Protein merupakan komponen penting dalam tubuh yang terdiri dari asam amino. Protein berperan dalam pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, sumber energi, dan berbagai fungsi fisiologis lainnya. Kebutuhan protein setiap hari berbeda untuk setiap kelompok umur dan dapat dipenuhi dari makanan hewani maupun nabati. Gangguan kecukupan protein dapat berakibat gangguan pertumbuhan atau penyakit.
3. ‘Protein’ berasal dari bahasa Yunani (Greek), ‘Primary
holding first place’ yang berarti menduduki tempat yang
terutama (Suhardjo & Clara, 2010).
Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang
mengandung sulfur.
Protein yang hanya tersusun dari asam amino disebut
protein sederhana. Sedangkan protein yang mengandung
bahan selain asam amino seperti turunan vitamin, lemak,
dan karbohidrat, disebut protein kompleks (Nirmala Devi,
2010).
5. • Protein murni tidak memiliki warna, bau, dan rasa.
• Protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit yang
terdapat dalam bentuk kristal. Protein nabati umumnya lebih
mudah membentuk Kristal dibandingkan dengan protein hewani.
• Protein tidak larut dalam air, tetapi kaya akan radikal-radikal
yang bermuatan, dan mudah larut dalam garam-garam netral.
Tinggi rendahnya suhu dapat memengaruhi kelarutan protein
dalam larutan garam.
• Viskositas larutan protein dapat dipengaruhi oleh jenis dan
konsentrasi protein
7. bentuk dari protein antara lain serabut (fibrosa), globular, dan konjugasi
1. Protein yang berbentuk serabut (fibrosa) memiliki daya larut yang rendah,
mempunyai daya mekanis yang tinggi, serta tahan terhadap enzim
pencernaaan. protein ini juga terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh.
2. Protein Globular memiliki bentuk seperti bola. Protein ini dapat larut
dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah di bawah pengaruh
suhu, dan mengalami denaturasi dengan mudah.
3. Protein Konjugasi merupakan protein sederhana yang terikat dengan
bahan-bahan nonasam amino. Protein jenis ini dapat larut dalam air dan
tidak mudah didenaturasi oleh panas
9. Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh, sedangkan fungsi lainnya yaitu:
1. Sebagai sumber energi.
2. Mengatur keseimbangan air.
3. Memindahkan berbagai senyawa melalui aliran darah dan
melintasi membran.
4. Dalam pembentukan antibodi dan komponen lain sistem
kekebalan, protein melindungi kita dari infeksi oleh
organisme asing.
5. Mencegah kehilangan darah dengan membentuk
serangkaian proses yang diakhiri dengan pembentukan
bekuan darah.
6. Sebagai enzim katalisator yang meningkatkat kecepatan
reaksi biokimia dalam tubuh (Dawn Marks dkk, 2000).
11. Kebutuhan protein setiap orang berbeda-beda sesuai dengan usianya.
Menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang, anjuran konsumsi protein adalah
10-15 % dari energi total (Nirmala Devi, 2010).
1. Bayi usia 0-6 bulan 2,2 gram/kg berat badan.
2. Bayi usia 6-12 bulan 2,0 gram/kg berat badan
3. Anak usia 1-3 tahun 1,8 gram/kg berat badan
4. Anak usia 4-6 tahun 1,5 gram/kg berat badan
5. Anak usia 7-10 tahun 1,2 gram/kg berat badan
6. Remaja usia 11-14 tahun 1,0 gram/kg berat badan
7. Remaja usia 15-18 tahun 0,9 gram/kg berat badan
8. Dewasa >18 tahun 0,9 gram/kg berat badan
13. sumber protein dapat diperoleh dari bahan makanan
hewani, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan
kerang, serta bahan makanan nabati, seperti tahu,
tempe, dan kacang-kacangan.
untuk sumber bahan makanan nabati sendiri, kacang
kedelai memiliki mutu atau nilai biologi protein
tertingggi, yaitu sekitar 34 gram/100 gram makanan.
15. Akibat kekurangan protein yaitu :
• Mengakibatkan pertumbuhan
dan perkembangan jaringan
yang tidak normal.
• Kerusakan fisik dan mental
pada anak.
• Ibu hamil dapat mengalami
keguguran.
• Melahirkan bayi prematur.
• Anemia.
• Kwashiorkor dan Marasmus
pada anak-anak.
17. Akibat kelebihan protein yaitu:
• Mengakibatkan kerja berat pada ginjal.
• Pembesaran pada hati dan ginjal.
• Obesitas.
• Merangsang pengeluaran kalsium tubuh.
18. Daftar Pustaka
1. Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food, Gizi Untuk
Keluarga. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara
2. Suharto & Kusharto, Clara M. 2010. Prinsip-Prinsip Ilmu
Gizi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
3. Marks, Dawn dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:
Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: Penerbit EGC.
4. Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
5. Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan
Kuliah Mahasiswa. Kedokteran dan Program Strata 1
Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit EGC.