1. Prasasti di Indonesia
Anggota kelompok :
-Aldo Binar
-Arnando Berto C
-Daffa Aqil S
-Handi Darma S
-Okto Fourteen
-Putra Immanuel
2. Pengertian praSASTI
Prasasti adalah salah satu rekaman tertulis
tentang masa lampau. Prasasti menulis suatu
peristiwa yang cukup penting pada masa prasasti
itu ditulis atau dibuat. Pembuatan prasasti selalu
didasarkan pada perintah raja. Tujuannya adalah
untuk mengabadikan suatu peristiwa penting yang
dialami oleh seorang raja atau sebuah kerajaan.
4. Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau
Prasasti Sanjaya) adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala
berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di
halaman Candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan
Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Prasasti yang ditulis pada stela batu ini menggunakan aksara
Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti dipandang sebagai
pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang
penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno.
6. Prasasti Tuk Mas (harafiah berarti “mata air emas”) adalah sebuah
prasasti batu yang ditemukan di lereng barat Gunung Merapi,
tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag,
Magelang. Prasasti Tuk Mas dipahat dengan aksara Pallawa dan
dalam bahasa Sanskerta. Bentuk aksaranya lebih muda daripada
aksara masa Purnawarman, dan diperkirakan berasal dari sekitar
abad ke-6 hingga abad ke-7 M.
8. Lokasi
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi (± 559m dpl)
di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, desa Sukamakmur,
kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor tepatnya pada koordinat
0°10’37,29” BB (dari Jakarta) dan 6°32’27,57”. Berada di puncak
ketinggian perbukitan, dengan arah tapak kaki atau posisi berdiri
menghadap ke arah utara-timur. Posisi berdiri berada di sisi yang
curam yang memberikan pandangan luas ke wilayah bukit dan lembah
di bawahnya. Secara spesifik, jika kita berdiri persis di atas tapak kaki,
kita merasakan posisi berdiri yang cukup santai dan tanpa perasaan
takut walaupun berada di sisi yang curam.
Bahan
Prasasti Pasir Awi telah diketahui sejak tahun 1867 dan dilaporkan
sebagai prasasti Ciampea. Peninggalan sejarah ini dipahat pada batu
alam.
9. Isi
Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan
dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) juga berpahatkan
gambar sepasang telapak kaki.
Penemuan
Prasasti ini pertama kali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada
tahun 1864.
11. Lokasi
Prasasti Jambu terletak di Pasir Sikoleangkak (Gunung Batutulis
±367m dpl) di wilayah kampung Pasir Gintung, Desa
Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Koordinat 0°15’45,40” BB (dari Jakarta) dan 6°34’08,11”. Dahulu
pada masa kolonial Belanda lokasi ini termasuk Perkebunan Karet
Sadeng-Djamboe tetapi sekarang disebut PT.Perkebunan XI
Cikasungka-Cigudeg- Bogor.
Penemuan
Prasasti Jambu ditemukan pertamakali tahun 1854 oleh Jonathan
Rigg dan dilaporkan kepada Dinas Purbakala tahun 1947 (OV
1949:10), tetapi diteliti pertamakali pada tahun 1954.
13. Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa
Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700
Saka atau 778M. Prasasti yang ditemukan di
kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, ini ditulis dalam
huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta.
Prasasti ini menyebutkan, bahwa Guru Sang Raja berhasil
membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana (Kariyana
Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra
(Sailendra Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra,
untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah
biara bagi para pendeta, serta penghadiahan desa Kalasan untuk
para sanggha (umat Buddha). Bangunan suci yang dimaksud
adalah Candi Kalasan.
Prasasti ini kini disimpan dengan No. D.147 di Museum
15. Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra yang
ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa
Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan angka tahun,
berdasarkan taksiran analisis paleografi diperkirakan berasal dari
kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi.
Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais.[1] Isi prasasti memuat
keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya
bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya
bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh
yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja
keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram
Hindu.
Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal
7 cm, dan tinggi 78 cm.[2] Tulisannya terdiri dari 11 baris yang
17. Prasasti Kayumwungan adalah sebuah prasasti pada lima buah
penggalan batu yang ditemukan di Dusun
Karangtengah, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sehingga
lebih dikenal juga dengan nama prasasti Karangtengah. Prasasti
ini ditulis dengan aksara Jawa Kuna, mempergunakan dua
bahasa. Baris 1-24 ditulis dalam bahasa Sanskerta, baris
selanjutnya ditulis bahasa Jawa Kuna. Masing-masing bahasa
menunjuk pada angka tahun 746 Saka atau 824 Masehi.