Dokumen tersebut membahas tentang pegadaian konvensional dan syariah. Pegadaian konvensional didukung oleh perjanjian kredit dan mengenakan bunga pinjaman, sedangkan pegadaian syariah didukung oleh akad ijarah dan rahn tanpa bunga namun memungut biaya. Kedua sistem memiliki perbedaan dalam sumber dana, prinsip, jenis barang jaminan, besaran biaya dan istilah yang digunakan.
4. A. Pengertian Usaha Gadai
Secara umum pengertian usaha gadai adalah
kegiatan menjaminkan barang-barang
berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang
dijaminkan akan ditebus kembali sesuai
dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai.
5. Ciri-ciri Usaha Gadai
1. Terdapat barang-barang berharga yang
digadaikan
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang
yang digadaikan
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus
kembali.
6. B. Asal Mula Pegadaian
• Dalam sejarah dunia, usaha pegadaian
pertama kali dilakukan di Italia. Kemudian
dalam perkembangan selanjutnya meluas ke
wilayah-wilayah Eropa lainnya seperti
Inggris, Prancis, dan Belanda. Oleh orang-
orang Belanda melalui pihak VOC, usaha
pegadaian dibawa masuk ke Hindia Belanda.
7. Lanjutan
• Di Indonesia, usaha pegadaian dimulai pada
zaman penjajahan Belanda (VOC). Saat itu tugas
pegadaian adalah membantu masyarakat untuk
meminjamkan uang dengan jaminan gadai.
• Pegadaian pertama di Indonesia itu dijalankan
oleh perusahaan swasta Belanda yang kemudian
di ambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.
• Kemudian dijadikan perusahaan negara,
menurut Undang-undang pemerintah Hindia
Belanda pada waktu itu diberi nama Dinas
Pegadaian.
8. Lanjutan
• Di zaman kemerdekaan, pemerintah RI mengambil
alih usaha Dinas Pegadaian & mengubah status
pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN)
Pegadaian berdasarkan Undang-undang No.19
Prp.1960.
• Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 PN
Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan) berdasarkan PP RI No.7 Tahun 1969.
• Pada tgl 10 April 1990 Perjan Pegadaian berubah
menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian
berdasarkan PP No.10 Tahun 1990 (yang
diperbaharui dengan PP.No.103/2000).
• 13 Desember 2011, Pegadaian menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2011.
9. C. Keuntungan Usaha Gadai
1. Waktu yang relatif singkat untuk
memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga.
Hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak
berbelit-belit.
2. Persyaratan yang sangat sederhana
sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya.
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan
uang tersebut digunakan untuk keperluan
apa, jadi sesuai dengan kehendak(keinginan)
nasabahnya.
10. D. Sumber Dana Pegadaian
• Pegadaian sebagai lembaga keuangan non bank,
tidak diperkenankan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat seperti tabungan, giro,
dan deposito.
• Untuk itu Pegadaian mendapat sumber dana
berasal dari :
1. Modal sendiri : modal awal Rp 205 Miliar dan secara
bertahap Pemerintah memberikan tambahan modal.
2. Pinjaman jangka pendek dari perbankan.
3. Pinjaman jangka panjang dari Kredit Likuiditas BI.
4. Penerbitan obligasi.
11. E. Besarnya Jumlah Pinjaman
• Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari
nilai jaminan (barang-barang berharga)
yang diberikan.
• Semakin besar nilai jaminannya, maka
semakin besar pula pinjaman yang dapat
diperoleh nasabah. Begitu sebaliknya.
• Namun pegadaian hanya melayani sampai
jumlah tertentu dan biasanya yang
menggunakan jasa pegadaian adalah
masyarakat menengah ke bawah.
12. Lanjutan
• Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman
akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman)
per bulan yang besarnya tergantung dari
golongan nasabah.
• Golongan nasabah ditentukan oleh pegadaian
berdasarkan jumlah pinjaman yaitu A,B,C & D.
• Sedangkan besarnya sewa modal dapat berubah
sesuai dengan bunga pasar.
• Dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman
maka barang-barang pinjaman perlu ditaksir
lebih dulu oleh ahli taksir.
