"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Nama : Kusniati, S.Pd
Asal Sekolah : SMAN 1 Mantewe
Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Angkatan 2
Bidang Studi Fisika
LPTK: Universitas Lambung Mangkurat
Tahun 2023
No
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1. Motivasi siswa yang
rendah
KAJIAN LITERATUR
Seperti yang diungkapkan Sardiman (2007: 74) dalam Fauziyatun bahwa
motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Terdapat dua jenis motivasi, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang muncul dari dalam diri siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang muncul karena dorongan dari luar diri siswa. Motivasi tumbuh
dari dalam diri siswa. Baik muncul secara alami atas keinginan siswa atau
bahkan karena dorongan dari luar diri individu. Dari lingkungan pembelajaran
yang paling berperan memberikan motivasi belajar adalah guru
Fauziyatun dalam skripsinya menyatakan bahwa faktor yang paling
mendominasi rendahnya motivasi belajar adalah minat untuk belajar
69% dan komitmen pada tugas 68%. Alasan rendahnya motivasi belajar
siswa berdasarkan minat untuk belajar dan komitmen pada tugas adalah
kondisi keluarga yang kurang memperhatikan siswa, hubungan teman
sebaya yang kurang mendukung kegiatanbelajar dan rendahnya rasa
percaya diri dan konsentrasi siswa.
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang motivasi siswa yang rendah
dalam belajar, disebabkan karena:
1. Kondisi keluarga, kurangnya perhatian dari
orangtua
2. Siswa tidak mempunyai cita-cita dan minat,
sehingga motivasi siswa untukbelajar kurang
3. Materi fisika yang dianggap susah dan siswa
tidak menyukai cara mengajar guru.
4. Lingkungan belajar kurang mendukung
5. Karena cara mengajar guru yang kurang disukai
2. HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
1. Lingkungan belajar kurang mendukung
2. Model pembelajaran yang dipakai guru kurang menarik
3. Guru sering tidak masuk kelas saat pembelajaran
Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
1. Karena materi pembelajaran yang dianggap susah
2. Karena cara mengajar guru yang kurang disukai
3. Karena adanya masalah keluarga
Nama : Kuncahyani (Guru BK )
1. Lingkungan yang tidak mendukung
2. Ruang kelas yang tidak bersahabat
Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
Rendah dalam motivasi belajar karena tidak punya semangat dan angan-
angan untuk jadi apa setelah lulus sekolah.
2. Pedagogik, literasi,
dan numerasi
Rendahnya minat
baca siswa.
KAJIAN LITERATUR
Menurut Mumpuni,Adan Nurbaeti,R,U (2019) factor yang mempengaruhi
minat baca siswa meliputi:
1) Faktor-faktor interen yang mempengaruhi minat baca mahasiswa
meliputi tiga hal, faktor perasaan, perhatian, dan motivasi;
2) faktor-faktor eksteren yang mempengaruhi minat baca mahasiswa
meliputi tiga hal, faktor dosen, faktor lingkungan, dan faktor fasilitas;
3) faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa dari persepsi
dosen dan pustakawan meliputi faktor rasa ingin tahu, faktor topik yang
diminati, faktor ketersediaan buku, dan faktor tugas.
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang Pedagogik, literasi, dan numerasi
masih rendah karena:
1. Kurangnya penggunaan model pembelajaran
yang menarik oleh guru.
2. Siswa tidak paham dengan apa yang
ditanyakan pada soal
3. Siswa belum terbiasa menjawab soal-soal
cerita
4. Hasil survei PISA menunjukkan bahwa
siswa di Indonesia memiliki kompetensi
literasi membaca termasuk masih pada level
3. Rendahnya minat
belajar siswa
Kemampuan siswa
dalam
menyelesaikan
operasi hitung
perkalian masih
rendah.
Wicaksana, dkk. (2019) menyatakan minat belajar siswa rendah karena
kurang menariknya kegiatan belajar mengajar di kelas maupun media
pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas.
