SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Fiqif VII
MTs Agung Alim 1
MATERI FIQIH KELAS VII
KELAS VII SEMESTER 1
1. THAHARAH
1.1. Pengertian Thaharah (Bersuci)
Menurut bahasa Thaharah artinya bersih dan suci. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu
fiqih adalah membersihkan atau menghilangkan diri hadats, seperti berwudlu’, mandi hadats
atau bertayammum dan menghilangkan najis dari segala sesuatu yang berkaitan dengan diri
sendiri. Oleh karenaitu bersuci dibedakan menjadi dua macam, yaitu bersucu dari hadats dan
bersuci dari najis. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan bersuci antara lain :
a. Alat atau sarana Thaharah atau bersuci
b. Kaifiyat atau cara bersuci
c. Macam-macam najis dan cara mensucikannya
d. Macam-macam benda yang Najis dan haram
1.2. Alat atau sarana yang digunakan dalam bersuci.
Ada beberapa benda yang dibolehkan untuk bersuci seperti batu atau benda-benda yang kesat
dan suci. Namun pada umumnya bersuci dilaksanakan dengan menggunakan air. Oleh karena
itu marilah kita perlajari macam-macam air yang dapat dan yang tidak dapat digunakan untuk
bersuci.
1.2.1. Macasm-macam air
a. Air mutlak, yaitu air yang suci dan mensucikan. Air ini dapat di minum dan dapat pula
untuk bersuci Macam-macam air ini misalmya air hujan, air embun, air laut, air sumur (mata
air)dan air yang membeku (es) yang sudah mencair. Air-air
tersebut dapat digunakanuntuk bersuci selama belum berubah keadaannya (warna, baud an
rasanya).
Air yang ada dimuka bumi ini sesunguh air yang telah diatur oleh Allah. Air yang ada
dimuka bumi ini (misalnya air laut dan danau) menguap karena panas matahari. Kemudian
mengudara dan
diatas udara kermudian berubah menjadi awan yang penhuh dengan titik-titik air. Karena
perubahan suhu maka air itu turun menjadi hujan dan airnya jatuh ke bumi, sebagian meresap
kealam bumi sebagian lainnya mengalir ke sungai, danau dan laut.
Tentang sucinya air yang diturunkan dari langit Allah berfirman dalam surah Al Anfal ayat
11
ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ِّ‫ه‬َ‫ط‬ُ‫ي‬ِّ‫ل‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ِّ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬ ِّ‫َز‬‫ن‬ُ‫ي‬ َ‫و‬‫االنفال‬11
“Diturunkannya bagimu air dari langit supaya kamu bersuci dengannya”
Tentang sucinya air laut, Rasulullah bersabda:
:َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫ا‬َ‫س‬ُ‫ب‬ِّ‫ك‬ْ‫َر‬‫ن‬ َ‫ا‬‫ِّن‬‫ا‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ار‬َ‫ي‬ ،َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬
َ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬‫ال‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫؟‬ ِّ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬‫ال‬ ِّ‫اء‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ئ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ن‬َ‫ف‬َ‫ا‬ ،‫َا‬‫ن‬ْ‫ش‬ ِّ‫ط‬َ‫ع‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ئ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬َ‫ف‬ ،ِّ‫اء‬َ‫م‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ق‬‫ال‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ِّ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ َ‫و‬ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬
ُ‫ه‬ ُ‫اؤ‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬‫وقال‬ ‫خمسة‬ ‫ُ.رواه‬‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ ُّ‫ل‬ ِّ‫الح‬‫الترمذي‬‫صحيح‬ ‫حدث‬
Fiqif VII
MTs Agung Alim 2
“Dari Abi Hurairah RA berkata telah datang seorang laki-laki dan berkata kepada
Rasulullah SAW :” Ya Rasulullah, kami berlayar di laut dan kami hanya membawa air
sedikit. Jika air tersebut kami gunakan untuk berwuldu. Maka kami akan kehausan. Bolehkah
kami berwudlu’ dengan air laut ?” Maka menjawab Rasulullah SAW : “ air laut itu suci dan
mensucikan, bangkai (yang yang hidup di laut) halal dimakan.
b. Air Musyammasy, yaitu air yang terkena matahari sehingga menjadi panas. Air ini suci
dan mencusikan dan dapat digunakan untuk
bersuci. Namun makruh hukumnya bila digunakan berdasarkan hadits yang disampaikan
Aisyah
َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫س‬ْ‫م‬َّ‫ش‬‫ال‬ ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫َت‬‫ن‬َّ‫خ‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ش‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ف‬‫ت‬َ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫م‬َّ‫ل‬ْ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬
ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ص‬ َ‫ر‬َ‫ب‬‫ال‬ ُ‫ث‬ ِّ‫ر‬ ْ‫ُو‬‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫ا‬َ‫ف‬‫البيهقي‬ ‫رواه‬
“Dari Aisyah RA (isteri Rasulullah) Sesungguhnya ia (aisyah) telah memanaskan air dengan
matahari. Maka berkatalah Rasulullah SAW : ”Janganlah kau lakukan itu ya Humaira’
(wanita yang kemerah-merahan karena cantiknya) Sesungguhnya air itu dapat menyebaban
penyakit sopak (belang)
c. Air Musta’mal, yaitu air sudah pernah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak dapat
digunakan untuk bersuci. (air bekas berwuldu’ atau mandi hadats. Meskipun tampak masih
bersih.
d. Air Mutannjis, yaitu air yang yang terkena najis. Bila air itu sedikit (qolil) dan bercampur
najis akan menjadi tidak suci baik menjadi berubah rasa dan baunya atau tidak. Sedangkan
air yang banyak (katsir) bila bercampur najis menjadi tidak suci bila berubah rasa dan
baunya.
Yang dimaksudkan dengan air yang sedikit (qolil) adalah air yang kurang dari dua kulah
(kurang dari 200 liter), sedanghkan air banyak (katsir) adalah air yang lebih dari dua kulah.
ِّ‫هللا‬ِّ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫م‬َ‫ل‬ ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬َّ‫ل‬ُ‫ق‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬‫ال‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِّ‫ْن‬‫ب‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫و‬ ،َ‫ث‬َ‫ب‬َ‫خ‬‫ال‬ ِّ‫ل‬ِّ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ي‬
ٍ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬-ْ‫س‬ُ‫ج‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬-ُ‫َّان‬‫ب‬ ِّ‫ح‬ ُ‫ْن‬‫ب‬‫وا‬ ُ‫م‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫ح‬‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ُ‫خ‬ ُ‫ه‬َ‫ح‬َّ‫ح‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫االر‬ ُ‫ه‬َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫ا‬‫الخمسة‬ ‫رواه‬
Dari Abdillah bin Umar berkata , Rasulullah SAW bersabda :”Apabila air cukup dua kullah
tidak mengandung kotoran, dalam lafaz artinya tidak najis” dirikeluarkan oleh empat perwi
dan dishahihkan oleh Khuzaimahm Hakin dan Ibnu Hibban.
‫ا‬َ‫ب‬‫ال‬ َ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ٌ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ ِّ‫َج‬‫ن‬ُ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬‫ال‬ َّ‫ِّن‬‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ي‬ِّ‫ل‬ِّ‫ه‬
‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫رواه‬ِّ‫ه‬ ِّ‫ْح‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ِّ‫و‬َ‫ا‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ ِّ‫و‬َ‫ا‬ ِّ‫ه‬ِّ‫م‬َ‫ع‬َ‫ط‬ ‫ى‬َ‫ل‬ً‫ع‬ َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬
Dari Abi Umamah al Bahili berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Air itu tidak dinajisi oleh
sesuatu kecuali apabila telah berubah rasanya, warnanya atau baunya”
Selain itu ada air yang besih tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci, misalnya
a. Air yang telah bercampur dengan suatu benda yang bersih tetapi telah berubah salah satu
sifatnya (warna, bau atau rasanya) seperti minuman olahan sendiri (air kopi, air teh dan
lainnya) atau minuman olahan pabrik.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 3
b. Air yang sedikit (kurang dari dua kulah) yang sudah pernah digunakan untuk bersuci
(hadats kecil atau besar) atau membersihkan najis (musta’mal), meskipun tidak berubah
sifatnya (warna, rasa dan baunya) atau tidak berkurang jumlahnya (volumenya)
c. Air buah-buahan atau air yang di hasilkan dari cairan pohon (air nira/tuak aren dan
sebagainya)
d. Air yang suci tetapi telah berubah sifatnya karena pengaruh atau bercampur suatu benda
(air yang mengalir dan bersentuhan dengan belerang atau mengandung zat lain yang
berbahaya untuk kesehatan, air hujan yang mengalir di sungai yang penuh najis, air tergenang
telalu lama yang berubah bau, rasa atau warnanya, atau air yang berubah sifatnya yang di
sebabkan adanya makhluk hidup di dalamnya.
1.3. Macam –macam bersuci
Pada dasarnya bersuci itu dibagi menjadi dua macam, yaitu bersuci dari najisdan bersuci
dari hadats
1.3.1. Bersuci dari najis
Bersuci dari najis adalah menghilangkan najis yang ada pada tubuh, pakaian tempat atau
benda-benda lain yang biasa dipergunakan sehari-hari dengan cara yang benar menuruh
hukum. Di dalam limu fikih najis itu dibagi menjadi tiga macam:
a. Najis Mughollazah(berat/tebal) seperti najisnya anjing. Cara mensucikannya adalah
dengan membasuh tujuh kali dengan salah satunya dibasuh dengan tanah.
:َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ط‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫غ‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ ِّ‫َاء‬‫ن‬ِّ‫ا‬
ِّ‫ب‬‫ا‬َ‫ر‬ُّ‫ت‬‫ال‬ِّ‫ب‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ال‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫م‬ َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ك‬‫ال‬‫مسلم‬ ‫رواه‬
Dari abi Hurairah RA. Berkata, Rasulullah SAW bersaba : “Cara mencuci bejada salah
seorang dari kamu apavila dijilat anjing hendaklah dibasuh tujuh kali yang salah salah
satunya hendaklah dicampur dengan tanah”
b. Najis Mutawassithoh, yaitu najis yang tida termasuk dalam najis mughollahzaoh dan
Mukhaffafah. Najis ini dibagi menjadi dua macam, yaitu
Najis Hukmiyah yaitu najis yang diyakini adanya najis itu tetpi tidak tampak zat, bau, warna
atau rasanya, najis kencing yang telah kering atau najis lain yang sudah tidak kelihatan lagi.
Cara membersihkannya cukup dengan menyiramkan atau mengalirkan air diata tempat yang
kita yakini adanya najis tersebut.
Najis Ainiyah, Yaitu najis yang tampak zat, warna atau baunya. Cara membersihkannya
dengan menghilangkan zat, bau, warna dan baunya. Kecuali warna atau bau yang sulit sekali
dihilangkan, maka dapat dimaafkan.
Bebrpa contoh najis mutawassithoh adalah:
1. Bangkai bidatang darat yang mengalir darahnya. Termasuk didalamnya bagian tibuh hewan
yang dipotong/diambil selagi hewannya hidup.
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ي‬ِّ‫ث‬ْ‫ب‬َّ‫ل‬‫ال‬ ٍ‫د‬ِّ‫ق‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِّ‫و‬ً‫ه‬َ‫ف‬ ٌ‫ة‬َّ‫ي‬َ‫ح‬ َ‫ي‬ِّ‫ه‬ َ‫و‬ ِّ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِّ‫ه‬َ‫ب‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ع‬ِّ‫ط‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
ٌ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫والترمذي‬ ‫داود‬ ‫ابو‬ ‫رواه‬
Artinya : semia yang dipotong dari binatang dan binatang itu masih hidup adalah bangkai
Fiqif VII
MTs Agung Alim 4
2. Semua darah najis dan harap dimakan kecuali hati dan limpa hewan
ُ‫م‬َّ‫د‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِّ‫ر‬ُ‫ح‬‫المائدة‬ ......3
Artinya :diharamkan bagimu (memakan) bangkai dan darah
3. Nanah baik yang kental maupun yang encer. Nanah padadasarnya adalah darah yang
membueuk
4. Muntah ( bila hanya sediki8t dapat dimaafkan)
5. Semua yang keluar dari dubur atau kubul manuasiaatau hewan kecuali air mani. Sedangkan
mazi najis.
6. Arak (minuman yang memabukkan)
c. Najis Muhkaffafah, Yaitu najis yang ringan seperti najis dari kecing bayi laki-laki yang
belum makan dan minum selain air susu ibunya. Cara membebersihkannya cukup dengan
mempercikkan air ditempat yang yakini ada najis tersebut.
Bagaimana dengan najis kencing bayi perempuan yang belum makan dan minum selain air
susu ibunya. Cara membebersihkannya sama dengan membersihkan najis Mutawassithoh.
ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫س‬َ‫ل‬ْ‫ج‬َ‫ا‬َ‫ف‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َّ‫ط‬‫ال‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ا‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬ِّ‫غ‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ٍ‫ْن‬‫ب‬ِّ‫ا‬ِّ‫ب‬ ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ٍ‫ْس‬‫ي‬َ‫ق‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ِّن‬‫ا‬ِّ‫م‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬ ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬
ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ف‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ح‬َ‫ض‬َ‫ن‬َ‫ف‬ ٍ‫اء‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬َ‫ف‬ ِّ‫ه‬
Sesungguhnya Ummu Qais telah dating kerpada Rasulullah SAW bersama anak lali-lakinya
yang belum makan makanan (selain air susu ibunya) Maka Rasulullah mendudukan anak itu
dipangkuannya lalu anak itu kencing di panggkuan Rasulullah. Maka Rasulullah
mempercikkan airkencing itu dengan air dan tidak mencuci/ membasuh kencing itu.
1.3.2. Benda-benda yang hukumnya najis
a. Bangkai makhluk darat selaian bangkai manusia, segala macam darah dan nanah kecuali
hati dan limpa. Bangkai makhluk darat itu najis dan haram untuk dimakan. Sedangkai
bangkai ikan dan belalang dihalalkan. Darah dan nanah itu najis dan haram untuk dimakan
kecuali hati dan limpa . Rasulullah bersabda:
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِّ‫ْن‬‫ب‬ِّ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ُ‫د‬َ‫ر‬َ‫ج‬‫اال‬َ‫ف‬ ِّ‫ان‬َ‫ت‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫اال‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ِّ‫ان‬َ‫م‬َ‫د‬ َ‫و‬ ِّ‫تان‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َّ‫ل‬ ِّ‫ح‬ُ‫ا‬
ُ‫د‬ِّ‫ب‬َ‫ك‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ح‬ِّ‫الط‬َ‫ف‬ ِّ‫ان‬َ‫م‬َّ‫د‬‫ال‬ ‫ا‬‫م‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫ت‬ ْ‫و‬ُ‫ح‬‫ال‬ َ‫و‬‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫احمد‬ ‫رواه‬
Dari Ibnu Umar berkata, telah bersabda Rasulullah SAW :”Telah dihalalkan dua macam
bangkai dan dua macam darah. Adapun dua bangkai yaitu bangkai ikan dan belalalng dan
dua darah yaitu hati dan limpa”
b. Semua benda (kotoran) yang keluar dari dubur atau qubul kecuali air mani (seperma)
c. Semua minuman keras yang memabukkan
d. Anjing dan Babi
e. Bagian tubuh hewan yang diambil selagi hewan tersebut masih hidup.
1.4. Adab buang hajat (ke WC)
a. Hendaknya memakai alas kaki seprti yang dilakukan Rasulullah pada setiap masuk kamar
kecil
Fiqif VII
MTs Agung Alim 5
b. Mendahulukan kaki kiri pada waktu masukdan mendahulukan kaki kanan ketika keluar
kamar kecil
c. Hekdaknya tidak memakai atau membawa benda yang bertuliskan Lafaz Allah atau
Rasulullah dan tidak membaca ayat Al Qur’an.
d. Hendaknya tidak berbicara, kecuali dalam keadaan angat penting, tidak berzikit,menjawab
salam dan menjawab azan
e. Tidak boleh buang hajat di air tergenang kecuali di genangan air yang luas.
f. Hendaknya tempat buang hajat itu jauh dari tempat orang, sehingga baunya tidak
mengganggu
g. Tidak boleh buang hajat kedalam lubang, karena dikhawatirkan ada binatang di dalamnya.
h. Tidak boleh buag hajat di tempat pemberhentian/istirahat dalam perjalanan, kecuali
disediakan tempat khusus yang terpelihara.
i. Tidak buang air di bawah pohon yang sedang berbuah
j. Tdaik buaang air kecil sambil berdiri
k. Bila buang air di tempat terbuaka hendaknya tidak menghadap atau membelakangi kiblat
l. Tidak membersihkan kotoran dengan tangan kanan
m. Hendaknya membca do’a sebelum masuk
ِّ‫ث‬ِّ‫ئ‬‫ا‬ِّ‫ب‬َ‫خ‬‫ال‬ َ‫و‬ ِّ‫ث‬ُ‫ب‬ُ‫خ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ك‬ِّ‫ب‬ ُ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ِّن‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫لل‬َ‫ا‬ ِّ‫هللا‬ ِّ‫م‬ْ‫س‬ِّ‫ب‬
Artinya : Dengan menyebut nama Allah, ya allah aku berlindung kepada-Mu dari godaan
setan laki-laki dan perempuan.
dan doa sesudah keluar kamar kecil (WC)
ْ‫ي‬ِّ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ َ‫ال‬‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫َب‬‫ه‬ْ َ‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ذ‬‫ال‬ ِّ‫هلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬‫ل‬َ‫ا‬
Artinya : Segala puji bagi Allah yag telah menghilangkan kotoran yang menyakitkanku dan
telah member kesehatan kepadaku
n. Setelah selesai buang air hendaklah berdo’a setelah istinja’
ِّ‫ش‬ ِّ‫اح‬ َ‫و‬َ‫ف‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ ِّ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬ ِّ‫ص‬َ‫ح‬ َ‫و‬ ِّ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ِّ‫الن‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ْ‫ـر‬ِّ‫ه‬َ‫ط‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫لل‬َ‫ا‬
Artinya : Ya Allah sucikanlah hatiku darisifat munafik dan jagalah kemaluanku dari
perbuatan keji
1.5. Istinja’
Istinja adalah bersuci setelah buang hajat kecil atau besar. Biasanya beristinja dilakukan
dengan air. Istinja yang baik adalah pertama dilakukandengan batu kemudian dilanjutkan
dengan air. Orang yang tidak beristinja setelah buang hajat besar atau kecil ia dikatakan tidak
bersih dan kelak akan mendapat azab kubur.
ْ‫ي‬ِّ‫ش‬ْ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬ ِّ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫ا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫ر‬َ‫ق‬ِّ‫ب‬ َّ‫ر‬َ‫م‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫ا‬َ‫ان‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ُ‫َر‬‫خ‬َ‫ال‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ِّ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِّ‫م‬َّ‫ن‬‫ال‬ِّ‫ب‬
ِّ‫ه‬ِّ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ُ‫ه‬ ِّ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬َ‫ال‬‫عليه‬ ‫متفق‬
