SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MAKALAH 
PROTEIN PLASMA 
( Dosen Pengampu:Dr.Saryono, M.Sc) 
Disusun oleh: 
Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B) 
1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033) 
2. Buntar handayani (141540134030006) 
3. Deni farih utami (141540134050008) 
4. Eti yuliana lestari (141540134210024) 
5. Fitri lestari (141540134290032) 
6. Rinigianti (141540134570060) 
7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070) 
8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075) 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 
TAHUN AJARAN 2014/ 2015 
i
KATA PENGANTAR 
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha 
pengasih lagi maha penyayang.Berkat rahmat taufik dan hidayahnya kami dapat 
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Allah SWT, 
dan semua pihak dari kelompok kami.Kami menyadari bahwa dalam proses 
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara 
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan 
dan pengetahuan yang dimilliki kami sehingga dapat selesai. Kami dengan rendah 
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna 
penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi 
pembacanya. 
ii 
Purwokerto, 25 November 2014 
Penyusun
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau 
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel 
hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, 
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama 
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat 
berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi 
sebagai biokatalis. 
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau 
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, 
sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. 
Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, 
beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein 
berdasarkan daya kelarutannya : 
1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan 
dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi. 
2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, 
dan dapat melarut dalam larutan garam encer. 
3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut 
dalam asam atau alkali encer. 
4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut 
dalam air atau etanol absolute.
2 
B. Tujuan Penulisan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 
1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kima dasar. 
2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang protein Naabati. 
3. Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein nabati berdasarkan 
kelarutannya. 
C. Rumusan Masalah 
1. Pengertian protein Nabati 
2. Pengklasifikasian protein Nabati berdasarkan kelarutannya
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Protein Nabati 
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau 
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel 
hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, 
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama 
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat 
berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi 
sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari 
hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein 
hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. 
Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, 
beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan 
membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang 
memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. 
Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat 
digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat 
dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah 
sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, 
Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen 
sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu 
bahan makanan. 
Nama Bahan Makanan Kadar Protein (%) 
Daging Ayam 18,2 
Daging Sapi 18,8 
Telur Ayam 12,8 
Susu Sapi Segar 3,2 
Keju 22,8 
Bandeng 20,0 
Udang Segar 21,0 
Kerang 8,0
Beras Tumbuk Merah 7,9 
Beras Giling 6,8 
Kacang Ijo 22,2 
Kedelai Basah 30,2 
Tepung Terigu 8,9 
Jagung Kuning (Butir) 7,9 
Pisang Ambon 1,2 
Durian 2,5 
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi 
antara 5.000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh 
enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang 
mudah larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan 
kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah 
bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi. 
4 
B. Karakteristik Protein 
1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah 
(denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan. 
2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 
maka akan terjadi pengendapan atau salting out. 
3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau 
penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi. 
4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan 
kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan. 
5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun 
gel. 
Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH 
yang agak tinggi, tetapi kekuatan gel daging ikan pada produk akhir lebih 
rendah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.
5 
C. Klasifikasi Protein 
Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum 
memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain: 
Kelarutan 
1. Bentuk keseluruhan 
2. Peranan biologis 
Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya. 
1. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi : 
a. protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia 
b. protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis 
c. protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi 
penting 
d. protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing. 
2. Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi : 
a. protein globular 
b. memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks 
c. struktur tersier dengan bentuk yang tidak teratur 
d. Protein serabut, memanjang, lipatan sederhana, umum dijumpai pada 
protein struktural. 
Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan 
bentuk dan peranan biologisnya. 
Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi : 
1) Protein globular 
Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan 
berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, 
globulin plasma, dan kebanyakan enzim. 
2) Protein fibrosa 
Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit 
dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan
disulfide dan hidrogen. Rasio 
aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin. 
3. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein 
Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat 
kuat yaitu ikatan peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, 
yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif. 
a. Ikatan peptide 
Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil 
dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino 
6 
yang lain. 
Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut 
dipeptida; bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; 
dan bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut 
polipeptida. 
b. Ikatan disulfide 
Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 
bagian rantai polipeptida melalui residu sistein. 
c. Ikatan hydrogen 
Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam 
ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida 
mungkin membentuk ikatan 
hidrogen. 
d. Interaksi hidrofobik 
Rantai samping non polar asam amino netral pada protein 
cenderung bersekutu. 
e. Interaksi elektrostatik 
Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan 
berlawanan pada rantai samping asam amino.
Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya 
1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan 
dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi. 
2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, 
dan dapat melarut dalam larutan garam encer. 
3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut 
7 
dalam asam atau alkali encer. 
4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut 
dalam air atau etanol absolute. 
Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya. 
1. Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. 
2. Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur 
biologi kekuatan. 
3. Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang memberikan 
kemampuan kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah 
bentuk atau gerak. 
4. Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul tertentu dan 
melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. 
5. Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur aktivitas 
seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon. 
6. Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan 
makanan. 
7. Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang 
dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, 
virus atau protein asing dari spesies lain. 
8. Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolism 
dalam tubuh.
8 
D. Penggolongan protein 
Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, 
yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud 
dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul 
asam amino. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri 
atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan 
terdiri ats karbohidrat, lipid, asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi 
dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein 
globular. Protein fiber mmpunyai molekul panjang seperti serat atau serabut. 
Sedangkan protein globular berbentuk bulat. 
Protein Fiber 
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang 
memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan 
silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur 
protein fiber telah banyak diteliti dengan menggunakan analisis difraksi sinar 
X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa jenis protein. Yang termasuk 
