1. ASKEP PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISITEM
INTEGUMEN AKIBAT JAMUR
“ Tinea Kruris & Tinea Pedis”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
RASAP JASENG
LA ODE IFAN RUFFI
ARIANTO
ROSTINI
NURUL FITRIANI
PUJI HASTUTI
AKDEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011
2. KATA PENGATAR
“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT
JAMUR Tinea Kruris & Tinea Pedis” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga
hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.
Raha, 17 September 2011
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................1
Bab II Pembahasan...............................................................................................................2
A. Pengertian.................................................................................................................2
B. Etiologi.....................................................................................................................2
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
E. Komplikasi................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. Penatalaksanaan Medik..............................................................................................
H. Konsep Keperawatan..................................................................................................
Bab III Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tinea merupakan jenis penykit yang jarang ditemukan pada siapapun tapi pada
dasaranya jenis penyakit ini sering ditemukan pada pria. Tinea adalah penyakit pada jaringan
yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut,
dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea
sendiri merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada daerah genitokrural
(selangkangan), sekitar anus, bokong dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
Di dalam makalah ini kami akan bahas lebih jelas lagi dan terperinci mengenai
jenie-jenis penyakit “tinea” terutama tinea kruris dan tinea pedis.
B. TUJUAN
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit tinea kruris dan tinea
pedis
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk
menangani penyakit tinea kruris dan tinea pedis ini sendiri
C. TINJAUAN PUSTAKA
Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil literatur
– literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi melalui
layanan internet.
5. BAB II
PEMBAHASAN
1.Tinea Kruris
A. Pengertian
Tinea kruris adalah dermatofit pada lipatan paha daerah perineum dan sekitar anus.
B. Etiologi
Tinea kruris disebabkan oleh T. Rubrrum, T. Mentagophytes atau E. Floccosum
C. Patofisiologi
Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur pada lipatan paha. Infeksi ini sering dialami pria
dan disertai rasa gatal yang hebat yang meluas pada bagian dalam dan daerah pantat.
D. Tanda Dan Gejala
Pruritus dengan bercak - bercak berwarna merah dan bersisik yang meluas menjadi plak
sirkuler dengan tepi vesikuler atau bersisik yang menonjol.
Keleinan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas
pada daerah genitol-klural, atau meluas kesekitar anus, daerah gluteus, dan perut bagian
bawah, atau bagian tubuh lainnya.
E. Komplikasi
Limfangitis
Selulitis
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida
G. Penatalaksanaan Medik
Prinsip pengobatan pada tinea kruris kurang lebih sama dengan prinsip pengobatan pada tinea
kor
poris.
1. Obat topikal
Merupakan pilihan utama. Seperti pada pengobatan tinea korporis, obat-obat klasik,
derivat imiidazol, dan derivat alilamin dapat digunakan dengan cara pengobatan dan lama
pengobatan yang kurang lebih sama.
2. Obat sistemik
Pengobatan sistemik hanya diberikan atas indikasi tertentu misalnya lesi yang luas karena
penggunaan obat topikal saja sudah cukup efektif. Obat yang dipakai antara lain
griseofulfin, ketokonazol, itrakonazol, serta terbinafin.
6. H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
• Aktifitas / istirahat
Tanda : klien tampak gelisah
• Integritas ego
Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit
Tanda : tampak murung
• Hygiene
Gejala :
Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
Kliien mengatakan lukanya memerah dan bau
Tanda : kliien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik
• Integritas Kulit
Gejala : klien mengatakan gatal pada luanya
Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar
• Kenyamanan
Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Tanda : nampak sering menutup daerah luukaanya
• Pengetahuan / pemahaman
Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
b. Pengelompokkan Data
• Data Subyektif
•
Klien mengatakan gatal pada lukannya
Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Klien mengatakna lukannya memerah dan bau
Klien mengatakan kurang dalam mmerawat kebersihan dirinya
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
Data Obyektif
Klien tampak gelisah
Tampak murung
Klien nampak kotor dan bau
Lesi nampak kasar
Lesi nampak bersisisk
Tampak adanya pustule, erytema, lesi
