Mata kuliah Auditing 1 membahas mengenai jasa-jasa akuntan publik, aturan internal profesi, tanggung jawab hukum, bukti audit, pengendalian internal, asersi dalam laporan, materialitas, prosedur penilaian risiko, pihak-pihak yang berelasi, audit berbasis risiko, strategi audit menyeluruh, dan merumuskan pendapat auditor. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memahami profesi akuntan publik dan dapat menjelaskan
2. Mata kuliah ini merupakan bagian dari kuliah Auditing yang
terdiri dari Auditing 1 dan Auditing 2.
Mata kuliah ini membahas mengenai:
1. Jasa-Jasa Akuntan Publik
2. Aturan Internal Profesi
3. Tanggung Jawab Hukum
4. Bukti Audit
5. Pengendalian Internal
6. Asersi dalam laporan
7. Materialitas
8. Prosedur Penilaian Risiko
9. Pihak-pihak yang berelasi
10. Audit Berbasis Risiko
11. Strategi Audit Menyeluruh
12. Merumuskan Pendapat Auditor
Deskripsi :
3. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan profesi akuntan publik,
struktur organisasi KAP, jenjang profesi akuntan dan fungsi
audit bagi masyarakat.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kode etik profesi
akuntan publik dan standar pengendalian mutu (SPM-01)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tanggung jawab
manajemen dan auditor sesuai dengan perikatan yang
telah dibuat
4. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat dari suatu bukti audit,
jenis bukti, prosedur memperoleh bukti, keputusan dalam
penggunaan bukti, pengorganisasian kertas kerja dan
penguasaan kertas.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan pengendalian
internal dan komponen – komponen yang terkait dalam
pengendalian internal.
Tujuan :
4. 6. Mahasiswa dapat menjelaskan asersi dalam laporan
keuangan.
7. Mahasiswa dapat menghitung tingkat materialitas secara
aggregate dan tingkat materialitas masing-masing akun.
8. Mahasiswa dapat menjelaskan penliaian risiko
berdasarkan kriteria audit yang berlaku.
9. Mahasiswa dapat menjelaskan pihak-pihak yang berelasi
dalam menilai risiko.
10. Mahasiswa dapat menjelaskan pekerjaan audit berbasis
risiko.
11. Mahasiswa dapat menjelaskan strategi audit menyeluruh.
12. Mahasiswa dapat menjelaskan opini Auditor berdasarkan
SA 700
Tujuan :
5. Theodarus M. Tuanakota (2015). Audit Kontemporer,
Salemba Empat Jakarta
IAPI (2011) Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba,
Jakarta Atau SA (Standar Audit).
IAPI/ Institut Akuntan Publik Indonesia (2012) Standar
Pengendalian Mutu (SPM-01)
IAPI (2018) Kode Etik Profesi Akuntan Publik
UU No. 5 Tahun 2011 Akuntan Publik
PP Nomor 20 tahun 2015 tentang praktik Akuntan Publik
PMK No. 154 tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Akuntan Publik
Pendukung :
6. Penilaian berdasarkan pada nilai keaktifan dalam
pengerjaan tugas, kehadiran, mid dan final tes
dengan komposisi sebagai berikut :
Penilaian :
KOMPONEN PROSENTASE
KEHADIRAN 10%
TUGAS 20%
MID TES 30%
UAS 40%
7. Dengan range nilai sebagai berikut :
Range Nilai
80-100 A
66-79,9 B
56-65 C
50-55 D
<= 50 E
9. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi.
Atestasi, pengertian umumnya merupakan suatu komunikasi
dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang reabilitas
dari pernyataan seseorang.
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan
perusahaan, karena Akuntan publik sebagai pihak yang ahli
dan independen, pada akhir pemeriksaannya akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Pengertian Auditing :
10. Konrath (2002:5) mendefinisikan auditing sebagai :
“Suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi
tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi
untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut
dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Pengertian Auditing :
11. Menurut Alvin A. Aren, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder
(2011:4)
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence
about information to determine and report on the degree
of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by competent,
independent person.”
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan.
Auditing harus dilakukan oleh orang kompeten dan
independen.
Pengertian Auditing :
12. Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi dalam
bentuk yang dapat diverifikasi dan beberapa standar (kriteria)
yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi
tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak bentuk.
Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang
dapat diukur, termasuk laporan keuangan perusahaan dan
SPT pajak penghasilan perorangan.
