SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Oleh :
KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI
HUKUM ASURANSI
SYARIAH
STEI HAMFARA Yogyakarta
2012
POKOK BAHASAN
(1) Mukaddimah & Pengertian
Asuransi Syariah
(2) Dalil-Dalil Asuransi
Syariah
(3) Akad-Akad Dalam Asuransi
Syariah
(4) Praktik Umum Asuransi
Syariah Saving & non Saving
(5) Analisa dan Kritik
MUKADDIMAH
 Asuransi syariah adakalanya merupakan
akad yang berdiri sendiri.
 Adakalanya asuransi syariah merupakan
syarat yang ditetapkan pada suatu akad
tertentu
 Misalnya : syarat pada akad jasa Umroh
(kasus PT Arminareka Perdana)
 Kaidah ttg syarat :
 "HUKUM ASAL MEMBUAT SYARAT-SYARAT DALAM
MUAMALAH ADALAH BOLEH.“
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Asuransi Syariah dalam literatur bahasa Arab
disebut : At Ta`min At Ta’awuni, atau At
Tamin At Takafuli , atau At Ta`min Al Islami.
 Contoh literatur berbahasa Arab :
 (1) At Ta`min At Ta’awuni Mahiyatuhu wa
Dhawabituhu wa Muawwiqatuhu, oleh Dr Ali
Muhyidin Al Qarhudaghi.
 (2) At Ta`min At Ta’awuni Mu’awwiqatuhu
wa Istisyrafu Mustaqbalatihi, oleh Dr
Sulaiman bin Dari` Al ‘Azimi.
 (3) At Ta`mi At Takafuli Bayna Dawafi’ An
Numuwwi wa Makhathir Al Jumud, oleh Dr
Musa Musthafa Musa Al Qudhah
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Kitab karya Dr Ali Muhyidin Al Qarhudaghi.
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Kitab karya Dr Sulaiman bin Dari` Al ‘Azimi.
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Kitab karya Dr Musa Musthafa Musa Al
Qudhah.
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Kitab Al Ma’ayir As Syar’iyyah (Sharia
Standards) oleh AAOIFI tahun 2010.
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Definisi menurut Dewan Syariah
Nasional MUI (DSN MUI) :
 Asuransi Syariah (ta`min, takaful,
tadhaamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di
antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan/atau
tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah.
 (Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001, hlm. 5)
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Maksud dari Akad yang sesuai dengan syariah
tersebut adalah akad yang tidak mengandung
gharar (penipuan), perjudian, riba, penganiayaan/
kezaliman, suap, barang haram dan maksiat.
 (Lihat Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001, hlm.
5).
 Fatwa-Fatwa DSN MUI terkait Asuransi Asuransi
Syariah :
 (1) Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001 ttg
Pedoman Umum Asuransi Syariah
 (2) Fatwa DSN No 51/DSN-MUI/III/2006 ttg akad
Mudharabah Musyarakah pada Asuransi Syariah
 (3) Fatwa DSN No 52/DSN-MUI/III/2006 ttg Akad
Wakalah bil Ujrah.
 (4) Fatwa DSN No 53/DSN-MUI/III/2006 ttg Akad
Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Definisi menurut AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic
Financial Institutions) th 2010 :

2010364(
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 “Asuransi Islami adalah kesepakatan sejumlah
orang yang menghadapi risiko-risiko tertentu
dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya-
bahaya yang muncul dari risiko-risiko
tersebut, dengan cara membayar kontribusi-
kontribusi berdasarkan keharusan tabarru’
(hibah), yang darinya terbentuk dana
pertanggungan –yang mempunyai badan
hukum sendiri dan tanggungan harta
independen– yang darinya akan berlangsung
penggantian (kompensasi) terhadap bahaya-
bahaya yang menimpa salah seorang peserta
sebagai akibat terjadinya risiko-risiko yang
telah ditanggung.”
 (Al Ma’ayir Al Syar’iyah, edisi th 2010, hlm. 364)
PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
 Definisi ringkas menurut AAOIFI th 2010 :

2010376(
 “Asuransi Islami adalah akad pertanggungan oleh
sekelompok orang yg berdasarkan akad itu setiap
peserta membayar sejumlah harta atas dasar tabarru’
(hibah) untuk mengganti bahaya-bahaya yang
mungkin menimpa kepada siapa saja dari para
peserta ketika terjadi risiko yang telah ditanggung.”
 (Al Ma’ayir Al Syar’iyah, th 2010. hlm. 376).
DALIL-DALIL
ASURANSI SYARIAH
 Dalil-dalil yang diajukan pihak yang
melaksanakan Asuransi Syariah antara lain :
 (1) Dalil-dalil tolong menolong (misal QS Al
Maidah : 2 dan hadis)
 (2) Dalil tabarru’, yaitu akad untuk kebajikan
dan tolong menolong, seperti hibah.
 (3) Dalil-dalil yang membolehkan mudharabah
/ musyarakah.
 (4) Dalil-dalil ijarah (wakalah bil ujrah)
 (5) Dalil yang membolehkan ta’widh
(pemberian kompensasi), yaitu hadis laa
dharara wa laa dhirara.
 (Lihat Al Ma’ayir Al Syar’iyah, hlm. 372-375,
Fatwa-Fatwa DSN MUI no 21, 51, 52, 52).
DALIL-DALIL
ASURANSI SYARIAH
 Dalil hadis yang sering disebut adalah hadis
tentang Kaum Asy’ariyin sbb :
 Dari Abu Musa RA, ia berkata: Nabi saw
bersabda:

