Riwayat dan pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah dan konsep pembaruan pendidikan Islamnya meliputi 3 poin utama, yaitu tujuan pendidikan untuk membentuk manusia yang alim, berpandangan luas, dan siap berjuang; pengembangan sistem pendidikan Islam modern melalui pendirian sekolah-sekolah; serta pendekatan pengajaran yang kontekstual dan praktis."
3. Riwayat
K.H. Ahmad Dahlan memiliki nama kecil Muhammad Darwis, ia lahir dari
sebuah keluarga muslim di Kauman Yogyakarta pada 1 Agustus 1868.
Sebutan K.H. Ahmad Dahlan itu sendiri didapatkan saat setelah
sekembalinya menunaikan ibadah haji dari Mekkah. K.H. Ahmad Dahlan
merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara, ia merupakan
keturunan ke duabelas dari Maulana Malik Ibrahim, salah satu seorang
walisongo dalam penyebaran agama Islam ditanah Jawa. Ayah K.H.
Ahmad Dahlan bernama K.H. Abu Bakar bin K.H. Sulaiman, seorang
ulama dan khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunya
bernama Siti Aminah Putri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu
4. Riwayat
Pendidikan Muhammad Darwis semasa kecilnya pertama kali dididik oleh ayahnya
sendiri mengenai baca tulis al-Quran dan pengetahuan agama Islam. Pendidikan
Islam pada waktu itu biasanya dilakukan di pondok atau pesantren ataupun surau-
surau. Pada usia 8 tahun Muhammad Darwis telah berhasil menyelesaikan
pelajaran membaca al-quran serta menghafal 20 sifat-sifat Allah. Setelah mencapai
usia yang cukup dan pemahaman keIslaman yang baik kemudian Muhammad
Darwis belajar kepada beberapa ulama, seperti pengetahuan Fiqh yang
dipelajarinya dari K.H. Muhammad Saleh, pengetahuan nahwu dari K.H. Muhsin,
dan pengetahuan lainnya. Diantara guru-guru K.H. Ahmad Dahlan yang lainnya
adalah K.H.R. Dahlan, K.H. Mahfuz, Syaikh Khayyat Sattokh, Syaikh Amin, dan Sayid
Bakri. Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan
menjadi tenaga pengajar agama dikampungnya. Disamping itu, ia juga mengajar di
sekolah negeri, seperti Kweekschool (sekolah Pendidikan guru) di jetis (yogyakarta)
dan Opleiding School Voor Inlandhsche Ambtenaren (OSVIA, sekolah untuk
pegawai pribumi) di Magelang, sambal mengajar, ia juga berdagang dan bertabligh.
Gagasan tersebut banyak mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam
pembaharuan Islam di Indonesia. Beberapa kitab yang lain adalah al-Islam wa
Nasroniyah karangan Abduh, Idzar al-Haq karangan Rahmatullah al-Hindi, dan
juga kitab-kitab hadis karangan ulama-ulama Mazhab Hambali Selain gagasan
pemikiran-pemikiran pembaharuan Islam yang ia pelajari, atas saran yang
diajukan oleh murid-muridnya dan beberapa anggota Budi Utomo mendorong K.H.
Ahmad Dahlan untuk mendirikan suatu lembaga Pendidikan.
5. Latar belakang lahirnya
muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam di Indonesia lahir dan ditetapkan pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912. Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan Islam di
Indonesia ini dipelopori oleh K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi Muhammadiyah merupakan
organisasi terbesar ke 2 setelah Nahdhatul Ulama di Indonesia, berciri khaskan gerakan Islam,
gerakan dakwah, dan gerakan tajdid/pembaharuan. Secara historis faktor yang menjadi latar
belakang berdirinya Muhammadiyah adalah adanya pemahaman agama umat Islam di
Indonesia yang beragamdan kondisi keadaan masyarakat Kauman-Yogyakarta ketika itu yang
jauh dari kesejahteraan dan pendidikan. Oleh karena itu K. H. Ahmad Dahlan mempunyai
gagasan utuk membuat sebuah lembaga pendidikan serta mengembangkan Muhammadiyah
sebagai media yang bertujuan membebaskan bangsa dari permasalahan-permasalahan di atas.
