2. Tujuan Pembelajaran
SOSIOLOGI
SMA/MA
Bab
2
Permasalahan Sosial Akibat
Pengelompokan Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
Peserta didik diharapkan mampu:
membedakan permasalahan sosial umum dengan
permasalahan sosial akibat pengelompokan sosial;
menjelaskan macam-macam permasalahan sosial;
merancang pemecahan permasalahan sosial akibat
pengelompokan sosial;
menghimpun informasi macam-macam permasalahan
akibat pengelompokan sosial; dan
mengomunikasikan pemecahan permasalahan akibat
pengelompokan sosial.
3. SOSIOLOGI
SMA/MA
Perhatikan gambar berikut. Dalam suatu pertandingan sepak
bola, terdapat dua tim yang saling berkompetisi untuk
memenangkan pertandingan. Setiap kelompok tersebut
memiliki identitas, karakteristik, dan kepentingan yang berbeda-
beda. Pengelompokan ini umumnya didasarkan pada
karakteristiktertentusehinggaterbentukberagamkelompok.
Perbedaan-perbedaan antarkelompok di masyarakat berpotensi
memunculkan beragam permasalahan sosial jika tidak disikapi
denganbijak.
Mengapa demikian dan apa saja masalah-masalah sosial yang
dapatmuncul?
5. 1. Pengertian Masalah Sosial
SOSIOLOGI
SMA/MA
Ada berbagai pandangan para tokoh sosiologi tentang masalah sosial, antara lain sebagai berikut.
a. Arnold Marshall Rose mengatakan bahwa masalah sosial dapat didefinisikan sebagai suatu
situasi yang telah memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga mereka percaya bahwa
situasi itu adalah sebab dari kesulitan mereka.
b. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Ada dua elemen penting mengenai definisi masalah sosial. Elemen yang pertama adalah elemen
objektif. Elemen objektif berkaitan dengan keberadaan suatu kondisi sosial melalui pengalaman
hidup manusia, media, dan pendidikan. Sementara itu, elemen subjektif masalah sosial berkaitan
dengan keyakinan bahwa kondisi sosial tertentu berbahaya bagi masyarakat dan harus diatasi. Ada
dua hal yang perlu diperhatikan.
a. Penggunaan istilah masalah sosial menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah.
b. Masalah sosial adalah kondisi sulit yang memengaruhi sebagian besar masyarakat.
c. Definisi masalah sosial mengandung optimisme untuk dapat diubah.
d. Masalah sosial adalah kondisi yang harus diubah.
6. 2. Teori tentang Masalah Sosial
SOSIOLOGI
SMA/MA
Teori Tokoh Fokus Pandangan
Teori
Fungsionalisme
Emile Durkheim
Talcott Parsons
Robert K. Merton
Ancaman terhadap
tatanan sosial
Masalah sosial muncul dari kegagalan
institusi sosial, kelompok, dan bagian lain
dari masyarakat untuk menjalankan fungsi
sebagaimana mestinya.
Teori Konflik Karl Marx
Ralf Dahrendorf
Kontribusi pada
konflik sosial
Masalah sosial muncul dari eksploitasi
kelompok yang kuat terhadap kelompok
yang lemah.
Teori
Interaksionisme
Simbolik
George H. Mead
Charles H. Cooley
Erving Goffman
Interaksi negatif
antarindividu
Masalah-masalah sosial muncul karena
pergaulan dengan pelanggar hukum dan
pelabelan karakter yang buruk.
7. SOSIOLOGI
SMA/MA
2. Teori tentang Masalah Sosial
a. Teori Fungsionalisme
Menurut teori fungsionalisme, semua bagian masyarakat, seperti keluarga, ekonomi, dan sekolah,
memiliki fungsinya masing-masing. Jika salah satu bagian dari masyarakat ini tidak menjalankan
fungsinya dengan baik, maka terjadilah ketidakteraturan sosial dalam bentuk masalah sosial.