 Bahwa kaum al-Asy’ariyun jika mereka kehabisan
bekal di dalam peperangan atau makanan keluarga
mereka di Madinah menipis, maka mereka
mengumpulkan apa yang mereka miliki di dalam
satu lembar kain kemudian mereka bagi rata di
antara mereka dalam satu wadah, maka mereka itu
bagian dariku dan aku adalah bagian dari mereka
(Hr Muttafaq ‘alayh)
 (Lihat Abdus Sattar Abu Ghuddah, Nizham At Ta`min At
Takafiuli min Khilal Al Waqf, hlm. 3)
DALIL-DALIL
ASURANSI SYARIAH
 Dalil hadis lain yang juga sering disebut adalah
hadis Abu Ubaidah bin Jarrah RA sbb :
 Bahwa Rasulullah SAW pernah mengutus Abu
Ubaidah bin Jarrah RA bersama 300 pasukan.
Di jalan bekal habis, lalu Abu Ubaidah
memerintahkan pasukan mengumpulkan
semua bekal makanan, lalu mereka
memakannya sedikit demi sedikit sampai
habis. Sampailah mereka di tepi laut dan
melihat seekor ikan besar seperti bukit, lalu
mereka memakan ikan itu selama 18 malam…
(HR Bukhari).
 (Lihat Abdus Sattar Abu Ghuddah, Nizham At
Ta`min At Takafiuli min Khilal Al Waqf, hlm.
3)
AKAD-AKAD
ASURANSI SYARIAH
 Terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) akad
dalam Asuransi Syariah :
 Pertama, akad hibah (tabarru’) di antara sesama
pemegang polis (peserta asuransi) di mana
peserta memberikan hibah yang akan digunakan
untuk menolong peserta lain yang terkena
musibah.
 Kedua, akad mudharabah /musyarakah, dimana
peserta bertindak sebagai shahibul mal
(pemegang polis), sedang perusahaan bertindak
sebagai mudharib (pengelola).
 Akadnya mudharabah, jika perusaan asuransi
tidak sharing modal.
 Akadnya musyarakah, jika perusahaan asuransi
sharing modal.
AKAD-AKAD
ASURANSI SYARIAH
 Ketiga, akad ijarah (wakalah bil ujrah),
yaitu akad wakalah (pemberian kuasa) dari
peserta kepada perusahaan asuransi untuk
mengelola dana peserta dengan memperoleh
imbalan (ujrah/fee).
 Akad Wakalah bil ujrah terdapat pada
asuransi yang mengandung unsur tabungan
(saving) maupun unsur tabarru’ (non
saving).
 (Lihat Andri Soemitra, Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah, hlm. 265-266; Fatwa
DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001 ttg Pedoman
Umum Asuransi Syariah).
PRAKTIK UMUM ASURANSI
SYARIAH NON SAVING
 Seluruh premi yang dibayarkan peserta
asuransi, menjadi dana tabarru’ (hibah).
 Tak ada dana untuk investasi.
 Pengelolaan dana tabarru’ tersebut dan
aktivitas takaful (saling menanggung di
antara peserta) dijalankan oleh
perusahaan asuransi.
 Perusahaan asuransi mendapat ujrah (fee)
dari pengelolaan dana tabarru’ tersebut
berdasar akad wakalah bil ujrah.
 Peserta akan mendapat dana
pertanggungan dari dana tabarru’ tersebut
sesuai ketentuan yang ada.
PRAKTIK UMUM ASURANSI
SYARIAH NON SAVING
 Pada asuransi non saving terdapat 2 (dua) akad :
 Pertama, akad hibah (tabarru’) antar sesama
peserta di bawah pengelolaan perusahaan.
 Kedua, akad ijarah (wakalah bil ujrah) antara
semua peserta dengan perusahaan.
 Catatan :
 (1) Terdapat khilafiyah di antara fuqoha, apakah
hibah itu akad atau bukan akad.
 (2) Jika dipahami sebagai akad, berarti harus
ada dua pihak, dengan ijab dan kabul.
 (3) Jika dipahami bukan akad, yaitu tasharruf
min jihah wahidah (pengelolaan harta dari satu
pihak saja), berarti cukup ada ijab saja, tak wajib
ada kabul.
PRAKTIK UMUM ASURANSI
SYARIAH DENGAN SAVING
 Premi yang dibayarkan peserta asuransi kepada
perusahaan asuransi dibagi dua :
 (1) dana untuk tabarru’
 (2) dana untuk investasi (biasanya lebih besar dari
dana tabarru’)
 Dana tabarru’ dikelola perusahaan asuransi dengan
akad ijarah (wakalah bil ujrah)
 Perusahaan asuransi mendapat ujrah (fee) dari akad
wakalah bil ujrah tersebut.
 Peserta akan mendapat dana pertanggungan dari
dana tabarru’ tersebut sesuai ketentuan yang ada.
 Dana investasi dikelola perusahaan asuransi dengan
akad mudharabah / musyarakah.
 Perusahaan asuransi mendapat bagi hasil dari akad
investasi tersebut.
PRAKTIK UMUM ASURANSI
SYARIAH DENGAN SAVING
 Dalam asuransi dengan saving terdapat 3 (tiga)
akad :
 Pertama, akad hibah (tabarru’) antar sesama
peserta di bawah pengelolaan perusahaan
 Kedua, akad ijarah (wakalah bil ujrah) antara
semua peserta dengan perusahaan.
 Ketiga, akad mudharabah / musyarakah
antara antara semua peserta dengan
perusahaan.
 Catatan :
 (1) Dalam akad mudharabah / musyarakah tsb
peserta asuransi bertindak sebagai shahibul
