SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
1
ِ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َْ‫ْح‬َّ‫الر‬ ِ‫هللا‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬
ِ‫ة‬َْ‫ْح‬َ‫ر‬ ‫ى‬ ِ‫اج‬َ‫ر‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬‫ا‬ً‫م‬ْ‫و‬َ‫د‬‫ى‬ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ز‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ُ‫س‬
Yang senantiasa mengharap rahmat Sang Maha Pengampun ini
Yaitu Sulaiman Al Jamzuriy, berkata:
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ي‬ِِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ِ‫هلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬َ‫ل‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫آل‬َ‫و‬ ٍ‫د‬َّ‫م‬َُ‫ُم‬
Segala puji bagi Allah dan semoga shalawat telimpah kepada
Muhammad, keluarga beliau, dan siapa saja yang membaca Al
Quran
ِِ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ‫م‬ْ‫ظ‬َ‫الن‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ُ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬َ‫و‬‫د‬ْ‫و‬ُ‫د‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ن‬َ‫الت‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫الن‬ ِ‫ِف‬
Selanjutnya, bait-bait ini saya peruntukkan bagi para pelajar
Yang membahas tentang hukum Nuun, Tanwin dan hukum Mad1
1 Biasanya secara umumdisebut tajwidarti menurut bahasa : Memperindah sesuatu.
Arti istilah :Ilmutentang kaidah (makhraj & sifatnya) serta cara-cara membaca Al-Quran
dengan baik dan benar.
Tujuan : Memelihara bacaan Al -Quran dari kesalahan dan perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.
Hukumnya : Belajar ilmutajwid ituhukumnya fardlukifayah, sedang membaca Al-Quran
dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
Dalil wajib mempraktekkan tajwid dalam setiap pembacaan Al -Qur’an :
1. Dalil dari Al-Qur’an
Firman Allah s.w.t. :


Artinya : Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid) [Q.S. Al-
Muzzammil (73: 4)
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Nabi s.a.w. untuk
2
ِ‫ال‬َ‫ف‬ْ‫ط‬َْ‫اْل‬ ِ‫ة‬َ‫ف‬ْ‫ح‬ُ‫ت‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬ََّ‫َس‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬ ِّ‫ى‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ِ‫خ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫ال‬َ‫م‬َ‫َك‬
Saya memberinya judul Tuhfatul Athfal
Kesemuanya saya terima dari guru saya Al Miyhiy pemilik
keutamaan ilmu
‫ا‬َ‫ب‬َّ‫ل‬ُّ‫ط‬‫ال‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ْ‫َر‬‫أ‬َ‫الث‬َ‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ق‬‫ل‬ْ‫ا‬َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫َج‬ْ‫اْل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫اب‬َ‫و‬
Saya berharap (matan ini) bermanfaat bagi para pelajar
Serta berharap pahala, diterima di sisiNya, dan balasan yang baik
membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
Firman Allah s.w.t. yang lain :