Tampak sering menutup daerah lukannya
c. Analisa Data
No
Problem
Etiologi
Symptom
7. 1
Gangguan
Integritas
kulit
M. canis & trychophiton
Mentagrohytes
DS :
Klien mengatakan
gatal pada lukanya
Infeksi
Lesi
DO :
Tampak adanya
Postila,eritema,lesi
Postula
Eritema
2
Deficit
Perawatan
diri
Gangguan integritas kulit
M.canis & trychophiton
Mentagrohytes
DS :
-
Infeksi
Lesi
Postula
Kemelasan untuk membersihkan
Deficit perawatan diri
3
Gangguan
citra diri
M.canis & trychophiton
Mentagrohytes
Macula eritemaus
Merusak jaringan kulit sekitarnya
Bersisik ditepinya
4
Ansietas
Gangguan citra tubuh
Perubahan status kesehatan
Kurang pengetahuan
Stres psikologis
Ansietas
d. Prioritas Masalah
• Gangguan integritas kulit
• Devicit perawatan diri
• Gangguan citra tubuh
-
Klien
mengatakan
lukanya
memerah dan
bau
Klien
mengatakan
kurang dalam
merawat
kebersihan
dirinya
DO :
Nampak kotor
DS :
Klien mengatakan
malu dengan kondisi
badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi nampak bersisik
- Tampak sering
menutup daerah
lukanya
DS :
Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Nampak
gelisah
- Nampak
murung
8. •
Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya
DO : Tampak adanya pustule, erytema, dan lesi
Devicit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan lukanya memerah dan bau
- Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
DO : Nampak kotor dan bau
Gangguan citra tubuh berhuubungan dengan kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi tampak bersisik
- Tampak menutup daerah lukanya
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahusn ditandai dengan :
DS : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang penyakitnya
DO :
- Nampak gelisah
- Nampak murung
3. Rencana Tindakan
No
Diagnosa keperawatan
1
Gangguan integritas
Kulit berhubungan
dengan adanya lesi
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan gatal
pada lukanya
DO :
Tampak adanya pustule,
Eritema, dan lesi
Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
gangguan integritas kulit
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari gangguan integritas
kulit berangsur-angsur
berkurang dengan
kriteria :
-Klien mengatakan gatal
sudah berkurang pada
lukanya
-Lesi berkurang
Intervensi
1. Observasi klien
2. Kompres air
hangat
3. Hindari
makanan yang
mmengandung
tinggi protein
4. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
antibiotik
Rasional
1.Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2.Untuk mengurangi
adanya rasa gatal yang
berlebihan
3.Untuk mengurangi
alergi pada kulit
4.Untuk mencegah
pertumbuhan jamur
dan meningkatkan
kesehatan
9. 2
3
4
Devicit perawatan diri
Berhubungan dengan
Adanya pustule ditandai
dengan :
DS :
-Klien mengatakan
lukanya memerah dan
bau
-klien mengatakan
kurang dalam melakukan
perawatan diri
DO :
-Nampak kotor
-Nampak bau
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakkan malu
dengan kondisi badannya
DO :
-Lesi tampak kasar
-Lesi nampak bersisik
-Tampak menutup
dengan lukanya
Ansietas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
berhubungan dengan :
DS :
Klien mengatakan kurang
mengetahui tentang
penyakitnya
DO :
-Nampak gelisah
-Nampak murung
2.Tinea Pedis
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan,
perawatan terpenuhi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari perawatan diri klien
berangsur-angsur baik
dengan kriteria :
-Klien tidak lagi kotor
-Klien tidak lagi bau
1. observasi
kondisi kulit
2. Dorongan
perawatan diri
3. ajarkan klien
mandi terapeutik
4. Berikan pakian
yang bersih pada
klien
1. Untuk menentukan
rencana tindakan
2. Dapat menngkatkan
semgngat klien dalam
membersihkan diri
3. Untu mencegah
perlunya infeksi jamur
4. Untuk mencegah
infeksi silang.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
klien dapat menerima
situasi dirinya :
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari klien mulai menerima
keadaannya dengan
kriteria:
-Klien sudah tidak merasa
malu
-Lesi tidak lagi kasara
-Lesi tidak lagi bersisik
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
tingkat kecemasan hilang
Tupen :
Setelah dibarikan
tindakan keperawatan ± 3
hari kecemasan berangsur
angsur kembali normal
dengan kriteria :
-Tidak lagi gelisah
-Tidak lagi murung
1. Kaji perubahan
pada klien
2. Berikan
keyakinan pada
diri individu
3. Dorongan
interaksi dengan
keluarga
1. Untuk mnentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Meningkatkan
kepercaayaan diri
pasien
Dapat
mempertahankan
komonikasi dengan
mendukung secara
terus-menerus pada
klien
1. Observasi kaji
tingkat
pengetahuan klien
2. Jelaskan
tentang penyakit
klien
3. Beri
kesempatan
kepada kien untuk
mendiskusikan
tentang
penyakitnya
1. Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. untuk menambah
pengetahuan klien
tentang penyakitnya
3. Memberi
pemahaman yang lebih
tentang penyakitnya.
10. A. Pengertian
Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutaama disela jari dan telapak kaki
terutama yang memakai kaus dan sepatu nyang tertutup.Keadaan lembab dan panas
merangsang pertumbuhan jamur .