Berdasarkan teori fungsionalisme, ada dua pandangan tentang masalah sosial. Menurut patologi
sosial, masalah sosial diibaratkan sebagai suatu penyakit dalam tubuh manusia yang disebabkan
oleh salah satu sitema, organ, atau sel tubuh tidak bekerja dengan baik. Penyakit sosial tumbuh
dalam masyarakat karena peran institusi seperti keluarga, ekonomi, dan politik tidak memadai
lagi.
Sementara itu, menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari proses
perubahan sosial yang cepat. Masalah sosial seperti pencurian, kekerasan, dan penyalahgunaan
obat-obatan serta kegiatan negatif lainnya merajalela ketika norma melemah dalam masyarakat.
8. SOSIOLOGI
SMA/MA
2. Teori tentang Masalah Sosial
b. Teori Konflik
Menurut teori konflik, masalah sosial timbul dari berbagai macam konflik sosial, seperti konflik
sosial, konflik ras, dan konflik gender. Ketimpangan antara yang kuat dan lemah merupakan
sumber dari munculnya konflik.
Dalam perspektif teori konflik, ada dua pandangan tentang masalah sosial.
1) Teori Marxisme melihat ketidaksetaraan ekonomi dapat menjadi penyebab konflik sosial.
Dalam sistem ini, dikenal pembagian kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Dengan teori
konflik yang fokus pada alienasi, ketidakberdayaan, dan ketidakbermaknaan hidup manusia,
teori Marxisme berpendapat bahwa masalah sosial dapat diatasi dengan masyarakat tanpa
kelas karena dalam masyarakat seperti ini, ketidaksetaraan dapat diatas.
2) Teori Non-Marxisme menaruh perhatian pada konflik yang timbul karena kelompok-
kelompok mempunyai kepentingan dan nilai yang berbeda. Masalah sosial dapat diatasi jika
tiap kelompok dapat memahami pandangannya masing-masing.
9. SOSIOLOGI
SMA/MA
2. Teori tentang Masalah Sosial
c. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik melihat masalah sosial sebagai interaksi simbolis antara individu
yang tidak mempunyai masalah sosial dan individu yang mempunyai masalah sosial. Interaksi
simbolis adalah interaksi antara seseorang dan orang lain yang diatur oleh makna yang
mengubungkan tindakan dan reaksi mereka.
Dalam teori interaksionisme simbolik, terdapat dua pandangan yang berbeda tentang masalah
sosial.
1) Teori pelabelan (labelling theory), suatu kondisi sosial kelompok atau masyarakat tertentu
dianggap bermasalah karena kondisi itu sudah dicap bermasalah.
2) Teori konstruksionisme sosial melihat bahwa individu yang menginterpretasikan dunia
sekitarnya secara sosial mengonstruksi realitas secara sosial. Ada kalanya individu lebih sering
berinteraksi dengan orang-orang yang mendefinisikan kejahatan sebagai sesuatu yang
positif.
10. SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan
Sosial
Faktor ekonomi
Faktor biologis
Faktor psikologis
Faktor sosial dan
kebudayaan
Faktor ekonomi yang menjadi penyabab permasalahan sosial adalah
kemiskinan. Dalam hal ini, kemiskinan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu
kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural.
Faktor biologis yang di dalamnya terdapat persoalan yang harus
dipecahkan, seperti penyakit endemis ataupun pandemi.
Faktor psikologis, seperti depresi, stres, gangguan jiwa, tekanan batin,
penyakit syaraf (neurosis), bunuh diri, dan sebagainya.
Faktor sosial dan kebudayaan, seperti perceraian, masalah kriminalitas,
pelecehan seksual, kenakalan remaja, konflik rasial dan keagamaan, krisis
moneter, dan sebagainya.
11. SOSIOLOGI
SMA/MA
Dalam menentukan suatu permasalahan sosial,
sosiologi menggunakan beberapa ukuran, yaitu
sebagai berikut.
a. Terlihatnya perbedaan yang mencolok antara
nilai-nilai dengan kenyataan di masyarakat.
b. Asal mula atau sumber permasalahan yang
terjadi.
c. Akibat yang ditimbulkan dari suatu kejadian atau
peristiwa.
d. Adanya orang atau masyarakat yang
menentukan.
e. Perhatian masyarakat terhadap suatu kejadian.
f. Dapat diperbaikinya suatu masalah sosial.