golongan ini adalah antara lain 
1. Konfigurasi alfa helix pada kratin 
2. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan 
3. Helix tripel pada kolagen 
Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan 
oleh enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan 
ikat. Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, 
rambut, kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri 
atas rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix. 
Protein Globular 
Umunya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida 
yang berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut 
dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis 
protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.
9 
Protein Gabungan 
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan 
dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus 
prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, 
glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein. 
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan 
kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat 
ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina 
bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang 
mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan urin 
wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas 
atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, 
misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri 
atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari 4%. 
Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan 
lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. 
Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain 
lesitin dan kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung 
dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel. 
E. Sifat-sifat Protein 
1. Ionisasi 
Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang 
mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul 
protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan 
membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda. 
2. Denaturasi 
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan 
lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein 
tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang
menunjang kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur 
dan konformasi molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph 
atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion 
logam,maka aktivitas biokimiawinya akan berkurang. Perubahan 
konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu 
merupakan suatu proses yang disebut denaturasi.Proses denaturasi ini 
kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang 
tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi 
yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut. 
Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 
10 
50 atau lebih. 
3. V iskositas 
Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara 
molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein 
dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar 
daripada viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya viskositas suatu 
larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan 
viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair 
tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah 
viscometer Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada 
kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum 
darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat 
dibandingkan dengan kecepatan aliran air.Apabila viskositas air diberi 
harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira 
antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis 
protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding 
lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan 
suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas 
lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik 
isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
11 
4. Kristalisasi 
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. 
Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak 
selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi 
ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan 
urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum 
atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan 
dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan 
dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan 
pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada 
dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk 
menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan 
protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik. 
5. System koloid 
Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam 
dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas 
perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh karena 
yang mudah menembus membrane adalah zat yang dapat mengkristal, 
maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak 
dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu 
ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot 
molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekul makro apabila 
dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus 
membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak 
dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system yang 
heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan 
medium atau pelarutnya. Pada umumnya partiel koloid mempunyai 
ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu 
tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah 
ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan
ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran 
per menit. 
Bobot Molekul Beberapa Protein 
Protein Bobot Molekul 
Sitikrom c 11.600 
Ribonuklease 13.500 
Tripsin 24.000 
Laktoglobulin 35.000 
Hemoglobin 64.500 
Heksokinase 96.000 
Laktat dehidrogenase 150.000 
Urease 483.000 
Myosin 620.000 
Imonoglobulin 960.000 
Lipoprotein 3-20 juta 
12 
Reaksi-reaksi khas protein 
1. Reaksi Xantoprotein 
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam 
larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah 
menjadi kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada 
inti benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif 
untuk protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia 
bila kena asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi 
xantoprotein ini. 
2. Reaksi Hopkins-cole 
Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid 
denganbantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna .
Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan 
pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat. 
13 
3. Reaksi Millon 
Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat 
dalam asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, 
akan menghasilkan endapa putih yang dapat berubah menjadi merah oleh 
pemanasan. 
4. Reaksi Nitroprusida 
Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan menghasilkan 
warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei 
yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s-pada 
sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif. 
5. Reaksi Sakaguchi 
Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada 
dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi 
arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna 
merah. 
6. Pemurnian protein 
Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan 
bahan alam yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar 
protein yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah 
mengeluarkan protein dari bahan alam tersebut.
BAB III 
PENUTUP 
14 
A. KESIMPULAN 
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel 
hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, 
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam 
pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat 
berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi 
sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari 
hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein 
hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. 
Karakteristik Protein 
1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah 
(denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan. 
2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 
maka akan terjadi pengendapan atau salting out. 
3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau 
penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi. 
4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan 
kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan. 
5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun 
gel. 
Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, 
beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein 
berdasarkan daya kelarutannya 
1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan 
dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi. 
2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, 
dan dapat melarut dalam larutan garam encer.
3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut 
15 
dalam asam atau alkali encer. 
4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut 
dalam air atau etanol absolute 
B. SARAN 
1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan 
protein, agar dapat tumbuh dengan sehat. 
2. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan 
proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk. 
3. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada 
masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein. 
4. Diharapkan masyarakat ataupun pembaca mau ikut serta menggalakkan 
program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia 
Sehat 2015.
DAFTAR PUSTAKA 
http://teguhs-atu.blogspot.com/2010/01/senyawa-organik.html 
http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id 
16 
http://lisadyprotein.blogspot.com/ 
http://id.wikipedia.org/wiki/Protein 
http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html. 
Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi), 
Jakarta: Universitas Indonesia.