Fiqif VII
MTs Agung Alim 6
Sesungguhnya Rasulullah SAW berjalan memalui dua buah kubur/makam. Ketika itu
Rasulullah berkata :” Kedua orang penghuni kubur itu mendapat siksa. Seorang disiksa
karena berjalankesana kemari untuk mengadu domba orang lain dan satu lainnya disiksa
karena tidak beristinja setelah buang hajat kecil”.
Beristinja dengan batu dapat dilakukan dan sah hukumnya bila dilakukan dengan tiga batu
atau satu batu yang memiliki segi/sisi tiga.
‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ت‬ِّ‫و‬ ْ‫ر‬ِّ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬‫اال‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ر‬ِّ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬َ ِّ‫ا‬‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬
Apabila salah seorang dari kami beristinja’ dengan batu maka hendaklah ganjil.
Apabila tidak ada batu dapat pula dilakukan dengan benada lain yang bersih, kesat. Tidak sah
beristinja dengan batu yang tidak bersih, dengan batu atau benda yang licin dan tidak sah
beristinja dengan benda yang dianggap mulia/dihormati, seperti makanan atau lainnya yang
bersifat mubazzir atau dengasn benda/batu yang tajam.
ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ا‬ِّ‫ب‬ َ‫ي‬ ِّ‫ج‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ُ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ُ‫س‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍ‫ار‬َ‫ج‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ ِّ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬‫مسلم‬ ‫رواه‬
Berkata sulaiman (seoranh sahabat) sesunggunmya kami dilarang beritinja dengan batu
kurang dari tiga batu
Beristinja dengan batu dapat dilakukan apabila kotorannya tidak mengenai bagian tubuh lain
disekitas tempat keluarnya. Karena beristinja dengan batu hanya untuk membersihkan tempat
keluarnya kotoran dari tubuh. Sedangkan bagian tubuh lain yang terkena kotoran harus
dibersihkan dengan air.
1.6. Berwudlu’
1.6.1.Syarat sahnya wudlu’
a. Beragama Islam.
b. Mumayyiz (sudah dapat membedakan benar atau salah)
c. Tidak berhadts besar
d. Dilakukan dengan air yang suci dan mensucikan
e. Tidak ada yang menghalangi air sampai ke bagian tubuh yang harus dibasuh dalam
berwudlu’
1.6.2.Fardlu/rukun wudlu’
a. Niat
Niat berwudlu’ dilakukan ketika akan memulai melaksanakan wudlu’. Tanpa niat wudlu yang
dilaksanakan tidak sah. Karena sesungguhnya segala amal perbuatan itu harus derngan niat
b. Membasuh muka
Yang dimaksud dengan muka adalah bagian wajah dari bagiat atas (tempat tumbuh rambut)
sampai dengan leher dan mulai dari anak telinga kiri sampai dengan anak telinga kanan.
Semua yang ada/tumbuh dibagian wajah harus dibasuh dengan merata, misalnya kumis dan
jenggot.
c. Membasuh dua tangan sampai ke sikut
Yang dimaksud dengan tangan disini adalah bagian lengan mulai dari ujung jari tangan
sampai atas sikut.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 7
d. Menyapu bagian kepala
Bagian kepala yang disapu adalah bagian yang tumbuh rambut, bagian belakang, depan atau
samping. Tidak harus seluruh kepala dibasuh, namun boleh dibasuh seluruhnya.
e. Membasuh dua kaki sampai kemata kaki
Kaki yang dibasuh adalah mulai ujung jari kaki sampai dengan mata kaki
f. Tertib
Yang dimaksud dengan tertib adalah dilakukan sesuai dengan urutannya, mulai dari niat
sampai dengan membasuh kaki tanpa terputus/terhenti hingga kering air pada bagian anggota
wudlu yang telah dibasuh.
1.6.3.Sunnah-sunnah wudlu’
a. Membaca basmalah sebelum melakukan wudlu’
b. Membersihkan tangan sampai pergelangan sebelum berkumur
c. Berkumur
d. Memasukkan sedikit air ke hidung (dan mengeluarkannya kembali)
e. Menyapu seluruh kepala (pada waktu membasuh kepala)
f. Membasuh kedua telinga bagian luar dan dalam
g. Menyilsang-ngilangkan jari ketika membasuh dua tangan dan dua kaki aga benar-benar
merata terkena air.
h. Mendahulukan membasuh anggota badan yang kanan
i. Membasuh tiap anggota tubuhyang dibasuh dalam wudlu dengan berulang tiga kali.
j. Membasuh anggota wudlu’ berturut-turut tanpa henti
k. Tidak meminta pertolongan orang lain dalam berwudlu’ kecuali terpaksa.
l. Tidak dikeringkan (digosok sampai kering)
m. Menggosok-gosok dengan teliti anggota wudlu’ sehingga yakin benar terkena air.
n. Menjaga percikan air tidak terka kembali ketubuh
o. Bersiwak (menggosok gigi)
p. Membaca dua kalimah syahadah dan menghadap kiblat ketika berwudlu’
q. Membaca do’a setelah berwudlu’
ِّ‫َر‬‫ش‬َ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ ُ‫هللا‬َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ِّ‫ه‬َ‫ل‬ِّ‫ا‬َ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬َ‫ْن‬‫ي‬ِّ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ى‬ِّ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫لل‬َ‫ا‬ ،ُ‫ه‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ُان‬‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ْك‬‫ي‬
َ‫ْن‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ِّ‫ه‬َ‫ط‬َ‫ت‬ُ‫م‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ِّ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬‫وا‬‫ترمذي‬ ‫و‬ ‫مسلم‬ ‫و‬ ‫احمد‬ ‫رواه‬
Aku bersaksi, bahwa tidak ada tuha selain Allahyanh esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah jadikanlah
aku orang yang (suka )bertobat dan jadikalna kau orang yang suci.
1.6.4.Yang membatalkan wudlu’
a. Keluar sesuatu dari kubu atau dubur (berupa cair, padat atau gas)
ْ‫و‬َ‫ا‬ِّ‫ط‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫غ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬‫النســاء‬24
Atau orang yang datang (keluar) dari tempat buang hajat
Artinya orang yang buang hajat itu telah batal wudlu’nya.
b. Hilang akal/ingatan karena gila, epilepsi/ayan, pingsan atau tertidur
َ‫ة‬َ‫ي‬ِّ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ط‬ْ‫س‬ِّ‫ا‬ ِّ‫َان‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬‫ال‬ ِّ‫ت‬َ‫م‬‫َا‬‫ن‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬َ‫ف‬ ،ِّ‫ه‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ك‬ِّ‫و‬ ُ‫ْن‬‫ي‬َ‫ع‬‫ل‬َ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ ِّ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ال‬َ‫ق‬
ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ك‬ِّ‫و‬‫ال‬‫احمدوطبران‬ ‫رواه‬َ‫د‬ْ‫ن‬ِّ‫ع‬ ِّ‫ث‬ْ‫ي‬ِّ‫د‬َ‫ح‬‫ال‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫(و‬)‫علي‬ ‫عن‬ ‫د‬ ُ‫او‬َ‫د‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬َ‫م‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ْ‫ء‬‫ا‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫ال‬َ‫ف‬‫ابوا‬ ‫رواه‬
‫داود‬
Fiqif VII
MTs Agung Alim 8
Kedua mata itu tali yang mengikat dubur, apabila dua mata tertidur maka terbukalah pintu
dubur. (Pada Hadits riwayat Abu Daud dari Ali) Maka siapa saja yang tertidur maka
hendaklah ia berwudlu’
Apabila tertidur dalam keadaan duduk bersila dan tetap sehingga pintu dudurnya tertutup,
maka orang itu tidak harus berwudlu’ (wudlu’nya tidak batal)
c. Bersentuhan kulit antara lelaki degnan perempuan yang bukan muhrim
َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬َ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ا‬‫النسـاء‬24
Atau bersentuhan dengan perempuan
d. Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan sengaja atu tidak sengaja
َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫ال‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ َّ‫س‬َ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ع‬ِّ‫م‬َ‫س‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ح‬ ِّ‫م‬ُ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ء‬‫ا‬َّ‫ض‬‫رواه‬
‫احمد‬ ‫وصححه‬ ‫ماجه‬ ‫بن‬
Dari Ummu Habibah berkata saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, siapa saja yang
menyentuh kemaluannya maka hendaklah ia berwudlu’
َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ َ‫ر‬َ‫ك‬َ َّ‫س‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ‫ى‬ ََِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫ا‬ ِّ‫ان‬ َ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ص‬ ِّ‫ت‬ْ‫ن‬ِّ‫ب‬ َ‫ة‬ َ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ى‬
َ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫الخمسة‬ ‫رواه‬
Dari Busroh binti Sofwan Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :”
Siapa(laki-laki) yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) maka janganlah mengerjakan
sholat sampai ia berwudlu’”
1.7. Hadats
Hadats adalah suatu keadaan seseorang yang menghalangi saahnya ia melakukan suatu
ibadah. Hadats dibagi menjadi dua macam, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Hadats kecil
adalah keadaan seseorang yang tidak suci dan dapat disucikan dengan berwudlu’ atau
tayammmum. Sedanghkan hadats besar adalah keadaan seseorang yang tidak suci dan
mensucikannya dengan mandi hatas atau tayammum.
1.7.1.Bersuci dari hadats kecil
Bersuci dari hadats kecil dapat dilakukan dengan berwudlu’ atau bertayammum, bila
tidak ada air atau berhalangan (ada bagaian anggotsa wudlu’ tidak boleh terkena air)
1.7.2. Mandi Hadats (Bersuci dari Hadats)
1.7.2.1 Yang menyebabkan wajib mandi hadats
a. Bersetubuh baik keluar mani atau tidak
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬‫ى‬َ‫ق‬َ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬ِّ ِّ‫ا‬ْ‫ل‬ ِّ‫ز‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬‫ال‬ َ‫ب‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫َان‬‫ن‬‫ا‬َ‫ت‬ ِّ‫الخ‬‫مسلم‬ ‫اه‬ َ‫و‬َ‫ر‬
Apabila bertemu dua hitanan (kemaluan laki dan perempuan)maka sesungguhnya sudah
wajib mandi hadats, meskipun tidak keluar mani
b. Keluar mani, baik keluar dengan sengaja atau bermimpi atau denga n cara lain sengaja
atau tidak.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 9
ْ‫ر‬َ‫م‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ِّ‫ق‬َ‫ح‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ِّ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬ِّ‫ي‬َ‫ال‬ َ‫هللا‬ َّ‫ن‬َ‫ا‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ْم‬‫ي‬َ‫ل‬ُ‫س‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ِّ‫م‬ُ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ ِّ‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬‫ال‬ ِّ‫ة‬َ‫أ‬
َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬‫ال‬ ِّ‫ت‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ ،ْ‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫؟‬ْ‫ت‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫ح‬‫ا‬‫متفق‬‫عليه‬
Artinya: Dari Ummu Salamah, sesungguhnya Ummu Sulaim bertanya kepada Rasulullah
SAW, “ Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu mengatakanyang hak, Apakah wajib
mandi bagi perempuan bila bermimpi?” Jaweab Rasulullah :” Ya Apabila ia melihat air
(mani)”
c. Mati (meninggal dunia)
Orang muslim yang meninggaldunia Fardlu kfayah memnadikannya, kecual;I orang yang
mati syahid.
d. Haidl
Setelah seorang wanita selesai haidl ia harus mandi hadats
ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬َ ِّ‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ْ‫ي‬ِّ‫ع‬َ‫د‬َ‫ف‬ ُ‫ة‬َ‫ض‬ْ‫ي‬َ‫ح‬‫ال‬ ِّ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ا‬ ‫ا‬ِّ ِّ‫ا‬ ٍ‫ْش‬‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ح‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ِّ‫ت‬ْ‫ن‬ِّ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫م‬ِّ‫اط‬َ‫ف‬ِّ‫ل‬
‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ْ‫ي‬ِّ‫ل‬ِّ‫س‬َ‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ا‬‫البخارى‬ ‫رواه‬
Artinya: Rasululllah SAW berkata kepada Fatimah binti Hubaisy :” Apabila datang haidl
hendaklah engkau tinggalkan shalat, dan apabila selesai haidl itu hendaklah engkau mandi
dan sholat”
e. Melahirkan, Baik melahirkan dengan anak yang normal atau keguguran
f. Nifas
Keluar darah darimkemaluan perempuan setelah melahirkan. Setekah selesai nifar, wanita
yang melahirkan harus mandi hadats.
1.7.2.2 Fardu/Rukun Mandi Hadats
a. Niat (didalam hati) ketika memulai mandai hadats.
b. Menyampaikan/meratakan air kesluruh tubuh
1.7.2.3. Sunnah-sunnah dalam mandi hadats
a. Membaca basmalah pada permulaan mandi
b. Berwudlu’ sebelum mandi
c. Menggosok-gosok seluruh badan
d. Mendahuluan bagian tubuh kanan
e. Berturut-turut
1.8. Mandi Sunnah
1.8.1. Mandai sunnah hari Jum’at bagi orang yang akan melaksanakan sholat jum’at
1.8.2. Mandi hari raya sebelum melaksanakan shalat Id
1.8.3. Mandi setelah sembuh dari penyakit gila
1.8.4. Mandi ketika akan berihram (haji atau Umroh)
Fiqif VII
MTs Agung Alim 10
1.8.5. Mandi setelah memandikan jenazah
1.8.6. Mandi orang kafir setelah masuk Islam
1.9. Tayammum
1.9.1. Sebab-sebab dibolehkannya bertayammum
a. Uzur karena skit, apabila terkena air maka penyakitnya tidak sembuh.
b. Karena dalam perjalanan
c. Karena tidak ada air
ُ‫ك‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬ َ‫و‬‫ُوا‬‫د‬ ِّ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬َ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ِّ‫ط‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫غ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٍ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬‫ًا‬‫ب‬ِّ‫ي‬َ‫ط‬ ‫ًا‬‫د‬ْ‫ي‬ِّ‫ع‬َ‫ص‬ ُ‫م‬َّ‫م‬َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬
ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ِّ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ْ‫م‬‫ا‬َ‫ف‬‫المائدة‬6
Artinya: Dan apabila kau sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
atau bersentuhan dengan perempuan lalu kamu tidak mendapatkan air maka hendaklah
kamu bertayammum dengan tsanah suci basuhlah wajah dan kedua tanganmu dengan tanah
tersebut …..
1.9.2. Syarat-syarat Tayammum
a. Sudah masuk waktu shalat, karena sudah masuk waktu dan wajib melaksanakan shalat
akan tetapi tidak mendapatkan air untuk berwudlu.
b. Sudah berusaha mendapatkan air untuk berwudlu’ tetapi tidak didapatkan
c. Dengan tanah/debu yang suci
d. Menghilangkan najis
1.9.3. Fardlu/rukun tayammum
a. Niat
b. Membasuh wajah dengan debu
c. Membasuh kedua tangan dengan debu
d. Tertib (urutannya)
1.9.4. Sunnah-sunnah Tayammum
a. Membaca basmalah
b. Menepis debu yangada di telapak tangan agar dengan tertinggal lebih sedikit
c. Membaca syahadatain setelah melaksanakan tayammum
1.9.5. Yang membatalkan tayammum
a. Semua yang membatalkan wudlu’ juga membatalkan tayammum
b. Telah mendapatkan air.
1.9.6. Beberapa hal yang berkaitan dengan tayammum
a. Orang yang melaksanakan shalat dengan bertyammum tidak wajib mengulang shalatnya
bila mendapatkan air.
b. Orang yang bersuci dari hadats besar dengan bertayammum wajib mandi bila tyelah
mendapatkan air.
c. Satu kli tayammum dapat digunakan untuk beberapa shalat wajib atau sunnah
d. Boleh bertayammmum karena luka (dibalut)
e. Boleh bertyammum karena suhu sanbgat dingin dan bagi orang tertentu sangat dingin itu
dapat menyebabkan sakit.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 11
1.10. Perbuatan/pekerjaan yang dilarang apabila berhadats
a. Melaksanakan shalat
َ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ال‬‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬
Artinya : Allah tidak menerima shalat salah seorang dari kamu bila ia berhadats sampai ia
berwudlu’
b. Tawaf
ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ِّ‫ب‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ْ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫م‬َ‫ال‬َ‫ك‬‫ال‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َّ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫هللا‬ َّ‫ِّن‬‫ا‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ٌ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُ‫اف‬ َ‫و‬َّ‫ط‬‫ال‬‫الحاكم‬ ‫رواه‬
Artinya : Thawaf itu shalat, hanya saja Allah menghalalkan berbicara apabila berbicara
maka berbicaralah dengan baik
c. Membawa, menyentuh Mushaf (Al Qur’an) sedangkan menurut pendapat ulama lain boleh
menyentuh atau membawa Al Qur’an
1.11. Perbuatan yang dilarang apabila berhadats besar
a. Melaksanaan shalat
b. Bertawaf
c. Menyentuh/membawa Al Qur’an (menurut pendapat lain boleh)
d. Membaca Al Qur’an (menurut pendapat lain boleh)
e. Masuk/diam di dalam masjid/musholla
f. Berpuasa
g. Haram bagi suami mentalak isteri yang sedang haidl atau nifas
h. Haram bersetubuh ketika isteri sedang haidl atau nifas
Shalat Jum’at
a. Pengertian dan Hukum
b. Shalat Jum'at adalah shalat wajib dua rakaat yang dilakukan sesudah khutbah di
waktu duhur pada hari Jum'at.
c. Hukum shalat Jum'at adalah fardhu 'ain (kewajiban bagi setiap muslim yang telah
memenuhi syarat)
d. bagi laki-laki yang sudah dewasa, berakal sehat, merdeka dan tidak sedang
musafir.
e. Firman Allah SWT.
َ‫ا‬َ‫ي‬ُّ‫ه‬َ ‫ا‬‫ل‬ ُّ‫ذ‬ِ‫ي‬ َُّ‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫و‬ِ‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ه‬ ِ ‫ا‬ُ ُّ‫ذ‬َِ َِ‫ل‬‫ا‬ََ ُّ‫ذ‬َ‫و‬ِ‫ا‬َِ َُِّ‫ي‬‫ا‬‫و‬ْ‫ه‬َ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ ِ‫ي‬ِ‫ة‬ُّ َُِّ‫ه‬ََََِْ‫ل‬ َِ ‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ك‬ُّ‫ر‬‫ا‬‫ل‬ ِ‫ه‬‫ا‬َ ُّ‫ذ‬ِ‫ا‬ُّ‫ل‬ َِ ‫ا‬‫ع‬ِ‫ا‬
Fiqif VII
MTs Agung Alim 12
Wahai orang=orang yang beriman! apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada
hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.... (QS. Al-
Jumu'ah : 9).
Shalat Jum'at tidak wajib bagi wanita, anak-anak, hamba sahaya, orang sakit dan yang
sedang dalam perjalanan.
َ‫لى‬َ‫ع‬ ٌ‫ب‬ ِّ‫اج‬ َ‫و‬ ٌّ‫ق‬َ‫ح‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ِّ‫ة‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ج‬ ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ ٍ‫م‬ِّ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ٌ‫ْض‬‫ي‬ ِّ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٌّ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ص‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٌ‫ة‬َ‫أ‬ْ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٌ‫ك‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫م‬َ‫م‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫ا‬َّ‫ال‬ِّ‫ا‬
