LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docx
1. LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Nama Mahasiswa: Maimunah, SPd
Asal Institusi: SMPN 3 SAKTI
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki
keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda
dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
N
o
Masalah yang
telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab
masalah
Analisis
eksplorasi
penyebab
masalah
1 Kurangnya minat
baca siswa dalam
pembelajaran
JURNAL ILMIAH
Citra Pratama Sari. Faktor-Faktor
Penyebab Rendahnya Minat Membaca
Siswa Kelas IV. Universitas Negeri
Yogyakarta.2018
http://eprints.uny.ac.id/57375/
1. Rendahnya minat membaca
pada siswa disebabkan oleh
beberapa faktor seperti (1)
faktor internal dan (2) faktor
eksternal siswa.
2. Faktor internal adalah (1)
kemampuan membaca siswa
dan (2) kurangnya kebiasaan
membaca.
3. Faktor eksternal adalah (1)
lingkungan sekolah yang
kurang mendukung, (2) peran
perpustakaan sekolah belum
maksimal, (3) keterbatasan
buku/bahan bacaan, (4)
lingkungan keluarga kurang
yang mendukung, dan (5)
pengaruh menonton televisi
dan (6) bermain games di
handphone.
Hasil Wawancara : Teman
sejawat/guru disekolah SMPN
Sakti
Nama : Widya Astuti, S.Pd M.Pd
Waktu : Kamis, 21 september
2023
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kurangnya minat
baca siswa melalui
berbagai sumber
literatur dan
wawancara, maka
dapat ditentukan
penyebab masalah
yang sesuai dengan
kondisi satuan
pendidikan sebagai
berikut:
1. Siswa tidak
terbiasa
melakukan
kegiatan
membaca baik
di lingkungan
sekolah maupun
rumah.
2. Adanya
pengaruh gawai
yang membuat
siswa cenderung
malas membuka
buku dan lebih
memilih
bermain
permainan di
gawainya.
3. Buku bacaan
atau buku
koleksi
perpustakaan
yang digunakan
dalam
3. 1. Penerimaan siswa baru tidak
melalui seleksi sehingga ada
beberapa siswa yang masih
bermasalah dalam kelancaran
membaca
2. Waktu untuk latihan membaca
di sekolah terbatas
3. Kurangnya kepedulian orang
tua terhadap perkembangan
anak dan menyerahkan
sepenuhnya pada pihak sekolah
pembelajaran
rata-rata tidak
sesuai dengan
kebutuhan siswa
milenial
sekarang
sehingga siswa
cenderung
malas
membaca. Hal
ini disebabkan
buku-buku yang
tersedia berupa
buku bacaan
berat, bukan
kategori ringan
yang sesuai
dengan jenjang
usia siswa SMP.
4. Kurangnya
perhatian dari
keluarga siswa
dalam
memantau
kegiatan literasi
anak.
2 Relasi guru dengan
wali murid masing-
masing siswa masih
kurang.
Gejalanya ;
1. Orangtua
kurang
perhatian
terhadap
anaknya
2. Orangtua
menyerahka
n
tanggungjaw
ab siswa
sepenuhnya
kepada guru
LITERATUR :
Penelitian oleh evi novitasari, (2021)
http://repository.iainbengkulu.ac.id/82
49/1/7.%20EVI%20NOPITASARI.pd
Peranan guru adalah sebagai fasilitator,
informator, organisator, motivator,
pengarah/direktor, inisiator, tranmitter,
mediator dan evaluator. Orang tua
merupakan mitra kerja yang utama bagi
guru dalam pendidikan anak. Komunikasi
yang efektif antara orang tua dan guru
dibutuhkan dalam rangka menyamakan
persepsi kedua belah pihak tentang hal
yang dibutuhkan dalam rangka
menyamakan persepsi kedua belah pihak
tentang hal yang dibutuhkan dalam
pendidikan anak.
Keduanya harus saling membantu dan
mengetahui bagaimana upaya
Lebih lanjut setelah
dilakukan analisis
masalah Hubungan
komunikasi antar
guru dan orangtua
siswa terkait
pembelajaran yang
masih kurang dan
terbatas
adalah karena:
1. Metode yang
tepatuntuk
berkomunikasi
dengan
orangtua
2. Kurangnya
kepedulian
4. penanganan pembinaan anak di sekolah,
keterlibatan peserta didik dalam proses
belajar mengajar, pola pihak sekolah
mengetahui apa dan bagaimana yang
terjadi dirumah terutama terkait dengan
kegiatan bermain anak di luar rumah,
aktivitas belajar di rumah, terutama
terkait dengan kegiatan bermain anak di
luar rumah, interaksi dengan sesama
anggota keluarga dan problem yang
muncul selama berada di rumah.
HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Ketua
MGMP Rayon 3
Nama : Rosmidarniati, S.Pd
Waktu : Kamis, 21 September
2023
1. Terbatasnya komunikasi
antara guru dan orang
tua siswa dikarenakan
sebagian orang tua tidak
menggunakan alat
telekomunikasi
2. Orang tua sering tidak hadir
kesekolah ketika rapat atau
pemanggilan karena sebab
tertentu dengan alasanbekerja
dan tidak ada transportasi
3. Orang tua kurang peduli dengan
hasil belajar anak dan
menyerahkan sepenuhnya
kepada pihak sekolah.
orang tua
terhadap
perkembangan
anaknya di
sekolah
3. Orang tua
sibukbekerja dan
mempercayakan
anak sepenuhnya
kepada pihak
sekolah
4. Ketidakpedulian
orang tua
terhadap masa
hasil belajar
anak.
3 Guru belum
maksimal dalam
pemanfaatkan
model-model
pembelajaran
KAJIANLITERTUR
Jurnal Ilmiah
Oleh Adi Sutrisno, S.Pd
www.jurnalalhamidiyah.ac.id
Pembelajaran merupakan kegiatan yang
Lebih lanjut setelah
dilakukan analisis
terhadap Guru
belum
mengoptimalkan
5. yang inovatif
berdasarkan
karakteristik
materi pelajaran
PPKn.
Gejalanya.
1. Guru masih
menggunakan
metode
pembelajaran yangkonvensional atau metodeceramah sehinggacenderung masih berpusat
2. Guru belum
memahami
setiap
karakteristik
dari berbagai
model-model
pembelajaran
atau belum
menguasi
model-model
pembelajaran yanginovatif.
dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar pada diri
peserta didik. Pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran ini dicapai dengan
penguasaan keterampilan mengajar.
Seperti yang diungkapkan Sanjaya
(2012:33) bahwa keterampilan dasar
mengajar diperlukan agar guru dapat
mengelola proses pembelajaran sehingga
berjalan efektif dan efisien.
Aspek seperti profesi, penguasaan bahan
ajar, prinsip strategi dan teknik keguruan
kependidikan, perancangan peran secara
situasional, penyesuaian pelaksanaan
bersifat transaksional perlu dimiliki guru
sebagai usahanya menjadi guru
profesional. Hal ini sesuai juga pendapat
Nurhadi (2016) yang menyatakan guru
profesional memiliki empat kompetensi
diantaranya adalah kompetensi
paedagogik dan profesional. Kedua
kompetensi ini sangat penting dimiliki
guru aga dapat melayani siswa dengan
baik.
Berdasarkan pengertian keterampilan
mengajar guru yang merupakan aktivitas
untuk mencoba menolong, membimbing,
atau mengubah skill serta mendorong
siswa untuk berkembang sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
Keterampilan guru yang harus dikuasai
meliputi keterampilan membuka
pelajaran, keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan,
ketrampilan menggunakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas,
keterampilan pembelajaran perseorangan,
dan keterampilan menutup pelajaran
Anengrum (2023) MENGATASI
KESULITAN KURANGNYA
model pembelajaran
yang inovatif sesuai
dengan karakteristik
materi pembelajaran
PPKn.
1. Ketidakpahama
n guru
tentang
perkembangan
teknologi
dalam
membuat model
pembelajaran
yanginovatif
2. Guru sudah
terbiasa dengan
pembelajaran
yang
konvensional
atau cenderung
monoton.
6. PEMAHAMAN GURU TENTANG
MODEL PEMBELAJARAN
INOVATIF PADA MATERI
PERUBAHAN DAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP MELALUI
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) KELAS X
SMA NEGERI 15 BEKASI. PPL AKSI
1
Langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh penulis sebagai guru sesuai
tantangan yang dihadapi antara lain: 1.
Pemilihan model, metode dan media. a.
