2. Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca
bahan bacaan lainnya karena ia adalah kalam Allah SWT.
Allah berfirman,
ْْ
تَ
مِ
كْ
ُحأ
ْ
ُهُتَ
آَي
ْ
مُ
ث
ْْ
تَلِِّ
صُف
نِ
م
ْ
مل
ْْ
ُْ
ُد
ْ
يمِ
كَ
ح
ْ
يِبَ
خ
Artinya : “Ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi
(Allah) yang Maha bijaksana lagi Maha tahu.” (Hud:1)
PENGANTAR
3. 1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang
artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-
Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan
Nabi Muhammad untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan
tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah
r.a.(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-
Quran dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa
Baginda S.A.W. Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat
tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur
tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga
menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan
Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan)
huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).
3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni
kesepakatan para ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat
ini, yang menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan
hukum atau sesuatu yang fardhu dan wajib.
DALIL YANG MEWAJIBKAN UNTUK MEMBACA
AL-QURAN DENGAN MEMAHAMI TAJWID
4. Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus
diperhatikan dan diketahui dalam pembacaan Al-Quran,
diantaranya :
a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf
b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf
c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf
d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam
melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus
mulai dibaca dan berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf
f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani
9. Ghunnah artinya mendengung.
Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf
Nun atau Mim yang bertasydid maka
hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.
Contoh:
ِ
ا
ِ
ن ِ
مُث ِ
ا
اَمن امَلَف
10. Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain
dalam tulisan. Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6
macam, antara lain:
1. Idghom Bighunnah
Idghom : memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain:ي ن
م
و atau biasa
di singkat dengan bunyi وُمْنَي
ِْْ
Contoh:
ْ
نَم
ْ
وُقَي
ْ
ُل ( ْ
ن- )ي ْ
نَلَف
ْ
َدزيَِّن
ْ
ُمك ( ْ
ن- )ن
اًحتَف
اًنيبُم ( _ًِْ – )م ْ
نم
ْ
مهائَرَّو ( ْ
ن- )و
HUKUM NUN SUKUN ن/TANWIN _ًِْ
11. Idghom : memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan
salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain:
ل…..dan…….ر
Contoh:
ْ
م
ْ
ن
ْ
َل
ْ
ُد
َْكن ( ْ
ن- )ل
ْ
وُفَغ
ْ
ر
َْر
ْ
ميح ( _ْ
ِ – )ر
HUKUM NUN SUKUN ن/TANWIN _ًِْ
2. Idghom Bilaghunnah
12. Idzhar berarti: jelas atau terang
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan
salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain:
ﻫ أ
ح
خ
ع
غ
Contoh:
ا ًوُفُك
ْ
دَحَا ( _ًِْ – )ا ْ
نم
ُْثيَح ( ْ
–ن )ح
ْ
نَم
ْ
تَّفَخ ( ْ
–ن )خ ْ
قُلُخ
ْ
ميَظع ( ْ
ِ – )ع
ْ
وَق
اًم
َْريَغ
ْ
ُمك ( _ًِْ -)غ ْ
ُمُكَل
ْ
َالا
اَهن
ر َِ ( ْ
–ن ﻫ )
3. Idzhar
HUKUM NUN SUKUN ن/TANWIN _ًِْ
13. Iqlab berarti: membalik
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu
dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ب
Contoh:
ْ
نَم
ْ
َلخَب ( ْ
–ن )ب ا ََوع
ْ
ن
َْنيَب ( _ْ
ِ – )ب
4. IQLAB
HUKUM NUN SUKUN ن/TANWIN _ًِْ
15. Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
Idghom Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim
Contoh:
ْْمُتْن
ُ
ك
ْنْيِمِل ْ
س ُم ( ْْ–م )م
HUKUM MIM SUKUN
16. Ikhfa’ Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’
Contoh:
ْْ
مِ
هْيِ
مْ
رَت
ْ
ةَ
ارَ
جِِ
ِب ( ْ
ْ–م )ب
Idzhar Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
selain Mim dan Ba’
Contoh:
ْْ
مُ
ه
َْ
ن
َْ
ْْ
وُ
مِئ ( ْ–م )ن ْمَا
ْم
َ
ل
ْدنُت
ْر
ْمُه ( ْ–م )ت
……الخ..