MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
01 varises khilda sp.B.pptx
1. TOPIC LIST
VARICOSE VEIN
Preseptor:
dr. Gardika Praba R ,spB
SMF ILMU BEDAH
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
Khilda Zakiyyah Saadah
2014730047
2. Vena adalah pembuluh darah yang berfungsi membawa
darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh kembali ke
jantung.
Dinding vena terdiri dari 3 lapisan :
Lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrous, disebut
sebagai tunika adventisia
Lapisan yang kedua atau tengah yang disebut sebagai
tunika media
Lapisan yang dalam disebut sebagai endotelium atau
tunika intima
Terdapat katup vena yang merupakan struktur penting
dari sistem aliran vena, berfungsi untuk mencegah refluks
aliran darah vena tungkai.
ANATOMI VENA
3. Vena superfisialis : terletak di dalam subkutan,
tepatnya pada fascia otot dan merupakan tempat
berkumpulnya darah dari kulit setelah melalui
cabang kecil.
Vena Safena Magna (VSM): vena terpanjang di
tubuh, mulai dari kaki sampai ke fossa ovalis dan
mengalirkan darah dari bagian medial kaki serta
kulit sisi media tungkai
Vena Safena Parfa (VSP) : terletak diantara tendon
achilles dan malleolus lateralis. Bermuaraa ke
vena popliteal. Vena ini mengalirkan darah dari
bagian lateral kaki.
4. Vena perforantes (penghubung) : Vena yang
menghubungkan vena superficialis ke vena profunda,
yaitu dengan cara langsung menembus fascia.
Mempunyai katup yang mengarahkan aliran darah
dari vena superficialis ke vena profunda
Vena profunda
Vena poplitea
Vena femoralis
5. Varises adalah pemanjangan,pelebaran, dan berkelok-
keloknya sistem vena yang disertai gangguan sirkulasi darah
di dalamnya.
DEFINISI VARISES
9. Penderita biasanya merasakan nyeri, kemerahan, rasa
panas/terbakar pada tungkai, gatal, kram, kelemahan otot dan
“tungkai lemas”, biasanya pada sekian waktu akan terlihat dilatasi
vena sehingga vena akan membesar dan berkelokkelok dibawah
kulit.
ETIOLOGI
Kongenital :
Tidak terbentuknya katup vena superfisial dan vena komunikans sejak
lahir.
Didapat :
Pembentukan thrombus gangguan aliran darah vena
Insufiensi valve pada vena dalam
Thrombosis vena dalam
GEJALA KLINIS
10. Vena varikosa diklasifikasikan (Sabiston 1994):
• Vena varikosa primer, merupakan kelainan tersendiri vena
superficial ekstremitas bawah
• Vena varikosa sekunder, merupakan manifestasi insufisiensi
vena profunda dan disertai dengan beberapa stigmata
insufisiensi vena kronis, mencakp edema, perubahan
kulit, dermatitis stasis dan ulserasi.
KLASIFIKASI
11. Primary
―85% dari semua kasus
―Wanita > pria
―Riwayat keluarga
―Penyebab tidak
diketahui
―Diduga karena
kelemahan dinding
vena
Seccondary
Disebabkan karena
peningkatan tekanan
vena tepi akibat
kelainan tertentu
Kelainan :
―Sindrom pasca
phlebitis
―Fistula arteri-vena
―Sumbatan vena dalam
akibat tumor
―Anomali vena dalam
―Trombosis vena
KLASIFIKASI
12. Clinical (tanda klinis), tambahan A untuk asimtomatis dan S untuk
simtomatis
0 : vena tidak dapat dilihat atau tidak teraba
1 : ditemukan vena telangiektasia atau retikuler
2 : terdapat varises vena
3 : terdapata edema
4 : ditemukan pigmentasi, eczema, atau
lipodermatosklerosis akibat gangguan vena
5 : sama seperti grade 4 ditambah dengan ulserasi yang
telah sembuh
6 : sama seperti grade 4 ditambah dengan ulserasi yang
masih aktif
Tergolong penyakit vena kronis (Chronic Vein Desease) adalah varises
tungkai pada rentang level C0-C3 dan tergolong insufisiensi vena kronik
(chronic vein insufisiency) adalah level C4-C6.