Jum'at itu hak dan wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam dengan berjama'ah, kecuali
empat macam orang/golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit.
(H.R. Abu Dawud)
b. Syarat Wajib Shalat Jum'at
· Islam, Baligh,Berakal,Laki-laki,Bermukin (tidak sedang bepergian/musafir),Merdeka
Sehat badan,Tidak ada halangan
Adapun mereka yang dianggap berhalangan sebagai berikut:
· * Sakit
· * Dalam perjalanan
* Hujan lebat (jika turun hujan lebat yang tidak dapat diatasi, seperti banjir, tidak ada
fasilitas nya, dan lain-lain)
· Kesulitan-kesulitan lain yang tidak memungkinkan untuk shalat Jum’at, seperti takut ada
perampok, binatang buas, kebakaran, dan sebagainya.
2) Syarat Sah Shalat Jum’at
· Diadakan di daerah pemukiman baik di desa maupun di kota.
· Dilakukan pada waktu dzuhur (pada hari jum’at).
‫شاس‬ ‫َه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ت‬ َ ‫ح‬ ‫اع‬ ‫يا‬ ‫َه‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ر‬
· Dikerjakan secara berjama’ah.
· Dikerjakan sesudah khutbah.
3) Rukun Shalat Jum'at
Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan
membentuk hakikat shalat. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka shalat pun tidak
teranggap secara syar’i dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi.
Meninggalkan rukun shalat ada dua bentuk.
Pertama: Meninggalkannya dengan sengaja. Dalam kondisi seperti ini shalatnya batal dan
tidak sah dengan kesepakatan para ulama.
Kedua: Meninggalkannya karena lupa atau tidak tahu. Di sini ada tiga rincian,
Fiqif VII
MTs Agung Alim 13
1. Jika mampu untuk mendapati rukun tersebut lagi, maka wajib untuk melakukannya
kembali. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama.
2. Jika tidak mampu mendapatinya lagi, maka shalatnya batal menurut ulama-ulama
Hanafiyah. Sedangkan jumhur ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwa raka’at yang
ketinggalan rukun tadi menjadi hilang.
3. Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, maka shalatnya harus diulangi dari awal
lagi karena ia tidak memasuki shalat dengan benar.
Rukun pertama: Berdiri bagi yang mampu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٍ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِّ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ًا‬‫د‬ِّ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِّ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ا‬ً‫م‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ل‬َ‫ص‬
“ Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika
tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.”
Rukun kedua: Takbiratul ihram
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِّ‫م‬ُ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫س‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ير‬ِّ‫ب‬ْ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬ُّ‫ط‬‫ال‬ ِّ‫ة‬
“ Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat
adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. ”
Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah ucapan takbir “Allahu Akbar”. Ucapan takbir ini
tidak bisa digantikan dengan ucapakan selainnya walaupun semakna.
Rukun ketiga: Membaca Al Fatihah di Setiap Raka’at
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِّ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِّ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِّ‫ة‬َ‫ح‬ِّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ِّ‫ب‬ ْ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ َ‫ال‬
“ Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah.”
Rukun keempat dan kelima: Ruku’ dan thuma’ninah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada orang yang jelek shalatnya
(sampai ia disuruh mengulangi shalatnya beberapa kali karena tidak memenuhi rukun),
ً‫ع‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ا‬
“ Kemudian ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku’.”
Keadaan minimal dalam ruku’ adalah membungkukkan badan dan tangan berada di lutut.
Sedangkan yang dimaksudkan thuma’ninah adalah keadaan tenang di mana setiap
persendian juga ikut tenang. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
mengatakan pada orang yang jelek shalatnya sehingga ia pun disuruh untuk mengulangi
shalatnya, beliau bersabda,
َ‫غ‬ِّ‫ب‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ُ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُّ‫م‬ِّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫ال‬…َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬ ِّ‫اص‬َ‫ف‬َ‫م‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َّ‫ف‬َ‫ك‬ ُ‫ع‬َ‫ض‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ‫ر‬ِّ‫ب‬َ‫ك‬ُ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬َ‫ى‬ ِّ‫خ‬ْ‫ر‬
“ Shalat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu, …
kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai
persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.”
Fiqif VII
MTs Agung Alim 14
Ada pula ulama yang mengatakan bahwa thuma’ninah adalah sekadar membaca dzikir yang
wajib dalam ruku’.
Rukun keenam dan ketujuh: I’tidal setelah ruku’ dan thuma’ninah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada orang yang jelek shalatnya,
َّ‫م‬ُ‫ث‬ً‫م‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬ِّ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ار‬‫ا‬
“ Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.”
Rukun kedelapan dan kesembilan: Sujud dan thuma’ninah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada orang yang jelek shalatnya,
‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ًا‬‫د‬ ِّ‫اج‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬
“ Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud.”
Hendaklah sujud dilakukan pada tujuh bagian anggota badanTelapak tangan kanan dan kiri,
Lutut kanan dan kiri,
Ujung kaki kanan dan kiri, dan Dahi sekaligus dengan hidung.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِّ‫ه‬ِّ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ه‬ِّ‫د‬َ‫ي‬ِّ‫ب‬ – ِّ‫ة‬َ‫ه‬ْ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٍ‫م‬ُ‫ظ‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ِّ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ر‬ِّ‫م‬ُ‫أ‬ – ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫م‬َ‫د‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِّ‫اف‬َ‫ر‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬ ، ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫َار‬‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬
“ Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: Dahi (termasuk juga
hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), telapak tangan kanan dan kiri, lutut
kanan dan kiri, dan ujung kaki kanan dan kiri. ”
Rukun kesepuluh dan kesebelas: Duduk di antara dua sujud dan thuma’ninah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِّ‫اج‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ا‬ً‫س‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ًا‬‫د‬ ِّ‫اج‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ًا‬‫د‬
“ Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan
thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.”
Rukun keduabelas dan ketigabelas: Tasyahud akhir dan duduk tasyahud
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِّ َّ ِّ‫لِل‬ ُ‫َّات‬‫ي‬ ِّ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِّ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِّ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬ِّ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ ِّ‫إ‬َ‫ف‬…
“ Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat, maka ucapkanlah “at
tahiyatu lillah …”.”
Bacaan tasyahud:
َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ِّ َّ ِّ‫لِل‬ ُ‫َّات‬‫ي‬ ِّ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫م‬َ‫ال‬َّ‫س‬‫ال‬ ، ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ِّ َّ‫الِل‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ُّ‫ى‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫م‬َ‫ال‬َّ‫س‬‫ال‬ ، ُ‫ات‬َ‫ب‬ِّ‫ي‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬‫ى‬َ‫ل‬َ‫ب‬ِّ‫ع‬، َ‫ين‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ِّ َّ‫الِل‬ ِّ‫د‬‫ا‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ َّ‫الِل‬ َّ‫ال‬ِّ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ُ‫ه‬
“ At tahiyaatu lillah wash sholaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa
rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihiin. Asy-hadu an
laa ilaha illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.” (Segala ucapan
penghormatan hanyalah milik Allah, begitu juga segala shalat dan amal shalih. Semoga
kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat Allah dengan segenap
karunia-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang
Fiqif VII
MTs Agung Alim 15
shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain
Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya)
Apakah bacaan tasyahud “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi” perlu diganti dengan bacaan
“assalaamu ‘alan nabi”?
Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) pernah ditanya,
“ Dalam tasyahud apakah seseorang membaca bacaan “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi” atau
bacaan “assalamu ‘alan nabi”? ‘Abdullah bin Mas’ud pernah mengatakan bahwa para
sahabat dulunya sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, mereka mengucapkan
“assalamu ‘alaika ayyuhan nabi”. Namun setelah beliau wafat, para sahabat pun
mengucapkan “assalamu ‘alan nabi”.
Jawab:
Yang lebih tepat, seseorang ketika tasyahud dalam shalat mengucapkan “assalamu ‘alaika
ayyuhan nabi wa rohmatullahi wa barokatuh”. Alasannya, inilah yang lebih benar yang
berasal dari berbagai hadits. Adapun riwayat Ibnu Mas’ud mengenai bacaan tasyahud yang
mesti diganti setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat –jika memang itu benar
riwayat yang shahih-, maka itu hanyalah hasil ijtihad Ibnu Mas’ud dan tidak bertentangan
dengan hadits-hadits shahih yang ada. Seandainya ada perbedaan hukum bacaan antara
sebelum Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan setelah beliau wafat, maka pasti
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang akan menjelaskannya pada para sahabat.
( Yang menandatangani fatwa ini adalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz sebagai Ketua, Syaikh
‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai Wakil Ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud dan ‘Abdullah bin
Ghodyan sebagai anggota)
Rukun keempatbelas: Shalawat kepada Nabi setelah mengucapkan tasyahud akhir[12]
Dalilnya adalah hadits Fudholah bin ‘Ubaid Al Anshoriy. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah mendengar seseorang yang berdo’a dalam shalatnya tanpa menyanjung Allah
dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mengatakan, “Begitu
cepatnya ini.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammendo’akan orang tadi, lalu
berkata padanya dan lainnya,
‫هللا‬ ‫بتمجيد‬ ‫فليبدأ‬ ‫أحدكم‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫إ‬‫ب‬ ‫بعد‬ ‫يدعو‬ ‫ثم‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫على‬ ‫يصلي‬ ‫ثم‬ ‫عليه‬ ‫والثناء‬‫شاء‬ ‫ما‬
“ Jika salah seorang di antara kalian hendak shalat, maka mulailah dengan menyanjung dan
memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berdo’a
setelah itu semau kalian.”
Bacaan shalawat yang paling bagus adalah sebagai berikut.
‫ا‬ ، ٌ‫د‬‫ي‬ ِّ‫ج‬َ‫م‬ ٌ‫د‬‫ي‬ِّ‫م‬َ‫ح‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ، َ‫م‬‫ي‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِّ‫إ‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ْت‬‫ي‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ، ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ك‬ ِّ‫ار‬َ‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ل‬ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬،
ٌ‫د‬‫ي‬ ِّ‫ج‬َ‫م‬ ٌ‫د‬‫ي‬ِّ‫م‬َ‫ح‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ، َ‫م‬‫ي‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِّ‫إ‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ار‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬
“ Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim
wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala
Fiqif VII
MTs Agung Alim 16
aali Muhammad kamaa barrokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun
majiid.”
Rukun kelimabelas: Salam
Dalilnya hadits yang telah disebutkan di muka,
َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ير‬ِّ‫ب‬ْ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬ُّ‫ط‬‫ال‬ ِّ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِّ‫م‬ُ‫م‬‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫س‬
“ Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang
menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. ” Yang termasuk dalam rukun di sini
adalah salam yang pertama. Inilah pendapat ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan mayoritas
‘ulama.
Model salam ada empat:
1. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum
wa rahmatullah”.
2. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah wa barokatuh”, salam ke kiri
“Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
3. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu
‘alaikum”.
4. Salam sekali ke kanan “Assalamu’laikum”.
Rukun keenambelas: Urut dalam rukun-rukun yang ada
Alasannya karena dalam hadits orang yang jelek shalatnya, digunakan
Alasannya karena dalam hadits orang yang jelek shalatnya, digunakan kata “tsumma“ dalam
setiap rukun. Dan “tsumma” bermakna urutan.
Semoga bermanfaat
3) Rukun Jum’at
Rukun jum’at adalah seatu gerakan atau bacaan yang harus dilaksanakan, sehingga bila
ditinggalkan maka shalat jum'atnya tidak sah. adapun yang termasuk rukun ju'at adalah :
1. Khatib, lazimnya sekaligus menjadi imam
2. Jama'ah Jum'at
3. Khutbah dua kali serta duduk di antara keduanya.
4. Shalat Jum'at dua rakaat dengan berjamaah.
c. Syarat Khutbah Jum’at
1) Khutbah dilaksanakan pada waktu dzuhur.
2) Khutbah dilaksanakan dengan berdiri bila mampu.
3) Khatib harus duduk sebentar di antara dua khutbah.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 17
4) Khatib suci dari hadats dan najis.
5) Khatib harus menutup aurat.
6) Suara khatib dapat didengar oleh jama’ah.
7) Tertib
d. Rukun Khutbah Jum’at
1) Mengucapka pujian kepada Allah SWT.
2) Mengucapkan kalimat syahadatain.
3) Membaca shlawat atas Nabi. 4) Berwasiat atau memberi nasihat untuk bertaqwa
kepada Allah SWT.
5) Membaca ayat suci Al-Qur’an pada salah satu dua khutbah.
6) Berdoa pada khutbah kedua untuk untuk kaum muslimin dan muslimat.
e. Sunnat Jum’at
1) Sunnat Khutbah.
* Dilakukan di atas mimbah
* Memberi salam pada khutbah pertama.
* Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
* Khutbah tidak terlalu panjang atau terlalu pendek
* Khatib menghadap jama’ah
2) Sunnat Sebelum Shalat Jum’at
* Mandi,
* Memotong kuku,
* Berpakaian rapi dan bersih.
* Segera menuju masjid.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 18
* Memakai wangi-wangian
* Berdoa ketika menuju atau masuk masjid.
KETENTUAN SHALAT SUNAH
Shalat Sunah ialah shalat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan tidak berdosa.
4. Shalat Sunnat
a. Shalat Hari Raya
1) Hari Raya Idul Fitri yaitu dua raka’at pada setiap tanggal 1 Syawal.
2) Hari Raya Idul Adha yaitu pada stiap tanggal 10 Zulhijjah.
b. Shalat Gerhana Bulan dan Matahari, dilakukan sekurang-kurangnya dua rakaat pada
waktu gerhana bulan atau matahari.
c. Shalat Minta Hujan (Istisqa’) hukumnya sunnat ketika ada hajat , dapat dilakukan
sekurangkurangnya dengan doa saja, namun yang lebih sempurna dengan shalat dua
rakaat.
d. Shalat Sunnat Rawatib.
e. 1) Shalat Sunnat Rawatib Muakkad
f. a) Dua rakaat sebelum subuh.
g. b) Dua rakaat sebelum dzuhur.
h. c) Dua rakaat setelah dzuhur.
i. d) Dua rakaat setelah maghrib.
j. e) Dua rakaat setelah isya’.
k. 2) Shalat Sunnat Rawatib Ghairu Muakkad
l. a) Empat rakaat sebelum ashar.
m. b) Dua rakaat sebelum maghrib
n. c) Dua rakaat sebelum dan sesudah dzuhur.
e. Shalat Sunnat Jum’at, dilakukan dua atau empat rakaat setelah shalat jumat.
f. Shalat Tahyatul Masjid ialah shalat menghormati masjid. Shalat ini disunnatkan bagi
orang yang masuk ke masjid, sebelum ia duduk, yaitu sebanyak dua rakaat.
g. Shalat Dhuha ialah shalat sunnat dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya dua belas
rakaat pada waktu dhuha, yaitu waktu matahari naik setinggi tombak; kira-kira pukul
8-9 sampai tergelincir matahari.
Fiqif VII
MTs Agung Alim 19
h. Shalat tahajud adalah shalat sunnat pada waktu malam, dan sebaiknya pada larut
malam setelah tidur. Bilangan rakaat paling banyak 11 rakaat, minimal adalah dua
rakaat.
i. Shalat Tarawih adalah shalat sunnat malam pada bulan Ramadhan. Hukumnya sunnat
muakkad. Dilakukan setelah shalat Isya sampai terbit fajar, boleh dilakukan
berjamaah.
j. Shalat Witir artinya shalat ganjil. Shalat ini merupakan menutup shalat-shalat yang
lain. Boleh dilakukan setelah shalat Isya sampai fajar.
k. Shalat Istikharah merupakan shalat memohon petunjuk yang baik.
l. Shalat Sunnat Mutlaq artinya shalat sunnat yang tidak ditentukan waktunya kecuali
waktu yang terlarang dan tidak ada sebabnya, rakaatnya pun tidak ditentukan.paling
sedikit dilakukan 2 rakaat.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Makalah thaharah lia
Makalah thaharah liaMakalah thaharah lia
Makalah thaharah lia
 
