2. AZIZ FEBRIAN CHAIRY
GENTA ABDU RAZAK
ZEFKIA RATU HASANAH
SHAHIBATUS SALAMAH
RISDA ZHAFIRA
INDAH DARMA NOPRIANI
KELOMPOK 2
3. GEJALA SOSIAL DI INDONESIA
Secara sederhana, gejala sosial dapat diartikan
sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi oleh manusia, baik
secara individu maupun secara kelompok. Pada dasarnya,
gejala sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, antara lain
mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan
gejala moral.
Gejala sosial muncul dari berbagai fenomena maupun masalah
sosial, baik masalah yang berasal dari individu maupun masalah
yang berasal dari kelompok social.
4. Gejala Sosial Akibat Problem Ekonomi
Gejala sosial yang pertama merupakan gejala sosial yang timbul akibat
adanya masalah di bidang ekonomi. Gejala sosial akibat problem
ekonomi dapat terlihat ketika banyak orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya karena terhimpit masalah
ekonomi. Contoh gejala sosial akibat problem ekonomi antara lain
yaitu kemiskinan dan pengangguran.
KLASIFIKASI GEJALA SOSIAL
5. Gejala Sosial Akibat Problem Politik
Selanjutnya yaitu gejala sosial akibat problem politik. Gejala sosial ini
muncul di lingkup politik dan biasanya melibatkan para pejabat politik
suatu wilayah tertentu. Contoh gejala sosial akibat problem politik yaitu
adanya praktik korupsi.
6. Gejala Sosial Akibat Problem Kebudayaan
Terakhir, ada gejala sosial akibat problem kebudayaan. Gejala sosial ini
adalah yang paling sering muncul di masyarakat karena lingkup
permasalahannya yang cukup luas. Contoh gejala sosial akibat problem
kebudayaan antara lain kejahatan atau tindak kriminal yang timbul di
tengah masyarakat, perceraian, kenakalan remaja, serta konflik rasial
dan keagamaan.
7. Karakteristik gejala sosial
Bersifat Kompleks (Rumit)
Gejala sosial dikatakan kompleks atau rumit karena di dalamnya
terdapat hubungan antarmanusia yang dipengaruhi oleh
faktor, di antaranya yaitu
faktor ekonomi, sosial, budaya, psikologis, politik, dan agama.
Beraneka Ragam
Gejala sosial memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing. Misalnya,
gejala sosial akibat problem ekonomi tidak dapat disamakan dengan gejala
sosial akibat masalah agama, budaya, ataupun politik, meskipun terdapat
hubungan antara berbagai gejala tersebut.
8. Tidak Bersifat Universal
Gejala sosial tidak bersifat universal (umum) karena
hanya dipengaruhi oleh suatu kondisi sosial atau budaya masyarakat
tertentu saja. Oleh karena itu, gejala sosial yang muncul di wilayah
tertentu belum tentu sama dengan gejala sosial yang muncul di wilayah
lainnya.
Bersifat Dinamis
Karakteristik ini muncul karena mengacu pada perilaku masyarakat yang
cenderung berubah-ubah (dinamis). Akibatnya, peristiwa dan gejala sosial
yang timbul pun menjadi cepat berubah. Seperti misalnya, pergantian mode
pakaian yang terus berganti setiap tahunnya.
9. Bersifat Kontekstual
Gejala sosial bersifat kontekstual, artinya adalah gejala sosial memperhatikan
situasi yang ada di sekelilingnya, baik tradisi, kebiasaan, norma yang berlaku,
serta kondisi individu yang ada di sekitarnya.
Sulit Diprediksi
Gejala sosial cenderung sulit untuk diprediksi karena sifatnya yang kompleks,
abstrak, dinamis, dan kontekstual. Namun, meskipun begitu, gejala sosial
tetap dapat diatasi dengan adanya kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat,
10. Struktur sosial
PENGERTIAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial merupakan salah satu konsep
perumusan asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat yang merupakan pedoman
bagi tingkah laku individu. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), struktur sosial dalam sosiologi
pengaturan institusi yang khas dan stabil di mana manusia dalam suatu masyarakat berinteraksi
dan hidup bersama. Secara umum disepakat bahwa istilah struktur sosial mengacu pada
keteraturan dalam kehidupan sosial, penerapannya tidak konsisten. Struktur sosial kadang-kadang
didefinisikan hanya sebagai hubungan sosial yang terpola, aspek-aspek reguler dan berulang dari
interaksi antara anggota sosial tertentu. Pada tingkat dekskripsitif, konsepnya sangat abstrak.
Hanya memiliki elemen tertentu dari kegiatan sosial yang sedang berlangsung. Semakin besar
satuan sosial dipertimbangkan, semakin abstraks konsepnya.
11. KLASIFIKASI STRUKTUR SOSIAL
• STRUKTUR KAKU DAN LUWES
Struktur luwes adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk diubah
• STRUKTUR FORMAL DAN INFORMAL
Struktur formal adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hukum yang berlaku.
Sementara struktur informal merupakan struktur yang nyata atau benar-benar ada dan berfungsi bagi
masyarakat. Tapi tidak diakuia pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum.
• STRUKTUR HOMOGEN DAN HETEROGEN
Struktur homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama
terhadap dunia luar. Sedangkan struktur heterogen merupakan struktur yang unsur-unsurnya mempunyai
kedudukan yang berbeda-beda.
12. • STRUKTUR MEKANIS DAN STATISTIK
Struktur mekanis adalah struktur yang menuntut persamaan posisi dari anggotany a agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.Sedangkan struktur statistik adalah struktur yang dapat berfungsi
dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi.
• STRUKTUR ATAS BAWAH
Struktur atas pada umumnya diduduki oleh golongan orang yang memegang kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan sosial budaya. Sementara struktur bawah adalah tempat bagi golongan masyarakat
bawah yang taraf kehidupannya relatif rendah.
13. 1. Bersifat abstrak
2. Selalu berkembang dan dapat berubah
3. Meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat
4. Ada dalam sebuah kelompok
5. Adanya aspek dinamis
6. Mencakup seluruh hubungan sosial antara individu pada saat
tertentu
7. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal.
CIRI-CIRI STRUKTUR SOSIAL
14. FUNGSI STRUKTUR SOSIAL
1. Sebagai pengawas sosial
2. Sebagai ciri atau karakteristik dari suatu kelompok masyarakat
3. Sebagai instrumen masyarakat yang berperan sebagai penyelenggara
dalam penataan kehidupan secaramenyeluruh
4. Sebagai pembelajaran bagi individu mengenai struktur yang ada dalam
masyarakat, ketaatan, atau kebiasaan.