SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
SISTEM PERFILMAN INDONESIA


             Oleh: Kelompok 8
Yona Aliviasari         362011068
Yovita Priska           362011049
Valeria Singpanki362012060
Bintang Umbu            362012049
Yeheskiel Tarupay       362012039
Wahyu supriadi          362012089
 
KARAKTERISTIK FILM

 Film sebagai karya seni budaya
  Film merupakan kelanjutan dari seni panggung,orang melayu
  menyebutnya wayang gambar. Film sebagai karya seni budaya dibuat
  berdasarkan kaidah sinematografi. Sedangkan orang yang ahli perfilman
  atau pembuatan film disebut sineas, dan teknik pembuatan film
  dinamakan sinematografi.
 Film Sebagai Pranata Ssosial
  film memiliki seperangkat nilai atau gagasan vital,visi,dan misi yang
  memancar dalam bentuk pesan. System perfilman Indonesia merupakan
  pencerminan dari system politik dan sistim ekonomi Indonesia,yang
  berkaitan dengan ideology Indonesia sebagai sebuah Negara bangsa,dan
  peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang ada dalam
  masyrakat Indonesia.
DINAMIKA PERFILMAN NASIONAL
    FIilm dan media public atau media massa lainnya (pers dan radio)
   diposisikan alat revolusi. Film diletakkan sebagai media pembangunan,
   sejalan dengan berkembangnya sejalan studi pembangunan di Indonesia.
1. Nasionalisme dan Peranan Seniman
    Pada umumnya film Indonesia dikembangkan oleh para seniman yang
   memiliki nasionalisme, dengan eksistensi dan karakteristik film secara
   tradisisonal dipandang sebagai pengembangan dari panggung sandiwara
   atau teater yang memiliki fungsi mengutamakan hiburan dan komersial.
   Sesudah proklamasi muncul gerakan yang berbau politik dari Jawa dan
   Sumatra yang dimotori oleh seniman dari kelompok sandiwara. Mereka
   mndapat pemahaman dari Jepang bahwa film bukan saja alat untuk
   hiburan melainkan media komunikasi public serta alat informasi dan
   propaganda sebagaimana dilakukan oleh Jepang yang menduduki
   Indonesia.
2. Sistem Perfilman Terpimpin
    Pemerintah melakukan pengendalian, pengawasan, dan
    pertanggungjawaban kegiatan Panitia film dari Menteri
    Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, yayasan dana film
    (Menteri Perdagangan) dan organisasi perusahaan sejenisnya.
    meletakkan priorotas utama Negara yaitu menjaga, membina,
    dan memperkuat persatuan Indonesia atau integritas nasional
    tercantum sebagai sila ke-tiga Pancasila. Sistem ini berlaku
    pada orde lama di masa pemerintahan presden soekarno
3. Sistem Perfilman Pancasila
    Negara memiliki peranan dalam mengawasi, membina dan
    mengembangkan perfilman nasional supaya film berperan
    sebagai media pembangunan, terutama dalam pembangunan
    budaya bangsa. Film dikembangkan sebagai media
    pembangunan budaya bangsa yang bersifat kultural edukatif
    sehingga film tontonan yang memberi tuntunan. Sistem ini
    berlaku pada orde baru di masa pemerintahan presiden
    soeharto
PERAN NEGARA DAN MASYARAKAT
   Dalam Sistem Perfilman Indonesia senantiasa diperlukan adanya
   pengawasan dan pembinaan pemerintah. dalam bentuk sensor dan izin
   Sensor yang mencakup terhadap isi film, iklan film, serta izin pembuatan
   dan pertunjukan film. Selain itu perfilman harus berkaitan erat dengan
   masyarakatnya. Masyarakat dan pemerintah merupakan pemangku
   kepentingan perfilman.
1. Kebebasan Berkreasi dan Tanggung Jawab
   Insan perfilman bebas berkreasi, berkarya dan bertanggung jawab dalam
   pembuatan film yang dilakukan dalam rangka memelihara dan
   mengembangkan budaya bangsa untuk mewujudkan tujuan
   pembangunan nasional. Selain itu kebebasan berkreasi dan berkarya
   dilaksanakan dengan memerhatikan kode etik dan nilai – nilai bagaimana
   yang berlaku. Kode etik film itu dibuat dan diterapkan oleh masyarakat
   perfilman. Berdasarkan hal tersebut dapat terbilang bahwa perfilman
   Indonesia ini menghargai prinsip berekspresi yang mencakup tentang
   kebebasan film. Namun Indonesia dalam Sistem Perfilman Indonesia ini
   harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial, terutama yang berkaitan
   dengan agama, kebudayaan, etika, moral dan kkesusilaan yang tidak
   banyak mengandung mansa politik.
Sebagai media komunikasi massa, film memiliki dampak, efek dan pengaruh yang
besar kepada khalayak. Film membawa pesan yang berisi gagasan vital kepada
khalayak dengan daya pengaruh yang besar, karena film menjangkau khalayak
dalam semua lapisan baik yang berpendidikan maupunn yang buta huruf. Maka
dari itu film Indonesia perlu adanya fungsi pendidikan selain fungsi hiburan,
informasi dan pendorong karya kreatif agar brmanfaat bagi masyarakat.
Sistem Perfilman Indonesia yang berlaku saat ini berasaskan :
a)Ketuhanan Yang Maha Esa
b)Kemanusiaan
c)Bhineka tunggal ika
d)Keadilan
e)Manfaat
f)Kepastian hukum
g)Kebersamaan
h)Kemitraan
i)Kebijakan
Dengan adanya asas tersebut perfilman diharapkan mencapai tujuan dalam
    masyarakat, antara lain :
   Terbinanya akhklak mulia
   Terwujudnya kecerdasan kehidupan bangsa
   Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa
   Meningkatkan harkat dan udaya bangsa
   Berkembang dan lestarinya budaya bangsa