Thaharah kelompok 4
Thaharah kelompok 4 Thaharah kelompok 4
Thaharah kelompok 4
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharah
 
Thoharoh
ThoharohThoharoh
Thoharoh
 
Thaharoh
ThaharohThaharoh
Thaharoh
 
Bab 1 Thaharah
Bab 1 ThaharahBab 1 Thaharah
Bab 1 Thaharah
 
Modul thaharah-kelompok
Modul thaharah-kelompokModul thaharah-kelompok
Modul thaharah-kelompok
 
Materi Fiqh Thaharah
Materi Fiqh ThaharahMateri Fiqh Thaharah
Materi Fiqh Thaharah
 
Ppt thaharah
Ppt thaharahPpt thaharah
Ppt thaharah
 
Materi Fiqh kelas VII
Materi Fiqh kelas VIIMateri Fiqh kelas VII
Materi Fiqh kelas VII
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 
Konsep toharah
Konsep toharahKonsep toharah
Konsep toharah
 
Slide share thaharah
Slide share thaharahSlide share thaharah
Slide share thaharah
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah
 
SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN
SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN
SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN
 
Taharah
TaharahTaharah
Taharah
 
Semua bersih hidup nyaman
Semua bersih hidup nyamanSemua bersih hidup nyaman
Semua bersih hidup nyaman
 
FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap
 

Viewers also liked

TIDA-01070-Design-Guide
TIDA-01070-Design-GuideTIDA-01070-Design-Guide
TIDA-01070-Design-GuideBrian Dempsey
 
Ih 13 press release
Ih 13   press releaseIh 13   press release
Ih 13 press releaseNaseba
 
The Woo Yellow Pinhole Experiment
The Woo Yellow Pinhole ExperimentThe Woo Yellow Pinhole Experiment
The Woo Yellow Pinhole ExperimentSue McLeod
 
Play Group Math Introducing Number ৭
Play Group Math Introducing Number ৭Play Group Math Introducing Number ৭
Play Group Math Introducing Number ৭Cambriannews
 
Play Group Math Introducing Number ৯
Play Group Math Introducing Number ৯Play Group Math Introducing Number ৯
Play Group Math Introducing Number ৯Cambriannews
 
Presentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad TécnicaPresentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad TécnicaProyecto Red Eureka
 
Delitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificado
Delitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificadoDelitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificado
Delitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificadoRuth Magaly Atanacio Romero
 
Documentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad Social
Documentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad SocialDocumentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad Social
Documentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad SocialProyecto Red Eureka
 
Bobsleigh sports collection information
Bobsleigh sports collection informationBobsleigh sports collection information
Bobsleigh sports collection informationBrad Luther
 
Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica Proyecto Red Eureka
 
Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...
Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...
Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...Sebastian Villegas
 
EscarectomíA En Quemado Grave. 2009
EscarectomíA En Quemado Grave. 2009EscarectomíA En Quemado Grave. 2009
EscarectomíA En Quemado Grave. 2009Jorge Villegas
 

Viewers also liked (17)

CV
CVCV
CV
 
TIDA-01070-Design-Guide
TIDA-01070-Design-GuideTIDA-01070-Design-Guide
TIDA-01070-Design-Guide
 
Sacundino
SacundinoSacundino
Sacundino
 
Ih 13 press release
Ih 13   press releaseIh 13   press release
Ih 13 press release
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
The Woo Yellow Pinhole Experiment
The Woo Yellow Pinhole ExperimentThe Woo Yellow Pinhole Experiment
The Woo Yellow Pinhole Experiment
 
Play Group Math Introducing Number ৭
Play Group Math Introducing Number ৭Play Group Math Introducing Number ৭
Play Group Math Introducing Number ৭
 
Play Group Math Introducing Number ৯
Play Group Math Introducing Number ৯Play Group Math Introducing Number ৯
Play Group Math Introducing Number ৯
 
Presentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad TécnicaPresentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentacion Proyecto # 38 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
 
CIP-41147
CIP-41147CIP-41147
CIP-41147
 
Delitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificado
Delitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificadoDelitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificado
Delitos contra-el-patrimonio-sancion-penal (1) yy modificado
 
Universidad católica los ángeles de chimbote
Universidad católica los ángeles de chimboteUniversidad católica los ángeles de chimbote
Universidad católica los ángeles de chimbote
 
Documentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad Social
Documentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad SocialDocumentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad Social
Documentación Proyecto # 51 Premios Eureka 2011 Mención Innovatividad Social
 
Bobsleigh sports collection information
Bobsleigh sports collection informationBobsleigh sports collection information
Bobsleigh sports collection information
 
Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
Presentación Proyecto # 50 Premio Eureka 2011 Mención Innovatividad Técnica
 
Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...
Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...
Resultados del tratamiento de pacientes quemados pediátricos en clínica indis...
 