Mulyantini, dkk. (2019) menyatakan penyebab rendahnya minat belajar
adalah kurangnya penggunaan model pembelajaran yang menarik oleh
guru pada saat mengajar siswa di dalam kelas. Selain itu, guru lebih
banyak menjelaskan materi dengan cara ceramah atau siswa diminta
membuat tugas yang ada pada LKS.
Solikin, dkk. (2019) menyatakan penyebab sulitnya siswa belajar
perkalian yaitu banyak guru dalam pelaksanaan pengajaran operasi
perkalian masih mengunakan metode hafalan. Pada pembelajaran operasi
perkalian bilangan lebih dari satu digit, guru cenderung menerapkan
metode perkalian bersusun, tanpa ada variasi metode lain.
HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
1. Karena siswa belum terbiasa menjawab soal-soal cerita
2. Dalam pembelajaran hitungan siswa siswa juga sering tidak tuntas
3. guru belum tuntas dalam menjelaskan
Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
1. kurangnya minat baca siswa
2. Kurangnya literasi
3. Kurang bisa mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ditanyakan
pada soal yang berbentuk cerita.
Nama : Kuncahyani (Guru BK )
Karena kurang cermat dalam membaca dan memahami kalimat
mengenal apa yang ditanyakan dan bagaimana cara menyelesaikanya.
bawah
5. jarang berlatih tentang soal-soal yang
berhubungan dengan hitungan
6. Guru mengajarkan perkalian masih
menggunakan metode menghafal.
7. Siswa belum memahami konsep dasar perkalian.
8. Kurangnya variasi guru dalam mengajar.
4. Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
1. karena siswa kurang lancar dalam membaca sehingga untuk soal
cerita siswa mengalami kesulitan.
2. Karena jarang berlatih tentang soal-soal yang berhubungan dengan
hitungan
3. pemahaman/
pemanfaatan model-
model pembelajaran
inovatif berdasarkan
karakteristik materi
dan siswa.
KAJIAN LITERATUR
Berkenaan dengan penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat,
Friani, dkk dalam jurnalnya mengatakan bahwa;
1. Guru kurang memahami dan mengingat langkah- langkah
pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran.
Sehingga guru kurang mampu dalam menstimulus siswa untuk
menemukan sendiri masalah yang ada pada materi pembelajaran,
2. Dalam pengawasan kelas guru kurang mampu mengarahkan siswa
yang kurang pintar untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam
kelompok,
3. Terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan
dalam melakukan proyek,
4. Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia,
5. guru kurang mampu dalam menguasai teknologi, pengelolaan dan
pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan dengan maksimal dan
ketidakaktifannya siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga,
proses penerapan model pembelajaran tidak dapat berjalandengan
maksimal.
HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
Sebagian guru belum menguasai cara penggunaan model-model
pembelajaran yang inovatif sehingga mereka belum dapat maksimal
dalam memanfaatkannya.
Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang penggunaan strategi
pembelajaran yang kurang tepat, karena:
1. Guru merasa nyaman dengan pembelajaran
yang ada dan kurang memahami/ menguasai
model-model pembelajaran
2. Lebih mudah mengkondisikan kelas dengan
metode ceramah
3. Kurangnya bahan dan alat yang memadai
dalam menunjang kegiatan pembelajaran
4. Menyita lebih banyakwaktu dalam
penggunaan model pembelajaran inovatif
5. belum menguasai cara penggunaan model-
model pembelajaran yang inovatif sehingga
mereka belum dapat maksimal dalam
memanfaatkannya
5. Karena kurangnya adanya pelatihan untuk menunjang kemampuan guru
dan biasanya jika menggunakan model pembelajaran yang inovatif
memerlukan waktu untuk mempersiapkannya.
Nama : Kuncahyani (Guru BK )
Guru belum sepenuhnya memahami model-model pembelajaran
inovatif secara maksimal
Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
Karena terkadang guru tidak memperhatikan karakteristik materi yang
akan diajarkan, mereka berfikir yang terpenting sudah ada alat
peraganya dan sudah menggunakan model pembelajaran tetapi tidak
memperhatikan apakah sudah sesuai dengan materinya atau tidak.