13. Lanjutan
Gol Uang Pinjaman
(Rp)
Jangka Waktu
(Bulan)
Sewa Modal
(Per 15 hari)
Maksimum
Sewa Modal
A 5.000-40.000 4 bulan 1,25% 10%
B 40.500-150.000 4 bulan 1,75% 14%
C 151.000-500.000 4 bulan 1,75% 14%
D1 510.000-5.000.000 4 bulan 1,75% 14%
D2 5.010.000-10 juta 4 bulan 1,6% 14%
D3 10.010.000-20 juta 4 bulan 1,5 % 14%
E Sampai 2 juta 24 bulan 29%
flat/bulan
14. E. Barang Jaminan
• Barang berharga yang menjadi barang jaminan
untuk digadaikan, barang itu terlebih dulu di
taksir nilainya, sehingga diketahui berapa nilai
taksiran dari barang yang digadaikan.
• Besarnya jaminan diperoleh dari 80-90% dari
nilai taksiran.
• Semakin besar nilai taksiran barang, maka
semakin besar pula pinjaman yang diperoleh.
• Nilai taksiran yang diberikan lebih rendah
daripada nilai pasar. Dimaksudkan jika terjadi
kemacetan maka dengan mudah Pegadaian
melelang barang jaminan itu dibawah harga
pasar.
15. Lanjutan
• Jenis – jenis barang yang dapat dijaminkan sbb
1. Barang-barang atau perhiasan seperti : emas,
perak, intan, berlian, mutiara, platina, jam.
2. Barang berupa kendaraan seperti : mobil, motor
dan sepeda/becak.
3. Barang elektronik seperti : TV, radio, komputer,
laptop, kulkas dll
4. Mesin seperti : mesin jahit, mesin kapal motor
5. Barang rumah tangga seperti :
a. Barang tekstil : pakaian, kain batik, permadani.
b. Barang pecah belah
16. F. Prosedur Peminjaman
1. Nasabah datang langsung ke Pegadaian untuk
mendapatkan informasi tentang pegadaian seperti :
barang jaminan, jangka waktu pengembalian,
jumlah pinjaman dan bunga pinjaman.
2. Penyerahan barang jaminan disertai bukti diri (KTP)
ke bagian penaksir untuk ditaksir nilai jaminan yang
diberikan.
3. Barang jaminan dilakukan penaksiran oleh penaksir
untuk menetapkan nilai taksir barang.
4. Setelah nilai taksir, kemudian penentuan jumlah
pinjaman disertai sewa modal (Bunga pinjaman)
kepada calon peminjam.
5. Jika nilai disetujui oleh nasabah maka barang
jaminan ditahan dan pegadaian akan mengeluarkan
surat bukti gadai.
17. G. Proses Pembayaran Kembali
• Dilakukan pada pinjaman baik yang sudah jatuh tempo
atau yang belum.
• Proses nya :
1. Pembayaran kembali pinjaman disertai sewa modal
dilakukan di kasir dengan menunjukkan surat bukti gadai
dan melakukan pembayaran.
2. Pegadaian menyerahkan kembali barang jaminan jika
sudah lunas.
3. Pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal dapat
dilakukan sebelum jatuh tempo masa pegadaian.
4. Barang yang tidak bisa ditebus kembali akan dilelang oleh
pegadaian.
5. Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah. Jika
terjadi kelebihan nilai jual barang maka akan
dikembalikan kepada nasabah
18. H. Usaha Lain Pegadaian
• Usaha lain pegadaian merupakan usaha
penunjang kegiatan pokok Perum Pegadaian
yaitu usaha peminjaman uang dengan sistem
gadai.
1. Melayani jasa taksiran bagi masyarakat
terhadap barang berharga nya.
2. Melayani jasa titipan barang bagi masyarakat
yang ingin menitipkan barang berharga nya.
3. Memberikan kredit terutama bagi karyawan
berpenghasilan tetap.
4. Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama
dengan pihak ketiga.
20. Pegadaian Syariah
• Dalam fiqh muamalah, perjanjian gadai disebut
rahn. Istilah rahn secara bahasa berarti
“menahan”. Maksudnya adalah menahan sesuatu
untuk dijadikan jaminan hutang.
• Sedangkan pengertian gadai menurut hokum
syara adalah “Menjadikan sesuatu barang yang
mempunyai nilai harta dalam pandangan syara
sebagai jaminan hutang, yang memungkinkan
untuk mengambil seluruh atau sebagian utang
dari orang tersebut”.