12. SOSIOLOGI
SMA/MA
4.
Munculnya Permasalahan Sosial Akibat
Pengelompokan Sosial
Menurut Kamanto Sunarto, dilihat dari dimensi sikap, hubungan antarkelompok sering memunculkan
sikap atau perilaku yang berbeda. Dimensi sikap ini dapat juga memunculkan sikap partikular
(partikularisme) dan eksklusif (eksklusivisme). Kecenderungan partikularisme adalah mementingkan
pribadi atau kelompok di atas kepentingan bersama. Sikap dan pandangan partikularisme cenderung
memicu konflik dalam masyarakat majemuk dan heterogen. Partikularisme juga dapat menghambat
inntegrasi sosial dan nasional.
Adapun eksklusivisme cenderung untuk memisahkan diri dari masyarakat yang dianggap berada di luar
kelompoknya. Secara sosiologis, cara pandang dan sikap eksklusivisme mempunyai sisi positif dan sisi
negatif. Dari sisi positif, masyarakat dapat tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya sehingga
tidak mudah dipengaruhi. Dari sisi negatif, mereka sangat tertutup pada pengaruh budaya lain
sehingga sangat sulit melakukan berbagai perubahan yang bersifat progresif.
14. SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Ketidakadilan sebagai Masalah Sosial
Ada beberapa bentuk ketidakadilan, diantaranya adalah stereotipe, marginalisasi, subordinasi, dan
dominasi.
a. Stereotipe
b. Marginalisasi
c. Subordinasi
d. Dominasi
Stereotipe adalah pemberian sifat
tertentu secara subjektif terhadap
seseorang berdasarkan kategori
kelompoknya. Stereotipe adalah bentuk
prasangka yang didasarkan pada kategori
ras, jenis kelamin, kebangsaan, serta
komunikasi.
Marginalisasi adalah proses peminggiran
kelompok tertentu dengan lembaga sosial
utama, seperti struktur ekonomi,
pendidikan, dan lembaga sosial ekonomi
lainnya. Makin besar perbedaan antara
kelompok-kelompok, makin mudah bagi
penduduk dominan untuk meminggirkan
kelompok yang lemah.
Subordinasi adalah pembedaan
perlakuan terhadap identitas sosial
tertentu. Anggota kelompok mayoritas
dan anggota kelompok minoritas
diperlakukan secara tidak seimbang.
Dominasi harus dipahami sebagai suatu
kondisi yang dialami oleh orang-orang
atau kelompok yang bergantung pada
hubungan sosial, dengan beberapa
orang atau kelompok lain memegang
kekuasaan sewenang-wenang atas
mereka.
15. SOSIOLOGI
SMA/MA
2.
Kesenjangan Sosial dan
Ekonomi sebagai Masalah
Sosial
Pengelompokan individu-individu berdasarkan
karakteristik biologis, keterampilan sosial, atau
kekayaan berpotensi menimbulkan ketidaksetaraan
di dalam bentuk stratifikasi sosial yang berdampak
pada terciptanya kesenjangan di dalam masyarakat.
Ada dua bentuk kesenjangan, yaitu sebagai berikut.
a. Kesenjangan klasik, mencakup perbedaan kelas,
status, kekayaan, serta prestise yang dimediasi
oleh gender, usia, pendapatan, dan pendidikan.
b. Kesenjangan baru mengikuti kesadaran yang
lebih besar akan kompleksitas globar yang
meningkat dan adanya berbagai rentang pilihan
yang lebih besar.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan
ekonomi antara lain sebagai berikut.
a. Menurunnya pendapatan per kapita sebagai
akibat pertumbuhan penduduk yang relatif
tinggi tanpa diimbangi peningkatan
produktivitas.
b. Ketidakmerataan pembangunan antardaerah
sebagai akibat kebijakan politik dan
kekurangsiapan SDM.
c. Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat
sikap mental tradisional yang kurang
menyukai persaingan dan kewirausahaan.
16. SOSIOLOGI
SMA/MA
2.