mal; perusahaan sebagai mudharib (atau
sekaligus shahibul mal)
PRAKTIK UMUM ASURANSI
SYARIAH DENGAN SAVING
 (2) Dikatakan perusahaan asuransi bertindak
sebagai mudharib sekaligus shahibul mal,
karena perusahaan tidak mengelola langsung
dana yang diinvestasikan dalam bisnis riil
(produksi barang atau jasa), melainkan
melakukan re-asuransi, atau
menginvestasikan dana ke bank.
 Keuntungan yang diperoleh dari
mudharabah / musyarakah ini dibagi sesuai
kesepakatan, antara peserta asuransi dan
perusahaan asuransi.
 Sebagaian keuntungan ini disisihkan untuk
dana tabarru’.
ANALISIS DAN KRITIK
 Asuransi Syariah adalah akad yang tidak
sah (batil) dan haram, karena 6 alasan
berikut.
 Pertama, karena dalil-dalil yang digunakan
tidak tepat (khususnya hadis Asy’ariyin
dan hadis Abu Ubaidah bin Jarrah RA).
 Pada kedua hadis tersebut, peristiwa
bahaya terjadi lebih dahulu, baru
kemudian terjadi proses ta’awun.
 Dalam asuransi syariah, sudah diadakan
akad ta’awun, padahal peristiwa bahaya
belum terjadi sama sekali.
ANALISIS DAN KRITIK
 Kedua, karena terjadi penggabungan dua
akad menjadi satu akad (multi akad).
Padahal multi akad dilarang dalam syariah
(lihat Materi Multi Akad).
 Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA bahwa
Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan
[akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR
Ahmad, hadis sahih)
 Pada asuransi syariah tanpa saving, terjadi
penggabungan akad hibah dengan akad
ijarah.
 Pada asuransi syariah dengan saving, terjadi
penggabungan akad hibah, akad ijarah, dan
akad mudharabah.
ANALISIS DAN KRITIK
 Ketiga, karena tidak sesuai dengan akad
dhaman (jaminan / pertanggungan) dalam
Islam.
 Akad dhaman adalah akad tabarru’ (bertujuan
kebajikan / tolong menolong), bukan akad
tijarah (bertujuan komersial).
 Asuransi Syariah hakikatnya bukan akad
tabarru’, tapi akad tijarah, karena peserta
mengharap mendapat klaim (dana
pertanggungan) dan keuntungan dalam
mudharabah.
 Jadi pernyataan bahwa Asuransi Syariah
adalah akad ta’awun bukan akad
mu’awadhah / tabaduli (pertukaran), tidak
ANALISIS DAN KRITIK
 Pada akad dhaman (jaminan / pertanggungan),
terdapat 3 pihak :
 (1) yang menjamin/ penanggung (dhamin)
 (2) yang dijamin / tertanggung (madhmun anhu)
 (3) yang mendapat jaminan / tanggungan (madhmun
lahu)
 Ingat hadis Abu Qatadah RA :
 Kepada Nabi saw. pernah didatangkan sesosok jenazah agar
beliau menshalatkannya. Lalu beliau bertanya, “Apakah ia
punya hutang?” Para Sahabat berkata, “Benar, dua dinar.”
Beliau bersabda, “Shalatkan teman kalian!” Kemudian Abu
Qatadah berkata, “Keduanya (dua dinar itu) menjadi
kewajibanku, ya Rasulullah.” Nabi saw. pun lalu
menshalatkannya (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i dan al-
Hakim).
ANALISIS DAN KRITIK
 Dalam hadis tersebut :
 (1) pihak yang menjamin/ penanggung (dhamin)
adalah Abu Qatadah RA.
 (2) pihak yang dijamin / tertanggung (madhmun
anhu) adalah jenazah.
 (3) yang mendapat jaminan / tanggungan (madhmun
lahu) adalah orang yang memberi utang kepada
jenazah.
 Sementara dalam Asuransi Syariah, hanya ada dua
pihak, bukan tiga pihak :
 (1) pihak yang menjamin/ penanggung (dhamin),
yaitu para peserta semua.
 (2) pihak yang mendapat jaminan / tanggungan
(madhmun lahu) yaitu para peserta semua.
 Tidak ada pihak ketiga yaitu pihak yang dijamin /
tertanggung (madhmun anhu).
ANALISIS DAN KRITIK
 Keempat, akad hibah (tabarru’) dalam
Asuransi Syariah tidak sesuai dengan
pengertian hibah itu sendiri.
 Sebab hibah dalam pengertian syar’i adalah
pemberian kepemilikan tanpa kompensasi /
pengganti (tamliik bilaa ‘iwadh). (Imam
Syaukani, Nailul Authar, Bab Hibah)
 Dalam Asuransi Syariah, peserta asuransi
memberikan dana hibah, tapi mengharap
mendapat kompensasi, bukan tidak
mengharap.
 Jadi sebenarnya Asuransi Syariah itu bukan
akad hibah, tapi akad investasi yang
mengharapkan adanya keuntungan.
ANALISIS DAN KRITIK
 Kelima, hibah (tabarru’) yang diberikan peserta
dalam Asuransi Syariah, akan kembali kepada
peserta itu (jika terjadi risiko atas suatu peristiwa
yang ditanggung mis kebakaran) ditambah dengan
hibah dari para peserta lainnya.
 Ini haram, sebab menarik kembali hibah yang telah
diberikan hukumnya haram. (Yahya Abdurrahman,
Asuransi dalam Tinjauan Syariah, hlm. 42).
 Sabda Nabi SAW :