K. H. Ahmad Dahlan diawal berdirinya persyarikatan Muhammadiyahyang terkenal sebagai
gerakan spirit Q.S. AlMa’un(Huda, 2011) yang inti dari gerakan tersebut yaknikepedulian sosial
dengan jalan menyantuni anak yatim, kaum mustad’afin dan janda di Yogyakarta ketika itu.
6. TERDAPAT 5 POKOK PEMIKIRAN, YAITU
BIDANG EKONOMI
penentuan arah kiblat yang tepat
dalam shalat, Penggunaan
perhitungan astronomi dalam
menentukan permulaan dan akhir
bulan puasa (hisab),
Menyelenggarakan shalat bersama
di lapangan terbuka pada hari raya
Islam, idul fitri, dan idul adha,
Pengumpulan dan pembagian
zakat fitrah dan qurban pada dua
hari raya (idul fitri dan idul adha)
BIDANG KEAGAMAAN
kebijakan ekonomi liberal yang
diberlakukan secara formal sejak
tahun 1870 telah memberi
kesempatan tidak hanya kepada
pemerintah koonial, melainkan
juga kepada pihak asing untuk
melakukan eksploitasi terhadap
sumber-sumber ekonomi di
seluruh Indonesia.
7. bidang pendidikan
mendirikan sekolah Muhammadiyah tingkat
dasar, madrasah mu’allimin/sekolah khusus
calon guru (kweekschoolMuhammadiyah)
yang pembelajarannya memadukan antara
ilmu agama dan ilmu pengetahuan, serta
bidang kesehatandengan membangun rumah
sakit Muhammadiyah
bidang sosial
mendirikan rumah sakit, poliklinik, rumah yatim piatu
bidang dakwah
cara dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah pada
awal berdirinya tidak hanya memakai cara-cara
konfensional. Gerakan dakwah Muhammadiyah juga
menggunakan media.
terdapat 5 pokok pemikiran, yaitu
8. STRATEGI DAN PEMIKIRANK. H. AHMAD
DAHLAN MENDIRIKAN PERSYARIKATAN
MUHAMMADIYAH DI
KAUMANYOGYAKARTA
Menurut A.R. Fakhruddin: secara normatif-
konseptual, identitas atau ciri khas
Muhammadiyah dialamatkan pada gerakan
Islam, gerakan dakwah dan gerakan
tajdid/pembaharuan(Ali, 2016). maka jauh
sebelum pendirian Muhammadiyah pada tahun
1912 yang dilakukan oleh K. H. Ahmad Dahlan,
telah banyak gerakan atau upaya yang mewarnai
perjuangannya diantaranya, yaitu:
9. PERTAMA KEDUA
setelah pulangnya K. H. Ahmad Dahlan menunaikan
ibadah haji, menjalin kedekatan dengan
pemerintahan kolonial Hindia Belanda dengan jalan
menjadi seorang pendidik di
KweekschoolGubernamen Jetis milik kolonial
Belanda. Hal ini dapat dikatakan terlihat unik
dikarenakan K. H. Ahmad Dahlan terhadap Hindia
Belanda bercorak Rival-Moderat. dalam artian
mengakui keberadaan kolonial Hindia Belanda sebagai
pemerintah ketika itu sehingga tidak ditemukan
tulisantulisan yang mengarah untuk melakukan
pertentangan terhadap penjajahan kolonial Belanda,
namun bukan berarti K. H. Ahmad Dahlan memihak
kepada Belanda karena perjuangan dan pola
pemikiran K. H. Ahmad Dahlan memperhatikan kaum
yang lemah dan penindasan yang terjadi ketika itu
bergabungnya K. H. Ahmad Dahlan dengan
organisasi Budi Utomo(Syukri Ismail, 2014)
dengan salah satu tujuannya ialah memasukkan
nilai agama ke dalam organisasi tersebut sesuai
kebutuhan para anggota organisasi Budi
Utomosehingga melalui organisasi tersebut K. H.
Ahmad Dahlan mendapatkan dorongan agar
membuat sekolah Islam.
10. KETIGA KEEMPAT
bergabung dengan Jam’iatul Khair dan Syarikat
Islam
melakukan tabligh dan lawatan ke berbagai daerah
di pulau Jawa dalam rangka menyuarakan umat
Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah serta menghindari dari segala bentuk
amalan yang menjerumuskan pelakunya dalam
kesyirikan,khurafa’at, dan tahayul.
11. 3 langkah KH. Ahmad Dahlanuntuk
menerapkan kepada murid
pengetahuan sejati tentang
menyeimbangkan elemen
kehidupan dapat dicapai
melalui sikap kritis dan
pikiran terbuka dengan
menggunakan akal sehat dan
fokus pada kebenaran
dengan hati yang murni
akal sehat sebagai dasar
kebutuhan hidup manusia
'ilmu mantiq' atau logika
merupakan salah satu mata
pelajaran penting dalam
pendidikan untuk akal
manusia untuk melakukan
pemikiran rasional.
12. VISIONING, YAITU
MEMBERIKAN RUMUSAN
MASA DEPAN
III.
I. II.
IV. V.
Perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam
Perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam
hal kepemimpinan
hal kepemimpinan
COACHING, YAITU
MELATIH SATU DEMI
SATU HINGGA SESUAI
DENGAN APA YANG
KITA HARAPKAN
TEAM BUILDING, YAITU
BEKERJA SECARA
TEAM/BERSAMA-
SAMA/SALING BAHU-
MEMBAHU.
STIMULATING, YAITU
BERFIKIR MAJU DENGAN
MELAHIRKAN IDE-IDE
YANG BARU
NSPIRING, YAITU
SENANTIASA MEMOTIVASI
DIRI DAN BAWAHAN
13. Kiprah Muhammadiyah
antara lain sebagai berikut
Membangun
Sistem
Pendidikan Islam
Moderen
01 03 04
02
05 07
06
Memperbarui
Paham Islam
Memperbarui Alam
Pikiran Ke arah
Kemajuan Atau
Kemoderenan
Gerakan Al-Maa’un
(Penyantu- nan) Dan
Penolong
Kesengsaraan Umum
Membentengi Umat
Islam Dalam
Berbagai Ancaman
Luar
Memodernisasi
Kehidupan
Masyarakat
Mempelopori
Kemajuan
Perempuan Islam
Ke ruang Publik
14. Ketiga tokoh pembaruan Islam inilah yang
mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Dahlan
untuk melaksanakan kegiatan pembaruan di
Indonesia
Rasyid Ridha
1865-1935
Jamaludin
al-Afghani
1838-1897
Muhammad
Abduh
1849-1905
15. PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN
(KONSEP PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN ISLAM)
K.H. Ahmad Dahlan diakui sebagai seorang tokoh pembaharuan dan
pergerakan Islam di Indonesia, antara lain karena ia berperan dalam
mengembangkan pendidikan Islam dengan pendekatan-pendekatan yang
lebih modern. Pengalaman pendidikannya sejak dari pesantren hingga studi
di mekkah, memungkinkannya untuk melakukan hal tersebut. Ia sendiri
berkepentingan dengan mengembangkan Pendidikan Islam karena melihat
banyaknya pengalaman keislaman masyarakat yang menurutnya tidak sesuai
dengan ajaran al-quran dan al-hadist. Begitu pun pergaulannya yang luas
dengan berbagai kalangan, telah merangsang dirinya untuk melakukan
pembaharuan, termasuk bidang Pendidikan.Beberapa pemikiran K.H. Ahmad
Dahlan yang perlu dipahami terutama terutama dalam bidang Pendidikan
ialah mengenai pembaruan Pendidikan Islam yang meliputi pembaruan
tujuan Pendidikan, pembaruan Teknik penyelenggaraan Pendidikan, dan
proses pembelajaran dalam Pendidikan. Hal tersebut dapat di pahami sebagai
berikut:
16. TUJUAN PENDIDIKAN
SISTEM PENDIDIKAN
Pendidikan di Indonesia berada pada kondisi yang sangat
memprihatinkan saat zaman penjajahan kolonial belanda.