Kesenjangan Sosial dan
Ekonomi sebagai Masalah
Sosial
Kunci utama bagi upaya mengatasi kesenjangan sosial-
ekonomi adalah memberi akses kepada setiap anggota
masyarakat untuk menikmati dan memanfaatkan
berbagai fasilitas sosial serta memberi kesempatan
untuk mengembangkan dan meningkatkan
perekonomian.
Sikap dan perilaku individu dan kelompok masyarakat
yang sesuai dengan upaya tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Hidup sederhana sesuai dengan kebutuhan.
b. Peduli dengan nasib warga masyarakat yang kurang
mampu dengan menciptakan pekerjaan.
c. Meningkatkan pendidikan untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Menghargai kreativitas dan hasil karya orang lain.
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah sosial
yang timbul dari kesenjangan sosial-ekonomi.
a. Pemberian subsidi terhadap pemenuhan
kebutuhan yang esensial bagi masyarakat yang
kurang mampu, seperti subsidi BBM.
b. Menggalakkan prorgram Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) melalui modal bergulir
tanpa agunan.
c. Pelatihan kewirausahaan untuk menimbulkan
jiwa kewirausahaan di kalangan masyarakat.
17. SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial
Secara sosiologis, masalah kemiskinan timbul sebagai akibat adanya lembaga kemasyarakatan di bidang
ekonomi yang tidak berfungsi dengan baik. Berdasarkan Handbook on Poverty and Inequality yang
diterbitkan oleh World Bank, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Menurut Sumodiningrat, dkk., secara sosioekonomis, ada dua bentuk kemiskinan, yaitu sebagai berikut.
a. Kemiskinan absolut, yaitu keadaan orang-orang miskin yang memiliki tingkat pendapatan di
bawah garis kemiskinan atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum.
b. Kemiskinan relatif, yaitu kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara suatu tingkat
pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya.
Selain itu, terdapat bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus faktor penyebab kemiskinan, yaitu sebagai
berikut.
a. Kemiskinan natural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti cacat,
usia lanjut, atau akibat bencana alam.
b. Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup, dan
budaya ketika masyarakat hidup berkecukupan.
c. Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia,
seperti kebijakan ekonomi, distribusi ekonomi tidak merata, dan korupsi.
18. 3.
Kemiskinan sebagai
Masalah Sosial
Faktor-faktor penyebab kemiskinan dapat
dikategorikan sebagai berikut.
a. Faktor pribadi meliputi penyakit fisik dan
mental, buta huruf, kemalasan, pemborosan,
serta demoralisasi.
b. Faktor geografis meliputi iklim dan cuaca yang
kurang baik, sumber daya alam kurang
memadai, dan bencana alam.
c. Faktor ekonomi meliputi distribusi kekayaan
yang tidak merata, depresi ekonomi, dan
pengangguran.
d. Faktor sosial meliputi sistem pendidikan yang
kurang baik dan kesalahan pengelolaan
keuangan.
Ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan di
Indonesia. Salah satunya dilakukan dengan
menetapkan perlindungan sosial antara lain
sebagai berikut.
a. Program Simpanan Keluarga Sejahtera.
b. Program Indonesia Pintar.
c. Program Indonesia Sehat.
19. SOSIOLOGI
SMA/MA
4. Intoleransi sebagai Masalah Sosial
Intoleransi mengacu pada padangan yang mengabaikan atau
tidak menghargai seluruh nilai yang ada di luar nilai diri atau
kelompoknya. Umumnya, intoleransi berupa tindakan-
tindakan yang menolak orang-orang yang dianggap atau
dipandang berbeda dari diri atau kelompoknya, seperti
penghindaran, ucapan kebencian, penyingkiran atau
peminggiran, diskriminasi, bahkan tindakan kekerasan.
Sikap intoleran juga berkaitan dengan pandangan
primordialisme dan etnosentrisme. Kedua pandangan
tersebut dapat memicu munculnya sikap intoleran yang pada
akhirnya dapat memicu konflik di masyarakat.
