1. PRESENTASI
SEJARAH
KERAJAAN KOTA KAPUR
NAMA KELOMPOK :
1. AKBARUL UMAM ( 04 )
2. AZHAR ANDALUS ( 07 )
3. DHUROTON NAJIYA ( 10 )
4. ELLIYIN BERYLAURELLIA ( 13 )
5. LAILATUS SANIYAH ( 19 )
6. M. ZINEDINE ZIDANE ( 21 )
7. M. ABDULLAH BAHRIS ( 24 )
2. KERAJAAN KOTA KAPUR
Adalah kerajaan dimana sejarah terbentuknya
kerajaan sriwijaya atau lebih tepatnya bibit dari
kerajaan sriwijaya yang sudah berada di pulau
bangka dengan bukti bukti seperti arca durga
mahisasramardhani ,Kerajaan Kota Kapur jika
dilihat dai hasil temuan dan penelitian tim arkeologi
yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, yaitu
pada tahun 1994, dapat diperoleh suatu petunjuk
mengenai kemungkinan adanya sebuah pusat
kekuasaan di daerah tersebut bahkan sejak masa
sebelum kemunculan Kerajaan Sriwijaya
4. Raja yang memimpin di kerajaan kota kapur
Raja yang memipin di kerajaan kota kapur
masih belum di ketahui secara pasti bahkan di situs
prasasti kota kapur tidak di jelaskan mengenai raja
yang memimpin kerajaan kota kapur
5. Kehidupan Sosial
Aspek kehidupan sosial masyarakat Kota Kapur
sampai saat ini masih diteliti dan dikaji, sehingga
belum ada keterangan tentang kehidupan sosial
masyarakat Kota Kapur.
Kehidupan Ekonomi
Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini agaknya
berkaitan dengan peranan Selat Bangsa sebagai pintu
gerbang selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia
Tenggara pada waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau
Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka
berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau
Bangka.
6. Kehidupan Agama
Di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari
Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (686 Masehi),
telah ditemukan pula peninggalan - peninggalan lain yaitu di
antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga
Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi
tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu
bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di Kerajaan Tarumanegara
di Jawa Barat.
Kehidupan Politik
Selain Situs Kota Kapur terdapat temuan lain yaitu peninggalan
berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul
sejajar terbuat dari timbunan tanah, masingmasing panjangnya
sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3
meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa
antara tahun 530 M sampai 870 M. Benteng pertahanan tersebut
yang telah dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut
agaknya telah berperan pula dalam menghadapi ekspansi Sriwijaya
ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7.
Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai dengan
7. PENYEBAB RUNTUHNYA KERAJAAN KOTA
KAPUR
karena terjadinya perbedaan keyakinan didalam
istana sehinga membuat keluaarga kerajaan
terpecah menjadi dua bagian yang berbeda
pendapat
KAPAN KERAJAAN KOTA KAPUR MENGALAMI
KERUNTUHAN
Runtuhnya kerajaan kota kapur tidak diketahui
secara jelas dan masih menjadi misteri dan para
peneliti masih melakukan penelitian di Bangka
Sumatra
8. PENINGGALAN
1. BENTENG PERTAHANAN
Peninggalan berupa benteng pertahanan yang
kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar
terbuat dari tumbuhan tanah, masing-masing
panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter
dengan ketinggian sekitar 2-3 meter.
Peninggalan dari tanggul benteng ini
menunjukan masa antara tahun 530 M sampai
870 M.
10. PENINGGALAN
2. ARCA
Temuan arkeologi berupa sisa-sisa dari sebuah
bangunan candi Hindu (Waisnawa) yang terbuat
dari batu lengkap dengan arca-arca batu, di
antaranya yaitu dua buah arca mirip dengan
gaya arca-arca Wisnu. Ditemukan di daerah
Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan
Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa
sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi.
11. PENINGGALAN
3. PRASASTI KOTA KAPUR
Prasasti kota kapur di tulis menggunakan huruf
pallawa dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti
kota kapur ini menunjukan pengaruh Kerajaan
Sriwijaya atas pulau Bangka kala itu, diperkirakan
antara abad ke-6 Masehi dan abad ke-7 Masehi.
Prasasti itu dibuat masa pemerintahan Dapunta
Hyang Sri Jayanegara, merupakan raja pertama
kerajaan Sriwijaya.
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu yang
berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran tinggi
177 cm, lebar 32 cm pada bagian dasar, dan 19 cm