Artinya : Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad s.a.w.)
secara tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Furqaan (25: 32].
2. Dalil dari As-Sunnah
Dalamhadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi s.a.w.), ketika
beliauditanya tentang bagaimanbacaan dan sholat Rasulullah s.a.w., maka beliau
menjawab : Artinya : "Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang
lamanya seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang
lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama
seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu
Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu)
bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847 Jamik At-
Tirmizi)
Dalamhadits yang diriwayatkandari AbdullahIbnu ‘Amr, Rasulullah s.a.w. bersabda:
Artinya : "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud,
Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ab." (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari).
3
ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ن‬َ‫الت‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫اك‬َ‫الس‬ ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫الن‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬
Hukum Nuun Sakinah dan Tanwin
ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ن‬َ‫لت‬ِ‫ل‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ُ‫َك‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ن‬ْ‫ُّو‬‫لن‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ٍ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ ُ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ِِْ‫ي‬ِ‫ي‬
Nuun dalam keadaan sukun dan tanwin
memiliki empat hukum2. Berikut penjelasanku:
ِ‫ف‬ُ‫ر‬ْ‫َح‬‫أ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ُ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬ِ‫إل‬‫ا‬ ُ‫ل‬َّ‫و‬َََْ‫اْل‬َ‫ف‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬ِِّ‫ت‬ُ‫ر‬ ُّ‫ت‬ ِ‫س‬ ِ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ح‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ِ‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫ل‬
Hukum pertama: IDZHAR (dibaca jelas). Apabila keduanya
terletak sebelum huruf halqi
(makhrojnya keluar dari tenggorokan), yang jumlahnya enam
huruf berikut ini:
ُ‫اء‬َ‫ح‬ ٌْ‫ْي‬َ‫ع‬ َُّ‫ُث‬ ٌ‫اء‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ٌ‫ز‬َْ‫َه‬ُ‫اء‬َ‫خ‬ ٌْ‫ْي‬َ‫غ‬ َُّ‫ُث‬ ِ‫ان‬َ‫ت‬َ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ه‬ُ‫م‬
Hamzah (‫)ء‬ dan Haa’ (‫,)هـ‬ kemudian ‘Ain (‫)ع‬ dan Haa’ (‫)ح‬ tanpa titik
kemudian huruf Ghain (‫)غ‬ dan huruf Khaa’(‫)خ‬
2 Di bukulainada lima. Sebabdipisah antara idghom bighunnah danidghom bilaghunnah
4
Al – Izhhar halqy
Izhhar secara bahasa adalah, jelas atau nampak, adapun
secara Istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat
keluarnya huruf tanpa ghunnah dalam huruf yang dijelaskan.
Huruf – huruf izhhar halqy ada enam , dan di nama kan
halqy karena huruf-huruf tersebut semuanya huruf halqy yang
mahkrojnya di tenggorokan , yaitu :
‫ه‬ ‫غ‬ ‫ع‬ ‫خ‬ ‫ح‬ ‫ء‬
oleh karena itu hukum izhhar halqy adalah membaca nun sukun
dengan jelas tanpa gunnah yang kuat ketika bertemu dengan
huruf-huruf yang enam di atas yaitu huruf-huruf halqy (
tenggorokan ). marotib ( urutan ) izhhar halqy ada tiga :
‫الحلق‬ ‫أقصى‬ Tenggorokan atas , yaitu huruf ‫ء‬ dan ‫ه‬
‫الحلق‬ ‫وسط‬ Tenggorokan tengah ,yaitu huru ‫ع‬ dan ‫ح‬
‫الحلق‬ ‫أدنى‬Tenggorokan bawah, yaitu huruf ‫خ‬dan ‫غ‬
Adapun sebab izhhar dan di jelaskan dalam pengucapan
nya adalah karena jauh nya makhroj ( tempatnya keluar huruf )
yaitu huruf Nun dengan huruf-huruf yang enam,di mana huruf
nun sukun makhroj nya di ujung lidah sedangkan huruf yang
enam makhrojnya di tenggorokan,sehingga berat untuk di le
burkan dan di gunnahkan.
Syarat izhhar halqy ia harus terletak setelah nun sukun
dari huruf – huruf tenggorokan yang enam , dan izhhar halqy bisa
terjadi dalam satu kata atau dua kata ,dan setelah tanwin tidak
terjadi kecuali dari dua kata. Contoh :
Bertemu tanwin ( ًٌٍ) Bertemu nun sukun (ْ‫ن‬) Huruf Idhhar
‫ا‬ً‫اب‬َ‫ر‬ْ‫َت‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ر‬ُ‫ع‬ ٍ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ء‬
َ‫ط‬َ‫ع‬‫ﺂ‬‫ا‬ً‫اب‬َ‫س‬ ِ‫ح‬ ً‫ء‬ ُ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ح‬
ٍ‫ة‬َ‫ئ‬ِ‫اط‬َ‫خ‬ ٍ‫ة‬َ‫ب‬ِ‫اذ‬َ‫ك‬ َ‫ي‬ِ‫ش‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫خ‬
ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ع‬ْ‫ي‬َِ‫َس‬ ِ‫هللا‬ِ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ع‬
5
Hakikat izhhar dan tata cara membacanya.Yaitu membaca
nun sukun atau tanwin dengan jelas, kemudian mengucapkan
huruf izhhar halqy tanpa berhenti pada nun sukun atau
tanwin,dan tidak boleh diam atas nun,dan juga tidak boleh di
putus dari huruf-huruf izhhar.
ْ‫ت‬َ‫ت‬َ‫أ‬ ٍ‫َّة‬‫ت‬ِ‫س‬ِ‫ب‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬ِ‫إ‬ ِ‫َّان‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ث‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ
ِ‫ِف‬ْ‫ت‬َ‫ت‬َ‫ب‬
Hukum kedua: IDGHOM. Hurufnya ada enam, yaitu
terkumpul pada kata yarmaluna (َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ر‬َ‫)ي‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫غ‬ْ‫ُد‬‫أ‬ ٌ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ق‬ ِ‫ان‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ق‬ ‫ا‬َ‫َّه‬‫ن‬ِ‫َك‬َ‫ل‬ٍ‫ة‬ِّ‫ن‬ُ‫غ‬ِ‫ب‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ُ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ِ‫ب‬
Idghom terbagi menjadi dua: Pertama Idghom bighunnah, yaitu
dibaca dengan ghunnah pada huruf: yanmu ( ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ن‬َ‫)ي‬
Al-idghom .
Idghom secara bahasa adalah : memasukkan ,adapun
secara istilah adalah memasukan huruf yang sukun kepada huruf
yang berharokat setelahnya dengan cara menjadikan dua huruf
tersebut seolah menjadi satu huruf yang bertasydid,contoh:
ْ‫ن‬َ‫م‬ُْ‫ل‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ق‬َ‫ي‬dibacaُْ‫ل‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ق‬‫ـ‬‫ـ‬َّ‫ي‬َ‫م‬
Huruf-huruf idghom bersama nun sukun dan tanwin
ٌ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ٌ‫ز‬ْ‫ي‬ِ‫ز‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ض‬ِ‫غ‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ ‫غ‬
َ‫ي‬ِ‫ه‬ ٌ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬
Huruf idghomSetelah nun
sukun
Setelah tanwinSyarat idghom
‫الياء‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬ًََ‫ق‬Syarat idghom
adalah harus
terdiri dari dua
kata
sebagaimana
dalam contoh
‫النون‬ُ‫اء‬َ‫ش‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫ة‬َ‫م‬ِ‫اع‬َ‫ن‬ ٍ‫ذ‬ِ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬
‫امليم‬ٍ‫ال‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ات‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬
‫او‬‫و‬‫ال‬ٍ‫ق‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ً‫اء‬ََِ‫بن‬َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫أن‬َ‫و‬
6
Ketahuilah bahwasanya huruf-huruf idghom ada enam ( ,‫ل‬ ,‫م‬ ,‫ر‬ ,‫ي‬
‫ن‬ ,‫)و‬ dan terkumpul dalam kata : ” َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ـل‬َ‫م‬ ْ‫ـر‬َ‫ي‬ “
Akan tetapi huruf –huruf ini terbagi menjadi dua:
1. Idghom bighunnah
Huruf – huruf nya ada empat : ‫و‬ ‫م‬ , ‫ن‬ , ‫,ي‬ Yang di singkat
dengan ( ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ـ‬‫ن‬َ‫ـ‬‫ي‬ ) maka apabila nun sukun atau tanwin bertemu
dengan huruf – huruf yang empat tersebut maka wajib dileburkan
(idghom) dan di dengungkan,dengan ukuran dengung selama dua
harokat atau dua ketukan.
Idghom bighunnah juga di namai idghom naqishon di
karenakan hilangnya huruf dan tinggal sifatnya saja.
َ‫ل‬َ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫َك‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َِّ‫إّل‬ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ َُّ‫ُث‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫د‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ِ‫غ‬ْ‫د‬ُ‫ت‬‫تل‬
Kecuali apabila bertemu pada satu kata, maka tidak
di-idghom-kan. Misalnya membaca kata dunya (‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫)د‬ dan shinwan
(‫ان‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ٍَ)
Pengecualian!
Jika ْ‫ن‬ bertemu ‫يْو‬ dalam satu kata tetap dibaca jelas. Hanya ada
4 dalam Al Qur’an, yaitu: ,‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ُّن‬‫الد‬ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ق‬ ,ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ ,ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫ب‬ namanya Idhhar mutlaq.
‫َّه‬‫ن‬ُ‫غ‬ِْ‫ْي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬َ‫إ‬ ِ‫َّان‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ر‬ِّ
ِ‫ر‬َ‫ك‬َُّ‫ُث‬ ‫ا‬َّ‫الر‬َ‫و‬ ِ‫م‬ َّ‫الل‬ ْ
ِ‫ِف‬
Kedua Idghom bighairi ghunnah, yang dibaca tanpa ghunnah
hurufnya adalah laam dan huruf raa’ yang bergetar ketikan
diucapkan
7
2. Idghom bilaa ghunnah3,
Huruf-huruf nya ada dua : ‫ر‬ , ‫ل‬ Apabila kedua huruf tersebut di
dahului oleh nun sukun atau tanwin maka wajid di idghomkan
tapi tanpa ghunnah, contoh : ْ‫د‬ِ‫ـ‬ َ‫َْي‬‫م‬َ‫ـ‬‫ل‬ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ـ‬‫ف‬
Contoh idghom tanpa ghunnah :
Idghom bilaa ghunnah juga di sebut idghom kaamilan ( sempurna
) karena hilangnya huruf dan sifat dari kedua huruf tersebut dan
sebab idghomnya adalah karena dekatnya makhroj dan sama
dalam jenis dan sifatnya.
ُ‫ب‬َ‫ل‬ْ‫ق‬ ِ‫اإل‬ ُ‫ث‬ِ‫َّال‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬ِ‫اء‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ٍََ‫ة‬ِّ‫ن‬ُ‫غ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِ‫إل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬
Hukum ketiga: IQLAB yaitu mengubah keduanya menjadi mim
ketika bertemu baa’ yang dibaca dengan ghunnah disertai ikhfaa’
Iqlab (‫)اقالب‬
Iqlab artinya membalik4 atau menukar. Hukum bacaan Iqlab
adalah setiap nun sukun (ْ‫ن‬) atau tanwin ( ًٌٍ) bertemu huruf ba’ (‫.)ب‬
Perhatikan contoh:
‫م‬َْ dibaca ‫ب‬  bertemu ْ‫ن‬ / ٌ ٍ ً
3 Dalam kitabini disebut bighoiri ghunnah. Dalam kebanyakandisebut bilaghunnah
4 Salah satusebabdibaca iqlabkarena huruf mim adalahhurufyang sama dengan huruf
nun di dalam sifat ghunnah atau dengung, dan sama dengan huruf Ba di dalam
makhroj.sehingga berat untuk di izhharkan ketika nun sukun bertemu dengan huruf
Ba,dan berat juga untukdi idghomkan huruf nun sukun dengan Ba,sehingga terpilihlah
huruf mim sebagai jalan penengah untuk menyatukan kedua huruf tersebut.
Huruf
idghom
Nun sukunTanwinSyarat idghom
‫ل‬ْ‫م‬َ‫ـ‬‫ل‬ْ‫فإن‬َْ‫ك‬َ‫ـ‬‫ل‬ٌْ‫الم‬َ‫س‬idghom di
syarat kan
terdiri dua kata
‫ر‬‫ْهللا‬ ِ‫ق‬‫ز‬ِ‫ر‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ًْ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ـ‬‫ب‬‫ا‬َ‫ْر‬ً‫ة‬َ‫ذ‬‫أخ‬
8
ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َِ‫َب‬ ْ‫م‬ِ‫م‬  dibaca ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َِ‫َب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ع‬ْ‫ي‬َِ‫َس‬  dibaca
ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ب‬ ٌ‫ع‬ْ‫ي‬َِ‫َس‬
ِ‫ل‬ِ‫اض‬َ‫ف‬‫ل‬ْ‫ا‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫الر‬َ‫و‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ب‬ ِ‫اج‬َ‫و‬ ِ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ْل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ِ‫اض‬َ‫ف‬
Hukum keempat: IKHFA’, yaitu apabila keduanya bertemu
dengan huruf-huruf selain yang telah disebutkan di atas
ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫س‬َْ‫َخ‬ ْ
ِ‫ِف‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ز‬ْ‫م‬َ‫ر‬ ٍ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ْ
ِ‫ِف‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َّ‫م‬َ‫ض‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ا‬‫ذ‬َ‫ه‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬
Jumlahnya ada lima belas huruf yang terangkum
di setiap awal kata pada bait berikut ini :
َ‫اد‬َ‫ج‬ ْ‫م‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬ َ‫ا‬‫ذ‬ ْ‫صف‬‫ا‬ََ‫َس‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ٌ‫ص‬ْ‫خ‬َ‫ش‬ْ‫م‬ُ‫د‬‫ا‬ً‫م‬ِ‫ال‬َ‫ظ‬ ْ‫ع‬َ‫ض‬ ‫ى‬ً‫ق‬ُ‫ت‬ ْ
ِ‫ِف‬ ْ‫د‬ِ‫ز‬ ‫ا‬ً‫ب‬َّ‫ي‬َ‫ط‬
Shif (‫)ص‬ dzaa (‫)ذ‬ tsana (‫)ث‬ kam (‫)ك‬ jaada (‫)ج‬ syakhshun (‫)ش‬ qod
(‫)ق‬ samaa (‫)س‬
dum (‫)د‬ thoyyiban (‫)ط‬ zid (‫)ز‬ fii (‫)ف‬ tuqan (‫)ت‬ dho’ (‫)ض‬ zholima
(‫)ظ‬
Ikhfa’ (‫)اخفاء‬
Ikhfa’ artinya menyamarkan. Yaitu menyamarkan bunyi nun
sukun (ْ‫ن‬) atau tanwin ( ًٌٍ) sehingga terdengar seperti dengung
disertai mengikuti makhroj huruf hidup di depannya.
Contoh: ‫ت‬  bertemu ْ‫ن‬ / ٌ ٍ ً jika ta’ itu
termasuk huruf hams maka menyamarkannya dengan
memeringiskan bibir ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ت‬َْ‫َت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ jika itu bertemu ‫ص‬ yang dalam
9
keadaan biasa dengan bibir mecucu, maka ketika Ikhfa’
dengan mecucu juga. Contoh:
َ‫ح‬َ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ .
Huruf Ikhfa’ ada 15, yaitu:
‫ت‬‫ك‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ظ‬ ‫ط‬ ‫ض‬ ‫ص‬ ‫ش‬ ‫س‬ ‫ز‬ ‫ذ‬ ‫د‬ ‫ج‬ ‫ث‬
Keterangan/Sebab Kalimat Huruf No
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ت‬ َّٰ ِّّٰ‫ظى‬َ‫ل‬َ‫ت‬ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ن‬ ,َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫ت‬ ١
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ث‬ ٍ‫ث‬َ‫ل‬َ‫ث‬ ٍ‫ت‬ّٰ‫م‬ُ‫ل‬ُ‫ظ‬ ,ٍ‫ة‬َ‫ر‬ََ‫َث‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ث‬ ٢
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ج‬ ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫ا‬ ِِّ‫ل‬ُ‫َك‬ِ‫ل‬ , ٍ‫ال‬َ‫ب‬ ِ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ج‬ ٣
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫د‬ ‫ا‬ًّ‫ك‬ِّ‫اد‬ًّ‫ك‬َ‫د‬ ,ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫د‬ ٤
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ذ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َّّٰٰ‫ذ‬ ‫ا‬ً‫اع‬َ‫ر‬ ِ‫س‬ ,ٌ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫ذ‬ ٥
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ز‬ ً‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ز‬‫ا‬ً‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ,‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ز‬ ٦
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫س‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ,ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫س‬ ٧
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ش‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫َك‬َ‫م‬ ,ُْ‫ُت‬ْ‫ر‬َ‫َك‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ ‫ش‬ ٨
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ص‬ ‫ا‬ً
ِ‫اْل‬َ‫ص‬ ً‫ل‬َ‫م‬َ‫ا,ع‬ً‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ص‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ص‬ ٩
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ض‬ ‫ا‬ً‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ض‬ ً‫ة‬َّ‫ي‬ِِّ‫ر‬ُ‫ذ‬ ,َّ‫ل‬َ‫ض‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ض‬ ١٠
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ط‬ ٌ‫ة‬َ‫ب‬ِِّ‫ي‬َ‫ط‬ ٌ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ل‬َ‫ب‬ ,َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ط‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ط‬ ١١
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ظ‬ ً‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اه‬َ‫ظ‬ ‫ى‬ً‫ر‬ُ‫ق‬ ,َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ظ‬ ١٢
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ف‬ ٍ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ٍ‫ال‬َ‫ت‬ُْ‫ُم‬ ,َْ‫ْي‬ِِّ‫َك‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫ف‬ ١٣
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ق‬ ‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ق‬ ‫ا‬ً‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ ,ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ات‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ق‬ ١٤
ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ك‬ ,‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ٌ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ا‬َ‫و‬ ‫ك‬ ١٥
10
ِْ‫ْي‬َ‫ت‬َ‫َّد‬‫د‬َ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ُّو‬‫الن‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬
Hukum Nuun dan Miim Yang Bertasydid
‫ا‬َ‫د‬ِّ
ِ‫د‬ُ‫ش‬ ‫ا‬ً‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ َُّ‫ُث‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫غ‬َ‫و‬‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬ ٍ‫َّة‬‫ن‬ُ‫غ‬ َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ًّ‫ل‬ُ‫ك‬ ِّ
ِ‫م‬َ‫س‬َ‫و‬
Ghunnah-kanlah huruf miim dan nuun yang bertasydid
dan namailah keduanya dengan huruf ghunnah
Nun dan Mim Tasydid, yaitu:
Setiap nun atau mim yang bertasydid.
Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang
pertama sukun dan yang kedua berharakat.
ّْ‫م‬&ّْْ‫ن‬
ّْ‫م‬
Mim Tasydid
ّْ‫ن‬
Nun Tasydid
Contoh:
‫ا‬َّ‫م‬ِ‫ا‬
Contoh:
‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬
11
ِ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫اك‬َ‫الس‬ ِ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫ِّح‬‫أ‬
Hukum Miim Sakinah
‫ا‬َ‫ج‬ِْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ى‬َِ‫َت‬ ْ‫ن‬ُ‫َك‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬‫ى‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ٍ‫ة‬َ‫ن‬ِِّ‫ي‬َ‫ل‬ ٍ‫ف‬ِ‫َل‬‫أ‬ َ‫ّل‬‫ا‬َ‫ج‬ِْ‫ْل‬‫ا‬
Mim sukun yang terletak sebelum huruf-huruf Hijaiyah
selain huruf Alif
ْ‫ط‬َ‫ب‬َ‫ض‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ل‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ٌ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫اد‬ ٌ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِ‫إ‬ْ‫ط‬
Hukumnya ada tiga menurut ahli ilmu:
Ikhfa’, Idgham dan Izhar.
ُ‫ل‬َّ‫َو‬ْ‫اْل‬َ‫ف‬ ِ‫اء‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫د‬َ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِْ‫اإل‬ َّ‫ي‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫الش‬ ِ‫ه‬ِّ
َِ‫َس‬َ‫و‬ ِ‫اء‬َّ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬
Pertama: IKHFA’, jika bertemu dengan huruf baa’
dan berilah nama Ikhfa’ Syafawi
Ikhfa’ Syafawi
Menurut bahasa berarti menyembunyikan. Menurut istilah
tajwid, melafadzkan huruf yang sifatnya antara idhhar dan
idghom (tanpa tasydid) disertai dengan dengung. Dinamakan
syafawi karena huruf mim dan ba’ makhrajnya dari pertemuan
dua bibir.
Ikhfa’ syafawi hanya mempunyai satu huruf, yaitu ba’.
Contoh: ٍ‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ِِ‫َب‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ت‬
12
‫ى‬َ‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِ‫ِب‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬َ‫إ‬ ِ‫َّان‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫غ‬َ‫ص‬ ‫ا‬ً‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬ِ‫إ‬ ِّ
ِ‫م‬َ‫س‬َ‫و‬َ‫ت‬
Kedua: IDGhOM, yaitu jika bertemu dengan huruf mim
dan berilah nama Idghom Shoghir
Idghom mitslaini shoghir .
Hukum yang kedua dari hokum mim sukun adalah idghom,dan
sebagai mana yang telah kita ketahui yang telah lalu , bahwa
idghom adalah mengucapkan dua huruf seprti yang kedua
bertasydid, dengan kata lain apabila datang huruf mim yang
berharokat setelah huruf mim yang sukun maka dia masuk
kepada hukum idghom mitslain shoghir, maka jadilah kedua
nya menjadi satu mim yang bertasydid, contoh :
‫م‬ِ
ِِّ‫ِب‬َ‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫اء‬َ‫ش‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬َُ‫ْل‬ َ‫ْي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬
Kedua contoh tersebut terdapat dua huruf yang sama dari segi
jenisnya, tempat makhrojnya,dan sifatnya,sehingga menjadilah
keduanya menyatu satu huruf yang bertaydid.adapun syarat dari
idghom mitslain adalah harus terdiri dari dua kata.
ْ‫ه‬َّ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬َ‫إل‬‫ا‬ ُ‫ث‬ِ‫َّال‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ش‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ
َِ‫َس‬َ‫و‬ ٍ‫ف‬ُ‫ر‬ْ‫َح‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ف‬
Ketiga: IZHAR, jika bertemu dengan huruf hijaiyah lainnya
dan berilah nama Izhar Syafawi
Idhhar Syafawi
Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf idhhar dari
makhrojnya tanpa dengung. Dinamakan syafawi karena mim
sukun makhrojnya dari pertemuan dua bibir, sedangkan
hubungannya dengan idhhar karena ketepatan pengucapannya
sama dengan pengucapan huruf idhhar. Idhhar syafawi
mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf
mim dan ba’.
13
ٌ‫ر‬ْ‫َج‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ٍ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َْ‫َم‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬
ْ
‫ى‬ِ‫ف‬َ‫ت‬َْ‫َت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫و‬ ٍ‫و‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬َ‫ذ‬ْ‫اح‬َ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫اد‬َِِّ‫َت‬ ِ‫ّل‬َ‫و‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ِ‫ل‬ِ‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫اع‬
Perhatikanlah saat mim sakinah bertemu dengan huruf waw dan faa’
jangan sampai bunyinya tersembunyi karena dekatnya makhraj keduanya.
Catatan: Jika terdapat huruf wawu dan fa’ setelah mim sukun,
huruf mim wajib dibaca idhhar syafawi sehingga
terhindar dari keraguan membacanya dengan ikhfa’.
Sebaliknya, huruf mim wajib dibaca ikhfa’ ketika
bertemu dengan huruf ba’.
Contoh: ٍ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ت‬ ِْ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ك‬
14
ْ‫م‬ْ
ْ‫ار‬َ‫ه‬‫ظ‬ِ‫ا‬‫ى‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫ش‬
Idhhar Syafawi
Jelas (tanpa ghunnah)
26 huruf
‫ى‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫ش‬ْ‫اء‬َ‫ف‬‫خ‬ِ‫ا‬
Ikhfa' Syafawi
Samar (bighunnah)
1 huruf
ْ‫ام‬َ‫غ‬‫د‬ِ‫ا‬ْ‫ي‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ث‬ِ‫م‬ْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫غ‬َ‫ص‬
Idgham Mitslain
ShoghirMasuk (bighunnah)
1 huruf
‫م‬
Contoh:
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫م‬ُّ‫م‬ٌ‫ة‬َ‫د‬َ‫ص‬ْ‫ؤ‬
‫ب‬
Semua huruf,
selain
‫مْب‬
Contoh:
ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫م‬ِِ‫َب‬ٍ‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬
Contoh:
َْ‫ْل‬‫ا‬ُ‫د‬ْ‫م‬ِِ‫هلل‬
15
ِ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ َ‫ّل‬َ‫و‬ ْ‫َل‬‫أ‬ ِ‫م‬ َ‫ّل‬ ُ‫ْم‬‫َك‬ُ‫ح‬
Hukum Laam (‫)ال‬ dan Laam pada fi’il
ِ‫ف‬ُ‫ر‬ْ‫َح‬‫ْل‬ْ‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ِ‫ن‬ َ‫اّل‬َ‫ح‬ ْ‫َل‬‫أ‬ ِ‫م‬َ‫ل‬ِ‫ل‬ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ َ‫ّل‬ْ‫أو‬َُِ‫ف‬
Laam (‫)ال‬ memiliki dua keadaan bila terletak sebelum huruf
hijaiyah
Pertama: Laam dibaca dengan Izhar
ُ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ار‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬َ‫ع‬ ْ‫ف‬َ‫خ‬َ‫و‬ َ‫ك‬َّ‫ج‬َ‫ح‬ ِ‫غ‬ْ‫اب‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ُ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬
Apabila terdapat sebelum empat belas huruf hijaiyah
yang tergabung dalam kata: ( ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ع‬ ْ‫ف‬َ‫خ‬َ‫و‬ َ‫ك‬َّ‫ج‬َ‫ح‬ ِ‫غ‬ْ‫اب‬ُِ )
Pengertian hukum bacaan alif lam (‫)ال‬ Qamariyah
1. Pengertian
Alif lam qomariyah adalah alif lam (‫)ال‬ yang dirangkai dengan
salah satu huruf qamariyah, yakni 14 huruf dari huruf Hijaiyah.
Huruf qomariyah itu adalah:
‫ـْي‬‫ه‬ْ‫اْبْجْحْخْعْغْفْكْقْمْو‬
2. Cara Membaca
 Huruf lam diberi harakat mati (sukun) sehingga suara lam
jelas (izhar).
‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫م‬َ‫ق‬‫ال‬َُdibacaal qamariyatu
 Huruf qamariyah yang terdapat sesudah huruf alif lam
tidak diberi tanda tasydid.
 Seperti halnya alif lam syamsiyah, jika di awal kalimat
(ibtida’) huruf alifnya diberi harakat atas, tetapi jika di
tengah kalimat, huruf alifnya tidak diberi harakat.
Contoh:
16
َْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ـع‬‫ْال‬ِّ‫ب‬َ‫ْر‬ِّ‫ّْلل‬ُ‫د‬‫م‬َ‫ـح‬‫ل‬َ‫ا‬
Alif lam pertama, berada di awal maka alif tersebut diberi harakat
atas. Sedangkan alif lam kedua berada di tengah kalimat dan
alifnya tidak diberi harakat.
 Contoh-contoh bacaan alif lam qamariyah
a. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ا‬ : ُْ‫د‬َ‫َح‬‫أل‬‫ا‬ dibaca: al-ahad
b. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ب‬ : ُْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ص‬َ‫لب‬‫ا‬ dibaca: al -bashir
c. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ج‬ : ُْ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬َ‫جل‬ِ‫ا‬ dibaca: al-jamal
d. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ح‬ : ُْ‫د‬‫م‬َ‫اْل‬ dibaca: al -hamdu
e. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫خ‬ : ُْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫اْل‬ dibaca: al-khair
f. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ع‬ : ُْ‫ر‬‫ص‬َ‫ع‬‫ال‬ dibaca: al-`ashr
g. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫غ‬ : ُْ‫ر‬‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬‫ال‬ dibaca: al-ghafur
h. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ف‬ : ُْ‫ل‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ال‬ dibaca: al-fiil
i. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ق‬ : ُْ‫ة‬َ‫ع‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬‫ال‬ dibaca: al-qari`ah
j. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ك‬ : ُْ‫ر‬َ‫ـ‬‫ث‬‫و‬َ‫ك‬‫ل‬‫ا‬ dibaca: al-kautsar
k. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫م‬ : ُْ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫م‬‫ال‬ dibaca: al-mukmin
l. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫و‬ : ُْ‫َّاب‬‫ه‬َ‫لو‬‫ا‬ dibaca: al- wahab
m. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ـ‬‫ه‬ : ُْ‫ة‬َ‫ز‬َ‫م‬ُ‫اْل‬ dibaca: al- hamzah
n. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ي‬ : ُْ‫م‬‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬‫ال‬ dibaca: al-yaum
ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ان‬َ‫ث‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ز‬ْ‫م‬َ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫َي‬‫أ‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬َ‫و‬
Kedua: Laam dibaca dengan Idgham, jika terdapat sebelum
empat belas huruf hijaiyah juga yang terdapat di awal kata
berikut:
ْ‫م‬َ‫ع‬ ََِ‫ن‬ َ‫ا‬‫ذ‬ ْ‫ف‬ِ‫ض‬ ْ‫ز‬ُ‫ف‬َ‫ت‬ ‫ا‬ًْ‫ْح‬َ‫ر‬ ْ‫ل‬ِ‫ص‬ َُّ‫ُث‬ ْ‫ب‬ِ‫ط‬ْ‫ر‬ُ‫ز‬ ِِّ‫ن‬َ‫ظ‬ َ‫ء‬ْ‫و‬ُ‫س‬ ْ‫ع‬َ‫د‬َ‫ش‬ْ‫م‬َ‫ر‬َ‫َك‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ف‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬
thib (‫)ط‬ tsumma (‫)ث‬ shil (‫)ص‬ rahman (‫)ر‬ tafuz (‫)ت‬ dhif (‫)ض‬ dza (‫)ذ‬
ni’am (‫)ن‬
da’ (‫)د‬ suua (‫)س‬ zhannin (‫)ظ‬ zur (‫)ز‬ syarifan (‫)ش‬ lilkaram (‫)ل‬
Al Syamsiyah
17
Pengertian
Alif lam syamsiyah adalah alif lam (‫)ال‬ yang dirangkai dengan
salah satu huruf syamsiyah, yakni 14 huruf dari huruf Hijaiyah.
Huruf syamsiyah itu adalah:
‫تْثْدْذْرْزْسْشْصْضْطْظْلْن‬ْْْْْْْْ
Cara Membaca
Suara lam tidak dibaca dan tidak diberi harakat, tetapi dileburkan
(di-idgham-kan) ke dalam huruf syamsiyah yang
ada di belakangnya.
Contoh:ْtulisannya alsyamsiyah ,tetapi dibacaْasysyamsiyah
Sebab, huruf lamnya tidak diberi harakat sehingga lam tidak
dibaca.
1. Karena huruf lam dileburkan, maka huruf syamsiyah yang
ada di belakang huruf lam tersebut diberi harakat tasydid
( ِّ ).
2. Pada dasarnya huruf alif yang mengikuti huruf lam tidak
berharakat. Namun, jika di awal kalimat (ibtida’), huruf alif
tersebut diberi harakat atas, tetapi jika di tengah kalimat,
huruf alifnya tidak diberi harakat.
ِِْ contoh :‫يم‬ِ‫ح‬َّ‫ِْالر‬‫ن‬‫ـ‬‫ْح‬َّ‫لر‬َ‫ا‬
Alif lam pertama, berada di awal maka alif tersebut diberi harakat
atas. Sedangkan alif lam kedua berada di tengah kalimat dan
alifnya tidak diberi harakat.
3. Contoh-contoh bacaan alif lam (‫)ال‬ syamsiyah
a. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ت‬ : ُْ‫ر‬ُ‫ـ‬‫ث‬‫ا‬َ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ dibaca: at-takasur
b. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ث‬ : ُْ‫ب‬ِ‫َّاق‬‫ث‬‫ال‬ dibaca: ats-tsaqib
c. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫د‬ : ُْ‫ن‬‫ي‬ِّ‫الد‬ dibaca: ad-din
d. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ذ‬ : ُْ‫ر‬‫ك‬ِّ‫الذ‬ dibaca: az-zikr
e. ‫ال‬bertemu dengan huruf ‫ر‬ : ُْ‫ن‬َ‫ْح‬َّ‫الر‬ dibaca: ar-rahman
f. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ز‬ : ‫ن‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ـ‬‫ي‬َّ‫الز‬ dibaca: az-zaitun
g. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫س‬ : ُْ‫ع‬‫ي‬ِ‫م‬َّ‫الس‬ dibaca: as-sami`
h. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ش‬ : ُْ‫س‬‫م‬َّ‫الش‬ dibaca: asy-syamsu
i. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ص‬ : ُْ‫ات‬َ
ِ‫اْل‬َّ‫الص‬ dibaca: ash-shalihaat
j. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ض‬ : ُْ‫ي‬ِّ‫َّال‬‫الض‬ dibaca: adh-dhaalin
k. ‫ال‬bertemu dengan huruf ‫ط‬ : ُْ‫ة‬َ‫اع‬َّ‫ط‬‫ال‬ dibaca: ath-tha`ah
18
l. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ظ‬ : َْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ال‬ dibaca: azh-zhalimin
m. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ل‬ : ُْ‫يل‬‫ل‬َّ‫ل‬‫ا‬ dibaca: al-lail
n. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ن‬ : ُْ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ dibaca: an-naas
ْ‫ه‬َّ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ
َِ‫َس‬ َ‫َل‬ْ‫ُو‬‫ْل‬ْ‫ا‬ َ‫م‬ َّ‫الل‬‫و‬ََََََِّْ‫ش‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ
َِ‫َس‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫آل‬‫ا‬ َ‫لم‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ه‬َّ‫ي‬ِ‫س‬
Laam yang pertama sebutlah dengan nama Laam Qamariyah
Laam yang kedua sebutlah dengan nama Laam Syamsiah
‫ا‬َ‫ق‬َ‫ل‬ْ‫ط‬ُ‫م‬ ٍ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ َ‫م‬ َ‫ّل‬ َّ‫ن‬َ‫ر‬ِ‫ه‬ْ‫ظ‬َ‫أ‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ْ‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ِ‫و‬َْ‫َن‬ ِ‫ِف‬‫ى‬َ‫ق‬َ‫ت‬
Perjelaslah bunyi lam fiil apa pun fiilnya
seperti: qul na’am (‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬), qulnaa (‫)قلنا‬ dan iltaqaa (‫ى‬َ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ل‬‫)ا‬
19
ِْ‫ْي‬َ‫س‬ِ‫ان‬َ‫ج‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِْ‫ْي‬َ‫ب‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِْ‫ْي‬َ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ِف‬
Hukum Idgham Mitslain, Mutaqaribain dan Mutajanisain
ََْ‫فق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ِ‫ج‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫خ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫ف‬ِّ
ِ‫الص‬ ِ‫ِف‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ِ‫ف‬ ِ‫ن‬ َ‫ل‬ْ‫ث‬‫م‬ِ‫ل‬ْ‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ِّْ‫ق‬َ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬
Apabila dua huruf yang sifat dan makhrajnya sama bertemu
maka dinamakan mitslain
Idghom Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim
Contoh:
ْ‫م‬ ( َ‫ن‬ْ‫ي‬‫م‬‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬–‫م‬(
‫ا‬ً‫ب‬َ‫ار‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬ً‫ج‬َ‫ر‬َْ‫ُم‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ِ‫ات‬َ‫ف‬ِّ
ِ‫الص‬ ِ‫ِف‬َ‫و‬َ‫ل‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫ت‬ََْ‫اخ‬‫ا‬َ‫ب‬َّ‫ق‬
Apabila dua huruf makhrajnya saling berdekatan
sedang sifatnya berbeda, maka dinamakan:
Idghom Mutaqorribain
Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL,
QAF sukun bertemu KAF, BA sukun bertemu MIM.
Contoh:
( ْ‫ث‬-‫ذ‬)َ‫ك‬‫ل‬ ‫ذ‬ ْ‫ث‬َ‫ه‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ْ‫ق‬ (-) ‫ك‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ق‬ُ‫ل‬ ْ‫َخ‬‫ن‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ا‬ْ‫ب‬ (-‫َا‬‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬ ْ‫ب‬َ‫ك‬ ْ‫ار‬ َّ‫ي‬َ‫ن‬ُ‫ب‬‫ي‬ ) ‫م‬
‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َّ‫ات‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬َ‫ي‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِْ‫ْي‬َ‫ب‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ت‬ُ‫م‬ِ‫ات‬َ‫ف‬ِّ
ِ‫الص‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ ٍ‫ج‬َ‫ر‬َْ‫ُم‬ ِ‫ِف‬‫ا‬َ‫ق‬ َُِ‫ق‬ُ‫ح‬
Mutaqaribain. Atau jika dua huruf bersamaan
makhrajnya tapi beda sifatnya, maka disebut:
20
ْ‫ن‬َ‫َك‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ َُّ‫ُث‬ ِْ‫ْي‬َ‫س‬ِ‫ان‬َ‫ج‬َ‫ت‬
ُ
‫مل‬ْ‫ا‬ِ‫ب‬ِّ
َِ‫َس‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫غ‬َّ‫الص‬َ‫ف‬ ٍِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ل‬َّ‫َو‬‫أ‬َْ‫ْي‬
Mutajanisain. Kemudian jika huruf yang pertama sukun
maka dinamakan idgam shaghir
Idghom Mutajanisain
Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA,
THA sukun bertemu TA, TA sukun bertemu DAL, DAL sukun
bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun bertemu ZHA.
Contoh:
( ْ‫ت‬-) ‫ط‬ٌ ‫ة‬َ‫ف‬‫ئ‬ ‫ا‬َ‫ط‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ط‬ (-) ‫ت‬َ‫ت‬ْ‫ط‬َ‫س‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬‫ئ‬َ‫ل‬ْ‫ت‬ (-) ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ع‬ َ‫د‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ث‬َ‫ا‬
( ْ‫د‬-) ‫ت‬َ‫ن‬َّ‫ي‬َ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ْ‫ل‬ (-) ‫ر‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ْ‫ذ‬ (-) ‫ظ‬‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬َ‫ظ‬ ْ‫ذ‬‫ا‬ )
َ‫ك‬ِّ
ِ‫ر‬ُ‫ح‬ ْ‫َو‬‫أ‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ان‬َ‫ف‬ْ‫ر‬َْ‫ْل‬‫ا‬ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬ُ‫ث‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ه‬ْ‫اف‬َ‫و‬
JIka kedua-duanya berharakat maka dinamakan Idgham kabir
dan hal ini bisa difahami dengan mendengar contoh bacaannya
Yaitu apabila berkumpul dua huruf,yang mana huruf pertama di
sukun dan huruf kedua berharokat,maka cara membacanya di
idghomkan yang pertama kepada yang kedua,sehingga kedua
huruf tersebut menjadi satu huruf dari jenis yang kedua.
21
ِّ
ِ‫د‬
َ
‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬
Jenis-Jenis Mad
َُ َ‫ل‬ ٌّ‫ى‬ِ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ٌّ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫َص‬‫أ‬ ُّ‫د‬
َ
‫مل‬ْ‫ا‬َ‫و‬ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬ ً‫ّل‬ِّ‫أو‬ َِّ
ِ‫م‬َ‫س‬َ‫و‬
Mad terbagi dua: Mad Asli dan Mad Far’i
Mad Asli biasa disebut juga dengan Mad Thobi’i, yaitu:
َ‫ّل‬ ‫ا‬َ‫م‬ْ‫ب‬َ‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٌ‫ف‬ُّ‫ق‬َ‫و‬َ‫ت‬َْ‫َت‬ ُ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُْ‫ْل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ب‬ َ‫ّل‬َ‫و‬ْ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ت‬
Yang tidak ada sebab-sebab Mad Far’i
dan huruf-huruf tidak dapat tergambar tanpa keberadaan mad ini
‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُ‫س‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ٍ‫ز‬َْ‫َه‬ ِْ‫ْي‬َ‫غ‬ ٍ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ُّ‫َى‬‫أ‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ط‬‫ال‬َ‫ف‬ ِّ
ٍ‫د‬َ‫م‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ج‬‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬َ‫ي‬ َّ‫ي‬ِ‫ع‬
Semua huruf hijaiyah selain Hamzah dan Sukun
yang teletak setelah mad maka madnya dinamakan Mad Thobi’i
ْ‫ب‬َ‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ْ‫و‬َ‫م‬ ُّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬َ‫آلخ‬ْ‫ا‬َ‫و‬َ‫ل‬َ‫ج‬ْ‫مس‬ ٍُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُ‫س‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ٍ‫ز‬ْ‫م‬َ‫ه‬َ‫ك‬
Kedua : Mad Far’i yang dikerenakan suatu sebab
misalnya jika mad bertemu dengan hamzah atau sukun
‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬ َ‫ل‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ ِ‫ِف‬ َ‫ي‬ْ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫ي‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ظ‬ْ‫ف‬ ََ َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ح‬
Huruf mad ada tiga, maka hafalkanlah
22
yang terangkum dalam kata (‫اى‬‫و‬) dan kesemuanya ada pada ayat (
‫)نوحيها‬
Mad
Mad menurut bahasa artinya memanjangkan. Mad
menurut ilmu tajwid adalah memanjangkan suara sewaktu
membaca huruf mad atau huruf layin jika bertemu huruf hamzah
atau sukun.
Huruf mad ada 3, yaitu ‫و‬ ‫ي‬ ‫.ا‬
Syarat huruf mad :
1. Sebelum alif harus fathah ( ‫ا‬ ََ );
2. Sebelum ya’ sukun harus kasroh ( ْ‫ي‬ َِ );
3. Sebelum wawu sukun harus dlommah ( ْ‫و‬ َُ );
Jika sebelum ya’ dan wawu berupa fathah maka disebut huruf
layin.
Hukum bacaan mad ada 2, yaitu:
1. Mad Thobi’i / Mad Ashli
2. Mad Far’i
ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ُ‫ر‬ْ‫س‬َ‫َك‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ِّْ‫م‬َ‫ض‬ ِ‫و‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ٌ‫ط‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ْ‫م‬َ‫ز‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ُ‫ي‬ ٍ‫ف‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ٌ‫ح‬ْ‫ت‬َ‫ف‬َ‫و‬
Kasrah sebelum yaa’ dan dhammah sebelum waw
juga fathah sebelum alif, merupakan syarat dari Mad Asli
Mad Thobi’i
Yaitu, bila huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah
atau sukun. Dinamakan thobi’i karena mad tersebut merupakan
sesuatu yang thobi’i (alami), kadarnya tidak kurang dan tidak
lebih. Aturan membacanya 1 alif atau dua harokat.
Contoh: ْ‫و‬ُ‫س‬‫ي‬ِ‫ال‬َ‫ج‬
Keterangan Contoh Bacaan Huruf
Mad
Alif sesudah fathah ٌْ‫ات‬َ‫م‬ِ‫ل‬‫س‬ُ‫,ْم‬ٌ‫ر‬ِ‫اف‬َ‫ك‬ْ,ُ‫ب‬ ِ‫اس‬َُ‫ُي‬ ‫ا‬
23
Ya' sukun sesudah kasroh ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫,ْال‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫,ْم‬ُ‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ‫ي‬
Wawu sukun sesudah
dlommah
َْ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬‫س‬ُ‫,ْم‬ُ‫ة‬َ‫د‬َ‫ق‬‫و‬ُ‫م‬‫ا,ْال‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬ ‫و‬
ٌ‫او‬َ‫و‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُْ‫ْي‬ِِّ‫الل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫َك‬َ‫س‬ٌ‫اح‬َ‫ت‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ا‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬
Sedang Mad Liin syaratnya huruf yaa’ dan waw sukun
yang huruf sebelumnya berbaris fatah
Mad liin ,yaitu huruf waw dan ya dalam keadaan sukun yang di
fathahkan sebelumnya,dan tidaklah dating setelahnya kcuali satu
huruf, contoh : ‫ف‬ ْ‫و‬َ‫خ‬ ، ‫ْف‬‫ي‬َ‫ص‬
Adapun hukumnya boleh untuk di qoshor,tawasshut, atau
di mad kan ( di panjangkan ) dan hal tersebut terjadi pada akhir
kata dalam keadaan waqof, dengan syarat bahwasanya lafadz di
dalam persamaannya seperti contohnya,sebagaimana yang telah
kita bahas pada mad aridh lissukun,dan perlu juga untuk kita
ketahui bahwa mad liin kedudukannya di bawah mad aridh
lissukun sebagaimana yang di jelas kan oleh para ulama qiro’ah.
Perlu di ketahui bahwa mad aridh lissukun dan mad liin
mempunyai sebab yang sama , yaitu karena sukun aridh.
24
ِّ
ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬
Jenis-Jenis Mad Far’i