    Kemudian film yang menjadi unsur pokok kegiatan perfilman dan usaha
    perfilman sendiri dilarang mengandung isi yang :
   Mendorong khalayak umum melakukan kekerasan dan perjudian serta
    penyalahgunaan narkoba
   Menonjolkan pornografi
   Memprovokasi terjadinya antar kelompok
   Menistakan, melecehkan atau menodai nilai – nilai agama
   Mendorong khalayak umum melakukan tindakan melawan hukum
   Meremehkan harkat dan martabat manusia
2. Lembaga Sensor Film
film yang harus memiliki surat lulus sensor dari LSF adalah
film cerita, film noncerita yang mengandung unsur naratif
dan unsur sinematik.
dalam Pengirim
 Rekayasa  membentuk sinyal yang cocok
  untuk bisa melalui saluran/kanal komunikasi
  agar informasi sampai di tujuan dengan error
  yang minimal
 Disini bisa terjadi proses source coding,
  compression, scrambling, modulation, line
  coding, spreading, dan/atau lain-lain yang
  dirasa perlu agar komunikasi berhasil dengan
  baik dan efisien
 Kanal fisik
   – Kabel tembaga: Unshielded-Twisted-Pair, Coaxial
   – Serat optik: multi-mode atau single-mode
      • misalnya: hubungan antar sentral telepon, kabel
        komunikasi bawah laut (submarine cable)
 Kanal non-Fisik (udara)
   – Melalui Satellite: geo-stationer atau tidak
      • misalnya: siaran TV atau percakapan telepon
        melalui satelit
   – Gelombang mikro: LoS (line-of-sight), atau tropo-
     scattering
      •    contoh LoS adalah: komunikasi HP ke BTS,
          pemancar FM ke radio penerima di rumah
Ilustrasi
  Sisi                       Sisi
pengirim                   penerima
             Kabel logam

  Sisi                       Sisi
pengirim                   penerima
             Kabel optik



  Sisi                       Sisi
pengirim                   penerima
             Media udara
Ilustrasi (2)
Distortion in Communication
 Distorsi Komunikasi adalah perubahan makna dari
  suatu informasi/pesan yang secara sengaja mau
  pun tidak sengaja akan mengubah isi informasi.
   – Lost (=hilang)
   – Destroyed (=rusak)
   – Modified or Altered (=berubah)
 Noise adalah gangguan-gangguan dalam proses
  komunikasi yang bercampur dengan (:mengacau)
  pesan yang sedang dikirim.
Types of Distortion
 Distortion
  – Routing – salah sambung
  – Delaying: penundaan
  – Modifying: mengubah isi informasi
  – Summarizing: tidak semua terkirim
 Intentional:
             sengaja
 Unintentional: tidak sengaja
didalam penerima
 Rekayasa  bagaimana cara mendapatkan
  kembali informasi dari sinyal yang diterima
  meskipun sinyal yang diterima “cacat”
 Disini bisa terjadi proses de-coding,
  decompression, demodulation, despreading,
  descrambling, dan / atau rekayasa lain
  (misalnya error detection & error correction)
  yang diperlukan agar informasi yang “utuh”
  bisa diperoleh
Rangkuman istilah
 Komunikasi     Telekomunikasi
 Sistem komunikasi lama: kentongan, asap, cermin,
  bendera, dll.
 Siskom modern: siskom teleponi, radio, data
 Informasi: voice, audio, video, data digital (:teks, data,
  dll.)
 bagan siskom: pengirim, kanal, penerima, dan noise
  (=gangguan)
 Di pengirim: coding, compression, modulation, etc.
 Kanal: fisik & non-fisik
 Penerima: demodulation, decompression, decoding, etc.