4. Kurangnya
pemanfaatan
teknologi/inovasi
dalam pembelajaran.
KAJIAN LITERATUR
Mukaromah,E (2020) menyebutkan hambatan-hambatan
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
meningkatkan gairah belajar siswa adalah:
1. Sarana prasarana yang belum lengkap
2. Kemampuan dan motivasi untuk memanfaatkan TIK siswa dan
guru yang masih rendah
3. Terbatasnya waktu
HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
Karena guru yang bersangkutan belum menguasai penggunaan TIK
dengan baik.
Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
Kurangnya pelatihan tentang penggunaan TIK yang dilakukan oleh guru
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang kurangnya pemanfaatan
teknologi/ inovasi dalampembelajaran, karena:
1. Guru belum menguasai penggunaan TIK
dalam pembelajaran
2. Tidak adanya akses atau sarana yang
memadai
3. Tidak adanya kemauan atau tidak mencoba
memanfaatkan TIK untuk pembelajaran
4. Kurangnya pelatihan tentang penggunaan
TIK yang dilakukan oleh guru
5. Pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK
6. Nama : Kuncahyani (Guru BK )
1. Tidak adanya akses,
2. Tidak adaanya sarana TIK,
3. Pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK,
4. Guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
5. Tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK
Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
1. Karena kadang tidak relevan dengan materi yang diajarkan .
2. Karena banyak yang harus disiapkan jadi kadang guru memilih yang
simple-simpel untuk mengajar
5 interaksi dengan
orang tua siswa
masih rendah
KAJIAN LITERATUR
Dewi Purnama Sari, Heri Hadi Saputra, Lalu Hamdian Affandi (2022)
Faktor penghambat kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu factor internal
dan eksternal.
factor internal
- Orang tua tidak serta merta dirumah atau siap dipanggil karena
orang tua siswa mayoritas banyak yang jualan, buruh kasar
dan lain sebagainya.
- Beberapa orang tua yang melepas anaknya langsung
kesekolah.
factor eksternal
- mereka mengatakan bahwa anak mereka lebih percaya dan
mendengar nasehat gurunya dibandingkan mereka
- tuntutan hidup yang diemban orang tua
- mereka kesulitan untuk meninggalkan pekerjaannya untuk
memenuhi undangan dari sekolah
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang komunikasi antara guru dan
orang tua siswa masih kurang, karena:
1. orang tua tidak terlalu aktif terhadap kegiatan
anaknya di sekolah
2. beberapa orang tua yang cuek dan tidak mau tau
dengan perkembangan Pendidikan anaknya
3. orang tua masih menganggap pembelajaran
menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya
4. orang tua sibuk kerja
5. orang tua/ guru tidak komunikatif
6. Terkendala dengan latar belakang Pendidikan
orang tua
7. - beberapa orang tua yang cuek dan tidak mau tau dengan
perkembangan Pendidikan anaknya.
HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
Karena guru dan orang tua siswa jarang melakukan komunikasi, sehingga
sangat berdampak pada siswa.
Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
Orang tua jangan hanya menyerahkan sepenuhnya Pendidikan siswa
keguru , karena sejatinya orang tua adalah guru pertama bagi siswa jadi
perlu adanya kerja sama antara orangtua dengan guru.
Nama : Kuncahyani (Guru BK )
Karena dalam melaksanakan tanggung jawab Pendidikan diperlukan
hubungan komunikasi antara guru dan orang tua siswa dengan baik agar
siswa merasa diperhatikan.
Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
Karena terkendala dengan latar belakang Pendidikan orang tua.