‫م‬ْ‫و‬ُ‫د‬َ‫ت‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ل‬َ‫ث‬ ٌ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ ِّ
ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬‫ال‬َ‫و‬ ُ‫از‬َ‫و‬َْ‫ْل‬‫ا‬َ‫و‬ ُ‫ب‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ي‬ْ‫ه‬َ‫و‬‫م‬ْ‫و‬ُ‫ز‬ُّ‫ل‬
Mad Far’i ada tiga Jenis:
yaitu Mad Wajib, Mad Jaiz dan Mad Lazim
ْ‫د‬َ‫م‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ٌ‫ز‬َْ‫َه‬ َ‫اء‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫ب‬ ِ‫اج‬َ‫و‬َ‫ف‬ٍ‫ل‬ِ‫َّص‬‫ت‬ُِ‫ِب‬ َ‫ا‬‫ذ‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ ْ
ِ‫ِف‬ْ‫د‬َ‫ع‬ُ‫ي‬
Dinamakan Mad Wajib jika terdapat hamzah setelah mad
dalam satu kalimat, dan diistilahkan dengan Mad Wajib Muttashil
(4-5 harakat)
Mad Wajib Muttashil , adalah : huruf mad yang datang
bersamaan dengan hamzah dalam satu kata .
.ُْ‫اء‬َ‫م‬َّ‫ْ.ْالس‬ُ‫ء‬‫و‬ُ‫ْ.ْس‬ُ‫اء‬َ‫ش‬َ‫ي‬ُْْْ‫ء‬‫ي‬ ِ‫ج‬hamzah di akhir kata .
‫ة‬َ‫ك‬ِ‫الئ‬َ‫امل‬ْْ.ْْْ‫م‬ُ‫ك‬‫ات‬َ‫ئ‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫خ‬ْْ.ْْْ‫م‬ُ‫ك‬‫ات‬َ‫ء‬‫و‬ُ‫س‬hamzah di tengah kata .
Hamzah yang di akhir kata , yaitu :
A . hamzah yang di akhir dalam keadaan Fathah,contoh:
َْ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫وس‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ْو‬ٍ‫د‬‫َي‬‫أ‬ِ‫ب‬ْ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ي‬َ‫ـ‬‫ن‬َ‫ـ‬‫ب‬َْ‫اء‬َ‫م‬َّ‫الس‬َ‫و‬
B . Hamzah yang di akhir dalam keadaan Dhommah,
‫ا‬َ‫اه‬َ‫ن‬َ‫ـ‬‫ب‬ُْ‫اء‬َ‫م‬َّ‫ْالس‬ِ‫م‬َ‫أ‬ًْ‫ا‬‫ق‬‫ل‬َ‫خ‬ُّْ‫د‬َ‫ش‬َ‫أ‬ْ‫م‬ُ‫ت‬‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬َ‫أ‬
.
Hukum mad muttashil wajib untuk di mad kan atau di
panjangkan , tidak boleh di qoshor atau di pendekkan bacaanya
selamanya,dan ia telah di sepakati oleh ulama qiro’ah yang empat
belas, sebagai mana yang telah di katakana oleh Imam Sulaiman
Al-jazury.
25
Dan ukuran Mad Muttashil adalah di mulai empat
harokat sampai lima harokat hingga enam harokat jika dalam
keadaan di waqofkan.
ْ‫ل‬ِ‫ص‬ُ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫إ‬ ٌ‫ر‬ْ‫ص‬َ‫ق‬َ‫و‬ ٌّ‫د‬َ‫م‬ ٌ‫ز‬ِ‫ائ‬َ‫ج‬َ‫و‬ِ‫ص‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫َك‬ِ‫ب‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬
Mad Jaiz boleh dipanjangkan (4 harakat) atau dipendekkan (2
harakat) yaitu: jika bertemunya hamzah dengan mad pada dua
kalimat, yang istilahnya Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz Munfashil
Yaitu huruf Mad yang bertemu dengan huruf Hamzah pada
kata yang berbeda , contoh :
‫اه‬َ‫ن‬‫ل‬َ‫ز‬‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ , ِْ‫إ‬ْ َ‫ال‬َ‫ق‬ْ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫أ‬ْ ِّ‫ِن‬ , , ّْ‫ن‬َ‫ُواْآم‬‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
Adapun hukum Mad Munfashil hukumnya nya boleh yakni boleh
untuk di Qoshor ( pendekkan ) atau Mutawashit ( pertengahan )
atau di panjangkan ,sebagaimana kesepakatan seluruh Ulama
Qiro’ah .
Imam Ashim dan Riwayatnya Hafsh,dan begitu juga
bacaan Tawashut dengan ukuran empat atau lima harokat.
Adapun sebab Mad Munfashil , atau tujuan dan
maksudnya adalah,sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para
ulama Qiro’ah, yaitu bahwa dipanjangkan membacanya di
sebabkan huruf hamzah,yang mana huruf hamzah lebih kuat dari
huruf mad sehingga kita memanjangkan huruf mad yang lemah
tersebut dalam rangka untuk menjelaskan dan agar nampak
perbedaan keduanya. dan di sini akan kita sebutkan perbedaan
antara huruf mad dan hamzah:
1 . Dari sisi makhroj atau tempat keluarnya huruf , Hamzah ia
keluar dari pangkal tenggorokan sedangkan huruf mad keluar
dari rongga mulut.
2. Dari sisi kuat dan lemahnya huruf, Hamzah adalah huruf yang
kuat dalam penlafadzan sedangkan huruf mad lemah dalam
lafadznya.
3. Dari sisi penulisan,dimana hamzah ditulis dengan disertai
harokat sedangkan huruf mad tidak di sertai dengan harokat.
26
4. Dari sisi Ushul dan cabang , Hamzah adalah huruf yang ushul
atau asal, sedangkan Huruf mad adalah cabang .
Perlu kita ketahui bahwas Mad Munfashil boleh di baca
seukuran dua harokat,yang demikian adalah riwayat Hafsh dari
Thoriq Ath-thoiyyibah,akan tetapi dengan syarat di mana perlu
kita mempertimbangkan khilaf dan perbedaan antara
Syathibiyyah dan Thoyyibah,dan di sana kedua thoriqoh atau
jalan tersebut mengqhoshor atau memendekkan Munfashil dari
Jalan Thoyyibah dan Jalan Mishbah dan Jalan Roudhoh Al-
mu’dal .
ُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُّ‫الس‬ َ‫ض‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬َ‫و‬ُْ‫ْي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ف‬ْ‫ق‬َ‫و‬
Demikian pula dengan Mad ‘Aridh Lissukun yaitu ketika waqof
seperti membaca (َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫)ت‬ dan (ُْ‫ْي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬)
Sebab yang kedua dari sebab mad Far’I adalah sukun,
perlu untuk kita ketahui bahwa sukun terbagi menjadi dua :
1 . sukun Aridhoh yang merupakn akibat dari waqof sebuah kata.
2. sukun lazim dari bangunan kata (dibahas di mad lazim)
Penjelasan :
Mad aridh lissukun5 , artinya huruf mad thobi’y yang jatuh
sebelum dalam keadaan waqof , tidak dalam keadaan
washol,contoh :(‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫)الر‬ atau (‫يم‬ ِْْ‫ح‬ َّ‫)الر‬ atau (َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ـ‬‫ل‬ْ‫ـ‬‫ع‬َ‫ـ‬‫ت‬ )
di mana ia di waqofkan ketika membaca kata-kata tersebut
dengan sukun pada akhir kata , karena asal dari pada hukum
waqof adalah sukun.
Hukumnya adalah jaiz atau boleh bagi pembaca untuk
mengqoshor nya , tawashut ,atau memanjangkannya, akan tetapi
dengan syarat tetap pada kondisi tetapnya ukuran panjang
bacaan, maksudnya apabila ia membaca dengan qoshor dua
harokat maka selamanya di baca dua harokat,dan begitu
seterusnya.
Hal yang perlu di perhatikan adalah, bahwa mad aridh
lissukun tidaklah terjadi kecuali ketika waqof pada sebuah kata,
5 Dan perlu di ketahui bahwa mad aridh lissukun dan madliinmempunyai sebab yang
sama , yaitukarena sukunaridh.
27
adapun ketika washol maka tetap di baca mad thobi’y dengan
ukuran dua harokat.
‫ا‬َ‫ذ‬َ‫و‬ ِّ
ِ‫د‬
َ
‫مل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ز‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫م‬ِّ
ِ‫د‬ََُ‫ق‬ ْ‫َو‬‫أ‬َ‫ذ‬ُ‫خ‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َْ‫ْي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ﺂم‬َ‫ك‬ ٌ‫ل‬َ‫د‬َ‫ب‬‫ا‬
Seperti itu pula jika hamzah terdapat sebelum huruf mad.Dan
mad ini dinamakan
Mad Badal, contohnya (‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫)آم‬ dan ( َ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َْ‫ْي‬ِ‫إ‬ )
Mad Badal
Mad Badal adalah : mendahulukan hamzah dari pada huruf mad ,
contoh : ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬‫ـ‬َ‫ام‬َ‫ء‬ْْ.ًْْْ‫ا‬‫ـ‬‫ن‬‫ـا‬َ‫إْي‬ْْ.ْْْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ُو‬‫أ‬‫ا‬
Dalam contoh di atas kita melihat hamzah terletak sebalum huruf
mad , dalil yang menunjukan hal tersebut adalah perkataan para
Ulama :
‫مْاْلمزْعلىْحرفْاملد‬ِّ‫أوْقد‬ْْ‫وذا‬‫اْخذا‬ً‫ن‬‫بدلْكآمنواْإْيا‬
“hamzah di dahulukan atas huruf mad,seperti ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ام‬َ‫ء‬ . ًْ‫ا‬‫ان‬َ‫إْي‬ْْ.ْْ‫وا‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ُو‬‫أ‬ ”
Dalam mad Badal ada sebab terjadinya mad badal tersebut,yaitu
ia berasal dari dua hamzah , kemudian di ganti hamzah yang
kedua dengan huruf mad dari jenis yang sama dalam harokat
untuk hamzah yang pertama,dalam rangka untuk memudahkan
dan meringankan bacaan, contoh :
‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ام‬َ‫ء‬ asal nya adalah ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫َم‬‫أ‬َ‫أ‬
ًْ‫ا‬‫ان‬َ‫إْي‬ asal nya adalah ًْ‫ا‬‫ان‬َ‫إإم‬
‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ُو‬‫أ‬ asal nya adalah ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬ُ‫أ‬ُ‫أ‬
Adapun hukum mad badal adalah boleh, maksudnya boleh untuk
di Qoshor ( pendek) atau Tawashut ( pertengahan) atau Di mad
kan ( di panjangkan )
28
َ‫ل‬ِّ
ِ‫أص‬ ُُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُّ‫الس‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫م‬ِ‫ز‬َ‫ّل‬َ‫و‬َ‫ّل‬ِِّ‫و‬ُ‫ط‬ ِّ
ٍ‫د‬َ‫م‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ف‬ْ‫ق‬َ‫و‬َ‫و‬ ً‫ل‬ْ‫ص‬َ‫و‬
Dinamakan Mad Lazim bilamana terdapat sukun asli setelah mad
baik ketika washol maupun waqof, yang dibaca panjang enam
harakat
Mad laazim , yaitu apabila huruf yang Tsabit ( tertentu)
datang setelah huruf mad dalam keadaan washol atau
waqof,contoh :
‫ـة‬َّ‫ب‬‫دآ‬ ‫ة‬َّ‫ق‬‫ـآ‬‫ْل‬‫ا‬ . ‫ة‬َّ‫ف‬‫ـآ‬‫ك‬ ‫ـم‬‫ل‬‫.ا‬
hukum mad lazim adalah wajib yaitu wajib di baca enam
harokat,oleh karena itu berkata Imam Al-jazuriy di atas.
29
ِ‫م‬ِ‫ز‬‫ل‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِّ
ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬
Jenis-Jenis Mad Lazim
ْ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ل‬ ٍ‫م‬ِ‫ز‬ َ‫ّل‬ ُ‫ام‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬َ‫م‬ ٌّ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ ٌّ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ َ‫ك‬ْ‫ل‬ِ‫ت‬َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ع‬
Pembagian mad lazim menurut ulama ada empat
Ada jenis kilmi (pada kata) dan ada jenis harfi (pada huruf)
ُ‫ل‬َّ‫ق‬َ‫ث‬ُ‫م‬ ٌ‫ف‬َّ‫ف‬َُ‫ُم‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ َ‫ل‬ِ‫ك‬ُ‫ل‬َّ‫ص‬َ‫ف‬ُ‫ت‬ ٌ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ َََ‫ف‬
Keduanya terbagi lagi menjadi mukhaffaf dan mutsaqqal
Jadi jumlah semuanya bila dirinci ada empat
َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ٌ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُ‫س‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫َك‬ِ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ُّ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ف‬ ِّ
ٍ‫د‬َ‫م‬ ِ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ق‬َ‫و‬
Apabila dalam satu kata terdapat sukun yang bertemu
dengan huruf mad, maka terjadilah Mad Lazim Kilmi
‫ا‬َ‫د‬ ِ‫ج‬ُ‫و‬ ِ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُْ‫ْل‬‫ا‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ث‬ََ‫ّل‬ََُ‫ث‬ ْ
ِ‫ِف‬ ْ‫َو‬‫أ‬ٌّ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ُ‫ط‬ْ‫س‬َ‫و‬ ُّ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬
Atau pada “nama huruf” yang terdiri dari tiga huruf
yang terdapat mad di tengahnya, maka terjadilah Mad Lazim Harfi
‫ا‬َ‫م‬ِ‫غ‬ْ‫ُد‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫ل‬َّ‫ق‬َ‫ث‬ُ‫م‬ ‫ا‬َُ‫َه‬َ‫ل‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫م‬َ‫غ‬ْ‫د‬ُ‫ي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٌ‫ف‬َّ‫ف‬َُ‫ُم‬
Keduanya menjadi mutsaqqal jika ada idgom padanya
menjadi mukhaffaf jika tidak ada idgham padanya
30
ْ‫ر‬َ‫و‬ُّ‫الس‬ َ‫ل‬َّ‫َو‬‫أ‬ ُّ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ُ‫م‬ِ‫ز‬‫ل‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬َََْ‫اَن‬ ٍ‫ان‬ََ‫َث‬ ْ
ِ‫ِف‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ْ‫ر‬َ‫ص‬
Mad Lazim Harfi terletak di awal-awal surat Al Quran
yang hanya ada pada delapan huruf saja:
)ْ‫ص‬َ‫ق‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬َ‫س‬َ‫ع‬ ْ‫م‬َ‫ك‬( ُ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ع‬َ‫م‬َْ‫َي‬‫ا‬َ‫و‬ ِْ‫ْي‬َ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ ْ‫و‬ُ‫ذ‬ ٌْ‫ْي‬َ‫ع‬َ‫و‬ْ‫ص‬َ‫َخ‬‫أ‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬َّ‫ط‬‫ل‬
Yang tergabung dalam kata (‫نقص‬ ‫عسل‬ ‫)كم‬
khusus huruf ‘Ain ada 2 cara membacanya (4 atau 6 hrkt) namun 6
harakat lebih masyhur
Pembagian mad lazim, terbagi menjadi empat macam :
‫ل‬َّ‫ْاملثق‬‫ْالكلمي‬‫ْالالزم‬‫ملد‬‫ا‬ ( mad lazim kilmy mutsaqqol) yaitu huruf mad
yang datang dalam keadaan washol atau waqof dalam satu kata
dan tasydid setelah huruf mad, contoh ; (‫ة‬ّ‫ق‬‫ـآ‬‫ْل‬‫)ا‬ (‫ة‬َّ‫اخ‬َّ‫)الص‬ (َْ‫ن‬‫و‬ُّ‫آج‬ ُ‫)ُي‬
hukumnya wajib di baca enam harokat,
‫ف‬َّ‫ْالكلميْاملخف‬‫ْالالزم‬‫املد‬( mad lazim kilmy mukhoffaf) yaitu apabila
terdapat huruf sukun sesudah mad badal, dalam keadaan washol
atau waqof dalam satu kata. Hukumnya wajib di panjang kan
seukuran enam harokat,dalam Al-Qur’an contoh mad lazim kilmy
mukhoffaf hanya dua tempat ‫ون‬ُ‫ل‬ ِ‫ج‬‫ع‬َ‫ـ‬‫ت‬‫س‬َ‫ت‬ْ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ْ ‫د‬َ‫ق‬َ‫ْو‬ َ‫ن‬‫آْل‬( Suroh
yunus ; 51) ُْ‫ل‬‫ب‬َ‫ـ‬‫ق‬ْ َ‫ت‬‫ي‬َ‫ص‬َ‫ْع‬‫د‬َ‫ق‬َ‫ْو‬َ‫ن‬‫آْل‬ ( Suroh yunus : 91)
‫املدْالالزمْاْلريف‬ ( mad lazim harfi ) perlu untuk kita ketahui bahwa
mad lazim harfu tidak akan terjadi kecuali pada awal suroh, yaitu
pada huruf hijaiyyah.
contoh : ‫الـر‬ ، ‫الـم‬ , ‫حـم‬
dan para ulama Qiro’ah telah meneliti bahwa huruf hijaiyyah
yang menjadi awal pada surah adalah sebagaimana terkumpul
pada kalimat berikut ini : (‫)صلهْسحرياْمنْقطعك‬ oleh karena itu
para ulama telah membagi huruf-huruf yang empat belas yang di
31
mulai dengan nya suroh-suroh dalam Al-qur’an , menjadi tiga
bagian :
1. Tidak di panjang kan secara asal, dan ia hanya satu huruf
yaitu Alif.
2. Di panjangkan enam harokat,huruf- hurufnya ada delapan
yang terkumpul dalam kalimat “‫ـقص‬‫ن‬ْ‫ـسل‬‫ع‬ْ‫ـم‬‫ك‬”.
3. Di baca dengan mad thobi’y , yang ukurannya dua
harokat, dan ia ada lima huruf yang terkumpul dalam
kalimat (‫)حيْطهر‬
ْ‫ف‬ِ‫َل‬‫أ‬ َ‫ّل‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ث‬ َ‫ُّل‬‫ث‬‫ال‬ ِ‫ف‬ْ‫ر‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫و‬ِ‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬ ‫ًّا‬‫د‬َ‫م‬ ُ‫ُّه‬‫د‬َ‫م‬َ‫ف‬ْ‫ف‬ِ‫ل‬ُ‫أ‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ع‬
Selain “nama huruf” yang terdiri dari tiga huruf, dan selain huruf
Alif
maka mad-nya seperti Mad Thabi’i / Mad Asli
ْ‫ر‬َ‫و‬ُّ‫الس‬ ِ‫ح‬ِ‫ات‬َ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫َي‬‫أ‬ َ‫اك‬َ‫ذ‬َ‫و‬)ٍ‫ر‬ِ‫اه‬َ‫ط‬ ٍِّ‫ي‬ِّ‫(ح‬ ِ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َ‫ص‬َْ‫اَن‬ ِ‫د‬َ‫ق‬
Huruf-huruf jenis yang ini juga terdapat di awal-awal surat Al
Quran
yang terangkum secara ringkas pada kata (‫طاهر‬ ‫)حي‬6
ُ‫ع‬َ‫م‬َْ‫َي‬َ‫و‬ْ‫ر‬َ‫ش‬َ‫ع‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬ْ‫اْل‬ َ‫ح‬ِ‫ات‬َ‫و‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬(َ‫ك‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ُ‫س‬ ُ‫ه‬ْ‫ل‬ِ‫ص‬)ْ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬
Kesemua huruf-huruf yang terletak di awal-awal surat ini
jumlahnya empat belas
yang terangkum dalam (َ‫ك‬َ‫ع‬َ‫ط‬َََ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ ْ‫ي‬َ‫ح‬ُ‫س‬ ُ‫ه‬ْ‫ل‬ِ‫)ص‬
6 Penjelasan di atas
32
ِ‫هللا‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ
ِ‫َب‬ ُ‫م‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ ََّ‫ُت‬َ‫و‬‫ى‬ِ‫اه‬َ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ل‬ِ‫ب‬ ِ‫ه‬ِ‫ام‬ََ‫َت‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
Selesai sudah bait-bait ini seraya memuji Allah
dengan pujian yang tiada putus-putusnya
‫ى‬َ‫ُّه‬‫الن‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬ ٌّ‫د‬َ‫ن‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫َب‬‫أ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ب‬ ُ‫ه‬ُْ‫ْي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ن‬ِ‫ق‬ْ‫ت‬
Jumlah baitnya (‫ى‬َ‫ُّه‬‫الن‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫)ب‬ = enam puluh satu bait
selesai ditulis tahun (‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ن‬ِ‫ق‬ْ‫ت‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ب‬) = seribu seratus sembilan
puluh delapan Hijriyah
‫ا‬ً‫د‬َ‫َب‬‫أ‬ ُ‫م‬َ‫ل‬َّ‫الس‬َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫ل‬َ‫الص‬ َُّ‫ُث‬‫ا‬َ‫د‬َْ‫َْح‬‫أ‬ ِ‫اء‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ْل‬‫ا‬ ِ‫ام‬َ‫ت‬ِ‫خ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
Kemudian shalawat dan salam semoga tercurah selamanya
atas penutup para Nabi, Ahmad / Muhammad
ِ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ح‬َّ‫الص‬َ‫و‬ ِ‫ل‬َْ‫اآل‬َ‫و‬ِ‫ع‬ِ‫ام‬َ‫س‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ ٍ‫ىء‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬
Juga atas keluarga beliau dan para sahabat beliau, serta para
tabi’in
demikian pula atas sekalian pembaca Al Quran dan orang yang
menyimaknya
ِ‫هللا‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ
ِ‫َب‬ ََّ‫ُت‬
____________________
33
BEBERAPA PENJELASAN TAMBAHAN
HUKUM LAM PADA LAFADZ ( ‫هللا‬ )
1. Di baca menebal huruf Lam pada lafzhul Jalalah ( ‫هللا‬ ) apabila
sebelum nya di fathahkan atau di dhommahkan, contoh : َ‫ل‬‫ا‬َ‫ـ‬‫ق‬
ُ‫هللا‬ , ِ‫هللا‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ Atau di sukun kan setelah dhommah,contoh : َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ـ‬‫الل‬ ‫وا‬ُ‫ـ‬‫قال‬
atau sukun setelah fathah contoh : ِ‫هللا‬ َ‫ِلى‬‫ا‬ َ‫و‬
Dan sebab di baca menebal atau tafkhim adalah dalam rangka
untuk tanzhim atau pengagungan kepada Alloh ta’ala,dan apabila
di tipiskan atau tarqiq,maka hilanglah bentuk pengagungan
tersebut.
2. Dan terkadang lafadz jalalah di baca tipis atau tarqiq, apabila
di dahului dengan kasroh contoh:
( ِْ‫ِْهللا‬‫ن‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ْد‬‫ـن‬ِ‫ْ،ْم‬َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ـ‬‫ل‬‫ْال‬ِ‫ل‬ُ‫ـ‬‫ق‬ْ،ْ‫اهلل‬ِ‫ـ‬‫ب‬ )
atau di dahului sukun setelah kasroh,contoh: ‫ْهللا‬ ‫ي‬ِ‫ج‬‫ـ‬‫ن‬َ‫ي‬َ‫و‬ atau di
dahului tanwin, contoh ; ( ً‫ا‬‫م‬ْ‫و‬َ‫ـ‬‫ق‬‫هللا‬ ) adapun sebab di baca tipis
adalah karena beratnya penyebutan, yaitu beratnya lidah untuk
di naikkan kelangit-langit setelah turun dan rendahnya lidah
dalam keadaan terbeban.
Adapun Lam Fi’il , maka wajib untuk di Izhharkan atau di
nampak kan untuk seluruh huruf selain dari Lam dan Ro’ ,
contoh : ، ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬، ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫أر‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬
Dan wajib di idghomkan apabila huruf Lam sukun
bertemu dengan huruf Lam,atau Lam sukun bertemu dengan Ro’ ,
contoh :
( ُ‫ـ‬‫ق‬َ‫و‬ ،ً‫ا‬‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ‫ال‬َ‫و‬ ً‫ا‬ّ‫ر‬َ‫ض‬ ‫ي‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫أم‬ ‫ال‬ ْ‫ل‬ُ‫ـ‬‫ق‬ً‫ا‬‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫د‬ِ‫ز‬ ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ل‬ ).
Perhatian : hukum-hukum lam Fi’il,atau lam huruf dan lam isim
semuanya di baca Izhhar,sama saja apakah ia fi’il madhi
,mudhore’ atau amr.
34
HUKUM BACAAN RO
Tafkhim Ro’ :
artinya tebal ro’ maksudnya huruf ro’ yang di baca tebal
– kaidah :
a. bila ada ro’ berharokat fathah/dhomah
– contoh : ْ ِ‫ل‬ُ‫س‬ُّ‫الر‬ِ‫ب‬–ْ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ـ‬‫ب‬َ‫ر‬
b. bila ada ro’ sukun sebelumnya ada huruf berha rokat
fathah/dhomah
– contoh : ْ‫ا‬ً‫ق‬‫ر‬ُ‫ـ‬‫ف‬–َْْ‫ل‬َ‫س‬‫ر‬َ‫ا‬
c. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf
berharokat fathah /dhomah
– contoh : ْ ُ‫ر‬ُ‫ـ‬‫ث‬‫ا‬َ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬٠ْ–ُْْ‫ر‬َ‫ـ‬‫ث‬‫و‬َ‫ك‬‫ل‬‫ا‬٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf
alif/waw
– contoh : ُْ‫ار‬َّ‫ف‬َ‫غ‬‫ل‬‫ا‬٠ْ–ُْْ‫ر‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ش‬٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf
berharokat sukun dan didahului huruf ber-
harokat fathah/dhomah
– contoh : ِْ‫ْب‬َّ‫الص‬ِ‫ب‬٠ْ–ِْْ‫ر‬‫ج‬َ‫ف‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬٠
Tarqiq ro’ :
artinya tipis ro’ maksudnya huruf ro’ yang dibaca tipis
– kaidah :
a. bila ada ro’ berharokat kasroh
– contoh : ْ‫ي‬ِ‫ر‬ َ‫َت‬–ِْْ‫ر‬‫ح‬َ‫لب‬‫ْا‬ ِ‫يف‬
b. bila ada ro’ sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh
– contoh : ُْ‫ن‬‫و‬َ‫ع‬‫ر‬ِ‫ف‬–ُْْ‫ة‬َ‫ي‬‫ر‬ِ‫م‬
c. bila ada huruf ro’ diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf
berharokat kasroh
– contoh : ْ ُ‫ر‬ِ‫َّث‬‫د‬ُ‫امل‬٠ْ–ُْْ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫امل‬٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf
ya
– contoh : ُْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ب‬ََ‫ْل‬٠ْ–ُْْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ب‬٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf
berharokat sukun dan didahului huruf berharokat kasroh
35
Jawazul wajhain :
artinya boleh 2 wajah maksud nya huruf ro’ boleh dibaca
tafkhim/tarqiq
– kaidah :
a. bila ada ro’ sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh dan
setelahnya huruf isti’la
– contoh : ُْ‫ة‬‫ـ‬َ‫ق‬‫ـر‬ِ‫ف‬
b. bila ada huruf ro’ sukun diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya
huruf isti’la sukun didahului huruf berharokat kasroh
– contoh : ِْ‫ر‬‫ط‬ِ‫الق‬٠ْ–ِْْ‫ر‬‫ص‬ِ‫امل‬٠
WAQAF
PEMBAGIAN WAQAF
a. Ikhtibari :
artinya diuji maksudnya para qori’ boleh berhenti karna ditanya
penguji
b. Intidzori :
artinya menunggu maksudnya berhenti pada kalimat yang perlu
untuk menghubungkan kalimat pada lain bacaan
c. Idhthirari :
artinya terpaksa maksudnya berhenti ditengah ayat karna
terpaksa baik kehabisan napas, batuk /lupa dalam hal ini para
qori boleh berhenti pada kalimat manapun yang disukai dengan
tak merusak arti dan mulai baca dari kalimat dimana ia
berhenti/sebelumnya.
d. Ikhtiyari :
artinya memilih maksudnya sengaja berhenti pada kalimat yang
dipilih karna satu maksud
- Tamm : artinya sempurna maksudnya berhenti pada kalimat
yang sempurna susunannya dan tak berkaitan dengan kalimat
setelahnya baik lafadz/arti
contoh : ِْ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ْالد‬ِ‫م‬‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ْ ِ‫ك‬ِ‫ال‬َ‫م‬٠َْْ‫اك‬َّ‫ي‬‫ا‬
- Kafiy: artinya cukup maksudnya berhenti pada kalimat
sempurna susunannya tapi masih berkaitan dengan kalimat
setelahnya secara arti
contoh : َْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫لع‬‫ْا‬ِّ‫رب‬٠ِْ‫ن‬‫ْح‬َّ‫لر‬َ‫ا‬
- Hasan : artinya bagus maksudnya berhenti pada kalimat yang
36
sempurna susunannya tapi masih berkaitan dengan kalimat
setelahnya secara arti dan lafadz
contoh : َْ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ت‬‫س‬ُ‫مل‬‫ْا‬َ‫ط‬‫ا‬َ‫ر‬ِ‫ص‬٠َْْ‫ط‬‫ا‬َ‫ر‬ّ
ِ‫لص‬َ‫ا‬
- Qobih : artinya jelek maksudnya berhenti kalimat tidak
sempurna susunannya dan berkaitan dengan kalimat setelahnya
secara arti dan lafadz hingga menimbulkan kesan/arti yang
kurang bagus
Contoh : ْ ِ‫م‬‫س‬ِ‫ب‬٠َِّْْ‫اّلل‬
TANDA WAQAF
a. waqof : artinya berhenti maksudnya harus/lebih baik berhenti
- ْ‫ف‬َ‫ق‬َ‫و‬ َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ : ‫:ق‬ sebagian ulama qori membolehkan berhenti
- ُّ‫ي‬َ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬
ُ
‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:قف‬ anjuran untuk berhenti
- َ‫َل‬ْ‫و‬ُ‫ّل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:قلي‬ boleh sambung tapi berhenti lebih baik
- ُ‫ق‬َ‫ل‬ْ‫ط‬
ُ
‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ط‬ harus berhenti tapi boleh sambung
- titik 3 : ُ‫ة‬َ‫ق‬َ‫ان‬َ‫ع‬
ُ
‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬: berhenti dengan memilih salah satu dari dua
titik
- ُ‫م‬ِ‫ز‬َّ‫ّل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:م‬ harus berhenti dilarang sambung
b. jaiz : artinya boleh maksudnya boleh berhenti dan boleh
sambung
- ُ‫ز‬ِ‫ائ‬َ‫ْل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ج‬ boleh berhenti boleh sambung
- ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫س‬ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِْ‫ْب‬ِ‫ْل‬ : malaikat jibril berhenti saat menyampaikan wahyu
dan tanda ini dikenal disebagian mushaf saja
c. wasol : artinya sambung maksudnya harus/lebih baik sambung
- ُ‫ز‬َ‫او‬َ‫ج‬
ُ
‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ز‬ harus sambung tapi boleh berhenti
- ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫ص‬ْ‫ص‬َ‫خ‬َ‫ر‬
ُ
‫مل‬ : anjuran untuk sambung
- َ‫َل‬ْ‫و‬ُ‫ّل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:صلي‬ boleh berhenti tapi disambung lebih baik
- ُ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ْ‫م‬
َ
‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ّل‬ harus sambung dilarang berhenti
Tanda-tanda waqaf lainnya :
1. Tanda mim ( ‫)م‬ disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu
berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga
Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat
sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Tanda mim ( ‫,)م‬ memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab,
namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
37
2. tanda tho ( ‫)ﻁ‬ adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah
berhenti.
3.tanda jim ( ‫)ﺝ‬ adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di
sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ‫)ظ‬ bermaksud lebih baik tidak berhenti
5. tanda sad ( ‫)ﺹ‬ disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas,
menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun
diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna.
Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada
fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada
waqaf sad
6. tanda sad-lam-ya’ ( ‫صل‬‫ﮯ‬ ) merupakan singkatan dari “Al-washl
Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah
lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa
mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ‫)ﻕ‬ merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf”
yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf
sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan
walaupun boleh diwaqafkan
8. tanda sad-lam ( ‫)صل‬ merupakan singkatan dari “Qad yuushalu”
yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu
lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan
9. tanda Qif ( ‫)قيف‬ bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan
untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat
yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti
10. tanda sin ( ‫)س‬ atau tanda Saktah ( ‫)سﮑته‬ menandakan berhenti
seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca
haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk
meneruskan bacaan
38
11. tanda Waqfah ( ‫)ﻭقفه‬ bermaksud sama seperti waqaf saktah (
‫,)سﮑته‬ namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
12. tanda Laa ( ‫)ّل‬ bermaksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini
muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat.
Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan
untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca
tersebut boleh berhenti atau tidak
13. tanda kaf ( ‫)ﻙ‬ merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yang
bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf ini
serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul
39
GHORIB DALAM AL-QURAN
Adalah bacaan yang asing,artinya tidak umum di ucapkan dalam
membaca Al-Qur’an,para ulama Qiroah membaginya dalam
beberapa hal sebagai berikut :
1. Imalah :
Artinya miring maksudnya membaca fathah miring ke kasroh/ A
menjadi E
– contoh : 11 : 41 ‫ا‬َ‫ه‬َ‫س‬‫ر‬ُ‫ْم‬َ‫اْو‬َ‫ره‬‫ْجم‬َِّ‫ْاّلل‬ِ‫م‬‫س‬ِ‫ب‬
2. Naqol :
artinya memindahkan maksudnya memindahkan harokat
A pada huruf mati sebelumnya
– contoh : ُْ‫م‬‫س‬ِ‫ْل‬َ‫س‬‫ئ‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫س‬ِ‫ال‬‫ا‬َ‫س‬‫ئ‬ِ‫ب‬َُ
3. Tasyhil :
artinya meringankan maksudnya membaca A secara
ringan/tidak jelas
– kaidah : bila ada A istifham bertemu dengan A qotho’
– contoh : 41 ُّْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬‫ع‬َ‫ا‬َ‫ء‬ُّْْْْْْْْْْْْْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬‫اع‬َ‫ء‬
4. Isymam :
artinya manyun maksudnya membaca kata dalam ayat
dengan manyun
– kaidah : menampakkan dhomah yang terbuang dengan bibir
– contoh : 12 : 11 ‫َّا‬‫ن‬َ‫ْم‬‫أ‬َ‫ت‬َْ‫ال‬ْ‫ا‬َ‫ن‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ْم‬‫أ‬َ‫ت‬َْ‫ال‬
5. Nun wiqoyah :
a
rtinya nun waspada maksudnya menambahkan nun agar tanwin
tetap terjaga
– kaidah :
a. bila ada tanwin bertemu dengan lam ta’rif
– contoh : ِْ‫ِت‬َّ‫ل‬‫ْا‬ً‫ة‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ت‬ِ‫ْف‬ ِ‫ِت‬َّ‫ل‬‫ْا‬ِ‫ْن‬َ‫ة‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ت‬ِ‫ف‬
b. bila ada tanwin bertemu dengan huruf sukun
– contoh : ‫ا‬‫و‬ُ‫ط‬ِ‫ب‬‫ْاه‬ِ‫ْن‬ُ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫اْخ‬‫و‬ُ‫ط‬ِ‫ب‬‫ْاه‬ٌ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫خ‬
6. Saktah :
Artinya “mencegah “dan “menuntut “ maksudnya mencegah
40
terjadinya kekacauan arti / salah pengertian dan menuntut untuk
berhenti, dan biasa di tandai dengan huruf ‫س‬ di atas sebuah
kalimat.
– kaidah (hukumnya) :
a. Al-Kahfi : 1-2
‫ا‬َ‫ج‬َ‫و‬ِ‫ْع‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫َْي‬َ‫َل‬َ‫ْو‬َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬‫ْال‬ِ‫ه‬ِ‫د‬‫ب‬َ‫ىْع‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َ‫ل‬َ‫ز‬‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ْا‬َِِّ‫ّْلل‬ُ‫د‬‫م‬َ‫اْل‬
َْ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ْا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫م‬‫ْال‬َ‫ر‬ِّ‫ش‬َ‫ب‬ُ‫ـ‬‫ي‬َ‫ْو‬ُ‫ه‬‫ن‬ُ‫د‬َ‫ل‬ْ‫ن‬ِ‫ْم‬ ‫ا‬ً‫يد‬ِ‫د‬َ‫ش‬ْ‫ا‬ً‫س‬‫أ‬َ‫ْب‬َ‫ر‬ِ‫ذ‬‫ن‬ُ‫ـ‬‫ي‬ِ‫اْل‬ً‫م‬ِّ‫ي‬َ‫ق‬َّْْ‫َن‬‫أ‬ْ ِ‫ـات‬َ‫ـح‬ِ‫ـال‬َّ‫ـص‬‫ل‬‫ْا‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ـ‬‫ي‬‫ـا‬ً‫ن‬َ‫ـس‬َ‫اْح‬ً‫ـر‬‫َج‬‫أ‬ْ‫ـم‬ُ‫ـه‬َ‫ل‬ْ
b. Yasin : 52
َْ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫س‬‫ر‬ُ‫م‬‫ْال‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬َ‫ْو‬ُ‫ن‬َ‫ْح‬َّ‫ْالر‬َ‫د‬َ‫ع‬َ‫اْو‬َ‫اْم‬َ‫ذ‬َ‫اْه‬َ‫ن‬ِ‫د‬َ‫ق‬‫ر‬َ‫ْم‬‫ن‬ِ‫اْم‬َ‫ن‬َ‫ـ‬‫ث‬َ‫ع‬َ‫ـ‬‫ب‬ْ‫ن‬َ‫اْم‬َ‫ن‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ي‬َ‫اْو‬َ‫اْي‬‫و‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
c. Al-Qiyamah : 27
ٍْ‫اق‬َ‫ْر‬‫ن‬َ‫ْم‬َ‫يل‬ِ‫ق‬َ‫و‬
d. Al-Muthafifin : 14
‫ـ‬َ‫ـالْب‬َ‫ك‬َْ‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬ِ‫س‬‫ك‬َ‫اْي‬‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ا‬َ‫ْم‬‫ـم‬ِِ‫ـوِب‬ُ‫ل‬‫ـ‬‫ق‬ْ‫ـى‬َ‫ل‬‫ـ‬َ‫ْع‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ل‬
7. Sajdah :
artinya sujud maksudnya melakukan sujudsaat membaca ayat
Al-Qur’an
a. Dalil sujud tilawah
َْ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫ْو‬ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َُّ‫ىْاّلل‬َّ‫ل‬َ‫ْص‬ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫ْال‬ََِ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُْ‫ه‬‫ن‬َ‫ْع‬َُّ‫ْاّلل‬َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ْر‬َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ِْع‬‫ن‬‫ِْاب‬‫ن‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬ُ‫ا‬َ‫ر‬‫ق‬َ‫ـ‬‫ي‬َْْ‫ـاْي‬َ‫ْم‬ َّ‫ِت‬َ‫ْح‬ُ‫د‬ُ‫ج‬‫س‬َ‫ن‬َْ‫ْو‬ُ‫د‬ِ‫ج‬َ‫س‬َ‫ف‬َْ‫ة‬َ‫د‬‫ج‬َ‫اْس‬َ‫ه‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ْف‬ُ‫ة‬َ‫ر‬‫و‬ُ‫س‬ُْ‫ـد‬ِ‫ـج‬
ِْ‫ـه‬ِ‫ـت‬َ‫ـه‬‫ـب‬َ‫ْج‬َ‫ـع‬ِ‫ض‬‫ـو‬َ‫ْم‬‫ـا‬َ‫ن‬ُ‫ـد‬َ‫ح‬َ‫ا‬
”Dari ibnu umar ra katanya : pernah Nabi saw membaca 1 surat
yang didalamnya ada sajdah maka ia sujud dan kamipun sujud
hingga tiada diantara kami yang tidak meletakkan keningnya.
(HR abu daud, albaihaqi & alhakim dgn tambahan ”takbir lalu
sujud)
َْ‫ر‬َ‫ـ‬‫ق‬ْ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ْا‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫ْو‬ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َُّ‫ىْاّلل‬َّ‫ل‬َ‫ْص‬َِّ‫ْاّلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫َْر‬‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُْ‫ه‬‫ن‬َ‫ْع‬َُّ‫ْاّلل‬ َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ْر‬َ‫ة‬َ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ْه‬ ِ‫ِب‬َ‫ا‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َّ‫ْالس‬َ‫م‬َ‫اد‬َ‫ْء‬ُ‫ن‬‫ْاب‬َ‫ا‬َْ‫ـ‬‫ي‬ُْ‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬‫ي‬َّ‫َْالش‬‫ل‬َ‫ز‬َ‫ـ‬‫ت‬‫ع‬ِ‫ْا‬َ‫د‬َ‫ج‬َ‫س‬َ‫ف‬َْ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬‫ب‬
َْ‫ـص‬َ‫ـع‬َ‫ف‬ِْ‫د‬‫ـو‬ُ‫ـج‬ُّ‫ـالس‬ِ‫ب‬ُْ‫ت‬‫ر‬ِ‫ـ‬‫م‬ُ‫ا‬َْ‫ْو‬ُ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫جل‬‫ْا‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ـ‬‫ف‬َْ‫د‬َ‫ج‬َ‫س‬َ‫ف‬ِْ‫د‬‫و‬ُ‫ج‬ُّ‫الس‬ِ‫ب‬َْ‫م‬َ‫اد‬َ‫ْء‬ُ‫ن‬‫ْاب‬َ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫ا‬ُْ‫ه‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ي‬َ‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ُْ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ـ‬‫ي‬ِْ‫ر‬‫ـا‬َّ‫ن‬‫ْال‬َ‫ـي‬ِ‫ـل‬َ‫ف‬ُْ‫ـت‬‫ـي‬
”Dari Abu hurairah ra katanya : bersabda Rosululloh jika anak
Adam membaca ayat sajdah lalu sujud maka menyingkirlah
syetan sambil menangis seraya berkata : celaka aku, anak Adam
diperintahkan sujud lalu ia sujud maka syurga baginya dan aku
diperintah sujud lalu aku menolaknya maka neraka bagiku”
(HR ahmad, muslim dan ibnu majah)
b. Hukum sujud tilawah
Adalah sunnah sebab Nabi Sholallahu alaihi wa sallam dan para
sahabat pernah tak melakukannya
َْ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫ْو‬ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َُّ‫ىْاّلل‬َّ‫ل‬َ‫ْص‬ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫يْال‬َ‫ل‬َ‫ْع‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ـ‬‫ق‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُْ‫ه‬‫ن‬َ‫ْع‬َُّ‫ْاّلل‬َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ْر‬ ِ‫ت‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ث‬ِْ‫ن‬‫ْاب‬ِ‫د‬‫ي‬َ‫ْز‬‫ن‬َ‫ع‬ِْ‫م‬‫َّج‬‫ن‬‫ْال‬َ‫ْو‬َْْ‫ا‬ْ‫َّا‬‫ن‬ِ‫ْم‬‫د‬ُ‫ج‬‫س‬َ‫ْي‬‫م‬َ‫ل‬َ‫ـ‬‫ف‬ْ‫ا‬َ‫ه‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ْف‬‫د‬ُ‫ج‬‫س‬َ‫ْي‬‫م‬َ‫ل‬َ‫ـ‬‫ف‬ٌْ‫د‬َ‫ح‬
41
”Dari zaid bin tsabit Ra katanya : aku membaca surat wan najmi
dihadapan Rasululloh (pada ayat sujud) tapi dia tidak sujud
maka tiada seorangpun dari kami sujud”
(HR al-jama’ah kecuali ibnu majah)
c. Ayat ayat yang di sunahkan sujud
- 7 : 206 – 22 : 18 – 38 : 24 – 16 : 49-50 – 19 : 58
- 22 : 77 – 41 : 37 – 13 : 15 – 17 : 107 -109 – 32 : 15
- 53 : 62 – 84 : 21 – 25 : 60 – 27 : 25-26 – 96 : 19
d. bacaan saat sujud
- Orang yang sujud tilawah boleh berdo’a sekehendaknya
”Maha suci Rabb yang maha tinggi” ‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ال‬‫ْا‬َِّ‫ِب‬َ‫ْر‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬‫ب‬ُ‫س‬
atau membaca do’a sebagai berikut :
َْ‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫ل‬َ‫ْل‬‫ْا‬َ‫ن‬َ‫س‬‫ح‬َ‫ا‬َُّْ‫ْاّلل‬ َ‫ك‬َ‫ار‬َ‫ب‬َ‫ـ‬‫ت‬ِْ‫ه‬ِ‫ت‬َّ‫و‬ُ‫ـ‬‫ق‬ِْ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬َِ‫ِْب‬ُ‫ه‬َ‫ر‬َ‫ص‬َ‫ْب‬َ‫ْو‬ُ‫ه‬ُ‫ع‬ َ‫ََّْس‬‫ق‬َ‫ش‬َْ‫ْو‬ُ‫ه‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ْخ‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬ِ‫ْل‬َ‫ي‬ِ‫ه‬‫ج‬َ‫ْو‬َ‫د‬َ‫ج‬َ‫س‬َ‫و‬ْ
“ kepada Allah Dzat yang menciptakannya yang membuka
pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatannya,
maha mulia ALLAH sebaik-baik pencipta”
(HR bukhari, muslim, an-nasa’i, abu daud dan alhakim,
dishahihkan attirmidzi dan ibnu sikkin)
8. Ghorib :
artinya asing maksudnya bacaan Al-Qur’an yang asing/tak lazim
dibaca
a. ُْ‫ي‬ّ
ِ‫ْالس‬ِ‫و‬َ‫ا‬ُْ‫اد‬َّ‫ْالص‬ُ‫ة‬َ‫اء‬َ‫ر‬ِ‫ْق‬ُ‫از‬َ‫و‬َ‫ج‬ : boleh dibaca ‫صْ/ْس‬ – 2 : 245 – 52 : 37 – 7 :
69 – 88 : 22
b. ِْ‫ي‬َ‫ـ‬‫ت‬َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ْح‬َ‫د‬‫ح‬ِ‫ا‬ِ‫ب‬ُْ‫ة‬َ‫اء‬َ‫ر‬ِ‫ْق‬ُ‫از‬َ‫و‬َ‫ج‬ : boleh dibaca salah satu dari 2 harokat – 30 :
15 > boleh dibaca salah satu harokatnya dengan syarat seragam
dan umum.
9. Ghoiru mad :
artinya selain huruf mad maksudnya bacaan mad yang tidak
dipanjangkan
a. setiaplafadz ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ا‬ artinya “saya “ karena jika dipanjangkan
terkesan mutsanna
- contoh : 7 : 12 / 109 : 4
b. ‫َّا‬‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ karna bacaan ”Na” mengandung arti ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ا‬
- contoh : 18 : 38
c. ‫ا‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ظ‬ karna bacaan ”Na” bukan berarti kami
contoh : 33 : 10
d. َْ‫ال‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ karna bacaan ”La” bila dipanjangkan akan berubah
42
menjadi mutsanna
- contoh : 33 : 66
e. ْ‫ال‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫لس‬َ‫ا‬ karena bacaan ”La” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 33 : 67
f. َْ‫ال‬ِ‫س‬َ‫ال‬َ‫س‬ karna bacaan ”La” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 76 : 4
g. ‫ا‬َ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ـ‬‫ق‬ karna bacaan ”Ro” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 76 : 15-16
h. ‫ا‬َ‫د‬‫و‬َُ‫َث‬ karna bacaan ”Da” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 11 : 68
i. ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ع‬‫د‬َ‫ن‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 18 : 14
j. ‫ا‬َ‫و‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ب‬َ‫ـ‬‫ن‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi
mutsanna
- contoh : 17 : 31
k. ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ل‬‫ـ‬‫ت‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 13 : 30
l. ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ـ‬‫ب‬‫ر‬َ‫ـ‬‫ي‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi
mutsanna
- contoh : 30 : 39
m. َْ‫ات‬َ‫ْم‬‫ن‬‫ي‬ِ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ا‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah
menjadi mutsanna
- contoh : 3 : 144
Kaidah Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’:
Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’ ditulis dengan alif pada
awal kalimat,
1. Hamzah Washal ditulis dan dibaca apabila terdapat pada
awal kalimat, tetapi tidak ditulis dan dibaca apabila berada
43
di tengah-tengah, misalnya: ُ‫م‬ ِ‫ص‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬َ‫و‬ ، ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬،ُ‫د‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫وا‬ .kecuali
apabila dimasuki hamzah istifhamiyah. Hamzah washal
ditulis dan dibaca pada awal kalimat yang diawali dengan
huruf mati agar huruf mati sesudahnya bisa dibaca, sebab
apabila hamzahnya juga tidak dibaca maka kita kesulitan
membacanya. Sebagian diberi tanda “ ‫صـ‬“ kecil di atas alif.
2. Hamzah Qatha’ dibaca dimana pun tempatnya baik di
awal, di tengah, maupun di akhir kalimat dan ditulis di
atas alif dengan tanda ” ‫عـ‬“ kecil sehingga tertulis
menjadi ” ‫أ‬“
44
Terjemahan ini merupakan hasil mengajar pada Madrasah Diniyah pada Pondok
Pesantren Nurul Madinah Bangil. Pada terjemahan ini dimasukan beberapa
tambahan sedikit yang diharapkan memperjelas dari materi yang disampaikan.
Santri putra maupun putri dalam penyusunan ini dilibatkan untuk mendiskusikan
secara mandiri, mengoreksi dan memberikan usul, sehingga pemahaman
mendekati bahasa siswa. Selain itu diharapkan mereka mempunyai pengalaman
dalam penyusunan buku.
Semoga tulisan ini barokah , bermanfaat bagi santri,PP Nurul Madinah dan
pembaca semua.
Penyusun.
Muhammad Anas,M.Pd.I
Kelas 1 Putri Kelas 1 Putra
Anina Aninnas
Rizki Rahma
Maulidah
Diana Fajriatun
Nisa’
Alifiyah
Fahdina
Durrotun Nafisah
Fika Hidayati
Nadia
Eli Kusuma Fitri
Haza Dewi
Wulan Sari
Erma Mei Tri Untari Hilyatul Adelia
Fatimatuz Zahro
Lailatul
Mufidah
Firza Sri
Churniatus Ts
Karimatus
Sa’diyah
Leni Rahmawati
Ruhu A’yunil
Mumtazah
Mega Kurnia
Agustin
Lailatul
Khafidah
Nur Ainin Musrifah
Dewi Roichatul
Ummah
Tsamrotus Sa’diyah Huliatul Asfia’
Nurul Maulida Sari