KLASIFIKASI C.E.A.P
15. PEMERIKSAAN FISIK
• Dilihat dari distal ke proksimal, dari
depan ke belakang
• Pelebaran vena superfisial yang terlihat
pada region lainnya pada tungkai
Inspeksi
• Palpasi diawali dari sisi permukaan
dilanjutkan pada sisi lateral diraba
apakah ada varises dari vena
nonsafena yang merupakan cabang
kolateral dari VSM
Palpasi
19. berfungsi sebagai katup vena yang
membantu pompa otot betis untuk
mencegah kembalinya aliran darah
vena, sehingga mencegah pembesaran
vena lebih lanjut, tetapi tidak
mengembalikan ukuran vena.
Terapi kompresi dapat berupa :
compression stockings,
compression bandages, dan
pneumatic compressionpumps.
TERAPI KOMPRESI
21. terapi dimana serat optik dimasukkan ke dalam pembuluh
darah yang akan diobati dan sinar laser diarahkan ke bagian
dalam pembuluh darah.
ENDOVENOUS LASER THERAPY (ELT)
22. teknik ablasi vena menggunakan Kateter radiofrekuensi yang
diletakkan di dalam vena untuk Menghangatkan dinding
pembuluh darah dan jaringan sekitar pembuluh darah.
RADIOFREKUENSI ABLASI (RF)
23. Teknik yang digunakan adalah teknik Stabavulsion Dengan
menghilangkan segmen varises yang pendek dan vena retikular
dengan jalan melakukan insisi ukuran kecil
AMBUALTORY PHLEBECTOMY (STAB
AVULSION)
24. Pasien dengan refluks vena yang signifikan memiliki risiko
tinggi terjadinya ulkus varises yang akan sulit di terapi secara
efektif. Pada pasien dengan komplikasi perdarahan dan
thomboemboli memberikan prognosis yang kurang baik dalam
terapi varises vena. Dengan terapi yang tepat akan memberikan
hasil yang baik dan progesifitas penyakit akan berhenti dan
prognosis akan menjdi lebih baik.
PROGNOSIS
25. Robbin, Cotran. 2010. Pathologic Basis of Disease. 8th ed.
Saunders Elsevier. Philadelphia
Brunicardi Charles.2007. Schwartz’s Principle of Surgery. 8th
ed. McGraw-Hill Companies.
Longo Dan, Kasper Danis dkk. 2012. Horrison’s Principles Of
Internal Medicine. 18th. McGraw-Hill Companies.
Sabiston general surgery
REFERENSI
Tegang, kram otot, sampai kelelahan otot tungkai bawah.
Edema tumit dan rasa berat tungkai dapat pula terjadi, sering terjadi kram di malam hari.
Terjadi peningkatan kepekaan terhadap cedera dan infeksi.
Apabila terjadi obstruksi vena dalam pada varises, pasien akan menunjukkan tanda dan gejala insufisiensi vena kronis; edema, nyeri, pigmentasi, dan ulserasi.
Gejala subjektif biasanya lebih berat pada awal perjalanan penyakit, lebih ringan pada pertengahan dan menjadi berat lagi seiring berjalannya waktu.Gejala yang muncul umunya berupa kaki terasa berat, nyeri sepanjang vena, gatal, rasa terbakar, keram pada malam hari, edema, perubahan kulit dan kesemutan. Nyeri biasanya tidak terlalu berat namun dirasakan terus-menerus dan memberat setelah berdiri terlalu lama.
Nyeri yang disebabkan oleh insufisiensi vena membaik bila beraktifitas seperti berjalan atau dengan mengangkat tungkai, sebaliknya nyeri pada insufisiensi arteri akan bertambah berat bila berjalan dan tungkai diangkat.
Sodium tetradeil, anticoagulant
Skleroterapi
jika diametter varises < 3 mm.
Skleroterapi dilakukan dengan menyuntikkan substansi sklerotan kedalam pembuluh darah yang abnormal sehingga terjadi destruksi endotel yang diikuti dengan pembentukan jaringan fibrotik.
Sklerotan yang digunakan saat yaitu ferric chloride, salin hipertonik, polidocanol, iodine gliserin, dan sodium tetradecyl sulphate, namun untuk terapi varises vena safena paling umum digunakan saat ini adalah sodium tetradecyl sulphate dan polidacanol. Kedua bahan ini dipilih karena sedikit menimbulkan reaksi alergi, efek pada perubahan warna kulit (penumpukan hemosiderin) yang rendah, dan jarang menimbulkan kerusakan jaringan apabila terjadi ekstravasasi ke jaringan.