EscarectomíA En Quemado Grave. 2009
EscarectomíA En Quemado Grave. 2009EscarectomíA En Quemado Grave. 2009
EscarectomíA En Quemado Grave. 2009
 

Similar to Materi fiqih kelas vii

Pengertian thaharah
Pengertian thaharahPengertian thaharah
Pengertian thaharahmateriumat
 
Tugas Haidah.pptx
Tugas Haidah.pptxTugas Haidah.pptx
Tugas Haidah.pptxAlex21233
 
macam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptx
macam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptxmacam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptx
macam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptxAHMADBUDISUSILO
 
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxTHAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxssuser618a2f
 
MAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxMAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxHamdanYasin
 
MAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxMAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxHamdanYasin
 
Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)Rafian Fikri
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharahJusuf AN
 
Fiqih bab i thaharah
Fiqih bab i thaharahFiqih bab i thaharah
Fiqih bab i thaharahnailisepti
 
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptmateri pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptYudhistiraPutra9
 
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.pptTHAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.pptAHMADBUDISUSILO
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxanbatadokumentasi
 
ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxmila448993
 

Similar to Materi fiqih kelas vii (20)

Pengertian thaharah
Pengertian thaharahPengertian thaharah
Pengertian thaharah
 
Tugas Haidah.pptx
Tugas Haidah.pptxTugas Haidah.pptx
Tugas Haidah.pptx
 
macam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptx
macam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptxmacam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptx
macam_macam_air_dan_hukumnya___pptx.pptx
 
Fikih Praktis dan Praktik.pptx
Fikih Praktis dan Praktik.pptxFikih Praktis dan Praktik.pptx
Fikih Praktis dan Praktik.pptx
 
Presentasi Fiqh 2
Presentasi Fiqh   2Presentasi Fiqh   2
Presentasi Fiqh 2
 
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxTHAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
 
MAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxMAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docx
 
MAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxMAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docx
 
Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharah
 
Fiqih bab i thaharah
Fiqih bab i thaharahFiqih bab i thaharah
Fiqih bab i thaharah
 
Materi Thaharah.ppt
Materi Thaharah.pptMateri Thaharah.ppt
Materi Thaharah.ppt
 
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptmateri pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
 
THAHARAH.ppt
THAHARAH.pptTHAHARAH.ppt
THAHARAH.ppt
 
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.pptTHAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
 
THAHARAH.ppt
THAHARAH.pptTHAHARAH.ppt
THAHARAH.ppt
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
 
PPT MATERI THAHARAH.pptx
PPT MATERI THAHARAH.pptxPPT MATERI THAHARAH.pptx
PPT MATERI THAHARAH.pptx
 
Keagamaan kelas 7
Keagamaan kelas 7Keagamaan kelas 7
Keagamaan kelas 7
 
ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptx
 

More from mas_mughni

Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2mas_mughni
 
Materi fiqih kelas ix
Materi fiqih kelas ixMateri fiqih kelas ix
Materi fiqih kelas ixmas_mughni
 
Materi fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viiiMateri fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viiimas_mughni
 
[4] rpp fiqih viii 1 2
[4] rpp fiqih viii 1 2[4] rpp fiqih viii 1 2
[4] rpp fiqih viii 1 2mas_mughni
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1mas_mughni
 
[3] silabus fiqih vii ix 1-2
[3] silabus fiqih vii ix 1-2[3] silabus fiqih vii ix 1-2
[3] silabus fiqih vii ix 1-2mas_mughni
 
silabus fiqih vii ix 1-2
silabus fiqih vii ix 1-2silabus fiqih vii ix 1-2
silabus fiqih vii ix 1-2mas_mughni
 
2. silabus fiqih kelas viii m ts semester
2. silabus fiqih kelas viii m ts semester2. silabus fiqih kelas viii m ts semester
2. silabus fiqih kelas viii m ts semestermas_mughni
 
Materi fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viiiMateri fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viiimas_mughni
 
Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1mas_mughni
 
Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1mas_mughni
 
Rpp fiqih vii 1 2
Rpp fiqih vii 1 2Rpp fiqih vii 1 2
Rpp fiqih vii 1 2mas_mughni
 

More from mas_mughni (20)

Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
 
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 2
 
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 1
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
 
Micro khoirin
Micro khoirinMicro khoirin
Micro khoirin
 
Materi fiqih kelas ix
Materi fiqih kelas ixMateri fiqih kelas ix
Materi fiqih kelas ix
 
Materi fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viiiMateri fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viii
 
[4] rpp fiqih viii 1 2
[4] rpp fiqih viii 1 2[4] rpp fiqih viii 1 2
[4] rpp fiqih viii 1 2
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 1
 
[3] silabus fiqih vii ix 1-2
[3] silabus fiqih vii ix 1-2[3] silabus fiqih vii ix 1-2
[3] silabus fiqih vii ix 1-2
 
silabus fiqih vii ix 1-2
silabus fiqih vii ix 1-2silabus fiqih vii ix 1-2
silabus fiqih vii ix 1-2
 
Sholat jumat
Sholat jumatSholat jumat
Sholat jumat
 
2. silabus fiqih kelas viii m ts semester
2. silabus fiqih kelas viii m ts semester2. silabus fiqih kelas viii m ts semester
2. silabus fiqih kelas viii m ts semester
 
Materi fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viiiMateri fiqih kelas viii
Materi fiqih kelas viii
 
Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1
 
Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1Materi fiqih kelas ix semester 1
Materi fiqih kelas ix semester 1
 
