Ketika Eropa bergerak dengan semangat revolusi Industri, Raja-raja dan kaum Muslim di Nusantara terlena oleh persaingan dagang dan perebutan kuasa. Para Raja terjebak hedonisme, Pendidikan diabaikan, Filsafat diharamkan, semangat revivalisme (wahabisme) yang dangkal memecah belah ummat dalam perang teologis yang meremehkan pentingnya semangat ilmu pengetahuan". Pesantren pun mulai tersudut seiring hancurnya kesultanan-kesultanan Indonesia
2. PESANTREN & ARUS GLOBAL
• Pesantren adalah transformasi tradisi Halaqah sejak Era Nabi Muhammad
SAW, yang diakulturasi dengan tradisi pendidikan Canthrik Kerajaan Hindu-Budha
di Jawa bernama Dharma atau Mandala, meluas di Nusantara berkat dakwah Wali
Songo pada abad ke-15 M (Shihab: 2001,221).
• Pada mulanya, Pesantren mendapat tempat istimewa dari para Raja dan Sultan,
sebagai basis pendidikan moral bagi rakyat sekaligus penggemblengan keilmuan para
putra raja maupun abdi kerajaan.
• Santri Menjadi Penasehat Raja, Prajurit, Pegawai Pemerintahan, Ahli pengobatan,
Pengusaha dll
@tanmalika_project's 2014
3. Pesantren Disudutkan
Era Keemasan Pesantren berakhir seiring dengan menurunnya semangat keilmuan di kalangan
Muslim, akibat perebutan kuasa di sejumlah kerajaan Islam.
Pesantren menjadi basis pertahanan masyarakat dari kelaliman yang terjadi di sejumlah kerajaan.
Sementara di Eropa pada era yang sama, semangat keilmuan yang dirintis oleh para Ulama
seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Rusyd dan Ibnu Sina diadopsi oleh Gereja dan masyarakat setempat,
hingga melahirkan Revolusi Industri dan tugas kolonialisasi yang dikembangkan para Raja
Kristen.
@tanmalika_project's 2014
4. “
”
Ketika Eropa bergerak dengan semangat revolusi
Industri, Raja-raja dan kaum Muslim di Nusantara terlena
oleh persaingan dagang dan perebutan kuasa. Para Raja
terjebak hedonisme, Pendidikan diabaikan, Filsafat
diharamkan, semangat revivalisme (wahabisme) yang dangkal
memecah belah ummat dalam perang teologis yang
meremehkan pentingnya semangat ilmu pengetahuan.
Kekalahan pasca Perang Salib, Kehancuran Turki Utsmani, Perubahan Paradigma Keilmuan dan
Penetrasi Wahabi yang difasilitasi kolonial jadi pemicu kemunduran Pesantren.
@tanmalika_project's 2014
5. KOLONIALISASI & DEVIDE ET IMPERA
Ulama dan Raja Diadudomba
Akses Pendidikan Dibatasi, Rakyat dirodi (kerjapaksa)
Ilmu disekat antara ilmu islam (ukhrowi) dan Ilmu agama. Pesantren dipaksa mandiri tanpa perhatian
pemerintah. Pendidikan berbasis sekular dan industrial dikembangkan secara massif oleh pemerintah
Kolonial
Kelompok Revivalis (Wahabi) dibiayai penuh untuk memecah belah ummat dan menjauhkan masyarakat
dengan Ulama.
Pesantren jadi basis perlawanan terhadap penjajah, sekolah jadi basis industrialisasi
Kebijakan apriori anti Pesantren berlanjut hingga Era Orde Baru
@tanmalika_project's 2014
6. Paradigma Sistem Pendidikan Nasional
Orde Lama
Eropa Minded : Melahirkan Ahli Hukum,
Ahli Strategi dan Ahli Militer Sekular.
Cenderung Anti Agama,
Orde Baru
Amerika Minded : Melahirkan Pekerja
Industri dan Praktisi Ekonomi Liberal.
Pesantren Diabaikan
Reformasi
Pendidikan Karakter : Pesantren mulai
diakui sebagai basis pendidikan moral
yang merupakan warisan asli Nusantara.
Mulai dikelola Boarding School
@tanmalika_project's 2014
7. Pesantren Ditinggalkan Sistem Bukan
TertinggalDistribusi Alumni
• Ijazah pesantren tak diakui
pemerintah. Alumni Pesantren tak bisa
masuk Perguruan Tinggi. Tak
mendapat peluang kerja yang layak, di
pemerintahan maupun swasta. Bahkan
di ketentaraan, laskar hizbullah yang
berjuang untuk kemerdekaan tak
diakui sebagai veteran. Santri hanya
bisa menjadi ustadz, pedagang, nelayan
dan petani.
Kurikulum
• Pemerintah mendirikan sekolah
hingga pelosok, menciptakan
pekerja untuk industri.
• Pesantren tak mendapat bantuan
anggaran negara untuk
mengembangkan lifeskill santri.
@tanmalika_project's 2014
8. “
”
Sejak era kolonial, pesantren dijauhkan dari sistem
pendidikan nasional. Kurikulum tak diakui.
Ditelantarkan Pemerintah. Tapi tetap bertahan
dalam kemandirian yang pahit.
Kelompok Wahabi di Indonesia, dengan difasilitasi Pemerintah Orde Baru melakukan penetrasi di
Sekolah Umum dan Perguruan Tinggi melalui Rohis dan LDK. Operasi Intelijen Soeripto ini berhasil
melahirkan lapisan muda Islam baru berbasis Wahabi : Tarbiyah, PKS, HTI Dll. Dakwah Wahabi
selain dibiayai inteleijen juga mendapat bantuan dari negara Saudi dan negara pengimpor minyak
lain.
@tanmalika_project's 2014
9. “
”
Kuasai Kampus, Tentukan Masa Depan
Bangsa
Peluang santri masuk perguruan Tinggi baru terbuka ketika K.H
Wahid Hasyim menjabat sebagai Menteri Agama dan mendirikan
PTAIN di berbagai daerah dan Madrasah Negeri di sejumlah
Pesantren. K.H. Wahid Hasyim sadar, bahwa masa depan
Indonesia ada di Perguruan Tinggi.@tanmalika_project's 2014
10. Perang Ideologi Berlangsung Sejak Lama di Kampus-kampus. Santri tidak boleh apatis, harus peduli
melanjutkan perjuangan Ulama Nusantara.
Santri Harus Jadi Motor Penggerak Dakwah Kampus, jika tak ingin ummat dirusak
oleh ideologi Wahabi yang ingin hancurkan NKRI
“Jadilah Pemimpin di dalam dan di luar
Kampus”
@tanmalika_project's 2014
11. Problem Alumni Pesantren di Perguruan Tinggi
Minder
Minim
Penguasaan
Akademik
Minim
Penguasaan
Lifeskill
Apatis
Acuh pada
lingkungan
Tak Siap
Berkompetisi
Tak Mampu
Beradaptasi
Shock Culture
Kehilangan
Karakter
Terjebak
Hedonisme dan
Melupakan Jatidiri
kesantrian
@tanmalika_project's 2014