2. Sosiologi pada dasarnya menelaah tentang proses
sosial serta gejala gejala yang mengikutinya.
Gejala gejala tersebut bisa berlangsung normal
seperti kelompok sosial, lembaga lembaga sosial
(kemasyarakatan), perubahan sosial, dsb.
Namun menurut sosiologi adapula gejala gejala
tersebut dapat berjalan secara “tidak wajar
(Abnormal)”, merupakan gejala gejala sosial yang
pada umumnya tidak dikehendaki oleh masyarakat
akan tetapi gejala tersebut terjadi dimasyarakat.
2
3. Gejala yang tidak normal ini terjadi karena terdapat
beberapa unsur dari masyarakat yang berjalan
dengan tidak normal atau dengan kata lain tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal ini menyebabkan kekecewaan dan penderitaan
masyarakat , hal ini sosiologi menyebutnya dengan
masalah-masalah sosial.
Masalah tersebut berbeda dengan masalah-masalah lainya
dimasyarakat, karena masalah ini bersifat sosial yang
berkaitan erat dengan hubungan antar manusia didalam
kerangka kebudayaan yang normatif.
Dikatakan sebagai masalah karena hal ini dapat
mengganggu kelanggengan masyarakat.
3
4. Hal ini berarti bahwa masalah-masalah sosial
menyangkut nilai-nilai sosial, yang mencakup pula
segi moral, oleh karena itu untuk mengklasikfikan
(mengatakan) bahwa sesuatu persoalan yang ada
dimasyarakat sebagai masalah sosial, maka harus
digunakan penilaian sebagai ukuran.
Hal ini berarti bahwa pada setiap masyarakat mempunyai
ukuran yang berbeda terhadap gejala gejala yang dianggap
sebagai masalah-maslah sosial.
4
5. Masalah Sosial pada dasarnya adalah : ” gejala-
gejala sosial yang tidak sesuai antara apa yang
diharapkan dengan apa yang telah terjadi dimasyarakat”.
Masalah sosial juga bisa diartikan sebagai :
”ketidak mampuan sekelompok individu dalam
berhadapan dengan inovasi atau perubahan pada
masyarakat yang terus menerus”.
Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari
interaksi antar individu yang berjalan ”Abnormal” sehingga
terjadinya suatu disintegrasi yang menyebabkan
terganggunya hubungan-hubungan sosial didalam
kehidupan masyarakat.
5
6. Soerjono Soekanto, 1999, membedakan masalah masalah
sosial dimasyarakat kedalam empat hal :
1. Masalah Sosial dari faktor ekonomis. Ex: kemiskinan,
penangangguran
2. Masalah sosial dari Faktor Biologis. Ex : penyakit menular.
3. Masalah sosial dari Faktor psikologis. Ex : penyakit jiwa, lemah
ingatan, sukar menyesuaikan diri, bunuh diri dsb,
4. Masalah sosial dari faktor kebudayaan. Ex: gelandangan,
kenakalan remaja, konflik antar RAS, dsb
Berikutnya Soerjono soekanto juga memberikan
pengelompokan masalah masalah sosial lainya yaitu :
1. Kepincangan warisan fisik yang diakibatkan oleh pengurangan
atau pembatasan sumber daya alam
6
7. 2. Warisan sosial, misalnya, pertumbuhan dan berkurangnya
penduduk, pembatasan kelahiran, migrasi, angka harapan
hidup, kualitas hidup, pengangguran, depresi, pendidikan,
politik dan supremasi hukum.
3. Kebijakan sosial. Ex : perencanaan sosial, perencanaan
ekonomi, dsb
Pengelompokan yang kedua ini lebih luas daya
cakupannya dibandingkan dengan yang pertama, akan
tetapi suatu persoalan tertentu dimasyarakat tidak akan
selalu merupakan bagian dari suatu kategori tertentu
pula.
7
8. Ex : suatu perencanaan ekonomi, juga menyangkut
soal perencanaan penduduk, sumber daya alam,
pendidikan dsb.
