Dokumen ini membahas tentang peran ulama dalam melawan penjajahan di Indonesia, khususnya Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah untuk memerangi praktik mistik dan mengentaskan kemiskinan. Ulama lain seperti Hasyim Asy'ari dan Mahfudz Siddiq melawan penjajahan Jepang dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan agama. Berkat perjuangan panjang ulama, Indonesia akhirnya merdeka pada 1945.
2. • Islam Indonesia Masa Ahmad
Dahlan
• Kondisi Keagamaan Islam Era
Kerajaan
• Kondisi Keagamaan Islam Era
Penjajahan
• Era Kebangkitan Dunia Islam
dan Pengaruhnya di Indonesia
Presentation title 2
3. Islam Indonesia Masa Ahmad Dahlan
Muhammadiyah adalah bagian dari sejarah Indonesia. Kontribusinya
sebagai pembawa modernitas dalam Islam tidak bisa dianggap enteng.
Di tangan pendirinya, Kiai Haji Ahmad Dahlan, Muhammadiyah menjadi
ormas Islam yang besar. Apalagi Muhammadiyah berdiri dengan napas
amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan).
Presentation title 3
4. Bagi KH. Ahmad Dahlan, niat mendirikan Muhammadiyah
mulanya tidak lain untuk memerangi praktik mistik sekaligus
mengentaskan kemiskinan masyarakat pribumi akibat
penjajahan Belanda.
Merasa prihatin terhadap perilaku masyarakat Islam di
Indonesia yang masih mencampur-baurkan adat istiadat
yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran umat islam,
inilah yang menjadi latar belakang pemikiran Ahmad Dahlan
untuk melakukan pembaruan, yang juga melatar belakangi
lahirnya Muhammadiyah
Presentation title 4
5. Pemikiran Ahmad Dahlan tentang
pendidikan Islam dapat dikatakan
sebagai awal kebangkitan pendidikan
Islam di Indonesia. Gagasan
pembaruannya sempat mendapat
tantangan dari masyarakat waktu itu,
terutama dari lingkunagan pendidikan
tradisional. Kendati demikian, bagi
Ahmad Dahlan, tantangan tersebut
bukan merupakan hambatan,
melainkan tantangan yang perlu
dihadapi secara bijaksana
Presentation title 5
6. Praktek keagamaan masyarakat
saat itu yang dianggap
menyimpang dari nilai-nilai Islam
seperti praktek takhayul, bidah dan
khurafat,maka Ahmad Dahlan
berusaha mendobrak dan
memerangi kemapanan tradisi
yang sudah berurat akar dalam
masyarakat tersebut dengan
meniscayakan adanya tajdid
pembaruan sebagai soko guru
gerakannya.
Presentation title 6
7. Pada tahun 1906, Ahmad Dahlan kembali ke
Yogyakarta dan menjadi guru agama di
Kauman. Pihak Keraton Yogyakarta juga
mengangkat Ahmad Dahlan sebagai khatib
tetap di Masjid Agung. Tugas-tugas beliau
digunakan untuk mengamalkan ilmunya. Dia
menggunakan serambi Masjid Agung untuk
memberi pelajaran kepada orang-orang yang
tidak dapat belajar di surau-surau tempat
pengajian yang berjadwal tetap. Ahmad Dahlan
juga membangun asrama untuk menerima
murid-murid dari luar kota dan luar daerah
Presentation title 7
8. Di dalam menyampaikan pelajaran agama K. H. Ahmad
Dahlan tidak menggunakan pendekatan yang tekstual tetapi
kontekstual. Karena pelajaran agama tidak cukup hanya
dihafalkan atau dipahami secara kognitif, tetapi harus
diamalkan sesuai situasi dan kondisi. Cara belajar-mengajar
di pesantren pada umumnya menggunakan sistem Weton
dan Sorogan, sementara madrasah Muhammadiyah
menggunakan sistem masihal seperti sekolah Belanda.