 “Orang yang menarik kembali hibahnya, sama
dengan anjing yang menjilat kembali
muntahannya.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa`i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
ANALISIS DAN KRITIK
 Keenam, telah terjadi gharar (ketidaktentuan,
uncertainty) dalam Asuransi Syariah.
 Sebab peserta tidak tahu dengan jelas apakah betul
dalam akad investasi perusahaan asuransi
bertindak sebagai pengelola, ataukah sebagai
pengelola sekaligus sebagai pemodal ketika
perusahan melempar dana ke pihak ketiga, dan
seterusnya.
 Peserta juga tak tahu dengan jelas ke mana
perusahaan asuransi akan menginvestasikan dana
yang ada, apakah ke bank, bank konvensional atau
bank syariah, ataukah melakukan re-asuransi ke
perusaan asuransi berikutnya, dan seterusnya.
 Adanya gharar ini berarti menegaskan keharaman
Asuransi Syariah yang ada saat ini.
INSYA ALLAH
WASSALAM

More Related Content

What's hot

Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
AKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.ppt
AKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.pptAKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.ppt
AKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.pptsumiyati84
 
Pasar modal konvensional dan syariah
Pasar modal konvensional dan syariahPasar modal konvensional dan syariah
Pasar modal konvensional dan syariahFebrie Dwi Cahya
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahPT. TERSERAH ANDA
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahahcitra Joni
 
RIBA, BANK, DAN ASURANSI
RIBA, BANK, DAN ASURANSIRIBA, BANK, DAN ASURANSI
RIBA, BANK, DAN ASURANSIdinanurfadhilah
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Perseroan dalam sistem kapitalis
Perseroan dalam sistem kapitalisPerseroan dalam sistem kapitalis
Perseroan dalam sistem kapitalisCatatan_Kuliyah
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahElla Aisah
 
Asuransi dan gadai syariah
Asuransi dan gadai syariahAsuransi dan gadai syariah
Asuransi dan gadai syariahNeyna Fazadiq
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAHfissilmikaffah1
 
Manajemen Risiko Bagi Hasil Bank Syariah
Manajemen Risiko Bagi Hasil Bank SyariahManajemen Risiko Bagi Hasil Bank Syariah
Manajemen Risiko Bagi Hasil Bank SyariahSyafril Djaelani,SE, MM
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahNeyna Fazadiq
 

What's hot (20)

Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
AKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.ppt
AKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.pptAKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.ppt
AKuntansi Zakat Infaq Shodaqoh.ppt
 
Pasar modal konvensional dan syariah
Pasar modal konvensional dan syariahPasar modal konvensional dan syariah
Pasar modal konvensional dan syariah
 
Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
Ppt jual beli syariah
Ppt jual beli syariahPpt jual beli syariah
Ppt jual beli syariah
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariah
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
RIBA, BANK, DAN ASURANSI
RIBA, BANK, DAN ASURANSIRIBA, BANK, DAN ASURANSI
RIBA, BANK, DAN ASURANSI
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Perseroan dalam sistem kapitalis
Perseroan dalam sistem kapitalisPerseroan dalam sistem kapitalis
Perseroan dalam sistem kapitalis
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariah
 
Asuransi dan gadai syariah
Asuransi dan gadai syariahAsuransi dan gadai syariah
Asuransi dan gadai syariah
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
 