Auditor juga mengaudit informasi yang lebih subjektif, seperti
efektivitas sistem Komputer dan efisiensi operasi manufaktur.
InformasidanKriteriayangtelahDitetapkan
13. Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi,
tergantung pada informasi yang sedang diaudit.
Dalam Audit atas laporan keuangan historis oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP), kriteria yang berlaku biasanya adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) atau
International Financial Reporting Standards (IFRS).
Ini berarti bahwa dalam audit atas laporan keuangan, kantor
akuntan publik akan menentukan apakah laporan keuangan
sudah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
InformasidanKriteriayangtelahDitetapkan
14. Untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
kriterianya adalah kerangka kerja yang sudah diakui untuk
mengembangkan pengendalian internal, seperti internal
Control - integrated framework yang dikeluarkan oleh
Committee of Sponsoring Organization dalam Komisi
Treadway (dikenal luas sebagai COSO).
InformasidanKriteriayangtelahDitetapkan
15. Untuk audit atas SPT pajak oleh Internal Revenue Service
(IRS), kriterianya tercantum dalam Internal Revenue Code.
Dalam audit IRS atas SPT pajak perusahaan, IRS
menggunakan Internal Revenue code sebagai kriteria
ketepatan, bukan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).
InformasidanKriteriayangtelahDitetapkan
16. Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan
auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Bukti memiliki banyak bentuk yang berbeda, termasuk :
1. Data elektronik dan data lain tentang transaksi
2. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
3. Observasi oleh auditor
4. Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)
Mengumpulkandanmengevaluasibukti
17. Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh
bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi.
Auditor harus menentukan jenis dan jumlah bukti yang
diperlukan serta mengevaluasi apakah informasi itu sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Mengumpulkandanmengevaluasibukti
18. Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik
memulai pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan
keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial
balance), buku besar (general ledger), buku harian (special
jpurnals), bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku
besar (sub-ledger),
Sedangkan Accounting mempunyai sifat konstruktif, karena
disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku
besar dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi
laporan keuangan.
Perbedaan Auditing dan Akuntansi
19. Akuntansi (accounting) dilakukan oleh pegawai perusahaan
(bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar
Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS .
Sedangkan Auditing dilakukan oleh akuntan publik
(khususnya financial audit) dengan berpedoman pada
Standar Profesional Akuntan Publik, Kode Etik Profesi
Akuntan Publik dan Standar Mutu.
Perbedaan Auditing dan Akuntansi
20. Untuk mengilustrasikan kebutuhan akan auditing, mari
pertimbangkan keputusan seorang pejabat bank dalam
memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan.
Keputusan ini akan didasarkan pada faktor-faktor seperti
hubungan keuangan sebelumnya dengan perusahaan itu
serta kondisi keuangan perusahaan itu seperti yang
dicerminkan dalam laporan keuangannya.
Jika jadi memberikan pinjaman, bank akan mengenakan suku
bunga yang terutama ditentukan oleh tiga faktor :
1. Suku bunga bebas risiko
2. Risiko Bisnis bagi nasabah
3. Risiko informasi
AspekEkonomi DalamPermintaanAkanAuditing
21. Adalah jasa professional independen yang meningkatkan
kualitas informasi bagi para pengambil keputusan.
Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia jasa
assurance itu independen dan tidak bias berkenaan dengan
informasi yang diperiksa.
Individu-individu yang bertanggung jawab membuat
keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk
membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi
yang digunakan sebagai dasar keputusan.
JasaAssurance
22. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh
akuntan publik adalah jasa atestasi.
Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance
dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu
permasalahan atau asersi yang disiapkan pihak lain.
Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori :
1. Audit atas laporan keuangan historis
2. Audit atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
3. Review laporan keuangan historis
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai
masalah.
JasaAtestasi
23. KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di
luar lingkup jasa assurance.
Tiga contoh yang spesifik adalah :
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa Pajak
3. Jasa Konsultan manajemen
Jasa-jasaNon-assuranceyangdiberikanolehAkuntanPublik
24. Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu :
1. Audit Operasional
Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasional organisasi.
2. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan yang
ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.
3. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
Dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan
telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.
Jenis-jenisAudit
25. Ada beberapa jenis auditor yang dewasa ini berpraktik.
Jenis yang paling umum adalah :
1. Kantor Akuntan Publik
2. Auditor badan akuntabilitas Pemerintah
3. Agen-agen Penerimaan Negara (internal revenue)
4. Auditor Internal
Jenis-JenisAuditor