Rpp fiqih vii 1 2
Rpp fiqih vii 1 2Rpp fiqih vii 1 2
Rpp fiqih vii 1 2
 

Recently uploaded

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Materi fiqih kelas vii

  • 1. Fiqif VII MTs Agung Alim 1 MATERI FIQIH KELAS VII KELAS VII SEMESTER 1 1. THAHARAH 1.1. Pengertian Thaharah (Bersuci) Menurut bahasa Thaharah artinya bersih dan suci. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu fiqih adalah membersihkan atau menghilangkan diri hadats, seperti berwudlu’, mandi hadats atau bertayammum dan menghilangkan najis dari segala sesuatu yang berkaitan dengan diri sendiri. Oleh karenaitu bersuci dibedakan menjadi dua macam, yaitu bersucu dari hadats dan bersuci dari najis. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan bersuci antara lain : a. Alat atau sarana Thaharah atau bersuci b. Kaifiyat atau cara bersuci c. Macam-macam najis dan cara mensucikannya d. Macam-macam benda yang Najis dan haram 1.2. Alat atau sarana yang digunakan dalam bersuci. Ada beberapa benda yang dibolehkan untuk bersuci seperti batu atau benda-benda yang kesat dan suci. Namun pada umumnya bersuci dilaksanakan dengan menggunakan air. Oleh karena itu marilah kita perlajari macam-macam air yang dapat dan yang tidak dapat digunakan untuk bersuci. 1.2.1. Macasm-macam air a. Air mutlak, yaitu air yang suci dan mensucikan. Air ini dapat di minum dan dapat pula untuk bersuci Macam-macam air ini misalmya air hujan, air embun, air laut, air sumur (mata air)dan air yang membeku (es) yang sudah mencair. Air-air tersebut dapat digunakanuntuk bersuci selama belum berubah keadaannya (warna, baud an rasanya). Air yang ada dimuka bumi ini sesunguh air yang telah diatur oleh Allah. Air yang ada dimuka bumi ini (misalnya air laut dan danau) menguap karena panas matahari. Kemudian mengudara dan diatas udara kermudian berubah menjadi awan yang penhuh dengan titik-titik air. Karena perubahan suhu maka air itu turun menjadi hujan dan airnya jatuh ke bumi, sebagian meresap kealam bumi sebagian lainnya mengalir ke sungai, danau dan laut. Tentang sucinya air yang diturunkan dari langit Allah berfirman dalam surah Al Anfal ayat 11 ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ِّ‫ه‬َ‫ط‬ُ‫ي‬ِّ‫ل‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ِّ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬ ِّ‫َز‬‫ن‬ُ‫ي‬ َ‫و‬‫االنفال‬11 “Diturunkannya bagimu air dari langit supaya kamu bersuci dengannya” Tentang sucinya air laut, Rasulullah bersabda: :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫ا‬َ‫س‬ُ‫ب‬ِّ‫ك‬ْ‫َر‬‫ن‬ َ‫ا‬‫ِّن‬‫ا‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ار‬َ‫ي‬ ،َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬‫ال‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫؟‬ ِّ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬‫ال‬ ِّ‫اء‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ئ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ن‬َ‫ف‬َ‫ا‬ ،‫َا‬‫ن‬ْ‫ش‬ ِّ‫ط‬َ‫ع‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ئ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬َ‫ف‬ ،ِّ‫اء‬َ‫م‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ق‬‫ال‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ِّ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ َ‫و‬ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ُ‫ه‬ ُ‫اؤ‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬‫وقال‬ ‫خمسة‬ ‫ُ.رواه‬‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ ُّ‫ل‬ ِّ‫الح‬‫الترمذي‬‫صحيح‬ ‫حدث‬
  • 2. Fiqif VII MTs Agung Alim 2 “Dari Abi Hurairah RA berkata telah datang seorang laki-laki dan berkata kepada Rasulullah SAW :” Ya Rasulullah, kami berlayar di laut dan kami hanya membawa air sedikit. Jika air tersebut kami gunakan untuk berwuldu. Maka kami akan kehausan. Bolehkah kami berwudlu’ dengan air laut ?” Maka menjawab Rasulullah SAW : “ air laut itu suci dan mensucikan, bangkai (yang yang hidup di laut) halal dimakan. b. Air Musyammasy, yaitu air yang terkena matahari sehingga menjadi panas. Air ini suci dan mencusikan dan dapat digunakan untuk bersuci. Namun makruh hukumnya bila digunakan berdasarkan hadits yang disampaikan Aisyah َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫س‬ْ‫م‬َّ‫ش‬‫ال‬ ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫َت‬‫ن‬َّ‫خ‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ش‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ف‬‫ت‬َ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫م‬َّ‫ل‬ْ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ص‬ َ‫ر‬َ‫ب‬‫ال‬ ُ‫ث‬ ِّ‫ر‬ ْ‫ُو‬‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫ا‬َ‫ف‬‫البيهقي‬ ‫رواه‬ “Dari Aisyah RA (isteri Rasulullah) Sesungguhnya ia (aisyah) telah memanaskan air dengan matahari. Maka berkatalah Rasulullah SAW : ”Janganlah kau lakukan itu ya Humaira’ (wanita yang kemerah-merahan karena cantiknya) Sesungguhnya air itu dapat menyebaban penyakit sopak (belang) c. Air Musta’mal, yaitu air sudah pernah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak dapat digunakan untuk bersuci. (air bekas berwuldu’ atau mandi hadats. Meskipun tampak masih bersih. d. Air Mutannjis, yaitu air yang yang terkena najis. Bila air itu sedikit (qolil) dan bercampur najis akan menjadi tidak suci baik menjadi berubah rasa dan baunya atau tidak. Sedangkan air yang banyak (katsir) bila bercampur najis menjadi tidak suci bila berubah rasa dan baunya. Yang dimaksudkan dengan air yang sedikit (qolil) adalah air yang kurang dari dua kulah (kurang dari 200 liter), sedanghkan air banyak (katsir) adalah air yang lebih dari dua kulah. ِّ‫هللا‬ِّ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫م‬َ‫ل‬ ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬َّ‫ل‬ُ‫ق‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬‫ال‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِّ‫ْن‬‫ب‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫و‬ ،َ‫ث‬َ‫ب‬َ‫خ‬‫ال‬ ِّ‫ل‬ِّ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ٍ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬-ْ‫س‬ُ‫ج‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬-ُ‫َّان‬‫ب‬ ِّ‫ح‬ ُ‫ْن‬‫ب‬‫وا‬ ُ‫م‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫ح‬‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ُ‫خ‬ ُ‫ه‬َ‫ح‬َّ‫ح‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫االر‬ ُ‫ه‬َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫ا‬‫الخمسة‬ ‫رواه‬ Dari Abdillah bin Umar berkata , Rasulullah SAW bersabda :”Apabila air cukup dua kullah tidak mengandung kotoran, dalam lafaz artinya tidak najis” dirikeluarkan oleh empat perwi dan dishahihkan oleh Khuzaimahm Hakin dan Ibnu Hibban. ‫ا‬َ‫ب‬‫ال‬ َ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ٌ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ ِّ‫َج‬‫ن‬ُ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬‫ال‬ َّ‫ِّن‬‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ي‬ِّ‫ل‬ِّ‫ه‬ ‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫رواه‬ِّ‫ه‬ ِّ‫ْح‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ِّ‫و‬َ‫ا‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ ِّ‫و‬َ‫ا‬ ِّ‫ه‬ِّ‫م‬َ‫ع‬َ‫ط‬ ‫ى‬َ‫ل‬ً‫ع‬ َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬ Dari Abi Umamah al Bahili berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Air itu tidak dinajisi oleh sesuatu kecuali apabila telah berubah rasanya, warnanya atau baunya” Selain itu ada air yang besih tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci, misalnya a. Air yang telah bercampur dengan suatu benda yang bersih tetapi telah berubah salah satu sifatnya (warna, bau atau rasanya) seperti minuman olahan sendiri (air kopi, air teh dan lainnya) atau minuman olahan pabrik.
  • 3. Fiqif VII MTs Agung Alim 3 b. Air yang sedikit (kurang dari dua kulah) yang sudah pernah digunakan untuk bersuci (hadats kecil atau besar) atau membersihkan najis (musta’mal), meskipun tidak berubah sifatnya (warna, rasa dan baunya) atau tidak berkurang jumlahnya (volumenya) c. Air buah-buahan atau air yang di hasilkan dari cairan pohon (air nira/tuak aren dan sebagainya) d. Air yang suci tetapi telah berubah sifatnya karena pengaruh atau bercampur suatu benda (air yang mengalir dan bersentuhan dengan belerang atau mengandung zat lain yang berbahaya untuk kesehatan, air hujan yang mengalir di sungai yang penuh najis, air tergenang telalu lama yang berubah bau, rasa atau warnanya, atau air yang berubah sifatnya yang di sebabkan adanya makhluk hidup di dalamnya. 1.3. Macam –macam bersuci Pada dasarnya bersuci itu dibagi menjadi dua macam, yaitu bersuci dari najisdan bersuci dari hadats 1.3.1. Bersuci dari najis Bersuci dari najis adalah menghilangkan najis yang ada pada tubuh, pakaian tempat atau benda-benda lain yang biasa dipergunakan sehari-hari dengan cara yang benar menuruh hukum. Di dalam limu fikih najis itu dibagi menjadi tiga macam: a. Najis Mughollazah(berat/tebal) seperti najisnya anjing. Cara mensucikannya adalah dengan membasuh tujuh kali dengan salah satunya dibasuh dengan tanah. :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ط‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫غ‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ ِّ‫َاء‬‫ن‬ِّ‫ا‬ ِّ‫ب‬‫ا‬َ‫ر‬ُّ‫ت‬‫ال‬ِّ‫ب‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ال‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫م‬ َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ك‬‫ال‬‫مسلم‬ ‫رواه‬ Dari abi Hurairah RA. Berkata, Rasulullah SAW bersaba : “Cara mencuci bejada salah seorang dari kamu apavila dijilat anjing hendaklah dibasuh tujuh kali yang salah salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah” b. Najis Mutawassithoh, yaitu najis yang tida termasuk dalam najis mughollahzaoh dan Mukhaffafah. Najis ini dibagi menjadi dua macam, yaitu Najis Hukmiyah yaitu najis yang diyakini adanya najis itu tetpi tidak tampak zat, bau, warna atau rasanya, najis kencing yang telah kering atau najis lain yang sudah tidak kelihatan lagi. Cara membersihkannya cukup dengan menyiramkan atau mengalirkan air diata tempat yang kita yakini adanya najis tersebut. Najis Ainiyah, Yaitu najis yang tampak zat, warna atau baunya. Cara membersihkannya dengan menghilangkan zat, bau, warna dan baunya. Kecuali warna atau bau yang sulit sekali dihilangkan, maka dapat dimaafkan. Bebrpa contoh najis mutawassithoh adalah: 1. Bangkai bidatang darat yang mengalir darahnya. Termasuk didalamnya bagian tibuh hewan yang dipotong/diambil selagi hewannya hidup. َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ي‬ِّ‫ث‬ْ‫ب‬َّ‫ل‬‫ال‬ ٍ‫د‬ِّ‫ق‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِّ‫و‬ً‫ه‬َ‫ف‬ ٌ‫ة‬َّ‫ي‬َ‫ح‬ َ‫ي‬ِّ‫ه‬ َ‫و‬ ِّ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِّ‫ه‬َ‫ب‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ع‬ِّ‫ط‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ٌ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫والترمذي‬ ‫داود‬ ‫ابو‬ ‫رواه‬ Artinya : semia yang dipotong dari binatang dan binatang itu masih hidup adalah bangkai
  • 4. Fiqif VII MTs Agung Alim 4 2. Semua darah najis dan harap dimakan kecuali hati dan limpa hewan ُ‫م‬َّ‫د‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِّ‫ر‬ُ‫ح‬‫المائدة‬ ......3 Artinya :diharamkan bagimu (memakan) bangkai dan darah 3. Nanah baik yang kental maupun yang encer. Nanah padadasarnya adalah darah yang membueuk 4. Muntah ( bila hanya sediki8t dapat dimaafkan) 5. Semua yang keluar dari dubur atau kubul manuasiaatau hewan kecuali air mani. Sedangkan mazi najis. 6. Arak (minuman yang memabukkan) c. Najis Muhkaffafah, Yaitu najis yang ringan seperti najis dari kecing bayi laki-laki yang belum makan dan minum selain air susu ibunya. Cara membebersihkannya cukup dengan mempercikkan air ditempat yang yakini ada najis tersebut. Bagaimana dengan najis kencing bayi perempuan yang belum makan dan minum selain air susu ibunya. Cara membebersihkannya sama dengan membersihkan najis Mutawassithoh. ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫س‬َ‫ل‬ْ‫ج‬َ‫ا‬َ‫ف‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َّ‫ط‬‫ال‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ا‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬ِّ‫غ‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ٍ‫ْن‬‫ب‬ِّ‫ا‬ِّ‫ب‬ ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ٍ‫ْس‬‫ي‬َ‫ق‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ِّن‬‫ا‬ِّ‫م‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬ ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ف‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ح‬َ‫ض‬َ‫ن‬َ‫ف‬ ٍ‫اء‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬َ‫ف‬ ِّ‫ه‬ Sesungguhnya Ummu Qais telah dating kerpada Rasulullah SAW bersama anak lali-lakinya yang belum makan makanan (selain air susu ibunya) Maka Rasulullah mendudukan anak itu dipangkuannya lalu anak itu kencing di panggkuan Rasulullah. Maka Rasulullah mempercikkan airkencing itu dengan air dan tidak mencuci/ membasuh kencing itu. 1.3.2. Benda-benda yang hukumnya najis a. Bangkai makhluk darat selaian bangkai manusia, segala macam darah dan nanah kecuali hati dan limpa. Bangkai makhluk darat itu najis dan haram untuk dimakan. Sedangkai bangkai ikan dan belalang dihalalkan. Darah dan nanah itu najis dan haram untuk dimakan kecuali hati dan limpa . Rasulullah bersabda: َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِّ‫ْن‬‫ب‬ِّ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ُ‫د‬َ‫ر‬َ‫ج‬‫اال‬َ‫ف‬ ِّ‫ان‬َ‫ت‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫اال‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ِّ‫ان‬َ‫م‬َ‫د‬ َ‫و‬ ِّ‫تان‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َّ‫ل‬ ِّ‫ح‬ُ‫ا‬ ُ‫د‬ِّ‫ب‬َ‫ك‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ح‬ِّ‫الط‬َ‫ف‬ ِّ‫ان‬َ‫م‬َّ‫د‬‫ال‬ ‫ا‬‫م‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫ت‬ ْ‫و‬ُ‫ح‬‫ال‬ َ‫و‬‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫احمد‬ ‫رواه‬ Dari Ibnu Umar berkata, telah bersabda Rasulullah SAW :”Telah dihalalkan dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua bangkai yaitu bangkai ikan dan belalalng dan dua darah yaitu hati dan limpa” b. Semua benda (kotoran) yang keluar dari dubur atau qubul kecuali air mani (seperma) c. Semua minuman keras yang memabukkan d. Anjing dan Babi e. Bagian tubuh hewan yang diambil selagi hewan tersebut masih hidup. 1.4. Adab buang hajat (ke WC) a. Hendaknya memakai alas kaki seprti yang dilakukan Rasulullah pada setiap masuk kamar kecil
  • 5. Fiqif VII MTs Agung Alim 5 b. Mendahulukan kaki kiri pada waktu masukdan mendahulukan kaki kanan ketika keluar kamar kecil c. Hekdaknya tidak memakai atau membawa benda yang bertuliskan Lafaz Allah atau Rasulullah dan tidak membaca ayat Al Qur’an. d. Hendaknya tidak berbicara, kecuali dalam keadaan angat penting, tidak berzikit,menjawab salam dan menjawab azan e. Tidak boleh buang hajat di air tergenang kecuali di genangan air yang luas. f. Hendaknya tempat buang hajat itu jauh dari tempat orang, sehingga baunya tidak mengganggu g. Tidak boleh buang hajat kedalam lubang, karena dikhawatirkan ada binatang di dalamnya. h. Tidak boleh buag hajat di tempat pemberhentian/istirahat dalam perjalanan, kecuali disediakan tempat khusus yang terpelihara. i. Tidak buang air di bawah pohon yang sedang berbuah j. Tdaik buaang air kecil sambil berdiri k. Bila buang air di tempat terbuaka hendaknya tidak menghadap atau membelakangi kiblat l. Tidak membersihkan kotoran dengan tangan kanan m. Hendaknya membca do’a sebelum masuk ِّ‫ث‬ِّ‫ئ‬‫ا‬ِّ‫ب‬َ‫خ‬‫ال‬ َ‫و‬ ِّ‫ث‬ُ‫ب‬ُ‫خ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ك‬ِّ‫ب‬ ُ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ِّن‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫لل‬َ‫ا‬ ِّ‫هللا‬ ِّ‫م‬ْ‫س‬ِّ‫ب‬ Artinya : Dengan menyebut nama Allah, ya allah aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan laki-laki dan perempuan. dan doa sesudah keluar kamar kecil (WC) ْ‫ي‬ِّ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ َ‫ال‬‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫َب‬‫ه‬ْ َ‫ا‬ ْ‫ي‬ِّ‫ذ‬‫ال‬ ِّ‫هلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬‫ل‬َ‫ا‬ Artinya : Segala puji bagi Allah yag telah menghilangkan kotoran yang menyakitkanku dan telah member kesehatan kepadaku n. Setelah selesai buang air hendaklah berdo’a setelah istinja’ ِّ‫ش‬ ِّ‫اح‬ َ‫و‬َ‫ف‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ ِّ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬ ِّ‫ص‬َ‫ح‬ َ‫و‬ ِّ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ِّ‫الن‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ْ‫ـر‬ِّ‫ه‬َ‫ط‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫لل‬َ‫ا‬ Artinya : Ya Allah sucikanlah hatiku darisifat munafik dan jagalah kemaluanku dari perbuatan keji 1.5. Istinja’ Istinja adalah bersuci setelah buang hajat kecil atau besar. Biasanya beristinja dilakukan dengan air. Istinja yang baik adalah pertama dilakukandengan batu kemudian dilanjutkan dengan air. Orang yang tidak beristinja setelah buang hajat besar atau kecil ia dikatakan tidak bersih dan kelak akan mendapat azab kubur. ْ‫ي‬ِّ‫ش‬ْ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬ ِّ‫ان‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫ا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫ر‬َ‫ق‬ِّ‫ب‬ َّ‫ر‬َ‫م‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫ا‬َ‫ان‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ُ‫َر‬‫خ‬َ‫ال‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ِّ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِّ‫م‬َّ‫ن‬‫ال‬ِّ‫ب‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ُ‫ه‬ ِّ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬َ‫ال‬‫عليه‬ ‫متفق‬