Lembaga Pengelolah Wakaf
Lembaga Pengelolah WakafLembaga Pengelolah Wakaf
Lembaga Pengelolah Wakaf
 
Manajemen Risiko Bagi Hasil Bank Syariah
Manajemen Risiko Bagi Hasil Bank SyariahManajemen Risiko Bagi Hasil Bank Syariah
Manajemen Risiko Bagi Hasil Bank Syariah
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
 
Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 
Addharuroh yujalu
Addharuroh yujaluAddharuroh yujalu
Addharuroh yujalu
 

Similar to 06 asuransi syariah

Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.asuransipaninlife
 
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMAAsuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMAfadhilau
 
TUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptx
TUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptxTUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptx
TUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptxmuhammadzulvickar
 
Asuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut IslamAsuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut IslamSlam Abdul
 
Beda asuransi syariah dan konvensional
Beda asuransi syariah dan konvensionalBeda asuransi syariah dan konvensional
Beda asuransi syariah dan konvensionalAhmad Jumirin
 
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaPerkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaWahyu Ketapang
 
Landasan teoritis asuransi syariah
Landasan teoritis asuransi syariahLandasan teoritis asuransi syariah
Landasan teoritis asuransi syariahUlfi Oktaviana
 
Asuransi Bank-WPS Office.pptx
Asuransi Bank-WPS Office.pptxAsuransi Bank-WPS Office.pptx
Asuransi Bank-WPS Office.pptxMukhlisMukhlis25
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi SyariahDwi Wahyu
 
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptxASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptxKhasanudinAlmuza
 
asuransi syariah
 asuransi syariah asuransi syariah
asuransi syariahElla Aisah
 
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...An Nisbah
 
Takaful vs insurans_konvensional
Takaful vs insurans_konvensionalTakaful vs insurans_konvensional
Takaful vs insurans_konvensionalMuhammad Md Yazed
 

Similar to 06 asuransi syariah (20)

Asuranasi syariah
Asuranasi syariahAsuranasi syariah
Asuranasi syariah
 
Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.
 
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMAAsuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
 
Aqad dalam asuransi syariah
Aqad dalam asuransi syariahAqad dalam asuransi syariah
Aqad dalam asuransi syariah
 
TUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptx
TUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptxTUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptx
TUGAS PRESENTASI PELAJARAN AGAMA ISLAM.pptx
 
Asuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut IslamAsuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut Islam
 
Beda asuransi syariah dan konvensional
Beda asuransi syariah dan konvensionalBeda asuransi syariah dan konvensional
Beda asuransi syariah dan konvensional
 
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaPerkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
 
asuransi syariah
asuransi syariahasuransi syariah
asuransi syariah
 
Landasan teoritis asuransi syariah
Landasan teoritis asuransi syariahLandasan teoritis asuransi syariah
Landasan teoritis asuransi syariah
 
Asuransi Bank-WPS Office.pptx
Asuransi Bank-WPS Office.pptxAsuransi Bank-WPS Office.pptx
Asuransi Bank-WPS Office.pptx
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi Syariah
 
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptxASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
 
Akad
AkadAkad
Akad
 
asuransi syariah
 asuransi syariah asuransi syariah
asuransi syariah
 
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Asuransi syariah
Asuransi syariahAsuransi syariah
Asuransi syariah
 
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Takaful vs insurans_konvensional
Takaful vs insurans_konvensionalTakaful vs insurans_konvensional
Takaful vs insurans_konvensional
 