20. SOSIOLOGI
SMA/MA
5. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme sebagai Masalah Sosial
a. Korupsi
KBBI menjelaskan korupsi sebagai penyelewenangan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan,
organisasi, yayasan, atau sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi secara umum
dipahami sebagai penyalahgunaan kekuasaan publik untuk kepentingan pribadi yang merugikan masyarakat
umum dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum yang berlaku. Pola-pola korupsi yang
umumnya terjadi antara lain konvensional, pemalsuan dokumen, komisi, upeti, nepotisme, perusahaan
rekanan, dan pungutan liar.
b. Kolusi
Kolusi adalah kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuji atau persengkongkolan. Kerja sama tersebit
umumnya menyimpang dari prosedur yang berlaku dan dilakukan dengan tujuan untuk meraup
keuntungan serta merugikan orang lain. Kolusi juga sering kali berkaitan dengan gratifikasi (pemberian
uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan, dan fasilitas lainnya).
21. SOSIOLOGI
SMA/MA
5. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme sebagai Masalah Sosial
c. Nepotisme
Kamus Sosiologi Antropologi (Al-Barry, 2001) menjelaskan nepotisme sebagai berikut.
1) Tindakan memilih atau mengutamakan kerabat atau sanak saudara sendiri untuk diberi jabatan.
2) Kecenderungan untuk mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara sendiri untuk diberi
kedudukan di lingkungan pemerintahan, diberi kemudahan fasilitas usaha, dan sebagainya.
Nepotisme secara umum adalah perbuatan mengutamakan kerabat atau keluarga sendiri yang didasari oleh
rasa kesukaan dan kecenderungan, bukan karena kemampuannya untuk memegang suatu jabatan di
lingkungan pemerintahan.
Pemberantasan KKN harus dilakukan secara sungguh-sungguh, tanpa pandang bulu atau tebang pilih
sehingga rasa keadilan tumbuh di masyarakat dan wibawa pemerintah bisa dipertahankan. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Memperbaiki semangat anti-KKN serta memperbaiki moral diri.
b. Menindak tegas para pelaku KKN dan memberikan sanksi sosial.
c. Membekali pelajar dengan pendidikan anti-KKN, berperilaku jujur, dan bertanggung jawab.
d. Mengajak masyarakat terlibat dalam gerakan pemberantasan KKN.
e. Menghindari budaya hedonisme.
23. SOSIOLOGI
SMA/MA
Sebagai suatu masalah, permasalahan sosial berdampak
negatif terhadap kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
perlu mencari pemecahan atas berbagai permasalahan
sosial agar tercapai kehidupan masyarakat atau publik yang
lebih baik.
Soerjono Soekanto menyebutkan metode-metode yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah sosial adalah
dengan metode preventif dan represif. Selain itu, upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sosial
adalah dengan mengeluarkan berbagai kebijakan.
24. SOSIOLOGI
SMA/MA
Menentukan Masalah
atau Topik Penelitian
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Penelitian
Menentukan Landasan
Teori dan Metode
Penelitian
Menyusun Rancangan
Penelitian Sosial
Menyusun Laporan dan
Mengomunikasikan Hasil
Penelitian
Mengumpulkan Data
Menganalisis Data
Untuk mendapatkan pemecahan masalah yang baik dan sesuai dengan kondisi masyarakat, diperlukan proses penelitian
yang sistematis dan terorganisasi dalam bentuk penelitian sosial. Perhatikan bagan berikut untuk mengingat kembali
langkah-lamgkah pelaksanaan penelitian.
25. SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Menentukan Masalah atau Topik Penelitian
2. Studi Pendahuluan
Langkah pertama dalam melakukan penelitian adalah menentukan masalah atau topik yang akan
diteliti. Umumnya, topik penelitian yang dipilih sebaiknya sesuai dengan minat dan bisa diteliti oleh
peneliti, data tersedia dan dapat diakses oleh peneliti, serta memiliki kegunaan praktis, bermanfaat, dan
penting untuk diteliti.