  • 6. Fiqif VII MTs Agung Alim 6 Sesungguhnya Rasulullah SAW berjalan memalui dua buah kubur/makam. Ketika itu Rasulullah berkata :” Kedua orang penghuni kubur itu mendapat siksa. Seorang disiksa karena berjalankesana kemari untuk mengadu domba orang lain dan satu lainnya disiksa karena tidak beristinja setelah buang hajat kecil”. Beristinja dengan batu dapat dilakukan dan sah hukumnya bila dilakukan dengan tiga batu atau satu batu yang memiliki segi/sisi tiga. ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ت‬ِّ‫و‬ ْ‫ر‬ِّ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬‫اال‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ر‬ِّ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬َ ِّ‫ا‬‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬ Apabila salah seorang dari kami beristinja’ dengan batu maka hendaklah ganjil. Apabila tidak ada batu dapat pula dilakukan dengan benada lain yang bersih, kesat. Tidak sah beristinja dengan batu yang tidak bersih, dengan batu atau benda yang licin dan tidak sah beristinja dengan benda yang dianggap mulia/dihormati, seperti makanan atau lainnya yang bersifat mubazzir atau dengasn benda/batu yang tajam. ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ا‬ِّ‫ب‬ َ‫ي‬ ِّ‫ج‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ُ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ُ‫س‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍ‫ار‬َ‫ج‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ ِّ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬‫مسلم‬ ‫رواه‬ Berkata sulaiman (seoranh sahabat) sesunggunmya kami dilarang beritinja dengan batu kurang dari tiga batu Beristinja dengan batu dapat dilakukan apabila kotorannya tidak mengenai bagian tubuh lain disekitas tempat keluarnya. Karena beristinja dengan batu hanya untuk membersihkan tempat keluarnya kotoran dari tubuh. Sedangkan bagian tubuh lain yang terkena kotoran harus dibersihkan dengan air. 1.6. Berwudlu’ 1.6.1.Syarat sahnya wudlu’ a. Beragama Islam. b. Mumayyiz (sudah dapat membedakan benar atau salah) c. Tidak berhadts besar d. Dilakukan dengan air yang suci dan mensucikan e. Tidak ada yang menghalangi air sampai ke bagian tubuh yang harus dibasuh dalam berwudlu’ 1.6.2.Fardlu/rukun wudlu’ a. Niat Niat berwudlu’ dilakukan ketika akan memulai melaksanakan wudlu’. Tanpa niat wudlu yang dilaksanakan tidak sah. Karena sesungguhnya segala amal perbuatan itu harus derngan niat b. Membasuh muka Yang dimaksud dengan muka adalah bagian wajah dari bagiat atas (tempat tumbuh rambut) sampai dengan leher dan mulai dari anak telinga kiri sampai dengan anak telinga kanan. Semua yang ada/tumbuh dibagian wajah harus dibasuh dengan merata, misalnya kumis dan jenggot. c. Membasuh dua tangan sampai ke sikut Yang dimaksud dengan tangan disini adalah bagian lengan mulai dari ujung jari tangan sampai atas sikut.
  • 7. Fiqif VII MTs Agung Alim 7 d. Menyapu bagian kepala Bagian kepala yang disapu adalah bagian yang tumbuh rambut, bagian belakang, depan atau samping. Tidak harus seluruh kepala dibasuh, namun boleh dibasuh seluruhnya. e. Membasuh dua kaki sampai kemata kaki Kaki yang dibasuh adalah mulai ujung jari kaki sampai dengan mata kaki f. Tertib Yang dimaksud dengan tertib adalah dilakukan sesuai dengan urutannya, mulai dari niat sampai dengan membasuh kaki tanpa terputus/terhenti hingga kering air pada bagian anggota wudlu yang telah dibasuh. 1.6.3.Sunnah-sunnah wudlu’ a. Membaca basmalah sebelum melakukan wudlu’ b. Membersihkan tangan sampai pergelangan sebelum berkumur c. Berkumur d. Memasukkan sedikit air ke hidung (dan mengeluarkannya kembali) e. Menyapu seluruh kepala (pada waktu membasuh kepala) f. Membasuh kedua telinga bagian luar dan dalam g. Menyilsang-ngilangkan jari ketika membasuh dua tangan dan dua kaki aga benar-benar merata terkena air. h. Mendahulukan membasuh anggota badan yang kanan i. Membasuh tiap anggota tubuhyang dibasuh dalam wudlu dengan berulang tiga kali. j. Membasuh anggota wudlu’ berturut-turut tanpa henti k. Tidak meminta pertolongan orang lain dalam berwudlu’ kecuali terpaksa. l. Tidak dikeringkan (digosok sampai kering) m. Menggosok-gosok dengan teliti anggota wudlu’ sehingga yakin benar terkena air. n. Menjaga percikan air tidak terka kembali ketubuh o. Bersiwak (menggosok gigi) p. Membaca dua kalimah syahadah dan menghadap kiblat ketika berwudlu’ q. Membaca do’a setelah berwudlu’ ِّ‫َر‬‫ش‬َ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ ُ‫هللا‬َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ِّ‫ه‬َ‫ل‬ِّ‫ا‬َ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬َ‫ْن‬‫ي‬ِّ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ى‬ِّ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫لل‬َ‫ا‬ ،ُ‫ه‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ُان‬‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ْك‬‫ي‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ِّ‫ه‬َ‫ط‬َ‫ت‬ُ‫م‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ِّ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬‫وا‬‫ترمذي‬ ‫و‬ ‫مسلم‬ ‫و‬ ‫احمد‬ ‫رواه‬ Aku bersaksi, bahwa tidak ada tuha selain Allahyanh esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang (suka )bertobat dan jadikalna kau orang yang suci. 1.6.4.Yang membatalkan wudlu’ a. Keluar sesuatu dari kubu atau dubur (berupa cair, padat atau gas) ْ‫و‬َ‫ا‬ِّ‫ط‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫غ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬‫النســاء‬24 Atau orang yang datang (keluar) dari tempat buang hajat Artinya orang yang buang hajat itu telah batal wudlu’nya. b. Hilang akal/ingatan karena gila, epilepsi/ayan, pingsan atau tertidur َ‫ة‬َ‫ي‬ِّ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ط‬ْ‫س‬ِّ‫ا‬ ِّ‫َان‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬‫ال‬ ِّ‫ت‬َ‫م‬‫َا‬‫ن‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬َ‫ف‬ ،ِّ‫ه‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ك‬ِّ‫و‬ ُ‫ْن‬‫ي‬َ‫ع‬‫ل‬َ‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ ِّ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ال‬َ‫ق‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ك‬ِّ‫و‬‫ال‬‫احمدوطبران‬ ‫رواه‬َ‫د‬ْ‫ن‬ِّ‫ع‬ ِّ‫ث‬ْ‫ي‬ِّ‫د‬َ‫ح‬‫ال‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫(و‬)‫علي‬ ‫عن‬ ‫د‬ ُ‫او‬َ‫د‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬َ‫م‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ْ‫ء‬‫ا‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫ال‬َ‫ف‬‫ابوا‬ ‫رواه‬ ‫داود‬
  • 8. Fiqif VII MTs Agung Alim 8 Kedua mata itu tali yang mengikat dubur, apabila dua mata tertidur maka terbukalah pintu dubur. (Pada Hadits riwayat Abu Daud dari Ali) Maka siapa saja yang tertidur maka hendaklah ia berwudlu’ Apabila tertidur dalam keadaan duduk bersila dan tetap sehingga pintu dudurnya tertutup, maka orang itu tidak harus berwudlu’ (wudlu’nya tidak batal) c. Bersentuhan kulit antara lelaki degnan perempuan yang bukan muhrim َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬َ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ا‬‫النسـاء‬24 Atau bersentuhan dengan perempuan d. Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan sengaja atu tidak sengaja َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫ال‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ َّ‫س‬َ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ع‬ِّ‫م‬َ‫س‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ح‬ ِّ‫م‬ُ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ء‬‫ا‬َّ‫ض‬‫رواه‬ ‫احمد‬ ‫وصححه‬ ‫ماجه‬ ‫بن‬ Dari Ummu Habibah berkata saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, siapa saja yang menyentuh kemaluannya maka hendaklah ia berwudlu’ َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ َ‫ر‬َ‫ك‬َ َّ‫س‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ‫ى‬ ََِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫ا‬ ِّ‫ان‬ َ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ص‬ ِّ‫ت‬ْ‫ن‬ِّ‫ب‬ َ‫ة‬ َ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ى‬ َ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫الخمسة‬ ‫رواه‬ Dari Busroh binti Sofwan Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :” Siapa(laki-laki) yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) maka janganlah mengerjakan sholat sampai ia berwudlu’” 1.7. Hadats Hadats adalah suatu keadaan seseorang yang menghalangi saahnya ia melakukan suatu ibadah. Hadats dibagi menjadi dua macam, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Hadats kecil adalah keadaan seseorang yang tidak suci dan dapat disucikan dengan berwudlu’ atau tayammmum. Sedanghkan hadats besar adalah keadaan seseorang yang tidak suci dan mensucikannya dengan mandi hatas atau tayammum. 1.7.1.Bersuci dari hadats kecil Bersuci dari hadats kecil dapat dilakukan dengan berwudlu’ atau bertayammum, bila tidak ada air atau berhalangan (ada bagaian anggotsa wudlu’ tidak boleh terkena air) 1.7.2. Mandi Hadats (Bersuci dari Hadats) 1.7.2.1 Yang menyebabkan wajib mandi hadats a. Bersetubuh baik keluar mani atau tidak َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬‫ى‬َ‫ق‬َ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬ِّ ِّ‫ا‬ْ‫ل‬ ِّ‫ز‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬‫ال‬ َ‫ب‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫َان‬‫ن‬‫ا‬َ‫ت‬ ِّ‫الخ‬‫مسلم‬ ‫اه‬ َ‫و‬َ‫ر‬ Apabila bertemu dua hitanan (kemaluan laki dan perempuan)maka sesungguhnya sudah wajib mandi hadats, meskipun tidak keluar mani b. Keluar mani, baik keluar dengan sengaja atau bermimpi atau denga n cara lain sengaja atau tidak.
  • 9. Fiqif VII MTs Agung Alim 9 ْ‫ر‬َ‫م‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ِّ‫ق‬َ‫ح‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫ي‬ِّ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬ِّ‫ي‬َ‫ال‬ َ‫هللا‬ َّ‫ن‬َ‫ا‬ ِّ‫هللا‬ ُ‫ل‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ْم‬‫ي‬َ‫ل‬ُ‫س‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ِّ‫م‬ُ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ ِّ‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬‫ال‬ ِّ‫ة‬َ‫أ‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬‫ال‬ ِّ‫ت‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ ،ْ‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫؟‬ْ‫ت‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫ح‬‫ا‬‫متفق‬‫عليه‬ Artinya: Dari Ummu Salamah, sesungguhnya Ummu Sulaim bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu mengatakanyang hak, Apakah wajib mandi bagi perempuan bila bermimpi?” Jaweab Rasulullah :” Ya Apabila ia melihat air (mani)” c. Mati (meninggal dunia) Orang muslim yang meninggaldunia Fardlu kfayah memnadikannya, kecual;I orang yang mati syahid. d. Haidl Setelah seorang wanita selesai haidl ia harus mandi hadats ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫هللا‬ َّ‫ى‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫هللا‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ِّ‫و‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬َ ِّ‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ْ‫ي‬ِّ‫ع‬َ‫د‬َ‫ف‬ ُ‫ة‬َ‫ض‬ْ‫ي‬َ‫ح‬‫ال‬ ِّ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ا‬ ‫ا‬ِّ ِّ‫ا‬ ٍ‫ْش‬‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ح‬ ْ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ا‬ ِّ‫ت‬ْ‫ن‬ِّ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫م‬ِّ‫اط‬َ‫ف‬ِّ‫ل‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ْ‫ي‬ِّ‫ل‬ِّ‫س‬َ‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ا‬‫البخارى‬ ‫رواه‬ Artinya: Rasululllah SAW berkata kepada Fatimah binti Hubaisy :” Apabila datang haidl hendaklah engkau tinggalkan shalat, dan apabila selesai haidl itu hendaklah engkau mandi dan sholat” e. Melahirkan, Baik melahirkan dengan anak yang normal atau keguguran f. Nifas Keluar darah darimkemaluan perempuan setelah melahirkan. Setekah selesai nifar, wanita yang melahirkan harus mandi hadats. 1.7.2.2 Fardu/Rukun Mandi Hadats a. Niat (didalam hati) ketika memulai mandai hadats. b. Menyampaikan/meratakan air kesluruh tubuh 1.7.2.3. Sunnah-sunnah dalam mandi hadats a. Membaca basmalah pada permulaan mandi b. Berwudlu’ sebelum mandi c. Menggosok-gosok seluruh badan d. Mendahuluan bagian tubuh kanan e. Berturut-turut 1.8. Mandi Sunnah 1.8.1. Mandai sunnah hari Jum’at bagi orang yang akan melaksanakan sholat jum’at 1.8.2. Mandi hari raya sebelum melaksanakan shalat Id 1.8.3. Mandi setelah sembuh dari penyakit gila 1.8.4. Mandi ketika akan berihram (haji atau Umroh)
  • 10. Fiqif VII MTs Agung Alim 10 1.8.5. Mandi setelah memandikan jenazah 1.8.6. Mandi orang kafir setelah masuk Islam 1.9. Tayammum 1.9.1. Sebab-sebab dibolehkannya bertayammum a. Uzur karena skit, apabila terkena air maka penyakitnya tidak sembuh. b. Karena dalam perjalanan c. Karena tidak ada air ُ‫ك‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬ َ‫و‬‫ُوا‬‫د‬ ِّ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬َ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ِّ‫ط‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫غ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٍ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬‫ًا‬‫ب‬ِّ‫ي‬َ‫ط‬ ‫ًا‬‫د‬ْ‫ي‬ِّ‫ع‬َ‫ص‬ ُ‫م‬َّ‫م‬َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ِّ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ْ‫م‬‫ا‬َ‫ف‬‫المائدة‬6 Artinya: Dan apabila kau sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau bersentuhan dengan perempuan lalu kamu tidak mendapatkan air maka hendaklah kamu bertayammum dengan tsanah suci basuhlah wajah dan kedua tanganmu dengan tanah tersebut ….. 1.9.2. Syarat-syarat Tayammum a. Sudah masuk waktu shalat, karena sudah masuk waktu dan wajib melaksanakan shalat akan tetapi tidak mendapatkan air untuk berwudlu. b. Sudah berusaha mendapatkan air untuk berwudlu’ tetapi tidak didapatkan c. Dengan tanah/debu yang suci d. Menghilangkan najis 1.9.3. Fardlu/rukun tayammum a. Niat b. Membasuh wajah dengan debu c. Membasuh kedua tangan dengan debu d. Tertib (urutannya) 1.9.4. Sunnah-sunnah Tayammum a. Membaca basmalah b. Menepis debu yangada di telapak tangan agar dengan tertinggal lebih sedikit c. Membaca syahadatain setelah melaksanakan tayammum 1.9.5. Yang membatalkan tayammum a. Semua yang membatalkan wudlu’ juga membatalkan tayammum b. Telah mendapatkan air. 1.9.6. Beberapa hal yang berkaitan dengan tayammum a. Orang yang melaksanakan shalat dengan bertyammum tidak wajib mengulang shalatnya bila mendapatkan air. b. Orang yang bersuci dari hadats besar dengan bertayammum wajib mandi bila tyelah mendapatkan air. c. Satu kli tayammum dapat digunakan untuk beberapa shalat wajib atau sunnah d. Boleh bertayammmum karena luka (dibalut) e. Boleh bertyammum karena suhu sanbgat dingin dan bagi orang tertentu sangat dingin itu dapat menyebabkan sakit.
  • 11. Fiqif VII MTs Agung Alim 11 1.10. Perbuatan/pekerjaan yang dilarang apabila berhadats a. Melaksanakan shalat َ‫أ‬َّ‫ض‬ َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ ‫ا‬َ ِّ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ال‬‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬ Artinya : Allah tidak menerima shalat salah seorang dari kamu bila ia berhadats sampai ia berwudlu’ b. Tawaf ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ِّ‫ب‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ْ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫م‬َ‫ال‬َ‫ك‬‫ال‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ َّ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫هللا‬ َّ‫ِّن‬‫ا‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ٌ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُ‫اف‬ َ‫و‬َّ‫ط‬‫ال‬‫الحاكم‬ ‫رواه‬ Artinya : Thawaf itu shalat, hanya saja Allah menghalalkan berbicara apabila berbicara maka berbicaralah dengan baik c. Membawa, menyentuh Mushaf (Al Qur’an) sedangkan menurut pendapat ulama lain boleh menyentuh atau membawa Al Qur’an 1.11. Perbuatan yang dilarang apabila berhadats besar a. Melaksanaan shalat b. Bertawaf c. Menyentuh/membawa Al Qur’an (menurut pendapat lain boleh) d. Membaca Al Qur’an (menurut pendapat lain boleh) e. Masuk/diam di dalam masjid/musholla f. Berpuasa g. Haram bagi suami mentalak isteri yang sedang haidl atau nifas h. Haram bersetubuh ketika isteri sedang haidl atau nifas Shalat Jum’at a. Pengertian dan Hukum b. Shalat Jum'at adalah shalat wajib dua rakaat yang dilakukan sesudah khutbah di waktu duhur pada hari Jum'at. c. Hukum shalat Jum'at adalah fardhu 'ain (kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat) d. bagi laki-laki yang sudah dewasa, berakal sehat, merdeka dan tidak sedang musafir. e. Firman Allah SWT. َ‫ا‬َ‫ي‬ُّ‫ه‬َ ‫ا‬‫ل‬ ُّ‫ذ‬ِ‫ي‬ َُّ‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫و‬ِ‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ه‬ ِ ‫ا‬ُ ُّ‫ذ‬َِ َِ‫ل‬‫ا‬ََ ُّ‫ذ‬َ‫و‬ِ‫ا‬َِ َُِّ‫ي‬‫ا‬‫و‬ْ‫ه‬َ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ ِ‫ي‬ِ‫ة‬ُّ َُِّ‫ه‬ََََِْ‫ل‬ َِ ‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ك‬ُّ‫ر‬‫ا‬‫ل‬ ِ‫ه‬‫ا‬َ ُّ‫ذ‬ِ‫ا‬ُّ‫ل‬ َِ ‫ا‬‫ع‬ِ‫ا‬