6 Membangun
relasi/hubungan
dengan siswa
KAJIAN LITERATUR
Rosarian, A.W., dan Dirgantoro,K.P.S (2020) Interaksi yang terjadi di
dalam kelas meliputi interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan
teman sebayanya. Interaksi sosial dan komunikasi yang terjadi di dalam
kelas menumbuhkan hubungan atau relasi di antara anggota kelas yaitu
guru dan siswa. Interaksi sosial di dalam kelas akan memengaruhi suasana
kelas. Salah satu upaya yang mendorong anak untuk belajar yaitu dengan
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang komunikasi antara guru dan
siswa masih kurang, karena:
1. Dalam proses KBM guru tidak bisa
menciptakan situasi yang menyenangkan.
2. siswa takut pada guru
3. guru tidak komunikatif
4. guru belum mengenal karakteristik masing-
masing siswa.
5. karena biasanya guru lebih memperhatikan
8. menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan (Yusuf,
2007). Suasana atau atmosfer kelas yang nyaman dapat memengaruhi
semangat dan minat belajar siswa serta menunjang keberhasilan tujuan
pembelajaran.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi menurut DeVito (2007) dalam
Hijrah (2017) dalam Hendrayani,yani., Sari,S.N.E., dan Priliantin,A
(2019) yaitu: hambatan fisik (physical barriers), hambatan yang datang
dari lingkungan. Hambatan semantik (semantic barriers), hambatan segi
semantik (bahasa dan arti perkataan) yaitu adanya perbedaan pengertian
dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa
atau lambanglambang. Hambatan psikologis (psychological barriers),
hambatan yang disebabkan oleh faktor kejiwaan seseorang. Hambatan
fisiologis (physiological barriers), hambatan yang berkaitan dengan
kondisi tubuh yang tidak sedang berada pada kemampuan terbaiknya.
HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
1. Karena dalam proses KBM seharusnya guru dapat menciptakan
situasi yang menyenangkan sehingga terjadi interaksi yang baik
antara guru dengan siswa.
2. Karena kurang komunikatif dan jarang melakukan diskusi dengan
siswa.
Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
1. Karena guru belum mengenal karakteristik masing-masing siswa.
2. karena biasanya guru lebih memperhatikan siswa yang lebih
menonjol di kelas.
3. Karena siswanya takut ataupun malu terhadap guru.
siswa yang lebih menonjol di kelas.
6. guru jarang merefleksi Pelajaran
7. Hambatan-hambatan dalam komunikasi yaitu:
1. Hambatan fisik
2. Hambatan semantik
3. Hambatan psikologis
4. Hambatan fisiologis
9. Nama : Kuncahyani (Guru BK )
Karena perbedaan latar belakang dan persepsi yang selektif.
Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
1. Karena terkadang guru masuk kelas dengan membawa tujuan
pembelajaran yang harus dicapai tanpa memperhatikan apakah
siswanya merespon dengan baik materi yang disampaikan atau
tidak.
2. Karena guru jarang merefleksi Pelajaran.
7 Materi HOTS (High
Order Thinking
Skills)
KAJIAN LITERATUR
Menurut Rapih dan Sutaryadi (2018) dalam HOTS, peserta didik
diharuskan menguasi suatu pengetahuan dalam level menganalisis
(Analyze), mengevaluasi (Evaluated) dan mencipta (Created). Sehingga
daya nalar dan daya kritis berfikir siswa sangat dibutuhkan dalam HOTS.
Keterampilan-keterampilan tersebut yang menjadi inti dalam HOTS
merupakan modal utama peserta didik dalam menjalani kehidupan.
Konsep HOTS telah mengalami beberapa pengembangan dan faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap pengembangan HOTS pada peserta
didik telah menjadi bahan kajian selama beberapa tahun. Berdasarkan
beberapa kajian dan penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi HOTS
antara lain: lingkungan kelas, karakteristik keluarga, karakteristik
psikologis, dan kecerdasan.
HASIL WAWANCARA
Nama : Jamalluddinnor, M.Pd (Kepala SMAN 1Mantewe)
1. Karena soal-soal yang berbasis HOTS memang soal yang dalam
kategori sulit.
2. Guru jarang memberikan bimbingan dan Latihan untuk membahas
soal yang berbasis HOTS.