Strategi yang dilakukan guru dalam
pemilihan model dan metode
pembelajaran adalah dengan melihat
karakeristik peserta didik dan karakeristik
materi. Model yang digunakan adalah
PBL dan sintaks: 1) Orientasi peserta
didik pada masalah 2) Mengorganisasi
peserta didik untuk belajar 3)
Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok 4) Mengembangkan
dan menyajikan hasil 5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Sedangkan metode yang digunakan
adalah metode variasi (ceramah, diskusi
dan tanya jawab). Serta media yang
digunakan adalah canva dapat diakses
pada link
(https://www.canva.com/design/DAFUJz
m51Fk/ji0SB
5_nilqQRLqydc88Q/edit?utm_content=D
AFUJzm51Fk&utm_campaig
n=designshare&utm_medium=link2&utm
_source=share button )
Hasil Wawancara
Berikut ini Hasil Simpulan dari
wakil kepala sekolah
Nama : Marlina, SPd M.Pd
Waktu : Kamis, 21 September 2023
1. Pemahaman guru
terhadap pembelajaran inovatif
7. yang masih kurang.
2. Guru kurang mengerti tentang
teknologi dalam membuat model
pembelajaran inovatif.
3. Waktu untuk
menyiapkanpembelajaran inovatif
membutuhkan persiapan lebih
banyak dan lama.
1. Keterbiasaan serta nyaman dengan
metode pembelajaran
konvensional (ceramah).
4 Siswa masih
memilikimotivasi
belajar yang rendah
Gejalanya:
1. Kuragnya
minat
membaca
khususnya
pelajaran
PPKN yang
selalu
dianggap
membosankan.
2. Kurangnya
konsentrasi
terhadap mata
pelajaran yang
sedang
diajarkan
3. Cepat
menyerah
dalam belajar
dan tidak mau
berusaha
untuk mencari
jawaban
Hasil Kajian Literatur.
Jurnal oleh Sri Wartulas, M.Pd
PERAN GURU DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DI
MASA PANDEMI COVID-19
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu, di mana dalam proses tersebut
terkandung multiperan dari guru.
Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu
guru dapat berperan sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan belajar, perencana
pembelajaran, supervisor, motivator dan
sebagai evaluator.
Beberapa hal yang harus menjadi
perhatian guru, yaitu:
1. Mengatur waktu berkenaan
dengan berlangsungnya proses
pembelajaran
2. Memberikan dorongan kepada
siswa agar tumbuh semangat
untuk belajar, sehingga minat
belajar tumbuh kondusif dalam
diri siswa.
3. Melaksanakan diskusi dalam
kelas
4. Mengamati siswanya dalam
berbagai kegiatan baik yang
bersifat formal di ruang kelas
maupun di dalam kegiatan ekstra
kurikuler.
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kurangnya motivasi
belajar siswa melalui
berbagai sumber
literatur dan
wawancara, maka
dapat ditentukan
penyebab masalah
yang sesuai dengan
kondisi satuan
pendidikan sebagai
berikut:
1. Siswa tidak
terbiasa
melakukan
kegiatan
membaca
khususnya
pelajara
PPKN baik
di lingkungan
sekolah
maupun
rum//ah.
2. Adanya
pengaruh
/lingkungan
seperti masih
ingin bermain
yang
membuat
8. 5. Memberikan informasi lisan
maupun tertulis dengan bahasa
sederhana dan mudah dimengerti
siswa.
6. Memberikan masalah untuk
diperoleh solusi alternatifnya,
sehingga siswa dapat
menggunakan daya pikir dan
daya nalarnya secara maksimal.
7. Mengajukan pertanyaan dan
memberikan respon terhadap
pertanyaan yang diajukan siswa.
8. Menggunakan alat peraga seperti:
OHP, proyektor, TV dan lainnya
yang dapat kita rancang sendiri.
Hasil Wawancara
Berikut ini merupakan hasil
wawancara dengan ketua MGMP
tentang motivasi siswa dalam
belajar.
Nama : Rosmidarniati, S.Pd
Waktu : Kamis, 21 September
2023
1. Motivasi belajar siswa rendah,
siswa merasa belum terpenuhi
kebutuhan belajarnya. Perlunya
assesmen diagnostic untuk melihat
karakteristik siswa
2. Siswa merasa bosan karena
pembelajaran masih monoton/
3. Siswa termotivasi jika
pembela///jaran di kelas sesuai
dengan gaya belajarnya,
penyampaian materinya, dan bakat
minatnya.
siswa tidak
konsentrasi
didalam
pelajaran
3. Kurangnya
dukunga
orangtua dan
kurangnya
percaya diri
dari siswa itu
sendiri
didalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran