2. KOTA KAPUR
Dinamakan Kota Kapur, karena daerah ini dulunya kaya akan pohon
Kapur.
Kayu kapur diyakini sangat kuat namun ringan. Sifatnya yang mudah
dibentuk dan liat menjadikannya pilihan terbaik untuk dibuat perahu,
satu alat transportasi penting dimasa itu
Kerajaan kota kapur adalah kerajaan di mana sejarah terbentukya
kerajaan sriwijaya atau lebih tepatnnya bibit dari kerajaan sriwijaya yang
sudah berada di pulau Bangka dengan bukti bukti seperti arca durga
mahisasramardhani, dsb.
3. LETAK
Lokasi kerajaan Kota Kapur
berada di Pulau Sumatra lebih
tepatnya di Desa Kota Kapur,
Kecamatan Mendo, Kabupaten
Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
Jika dilihat dari hasil temuan dan
penelitian tim arkeologi yang
dilakukan di Kota Kapur, Pulau
Bangka, yaitu pada tahun 1994,
dapat diperoleh suatu petunjuk
mengenai kemungkinan adanya
sebuah pusat kekuasaan di
daerah tersebut bahkan sejak
masa sebelum kemunculan
4. SUMBER
A. BENTENG
Dulunya, Kota Kapur dikelilingi Benteng. Dengan ketinggian hingga 3
meter, benteng ini memanjang dari utara hingga selatan sejauh 2.500
meter. Ditempat yg mempunyai tingkat kecuraman yang dalam, benteng
ini berlapis dua. Namun yang agak aneh untuk ukuran saat ini adalah,
benteng tersebut berada diluar pemukiman, menghadap ke darat. Artinya
pemukiman Kota Kapur kala itu berada antara Laut dan Benteng.
Sementara pada umumnya, benteng dibangun menghadap laut untuk
menghalau para perompak atau serangan yang datang dari arah laut,
kemudian baru dibelakang atau didalamnya dibangun pemukiman. Para
peneliti memperkirakan yang menjadi musuh atau yang ditakuti penduduk
Kota Kapur adalah orang daratan yang datang dari arah Penagan.
Berdasar analisa carbon dating, benteng ini diperkirakan sudah ada sejak
tahun 532 M.
5. B. CANDI
Didalam benteng yang
area seluas 132 ha, pernah
ditemukan reruntuhan Candi, Arca
Wisnu, kepala patung Ares (Raja)
dan peninggalan bersejarah
lainnya. Hal ini mengarahkan
bahwa dulunya ditempat ini telah
berkembang ajaran Hindu pemuja
Dewa Wisnu. Ketiga buah Candi
yang ditemukan berada dalam
jarak yang tidak begitu jauh, masih
dalam area 40 x 60 m. Ketiganya
mempunyai ukuran yang berbeda
mulai dari 3,1 x 3,1 m – 4,6 x 4,6 m
dan terakhir 5,6 x 5,6 m.
6. C. PRASASTI KOTA KAPUR
J.K. Van Der Meulen, yang ketika itu bertugas di
distrik Sungai Selan sebagai Administrator Hindia
menemukan Prasasti ini pada Desember 1892. Prasasti ini
berbentuk Tugu bersegi, berukuran tinggi 177cm, lebar
cm pada bagian alas dan terus mengecil hingga 19 cm
dibagian atas. Disekelilingnya terdapat tulisan yang
dipahat beraksara Pallawa berbahasa Melayu Kuno.
membaca dan memahami tulisan ini diperlukan seorang
ahli epigrafi, dan H.Kern berkebangsaan Belanda yang
sedang bekerja pada Bataviaasch Genootschap adalah
orang pertama yang menganalisa Prasasti tersebut.