Setelah dianalisis berdasarkan hasil literatur dan
wawancara tentang Siswa Kesulitan Pada Materi
HOTS karena:
1. Guru belum memahami cara membuat soal
HOTS
2. Minimnya sosialisasi cara membuat soal
HOTS
3. Guru belum memahami taksonomi Bloom
4. Guru jarang memberikan bimbingan dan
Latihan untuk membahas soal yang berbasis
HOTS
5. Kurangnya literasi siswa untuk memecahkan
soal yang berbasis HOTS
10. Nama : Anggun Oktavia Adityas, S.Pd (Guru Kimia)
1. Kurangnya latihan yang diberikan
2. Kurangnya literasi siswa untuk memecahkan soal yang berbasis
HOTS
Nama : Kuncahyani (Guru BK )
1. Karena siswa mengerjakan soal dengan terburu-buru.
2. Rendahnya tingkat konsentrasi dan pengetahuan siswa dalam
menyelesaikan soal HOTS.
3. Kurangnya motivasi orang tua dan kondisi ekonomi yang kurang
mendukung.
Nama : Mulyaningrum, S.Pd (Pengawas sekolah tingkat SMP Kec.
Mantewe)
Karena siswa kurang berlatih dan siswa cenderung mengambil simpulan
yang pendek atau lebih suka yang praktis.
Daftar Pustaka
Dewi,D.P., Saputra,H.H., Affandi,L.H. (2022). Kolaborasi guru dan orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Jurnal Ilmiah Mandala
Education.8(1). Tersedia pada http://dx.doi.orag/10.36312/jime.v8i1.2678
Fauziyatun, Nur. 2014. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Rendahnya Motivasi Belajar SiswaKelas IX Smp Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.
Semarang: FKIP UNESA. Tersedia pada http://lib.unnes.ac.id/20086/1/1301409060.pdf
Friani, Indah Fajar, dkk. 2017. Kendala Guru Dalam menerapkan Model Pembelajaran Pada Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum 2013Di Sd Negeri
2 Kota Banda Aceh. Banda Aceh: FKIP Unsyiah. Tersedia pada .https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-kendala-guru-
dalammenerapkan-model-pembe.pdf
Hendrayani,yani., Sari,S.N.E., dan Priliantin,A .(2019).POLA KOMUNIKASI GURU KEPADA SISWA PENYANDANG DISABILITAS. Jurnal Penelitian Komunikasi. 22 (2): 181-
194. Tersedia pada https://jpk.kominfo.go.id/index.php/jpk/article/view/622
11. Mukaromah, Euis. (2020).Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Gairah Belajar Siswa. Vol 4. No 1 . tersedia pada
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijemar/article/view/4381
Mumpuni,A dan Nurbaeti,R,U (2019). Analisa factor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa PGSD. Jurnal riset pedagogic.3(2). Tersedia pada
https://jurnal.uns.ac.id/jdc/article/35229
Rosarian,A.W., Dirgantoro,K.P.S .(2020).UPAYA GURU DALAM MEMBANGUN INTERAKSI SISWA MELALUI METODE BELAJAR SAMBIL
BERMAIN [TEACHER'S EFFORTS IN BUILDING STUDENT INTERACTION USING A GAME BASED LEARNING METHOD]..Journal of
Holistic Mathematics Education.3(2): 146 – 163. Tersedia pada https://ojs.uph.edu/index.php/JOHME
Solikin, dkk. 2019. “Penggunaan Metode Lattice Dalam Mengatasi Rendahnya Kemampuan Berhitung Operasi Perkalian”. Jurnal Pendidikan dan Riset
Matematika. 2 (1). Tersedia pada http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/prismatika/article/view/5 77
Wicaksana, dkk. 2019. “Pengembangan E-Komik Dengan Model Addie Untuk Meningkatkan Minat Belajar Tentang Perjuangan Persiapan Kemerdekaan
Indonesia”. Jurnal EDUTECH Universitas Pendidikan Ganesha. 7 (2). Tersedia pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEU/article/view/23159