Bahan pelajaran di pesantren mengambil dari kitab-kitab
agama saja. Sedangkan di madrasah Muhammadiyah bahan
pelajarannya mengambil dari kitab agama dan buku-buku
umum.
Presentation title 8
9. Peranan pendidikan Islam menjadi semakin penting dan
strategis untuk senantiasa mendapat perhatian yang serius.
Dalam konteks ini, setidaknya pemikiran pendidikan K.H
Ahmad Dahlan dapat diletakkan sebagai upaya sekaligus
wacana untuk memberikan inspirasi bagi pembentukan dan
pembinaan peradaban umat masa depan yang lebih
proporsional.
Presentation title 9
12. • Di tahun 1596 Masehi, Belanda di bawah
kepemimpinan Cornelis de
Houtman menginjakkan kakinya di
pelabuhan Banten.
• Selama tiga setengah abad menjajah
Indonesia, Belanda menjalankan politiknya
dengan cara memecah belah antar suku,
antar daerah, antar, antar agama bahkan
antar sesama kaum muslim. akibatnya
persatuan bangsa menjadi tercerai berai.
Kekuatan Islam menjadi lumpuh
Presentation title 12
13. Presentation title 13
Pada masa itulah muncul pahlawan-pahlawan
Islam sekaligus berperan sebagai ulama
seperti Sultan Hasanuddin di Sulawesi,
Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari di
Kalimantan, Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut
Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera,
Sultan Agung hanyokrokusumo dan Pangeran
Diponegoro di Jawa. Beliau semua merupakan
pahlawan yang memegang peranan penting
dalam perjuangan kemerdekaan melawan
penjajah.
14. Presentation title 14
• Salah satu cara yang diterapkan oleh ulama-
ulama terdahulu adalah dengan mendirikan
pondok pesantren, madrasah, langgar atau
mushola. Tujuannya adalah membangun
basis pertahanan dan kekuatan di kalangan
kaum muslimin dari serangan kaum penjajah
dan menyelamatkan sisa-sisa kekuatan umat
untuk menyusun kekuatan perlawanan.
Perjuangan melalui jalur pendidikan yang
dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu dalam
jangka panjang sangat menguntungkan.
Sebab Selain untuk memupuk jiwa
keislaman, Juga dapat membangun
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dalam melakukan perlawanan terhadap
penjajah.
15. Presentation title 15
Sistem perjuangan melawan penjajah di atas
tidaklah hanya diterapkan dalam melawan
penjajahan Belanda saja, Akan tetapi juga
penjajah Jepang yang secara kejam menjajah
Bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan terkait
kedatangan tentara Nippon dari Jepang pada
Maret tahun 1942 yang semula disambut
hangat oleh bangsa Indonesia, namun ketika
tentara Jepang menunjukkan kekejamannya
dan kebrutalannya, sambutan hangat itu pun
berubah menjadi kebencian.
16. Presentation title 16
Sikap Jepang ini tampak dari Dekrit yang
dikeluarkan oleh panglima tentara Jepang
pertama di Jawa yaitu Jenderal
Imamura yang melarang aktivitas politik
bangsa Indonesia dengan sanksi hukuman
bagi yang melawannya. Kemudian Kyai Haji
Hasyim Asy'ari dan Kyai Haji Mahfudz Siddiq
adalah diantara ulama yang melawan dan di
penjara oleh tentara Jepang.
18. Sikap ini mempermudah memperoleh
kemenangan akhir bangsa Indonesia
tanpa harus menambah banyak
korban lagi. Sikap diplomatis ini bukan
berarti menyerah, akan tetapi
merupakan siasat politik mengalahkan
lawan.
Presentation title 18
19. Terima
Kasih
Rangkaian perjuangan panjang
dan melelahkan yang dilakukan
bangsa Indonesia di bawah
pimpinan Ulama di atas, terbukti
bangsa Indonesia mampu
mengusir penjajahan Portugis,
Belanda dan Jepang hingga
berujung pada kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17
Agustus tahun 1945.