Hubungan antara aspek-aspek diatas akan selalu ada
dimasyarakat, karena dalam keadaan wajar hubungan
antar aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang
saling mempengaruhi.
8
9. Kriteria Utama : “Adanya perbedaan yang
mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi nyata
dalam kehidupan masyarakat”. (Soerjono Soekanto,
2009).
Hal ini berarti adanya ketidakcocokan antara
anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi
dalam kenyataan pergaulan hidup.
9
10. Masyarakat menilai apakah ketidakcocokan itu
merupakan masalah sosial atau bukan menurut
kebiasaan nilai dan norma yang mereka anut.
Sumber masalah Sosial : “Sumber masalah-
maslah sosial bukan hanya bersumber dari kegiatan
kegiatan proses sosial dimasyarakat akan tetapi juga
bisa bersumber dari alam lingkungan”. (Soerjono
Soekanto, 2009).
Ex : Musim kemarau yang panjang, akan
mengakibatkab kegagalan panen pada petani yang
mempunyai efek kelanjutan berupa kemiskinan
kelaparan yang merupaka masalah-masalah sosial.
10
11. Penetapan masalah Sosial : “ Dalam Masyarakat
menurut sosiologi ada sekelompok kecil individu yang
mempunyai kekukuasaan dan wewenang yang lebih
daripada orang lain disekitarnya yang bisa menentukan
sesuatu gejal itu masalah sosial atau bukan”. (Soerjono
Soekanto, 2009).
Masalah nyata (manifest social problem) dan
laten (Latent social problem): “Masalah sosial
nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat adanya
kepincangan-kepincangan yang disebabkan tidak
sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang
berlaku dimasyarakat dan pada umumnya masayarkat
tidak menyukai hal itu”. (Soerjono Soekanto, 2009).
11
12. Dalam Masyarakat masalah sosial nyata diakui oleh
masyarakat keberadaannya dan berkeyakinan dapat diatasi
dan dihilangkan. Misalnya : masalah-masalah disiplin
berlalu-lintas, disiplin untuk menjaga kebersihan lingkungan,
dsb.
Laten (Latent social problem): “Masalah sosial latent
adalah masalah sosial yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat akan tetapi masyarakat tidak mengakuinya
sebagai masalah ditengah-tengah mereka. Hal ini
disebabkan karena suatu ketidakberdayaan untuk
mengatasinya. Ex : Masalah “PUNGLI” diyakini sebauah
masalah sosial yang sangat merugikan bagi masyarakat
namun masyarkat tidak mampu mengatasinya.
12
13. Perhatian : “Suatu kejadian yang merupakan masalah
sosial belum tetntu menjadi perhatian masyarkat, begitu
juga sesuatu yang menjadi pusat perhatian masyarakat
belum tentu merupakan masalah-masalah sosial .” Ex :
robohnya jembatan yang melintasi sungai sangat
menraik perhatian meskipun bukan merupakan
masalah-masalah sosial.
13
14. Kemiskinan : “Suatu keadaan seseorang
tidak sanggup memelihara diri sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut”.
Kemiskinan memilki nilai yang berbeda pada
setiap kelompok masyarakat, pada masyarakat
yang masih “bersahaja” kemiskinan identik
dengan kesulitan memenuhi kebutuhan primer.
14
15. Akan tetapi pada masyarakat yang lebih “modern
(masyarakat perkotaan)” kemiskinan bisa berarti
harta yang dimilikinya tidak cukup untuk memenuhi
standar kehidupan yang ada dilingkungannya. Ex :
kebutauhan akan alat transportasi (motor dan mobil)
Kemiskinan menurut sosiologis timbul karena “tidak
berfungsinya salah satu lembaga kemasyarakatan,
yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi yang
akan menjalar kelembaga lembaga yang lain. Ex:
keluarga yangh miskin.
15
16. Kejahatan : “Terbentuk melalui proses
sosial, diferensiasi, kompensasi, identifikasi,
dan kekecewaan yang agresif ”.
Kejahatan dianggap sebagai masalah sosial
karena dapat merugikan orang lain.