More Related Content

What's hot

Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamTri Widodo W. UTOMO
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiMarhamah Saleh
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharahjannahere
 
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam
[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam
[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islamAlifia Putri Yudanti
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Marhamah Saleh
 
PPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahih
PPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahihPPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahih
PPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahihLogikaBahasa
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"
Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"
Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"Arza Mukhib
 
Ppt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doaPpt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doaasni furoida
 

What's hot (20)

Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Bank, rente dan fee
Bank, rente dan feeBank, rente dan fee
Bank, rente dan fee
 
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharah
 
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam
[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam
[XII] Aqidah Akhlak - Adab pergaulan dalam islam
 
Ppt shalat jenazah
Ppt shalat jenazahPpt shalat jenazah
Ppt shalat jenazah
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
PPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahih
PPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahihPPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahih
PPT Ilmu Shorof Tasrif Istilah Fiil Bina sahih
 
Makalah taqlid
Makalah taqlidMakalah taqlid
Makalah taqlid
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"
Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"
Materi Fiqih "Sedekah, Hibah dan Hadiah"
 
Teks mc pernikahan
Teks mc pernikahanTeks mc pernikahan
Teks mc pernikahan
 
Ppt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doaPpt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doa
 
6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih
 

Similar to HukumNuun

Modul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptxModul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptxLapLap19
 
Pendalaman Ilmu Tajwid_.pptx
Pendalaman Ilmu Tajwid_.pptxPendalaman Ilmu Tajwid_.pptx
Pendalaman Ilmu Tajwid_.pptxhasanfachry
 
Perbezaan nun mati dan mim mati
Perbezaan nun mati dan mim matiPerbezaan nun mati dan mim mati
Perbezaan nun mati dan mim matiZarinah Sharif
 
HUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptx
HUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptxHUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptx
HUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptxAndiniIntan
 