More Related Content

What's hot

Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologimankoma2013
 
Komunikasi dan sistem komunikasi
Komunikasi dan sistem komunikasiKomunikasi dan sistem komunikasi
Komunikasi dan sistem komunikasiMuchlis Soleiman
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Islamic University
 
Realitas baru dalam sistem komunikasi indonesia
Realitas baru dalam sistem komunikasi indonesiaRealitas baru dalam sistem komunikasi indonesia
Realitas baru dalam sistem komunikasi indonesiaMuchlis Soleiman
 
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialPekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialDewi Kartika
 
Cultivation theory
Cultivation theoryCultivation theory
Cultivation theorymankoma2013
 
Public Opinion Theory
Public Opinion TheoryPublic Opinion Theory
Public Opinion Theorymankoma2012
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting mankoma2013
 
Public Relations Politic
Public Relations PoliticPublic Relations Politic
Public Relations PoliticKarinZarlina
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikmankoma2013
 
Perkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaPerkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaJohanez Diaz
 
Peranan opinion leaders di indonesia
Peranan opinion leaders di indonesiaPeranan opinion leaders di indonesia
Peranan opinion leaders di indonesiaMuchlis Soleiman
 
Teori Semiotika Media
Teori Semiotika MediaTeori Semiotika Media
Teori Semiotika Mediamankoma2012
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theorymankoma2012
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theorymankoma2012
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 

What's hot (20)

Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
Komunikasi dan sistem komunikasi
Komunikasi dan sistem komunikasiKomunikasi dan sistem komunikasi
Komunikasi dan sistem komunikasi
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Agen sosialisasi politik
Agen sosialisasi politikAgen sosialisasi politik
Agen sosialisasi politik
 
Realitas baru dalam sistem komunikasi indonesia
Realitas baru dalam sistem komunikasi indonesiaRealitas baru dalam sistem komunikasi indonesia
Realitas baru dalam sistem komunikasi indonesia
 
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialPekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
 
Cultivation theory
Cultivation theoryCultivation theory
Cultivation theory
 
Public Opinion Theory
Public Opinion TheoryPublic Opinion Theory
Public Opinion Theory
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
Public Relations Politic
Public Relations PoliticPublic Relations Politic
Public Relations Politic
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Perkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaPerkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesia
 
Peranan opinion leaders di indonesia
Peranan opinion leaders di indonesiaPeranan opinion leaders di indonesia
Peranan opinion leaders di indonesia
 
Teori Semiotika Media
Teori Semiotika MediaTeori Semiotika Media
Teori Semiotika Media
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theory
 
Limited Effect Theory
Limited Effect TheoryLimited Effect Theory
Limited Effect Theory
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theory
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 

Similar to Bab1 dasar siskom

Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...I Wayan Suparno
 
Sistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanSistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanMuchlis Soleiman
 
Comunikasi massa
Comunikasi massaComunikasi massa
Comunikasi massapycnat
 
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaFungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaDiana Amelia Bagti
 
Karakteristik tv
Karakteristik tvKarakteristik tv
Karakteristik tviwayan suta
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIFirdaus Azwar Ersyad
 
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dianTeknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dianDiean Kristina
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010Mila
 
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptxKONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptxLaAl18
 
Pengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massaPengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massaAWAN PUTIH
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialDiana Amelia Bagti
 
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaMedia komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaHana Eka
 

Similar to Bab1 dasar siskom (20)

ANALISA
ANALISA ANALISA
ANALISA
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
 
Sistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanSistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaan
 
Comunikasi massa
Comunikasi massaComunikasi massa
Comunikasi massa
 
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaFungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
 
Karakteristik tv
Karakteristik tvKarakteristik tv
Karakteristik tv
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dianTeknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
 
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
 
Makalah tugas pkn q
Makalah tugas pkn qMakalah tugas pkn q
Makalah tugas pkn q
 
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptxKONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
 
Karakter tv
Karakter tvKarakter tv
Karakter tv
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Pengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massaPengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massa
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
 