21. Rukun dan Syarat Gadai
Syariah
1. Rukun
a. Orang yang berakad
1) Yang berhutang (Rahim)
2) Yang berpiutang/pemilik modal (Murtahin)
b. Sighat (ijab qabul)
c. Harta yang di rahn-kan (Marhun)
d. Pinjaman (Marhun Bih)
22. Lanjutan
2. Syarat
1) Akad tidak mengandung syarat fasik/bathil seperti Murtahim (Pemilik modal)
mensyaratkan barang jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
2) Marhun Bin (Pinjaman)
1) Merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada Murthaim
2) Pinjaman bisa diunasi dengan barang yang di rahn-kan
3) Pinjaman itu jelas dan tertentu
3) Marhun (Barang yang dirahn-kan)
a. Bisa dijual dan nilainya sama dengan pinjaman
b. Memiliki nilai
c. Jelas ukuran, jumlah, dan sifat
d. Milik sah dan penuh dari rahin
4) Jumlah maksimum dana Rahn dan nilai taksir barang yang di Rahn-kan
5) Rahn setiap bulan dibebani jasa manajemen atas barang berupa :
1) Biaya asuransi
2) Biaya penyimpanan
3) Biaya keamanan
23. Implementasi Akad Rahn dalam
Pegadaian
1. Nasabah menjaminkan barang (marhun) kepada pegadaian syariah untuk
mendapatkan pembiayaan.
2. Pegadaian menaksir barang jaminan tersebut.
3. Pegadaian syariah dan nasabah menyepakati akad gadai. Akad ini meliputi
jumlah pinjaman, pembebanan biaya jasa simpanan dan biaya administrasi.
4. Pegadaian syariah memberikan pembiayaan atau jasa yang dibutuhkan nasabah
sesuai kesepakatan.
5. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo. Apabila pada
saat jatuh tempo belum dapat mengembalikan uang pinjaman, dapat
diperpanjang satu kali masa jatuh tempo, demikian seterusnya. Apabila nasabah
tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak memperpenjang akad
gadai, maka pegadaian dapat melakukan kegiatan pelelangan dengan menjual
barang tersebut untuk melunasi pinjaman.
6. Pegadaian (murtahin) mengembalikan harta benda yang digadai (marhun) kepada
pemiliknya (nasabah).
24. Perbedaan
Pegadaian Konvensional
• Didukung oleh satu akad, yaitu : Perjanjian
Kredit.
• Sumber dana dari bank umum dan lembaga
keuangan umum.
• Gadai menurut hukum perdata disamping
berprinsip tolong menolong juga menarik
keuntungan dengan cara menarik bunga atau
sewa modal.
• Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku
pada benda yang bergerak .
• Mengenakan bunga (sewa modal) terhadap
nasabah uang memperoleh pinjaman.
Pegadaian Syariah
• Didukung oleh dua akad, yaitu : Akad Ijaroh
dan Akad Rahn.
• Sumber dana dari bank syariah dan lembaga
keuangan syariah.
• Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara
sukarela atas dasar tolong menolong tanpa
mencari keuntungan/ mencari keuntungan
yang sewajarnya.
• Rahn berlaku pada seluruh benda baik harus
yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
• Dalam rahn tidak ada istilah bunga (biaya
penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan
penaksiran). Singkatnya biaya gadai syariah
lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.
25. Lanjutan
Pegadaian Konvensional
• Dalam hukum perdata gadai
dilaksanakan melalui suatu
lembaga yang ada di Indonesia
disebut Perum Pegadaian.
• Menarik bunga 10%-14%
untuk jangka waktu maksimal
4 bulan, plus asuransi sebesar
0,5% dari jumlah pinjaman.
• Jangka waktu 4 bulan itu bisa
terus diperpanjang, selama
nasabah mampu membayar
bunga
Pegadaian Syariah
• Rahn menurut hukum Islam
dapat dilaksanakan tanpa
melalui suatu lembaga.
• Hanya memungut biaya
(termasuk asuransi barang)
sebesar 4% untuk jangka waktu
maksimal 2 bulan.
• Bila lewat 2 bulan nasabah tak
mampu menebus barangnya,
masa gadai bisa diperpanjang
dua periode. Jadi. Total waktu
maksimalnya 6 bulan. Tapi, jika
melewati masa 6 bulan, pihak
pegadaian akan langsung mnjual
barang gadai ke masyarakat.
26. Lanjutan
Pegadaian Konvensional
• Istilah- istilah yang digunakan:
• Gadai
• Pegadaian
• Nasabah
• Barang Pinjaman
• Pinjaman
Pegadaian Syariah
• Istilah- istilah yang digunakan:
• Rahn
• Murtahin
• Rahin
• Marhun
• Marhun Bih