Studi pendahuluan (preliminary research) dilakukan untuk mencari informasi yang diperlukan peneliti
agar permasalahan yang ingin diteliti menjadi lebih jelas serta menentukan diteruskan atau tidaknya
suatu penelitian. Ada tiga sumber pengumpulan informasi, yaitu sebagai berikut.
a. Tulisan, meliputi dokumen, buku, majalah, koran, jurnal ilmiah, atau bahan tertulis lainnya.
b. Manusia, yaitu narasumber atau para ahli.
c. Tempat, meliputi tempat, lokasi, atau benda yang berada di tempat penelitian.
26. SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Merumuskan Penelitian
4. Menentukan Landasan Teori dan Metode Penelitian
Peneliti mengemukakan latar belakang pemilihan masalah atau topik penelitian dan fakta-fakta sementara
yang diperoleh dari pengamatan dan studi kepustakaan. Selanjutnya, peneliti merumuskan permasalahan
penelitian. Peneliti menyusun pertanyaan penelitian yang berfungsi sebagai dasar penelitian dan hal-hal
yang ingin dijawab melalui penelitian. Peneliti juga perlu menentukan tujuan dan manfaat pelaksanaan
penelitian.
Pada tahap ini, peneliti menentukan landasan teori. Landasan teori menjadi dasar teoritis bagi peneliti untuk
menjawab masalah penelitian dan merumuskan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian (hipotesis).
Selanjutnya, peneliti menentukan metode pendekatan penelitian yang akan digunakan, dapat berupa
pendekatan kualitatif ataupun pendekatan kuantitatif.
Kemudian, peneliti dapat menentukan metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
27. SOSIOLOGI
SMA/MA
5. Menyusun Rancangan Penelitian
6. Mengumpulkan Data
Rancangan penelitian merupakan gambaran umum tentang penelitian, berisi pokok-pokok perencanaan
yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah. Naskah rancangan penelitian dibuat secara ringkas, jelas, dan
utuh.
Dalam penelitian sosial, biasanya para peneliti menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk
mengurangi kesalahan atau bias data dari teknik yang digunakan. Setiap teknik pengumpulan data memiliki
alat atau instrumen pengumpulan data masing-masing, antara lain sebagai berikut.
a. Teknik kuesioner menggunakan instrumen kuesioner atau angket.
b. Teknik wawancara menggunakan instrumen pedoman wawancara.
c. Teknik observasi menggunakan pedoman observasi.
d. Teknik studi literatur menggunakan instrumen literatur yang ada.
Instrumen pengumpulan data sengat tergantung pada jenis dan dari mana data diperoleh.
28. SOSIOLOGI
SMA/MA
7. Menganalisis Data
Data yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya perlu diolah dan dianalisis agar dapat
digunakan dalam proses penelitian. Proses tersebut bertujuan menyederhanakan data lapangan yang
kompleks ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca. Teknik analisis data dibagi atas dua macam,
yakni kuantitatif (menggunakan rumus-rumus statistik) dan kualitatif (menggunakan analisis
fenomena).
Langkah terakhir dalam kegiatan penelitian adalah menarik kesimpulan. Pada tahap ini,
peneliti mencocokkan hasil pengolahan dan analisis data dengan hipotesis yang telah
disusun sebelumnya untuk menjawab pertanyaan masalah penelitian. Hasil penelitian
tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk menyusun rekomendari pemecahan masalah
sosial.
29. SOSIOLOGI
SMA/MA
8. Menyusun Laporan dn Mengomunikasikan Hasil Penelitian
Tahap berikutnya adalah melaporkan dan
mengomunikasikan hasil penelitian. Laporan
penelitian merupakan karya ilmiah sehingga
penulisannya harus mengikuti aturan
penulisan ilmiah. Secara umum, laporan
penelitian terdiri atas tiga bagian besar, yaitu
sebagai berikut.
a. Bagian pendahuluan (preliminary
materials).
b. Isi laporan (body of paper).
c. Bagian penutup.
Dalam memublikasikan hasil penelitian,
peneliti hendaknya mempertimbangkan
beberapa etika penelitian berikut.
a. Menjaga privasi subjek penelitian
dengan tidak memublikasi informasi
pribadi dan rahasia.
b. Data dan hasil analisis penelitian
dipublikasikan dengan jujur.
c. Berhati-hati dan teliti dalam menganalisis
data untuk menjaga kualitas hasil
penelitian.