Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Makalah
1. A. Pentingnya Prosedur Analitis
Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hubungan yang masuk akal di
antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang
sebaliknya. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini
mencakup antara lain, peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi,
perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji (SA 329.02). Dengan demikian, hasil
analisis terhadap hubungan data dapat digunakan dalam tahap perencanaan audit, tahap
pengujian, dan tahap review akhir audit/penyelesaian audit, sebagaimana tersebut di atas.
Prosedur analitis digunakan dalam setiap fase auditing dengan tujuan sebagai berikut :
1. Pada fase perencanaan, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu,
lingkup dan prosedur audit;
2. Pada fase pengujian, untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi
yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis-jenis transaksi.
3. Pada fase terakhir sebagai review audit secara menyeluruh.
Penggunaan prosedur audit dalam fase perencanaan yang efektif meliputi penyelesaian
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat;
menentukan ratio-ratio atau perbandingan yang memenuhi harapan auditor atau
sesuai dengan tujuannya. Misalnya auditor ingin mengetahui kemungkinan adanya
penyimpangan dalam pemberian komisi penjualan, maka dapat dibuat ratio antar
biaya komisi dengan total penjualan yang hasilnya dibandingkan dengan tarif
komisi penjualan yang sudah ditetapkan. Kecermatan dan luasnya prosedur analitis
yang digunakan dalam perencanaan akan berbeda-beda tergantung atas ukuran dan
kerumitan usaha klien, tersedianya data, dan pertimbangan auditor.
2. Menentukan hasil yang akan diharapkan dengan menentukan pembanding;
Dasar pemikiran atau alasan penggunaan prosedur analitis dalam auditing adalah
bahwa hubungan antardata diharapkan dapat memberikan indikasi tentang kondisi
yang tidak diketahui. Dasar pemikiran ini digunakan dalam menentukan hasil yang
diharapkan dari berbagai sumber, baik data dari internal maupun eksternal yang
bersifat historis maupun prakiraan
3. Melakukan perhitungan/perbandingan;
2. Dalam langkah perhitungan termasuk pengumpulan data yang diperlukan dalam
perhitungan perbedaan jumlah absolut dan persentase per komponen, data rasio,
termasuk juga perolehan data industri yang akan digunakan sebagai pembanding.
Dalam melakukan perhitungan dan pembandingan biasanya digunakan alat
pembantu, misalnya kalkulator atau komputer.
4. Analisis data dan mengidentifikasi perbedaan yang penting;
Dalam menganalisa perhitungan dan pembandingan, diperlukan pemahaman
terhadap usaha klien. Misalnya dalam pembadingan data perusahaan tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya akan dapat membantu auditor dalam memahami
pengaruh kejadian dan keputusan penting terhadap laporan keuangan klien, dari
pada dengan data industri karena adanya karakteristik tertentu pada perusahaan
klien. Sebagai pedoman dalam analisa data adalah mengindentifikasi fluktuasi
yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan yang
merupakan indikasi atau tanda-tanda semakin besarnya risiko salah saji.
5. Investigasi perbedaan yang tidak diharapkan (perbedaan yang luar biasa);
Adanya perbedaan atau fluktuasi yang tidak diharapkan atau yang luar biasa
diinvestigasi dengan mempertimbangkan kembali metode dan faktor yang
digunakan dalam mengembangkan harapan, dan wawancara dengan manajemen.
Kadang-kadang informasi baru akan mendukung perlunya revisi terhadap harapan
yang telah dibuat. Jika penjelasan mengenai perbedaan tersebut tidak diperoleh,
auditor harus menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan auditnya.
6. Menentukan pengaruhnya terhadap rencana audit.
Adanya perbedaan yang penting yang tidak dapat dijelaskan merupakan indikasi
meningkatnya risiko salah saji dalam satu atau beberapa akun yang masuk dalam
perhitungan atau perbandingan. Dalam beberapa hal, auditor biasanya
merencanakan untuk melakukan pengujian lebih rinci terhadap akun-akun tersebut.
Dengan perhatian auditor langsung pada daerah yang risikonya lebih besar, berarti
prosedur analitis dapat pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.
B. Prosedur Analitis dan Pertimbangan Auditor
Pemahaman hubungan keuangan adalah penting dalam merencanakan dan
mengevaluasi hasil prosedur analitik, dan secara umum juga menuntut dimilikinya
3. pengetahuan tentang klien dan industri yang menjadi tempat usaha klien. Pemahaman
atas tujuan prosedur analitik dan keterbatasannya juga penting. Oleh karena itu,
identifikasi hubungan dan jenis data yang digunakan, serta kesimpulan yang diambil
apabila membandingkan jumlah yang tercatat dengan yang diharapkan, membutuhkan
pertimbangan auditor. (SA 329.03)
Kepercayaan auditor terhadap pengujian substantif untuk mencapai tujuan audit yang
berhubungan dengan suatu asersi dapat berasal dari pengujian rinci, dari prosedur
analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenai prosedur yang digunakan
untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor terhadap
efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada. Efektivitas dan
efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam mengidentifikasikan
kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain:
1. Sifat asersi;
Prosedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas
asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti
rinci atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh,
perbandingan dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah karyawan mungkin
menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari
pengujian transaksi individual. Perbedaan dari hubungan yang diharapkan dapat
juga menunjukkan kemungkinan penghilangan dari catatan akuntansi bilamana
bukti transaksi individual dari pihak yang independen yang seharusnya dibukukan
tidak langsung tersedia.
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan;
Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat hubungan menjadi
masuk akal sebab data kadang-kadang seperti berkaitan padahal kenyataannya
tidak demikian, sehingga dapat mengarahkan auditor ke pengambilan kesimpulan
yang salah. Di samping itu, adanya satu hubungan yang tidak diharapkan
dapat memberikan bukti yang penting jika diteliti secara memadai.
Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari prosedur
analitik dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan harapan.
Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih dapat diduga daripada
4. hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau tidak stabil. Hubungan yang
melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih dapat diduga dari pada hubungan yang
melibatkan hanya akun neraca, karena akun laba-rugi mencerminkan transaksi
selama satu periode waktu, sementara akun neraca mencerminkan saldo pada satu
titik waktu. Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung pada keputusan
manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh, manajemen
mungkin memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dari pada mengganti
aktiva tetap atau mereka mungkin menunda suatu pengeluaran klien.
3. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan;
Data mungkin atau tidak mungkin langsung tersedia untuk mengembangkan
taksiran bagi beberapa asersi. Sebagai contoh, untuk menguji asersi kelengkapan,
penjualan yang ditaksir bagi jenis usaha tertentu mungkin dapat dikembangkan
dari statistik produksi atau ukuran tempat penjualan. Bagi jenis usaha lain, data
yang relevan untuk asersi kelengkapan penjualan mungkin tidak langsung tersedia
dan mungkin akan lebih efektif clan efisien untuk menggunakan catatan
pengiriman yang rinci dalam menguji asersi tersebut.
Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitik berdasarkan atas
konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari data
yang diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan
dari prosedur analitik. Auditor harus menilai keandalan data dengan
mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi pengumpulan data
serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki auditor mengenai data itu
4. Ketepatan harapan.
Harapan yang dikembangkan pada tingkat yang rinci biasanya mempunyai
kemungkinan yang lebih besar dalam mendeteksi salah saji jumlah
tertentu dari pada perbandingan secara luas. Jumlah bulanan biasanya akan lebih
efektif dari pada jumlah tahunan dan perbandingan berdasarkan lokasi atau jalur
usaha biasanya akan lebih efektif dari pada membandingkan perusahaan secara
keseluruhan. Tingkat kerincian yang cocok akan dipengaruhi oleh sifat klien,
besarnya dan kerumitannya. Umumnya risiko salah saji yang material menjadi
5. kabur akibat meningkatnya faktor yang bertentangan karena operasi klien menjadi
lebih rumit dan lebih beragam. Penguraian masalah akan membantu mengurangi
risiko ini.
C. Prosedur Audit : Perbandingan dengan Harapan Auditor
Prosedur analitis yang digunakan oleh auditor diharapkan untuk menambah tingkat
keyakinan seorang auditor. Oleh karena itu beberapa hal yang dilakukan untuk
meningkatkan tingkat keyakinan seorang auditor :
1. Kemampuan seorang auditor dalam memahami sebuah alasan yang membuat
hubungan menjadi masuk akal. Terkadang data-data yang dianggap mempunyai
hubungan, kenyataannya tidak berhubungan begitu juga sebaliknya;
2. Ketersediaan data dalam menilai sebuah asersi. Keyakinan yang diperoleh dari
prosedur analitik yang dilakukan berdasarkan pada keandalan data yang diperoleh.
Factor-faktor yang mempengaruhi dalam keandalan data adalah sumber data yang
independen baik dari luar atau dalam, jika sumber dari dalam apakah dipastikan
independen, pengendalian untuk system yang memadai, apakah data menjadi
sasaran pengujian pada tahun berjalan atau tahun sebelumnya, sumber data untuk
mengembangkan harapan;
Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat keyakinan
yang diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah saji yang
material, baik secara individu atau secara kelompok, dengan salah saji lainnya, akan
teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor (paragraf 20). Ketika harapan menjadi lebih
tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan menjadi lebih sempit, sehingga jika terjadi
perbedaan yang signifikan antara hasil prosedur analitik dengan angka sesungguhnya,
perbedaan tersebut kemungkinan besar karena salah saji. Ketepatan harapan tergantung
pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan auditor terhadap faktor-faktor yang
secara signifikan mempengaruhi jumlah yang diaudit dan tingkat kerincian data yang
digunakan untuk mengembangkan harapan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hubungan keuangan. Sebagai contoh,
penjualan dipengaruhi oleh harga, volume dan campuran produk. Sebaliknya, masing-
masing hal itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan faktor yang bertentangan dapat
menutupi salah saji. Identifikasi yang lebih efektif terhadap faktor yang secara signifikan
6. mempengaruhi hubungan umumnya dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya keyakinan
yang diinginkan dari prosedur analitik.
https://dikdiksalehsadikin.wordpress.com/2009/01/28/pelaksanaan-prosedur-analitis/
http://magussudrajat.blogspot.co.id/2010/06/perencanaan-audit-dan-prosedur-
analitis.html