Materi semester 2 bab VI
Materi semester 2 bab VIMateri semester 2 bab VI
Materi semester 2 bab VIRifkamaliaS
 
1 BTAQ PAS 2023.pptx
1 BTAQ PAS 2023.pptx1 BTAQ PAS 2023.pptx
1 BTAQ PAS 2023.pptxssuser32e447
 
revisippt.kelompok9.btq.pptx
revisippt.kelompok9.btq.pptxrevisippt.kelompok9.btq.pptx
revisippt.kelompok9.btq.pptxSALIHINLUKMAN
 
Materi power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwidMateri power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwidraudahtgr
 
LITERASI AL-QUR'AN.ppt
LITERASI AL-QUR'AN.pptLITERASI AL-QUR'AN.ppt
LITERASI AL-QUR'AN.pptLim Salawat
 
NOTA RINGKASAN 1.pptx
NOTA RINGKASAN 1.pptxNOTA RINGKASAN 1.pptx
NOTA RINGKASAN 1.pptxsemarakpuisi
 
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptxTajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptxPAENDANG
 
Belajar ilmu tajwid
Belajar ilmu tajwidBelajar ilmu tajwid
Belajar ilmu tajwidSHaukir R
 
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdfMuhammad Iqbal
 
BTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptx
BTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptxBTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptx
BTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptxMuhammadNaziehIbadil
 

Similar to HukumNuun (20)

Modul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptxModul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptx
 
Pendalaman Ilmu Tajwid_.pptx
Pendalaman Ilmu Tajwid_.pptxPendalaman Ilmu Tajwid_.pptx
Pendalaman Ilmu Tajwid_.pptx
 
Perbezaan nun mati dan mim mati
Perbezaan nun mati dan mim matiPerbezaan nun mati dan mim mati
Perbezaan nun mati dan mim mati
 
al qur'an
al qur'anal qur'an
al qur'an
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
HUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptx
HUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptxHUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptx
HUKUM BACAAN AL QUR'AN.pptx
 
Jadi
JadiJadi
Jadi
 
Materi semester 2 bab VI
Materi semester 2 bab VIMateri semester 2 bab VI
Materi semester 2 bab VI
 
1 BTAQ PAS 2023.pptx
1 BTAQ PAS 2023.pptx1 BTAQ PAS 2023.pptx
1 BTAQ PAS 2023.pptx
 
revisippt.kelompok9.btq.pptx
revisippt.kelompok9.btq.pptxrevisippt.kelompok9.btq.pptx
revisippt.kelompok9.btq.pptx
 
Materi power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwidMateri power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwid
 
LITERASI AL-QUR'AN.ppt
LITERASI AL-QUR'AN.pptLITERASI AL-QUR'AN.ppt
LITERASI AL-QUR'AN.ppt
 
NOTA RINGKASAN 1.pptx
NOTA RINGKASAN 1.pptxNOTA RINGKASAN 1.pptx
NOTA RINGKASAN 1.pptx
 
Bab I (hukum al)
Bab I (hukum al)Bab I (hukum al)
Bab I (hukum al)
 
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptxTajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
 
Belajar ilmu tajwid
Belajar ilmu tajwidBelajar ilmu tajwid
Belajar ilmu tajwid
 
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
 
Hukum tajwid
Hukum tajwidHukum tajwid
Hukum tajwid
 
BTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptx
BTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptxBTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptx
BTQ Kelas 7 Hukum Nun Sakinah dan Tanwin.pptx
 
Tugas ict
Tugas ictTugas ict
Tugas ict
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

