, dan masalah-masalah yang menghiasi
kehidupan keagamaannya akan berangsur-angsur pulih kembali dan klien akan memiliki
kepercayaan diri yang penuh untuk mengatasi masalah kehidupannya.
C. KLIEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI
Klien dalam bimbingan dan konseling islami adalah setiap individu mulai dari lahirnya sehingga
terinternalisasikan norma-norma yang terkandung dalam Al Qur’an dan hadist dalam setiap
perilaku dan sikap hidupnya serta individu yang mengalami penyimpangan dalam perkembangan
fitrah beragama yang dimilikinya.
6. D. KUALIFIKASI KONSELOR ISLAMI
Tugas utama konselor islami tentu saja tidak lain untuk menumbuh suburkan sikap individu yang
diridhoi Allah SWT. Konselor yang ingin membawa kliennya kepada kehidupan yang diridhoi
oleh Allah, tentu hendaknya dapat pula merealisasikan pola hidup tersebut kedalam segala tutur
kata, perilaku, sikap dan suasana kalbunya, dimana apa saja yang disampaikan oleh konselor
agama tersebut, juga dilaksanakan oleh diri konselor. Konselaor disamping memberikan
bimbingan dan konseling terhadap klien, sekaligus juga pengamal yang baik dan amaliah ajaran
agama, sehingga ia bisa terhindar dari peringatan Allah.
Allah SWT berfirman
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan?
(Q.S Ash Shaff:2)
Oleh karena itu seorang konselor islami yang professional seharusnya memiliki dua hal;
Pertama, pengetahuan tentang bimbingan konseling secara umum, kedua, pengetahuan agama
islam secara mendalam.[11]
BAB III
PENUTUP
Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin sejak dulu telah memperkenalkan kepada
umatnya akan jalan dan arah yang benar dan untuk menunjukan itu semua memerlukan
bimbingan dan pengarahan.
Bimbingan konseling islam bertujuan untuk menunjukan manusia akan hak dan kewajibannya
dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur’an dan As-sunnah serta
mengembangkan dan menunjukan bakan dan potensi anak untuk menjadi manusia atau hamba
yang bemanfaat bagi agama dan bangsa dan menuntun akan kesuksesan dunia dan Akhirat-nya.
7. Daftar Pustaka
Arifin H.M. 1979. Pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama. Jakarta:
Bulan bintang
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Cet.II; Yogyakarta: UII Press,
2001),
Drs. Masdar Helmy, dakwah dalm alam pembangunan, jilid1, semarang: Toha Putra, 1973
Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed. Dan Drs. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling (Cet.I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991),
[1] Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed. Dan Drs. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling (Cet.I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h. 99
[2] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), h. 65
[3] Latipun, Psikologi Konseling (Cet. IV; Malang: UMM Press, 2003), h. 4
[4] W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Cet. I; Jakarta: PT.
Grasindo, 1991), h. 70
[5] Djumhur dan Moh. Surya, Op. Cit.,h. 29
[6] Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya: Usaha
Nasional, 1993), h. 105
[7] Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Cet.II; Yogyakarta: UII Press,
2001), h. 12
[8] Disadur dari Jurnal Ilmu Dakwah, diterbitkan oleh Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya, Edisi 1 April 2004, h. 69
[9] Arifin H.M. 1979. Pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama. Jakarta:
Bulan bintang
[10] Drs. Masdar Helmy, dakwah dalm alam pembangunan, jilid1, semarang: Toha Putra, 1973,
hlm. 18.
[11] Dra. Hallen A. M.Pd, bimbingan dan konseling, hlm. 22.