06 asuransi syariah

  • 1. Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI HUKUM ASURANSI SYARIAH STEI HAMFARA Yogyakarta 2012
  • 2. POKOK BAHASAN (1) Mukaddimah & Pengertian Asuransi Syariah (2) Dalil-Dalil Asuransi Syariah (3) Akad-Akad Dalam Asuransi Syariah (4) Praktik Umum Asuransi Syariah Saving & non Saving (5) Analisa dan Kritik
  • 3. MUKADDIMAH  Asuransi syariah adakalanya merupakan akad yang berdiri sendiri.  Adakalanya asuransi syariah merupakan syarat yang ditetapkan pada suatu akad tertentu  Misalnya : syarat pada akad jasa Umroh (kasus PT Arminareka Perdana)  Kaidah ttg syarat :  "HUKUM ASAL MEMBUAT SYARAT-SYARAT DALAM MUAMALAH ADALAH BOLEH.“
  • 4. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Asuransi Syariah dalam literatur bahasa Arab disebut : At Ta`min At Ta’awuni, atau At Tamin At Takafuli , atau At Ta`min Al Islami.  Contoh literatur berbahasa Arab :  (1) At Ta`min At Ta’awuni Mahiyatuhu wa Dhawabituhu wa Muawwiqatuhu, oleh Dr Ali Muhyidin Al Qarhudaghi.  (2) At Ta`min At Ta’awuni Mu’awwiqatuhu wa Istisyrafu Mustaqbalatihi, oleh Dr Sulaiman bin Dari` Al ‘Azimi.  (3) At Ta`mi At Takafuli Bayna Dawafi’ An Numuwwi wa Makhathir Al Jumud, oleh Dr Musa Musthafa Musa Al Qudhah
  • 5. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Kitab karya Dr Ali Muhyidin Al Qarhudaghi.
  • 6. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Kitab karya Dr Sulaiman bin Dari` Al ‘Azimi.
  • 7. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Kitab karya Dr Musa Musthafa Musa Al Qudhah.
  • 8. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Kitab Al Ma’ayir As Syar’iyyah (Sharia Standards) oleh AAOIFI tahun 2010.
  • 9. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Definisi menurut Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI) :  Asuransi Syariah (ta`min, takaful, tadhaamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.  (Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001, hlm. 5)
  • 10. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Maksud dari Akad yang sesuai dengan syariah tersebut adalah akad yang tidak mengandung gharar (penipuan), perjudian, riba, penganiayaan/ kezaliman, suap, barang haram dan maksiat.  (Lihat Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001, hlm. 5).  Fatwa-Fatwa DSN MUI terkait Asuransi Asuransi Syariah :  (1) Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001 ttg Pedoman Umum Asuransi Syariah  (2) Fatwa DSN No 51/DSN-MUI/III/2006 ttg akad Mudharabah Musyarakah pada Asuransi Syariah  (3) Fatwa DSN No 52/DSN-MUI/III/2006 ttg Akad Wakalah bil Ujrah.  (4) Fatwa DSN No 53/DSN-MUI/III/2006 ttg Akad Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.
  • 12. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Definisi menurut AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) th 2010 :  2010364(
  • 13. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  “Asuransi Islami adalah kesepakatan sejumlah orang yang menghadapi risiko-risiko tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya- bahaya yang muncul dari risiko-risiko tersebut, dengan cara membayar kontribusi- kontribusi berdasarkan keharusan tabarru’ (hibah), yang darinya terbentuk dana pertanggungan –yang mempunyai badan hukum sendiri dan tanggungan harta independen– yang darinya akan berlangsung penggantian (kompensasi) terhadap bahaya- bahaya yang menimpa salah seorang peserta sebagai akibat terjadinya risiko-risiko yang telah ditanggung.”  (Al Ma’ayir Al Syar’iyah, edisi th 2010, hlm. 364)
  • 14. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH  Definisi ringkas menurut AAOIFI th 2010 :  2010376(  “Asuransi Islami adalah akad pertanggungan oleh sekelompok orang yg berdasarkan akad itu setiap peserta membayar sejumlah harta atas dasar tabarru’ (hibah) untuk mengganti bahaya-bahaya yang mungkin menimpa kepada siapa saja dari para peserta ketika terjadi risiko yang telah ditanggung.”  (Al Ma’ayir Al Syar’iyah, th 2010. hlm. 376).
  • 15. DALIL-DALIL ASURANSI SYARIAH  Dalil-dalil yang diajukan pihak yang melaksanakan Asuransi Syariah antara lain :  (1) Dalil-dalil tolong menolong (misal QS Al Maidah : 2 dan hadis)  (2) Dalil tabarru’, yaitu akad untuk kebajikan dan tolong menolong, seperti hibah.  (3) Dalil-dalil yang membolehkan mudharabah / musyarakah.  (4) Dalil-dalil ijarah (wakalah bil ujrah)  (5) Dalil yang membolehkan ta’widh (pemberian kompensasi), yaitu hadis laa dharara wa laa dhirara.  (Lihat Al Ma’ayir Al Syar’iyah, hlm. 372-375, Fatwa-Fatwa DSN MUI no 21, 51, 52, 52).