HukumNuun

  • 1. 1 ِ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َْ‫ْح‬َّ‫الر‬ ِ‫هللا‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ ِ‫ة‬َْ‫ْح‬َ‫ر‬ ‫ى‬ ِ‫اج‬َ‫ر‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬‫ا‬ً‫م‬ْ‫و‬َ‫د‬‫ى‬ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ز‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ُ‫س‬ Yang senantiasa mengharap rahmat Sang Maha Pengampun ini Yaitu Sulaiman Al Jamzuriy, berkata: ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ي‬ِِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ِ‫هلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬َ‫ل‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫آل‬َ‫و‬ ٍ‫د‬َّ‫م‬َُ‫ُم‬ Segala puji bagi Allah dan semoga shalawat telimpah kepada Muhammad, keluarga beliau, dan siapa saja yang membaca Al Quran ِِ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ‫م‬ْ‫ظ‬َ‫الن‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ُ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬َ‫و‬‫د‬ْ‫و‬ُ‫د‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ن‬َ‫الت‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫الن‬ ِ‫ِف‬ Selanjutnya, bait-bait ini saya peruntukkan bagi para pelajar Yang membahas tentang hukum Nuun, Tanwin dan hukum Mad1 1 Biasanya secara umumdisebut tajwidarti menurut bahasa : Memperindah sesuatu. Arti istilah :Ilmutentang kaidah (makhraj & sifatnya) serta cara-cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Tujuan : Memelihara bacaan Al -Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca. Hukumnya : Belajar ilmutajwid ituhukumnya fardlukifayah, sedang membaca Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain. Dalil wajib mempraktekkan tajwid dalam setiap pembacaan Al -Qur’an : 1. Dalil dari Al-Qur’an Firman Allah s.w.t. :   Artinya : Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid) [Q.S. Al- Muzzammil (73: 4) Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Nabi s.a.w. untuk
  • 2. 2 ِ‫ال‬َ‫ف‬ْ‫ط‬َْ‫اْل‬ ِ‫ة‬َ‫ف‬ْ‫ح‬ُ‫ت‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬ََّ‫َس‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬ ِّ‫ى‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ِ‫خ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫ال‬َ‫م‬َ‫َك‬ Saya memberinya judul Tuhfatul Athfal Kesemuanya saya terima dari guru saya Al Miyhiy pemilik keutamaan ilmu ‫ا‬َ‫ب‬َّ‫ل‬ُّ‫ط‬‫ال‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ْ‫َر‬‫أ‬َ‫الث‬َ‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ق‬‫ل‬ْ‫ا‬َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫َج‬ْ‫اْل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫اب‬َ‫و‬ Saya berharap (matan ini) bermanfaat bagi para pelajar Serta berharap pahala, diterima di sisiNya, dan balasan yang baik membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid). Firman Allah s.w.t. yang lain :  Artinya : Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad s.a.w.) secara tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Furqaan (25: 32]. 2. Dalil dari As-Sunnah Dalamhadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi s.a.w.), ketika beliauditanya tentang bagaimanbacaan dan sholat Rasulullah s.a.w., maka beliau menjawab : Artinya : "Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang lamanya seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847 Jamik At- Tirmizi) Dalamhadits yang diriwayatkandari AbdullahIbnu ‘Amr, Rasulullah s.a.w. bersabda: Artinya : "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ab." (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari).
  • 3. 3 ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ن‬َ‫الت‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫اك‬َ‫الس‬ ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫الن‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ Hukum Nuun Sakinah dan Tanwin ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ن‬َ‫لت‬ِ‫ل‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ُ‫َك‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ن‬ْ‫ُّو‬‫لن‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ٍ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ ُ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ِِْ‫ي‬ِ‫ي‬ Nuun dalam keadaan sukun dan tanwin memiliki empat hukum2. Berikut penjelasanku: ِ‫ف‬ُ‫ر‬ْ‫َح‬‫أ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ُ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬ِ‫إل‬‫ا‬ ُ‫ل‬َّ‫و‬َََْ‫اْل‬َ‫ف‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬ِِّ‫ت‬ُ‫ر‬ ُّ‫ت‬ ِ‫س‬ ِ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ح‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ِ‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ Hukum pertama: IDZHAR (dibaca jelas). Apabila keduanya terletak sebelum huruf halqi (makhrojnya keluar dari tenggorokan), yang jumlahnya enam huruf berikut ini: ُ‫اء‬َ‫ح‬ ٌْ‫ْي‬َ‫ع‬ َُّ‫ُث‬ ٌ‫اء‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ٌ‫ز‬َْ‫َه‬ُ‫اء‬َ‫خ‬ ٌْ‫ْي‬َ‫غ‬ َُّ‫ُث‬ ِ‫ان‬َ‫ت‬َ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ه‬ُ‫م‬ Hamzah (‫)ء‬ dan Haa’ (‫,)هـ‬ kemudian ‘Ain (‫)ع‬ dan Haa’ (‫)ح‬ tanpa titik kemudian huruf Ghain (‫)غ‬ dan huruf Khaa’(‫)خ‬ 2 Di bukulainada lima. Sebabdipisah antara idghom bighunnah danidghom bilaghunnah
  • 4. 4 Al – Izhhar halqy Izhhar secara bahasa adalah, jelas atau nampak, adapun secara Istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya huruf tanpa ghunnah dalam huruf yang dijelaskan. Huruf – huruf izhhar halqy ada enam , dan di nama kan halqy karena huruf-huruf tersebut semuanya huruf halqy yang mahkrojnya di tenggorokan , yaitu : ‫ه‬ ‫غ‬ ‫ع‬ ‫خ‬ ‫ح‬ ‫ء‬ oleh karena itu hukum izhhar halqy adalah membaca nun sukun dengan jelas tanpa gunnah yang kuat ketika bertemu dengan huruf-huruf yang enam di atas yaitu huruf-huruf halqy ( tenggorokan ). marotib ( urutan ) izhhar halqy ada tiga : ‫الحلق‬ ‫أقصى‬ Tenggorokan atas , yaitu huruf ‫ء‬ dan ‫ه‬ ‫الحلق‬ ‫وسط‬ Tenggorokan tengah ,yaitu huru ‫ع‬ dan ‫ح‬ ‫الحلق‬ ‫أدنى‬Tenggorokan bawah, yaitu huruf ‫خ‬dan ‫غ‬ Adapun sebab izhhar dan di jelaskan dalam pengucapan nya adalah karena jauh nya makhroj ( tempatnya keluar huruf ) yaitu huruf Nun dengan huruf-huruf yang enam,di mana huruf nun sukun makhroj nya di ujung lidah sedangkan huruf yang enam makhrojnya di tenggorokan,sehingga berat untuk di le burkan dan di gunnahkan. Syarat izhhar halqy ia harus terletak setelah nun sukun dari huruf – huruf tenggorokan yang enam , dan izhhar halqy bisa terjadi dalam satu kata atau dua kata ,dan setelah tanwin tidak terjadi kecuali dari dua kata. Contoh : Bertemu tanwin ( ًٌٍ) Bertemu nun sukun (ْ‫ن‬) Huruf Idhhar ‫ا‬ً‫اب‬َ‫ر‬ْ‫َت‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ر‬ُ‫ع‬ ٍ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ء‬ َ‫ط‬َ‫ع‬‫ﺂ‬‫ا‬ً‫اب‬َ‫س‬ ِ‫ح‬ ً‫ء‬ ُ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ح‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬ِ‫اط‬َ‫خ‬ ٍ‫ة‬َ‫ب‬ِ‫اذ‬َ‫ك‬ َ‫ي‬ِ‫ش‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫خ‬ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ع‬ْ‫ي‬َِ‫َس‬ ِ‫هللا‬ِ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ع‬
  • 5. 5 Hakikat izhhar dan tata cara membacanya.Yaitu membaca nun sukun atau tanwin dengan jelas, kemudian mengucapkan huruf izhhar halqy tanpa berhenti pada nun sukun atau tanwin,dan tidak boleh diam atas nun,dan juga tidak boleh di putus dari huruf-huruf izhhar. ْ‫ت‬َ‫ت‬َ‫أ‬ ٍ‫َّة‬‫ت‬ِ‫س‬ِ‫ب‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬ِ‫إ‬ ِ‫َّان‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ث‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ ِ‫ِف‬ْ‫ت‬َ‫ت‬َ‫ب‬ Hukum kedua: IDGHOM. Hurufnya ada enam, yaitu terkumpul pada kata yarmaluna (َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ر‬َ‫)ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫غ‬ْ‫ُد‬‫أ‬ ٌ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ق‬ ِ‫ان‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ق‬ ‫ا‬َ‫َّه‬‫ن‬ِ‫َك‬َ‫ل‬ٍ‫ة‬ِّ‫ن‬ُ‫غ‬ِ‫ب‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ُ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ Idghom terbagi menjadi dua: Pertama Idghom bighunnah, yaitu dibaca dengan ghunnah pada huruf: yanmu ( ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ن‬َ‫)ي‬ Al-idghom . Idghom secara bahasa adalah : memasukkan ,adapun secara istilah adalah memasukan huruf yang sukun kepada huruf yang berharokat setelahnya dengan cara menjadikan dua huruf tersebut seolah menjadi satu huruf yang bertasydid,contoh: ْ‫ن‬َ‫م‬ُْ‫ل‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ق‬َ‫ي‬dibacaُْ‫ل‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ق‬‫ـ‬‫ـ‬َّ‫ي‬َ‫م‬ Huruf-huruf idghom bersama nun sukun dan tanwin ٌ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ٌ‫ز‬ْ‫ي‬ِ‫ز‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ض‬ِ‫غ‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ ‫غ‬ َ‫ي‬ِ‫ه‬ ٌ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬ Huruf idghomSetelah nun sukun Setelah tanwinSyarat idghom ‫الياء‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬ًََ‫ق‬Syarat idghom adalah harus terdiri dari dua kata sebagaimana dalam contoh ‫النون‬ُ‫اء‬َ‫ش‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫ة‬َ‫م‬ِ‫اع‬َ‫ن‬ ٍ‫ذ‬ِ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫امليم‬ٍ‫ال‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ات‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ ‫او‬‫و‬‫ال‬ٍ‫ق‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ً‫اء‬ََِ‫بن‬َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫أن‬َ‫و‬
  • 6. 6 Ketahuilah bahwasanya huruf-huruf idghom ada enam ( ,‫ل‬ ,‫م‬ ,‫ر‬ ,‫ي‬ ‫ن‬ ,‫)و‬ dan terkumpul dalam kata : ” َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ـل‬َ‫م‬ ْ‫ـر‬َ‫ي‬ “ Akan tetapi huruf –huruf ini terbagi menjadi dua: 1. Idghom bighunnah Huruf – huruf nya ada empat : ‫و‬ ‫م‬ , ‫ن‬ , ‫,ي‬ Yang di singkat dengan ( ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ـ‬‫ن‬َ‫ـ‬‫ي‬ ) maka apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf – huruf yang empat tersebut maka wajib dileburkan (idghom) dan di dengungkan,dengan ukuran dengung selama dua harokat atau dua ketukan. Idghom bighunnah juga di namai idghom naqishon di karenakan hilangnya huruf dan tinggal sifatnya saja. َ‫ل‬َ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫َك‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َِّ‫إّل‬ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ َُّ‫ُث‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫د‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ِ‫غ‬ْ‫د‬ُ‫ت‬‫تل‬ Kecuali apabila bertemu pada satu kata, maka tidak di-idghom-kan. Misalnya membaca kata dunya (‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫)د‬ dan shinwan (‫ان‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ٍَ) Pengecualian! Jika ْ‫ن‬ bertemu ‫يْو‬ dalam satu kata tetap dibaca jelas. Hanya ada 4 dalam Al Qur’an, yaitu: ,‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ُّن‬‫الد‬ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ق‬ ,ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ ,ٌ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫ب‬ namanya Idhhar mutlaq. ‫َّه‬‫ن‬ُ‫غ‬ِْ‫ْي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬َ‫إ‬ ِ‫َّان‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ر‬ِّ ِ‫ر‬َ‫ك‬َُّ‫ُث‬ ‫ا‬َّ‫الر‬َ‫و‬ ِ‫م‬ َّ‫الل‬ ْ ِ‫ِف‬ Kedua Idghom bighairi ghunnah, yang dibaca tanpa ghunnah hurufnya adalah laam dan huruf raa’ yang bergetar ketikan diucapkan
  • 7. 7 2. Idghom bilaa ghunnah3, Huruf-huruf nya ada dua : ‫ر‬ , ‫ل‬ Apabila kedua huruf tersebut di dahului oleh nun sukun atau tanwin maka wajid di idghomkan tapi tanpa ghunnah, contoh : ْ‫د‬ِ‫ـ‬ َ‫َْي‬‫م‬َ‫ـ‬‫ل‬ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ـ‬‫ف‬ Contoh idghom tanpa ghunnah : Idghom bilaa ghunnah juga di sebut idghom kaamilan ( sempurna ) karena hilangnya huruf dan sifat dari kedua huruf tersebut dan sebab idghomnya adalah karena dekatnya makhroj dan sama dalam jenis dan sifatnya. ُ‫ب‬َ‫ل‬ْ‫ق‬ ِ‫اإل‬ ُ‫ث‬ِ‫َّال‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬ِ‫اء‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ٍََ‫ة‬ِّ‫ن‬ُ‫غ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِ‫إل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ Hukum ketiga: IQLAB yaitu mengubah keduanya menjadi mim ketika bertemu baa’ yang dibaca dengan ghunnah disertai ikhfaa’ Iqlab (‫)اقالب‬ Iqlab artinya membalik4 atau menukar. Hukum bacaan Iqlab adalah setiap nun sukun (ْ‫ن‬) atau tanwin ( ًٌٍ) bertemu huruf ba’ (‫.)ب‬ Perhatikan contoh: ‫م‬َْ dibaca ‫ب‬  bertemu ْ‫ن‬ / ٌ ٍ ً 3 Dalam kitabini disebut bighoiri ghunnah. Dalam kebanyakandisebut bilaghunnah 4 Salah satusebabdibaca iqlabkarena huruf mim adalahhurufyang sama dengan huruf nun di dalam sifat ghunnah atau dengung, dan sama dengan huruf Ba di dalam makhroj.sehingga berat untuk di izhharkan ketika nun sukun bertemu dengan huruf Ba,dan berat juga untukdi idghomkan huruf nun sukun dengan Ba,sehingga terpilihlah huruf mim sebagai jalan penengah untuk menyatukan kedua huruf tersebut. Huruf idghom Nun sukunTanwinSyarat idghom ‫ل‬ْ‫م‬َ‫ـ‬‫ل‬ْ‫فإن‬َْ‫ك‬َ‫ـ‬‫ل‬ٌْ‫الم‬َ‫س‬idghom di syarat kan terdiri dua kata ‫ر‬‫ْهللا‬ ِ‫ق‬‫ز‬ِ‫ر‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ًْ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ـ‬‫ب‬‫ا‬َ‫ْر‬ً‫ة‬َ‫ذ‬‫أخ‬
  • 8. 8 ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َِ‫َب‬ ْ‫م‬ِ‫م‬  dibaca ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َِ‫َب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ع‬ْ‫ي‬َِ‫َس‬  dibaca ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ب‬ ٌ‫ع‬ْ‫ي‬َِ‫َس‬ ِ‫ل‬ِ‫اض‬َ‫ف‬‫ل‬ْ‫ا‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫الر‬َ‫و‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ب‬ ِ‫اج‬َ‫و‬ ِ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ْل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ِ‫اض‬َ‫ف‬ Hukum keempat: IKHFA’, yaitu apabila keduanya bertemu dengan huruf-huruf selain yang telah disebutkan di atas ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫س‬َْ‫َخ‬ ْ ِ‫ِف‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ز‬ْ‫م‬َ‫ر‬ ٍ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ْ ِ‫ِف‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َّ‫م‬َ‫ض‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ا‬‫ذ‬َ‫ه‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ Jumlahnya ada lima belas huruf yang terangkum di setiap awal kata pada bait berikut ini : َ‫اد‬َ‫ج‬ ْ‫م‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬ َ‫ا‬‫ذ‬ ْ‫صف‬‫ا‬ََ‫َس‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ٌ‫ص‬ْ‫خ‬َ‫ش‬ْ‫م‬ُ‫د‬‫ا‬ً‫م‬ِ‫ال‬َ‫ظ‬ ْ‫ع‬َ‫ض‬ ‫ى‬ً‫ق‬ُ‫ت‬ ْ ِ‫ِف‬ ْ‫د‬ِ‫ز‬ ‫ا‬ً‫ب‬َّ‫ي‬َ‫ط‬ Shif (‫)ص‬ dzaa (‫)ذ‬ tsana (‫)ث‬ kam (‫)ك‬ jaada (‫)ج‬ syakhshun (‫)ش‬ qod (‫)ق‬ samaa (‫)س‬ dum (‫)د‬ thoyyiban (‫)ط‬ zid (‫)ز‬ fii (‫)ف‬ tuqan (‫)ت‬ dho’ (‫)ض‬ zholima (‫)ظ‬ Ikhfa’ (‫)اخفاء‬ Ikhfa’ artinya menyamarkan. Yaitu menyamarkan bunyi nun sukun (ْ‫ن‬) atau tanwin ( ًٌٍ) sehingga terdengar seperti dengung disertai mengikuti makhroj huruf hidup di depannya. Contoh: ‫ت‬  bertemu ْ‫ن‬ / ٌ ٍ ً jika ta’ itu termasuk huruf hams maka menyamarkannya dengan memeringiskan bibir ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ت‬َْ‫َت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ jika itu bertemu ‫ص‬ yang dalam
  • 9. 9 keadaan biasa dengan bibir mecucu, maka ketika Ikhfa’ dengan mecucu juga. Contoh: َ‫ح‬َ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ . Huruf Ikhfa’ ada 15, yaitu: ‫ت‬‫ك‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ظ‬ ‫ط‬ ‫ض‬ ‫ص‬ ‫ش‬ ‫س‬ ‫ز‬ ‫ذ‬ ‫د‬ ‫ج‬ ‫ث‬ Keterangan/Sebab Kalimat Huruf No ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ت‬ َّٰ ِّّٰ‫ظى‬َ‫ل‬َ‫ت‬ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ن‬ ,َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫ت‬ ١ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ث‬ ٍ‫ث‬َ‫ل‬َ‫ث‬ ٍ‫ت‬ّٰ‫م‬ُ‫ل‬ُ‫ظ‬ ,ٍ‫ة‬َ‫ر‬ََ‫َث‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ث‬ ٢ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ج‬ ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫ا‬ ِِّ‫ل‬ُ‫َك‬ِ‫ل‬ , ٍ‫ال‬َ‫ب‬ ِ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ج‬ ٣ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫د‬ ‫ا‬ًّ‫ك‬ِّ‫اد‬ًّ‫ك‬َ‫د‬ ,ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫د‬ ٤ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ذ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َّّٰٰ‫ذ‬ ‫ا‬ً‫اع‬َ‫ر‬ ِ‫س‬ ,ٌ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫ذ‬ ٥ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ز‬ ً‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ز‬‫ا‬ً‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ,‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ز‬ ٦ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫س‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ,ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫س‬ ٧ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ش‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫َك‬َ‫م‬ ,ُْ‫ُت‬ْ‫ر‬َ‫َك‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ ‫ش‬ ٨ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ص‬ ‫ا‬ً ِ‫اْل‬َ‫ص‬ ً‫ل‬َ‫م‬َ‫ا,ع‬ً‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ص‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ص‬ ٩ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ض‬ ‫ا‬ً‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ض‬ ً‫ة‬َّ‫ي‬ِِّ‫ر‬ُ‫ذ‬ ,َّ‫ل‬َ‫ض‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ض‬ ١٠ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ط‬ ٌ‫ة‬َ‫ب‬ِِّ‫ي‬َ‫ط‬ ٌ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ل‬َ‫ب‬ ,َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ط‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ط‬ ١١ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ظ‬ ً‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اه‬َ‫ظ‬ ‫ى‬ً‫ر‬ُ‫ق‬ ,َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ظ‬ ١٢ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ف‬ ٍ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ٍ‫ال‬َ‫ت‬ُْ‫ُم‬ ,َْ‫ْي‬ِِّ‫َك‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫ف‬ ١٣ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ق‬ ‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ق‬ ‫ا‬ً‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ ,ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ات‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ق‬ ١٤ ْ‫ن‬ /( ًٌٍ) bertemu ‫ك‬ ,‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ٌ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ا‬َ‫و‬ ‫ك‬ ١٥
  • 10. 10 ِْ‫ْي‬َ‫ت‬َ‫َّد‬‫د‬َ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ُّو‬‫الن‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ Hukum Nuun dan Miim Yang Bertasydid ‫ا‬َ‫د‬ِّ ِ‫د‬ُ‫ش‬ ‫ا‬ً‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ َُّ‫ُث‬ ‫ا‬ً‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫غ‬َ‫و‬‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬ ٍ‫َّة‬‫ن‬ُ‫غ‬ َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ًّ‫ل‬ُ‫ك‬ ِّ ِ‫م‬َ‫س‬َ‫و‬ Ghunnah-kanlah huruf miim dan nuun yang bertasydid dan namailah keduanya dengan huruf ghunnah Nun dan Mim Tasydid, yaitu: Setiap nun atau mim yang bertasydid. Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. ّْ‫م‬&ّْْ‫ن‬ ّْ‫م‬ Mim Tasydid ّْ‫ن‬ Nun Tasydid Contoh: ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫ا‬ Contoh: ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬
  • 11. 11 ِ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫اك‬َ‫الس‬ ِ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫ِّح‬‫أ‬ Hukum Miim Sakinah ‫ا‬َ‫ج‬ِْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ى‬َِ‫َت‬ ْ‫ن‬ُ‫َك‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬‫ى‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ٍ‫ة‬َ‫ن‬ِِّ‫ي‬َ‫ل‬ ٍ‫ف‬ِ‫َل‬‫أ‬ َ‫ّل‬‫ا‬َ‫ج‬ِْ‫ْل‬‫ا‬ Mim sukun yang terletak sebelum huruf-huruf Hijaiyah selain huruf Alif ْ‫ط‬َ‫ب‬َ‫ض‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ل‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ٌ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫اد‬ ٌ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِ‫إ‬ْ‫ط‬ Hukumnya ada tiga menurut ahli ilmu: Ikhfa’, Idgham dan Izhar. ُ‫ل‬َّ‫َو‬ْ‫اْل‬َ‫ف‬ ِ‫اء‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫د‬َ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫اء‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ِْ‫اإل‬ َّ‫ي‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫الش‬ ِ‫ه‬ِّ َِ‫َس‬َ‫و‬ ِ‫اء‬َّ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ Pertama: IKHFA’, jika bertemu dengan huruf baa’ dan berilah nama Ikhfa’ Syafawi Ikhfa’ Syafawi Menurut bahasa berarti menyembunyikan. Menurut istilah tajwid, melafadzkan huruf yang sifatnya antara idhhar dan idghom (tanpa tasydid) disertai dengan dengung. Dinamakan syafawi karena huruf mim dan ba’ makhrajnya dari pertemuan dua bibir. Ikhfa’ syafawi hanya mempunyai satu huruf, yaitu ba’. Contoh: ٍ‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ِِ‫َب‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ت‬
  • 12. 12 ‫ى‬َ‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِ‫ِب‬ ٌ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬َ‫إ‬ ِ‫َّان‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫غ‬َ‫ص‬ ‫ا‬ً‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬ِ‫إ‬ ِّ ِ‫م‬َ‫س‬َ‫و‬َ‫ت‬ Kedua: IDGhOM, yaitu jika bertemu dengan huruf mim dan berilah nama Idghom Shoghir Idghom mitslaini shoghir . Hukum yang kedua dari hokum mim sukun adalah idghom,dan sebagai mana yang telah kita ketahui yang telah lalu , bahwa idghom adalah mengucapkan dua huruf seprti yang kedua bertasydid, dengan kata lain apabila datang huruf mim yang berharokat setelah huruf mim yang sukun maka dia masuk kepada hukum idghom mitslain shoghir, maka jadilah kedua nya menjadi satu mim yang bertasydid, contoh : ‫م‬ِ ِِّ‫ِب‬َ‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫اء‬َ‫ش‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬َُ‫ْل‬ َ‫ْي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ Kedua contoh tersebut terdapat dua huruf yang sama dari segi jenisnya, tempat makhrojnya,dan sifatnya,sehingga menjadilah keduanya menyatu satu huruf yang bertaydid.adapun syarat dari idghom mitslain adalah harus terdiri dari dua kata. ْ‫ه‬َّ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬َ‫إل‬‫ا‬ ُ‫ث‬ِ‫َّال‬‫ث‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ش‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ َِ‫َس‬َ‫و‬ ٍ‫ف‬ُ‫ر‬ْ‫َح‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ف‬ Ketiga: IZHAR, jika bertemu dengan huruf hijaiyah lainnya dan berilah nama Izhar Syafawi Idhhar Syafawi Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan. Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf idhhar dari makhrojnya tanpa dengung. Dinamakan syafawi karena mim sukun makhrojnya dari pertemuan dua bibir, sedangkan hubungannya dengan idhhar karena ketepatan pengucapannya sama dengan pengucapan huruf idhhar. Idhhar syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf mim dan ba’.
  • 13. 13 ٌ‫ر‬ْ‫َج‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ٍ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َْ‫َم‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ْ ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫ت‬َْ‫َت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫و‬ ٍ‫و‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬َ‫ذ‬ْ‫اح‬َ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫اد‬َِِّ‫َت‬ ِ‫ّل‬َ‫و‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ِ‫ل‬ِ‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫اع‬ Perhatikanlah saat mim sakinah bertemu dengan huruf waw dan faa’ jangan sampai bunyinya tersembunyi karena dekatnya makhraj keduanya. Catatan: Jika terdapat huruf wawu dan fa’ setelah mim sukun, huruf mim wajib dibaca idhhar syafawi sehingga terhindar dari keraguan membacanya dengan ikhfa’. Sebaliknya, huruf mim wajib dibaca ikhfa’ ketika bertemu dengan huruf ba’. Contoh: ٍ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ت‬ ِْ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ك‬
  • 14. 14 ْ‫م‬ْ ْ‫ار‬َ‫ه‬‫ظ‬ِ‫ا‬‫ى‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫ش‬ Idhhar Syafawi Jelas (tanpa ghunnah) 26 huruf ‫ى‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫ش‬ْ‫اء‬َ‫ف‬‫خ‬ِ‫ا‬ Ikhfa' Syafawi Samar (bighunnah) 1 huruf ْ‫ام‬َ‫غ‬‫د‬ِ‫ا‬ْ‫ي‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ث‬ِ‫م‬ْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫غ‬َ‫ص‬ Idgham Mitslain ShoghirMasuk (bighunnah) 1 huruf ‫م‬ Contoh: ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫م‬ُّ‫م‬ٌ‫ة‬َ‫د‬َ‫ص‬ْ‫ؤ‬ ‫ب‬ Semua huruf, selain ‫مْب‬ Contoh: ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫م‬ِِ‫َب‬ٍ‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ Contoh: َْ‫ْل‬‫ا‬ُ‫د‬ْ‫م‬ِِ‫هلل‬
  • 15. 15 ِ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ َ‫ّل‬َ‫و‬ ْ‫َل‬‫أ‬ ِ‫م‬ َ‫ّل‬ ُ‫ْم‬‫َك‬ُ‫ح‬ Hukum Laam (‫)ال‬ dan Laam pada fi’il ِ‫ف‬ُ‫ر‬ْ‫َح‬‫ْل‬ْ‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ِ‫ن‬ َ‫اّل‬َ‫ح‬ ْ‫َل‬‫أ‬ ِ‫م‬َ‫ل‬ِ‫ل‬ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ار‬َ‫ه‬ْ‫ظ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ َ‫ّل‬ْ‫أو‬َُِ‫ف‬ Laam (‫)ال‬ memiliki dua keadaan bila terletak sebelum huruf hijaiyah Pertama: Laam dibaca dengan Izhar ُ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ار‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬َ‫ع‬ ْ‫ف‬َ‫خ‬َ‫و‬ َ‫ك‬َّ‫ج‬َ‫ح‬ ِ‫غ‬ْ‫اب‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ُ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ Apabila terdapat sebelum empat belas huruf hijaiyah yang tergabung dalam kata: ( ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ع‬ ْ‫ف‬َ‫خ‬َ‫و‬ َ‫ك‬َّ‫ج‬َ‫ح‬ ِ‫غ‬ْ‫اب‬ُِ ) Pengertian hukum bacaan alif lam (‫)ال‬ Qamariyah 1. Pengertian Alif lam qomariyah adalah alif lam (‫)ال‬ yang dirangkai dengan salah satu huruf qamariyah, yakni 14 huruf dari huruf Hijaiyah. Huruf qomariyah itu adalah: ‫ـْي‬‫ه‬ْ‫اْبْجْحْخْعْغْفْكْقْمْو‬ 2. Cara Membaca  Huruf lam diberi harakat mati (sukun) sehingga suara lam jelas (izhar). ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫م‬َ‫ق‬‫ال‬َُdibacaal qamariyatu  Huruf qamariyah yang terdapat sesudah huruf alif lam tidak diberi tanda tasydid.  Seperti halnya alif lam syamsiyah, jika di awal kalimat (ibtida’) huruf alifnya diberi harakat atas, tetapi jika di tengah kalimat, huruf alifnya tidak diberi harakat. Contoh:
  • 16. 16 َْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ـع‬‫ْال‬ِّ‫ب‬َ‫ْر‬ِّ‫ّْلل‬ُ‫د‬‫م‬َ‫ـح‬‫ل‬َ‫ا‬ Alif lam pertama, berada di awal maka alif tersebut diberi harakat atas. Sedangkan alif lam kedua berada di tengah kalimat dan alifnya tidak diberi harakat.  Contoh-contoh bacaan alif lam qamariyah a. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ا‬ : ُْ‫د‬َ‫َح‬‫أل‬‫ا‬ dibaca: al-ahad b. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ب‬ : ُْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ص‬َ‫لب‬‫ا‬ dibaca: al -bashir c. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ج‬ : ُْ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬َ‫جل‬ِ‫ا‬ dibaca: al-jamal d. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ح‬ : ُْ‫د‬‫م‬َ‫اْل‬ dibaca: al -hamdu e. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫خ‬ : ُْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫اْل‬ dibaca: al-khair f. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ع‬ : ُْ‫ر‬‫ص‬َ‫ع‬‫ال‬ dibaca: al-`ashr g. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫غ‬ : ُْ‫ر‬‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬‫ال‬ dibaca: al-ghafur h. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ف‬ : ُْ‫ل‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ال‬ dibaca: al-fiil i. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ق‬ : ُْ‫ة‬َ‫ع‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬‫ال‬ dibaca: al-qari`ah j. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ك‬ : ُْ‫ر‬َ‫ـ‬‫ث‬‫و‬َ‫ك‬‫ل‬‫ا‬ dibaca: al-kautsar k. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫م‬ : ُْ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫م‬‫ال‬ dibaca: al-mukmin l. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫و‬ : ُْ‫َّاب‬‫ه‬َ‫لو‬‫ا‬ dibaca: al- wahab m. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ـ‬‫ه‬ : ُْ‫ة‬َ‫ز‬َ‫م‬ُ‫اْل‬ dibaca: al- hamzah n. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ي‬ : ُْ‫م‬‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬‫ال‬ dibaca: al-yaum ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ام‬َ‫غ‬ْ‫د‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ان‬َ‫ث‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ز‬ْ‫م‬َ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫َي‬‫أ‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬َ‫و‬ Kedua: Laam dibaca dengan Idgham, jika terdapat sebelum empat belas huruf hijaiyah juga yang terdapat di awal kata berikut: ْ‫م‬َ‫ع‬ ََِ‫ن‬ َ‫ا‬‫ذ‬ ْ‫ف‬ِ‫ض‬ ْ‫ز‬ُ‫ف‬َ‫ت‬ ‫ا‬ًْ‫ْح‬َ‫ر‬ ْ‫ل‬ِ‫ص‬ َُّ‫ُث‬ ْ‫ب‬ِ‫ط‬ْ‫ر‬ُ‫ز‬ ِِّ‫ن‬َ‫ظ‬ َ‫ء‬ْ‫و‬ُ‫س‬ ْ‫ع‬َ‫د‬َ‫ش‬ْ‫م‬َ‫ر‬َ‫َك‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ف‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ thib (‫)ط‬ tsumma (‫)ث‬ shil (‫)ص‬ rahman (‫)ر‬ tafuz (‫)ت‬ dhif (‫)ض‬ dza (‫)ذ‬ ni’am (‫)ن‬ da’ (‫)د‬ suua (‫)س‬ zhannin (‫)ظ‬ zur (‫)ز‬ syarifan (‫)ش‬ lilkaram (‫)ل‬ Al Syamsiyah
  • 17. 17 Pengertian Alif lam syamsiyah adalah alif lam (‫)ال‬ yang dirangkai dengan salah satu huruf syamsiyah, yakni 14 huruf dari huruf Hijaiyah. Huruf syamsiyah itu adalah: ‫تْثْدْذْرْزْسْشْصْضْطْظْلْن‬ْْْْْْْْ Cara Membaca Suara lam tidak dibaca dan tidak diberi harakat, tetapi dileburkan (di-idgham-kan) ke dalam huruf syamsiyah yang ada di belakangnya. Contoh:ْtulisannya alsyamsiyah ,tetapi dibacaْasysyamsiyah Sebab, huruf lamnya tidak diberi harakat sehingga lam tidak dibaca. 1. Karena huruf lam dileburkan, maka huruf syamsiyah yang ada di belakang huruf lam tersebut diberi harakat tasydid ( ِّ ). 2. Pada dasarnya huruf alif yang mengikuti huruf lam tidak berharakat. Namun, jika di awal kalimat (ibtida’), huruf alif tersebut diberi harakat atas, tetapi jika di tengah kalimat, huruf alifnya tidak diberi harakat. ِِْ contoh :‫يم‬ِ‫ح‬َّ‫ِْالر‬‫ن‬‫ـ‬‫ْح‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ Alif lam pertama, berada di awal maka alif tersebut diberi harakat atas. Sedangkan alif lam kedua berada di tengah kalimat dan alifnya tidak diberi harakat. 3. Contoh-contoh bacaan alif lam (‫)ال‬ syamsiyah a. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ت‬ : ُْ‫ر‬ُ‫ـ‬‫ث‬‫ا‬َ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ dibaca: at-takasur b. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ث‬ : ُْ‫ب‬ِ‫َّاق‬‫ث‬‫ال‬ dibaca: ats-tsaqib c. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫د‬ : ُْ‫ن‬‫ي‬ِّ‫الد‬ dibaca: ad-din d. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ذ‬ : ُْ‫ر‬‫ك‬ِّ‫الذ‬ dibaca: az-zikr e. ‫ال‬bertemu dengan huruf ‫ر‬ : ُْ‫ن‬َ‫ْح‬َّ‫الر‬ dibaca: ar-rahman f. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ز‬ : ‫ن‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ـ‬‫ي‬َّ‫الز‬ dibaca: az-zaitun g. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫س‬ : ُْ‫ع‬‫ي‬ِ‫م‬َّ‫الس‬ dibaca: as-sami` h. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ش‬ : ُْ‫س‬‫م‬َّ‫الش‬ dibaca: asy-syamsu i. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ص‬ : ُْ‫ات‬َ ِ‫اْل‬َّ‫الص‬ dibaca: ash-shalihaat j. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ض‬ : ُْ‫ي‬ِّ‫َّال‬‫الض‬ dibaca: adh-dhaalin k. ‫ال‬bertemu dengan huruf ‫ط‬ : ُْ‫ة‬َ‫اع‬َّ‫ط‬‫ال‬ dibaca: ath-tha`ah
  • 18. 18 l. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ظ‬ : َْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ال‬ dibaca: azh-zhalimin m. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ل‬ : ُْ‫يل‬‫ل‬َّ‫ل‬‫ا‬ dibaca: al-lail n. ‫ال‬ bertemu dengan huruf ‫ن‬ : ُْ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ dibaca: an-naas ْ‫ه‬َّ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ َِ‫َس‬ َ‫َل‬ْ‫ُو‬‫ْل‬ْ‫ا‬ َ‫م‬ َّ‫الل‬‫و‬ََََََِّْ‫ش‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ َِ‫َس‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫آل‬‫ا‬ َ‫لم‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ه‬َّ‫ي‬ِ‫س‬ Laam yang pertama sebutlah dengan nama Laam Qamariyah Laam yang kedua sebutlah dengan nama Laam Syamsiah ‫ا‬َ‫ق‬َ‫ل‬ْ‫ط‬ُ‫م‬ ٍ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ َ‫م‬ َ‫ّل‬ َّ‫ن‬َ‫ر‬ِ‫ه‬ْ‫ظ‬َ‫أ‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ْ‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ِ‫و‬َْ‫َن‬ ِ‫ِف‬‫ى‬َ‫ق‬َ‫ت‬ Perjelaslah bunyi lam fiil apa pun fiilnya seperti: qul na’am (‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬), qulnaa (‫)قلنا‬ dan iltaqaa (‫ى‬َ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ل‬‫)ا‬
  • 19. 19 ِْ‫ْي‬َ‫س‬ِ‫ان‬َ‫ج‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِْ‫ْي‬َ‫ب‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِْ‫ْي‬َ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ِف‬ Hukum Idgham Mitslain, Mutaqaribain dan Mutajanisain ََْ‫فق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ِ‫ج‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫خ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫ف‬ِّ ِ‫الص‬ ِ‫ِف‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ِ‫ف‬ ِ‫ن‬ َ‫ل‬ْ‫ث‬‫م‬ِ‫ل‬ْ‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ِّْ‫ق‬َ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ Apabila dua huruf yang sifat dan makhrajnya sama bertemu maka dinamakan mitslain Idghom Mitsli (Idghom Mimi) Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim Contoh: ْ‫م‬ ( َ‫ن‬ْ‫ي‬‫م‬‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬–‫م‬( ‫ا‬ً‫ب‬َ‫ار‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬ً‫ج‬َ‫ر‬َْ‫ُم‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ِ‫ات‬َ‫ف‬ِّ ِ‫الص‬ ِ‫ِف‬َ‫و‬َ‫ل‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫ت‬ََْ‫اخ‬‫ا‬َ‫ب‬َّ‫ق‬ Apabila dua huruf makhrajnya saling berdekatan sedang sifatnya berbeda, maka dinamakan: Idghom Mutaqorribain Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun bertemu KAF, BA sukun bertemu MIM. Contoh: ( ْ‫ث‬-‫ذ‬)َ‫ك‬‫ل‬ ‫ذ‬ ْ‫ث‬َ‫ه‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ْ‫ق‬ (-) ‫ك‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ق‬ُ‫ل‬ ْ‫َخ‬‫ن‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ا‬ْ‫ب‬ (-‫َا‬‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬ ْ‫ب‬َ‫ك‬ ْ‫ار‬ َّ‫ي‬َ‫ن‬ُ‫ب‬‫ي‬ ) ‫م‬ ‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َّ‫ات‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬َ‫ي‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِْ‫ْي‬َ‫ب‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ت‬ُ‫م‬ِ‫ات‬َ‫ف‬ِّ ِ‫الص‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ ٍ‫ج‬َ‫ر‬َْ‫ُم‬ ِ‫ِف‬‫ا‬َ‫ق‬ َُِ‫ق‬ُ‫ح‬ Mutaqaribain. Atau jika dua huruf bersamaan makhrajnya tapi beda sifatnya, maka disebut:
  • 20. 20 ْ‫ن‬َ‫َك‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ َُّ‫ُث‬ ِْ‫ْي‬َ‫س‬ِ‫ان‬َ‫ج‬َ‫ت‬ ُ ‫مل‬ْ‫ا‬ِ‫ب‬ِّ َِ‫َس‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫غ‬َّ‫الص‬َ‫ف‬ ٍِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ل‬َّ‫َو‬‫أ‬َْ‫ْي‬ Mutajanisain. Kemudian jika huruf yang pertama sukun maka dinamakan idgam shaghir Idghom Mutajanisain Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu TA, TA sukun bertemu DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun bertemu ZHA. Contoh: ( ْ‫ت‬-) ‫ط‬ٌ ‫ة‬َ‫ف‬‫ئ‬ ‫ا‬َ‫ط‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ط‬ (-) ‫ت‬َ‫ت‬ْ‫ط‬َ‫س‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬‫ئ‬َ‫ل‬ْ‫ت‬ (-) ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ع‬ َ‫د‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ث‬َ‫ا‬ ( ْ‫د‬-) ‫ت‬َ‫ن‬َّ‫ي‬َ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ْ‫ل‬ (-) ‫ر‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ْ‫ذ‬ (-) ‫ظ‬‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬َ‫ظ‬ ْ‫ذ‬‫ا‬ ) َ‫ك‬ِّ ِ‫ر‬ُ‫ح‬ ْ‫َو‬‫أ‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ان‬َ‫ف‬ْ‫ر‬َْ‫ْل‬‫ا‬ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬ُ‫ث‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ه‬ْ‫اف‬َ‫و‬ JIka kedua-duanya berharakat maka dinamakan Idgham kabir dan hal ini bisa difahami dengan mendengar contoh bacaannya Yaitu apabila berkumpul dua huruf,yang mana huruf pertama di sukun dan huruf kedua berharokat,maka cara membacanya di idghomkan yang pertama kepada yang kedua,sehingga kedua huruf tersebut menjadi satu huruf dari jenis yang kedua.
  • 21. 21 ِّ ِ‫د‬ َ ‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬ Jenis-Jenis Mad َُ َ‫ل‬ ٌّ‫ى‬ِ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ٌّ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫َص‬‫أ‬ ُّ‫د‬ َ ‫مل‬ْ‫ا‬َ‫و‬ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬ ً‫ّل‬ِّ‫أو‬ َِّ ِ‫م‬َ‫س‬َ‫و‬ Mad terbagi dua: Mad Asli dan Mad Far’i Mad Asli biasa disebut juga dengan Mad Thobi’i, yaitu: َ‫ّل‬ ‫ا‬َ‫م‬ْ‫ب‬َ‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٌ‫ف‬ُّ‫ق‬َ‫و‬َ‫ت‬َْ‫َت‬ ُ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُْ‫ْل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ب‬ َ‫ّل‬َ‫و‬ْ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ت‬ Yang tidak ada sebab-sebab Mad Far’i dan huruf-huruf tidak dapat tergambar tanpa keberadaan mad ini ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُ‫س‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ٍ‫ز‬َْ‫َه‬ ِْ‫ْي‬َ‫غ‬ ٍ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ُّ‫َى‬‫أ‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ط‬‫ال‬َ‫ف‬ ِّ ٍ‫د‬َ‫م‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ج‬‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬َ‫ي‬ َّ‫ي‬ِ‫ع‬ Semua huruf hijaiyah selain Hamzah dan Sukun yang teletak setelah mad maka madnya dinamakan Mad Thobi’i ْ‫ب‬َ‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ْ‫و‬َ‫م‬ ُّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬َ‫آلخ‬ْ‫ا‬َ‫و‬َ‫ل‬َ‫ج‬ْ‫مس‬ ٍُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُ‫س‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ٍ‫ز‬ْ‫م‬َ‫ه‬َ‫ك‬ Kedua : Mad Far’i yang dikerenakan suatu sebab misalnya jika mad bertemu dengan hamzah atau sukun ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬ َ‫ل‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ ِ‫ِف‬ َ‫ي‬ْ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫ي‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ظ‬ْ‫ف‬ ََ َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ح‬ Huruf mad ada tiga, maka hafalkanlah
  • 22. 22 yang terangkum dalam kata (‫اى‬‫و‬) dan kesemuanya ada pada ayat ( ‫)نوحيها‬ Mad Mad menurut bahasa artinya memanjangkan. Mad menurut ilmu tajwid adalah memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau huruf layin jika bertemu huruf hamzah atau sukun. Huruf mad ada 3, yaitu ‫و‬ ‫ي‬ ‫.ا‬ Syarat huruf mad : 1. Sebelum alif harus fathah ( ‫ا‬ ََ ); 2. Sebelum ya’ sukun harus kasroh ( ْ‫ي‬ َِ ); 3. Sebelum wawu sukun harus dlommah ( ْ‫و‬ َُ ); Jika sebelum ya’ dan wawu berupa fathah maka disebut huruf layin. Hukum bacaan mad ada 2, yaitu: 1. Mad Thobi’i / Mad Ashli 2. Mad Far’i ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ُ‫ر‬ْ‫س‬َ‫َك‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ِّْ‫م‬َ‫ض‬ ِ‫و‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ٌ‫ط‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ْ‫م‬َ‫ز‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ُ‫ي‬ ٍ‫ف‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ٌ‫ح‬ْ‫ت‬َ‫ف‬َ‫و‬ Kasrah sebelum yaa’ dan dhammah sebelum waw juga fathah sebelum alif, merupakan syarat dari Mad Asli Mad Thobi’i Yaitu, bila huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah atau sukun. Dinamakan thobi’i karena mad tersebut merupakan sesuatu yang thobi’i (alami), kadarnya tidak kurang dan tidak lebih. Aturan membacanya 1 alif atau dua harokat. Contoh: ْ‫و‬ُ‫س‬‫ي‬ِ‫ال‬َ‫ج‬ Keterangan Contoh Bacaan Huruf Mad Alif sesudah fathah ٌْ‫ات‬َ‫م‬ِ‫ل‬‫س‬ُ‫,ْم‬ٌ‫ر‬ِ‫اف‬َ‫ك‬ْ,ُ‫ب‬ ِ‫اس‬َُ‫ُي‬ ‫ا‬
  • 23. 23 Ya' sukun sesudah kasroh ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫,ْال‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫,ْم‬ُ‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ‫ي‬ Wawu sukun sesudah dlommah َْ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬‫س‬ُ‫,ْم‬ُ‫ة‬َ‫د‬َ‫ق‬‫و‬ُ‫م‬‫ا,ْال‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬ ‫و‬ ٌ‫او‬َ‫و‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُْ‫ْي‬ِِّ‫الل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫َك‬َ‫س‬ٌ‫اح‬َ‫ت‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ا‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ Sedang Mad Liin syaratnya huruf yaa’ dan waw sukun yang huruf sebelumnya berbaris fatah Mad liin ,yaitu huruf waw dan ya dalam keadaan sukun yang di fathahkan sebelumnya,dan tidaklah dating setelahnya kcuali satu huruf, contoh : ‫ف‬ ْ‫و‬َ‫خ‬ ، ‫ْف‬‫ي‬َ‫ص‬ Adapun hukumnya boleh untuk di qoshor,tawasshut, atau di mad kan ( di panjangkan ) dan hal tersebut terjadi pada akhir kata dalam keadaan waqof, dengan syarat bahwasanya lafadz di dalam persamaannya seperti contohnya,sebagaimana yang telah kita bahas pada mad aridh lissukun,dan perlu juga untuk kita ketahui bahwa mad liin kedudukannya di bawah mad aridh lissukun sebagaimana yang di jelas kan oleh para ulama qiro’ah. Perlu di ketahui bahwa mad aridh lissukun dan mad liin mempunyai sebab yang sama , yaitu karena sukun aridh.
  • 24. 24 ِّ ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ Jenis-Jenis Mad Far’i ‫م‬ْ‫و‬ُ‫د‬َ‫ت‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ل‬َ‫ث‬ ٌ‫ام‬َ‫َك‬ْ‫َح‬‫أ‬ ِّ ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬‫ال‬َ‫و‬ ُ‫از‬َ‫و‬َْ‫ْل‬‫ا‬َ‫و‬ ُ‫ب‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ي‬ْ‫ه‬َ‫و‬‫م‬ْ‫و‬ُ‫ز‬ُّ‫ل‬ Mad Far’i ada tiga Jenis: yaitu Mad Wajib, Mad Jaiz dan Mad Lazim ْ‫د‬َ‫م‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ٌ‫ز‬َْ‫َه‬ َ‫اء‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫ب‬ ِ‫اج‬َ‫و‬َ‫ف‬ٍ‫ل‬ِ‫َّص‬‫ت‬ُِ‫ِب‬ َ‫ا‬‫ذ‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ ْ ِ‫ِف‬ْ‫د‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ Dinamakan Mad Wajib jika terdapat hamzah setelah mad dalam satu kalimat, dan diistilahkan dengan Mad Wajib Muttashil (4-5 harakat) Mad Wajib Muttashil , adalah : huruf mad yang datang bersamaan dengan hamzah dalam satu kata . .ُْ‫اء‬َ‫م‬َّ‫ْ.ْالس‬ُ‫ء‬‫و‬ُ‫ْ.ْس‬ُ‫اء‬َ‫ش‬َ‫ي‬ُْْْ‫ء‬‫ي‬ ِ‫ج‬hamzah di akhir kata . ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫الئ‬َ‫امل‬ْْ.ْْْ‫م‬ُ‫ك‬‫ات‬َ‫ئ‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫خ‬ْْ.ْْْ‫م‬ُ‫ك‬‫ات‬َ‫ء‬‫و‬ُ‫س‬hamzah di tengah kata . Hamzah yang di akhir kata , yaitu : A . hamzah yang di akhir dalam keadaan Fathah,contoh: َْ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫وس‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ْو‬ٍ‫د‬‫َي‬‫أ‬ِ‫ب‬ْ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ي‬َ‫ـ‬‫ن‬َ‫ـ‬‫ب‬َْ‫اء‬َ‫م‬َّ‫الس‬َ‫و‬ B . Hamzah yang di akhir dalam keadaan Dhommah, ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ن‬َ‫ـ‬‫ب‬ُْ‫اء‬َ‫م‬َّ‫ْالس‬ِ‫م‬َ‫أ‬ًْ‫ا‬‫ق‬‫ل‬َ‫خ‬ُّْ‫د‬َ‫ش‬َ‫أ‬ْ‫م‬ُ‫ت‬‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬َ‫أ‬ . Hukum mad muttashil wajib untuk di mad kan atau di panjangkan , tidak boleh di qoshor atau di pendekkan bacaanya selamanya,dan ia telah di sepakati oleh ulama qiro’ah yang empat belas, sebagai mana yang telah di katakana oleh Imam Sulaiman Al-jazury.
  • 25. 25 Dan ukuran Mad Muttashil adalah di mulai empat harokat sampai lima harokat hingga enam harokat jika dalam keadaan di waqofkan. ْ‫ل‬ِ‫ص‬ُ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫إ‬ ٌ‫ر‬ْ‫ص‬َ‫ق‬َ‫و‬ ٌّ‫د‬َ‫م‬ ٌ‫ز‬ِ‫ائ‬َ‫ج‬َ‫و‬ِ‫ص‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫َك‬ِ‫ب‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬ Mad Jaiz boleh dipanjangkan (4 harakat) atau dipendekkan (2 harakat) yaitu: jika bertemunya hamzah dengan mad pada dua kalimat, yang istilahnya Mad Jaiz Munfashil Mad Jaiz Munfashil Yaitu huruf Mad yang bertemu dengan huruf Hamzah pada kata yang berbeda , contoh : ‫اه‬َ‫ن‬‫ل‬َ‫ز‬‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ , ِْ‫إ‬ْ َ‫ال‬َ‫ق‬ْ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫أ‬ْ ِّ‫ِن‬ , , ّْ‫ن‬َ‫ُواْآم‬‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ Adapun hukum Mad Munfashil hukumnya nya boleh yakni boleh untuk di Qoshor ( pendekkan ) atau Mutawashit ( pertengahan ) atau di panjangkan ,sebagaimana kesepakatan seluruh Ulama Qiro’ah . Imam Ashim dan Riwayatnya Hafsh,dan begitu juga bacaan Tawashut dengan ukuran empat atau lima harokat. Adapun sebab Mad Munfashil , atau tujuan dan maksudnya adalah,sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama Qiro’ah, yaitu bahwa dipanjangkan membacanya di sebabkan huruf hamzah,yang mana huruf hamzah lebih kuat dari huruf mad sehingga kita memanjangkan huruf mad yang lemah tersebut dalam rangka untuk menjelaskan dan agar nampak perbedaan keduanya. dan di sini akan kita sebutkan perbedaan antara huruf mad dan hamzah: 1 . Dari sisi makhroj atau tempat keluarnya huruf , Hamzah ia keluar dari pangkal tenggorokan sedangkan huruf mad keluar dari rongga mulut. 2. Dari sisi kuat dan lemahnya huruf, Hamzah adalah huruf yang kuat dalam penlafadzan sedangkan huruf mad lemah dalam lafadznya. 3. Dari sisi penulisan,dimana hamzah ditulis dengan disertai harokat sedangkan huruf mad tidak di sertai dengan harokat.
  • 26. 26 4. Dari sisi Ushul dan cabang , Hamzah adalah huruf yang ushul atau asal, sedangkan Huruf mad adalah cabang . Perlu kita ketahui bahwas Mad Munfashil boleh di baca seukuran dua harokat,yang demikian adalah riwayat Hafsh dari Thoriq Ath-thoiyyibah,akan tetapi dengan syarat di mana perlu kita mempertimbangkan khilaf dan perbedaan antara Syathibiyyah dan Thoyyibah,dan di sana kedua thoriqoh atau jalan tersebut mengqhoshor atau memendekkan Munfashil dari Jalan Thoyyibah dan Jalan Mishbah dan Jalan Roudhoh Al- mu’dal . ُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُّ‫الس‬ َ‫ض‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬َ‫و‬ُْ‫ْي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ف‬ْ‫ق‬َ‫و‬ Demikian pula dengan Mad ‘Aridh Lissukun yaitu ketika waqof seperti membaca (َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫)ت‬ dan (ُْ‫ْي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬) Sebab yang kedua dari sebab mad Far’I adalah sukun, perlu untuk kita ketahui bahwa sukun terbagi menjadi dua : 1 . sukun Aridhoh yang merupakn akibat dari waqof sebuah kata. 2. sukun lazim dari bangunan kata (dibahas di mad lazim) Penjelasan : Mad aridh lissukun5 , artinya huruf mad thobi’y yang jatuh sebelum dalam keadaan waqof , tidak dalam keadaan washol,contoh :(‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫)الر‬ atau (‫يم‬ ِْْ‫ح‬ َّ‫)الر‬ atau (َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ـ‬‫ل‬ْ‫ـ‬‫ع‬َ‫ـ‬‫ت‬ ) di mana ia di waqofkan ketika membaca kata-kata tersebut dengan sukun pada akhir kata , karena asal dari pada hukum waqof adalah sukun. Hukumnya adalah jaiz atau boleh bagi pembaca untuk mengqoshor nya , tawashut ,atau memanjangkannya, akan tetapi dengan syarat tetap pada kondisi tetapnya ukuran panjang bacaan, maksudnya apabila ia membaca dengan qoshor dua harokat maka selamanya di baca dua harokat,dan begitu seterusnya. Hal yang perlu di perhatikan adalah, bahwa mad aridh lissukun tidaklah terjadi kecuali ketika waqof pada sebuah kata, 5 Dan perlu di ketahui bahwa mad aridh lissukun dan madliinmempunyai sebab yang sama , yaitukarena sukunaridh.
  • 27. 27 adapun ketika washol maka tetap di baca mad thobi’y dengan ukuran dua harokat. ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫و‬ ِّ ِ‫د‬ َ ‫مل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ز‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫م‬ِّ ِ‫د‬ََُ‫ق‬ ْ‫َو‬‫أ‬َ‫ذ‬ُ‫خ‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َْ‫ْي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ﺂم‬َ‫ك‬ ٌ‫ل‬َ‫د‬َ‫ب‬‫ا‬ Seperti itu pula jika hamzah terdapat sebelum huruf mad.Dan mad ini dinamakan Mad Badal, contohnya (‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫)آم‬ dan ( َ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َْ‫ْي‬ِ‫إ‬ ) Mad Badal Mad Badal adalah : mendahulukan hamzah dari pada huruf mad , contoh : ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬‫ـ‬َ‫ام‬َ‫ء‬ْْ.ًْْْ‫ا‬‫ـ‬‫ن‬‫ـا‬َ‫إْي‬ْْ.ْْْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ُو‬‫أ‬‫ا‬ Dalam contoh di atas kita melihat hamzah terletak sebalum huruf mad , dalil yang menunjukan hal tersebut adalah perkataan para Ulama : ‫مْاْلمزْعلىْحرفْاملد‬ِّ‫أوْقد‬ْْ‫وذا‬‫اْخذا‬ً‫ن‬‫بدلْكآمنواْإْيا‬ “hamzah di dahulukan atas huruf mad,seperti ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ام‬َ‫ء‬ . ًْ‫ا‬‫ان‬َ‫إْي‬ْْ.ْْ‫وا‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ُو‬‫أ‬ ” Dalam mad Badal ada sebab terjadinya mad badal tersebut,yaitu ia berasal dari dua hamzah , kemudian di ganti hamzah yang kedua dengan huruf mad dari jenis yang sama dalam harokat untuk hamzah yang pertama,dalam rangka untuk memudahkan dan meringankan bacaan, contoh : ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ام‬َ‫ء‬ asal nya adalah ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫َم‬‫أ‬َ‫أ‬ ًْ‫ا‬‫ان‬َ‫إْي‬ asal nya adalah ًْ‫ا‬‫ان‬َ‫إإم‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬‫ُو‬‫أ‬ asal nya adalah ‫ا‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ت‬ُ‫أ‬ُ‫أ‬ Adapun hukum mad badal adalah boleh, maksudnya boleh untuk di Qoshor ( pendek) atau Tawashut ( pertengahan) atau Di mad kan ( di panjangkan )
  • 28. 28 َ‫ل‬ِّ ِ‫أص‬ ُُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُّ‫الس‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫م‬ِ‫ز‬َ‫ّل‬َ‫و‬َ‫ّل‬ِِّ‫و‬ُ‫ط‬ ِّ ٍ‫د‬َ‫م‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ف‬ْ‫ق‬َ‫و‬َ‫و‬ ً‫ل‬ْ‫ص‬َ‫و‬ Dinamakan Mad Lazim bilamana terdapat sukun asli setelah mad baik ketika washol maupun waqof, yang dibaca panjang enam harakat Mad laazim , yaitu apabila huruf yang Tsabit ( tertentu) datang setelah huruf mad dalam keadaan washol atau waqof,contoh : ‫ـة‬َّ‫ب‬‫دآ‬ ‫ة‬َّ‫ق‬‫ـآ‬‫ْل‬‫ا‬ . ‫ة‬َّ‫ف‬‫ـآ‬‫ك‬ ‫ـم‬‫ل‬‫.ا‬ hukum mad lazim adalah wajib yaitu wajib di baca enam harokat,oleh karena itu berkata Imam Al-jazuriy di atas.
  • 29. 29 ِ‫م‬ِ‫ز‬‫ل‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِّ ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ام‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬ Jenis-Jenis Mad Lazim ْ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ل‬ ٍ‫م‬ِ‫ز‬ َ‫ّل‬ ُ‫ام‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬َ‫م‬ ٌّ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ ٌّ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ َ‫ك‬ْ‫ل‬ِ‫ت‬َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ع‬ Pembagian mad lazim menurut ulama ada empat Ada jenis kilmi (pada kata) dan ada jenis harfi (pada huruf) ُ‫ل‬َّ‫ق‬َ‫ث‬ُ‫م‬ ٌ‫ف‬َّ‫ف‬َُ‫ُم‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ َ‫ل‬ِ‫ك‬ُ‫ل‬َّ‫ص‬َ‫ف‬ُ‫ت‬ ٌ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ َََ‫ف‬ Keduanya terbagi lagi menjadi mukhaffaf dan mutsaqqal Jadi jumlah semuanya bila dirinci ada empat َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ٌ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫َك‬ُ‫س‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫َك‬ِ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ُّ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ك‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ف‬ ِّ ٍ‫د‬َ‫م‬ ِ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ق‬َ‫و‬ Apabila dalam satu kata terdapat sukun yang bertemu dengan huruf mad, maka terjadilah Mad Lazim Kilmi ‫ا‬َ‫د‬ ِ‫ج‬ُ‫و‬ ِ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُْ‫ْل‬‫ا‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ث‬ََ‫ّل‬ََُ‫ث‬ ْ ِ‫ِف‬ ْ‫َو‬‫أ‬ٌّ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ُ‫ط‬ْ‫س‬َ‫و‬ ُّ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬ Atau pada “nama huruf” yang terdiri dari tiga huruf yang terdapat mad di tengahnya, maka terjadilah Mad Lazim Harfi ‫ا‬َ‫م‬ِ‫غ‬ْ‫ُد‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫ل‬َّ‫ق‬َ‫ث‬ُ‫م‬ ‫ا‬َُ‫َه‬َ‫ل‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫م‬َ‫غ‬ْ‫د‬ُ‫ي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٌ‫ف‬َّ‫ف‬َُ‫ُم‬ Keduanya menjadi mutsaqqal jika ada idgom padanya menjadi mukhaffaf jika tidak ada idgham padanya