  • 12. Fiqif VII MTs Agung Alim 12 Wahai orang=orang yang beriman! apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.... (QS. Al- Jumu'ah : 9). Shalat Jum'at tidak wajib bagi wanita, anak-anak, hamba sahaya, orang sakit dan yang sedang dalam perjalanan. َ‫لى‬َ‫ع‬ ٌ‫ب‬ ِّ‫اج‬ َ‫و‬ ٌّ‫ق‬َ‫ح‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ِّ‫ة‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ج‬ ْ‫ي‬ِّ‫ف‬ ٍ‫م‬ِّ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ٌ‫ْض‬‫ي‬ ِّ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٌّ‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ص‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٌ‫ة‬َ‫أ‬ْ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٌ‫ك‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫م‬َ‫م‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫ا‬َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ Jum'at itu hak dan wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam dengan berjama'ah, kecuali empat macam orang/golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit. (H.R. Abu Dawud) b. Syarat Wajib Shalat Jum'at · Islam, Baligh,Berakal,Laki-laki,Bermukin (tidak sedang bepergian/musafir),Merdeka Sehat badan,Tidak ada halangan Adapun mereka yang dianggap berhalangan sebagai berikut: · * Sakit · * Dalam perjalanan * Hujan lebat (jika turun hujan lebat yang tidak dapat diatasi, seperti banjir, tidak ada fasilitas nya, dan lain-lain) · Kesulitan-kesulitan lain yang tidak memungkinkan untuk shalat Jum’at, seperti takut ada perampok, binatang buas, kebakaran, dan sebagainya. 2) Syarat Sah Shalat Jum’at · Diadakan di daerah pemukiman baik di desa maupun di kota. · Dilakukan pada waktu dzuhur (pada hari jum’at). ‫شاس‬ ‫َه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ت‬ َ ‫ح‬ ‫اع‬ ‫يا‬ ‫َه‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ر‬ · Dikerjakan secara berjama’ah. · Dikerjakan sesudah khutbah. 3) Rukun Shalat Jum'at Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat shalat. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka shalat pun tidak teranggap secara syar’i dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi. Meninggalkan rukun shalat ada dua bentuk. Pertama: Meninggalkannya dengan sengaja. Dalam kondisi seperti ini shalatnya batal dan tidak sah dengan kesepakatan para ulama. Kedua: Meninggalkannya karena lupa atau tidak tahu. Di sini ada tiga rincian,
  • 13. Fiqif VII MTs Agung Alim 13 1. Jika mampu untuk mendapati rukun tersebut lagi, maka wajib untuk melakukannya kembali. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. 2. Jika tidak mampu mendapatinya lagi, maka shalatnya batal menurut ulama-ulama Hanafiyah. Sedangkan jumhur ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwa raka’at yang ketinggalan rukun tadi menjadi hilang. 3. Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, maka shalatnya harus diulangi dari awal lagi karena ia tidak memasuki shalat dengan benar. Rukun pertama: Berdiri bagi yang mampu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ٍ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِّ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ًا‬‫د‬ِّ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِّ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ا‬ً‫م‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ ِّ‫ل‬َ‫ص‬ “ Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” Rukun kedua: Takbiratul ihram Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِّ‫م‬ُ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫س‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ير‬ِّ‫ب‬ْ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬ُّ‫ط‬‫ال‬ ِّ‫ة‬ “ Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. ” Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah ucapan takbir “Allahu Akbar”. Ucapan takbir ini tidak bisa digantikan dengan ucapakan selainnya walaupun semakna. Rukun ketiga: Membaca Al Fatihah di Setiap Raka’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِّ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِّ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِّ‫ة‬َ‫ح‬ِّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ِّ‫ب‬ ْ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ َ‫ال‬ “ Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah.” Rukun keempat dan kelima: Ruku’ dan thuma’ninah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada orang yang jelek shalatnya (sampai ia disuruh mengulangi shalatnya beberapa kali karena tidak memenuhi rukun), ً‫ع‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ا‬ “ Kemudian ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku’.” Keadaan minimal dalam ruku’ adalah membungkukkan badan dan tangan berada di lutut. Sedangkan yang dimaksudkan thuma’ninah adalah keadaan tenang di mana setiap persendian juga ikut tenang. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada orang yang jelek shalatnya sehingga ia pun disuruh untuk mengulangi shalatnya, beliau bersabda, َ‫غ‬ِّ‫ب‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ُ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُّ‫م‬ِّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫ال‬…َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬ ِّ‫اص‬َ‫ف‬َ‫م‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َّ‫ف‬َ‫ك‬ ُ‫ع‬َ‫ض‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ‫ر‬ِّ‫ب‬َ‫ك‬ُ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬َ‫ى‬ ِّ‫خ‬ْ‫ر‬ “ Shalat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu, … kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.”
  • 14. Fiqif VII MTs Agung Alim 14 Ada pula ulama yang mengatakan bahwa thuma’ninah adalah sekadar membaca dzikir yang wajib dalam ruku’. Rukun keenam dan ketujuh: I’tidal setelah ruku’ dan thuma’ninah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada orang yang jelek shalatnya, َّ‫م‬ُ‫ث‬ً‫م‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬ِّ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ار‬‫ا‬ “ Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.” Rukun kedelapan dan kesembilan: Sujud dan thuma’ninah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada orang yang jelek shalatnya, ‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ًا‬‫د‬ ِّ‫اج‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ “ Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud.” Hendaklah sujud dilakukan pada tujuh bagian anggota badanTelapak tangan kanan dan kiri, Lutut kanan dan kiri, Ujung kaki kanan dan kiri, dan Dahi sekaligus dengan hidung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِّ‫ه‬ِّ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ه‬ِّ‫د‬َ‫ي‬ِّ‫ب‬ – ِّ‫ة‬َ‫ه‬ْ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٍ‫م‬ُ‫ظ‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ِّ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ر‬ِّ‫م‬ُ‫أ‬ – ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫م‬َ‫د‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِّ‫اف‬َ‫ر‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬ ، ِّ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫َار‬‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬ “ Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, dan ujung kaki kanan dan kiri. ” Rukun kesepuluh dan kesebelas: Duduk di antara dua sujud dan thuma’ninah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِّ‫اج‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ا‬ً‫س‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ‫ًا‬‫د‬ ِّ‫اج‬َ‫س‬ َّ‫ن‬ِّ‫ئ‬َ‫م‬ْ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ًا‬‫د‬ “ Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.” Rukun keduabelas dan ketigabelas: Tasyahud akhir dan duduk tasyahud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِّ َّ ِّ‫لِل‬ ُ‫َّات‬‫ي‬ ِّ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِّ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِّ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬ِّ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ ِّ‫إ‬َ‫ف‬… “ Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat, maka ucapkanlah “at tahiyatu lillah …”.” Bacaan tasyahud: َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ِّ َّ ِّ‫لِل‬ ُ‫َّات‬‫ي‬ ِّ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫م‬َ‫ال‬َّ‫س‬‫ال‬ ، ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ِّ َّ‫الِل‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ُّ‫ى‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫م‬َ‫ال‬َّ‫س‬‫ال‬ ، ُ‫ات‬َ‫ب‬ِّ‫ي‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬‫ى‬َ‫ل‬َ‫ب‬ِّ‫ع‬، َ‫ين‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ِّ َّ‫الِل‬ ِّ‫د‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ َّ‫الِل‬ َّ‫ال‬ِّ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ُ‫ه‬ “ At tahiyaatu lillah wash sholaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihiin. Asy-hadu an laa ilaha illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.” (Segala ucapan penghormatan hanyalah milik Allah, begitu juga segala shalat dan amal shalih. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat Allah dengan segenap karunia-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang
  • 15. Fiqif VII MTs Agung Alim 15 shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya) Apakah bacaan tasyahud “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi” perlu diganti dengan bacaan “assalaamu ‘alan nabi”? Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) pernah ditanya, “ Dalam tasyahud apakah seseorang membaca bacaan “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi” atau bacaan “assalamu ‘alan nabi”? ‘Abdullah bin Mas’ud pernah mengatakan bahwa para sahabat dulunya sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, mereka mengucapkan “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi”. Namun setelah beliau wafat, para sahabat pun mengucapkan “assalamu ‘alan nabi”. Jawab: Yang lebih tepat, seseorang ketika tasyahud dalam shalat mengucapkan “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi wa rohmatullahi wa barokatuh”. Alasannya, inilah yang lebih benar yang berasal dari berbagai hadits. Adapun riwayat Ibnu Mas’ud mengenai bacaan tasyahud yang mesti diganti setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat –jika memang itu benar riwayat yang shahih-, maka itu hanyalah hasil ijtihad Ibnu Mas’ud dan tidak bertentangan dengan hadits-hadits shahih yang ada. Seandainya ada perbedaan hukum bacaan antara sebelum Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan setelah beliau wafat, maka pasti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang akan menjelaskannya pada para sahabat. ( Yang menandatangani fatwa ini adalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz sebagai Ketua, Syaikh ‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai Wakil Ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud dan ‘Abdullah bin Ghodyan sebagai anggota) Rukun keempatbelas: Shalawat kepada Nabi setelah mengucapkan tasyahud akhir[12] Dalilnya adalah hadits Fudholah bin ‘Ubaid Al Anshoriy. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang yang berdo’a dalam shalatnya tanpa menyanjung Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mengatakan, “Begitu cepatnya ini.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammendo’akan orang tadi, lalu berkata padanya dan lainnya, ‫هللا‬ ‫بتمجيد‬ ‫فليبدأ‬ ‫أحدكم‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫إ‬‫ب‬ ‫بعد‬ ‫يدعو‬ ‫ثم‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫على‬ ‫يصلي‬ ‫ثم‬ ‫عليه‬ ‫والثناء‬‫شاء‬ ‫ما‬ “ Jika salah seorang di antara kalian hendak shalat, maka mulailah dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berdo’a setelah itu semau kalian.” Bacaan shalawat yang paling bagus adalah sebagai berikut. ‫ا‬ ، ٌ‫د‬‫ي‬ ِّ‫ج‬َ‫م‬ ٌ‫د‬‫ي‬ِّ‫م‬َ‫ح‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ، َ‫م‬‫ي‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِّ‫إ‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ْت‬‫ي‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ، ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ك‬ ِّ‫ار‬َ‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ل‬ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬، ٌ‫د‬‫ي‬ ِّ‫ج‬َ‫م‬ ٌ‫د‬‫ي‬ِّ‫م‬َ‫ح‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ، َ‫م‬‫ي‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِّ‫إ‬ ِّ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ار‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ “ Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala
  • 16. Fiqif VII MTs Agung Alim 16 aali Muhammad kamaa barrokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.” Rukun kelimabelas: Salam Dalilnya hadits yang telah disebutkan di muka, َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ير‬ِّ‫ب‬ْ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬ُّ‫ط‬‫ال‬ ِّ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِّ‫م‬ُ‫م‬‫ي‬ِّ‫ل‬ْ‫س‬ “ Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. ” Yang termasuk dalam rukun di sini adalah salam yang pertama. Inilah pendapat ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan mayoritas ‘ulama. Model salam ada empat: 1. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”. 2. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah wa barokatuh”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”. 3. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum”. 4. Salam sekali ke kanan “Assalamu’laikum”. Rukun keenambelas: Urut dalam rukun-rukun yang ada Alasannya karena dalam hadits orang yang jelek shalatnya, digunakan Alasannya karena dalam hadits orang yang jelek shalatnya, digunakan kata “tsumma“ dalam setiap rukun. Dan “tsumma” bermakna urutan. Semoga bermanfaat 3) Rukun Jum’at Rukun jum’at adalah seatu gerakan atau bacaan yang harus dilaksanakan, sehingga bila ditinggalkan maka shalat jum'atnya tidak sah. adapun yang termasuk rukun ju'at adalah : 1. Khatib, lazimnya sekaligus menjadi imam 2. Jama'ah Jum'at 3. Khutbah dua kali serta duduk di antara keduanya. 4. Shalat Jum'at dua rakaat dengan berjamaah. c. Syarat Khutbah Jum’at 1) Khutbah dilaksanakan pada waktu dzuhur. 2) Khutbah dilaksanakan dengan berdiri bila mampu. 3) Khatib harus duduk sebentar di antara dua khutbah.
  • 17. Fiqif VII MTs Agung Alim 17 4) Khatib suci dari hadats dan najis. 5) Khatib harus menutup aurat. 6) Suara khatib dapat didengar oleh jama’ah. 7) Tertib d. Rukun Khutbah Jum’at 1) Mengucapka pujian kepada Allah SWT. 2) Mengucapkan kalimat syahadatain. 3) Membaca shlawat atas Nabi. 4) Berwasiat atau memberi nasihat untuk bertaqwa kepada Allah SWT. 5) Membaca ayat suci Al-Qur’an pada salah satu dua khutbah. 6) Berdoa pada khutbah kedua untuk untuk kaum muslimin dan muslimat. e. Sunnat Jum’at 1) Sunnat Khutbah. * Dilakukan di atas mimbah * Memberi salam pada khutbah pertama. * Menggunakan bahasa yang mudah dipahami. * Khutbah tidak terlalu panjang atau terlalu pendek * Khatib menghadap jama’ah 2) Sunnat Sebelum Shalat Jum’at * Mandi, * Memotong kuku, * Berpakaian rapi dan bersih. * Segera menuju masjid.
  • 18. Fiqif VII MTs Agung Alim 18 * Memakai wangi-wangian * Berdoa ketika menuju atau masuk masjid. KETENTUAN SHALAT SUNAH Shalat Sunah ialah shalat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. 4. Shalat Sunnat a. Shalat Hari Raya 1) Hari Raya Idul Fitri yaitu dua raka’at pada setiap tanggal 1 Syawal. 2) Hari Raya Idul Adha yaitu pada stiap tanggal 10 Zulhijjah. b. Shalat Gerhana Bulan dan Matahari, dilakukan sekurang-kurangnya dua rakaat pada waktu gerhana bulan atau matahari. c. Shalat Minta Hujan (Istisqa’) hukumnya sunnat ketika ada hajat , dapat dilakukan sekurangkurangnya dengan doa saja, namun yang lebih sempurna dengan shalat dua rakaat. d. Shalat Sunnat Rawatib. e. 1) Shalat Sunnat Rawatib Muakkad f. a) Dua rakaat sebelum subuh. g. b) Dua rakaat sebelum dzuhur. h. c) Dua rakaat setelah dzuhur. i. d) Dua rakaat setelah maghrib. j. e) Dua rakaat setelah isya’. k. 2) Shalat Sunnat Rawatib Ghairu Muakkad l. a) Empat rakaat sebelum ashar. m. b) Dua rakaat sebelum maghrib n. c) Dua rakaat sebelum dan sesudah dzuhur. e. Shalat Sunnat Jum’at, dilakukan dua atau empat rakaat setelah shalat jumat. f. Shalat Tahyatul Masjid ialah shalat menghormati masjid. Shalat ini disunnatkan bagi orang yang masuk ke masjid, sebelum ia duduk, yaitu sebanyak dua rakaat. g. Shalat Dhuha ialah shalat sunnat dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya dua belas rakaat pada waktu dhuha, yaitu waktu matahari naik setinggi tombak; kira-kira pukul 8-9 sampai tergelincir matahari.
  • 19. Fiqif VII MTs Agung Alim 19 h. Shalat tahajud adalah shalat sunnat pada waktu malam, dan sebaiknya pada larut malam setelah tidur. Bilangan rakaat paling banyak 11 rakaat, minimal adalah dua rakaat. i. Shalat Tarawih adalah shalat sunnat malam pada bulan Ramadhan. Hukumnya sunnat muakkad. Dilakukan setelah shalat Isya sampai terbit fajar, boleh dilakukan berjamaah. j. Shalat Witir artinya shalat ganjil. Shalat ini merupakan menutup shalat-shalat yang lain. Boleh dilakukan setelah shalat Isya sampai fajar. k. Shalat Istikharah merupakan shalat memohon petunjuk yang baik. l. Shalat Sunnat Mutlaq artinya shalat sunnat yang tidak ditentukan waktunya kecuali waktu yang terlarang dan tidak ada sebabnya, rakaatnya pun tidak ditentukan.paling sedikit dilakukan 2 rakaat.