  • 16. DALIL-DALIL ASURANSI SYARIAH  Dalil hadis yang sering disebut adalah hadis tentang Kaum Asy’ariyin sbb :  Dari Abu Musa RA, ia berkata: Nabi saw bersabda:   Bahwa kaum al-Asy’ariyun jika mereka kehabisan bekal di dalam peperangan atau makanan keluarga mereka di Madinah menipis, maka mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki di dalam satu lembar kain kemudian mereka bagi rata di antara mereka dalam satu wadah, maka mereka itu bagian dariku dan aku adalah bagian dari mereka (Hr Muttafaq ‘alayh)  (Lihat Abdus Sattar Abu Ghuddah, Nizham At Ta`min At Takafiuli min Khilal Al Waqf, hlm. 3)
  • 17. DALIL-DALIL ASURANSI SYARIAH  Dalil hadis lain yang juga sering disebut adalah hadis Abu Ubaidah bin Jarrah RA sbb :  Bahwa Rasulullah SAW pernah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah RA bersama 300 pasukan. Di jalan bekal habis, lalu Abu Ubaidah memerintahkan pasukan mengumpulkan semua bekal makanan, lalu mereka memakannya sedikit demi sedikit sampai habis. Sampailah mereka di tepi laut dan melihat seekor ikan besar seperti bukit, lalu mereka memakan ikan itu selama 18 malam… (HR Bukhari).  (Lihat Abdus Sattar Abu Ghuddah, Nizham At Ta`min At Takafiuli min Khilal Al Waqf, hlm. 3)
  • 18. AKAD-AKAD ASURANSI SYARIAH  Terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) akad dalam Asuransi Syariah :  Pertama, akad hibah (tabarru’) di antara sesama pemegang polis (peserta asuransi) di mana peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah.  Kedua, akad mudharabah /musyarakah, dimana peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis), sedang perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola).  Akadnya mudharabah, jika perusaan asuransi tidak sharing modal.  Akadnya musyarakah, jika perusahaan asuransi sharing modal.
  • 19. AKAD-AKAD ASURANSI SYARIAH  Ketiga, akad ijarah (wakalah bil ujrah), yaitu akad wakalah (pemberian kuasa) dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan memperoleh imbalan (ujrah/fee).  Akad Wakalah bil ujrah terdapat pada asuransi yang mengandung unsur tabungan (saving) maupun unsur tabarru’ (non saving).  (Lihat Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, hlm. 265-266; Fatwa DSN No 21/DSN-MUI/IX/2001 ttg Pedoman Umum Asuransi Syariah).
  • 20. PRAKTIK UMUM ASURANSI SYARIAH NON SAVING  Seluruh premi yang dibayarkan peserta asuransi, menjadi dana tabarru’ (hibah).  Tak ada dana untuk investasi.  Pengelolaan dana tabarru’ tersebut dan aktivitas takaful (saling menanggung di antara peserta) dijalankan oleh perusahaan asuransi.  Perusahaan asuransi mendapat ujrah (fee) dari pengelolaan dana tabarru’ tersebut berdasar akad wakalah bil ujrah.  Peserta akan mendapat dana pertanggungan dari dana tabarru’ tersebut sesuai ketentuan yang ada.
  • 21. PRAKTIK UMUM ASURANSI SYARIAH NON SAVING  Pada asuransi non saving terdapat 2 (dua) akad :  Pertama, akad hibah (tabarru’) antar sesama peserta di bawah pengelolaan perusahaan.  Kedua, akad ijarah (wakalah bil ujrah) antara semua peserta dengan perusahaan.  Catatan :  (1) Terdapat khilafiyah di antara fuqoha, apakah hibah itu akad atau bukan akad.  (2) Jika dipahami sebagai akad, berarti harus ada dua pihak, dengan ijab dan kabul.  (3) Jika dipahami bukan akad, yaitu tasharruf min jihah wahidah (pengelolaan harta dari satu pihak saja), berarti cukup ada ijab saja, tak wajib ada kabul.
  • 22. PRAKTIK UMUM ASURANSI SYARIAH DENGAN SAVING  Premi yang dibayarkan peserta asuransi kepada perusahaan asuransi dibagi dua :  (1) dana untuk tabarru’  (2) dana untuk investasi (biasanya lebih besar dari dana tabarru’)  Dana tabarru’ dikelola perusahaan asuransi dengan akad ijarah (wakalah bil ujrah)  Perusahaan asuransi mendapat ujrah (fee) dari akad wakalah bil ujrah tersebut.  Peserta akan mendapat dana pertanggungan dari dana tabarru’ tersebut sesuai ketentuan yang ada.  Dana investasi dikelola perusahaan asuransi dengan akad mudharabah / musyarakah.  Perusahaan asuransi mendapat bagi hasil dari akad investasi tersebut.
  • 23. PRAKTIK UMUM ASURANSI SYARIAH DENGAN SAVING  Dalam asuransi dengan saving terdapat 3 (tiga) akad :  Pertama, akad hibah (tabarru’) antar sesama peserta di bawah pengelolaan perusahaan  Kedua, akad ijarah (wakalah bil ujrah) antara semua peserta dengan perusahaan.  Ketiga, akad mudharabah / musyarakah antara antara semua peserta dengan perusahaan.  Catatan :  (1) Dalam akad mudharabah / musyarakah tsb peserta asuransi bertindak sebagai shahibul mal; perusahaan sebagai mudharib (atau sekaligus shahibul mal)
  • 24. PRAKTIK UMUM ASURANSI SYARIAH DENGAN SAVING  (2) Dikatakan perusahaan asuransi bertindak sebagai mudharib sekaligus shahibul mal, karena perusahaan tidak mengelola langsung dana yang diinvestasikan dalam bisnis riil (produksi barang atau jasa), melainkan melakukan re-asuransi, atau menginvestasikan dana ke bank.  Keuntungan yang diperoleh dari mudharabah / musyarakah ini dibagi sesuai kesepakatan, antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi.  Sebagaian keuntungan ini disisihkan untuk dana tabarru’.