More Related Content

What's hot

Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin  Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin pjj_kemenkes
 
4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein 4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein Andrew Hutabarat
 
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaarifah fadlilah
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis proteinOvi Ardiana
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANWulan Marayani
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimadeputra93
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme ProteinProses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme Proteinpjj_kemenkes
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tikapure chems
 

What's hot (20)

Protein ppt
Protein pptProtein ppt
Protein ppt
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Ppt protein
Ppt proteinPpt protein
Ppt protein
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin  Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 
PROTEIN
PROTEINPROTEIN
PROTEIN
 
Asam amino
Asam aminoAsam amino
Asam amino
 
4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein 4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein
 
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Tabel asam amino
Tabel asam aminoTabel asam amino
Tabel asam amino
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Power Point Protein
Power Point ProteinPower Point Protein
Power Point Protein
 
Biokimia - HORMON
Biokimia - HORMONBiokimia - HORMON
Biokimia - HORMON
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme ProteinProses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
 
enzim
enzim enzim
enzim
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tika
 

Viewers also liked (17)

Makalah biokimia lipid
Makalah biokimia   lipidMakalah biokimia   lipid
Makalah biokimia lipid
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
 
Makalah dna dan protein
Makalah dna dan proteinMakalah dna dan protein
Makalah dna dan protein
 
Power point Protein
Power point ProteinPower point Protein
Power point Protein
 
Makalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletMakalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atlet
 
Ppt stoikiometri larutan
Ppt stoikiometri larutanPpt stoikiometri larutan
Ppt stoikiometri larutan
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Makalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisMakalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatis
 
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan proteinMakalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
 
Makalah karbohidrat
Makalah karbohidratMakalah karbohidrat
Makalah karbohidrat
 
Ilmu gizi lemak
Ilmu gizi lemakIlmu gizi lemak
Ilmu gizi lemak
 
protein KIMIA
protein KIMIA protein KIMIA
protein KIMIA
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Biokimia Struktur Protein
Biokimia Struktur ProteinBiokimia Struktur Protein
Biokimia Struktur Protein
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
materi biokimia LIPID
materi biokimia LIPIDmateri biokimia LIPID
materi biokimia LIPID
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 

Similar to Makalah protein

Similar to Makalah protein (20)

Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme ProteinProses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
 
Kegiatan belajar 2
Kegiatan belajar 2Kegiatan belajar 2
Kegiatan belajar 2
 
Metabolisme Protein
Metabolisme Protein Metabolisme Protein
Metabolisme Protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
 
Sumber Protein dari Kacang - kacangan
Sumber Protein dari Kacang - kacanganSumber Protein dari Kacang - kacangan
Sumber Protein dari Kacang - kacangan
 
protein
proteinprotein
protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makanan
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docMAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
 
CBR PROTEIN
CBR PROTEINCBR PROTEIN
CBR PROTEIN
 
Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Makalah protein

  • 1. MAKALAH PROTEIN PLASMA ( Dosen Pengampu:Dr.Saryono, M.Sc) Disusun oleh: Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B) 1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033) 2. Buntar handayani (141540134030006) 3. Deni farih utami (141540134050008) 4. Eti yuliana lestari (141540134210024) 5. Fitri lestari (141540134290032) 6. Rinigianti (141540134570060) 7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070) 8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/ 2015 i
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.Berkat rahmat taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Allah SWT, dan semua pihak dari kelompok kami.Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimilliki kami sehingga dapat selesai. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. ii Purwokerto, 25 November 2014 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya : 1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi. 2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer. 3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer. 4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.
  • 4. 2 B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kima dasar. 2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang protein Naabati. 3. Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein nabati berdasarkan kelarutannya. C. Rumusan Masalah 1. Pengertian protein Nabati 2. Pengklasifikasian protein Nabati berdasarkan kelarutannya
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Protein Nabati Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan. Nama Bahan Makanan Kadar Protein (%) Daging Ayam 18,2 Daging Sapi 18,8 Telur Ayam 12,8 Susu Sapi Segar 3,2 Keju 22,8 Bandeng 20,0 Udang Segar 21,0 Kerang 8,0
  • 6. Beras Tumbuk Merah 7,9 Beras Giling 6,8 Kacang Ijo 22,2 Kedelai Basah 30,2 Tepung Terigu 8,9 Jagung Kuning (Butir) 7,9 Pisang Ambon 1,2 Durian 2,5 Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5.000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi. 4 B. Karakteristik Protein 1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan. 2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out. 3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi. 4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan. 5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel. Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang agak tinggi, tetapi kekuatan gel daging ikan pada produk akhir lebih rendah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.
  • 7. 5 C. Klasifikasi Protein Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain: Kelarutan 1. Bentuk keseluruhan 2. Peranan biologis Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya. 1. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi : a. protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia b. protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis c. protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting d. protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing. 2. Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi : a. protein globular b. memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks c. struktur tersier dengan bentuk yang tidak teratur d. Protein serabut, memanjang, lipatan sederhana, umum dijumpai pada protein struktural. Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya. Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi : 1) Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim. 2) Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan
  • 8. disulfide dan hidrogen. Rasio aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin. 3. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu ikatan peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif. a. Ikatan peptide Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino 6 yang lain. Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida; bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; dan bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida. b. Ikatan disulfide Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai polipeptida melalui residu sistein. c. Ikatan hydrogen Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan hidrogen. d. Interaksi hidrofobik Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu. e. Interaksi elektrostatik Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam amino.
  • 9. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya 1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi. 2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer. 3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut 7 dalam asam atau alkali encer. 4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute. Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya. 1. Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. 2. Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur biologi kekuatan. 3. Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang memberikan kemampuan kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah bentuk atau gerak. 4. Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. 5. Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon. 6. Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan makanan. 7. Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain. 8. Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolism dalam tubuh.
  • 10. 8 D. Penggolongan protein Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid, asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein globular. Protein fiber mmpunyai molekul panjang seperti serat atau serabut. Sedangkan protein globular berbentuk bulat. Protein Fiber Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa jenis protein. Yang termasuk golongan ini adalah antara lain 1. Konfigurasi alfa helix pada kratin 2. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan 3. Helix tripel pada kolagen Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix. Protein Globular Umunya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.
  • 11. 9 Protein Gabungan Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein. Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari 4%. Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel. E. Sifat-sifat Protein 1. Ionisasi Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda. 2. Denaturasi Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang
  • 12. menunjang kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka aktivitas biokimiawinya akan berkurang. Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi.Proses denaturasi ini kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 10 50 atau lebih. 3. V iskositas Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air.Apabila viskositas air diberi harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
  • 13. 11 4. Kristalisasi Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik. 5. System koloid Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membrane adalah zat yang dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya. Pada umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan
  • 14. ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per menit. Bobot Molekul Beberapa Protein Protein Bobot Molekul Sitikrom c 11.600 Ribonuklease 13.500 Tripsin 24.000 Laktoglobulin 35.000 Hemoglobin 64.500 Heksokinase 96.000 Laktat dehidrogenase 150.000 Urease 483.000 Myosin 620.000 Imonoglobulin 960.000 Lipoprotein 3-20 juta 12 Reaksi-reaksi khas protein 1. Reaksi Xantoprotein Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia bila kena asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini. 2. Reaksi Hopkins-cole Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid denganbantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna .
  • 15. Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat. 13 3. Reaksi Millon Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat dalam asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapa putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. 4. Reaksi Nitroprusida Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s-pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif. 5. Reaksi Sakaguchi Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah. 6. Pemurnian protein Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan bahan alam yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein dari bahan alam tersebut.
  • 16. BAB III PENUTUP 14 A. KESIMPULAN Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Karakteristik Protein 1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan. 2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out. 3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi. 4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan. 5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya 1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi. 2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.
  • 17. 3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut 15 dalam asam atau alkali encer. 4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute B. SARAN 1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengan sehat. 2. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk. 3. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein. 4. Diharapkan masyarakat ataupun pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia Sehat 2015.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA http://teguhs-atu.blogspot.com/2010/01/senyawa-organik.html http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id 16 http://lisadyprotein.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Protein http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html. Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi), Jakarta: Universitas Indonesia.