Kemudian analisa Kern disempurnakan oleh George Coedes yang
mengungkapkan bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah Kerajaan Besar pada abad
ke-7 Masehi, berkedudukan di Sumatera dan pernah menguasai Semenanjung
Malaya hingga selatan Thailand. Adapun isi dari Prasasti Kota Kapur adalah sebentuk
ancaman dan kutukan yang dibuat oleh Dapunta Hyang, seorang penguasa
Kerajaan Sriwijaya kala itu. Hari pertama paruh terang bulan pada tahun saka 608
adalah bertepatan dengan 28 Februari 686 Masehi, hari dimana Kutukan itu
diucapkan kemudian dipahatkan pada batu tersebut.
7. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Aspek kehidupan sosial masyarakat Kota Kapur sampai saat ini masih
diteliti dan dikaji, sehingga belum ada keterangan tentang kehidupan sosial
masyarakat Kota Kapur.
Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan
dengan peranan Selat Bangsa sebagai pintu gerbang selatan dari jalur
pelayaran niaga di Asia Tenggara pada waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau
Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka berakhirlah kekuasaan awal
yang ada di Pulau Bangka.
Di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari
Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (=686 Masehi), selain itu
ditemukan pula peninggalan - peninggalan lain yaitu di antaranya sebuah
arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-
peninggalan arkeologi tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka
pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di Kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat.
8. KEHIDUPAN MASYARAKAT
Seperti yang dijelaskan pada slide sebelumnya, Kerajaan
Kota Kapur terletak di Pulau Bangka, Sumatera. Apabila dilihat
dari segi lokasi yang berada di dekat laut, dapat disimpulkan
bahwa masyarakat yang berada di kerajaan ini memenuhi
kebutuhan hidupannya dengan berprofesi sebagai nelayan,
atau bisa dibilang masyarakat maritim, karena sebagian
besarnya adalah nelayan. Belum ada penelitian jelas tentang
kehidupan masyarakat Kota Kapur, namun jawaban diatas
adalah jawaban logis dari kehidupan masyarakat kerajaan
tersebut
9. PEMERINTAHAN
Kerajaan Kota Kapur beridiri pada 530M-870M
(abad ke 5-9), namun sampai saat ini Raja yang
memerintah Kota Kapur masih belum diketahui
secara pasti, bahkan di situs prasasti Kota Kapur
tidak dijelaskan mengenai raja kerajaan ini.
10. KEMUNDURAN
Kemunduran kerajan ini dikarenakan
terjadinya perbedaan keyakinan didalam
istana sehingga membuat keluarga
kerajaan terpecah belah menjadi 2 bagian
yang berbeda pendapat. Belum diketahui
kapan kerajaan ini runtuh, karena
terbatasnya bukti yang ada dan
menghambat penelitian bagi Kerajaan
Kota Kapur ini.
11. PENINGGALAN
Kapur adalah prasasti berupa tiang batu bersurat yang
ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka, di sebuah dusun
kecil yang bernama "Kotakapur“. Tulisan pada prasasti ini
ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa
Melayu Kuno, serta merupakan salah satu dokumen tertulis
tertua berabahasa Melayu. Prasasti ini dilaporkan
penemuannya oleh J.K. van der Meulen pada bulan
Desember 1892, dan merupakan prasasti pertama yang
ditemukan mengenai Sriwijaya.
13. Pertanyaan
1. Perahu yang terbuat dari kapur (ino)
2. Daerah kota kapur berbntuk lembah/bukit (elang)
3. Masa kejayaan dan rajanya (nicho)
4. Isi kutukan diprasasti kapur (yonatar)
5. Siapa yang membuat kutukan?
14. KOTA KAPUR
Dinamakan Kota Kapur, karena daerah ini dulunya kaya akan pohon
Kapur.
Kayu kapur diyakini sangat kuat namun ringan. Sifatnya yang mudah
dibentuk dan liat menjadikannya pilihan terbaik untuk dibuat perahu,
satu alat transportasi penting dimasa itu
Kerajaan kota kapur adalah kerajaan di mana sejarah terbentukya
kerajaan sriwijaya atau lebih tepatnnya bibit dari kerajaan sriwijaya yang
sudah berada di pulau Bangka dengan bukti bukti seperti arca durga
mahisasramardhani, dsb.