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaMedia komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Bab1 dasar siskom

  • 1. SISTEM PERFILMAN INDONESIA Oleh: Kelompok 8 Yona Aliviasari 362011068 Yovita Priska 362011049 Valeria Singpanki362012060 Bintang Umbu 362012049 Yeheskiel Tarupay 362012039 Wahyu supriadi 362012089  
  • 2. KARAKTERISTIK FILM  Film sebagai karya seni budaya Film merupakan kelanjutan dari seni panggung,orang melayu menyebutnya wayang gambar. Film sebagai karya seni budaya dibuat berdasarkan kaidah sinematografi. Sedangkan orang yang ahli perfilman atau pembuatan film disebut sineas, dan teknik pembuatan film dinamakan sinematografi.  Film Sebagai Pranata Ssosial film memiliki seperangkat nilai atau gagasan vital,visi,dan misi yang memancar dalam bentuk pesan. System perfilman Indonesia merupakan pencerminan dari system politik dan sistim ekonomi Indonesia,yang berkaitan dengan ideology Indonesia sebagai sebuah Negara bangsa,dan peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang ada dalam masyrakat Indonesia.
  • 3. DINAMIKA PERFILMAN NASIONAL FIilm dan media public atau media massa lainnya (pers dan radio) diposisikan alat revolusi. Film diletakkan sebagai media pembangunan, sejalan dengan berkembangnya sejalan studi pembangunan di Indonesia. 1. Nasionalisme dan Peranan Seniman Pada umumnya film Indonesia dikembangkan oleh para seniman yang memiliki nasionalisme, dengan eksistensi dan karakteristik film secara tradisisonal dipandang sebagai pengembangan dari panggung sandiwara atau teater yang memiliki fungsi mengutamakan hiburan dan komersial. Sesudah proklamasi muncul gerakan yang berbau politik dari Jawa dan Sumatra yang dimotori oleh seniman dari kelompok sandiwara. Mereka mndapat pemahaman dari Jepang bahwa film bukan saja alat untuk hiburan melainkan media komunikasi public serta alat informasi dan propaganda sebagaimana dilakukan oleh Jepang yang menduduki Indonesia.
  • 4. 2. Sistem Perfilman Terpimpin Pemerintah melakukan pengendalian, pengawasan, dan pertanggungjawaban kegiatan Panitia film dari Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, yayasan dana film (Menteri Perdagangan) dan organisasi perusahaan sejenisnya. meletakkan priorotas utama Negara yaitu menjaga, membina, dan memperkuat persatuan Indonesia atau integritas nasional tercantum sebagai sila ke-tiga Pancasila. Sistem ini berlaku pada orde lama di masa pemerintahan presden soekarno 3. Sistem Perfilman Pancasila Negara memiliki peranan dalam mengawasi, membina dan mengembangkan perfilman nasional supaya film berperan sebagai media pembangunan, terutama dalam pembangunan budaya bangsa. Film dikembangkan sebagai media pembangunan budaya bangsa yang bersifat kultural edukatif sehingga film tontonan yang memberi tuntunan. Sistem ini berlaku pada orde baru di masa pemerintahan presiden soeharto
  • 5. PERAN NEGARA DAN MASYARAKAT Dalam Sistem Perfilman Indonesia senantiasa diperlukan adanya pengawasan dan pembinaan pemerintah. dalam bentuk sensor dan izin Sensor yang mencakup terhadap isi film, iklan film, serta izin pembuatan dan pertunjukan film. Selain itu perfilman harus berkaitan erat dengan masyarakatnya. Masyarakat dan pemerintah merupakan pemangku kepentingan perfilman. 1. Kebebasan Berkreasi dan Tanggung Jawab Insan perfilman bebas berkreasi, berkarya dan bertanggung jawab dalam pembuatan film yang dilakukan dalam rangka memelihara dan mengembangkan budaya bangsa untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Selain itu kebebasan berkreasi dan berkarya dilaksanakan dengan memerhatikan kode etik dan nilai – nilai bagaimana yang berlaku. Kode etik film itu dibuat dan diterapkan oleh masyarakat perfilman. Berdasarkan hal tersebut dapat terbilang bahwa perfilman Indonesia ini menghargai prinsip berekspresi yang mencakup tentang kebebasan film. Namun Indonesia dalam Sistem Perfilman Indonesia ini harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial, terutama yang berkaitan dengan agama, kebudayaan, etika, moral dan kkesusilaan yang tidak banyak mengandung mansa politik.