Untuk mengatasi masalah kejahatan ini dapat
dilakukan dengan cara tindakan represif
maupun tindakan-tindakan rehabilitasi
16
17. Narkotika dan miras : “Narkotika yang
digunakan diluar dunia kedokteran dan tanpa
pengawasan dokter dalam penggunaannya
dapat merusak kehidupan sosial seorang
penggunannya”.
Seorang pengguna yang ketagihan dan tidak
dapat dihentikan akan terus menerus mencari
narkotika tersebut dengan membelinya,
apabila sipenggunaa kehabisan uang maka ia
akan berusaha untuk medapatkan uang
melalui perbuatan pelanggaran
17
18. Pelangaran pelanggaran yang dilakukan oleh
sipengguna narkotika tersebut akan
menggangu ketenangan masyarakat yang
berakibat pada masalah maslah sosial
lainnya seperti, kejahatan perampokan,
pencopetan, dsb.
Dalam mengatasi hal ini sosiologi
mengatakan bahwa negara hendaknya bisa
melakukan pengawasan terhadap obat-obat
yang mengandung narkotik agar masa depan
generasi bangsa bisa terselamatkan.
18
19. Minuman alkohol (Miras) yang diminum
secara berlebihan dapat menyebabkan
mabuk, sehingga jika perbuatan mabuk
tersebut mengganggu keteraturan
masyarkat, maka mabuk termasuk
masalah-maslah sosial.
Apalagi apabila miras tadi dimunum oleh orang-
orang yang mempunyai perilaku menyimpang
akan menimbulkan masalah-masalah sosial
lainnya seperti kejahatan, pemerasan,
pemerkosaan, dsb
19
20. Dalam mengatasi hal ini sosiologi
mengatakan bahwa negara hendaknya
melakukan kegitan-kegiatan sosialisasi
bahaya miras, dan melakukan pengawasan
peredaran miras yang memiliki kadar alkohol
tinggi, juga diperlukan pengawasan yang
ketat dari para orang tua dirumah agar jangan
sampai anak menjadi korban pergaulan yang
menyimpang.
20
21. Juga bisa dengan selalu mendukung
terhadap pergaulan pergaulan positif yang
bisa dilakukan sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dimasyarakat
Tawuran : “Perkelahian antar pelajar ini
akan meresahkan masyarakat karena pelajar
yang tidak terlibat dalam suatu tawuran akan
merasa dirugikan (khawatir) dianggap terlibat
karena satu sekolah dengan pelajar yang
tawuran tdi”.
21
22. Begitu juga dengan orang tua dari mereka
yang tidak pernah terlibat tawuran akan
merasa khawatir terhadap keselamatan putra
putrinya dijalan.
Hal inilah yang disebut oleh sosiologi sebagai
masalah-maslaah sosial dimasyarakat
22
23. Begitu juga dengan orang tua dari mereka
yang tidak pernah terlibat tawuran akan
merasa khawatir terhadap keselamatan putra
putrinya dijalan.
Hal inilah yang disebut oleh sosiologi sebagai
masalah-maslaah sosial dimasyarakat
23
24. Prilaku seksual diluar nikah ,
pelacuran dan penyimpangan seksual
(Homo dan lesbian) : “Pada saat ini salah
jenis masalah sosial yang ada dimasyarakat
ini menjadi sangat menghawatirkan, prilaku
ini terjadi karena pemahaman yang salah
terhadap modernisasi, kebebasan, dan hak
individual.
Prilaku ini tidak dibenarkan oleh norma, etika,
susila, terlebih lagi pada norma agama.
24
25. Kependudukan dan lingkungan hidup :
“Jumlah penduduk yang bnyak apabila tidak
diimbangi dengan kualitas indvidu yang baik
tentu akan menjadi beban atau masalah baru
dalam bidang taraf ekonomi”.