  • 25. ANALISIS DAN KRITIK  Asuransi Syariah adalah akad yang tidak sah (batil) dan haram, karena 6 alasan berikut.  Pertama, karena dalil-dalil yang digunakan tidak tepat (khususnya hadis Asy’ariyin dan hadis Abu Ubaidah bin Jarrah RA).  Pada kedua hadis tersebut, peristiwa bahaya terjadi lebih dahulu, baru kemudian terjadi proses ta’awun.  Dalam asuransi syariah, sudah diadakan akad ta’awun, padahal peristiwa bahaya belum terjadi sama sekali.
  • 26. ANALISIS DAN KRITIK  Kedua, karena terjadi penggabungan dua akad menjadi satu akad (multi akad). Padahal multi akad dilarang dalam syariah (lihat Materi Multi Akad).  Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA bahwa Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan [akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR Ahmad, hadis sahih)  Pada asuransi syariah tanpa saving, terjadi penggabungan akad hibah dengan akad ijarah.  Pada asuransi syariah dengan saving, terjadi penggabungan akad hibah, akad ijarah, dan akad mudharabah.
  • 27. ANALISIS DAN KRITIK  Ketiga, karena tidak sesuai dengan akad dhaman (jaminan / pertanggungan) dalam Islam.  Akad dhaman adalah akad tabarru’ (bertujuan kebajikan / tolong menolong), bukan akad tijarah (bertujuan komersial).  Asuransi Syariah hakikatnya bukan akad tabarru’, tapi akad tijarah, karena peserta mengharap mendapat klaim (dana pertanggungan) dan keuntungan dalam mudharabah.  Jadi pernyataan bahwa Asuransi Syariah adalah akad ta’awun bukan akad mu’awadhah / tabaduli (pertukaran), tidak
  • 28. ANALISIS DAN KRITIK  Pada akad dhaman (jaminan / pertanggungan), terdapat 3 pihak :  (1) yang menjamin/ penanggung (dhamin)  (2) yang dijamin / tertanggung (madhmun anhu)  (3) yang mendapat jaminan / tanggungan (madhmun lahu)  Ingat hadis Abu Qatadah RA :  Kepada Nabi saw. pernah didatangkan sesosok jenazah agar beliau menshalatkannya. Lalu beliau bertanya, “Apakah ia punya hutang?” Para Sahabat berkata, “Benar, dua dinar.” Beliau bersabda, “Shalatkan teman kalian!” Kemudian Abu Qatadah berkata, “Keduanya (dua dinar itu) menjadi kewajibanku, ya Rasulullah.” Nabi saw. pun lalu menshalatkannya (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i dan al- Hakim).
  • 29. ANALISIS DAN KRITIK  Dalam hadis tersebut :  (1) pihak yang menjamin/ penanggung (dhamin) adalah Abu Qatadah RA.  (2) pihak yang dijamin / tertanggung (madhmun anhu) adalah jenazah.  (3) yang mendapat jaminan / tanggungan (madhmun lahu) adalah orang yang memberi utang kepada jenazah.  Sementara dalam Asuransi Syariah, hanya ada dua pihak, bukan tiga pihak :  (1) pihak yang menjamin/ penanggung (dhamin), yaitu para peserta semua.  (2) pihak yang mendapat jaminan / tanggungan (madhmun lahu) yaitu para peserta semua.  Tidak ada pihak ketiga yaitu pihak yang dijamin / tertanggung (madhmun anhu).
  • 30. ANALISIS DAN KRITIK  Keempat, akad hibah (tabarru’) dalam Asuransi Syariah tidak sesuai dengan pengertian hibah itu sendiri.  Sebab hibah dalam pengertian syar’i adalah pemberian kepemilikan tanpa kompensasi / pengganti (tamliik bilaa ‘iwadh). (Imam Syaukani, Nailul Authar, Bab Hibah)  Dalam Asuransi Syariah, peserta asuransi memberikan dana hibah, tapi mengharap mendapat kompensasi, bukan tidak mengharap.  Jadi sebenarnya Asuransi Syariah itu bukan akad hibah, tapi akad investasi yang mengharapkan adanya keuntungan.
  • 31. ANALISIS DAN KRITIK  Kelima, hibah (tabarru’) yang diberikan peserta dalam Asuransi Syariah, akan kembali kepada peserta itu (jika terjadi risiko atas suatu peristiwa yang ditanggung mis kebakaran) ditambah dengan hibah dari para peserta lainnya.  Ini haram, sebab menarik kembali hibah yang telah diberikan hukumnya haram. (Yahya Abdurrahman, Asuransi dalam Tinjauan Syariah, hlm. 42).  Sabda Nabi SAW :   “Orang yang menarik kembali hibahnya, sama dengan anjing yang menjilat kembali muntahannya.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
  • 32. ANALISIS DAN KRITIK  Keenam, telah terjadi gharar (ketidaktentuan, uncertainty) dalam Asuransi Syariah.  Sebab peserta tidak tahu dengan jelas apakah betul dalam akad investasi perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola, ataukah sebagai pengelola sekaligus sebagai pemodal ketika perusahan melempar dana ke pihak ketiga, dan seterusnya.  Peserta juga tak tahu dengan jelas ke mana perusahaan asuransi akan menginvestasikan dana yang ada, apakah ke bank, bank konvensional atau bank syariah, ataukah melakukan re-asuransi ke perusaan asuransi berikutnya, dan seterusnya.  Adanya gharar ini berarti menegaskan keharaman Asuransi Syariah yang ada saat ini.