B. Etiologi
Tinea pedis disebabkan oleh trychophyton rubbrum.
C. Patofisiologi
Tinea pedis disebabkan oleh trychophyton rubbrum yan daapat menimbulkan bercak bersisik
disetrai eritema pada telapk kaki dan tangan.
D. Tanda Dan Gejala
Pruritus yang terkena telapak kaki, cela – cela antara jari – jari kaki, fesikel yang mengalami
inflamasi (akut) atau ruam yang bersisik kotor atau yang bernanah merah (kronis).
Tinea pedis yang sering adalah bentuk interdigitalis. Diantara jari IV dan V terlihat virusa
yang dilingkari sisik halus dan tipis, dapat meluas kebawah jari (subdigital) dan telapak kaki.
Kelainan kulit berupa kelompok vesikel. Sering terjadi maserase pada sela jari terutama sisi
lateral berupa kulit putih dan rapuh, berfirusa dan sering disertai bau. Bila kulit mati
dibersihkan, akan terlihat kulit baru yang pada umumnya telah diserang jamur. Bentuk kliinis
ini dapat berlangsung bertahun – tahun dan menimbulkan sedikit keluhan. Pada suatu ketika
dapat disertai infeksi sekunder atau bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, dengan
gejala-gejala konstitusi.
E. Komplikasi
Limfangitis
Selulitis
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida
G. Penatalaksanaan Medik
Berhubung penyakit ini sering rekuurens maka faktor predisposisi perlu dihindari. Kaus kaki
yang dipakai dipilih kaus yang memungkinkan ventilasi dan diganti setiap hari. Kaki harus
bersih dan kering. Hindari memakai sepatu tertutup dan sempit sepanjang hari. Kaki dan
selasela jari dijaga agar selaluu kering. Sesudah mandi dapat diberiakn bedak dengan atau
tanpa ant jamur.
1. Obat topikal
Bila lesi basah, maka sebaiknya direndam dalam larutan kalium permenganat 1/5.000
atau larutan asam asetat 0,25% selama 15-30 menit, 2-4 kali sehari. Aatap vesikel
atau bula dipecahkan untuk mengurangi keluhan. Bila peraadangan hebat
dikoombinasikan dengan obat antibiotik sistemik.
Kalauu peradangan sudh berkurang, diberikan oba topiikal anti jamur berspektrum
luas anyara lain, halopogrin, klootrimazol, mikonazol, bifonazol, atau ketokonazol.
2. Obat sistemik
11. Biasaanya tidak digunakan, Namun, bla diigunakan perlu dikoombinasikan dengan
obat-obat antjamun topikal. Obat – obat sistemik tersebut antara lain griseofulfin,
ketokonazol, itrakonazol, dan terbinafin.
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
• Aktifitas / istirahat
Tanda : klien tampak gelisah
• Integritas ego
Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit
Tanda : tampak murung
• Hygiene
Gejala :
Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
Kliien mengatakan lukanya memerah dan bau
Tanda : kliien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik
• Integritas Kulit
Gejala : klien mengatakan gatal pada luanya
Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar
• Kenyamanan
Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Tanda : nampak sering menutup daerah luukaanya
• Pengetahuan / pemahaman
Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
b. Pengelompokkan Data
• Data Subyektif
•
Klien mengatakan gatal pada lukannya
Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Klien mengatakna lukannya memerah dan bau
Klien mengatakan kurang dalam mmerawat kebersihan dirinya
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
Data Obyektif
Klien tampak gelisah
Tampak murung
Klien nampak kotor dan bau
Lesi nampak kasar
Lesi nampak bersisisk
Tampak adanya pustule, erytema, lesi
Tampak sering menutup daerah lukannya
12. c. Analisa Data
No
1
Problem
Gangguan
Integritas
kulit
Etiologi
M. canis & trychophiton
Mentagrohytes
Infeksi
Symptom
DS :
Klien mengatakan
gatal pada lukanya
DO :
Tampak adanya
Postila,eritema,lesi
Lesi
Postula
Eritema
2
Deficit
Perawatan
diri
Gangguan integritas kulit
M.canis & trychophiton
Mentagrohytes
DS :
-
Infeksi
Lesi
Postula
Kemelasan untuk membersihkan
Deficit perawatan diri
3
Gangguan
citra diri
M.canis & trychophiton
Mentagrohytes
Macula eritemaus
Merusak jaringan kulit sekitarnya
Bersisik ditepinya
4
Ansietas
Gangguan citra tubuh
Perubahan status kesehatan
Kurang pengetahuan
Stres psikologis
Ansietas
-
Klien
mengatakan
lukanya
memerah dan
bau
Klien
mengatakan
kurang dalam
merawat
kebersihan
dirinya
DO :
Nampak kotor
DS :
Klien mengatakan
malu dengan kondisi
badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi nampak bersisik
- Tampak sering
menutup daerah
lukanya
DS :
Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Nampak
gelisah
- Nampak
murung
13. d. Prioritas Masalah
• Gangguan integritas kulit
• Devicit perawatan diri
• Gangguan citra tubuh
• Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya
DO : Tampak adanya pustule, erytema, dan lesi
Devicit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan lukanya memerah dan bau
- Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
DO : Nampak kotor dan bau
Gangguan citra tubuh berhuubungan dengan kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi tampak bersisik
- Tampak menutup daerah lukanya
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahusn ditandai dengan :
DS : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang penyakitnya
DO :
- Nampak gelisah
- Nampak murung
3. Rencana Tindakan
No
Diagnosa keperawatan
1
Gangguan integritas
Kulit berhubungan
dengan adanya lesi
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan gatal
pada lukanya
DO :
Tampak adanya pustule,
Eritema, dan lesi
Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
gangguan integritas kulit
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari gangguan integritas
kulit berangsur-angsur
berkurang dengan
kriteria :
-Klien mengatakan gatal
sudah berkurang pada
lukanya
-Lesi berkurang
Intervensi
1. Observasi klien
2. Kompres air
hangat
3. Hindari
makanan yang
mmengandung
tinggi protein
4. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
antibiotik
Rasional
1.Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2.Untuk mengurangi
adanya rasa gatal yang
berlebihan
3.Untuk mengurangi
alergi pada kulit
4.Untuk mencegah
pertumbuhan jamur
dan meningkatkan
kesehatan
14. 2
Devicit perawatan diri
Berhubungan dengan
Adanya pustule ditandai
dengan :
DS :
-Klien mengatakan
lukanya memerah dan
bau
-klien mengatakan
kurang dalam melakukan
perawatan diri
DO :
-Nampak kotor
-Nampak bau
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan,
perawatan terpenuhi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari perawatan diri klien
berangsur-angsur baik
dengan kriteria :
-Klien tidak lagi kotor
-Klien tidak lagi bau
1. observasi
kondisi kulit
2. Dorongan
perawatan diri
3. ajarkan klien
mandi terapeutik
4. Berikan pakian
yang bersih pada
klien
1. Untuk menentukan
rencana tindakan
2. Dapat menngkatkan
semgngat klien dalam
membersihkan diri
3. Untu mencegah
perlunya infeksi jamur
4. Untuk mencegah
infeksi silang.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
klien dapat menerima
situasi dirinya :
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari klien mulai menerima
keadaannya dengan
kriteria:
-Klien sudah tidak merasa
malu
-Lesi tidak lagi kasara
-Lesi tidak lagi bersisik
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
tingkat kecemasan hilang
Tupen :
Setelah dibarikan
tindakan keperawatan ± 3
hari kecemasan berangsur
angsur kembali normal
dengan kriteria :
-Tidak lagi gelisah
-Tidak lagi murung
1. Kaji perubahan
pada klien
2. Berikan
keyakinan pada
diri individu
3. Dorongan
interaksi dengan
keluarga
1. Untuk mnentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Meningkatkan
kepercaayaan diri
pasien
Dapat
mempertahankan
komonikasi dengan
mendukung secara
terus-menerus pada
klien
1. Observasi kaji
tingkat
pengetahuan klien
2. Jelaskan
tentang penyakit
klien
3. Beri
kesempatan
kepada kien untuk
mendiskusikan
tentang
penyakitnya
1. Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. untuk menambah
pengetahuan klien
tentang penyakitnya
3. Memberi
pemahaman yang lebih
tentang penyakitnya.
3
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakkan malu
dengan kondisi badannya
DO :
-Lesi tampak kasar
-Lesi nampak bersisik
-Tampak menutup
dengan lukanya
4
Ansietas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
berhubungan dengan :
DS :
Klien mengatakan kurang
mengetahui tentang
penyakitnya
DO :
-Nampak gelisah
-Nampak murung
15. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipatan paha daerah perineum dan
sekitar anus. Sedangkan tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutaama disela
jari dan telapak kaki terutama yang memakai kaus dan sepatu nyang tertutup. Yang menjadi
masalah perawatan dari penyakit tinea pedis & tinea pedis ini adalah :
• Gangguan integritas kulit
• Devicit perawtan diri
• Gangguan citra tubuh
• Ansietas
B. Saran
Tinea kruris & tinea pedis merupakan penyakit yang jarang ditemukan
namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh karena itu, kita sebagai
mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara menangani dan
memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit tersebut.
Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita sudah mengenal
penyakit ini.