Dimana lembaga Pendidikan mendapat perlawanan yang
sangat kuat terhadap lembaga yang didirikan oleh
pemerintah kolonial belanda. Hal ini disadari betul oleh
pemerintah kolonial Belanda peran Pendidikan sangat
tinggi dalam mewujudkan peradaban, oleh karenanya
pemerintah belanda menginginkan masyarakat saat itu
menjadi bodoh dan tak berpendidikan. Di bawah
tantangan sistem Pendidikan yang demikian ini,
persyrikatan Muhammadiyah menjawabnya dengan
mendirikan sekolah yang serupa tetapi tidak sama
kurikulumnya. Kurikulum Sekolah persyrikatan
Muhammadiyah berbeda dengan kurikulum Sekolah yang
didirikan oleh pemerintah colonial belanda. Perbedaanya,
disekolah persyrikatan Muhmmadiyah ada mata pelajaran
al-quran. Pendirian sekolah pada saat itu mengikuti sistem
Sekolah yang didirikan oleh pemerintah Kolonial belanda.
K.H. Ahmad Dahlan sebagaimana diungkap
dalam bukunya Suwito dan Fauzan bahwa
tujuan Pendidikan untuk membentuk
manusia yang;
a. Alim dalam ilmu agama
b. Berpandangan luas, dengan memiliki
pengatahuan umum
c. Siap berjuang, mengabdi untuk
Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-
nilai keutamaan dalam masyarakat.
17. Materi
pembelajaran
metode
pengajaran
akidah
akhlak
ibadah
muamalah
ilmu
pengetahuan
umum
Di dalam menyampaikan materi pengajaran K.H. Ahmad Dahlan
bukan hanya
menyampaikan materi berdasarkan teks-teks saja, namun
menyampaikan
pengajaran yang kontektual kepada jamaah ataupun masyarakat saat
itu. seperti halnya dalam pengajaran teologi al maun yang
disampaikan secara
berulang-ulang hingga murid-muridnya merasa bosan dan
menanyakan
maksudnya kepada K.H Ahmad Dahlan. Kemudian beliau menyuruh
para
uridnya untuk mencari anak yatim yang kemudian didapatinya oleh
para
smuridnya. Dari peristiwa pengajaran yang dilakukan K.H. Ahmad
Dahlan
tersebut memiliku makna bahwa pengajaran agama bukan hanya
untuk
dihafalkan namun harus didalami kandungannya yang kemudian
diaktualisasikan didalam kehidupan sehari-hari.
18. terobosan yang dilakukan K. H. Ahmad Dahlan
setelah terbentuknya Persyarikatan
Muhammadiyah ini di antaranya
mengajukan surat permintaan badan
hukum kepada Gubernur Jenderal
Hindia Belanda dengan mengirim
Statuten Muhammadiyah.Permintaan
izin tersebut baru disahkan oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda
pada 22 Agustus 1914 melalui Besluit
Gubernur Jenderal No. 81
1
K. H. Ahmad Dahlan banyak
melakukan silaturahmi,
munaqasyah/diskusi ilmiah,
taushiyah, serta memberikan
keteladanan dalam praktek
pengamalan agama Islam
2
terbentuknya perangkat awal dalam tubuh
Muhammadiyah seperti, pembentukan majelis tabligh,
majelis sekolahan dan pengajaran yang (sekarang menjadi
majelis pendidikan dasar dan menengah), majelis taman
pustaka, dan majelis penolong kesengsaraan
umum,‘aisyiyah, gerakan kepanduan HisbulWathan,
menerbitkan majalah SuaraMuhammadiyah, selain itu
pula mendirikan panti asuhan yatim/piatu
3