  • 6. Sebagai media komunikasi massa, film memiliki dampak, efek dan pengaruh yang besar kepada khalayak. Film membawa pesan yang berisi gagasan vital kepada khalayak dengan daya pengaruh yang besar, karena film menjangkau khalayak dalam semua lapisan baik yang berpendidikan maupunn yang buta huruf. Maka dari itu film Indonesia perlu adanya fungsi pendidikan selain fungsi hiburan, informasi dan pendorong karya kreatif agar brmanfaat bagi masyarakat. Sistem Perfilman Indonesia yang berlaku saat ini berasaskan : a)Ketuhanan Yang Maha Esa b)Kemanusiaan c)Bhineka tunggal ika d)Keadilan e)Manfaat f)Kepastian hukum g)Kebersamaan h)Kemitraan i)Kebijakan
  • 7. Dengan adanya asas tersebut perfilman diharapkan mencapai tujuan dalam masyarakat, antara lain :  Terbinanya akhklak mulia  Terwujudnya kecerdasan kehidupan bangsa  Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa  Meningkatkan harkat dan udaya bangsa  Berkembang dan lestarinya budaya bangsa Kemudian film yang menjadi unsur pokok kegiatan perfilman dan usaha perfilman sendiri dilarang mengandung isi yang :  Mendorong khalayak umum melakukan kekerasan dan perjudian serta penyalahgunaan narkoba  Menonjolkan pornografi  Memprovokasi terjadinya antar kelompok  Menistakan, melecehkan atau menodai nilai – nilai agama  Mendorong khalayak umum melakukan tindakan melawan hukum  Meremehkan harkat dan martabat manusia
  • 8. 2. Lembaga Sensor Film film yang harus memiliki surat lulus sensor dari LSF adalah film cerita, film noncerita yang mengandung unsur naratif dan unsur sinematik.
  • 9. dalam Pengirim  Rekayasa membentuk sinyal yang cocok untuk bisa melalui saluran/kanal komunikasi agar informasi sampai di tujuan dengan error yang minimal  Disini bisa terjadi proses source coding, compression, scrambling, modulation, line coding, spreading, dan/atau lain-lain yang dirasa perlu agar komunikasi berhasil dengan baik dan efisien
  • 10.  Kanal fisik – Kabel tembaga: Unshielded-Twisted-Pair, Coaxial – Serat optik: multi-mode atau single-mode • misalnya: hubungan antar sentral telepon, kabel komunikasi bawah laut (submarine cable)  Kanal non-Fisik (udara) – Melalui Satellite: geo-stationer atau tidak • misalnya: siaran TV atau percakapan telepon melalui satelit – Gelombang mikro: LoS (line-of-sight), atau tropo- scattering • contoh LoS adalah: komunikasi HP ke BTS, pemancar FM ke radio penerima di rumah
  • 11. Ilustrasi Sisi Sisi pengirim penerima Kabel logam Sisi Sisi pengirim penerima Kabel optik Sisi Sisi pengirim penerima Media udara
  • 13. Distortion in Communication  Distorsi Komunikasi adalah perubahan makna dari suatu informasi/pesan yang secara sengaja mau pun tidak sengaja akan mengubah isi informasi. – Lost (=hilang) – Destroyed (=rusak) – Modified or Altered (=berubah)  Noise adalah gangguan-gangguan dalam proses komunikasi yang bercampur dengan (:mengacau) pesan yang sedang dikirim.
  • 14. Types of Distortion  Distortion – Routing – salah sambung – Delaying: penundaan – Modifying: mengubah isi informasi – Summarizing: tidak semua terkirim  Intentional: sengaja  Unintentional: tidak sengaja
  • 15. didalam penerima  Rekayasa bagaimana cara mendapatkan kembali informasi dari sinyal yang diterima meskipun sinyal yang diterima “cacat”  Disini bisa terjadi proses de-coding, decompression, demodulation, despreading, descrambling, dan / atau rekayasa lain (misalnya error detection & error correction) yang diperlukan agar informasi yang “utuh” bisa diperoleh
  • 16. Rangkuman istilah  Komunikasi  Telekomunikasi  Sistem komunikasi lama: kentongan, asap, cermin, bendera, dll.  Siskom modern: siskom teleponi, radio, data  Informasi: voice, audio, video, data digital (:teks, data, dll.)  bagan siskom: pengirim, kanal, penerima, dan noise (=gangguan)  Di pengirim: coding, compression, modulation, etc.  Kanal: fisik & non-fisik  Penerima: demodulation, decompression, decoding, etc.