  • 30. 30 ْ‫ر‬َ‫و‬ُّ‫الس‬ َ‫ل‬َّ‫َو‬‫أ‬ ُّ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ُ‫م‬ِ‫ز‬‫ل‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬َََْ‫اَن‬ ٍ‫ان‬ََ‫َث‬ ْ ِ‫ِف‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ْ‫ر‬َ‫ص‬ Mad Lazim Harfi terletak di awal-awal surat Al Quran yang hanya ada pada delapan huruf saja: )ْ‫ص‬َ‫ق‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬َ‫س‬َ‫ع‬ ْ‫م‬َ‫ك‬( ُ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ع‬َ‫م‬َْ‫َي‬‫ا‬َ‫و‬ ِْ‫ْي‬َ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ ْ‫و‬ُ‫ذ‬ ٌْ‫ْي‬َ‫ع‬َ‫و‬ْ‫ص‬َ‫َخ‬‫أ‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬َّ‫ط‬‫ل‬ Yang tergabung dalam kata (‫نقص‬ ‫عسل‬ ‫)كم‬ khusus huruf ‘Ain ada 2 cara membacanya (4 atau 6 hrkt) namun 6 harakat lebih masyhur Pembagian mad lazim, terbagi menjadi empat macam : ‫ل‬َّ‫ْاملثق‬‫ْالكلمي‬‫ْالالزم‬‫ملد‬‫ا‬ ( mad lazim kilmy mutsaqqol) yaitu huruf mad yang datang dalam keadaan washol atau waqof dalam satu kata dan tasydid setelah huruf mad, contoh ; (‫ة‬ّ‫ق‬‫ـآ‬‫ْل‬‫)ا‬ (‫ة‬َّ‫اخ‬َّ‫)الص‬ (َْ‫ن‬‫و‬ُّ‫آج‬ ُ‫)ُي‬ hukumnya wajib di baca enam harokat, ‫ف‬َّ‫ْالكلميْاملخف‬‫ْالالزم‬‫املد‬( mad lazim kilmy mukhoffaf) yaitu apabila terdapat huruf sukun sesudah mad badal, dalam keadaan washol atau waqof dalam satu kata. Hukumnya wajib di panjang kan seukuran enam harokat,dalam Al-Qur’an contoh mad lazim kilmy mukhoffaf hanya dua tempat ‫ون‬ُ‫ل‬ ِ‫ج‬‫ع‬َ‫ـ‬‫ت‬‫س‬َ‫ت‬ْ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ْ ‫د‬َ‫ق‬َ‫ْو‬ َ‫ن‬‫آْل‬( Suroh yunus ; 51) ُْ‫ل‬‫ب‬َ‫ـ‬‫ق‬ْ َ‫ت‬‫ي‬َ‫ص‬َ‫ْع‬‫د‬َ‫ق‬َ‫ْو‬َ‫ن‬‫آْل‬ ( Suroh yunus : 91) ‫املدْالالزمْاْلريف‬ ( mad lazim harfi ) perlu untuk kita ketahui bahwa mad lazim harfu tidak akan terjadi kecuali pada awal suroh, yaitu pada huruf hijaiyyah. contoh : ‫الـر‬ ، ‫الـم‬ , ‫حـم‬ dan para ulama Qiro’ah telah meneliti bahwa huruf hijaiyyah yang menjadi awal pada surah adalah sebagaimana terkumpul pada kalimat berikut ini : (‫)صلهْسحرياْمنْقطعك‬ oleh karena itu para ulama telah membagi huruf-huruf yang empat belas yang di
  • 31. 31 mulai dengan nya suroh-suroh dalam Al-qur’an , menjadi tiga bagian : 1. Tidak di panjang kan secara asal, dan ia hanya satu huruf yaitu Alif. 2. Di panjangkan enam harokat,huruf- hurufnya ada delapan yang terkumpul dalam kalimat “‫ـقص‬‫ن‬ْ‫ـسل‬‫ع‬ْ‫ـم‬‫ك‬”. 3. Di baca dengan mad thobi’y , yang ukurannya dua harokat, dan ia ada lima huruf yang terkumpul dalam kalimat (‫)حيْطهر‬ ْ‫ف‬ِ‫َل‬‫أ‬ َ‫ّل‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ث‬ َ‫ُّل‬‫ث‬‫ال‬ ِ‫ف‬ْ‫ر‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫و‬ِ‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬ ‫ًّا‬‫د‬َ‫م‬ ُ‫ُّه‬‫د‬َ‫م‬َ‫ف‬ْ‫ف‬ِ‫ل‬ُ‫أ‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ع‬ Selain “nama huruf” yang terdiri dari tiga huruf, dan selain huruf Alif maka mad-nya seperti Mad Thabi’i / Mad Asli ْ‫ر‬َ‫و‬ُّ‫الس‬ ِ‫ح‬ِ‫ات‬َ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫َي‬‫أ‬ َ‫اك‬َ‫ذ‬َ‫و‬)ٍ‫ر‬ِ‫اه‬َ‫ط‬ ٍِّ‫ي‬ِّ‫(ح‬ ِ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ِ‫ِف‬ْ‫ر‬َ‫ص‬َْ‫اَن‬ ِ‫د‬َ‫ق‬ Huruf-huruf jenis yang ini juga terdapat di awal-awal surat Al Quran yang terangkum secara ringkas pada kata (‫طاهر‬ ‫)حي‬6 ُ‫ع‬َ‫م‬َْ‫َي‬َ‫و‬ْ‫ر‬َ‫ش‬َ‫ع‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫َر‬ْ‫اْل‬ َ‫ح‬ِ‫ات‬َ‫و‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬(َ‫ك‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ُ‫س‬ ُ‫ه‬ْ‫ل‬ِ‫ص‬)ْ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ Kesemua huruf-huruf yang terletak di awal-awal surat ini jumlahnya empat belas yang terangkum dalam (َ‫ك‬َ‫ع‬َ‫ط‬َََ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ ْ‫ي‬َ‫ح‬ُ‫س‬ ُ‫ه‬ْ‫ل‬ِ‫)ص‬ 6 Penjelasan di atas
  • 32. 32 ِ‫هللا‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ ِ‫َب‬ ُ‫م‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ ََّ‫ُت‬َ‫و‬‫ى‬ِ‫اه‬َ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ل‬ِ‫ب‬ ِ‫ه‬ِ‫ام‬ََ‫َت‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ Selesai sudah bait-bait ini seraya memuji Allah dengan pujian yang tiada putus-putusnya ‫ى‬َ‫ُّه‬‫الن‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬ ٌّ‫د‬َ‫ن‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫َب‬‫أ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ب‬ ُ‫ه‬ُْ‫ْي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ن‬ِ‫ق‬ْ‫ت‬ Jumlah baitnya (‫ى‬َ‫ُّه‬‫الن‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫)ب‬ = enam puluh satu bait selesai ditulis tahun (‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ن‬ِ‫ق‬ْ‫ت‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ب‬) = seribu seratus sembilan puluh delapan Hijriyah ‫ا‬ً‫د‬َ‫َب‬‫أ‬ ُ‫م‬َ‫ل‬َّ‫الس‬َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫ل‬َ‫الص‬ َُّ‫ُث‬‫ا‬َ‫د‬َْ‫َْح‬‫أ‬ ِ‫اء‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ْل‬‫ا‬ ِ‫ام‬َ‫ت‬ِ‫خ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ Kemudian shalawat dan salam semoga tercurah selamanya atas penutup para Nabi, Ahmad / Muhammad ِ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ح‬َّ‫الص‬َ‫و‬ ِ‫ل‬َْ‫اآل‬َ‫و‬ِ‫ع‬ِ‫ام‬َ‫س‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ ٍ‫ىء‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ق‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ Juga atas keluarga beliau dan para sahabat beliau, serta para tabi’in demikian pula atas sekalian pembaca Al Quran dan orang yang menyimaknya ِ‫هللا‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ ِ‫َب‬ ََّ‫ُت‬ ____________________
  • 33. 33 BEBERAPA PENJELASAN TAMBAHAN HUKUM LAM PADA LAFADZ ( ‫هللا‬ ) 1. Di baca menebal huruf Lam pada lafzhul Jalalah ( ‫هللا‬ ) apabila sebelum nya di fathahkan atau di dhommahkan, contoh : َ‫ل‬‫ا‬َ‫ـ‬‫ق‬ ُ‫هللا‬ , ِ‫هللا‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ Atau di sukun kan setelah dhommah,contoh : َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ـ‬‫الل‬ ‫وا‬ُ‫ـ‬‫قال‬ atau sukun setelah fathah contoh : ِ‫هللا‬ َ‫ِلى‬‫ا‬ َ‫و‬ Dan sebab di baca menebal atau tafkhim adalah dalam rangka untuk tanzhim atau pengagungan kepada Alloh ta’ala,dan apabila di tipiskan atau tarqiq,maka hilanglah bentuk pengagungan tersebut. 2. Dan terkadang lafadz jalalah di baca tipis atau tarqiq, apabila di dahului dengan kasroh contoh: ( ِْ‫ِْهللا‬‫ن‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ْد‬‫ـن‬ِ‫ْ،ْم‬َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ـ‬‫ل‬‫ْال‬ِ‫ل‬ُ‫ـ‬‫ق‬ْ،ْ‫اهلل‬ِ‫ـ‬‫ب‬ ) atau di dahului sukun setelah kasroh,contoh: ‫ْهللا‬ ‫ي‬ِ‫ج‬‫ـ‬‫ن‬َ‫ي‬َ‫و‬ atau di dahului tanwin, contoh ; ( ً‫ا‬‫م‬ْ‫و‬َ‫ـ‬‫ق‬‫هللا‬ ) adapun sebab di baca tipis adalah karena beratnya penyebutan, yaitu beratnya lidah untuk di naikkan kelangit-langit setelah turun dan rendahnya lidah dalam keadaan terbeban. Adapun Lam Fi’il , maka wajib untuk di Izhharkan atau di nampak kan untuk seluruh huruf selain dari Lam dan Ro’ , contoh : ، ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬، ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫أر‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬ Dan wajib di idghomkan apabila huruf Lam sukun bertemu dengan huruf Lam,atau Lam sukun bertemu dengan Ro’ , contoh : ( ُ‫ـ‬‫ق‬َ‫و‬ ،ً‫ا‬‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ‫ال‬َ‫و‬ ً‫ا‬ّ‫ر‬َ‫ض‬ ‫ي‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫أم‬ ‫ال‬ ْ‫ل‬ُ‫ـ‬‫ق‬ً‫ا‬‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫د‬ِ‫ز‬ ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ل‬ ). Perhatian : hukum-hukum lam Fi’il,atau lam huruf dan lam isim semuanya di baca Izhhar,sama saja apakah ia fi’il madhi ,mudhore’ atau amr.
  • 34. 34 HUKUM BACAAN RO Tafkhim Ro’ : artinya tebal ro’ maksudnya huruf ro’ yang di baca tebal – kaidah : a. bila ada ro’ berharokat fathah/dhomah – contoh : ْ ِ‫ل‬ُ‫س‬ُّ‫الر‬ِ‫ب‬–ْ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ـ‬‫ب‬َ‫ر‬ b. bila ada ro’ sukun sebelumnya ada huruf berha rokat fathah/dhomah – contoh : ْ‫ا‬ً‫ق‬‫ر‬ُ‫ـ‬‫ف‬–َْْ‫ل‬َ‫س‬‫ر‬َ‫ا‬ c. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat fathah /dhomah – contoh : ْ ُ‫ر‬ُ‫ـ‬‫ث‬‫ا‬َ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬٠ْ–ُْْ‫ر‬َ‫ـ‬‫ث‬‫و‬َ‫ك‬‫ل‬‫ا‬٠ d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf alif/waw – contoh : ُْ‫ار‬َّ‫ف‬َ‫غ‬‫ل‬‫ا‬٠ْ–ُْْ‫ر‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ش‬٠ e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat sukun dan didahului huruf ber- harokat fathah/dhomah – contoh : ِْ‫ْب‬َّ‫الص‬ِ‫ب‬٠ْ–ِْْ‫ر‬‫ج‬َ‫ف‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬٠ Tarqiq ro’ : artinya tipis ro’ maksudnya huruf ro’ yang dibaca tipis – kaidah : a. bila ada ro’ berharokat kasroh – contoh : ْ‫ي‬ِ‫ر‬ َ‫َت‬–ِْْ‫ر‬‫ح‬َ‫لب‬‫ْا‬ ِ‫يف‬ b. bila ada ro’ sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh – contoh : ُْ‫ن‬‫و‬َ‫ع‬‫ر‬ِ‫ف‬–ُْْ‫ة‬َ‫ي‬‫ر‬ِ‫م‬ c. bila ada huruf ro’ diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf berharokat kasroh – contoh : ْ ُ‫ر‬ِ‫َّث‬‫د‬ُ‫امل‬٠ْ–ُْْ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫امل‬٠ d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf ya – contoh : ُْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ب‬ََ‫ْل‬٠ْ–ُْْ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ب‬٠ e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat sukun dan didahului huruf berharokat kasroh
  • 35. 35 Jawazul wajhain : artinya boleh 2 wajah maksud nya huruf ro’ boleh dibaca tafkhim/tarqiq – kaidah : a. bila ada ro’ sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh dan setelahnya huruf isti’la – contoh : ُْ‫ة‬‫ـ‬َ‫ق‬‫ـر‬ِ‫ف‬ b. bila ada huruf ro’ sukun diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf isti’la sukun didahului huruf berharokat kasroh – contoh : ِْ‫ر‬‫ط‬ِ‫الق‬٠ْ–ِْْ‫ر‬‫ص‬ِ‫امل‬٠ WAQAF PEMBAGIAN WAQAF a. Ikhtibari : artinya diuji maksudnya para qori’ boleh berhenti karna ditanya penguji b. Intidzori : artinya menunggu maksudnya berhenti pada kalimat yang perlu untuk menghubungkan kalimat pada lain bacaan c. Idhthirari : artinya terpaksa maksudnya berhenti ditengah ayat karna terpaksa baik kehabisan napas, batuk /lupa dalam hal ini para qori boleh berhenti pada kalimat manapun yang disukai dengan tak merusak arti dan mulai baca dari kalimat dimana ia berhenti/sebelumnya. d. Ikhtiyari : artinya memilih maksudnya sengaja berhenti pada kalimat yang dipilih karna satu maksud - Tamm : artinya sempurna maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna susunannya dan tak berkaitan dengan kalimat setelahnya baik lafadz/arti contoh : ِْ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ْالد‬ِ‫م‬‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ْ ِ‫ك‬ِ‫ال‬َ‫م‬٠َْْ‫اك‬َّ‫ي‬‫ا‬ - Kafiy: artinya cukup maksudnya berhenti pada kalimat sempurna susunannya tapi masih berkaitan dengan kalimat setelahnya secara arti contoh : َْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫لع‬‫ْا‬ِّ‫رب‬٠ِْ‫ن‬‫ْح‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ - Hasan : artinya bagus maksudnya berhenti pada kalimat yang
  • 36. 36 sempurna susunannya tapi masih berkaitan dengan kalimat setelahnya secara arti dan lafadz contoh : َْ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ت‬‫س‬ُ‫مل‬‫ْا‬َ‫ط‬‫ا‬َ‫ر‬ِ‫ص‬٠َْْ‫ط‬‫ا‬َ‫ر‬ّ ِ‫لص‬َ‫ا‬ - Qobih : artinya jelek maksudnya berhenti kalimat tidak sempurna susunannya dan berkaitan dengan kalimat setelahnya secara arti dan lafadz hingga menimbulkan kesan/arti yang kurang bagus Contoh : ْ ِ‫م‬‫س‬ِ‫ب‬٠َِّْْ‫اّلل‬ TANDA WAQAF a. waqof : artinya berhenti maksudnya harus/lebih baik berhenti - ْ‫ف‬َ‫ق‬َ‫و‬ َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ : ‫:ق‬ sebagian ulama qori membolehkan berhenti - ُّ‫ي‬َ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬ ُ ‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:قف‬ anjuran untuk berhenti - َ‫َل‬ْ‫و‬ُ‫ّل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:قلي‬ boleh sambung tapi berhenti lebih baik - ُ‫ق‬َ‫ل‬ْ‫ط‬ ُ ‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ط‬ harus berhenti tapi boleh sambung - titik 3 : ُ‫ة‬َ‫ق‬َ‫ان‬َ‫ع‬ ُ ‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬: berhenti dengan memilih salah satu dari dua titik - ُ‫م‬ِ‫ز‬َّ‫ّل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:م‬ harus berhenti dilarang sambung b. jaiz : artinya boleh maksudnya boleh berhenti dan boleh sambung - ُ‫ز‬ِ‫ائ‬َ‫ْل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ج‬ boleh berhenti boleh sambung - ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫س‬ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِْ‫ْب‬ِ‫ْل‬ : malaikat jibril berhenti saat menyampaikan wahyu dan tanda ini dikenal disebagian mushaf saja c. wasol : artinya sambung maksudnya harus/lebih baik sambung - ُ‫ز‬َ‫او‬َ‫ج‬ ُ ‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ز‬ harus sambung tapi boleh berhenti - ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫ص‬ْ‫ص‬َ‫خ‬َ‫ر‬ ُ ‫مل‬ : anjuran untuk sambung - َ‫َل‬ْ‫و‬ُ‫ّل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:صلي‬ boleh berhenti tapi disambung lebih baik - ُ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫ن‬ْ‫م‬ َ ‫مل‬ْ‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ْو‬‫ل‬َ‫ا‬ : ‫:ّل‬ harus sambung dilarang berhenti Tanda-tanda waqaf lainnya : 1. Tanda mim ( ‫)م‬ disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ‫,)م‬ memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
  • 37. 37 2. tanda tho ( ‫)ﻁ‬ adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti. 3.tanda jim ( ‫)ﺝ‬ adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti. 4. tanda zha ( ‫)ظ‬ bermaksud lebih baik tidak berhenti 5. tanda sad ( ‫)ﺹ‬ disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad 6. tanda sad-lam-ya’ ( ‫صل‬‫ﮯ‬ ) merupakan singkatan dari “Al-washl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik; 7. tanda qaf ( ‫)ﻕ‬ merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan 8. tanda sad-lam ( ‫)صل‬ merupakan singkatan dari “Qad yuushalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan 9. tanda Qif ( ‫)قيف‬ bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti 10. tanda sin ( ‫)س‬ atau tanda Saktah ( ‫)سﮑته‬ menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan
  • 38. 38 11. tanda Waqfah ( ‫)ﻭقفه‬ bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ‫,)سﮑته‬ namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas 12. tanda Laa ( ‫)ّل‬ bermaksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak 13. tanda kaf ( ‫)ﻙ‬ merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul
  • 39. 39 GHORIB DALAM AL-QURAN Adalah bacaan yang asing,artinya tidak umum di ucapkan dalam membaca Al-Qur’an,para ulama Qiroah membaginya dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Imalah : Artinya miring maksudnya membaca fathah miring ke kasroh/ A menjadi E – contoh : 11 : 41 ‫ا‬َ‫ه‬َ‫س‬‫ر‬ُ‫ْم‬َ‫اْو‬َ‫ره‬‫ْجم‬َِّ‫ْاّلل‬ِ‫م‬‫س‬ِ‫ب‬ 2. Naqol : artinya memindahkan maksudnya memindahkan harokat A pada huruf mati sebelumnya – contoh : ُْ‫م‬‫س‬ِ‫ْل‬َ‫س‬‫ئ‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫س‬ِ‫ال‬‫ا‬َ‫س‬‫ئ‬ِ‫ب‬َُ 3. Tasyhil : artinya meringankan maksudnya membaca A secara ringan/tidak jelas – kaidah : bila ada A istifham bertemu dengan A qotho’ – contoh : 41 ُّْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬‫ع‬َ‫ا‬َ‫ء‬ُّْْْْْْْْْْْْْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬‫اع‬َ‫ء‬ 4. Isymam : artinya manyun maksudnya membaca kata dalam ayat dengan manyun – kaidah : menampakkan dhomah yang terbuang dengan bibir – contoh : 12 : 11 ‫َّا‬‫ن‬َ‫ْم‬‫أ‬َ‫ت‬َْ‫ال‬ْ‫ا‬َ‫ن‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ْم‬‫أ‬َ‫ت‬َْ‫ال‬ 5. Nun wiqoyah : a rtinya nun waspada maksudnya menambahkan nun agar tanwin tetap terjaga – kaidah : a. bila ada tanwin bertemu dengan lam ta’rif – contoh : ِْ‫ِت‬َّ‫ل‬‫ْا‬ً‫ة‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ت‬ِ‫ْف‬ ِ‫ِت‬َّ‫ل‬‫ْا‬ِ‫ْن‬َ‫ة‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ت‬ِ‫ف‬ b. bila ada tanwin bertemu dengan huruf sukun – contoh : ‫ا‬‫و‬ُ‫ط‬ِ‫ب‬‫ْاه‬ِ‫ْن‬ُ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫اْخ‬‫و‬ُ‫ط‬ِ‫ب‬‫ْاه‬ٌ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫خ‬ 6. Saktah : Artinya “mencegah “dan “menuntut “ maksudnya mencegah
  • 40. 40 terjadinya kekacauan arti / salah pengertian dan menuntut untuk berhenti, dan biasa di tandai dengan huruf ‫س‬ di atas sebuah kalimat. – kaidah (hukumnya) : a. Al-Kahfi : 1-2 ‫ا‬َ‫ج‬َ‫و‬ِ‫ْع‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫َْي‬َ‫َل‬َ‫ْو‬َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬‫ْال‬ِ‫ه‬ِ‫د‬‫ب‬َ‫ىْع‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َ‫ل‬َ‫ز‬‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ْا‬َِِّ‫ّْلل‬ُ‫د‬‫م‬َ‫اْل‬ َْ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ْا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫م‬‫ْال‬َ‫ر‬ِّ‫ش‬َ‫ب‬ُ‫ـ‬‫ي‬َ‫ْو‬ُ‫ه‬‫ن‬ُ‫د‬َ‫ل‬ْ‫ن‬ِ‫ْم‬ ‫ا‬ً‫يد‬ِ‫د‬َ‫ش‬ْ‫ا‬ً‫س‬‫أ‬َ‫ْب‬َ‫ر‬ِ‫ذ‬‫ن‬ُ‫ـ‬‫ي‬ِ‫اْل‬ً‫م‬ِّ‫ي‬َ‫ق‬َّْْ‫َن‬‫أ‬ْ ِ‫ـات‬َ‫ـح‬ِ‫ـال‬َّ‫ـص‬‫ل‬‫ْا‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ـ‬‫ي‬‫ـا‬ً‫ن‬َ‫ـس‬َ‫اْح‬ً‫ـر‬‫َج‬‫أ‬ْ‫ـم‬ُ‫ـه‬َ‫ل‬ْ b. Yasin : 52 َْ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫س‬‫ر‬ُ‫م‬‫ْال‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬َ‫ْو‬ُ‫ن‬َ‫ْح‬َّ‫ْالر‬َ‫د‬َ‫ع‬َ‫اْو‬َ‫اْم‬َ‫ذ‬َ‫اْه‬َ‫ن‬ِ‫د‬َ‫ق‬‫ر‬َ‫ْم‬‫ن‬ِ‫اْم‬َ‫ن‬َ‫ـ‬‫ث‬َ‫ع‬َ‫ـ‬‫ب‬ْ‫ن‬َ‫اْم‬َ‫ن‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ي‬َ‫اْو‬َ‫اْي‬‫و‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ c. Al-Qiyamah : 27 ٍْ‫اق‬َ‫ْر‬‫ن‬َ‫ْم‬َ‫يل‬ِ‫ق‬َ‫و‬ d. Al-Muthafifin : 14 ‫ـ‬َ‫ـالْب‬َ‫ك‬َْ‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬ِ‫س‬‫ك‬َ‫اْي‬‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ا‬َ‫ْم‬‫ـم‬ِِ‫ـوِب‬ُ‫ل‬‫ـ‬‫ق‬ْ‫ـى‬َ‫ل‬‫ـ‬َ‫ْع‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ل‬ 7. Sajdah : artinya sujud maksudnya melakukan sujudsaat membaca ayat Al-Qur’an a. Dalil sujud tilawah َْ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫ْو‬ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َُّ‫ىْاّلل‬َّ‫ل‬َ‫ْص‬ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫ْال‬ََِ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُْ‫ه‬‫ن‬َ‫ْع‬َُّ‫ْاّلل‬َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ْر‬َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ِْع‬‫ن‬‫ِْاب‬‫ن‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ن‬‫ـ‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬ُ‫ا‬َ‫ر‬‫ق‬َ‫ـ‬‫ي‬َْْ‫ـاْي‬َ‫ْم‬ َّ‫ِت‬َ‫ْح‬ُ‫د‬ُ‫ج‬‫س‬َ‫ن‬َْ‫ْو‬ُ‫د‬ِ‫ج‬َ‫س‬َ‫ف‬َْ‫ة‬َ‫د‬‫ج‬َ‫اْس‬َ‫ه‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ْف‬ُ‫ة‬َ‫ر‬‫و‬ُ‫س‬ُْ‫ـد‬ِ‫ـج‬ ِْ‫ـه‬ِ‫ـت‬َ‫ـه‬‫ـب‬َ‫ْج‬َ‫ـع‬ِ‫ض‬‫ـو‬َ‫ْم‬‫ـا‬َ‫ن‬ُ‫ـد‬َ‫ح‬َ‫ا‬ ”Dari ibnu umar ra katanya : pernah Nabi saw membaca 1 surat yang didalamnya ada sajdah maka ia sujud dan kamipun sujud hingga tiada diantara kami yang tidak meletakkan keningnya. (HR abu daud, albaihaqi & alhakim dgn tambahan ”takbir lalu sujud) َْ‫ر‬َ‫ـ‬‫ق‬ْ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ْا‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫ْو‬ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َُّ‫ىْاّلل‬َّ‫ل‬َ‫ْص‬َِّ‫ْاّلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫َْر‬‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُْ‫ه‬‫ن‬َ‫ْع‬َُّ‫ْاّلل‬ َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ْر‬َ‫ة‬َ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ْه‬ ِ‫ِب‬َ‫ا‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َّ‫ْالس‬َ‫م‬َ‫اد‬َ‫ْء‬ُ‫ن‬‫ْاب‬َ‫ا‬َْ‫ـ‬‫ي‬ُْ‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬‫ي‬َّ‫َْالش‬‫ل‬َ‫ز‬َ‫ـ‬‫ت‬‫ع‬ِ‫ْا‬َ‫د‬َ‫ج‬َ‫س‬َ‫ف‬َْ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬‫ب‬ َْ‫ـص‬َ‫ـع‬َ‫ف‬ِْ‫د‬‫ـو‬ُ‫ـج‬ُّ‫ـالس‬ِ‫ب‬ُْ‫ت‬‫ر‬ِ‫ـ‬‫م‬ُ‫ا‬َْ‫ْو‬ُ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫جل‬‫ْا‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ـ‬‫ف‬َْ‫د‬َ‫ج‬َ‫س‬َ‫ف‬ِْ‫د‬‫و‬ُ‫ج‬ُّ‫الس‬ِ‫ب‬َْ‫م‬َ‫اد‬َ‫ْء‬ُ‫ن‬‫ْاب‬َ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫ا‬ُْ‫ه‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ي‬َ‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ُْ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ـ‬‫ي‬ِْ‫ر‬‫ـا‬َّ‫ن‬‫ْال‬َ‫ـي‬ِ‫ـل‬َ‫ف‬ُْ‫ـت‬‫ـي‬ ”Dari Abu hurairah ra katanya : bersabda Rosululloh jika anak Adam membaca ayat sajdah lalu sujud maka menyingkirlah syetan sambil menangis seraya berkata : celaka aku, anak Adam diperintahkan sujud lalu ia sujud maka syurga baginya dan aku diperintah sujud lalu aku menolaknya maka neraka bagiku” (HR ahmad, muslim dan ibnu majah) b. Hukum sujud tilawah Adalah sunnah sebab Nabi Sholallahu alaihi wa sallam dan para sahabat pernah tak melakukannya َْ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫ْو‬ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ْع‬َُّ‫ىْاّلل‬َّ‫ل‬َ‫ْص‬ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫يْال‬َ‫ل‬َ‫ْع‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ـ‬‫ق‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُْ‫ه‬‫ن‬َ‫ْع‬َُّ‫ْاّلل‬َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ْر‬ ِ‫ت‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ث‬ِْ‫ن‬‫ْاب‬ِ‫د‬‫ي‬َ‫ْز‬‫ن‬َ‫ع‬ِْ‫م‬‫َّج‬‫ن‬‫ْال‬َ‫ْو‬َْْ‫ا‬ْ‫َّا‬‫ن‬ِ‫ْم‬‫د‬ُ‫ج‬‫س‬َ‫ْي‬‫م‬َ‫ل‬َ‫ـ‬‫ف‬ْ‫ا‬َ‫ه‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ْف‬‫د‬ُ‫ج‬‫س‬َ‫ْي‬‫م‬َ‫ل‬َ‫ـ‬‫ف‬ٌْ‫د‬َ‫ح‬
  • 41. 41 ”Dari zaid bin tsabit Ra katanya : aku membaca surat wan najmi dihadapan Rasululloh (pada ayat sujud) tapi dia tidak sujud maka tiada seorangpun dari kami sujud” (HR al-jama’ah kecuali ibnu majah) c. Ayat ayat yang di sunahkan sujud - 7 : 206 – 22 : 18 – 38 : 24 – 16 : 49-50 – 19 : 58 - 22 : 77 – 41 : 37 – 13 : 15 – 17 : 107 -109 – 32 : 15 - 53 : 62 – 84 : 21 – 25 : 60 – 27 : 25-26 – 96 : 19 d. bacaan saat sujud - Orang yang sujud tilawah boleh berdo’a sekehendaknya ”Maha suci Rabb yang maha tinggi” ‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ال‬‫ْا‬َِّ‫ِب‬َ‫ْر‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬‫ب‬ُ‫س‬ atau membaca do’a sebagai berikut : َْ‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫ل‬َ‫ْل‬‫ْا‬َ‫ن‬َ‫س‬‫ح‬َ‫ا‬َُّْ‫ْاّلل‬ َ‫ك‬َ‫ار‬َ‫ب‬َ‫ـ‬‫ت‬ِْ‫ه‬ِ‫ت‬َّ‫و‬ُ‫ـ‬‫ق‬ِْ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬َِ‫ِْب‬ُ‫ه‬َ‫ر‬َ‫ص‬َ‫ْب‬َ‫ْو‬ُ‫ه‬ُ‫ع‬ َ‫ََّْس‬‫ق‬َ‫ش‬َْ‫ْو‬ُ‫ه‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ْخ‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬ِ‫ْل‬َ‫ي‬ِ‫ه‬‫ج‬َ‫ْو‬َ‫د‬َ‫ج‬َ‫س‬َ‫و‬ْ “ kepada Allah Dzat yang menciptakannya yang membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatannya, maha mulia ALLAH sebaik-baik pencipta” (HR bukhari, muslim, an-nasa’i, abu daud dan alhakim, dishahihkan attirmidzi dan ibnu sikkin) 8. Ghorib : artinya asing maksudnya bacaan Al-Qur’an yang asing/tak lazim dibaca a. ُْ‫ي‬ّ ِ‫ْالس‬ِ‫و‬َ‫ا‬ُْ‫اد‬َّ‫ْالص‬ُ‫ة‬َ‫اء‬َ‫ر‬ِ‫ْق‬ُ‫از‬َ‫و‬َ‫ج‬ : boleh dibaca ‫صْ/ْس‬ – 2 : 245 – 52 : 37 – 7 : 69 – 88 : 22 b. ِْ‫ي‬َ‫ـ‬‫ت‬َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ْح‬َ‫د‬‫ح‬ِ‫ا‬ِ‫ب‬ُْ‫ة‬َ‫اء‬َ‫ر‬ِ‫ْق‬ُ‫از‬َ‫و‬َ‫ج‬ : boleh dibaca salah satu dari 2 harokat – 30 : 15 > boleh dibaca salah satu harokatnya dengan syarat seragam dan umum. 9. Ghoiru mad : artinya selain huruf mad maksudnya bacaan mad yang tidak dipanjangkan a. setiaplafadz ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ا‬ artinya “saya “ karena jika dipanjangkan terkesan mutsanna - contoh : 7 : 12 / 109 : 4 b. ‫َّا‬‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ karna bacaan ”Na” mengandung arti ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ا‬ - contoh : 18 : 38 c. ‫ا‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫ظ‬ karna bacaan ”Na” bukan berarti kami contoh : 33 : 10 d. َْ‫ال‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ karna bacaan ”La” bila dipanjangkan akan berubah
  • 42. 42 menjadi mutsanna - contoh : 33 : 66 e. ْ‫ال‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫لس‬َ‫ا‬ karena bacaan ”La” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 33 : 67 f. َْ‫ال‬ِ‫س‬َ‫ال‬َ‫س‬ karna bacaan ”La” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 76 : 4 g. ‫ا‬َ‫ر‬‫ـ‬‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ـ‬‫ق‬ karna bacaan ”Ro” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 76 : 15-16 h. ‫ا‬َ‫د‬‫و‬َُ‫َث‬ karna bacaan ”Da” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 11 : 68 i. ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ع‬‫د‬َ‫ن‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 18 : 14 j. ‫ا‬َ‫و‬َ‫ل‬‫ـ‬‫ب‬َ‫ـ‬‫ن‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 17 : 31 k. ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ل‬‫ـ‬‫ت‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 13 : 30 l. ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ـ‬‫ب‬‫ر‬َ‫ـ‬‫ي‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 30 : 39 m. َْ‫ات‬َ‫ْم‬‫ن‬‫ي‬ِ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ا‬ karna bacaan ”Wa” bila dipanjangkan akan berubah menjadi mutsanna - contoh : 3 : 144 Kaidah Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’: Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’ ditulis dengan alif pada awal kalimat, 1. Hamzah Washal ditulis dan dibaca apabila terdapat pada awal kalimat, tetapi tidak ditulis dan dibaca apabila berada
  • 43. 43 di tengah-tengah, misalnya: ُ‫م‬ ِ‫ص‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬َ‫و‬ ، ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬،ُ‫د‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫وا‬ .kecuali apabila dimasuki hamzah istifhamiyah. Hamzah washal ditulis dan dibaca pada awal kalimat yang diawali dengan huruf mati agar huruf mati sesudahnya bisa dibaca, sebab apabila hamzahnya juga tidak dibaca maka kita kesulitan membacanya. Sebagian diberi tanda “ ‫صـ‬“ kecil di atas alif. 2. Hamzah Qatha’ dibaca dimana pun tempatnya baik di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat dan ditulis di atas alif dengan tanda ” ‫عـ‬“ kecil sehingga tertulis menjadi ” ‫أ‬“
  • 44. 44 Terjemahan ini merupakan hasil mengajar pada Madrasah Diniyah pada Pondok Pesantren Nurul Madinah Bangil. Pada terjemahan ini dimasukan beberapa tambahan sedikit yang diharapkan memperjelas dari materi yang disampaikan. Santri putra maupun putri dalam penyusunan ini dilibatkan untuk mendiskusikan secara mandiri, mengoreksi dan memberikan usul, sehingga pemahaman mendekati bahasa siswa. Selain itu diharapkan mereka mempunyai pengalaman dalam penyusunan buku. Semoga tulisan ini barokah , bermanfaat bagi santri,PP Nurul Madinah dan pembaca semua. Penyusun. Muhammad Anas,M.Pd.I Kelas 1 Putri Kelas 1 Putra Anina Aninnas Rizki Rahma Maulidah Diana Fajriatun Nisa’ Alifiyah Fahdina Durrotun Nafisah Fika Hidayati Nadia Eli Kusuma Fitri Haza Dewi Wulan Sari Erma Mei Tri Untari Hilyatul Adelia Fatimatuz Zahro Lailatul Mufidah Firza Sri Churniatus Ts Karimatus Sa’diyah Leni Rahmawati Ruhu A’yunil Mumtazah Mega Kurnia Agustin Lailatul Khafidah Nur Ainin Musrifah Dewi Roichatul Ummah Tsamrotus Sa’diyah Huliatul Asfia’ Nurul Maulida Sari