Selain itu pertumbuhan yang cepat dan tidak
merata juga bisa menimbulkan masalah baru
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
25
26. Eksploitasi lingkungan , yang
mengabaikan kaidah kaidah kelestarian alam
juga dapat menimbulkan masalah-masalah
sosial, seperti lingkungan alam yang rusak
sehingga tidak mampu lagi memproduksi
sehingga akan berujung pada masalah-
masalah kelaparan atau kemiskinan.
Lingkungan alam yang rusak juga bisa
menimbulkan bencana alam yang menjadi
salah satu masalah sosial.
26
27. Bahan analisa untuk perencanaan sosial,
Soerjono Soekanto (2009) , yaitu :
1. Sosiologi mempunyai dasar kemampuan mendalam tentang
perkembangan budaya masyarakat, dengan demikian proses
penyusunan dan memasyarakatkan suatu perencanaan
sosial relatif lebih mudah.
2. Sosiologi mempunyai dasar kemampuan memahami tentang
pergaulan manusia dan alam sekitarnya, hubungan antar
golongan dalam masyarakat, proses proses perubahan
masyarakat dan pengaruh sebuah inovasi pada masyarakat.
Hal ini berarti bahwa sosiolohgi menggambarkan keadaan
masyarkat secara faktual dalam masyarkat relatif dapat lebih
dipercaya.
27
28. 3. Sosiologi mempunyai displin ilmiah yang obyektif,
sehingga hal diharapkan dalam melakukan perencanaan
sosial bisa lebih sedikit penyimpangannya.
4. Menurut pandangan sosiologi perencanaan sosial
merupakan alat untuk mengetahui perkembangan
kehidupan masyarakat, sehingga perencanaan tersebut
dapat bermanfaat dalam menghimpun kekuatan sosial
dalam rangka menciptakan ketertiban masyarakat.
28
29. 3. Dengan berpikir secara sosiologis , maka perencanaan
sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui batas-batas
keterbelakangan dan kemajuan masyarakat dari bidang
Ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga perkembangan
ini bisa disesuaikan dengan pertumbuhan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang ada
29
30. Bahan penelitian, Soerjono Soekanto (2009) : “
Semua metode-metode yang digunakan dalam penelitian
sosiologi telah diakui kebenarannya secara ilmiah, metode-
medtode tersebut sudah lazim digunakan untuk melakukan
penelitian kelompok atau interdisiplin ilmu pengetahuan
dalam rangka memperoleh hasil yang terpercaya”.
Dalam rangka pembangunan, Soerjono Soekanto
(2009) : “Dalam hal ini sosiologi berguna dalam hal hal yang
berkaitan dengan perencanaan pembangunan untuk
mengidentifikasi tentang kebutuhan sosial, perhatian sosial,
lapisan sosial, pusat pusat kekuasaan, saluran dan nsistem
komunikasi sosial”.
30
31. Dalam tahap pelaksanaan pembangunan sosiologi
berguna untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan sosial
dimasyarkat, perubahan perubahan sosial yan g terjadi
dimasyarakat, dalam tahap evaluasi sosiologi berguna
dalam rangka analisis terhadap efek-efek sosial
pembangunan
Pemecahan masalah-masalah sosial Soerjono
Soekanto (2009) : “ Semua metode-metode yang
digunakan dalam penelitian sosiologi telah diakui
kebenarannya secara ilmiah, metode-medtode tersebut
bisa digunakan dalam rangka pemecahan masalah-
maslah sosial”. Ex : metode trail n eror, metode analisis
penyebab dari masalah sosial, perencanaan sosial.
31
32. Sunarto Kamanto, pengantar Sosiologi : Sebuah bunga rampai. Jakarta:
yayasan obor indonesia.
Sunarto Kamanto, pengantar Sosiologi : lembaga penerbit FEUI. Jakarta
Koentjaraningrat, kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, PT
Gramedia Jakarta, 1984
Soerjono Soekanto, sosiologi suatu pengantar, CV Rajawali Jakarta, 1999
Schorl. J.W. Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-
negara sedang berkembang, (terjemahan : RG. Soekadijo), PT Gramedia
Jakarta, 1999
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, teori dan terapan, PT. Bumi Aksara,
2002
32