SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
ASKEP PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISITEM
INTEGUMEN AKIBAT JAMUR
“ Tinea Kruris & Tinea Pedis”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI

RASAP JASENG
LA ODE IFAN RUFFI
ARIANTO
ROSTINI
NURUL FITRIANI
PUJI HASTUTI

AKDEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011
KATA PENGATAR

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT
JAMUR Tinea Kruris & Tinea Pedis” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga
hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.

Raha, 17 September 2011

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................1
Bab II Pembahasan...............................................................................................................2
A. Pengertian.................................................................................................................2
B. Etiologi.....................................................................................................................2
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
E. Komplikasi................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. Penatalaksanaan Medik..............................................................................................
H. Konsep Keperawatan..................................................................................................
Bab III Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tinea merupakan jenis penykit yang jarang ditemukan pada siapapun tapi pada
dasaranya jenis penyakit ini sering ditemukan pada pria. Tinea adalah penyakit pada jaringan
yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut,
dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea
sendiri merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada daerah genitokrural
(selangkangan), sekitar anus, bokong dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
Di dalam makalah ini kami akan bahas lebih jelas lagi dan terperinci mengenai
jenie-jenis penyakit “tinea” terutama tinea kruris dan tinea pedis.

B. TUJUAN
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit tinea kruris dan tinea
pedis
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk
menangani penyakit tinea kruris dan tinea pedis ini sendiri
C. TINJAUAN PUSTAKA
Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil literatur
– literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi melalui
layanan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Tinea Kruris
A. Pengertian
Tinea kruris adalah dermatofit pada lipatan paha daerah perineum dan sekitar anus.
B. Etiologi
Tinea kruris disebabkan oleh T. Rubrrum, T. Mentagophytes atau E. Floccosum
C. Patofisiologi
Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur pada lipatan paha. Infeksi ini sering dialami pria
dan disertai rasa gatal yang hebat yang meluas pada bagian dalam dan daerah pantat.
D. Tanda Dan Gejala
Pruritus dengan bercak - bercak berwarna merah dan bersisik yang meluas menjadi plak
sirkuler dengan tepi vesikuler atau bersisik yang menonjol.
Keleinan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas
pada daerah genitol-klural, atau meluas kesekitar anus, daerah gluteus, dan perut bagian
bawah, atau bagian tubuh lainnya.
E. Komplikasi
Limfangitis
Selulitis
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida
G. Penatalaksanaan Medik
Prinsip pengobatan pada tinea kruris kurang lebih sama dengan prinsip pengobatan pada tinea
kor
poris.
1. Obat topikal
Merupakan pilihan utama. Seperti pada pengobatan tinea korporis, obat-obat klasik,
derivat imiidazol, dan derivat alilamin dapat digunakan dengan cara pengobatan dan lama
pengobatan yang kurang lebih sama.
2. Obat sistemik
Pengobatan sistemik hanya diberikan atas indikasi tertentu misalnya lesi yang luas karena
penggunaan obat topikal saja sudah cukup efektif. Obat yang dipakai antara lain
griseofulfin, ketokonazol, itrakonazol, serta terbinafin.
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
• Aktifitas / istirahat
Tanda : klien tampak gelisah
• Integritas ego
Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit
Tanda : tampak murung
• Hygiene
Gejala :
 Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
 Kliien mengatakan lukanya memerah dan bau
Tanda : kliien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik
• Integritas Kulit
Gejala : klien mengatakan gatal pada luanya
Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar
• Kenyamanan
Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Tanda : nampak sering menutup daerah luukaanya
• Pengetahuan / pemahaman
Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
b. Pengelompokkan Data
• Data Subyektif

•

 Klien mengatakan gatal pada lukannya
 Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
 Klien mengatakna lukannya memerah dan bau
 Klien mengatakan kurang dalam mmerawat kebersihan dirinya
 Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
Data Obyektif








Klien tampak gelisah
Tampak murung
Klien nampak kotor dan bau
Lesi nampak kasar
Lesi nampak bersisisk
Tampak adanya pustule, erytema, lesi
Tampak sering menutup daerah lukannya

c. Analisa Data
No

Problem

Etiologi

Symptom
1

Gangguan
Integritas
kulit

M. canis & trychophiton
Mentagrohytes

DS :
Klien mengatakan
gatal pada lukanya

Infeksi
Lesi

DO :
Tampak adanya
Postila,eritema,lesi

Postula
Eritema
2

Deficit
Perawatan
diri

Gangguan integritas kulit
M.canis & trychophiton
Mentagrohytes

DS :
-

Infeksi
Lesi
Postula
Kemelasan untuk membersihkan
Deficit perawatan diri
3

Gangguan
citra diri

M.canis & trychophiton
Mentagrohytes
Macula eritemaus
Merusak jaringan kulit sekitarnya
Bersisik ditepinya

4

Ansietas

Gangguan citra tubuh
Perubahan status kesehatan
Kurang pengetahuan
Stres psikologis
Ansietas

d. Prioritas Masalah
• Gangguan integritas kulit
• Devicit perawatan diri
• Gangguan citra tubuh

-

Klien
mengatakan
lukanya
memerah dan
bau
Klien
mengatakan
kurang dalam
merawat
kebersihan
dirinya

DO :
Nampak kotor
DS :
Klien mengatakan
malu dengan kondisi
badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi nampak bersisik
- Tampak sering
menutup daerah
lukanya
DS :
Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Nampak
gelisah
- Nampak
murung
•

Ansietas

2. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya
DO : Tampak adanya pustule, erytema, dan lesi
 Devicit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan lukanya memerah dan bau
- Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
DO : Nampak kotor dan bau
 Gangguan citra tubuh berhuubungan dengan kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi tampak bersisik
- Tampak menutup daerah lukanya
 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahusn ditandai dengan :
DS : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang penyakitnya
DO :
- Nampak gelisah
- Nampak murung

3. Rencana Tindakan
No
Diagnosa keperawatan
1
Gangguan integritas
Kulit berhubungan
dengan adanya lesi
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan gatal
pada lukanya
DO :
Tampak adanya pustule,
Eritema, dan lesi

Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
gangguan integritas kulit
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari gangguan integritas
kulit berangsur-angsur
berkurang dengan
kriteria :
-Klien mengatakan gatal
sudah berkurang pada
lukanya
-Lesi berkurang

Intervensi
1. Observasi klien
2. Kompres air
hangat
3. Hindari
makanan yang
mmengandung
tinggi protein
4. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
antibiotik

Rasional
1.Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2.Untuk mengurangi
adanya rasa gatal yang
berlebihan
3.Untuk mengurangi
alergi pada kulit
4.Untuk mencegah
pertumbuhan jamur
dan meningkatkan
kesehatan
2

3

4

Devicit perawatan diri
Berhubungan dengan
Adanya pustule ditandai
dengan :
DS :
-Klien mengatakan
lukanya memerah dan
bau
-klien mengatakan
kurang dalam melakukan
perawatan diri
DO :
-Nampak kotor
-Nampak bau
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakkan malu
dengan kondisi badannya
DO :
-Lesi tampak kasar
-Lesi nampak bersisik
-Tampak menutup
dengan lukanya

Ansietas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
berhubungan dengan :
DS :
Klien mengatakan kurang
mengetahui tentang
penyakitnya
DO :
-Nampak gelisah
-Nampak murung

2.Tinea Pedis

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan,
perawatan terpenuhi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari perawatan diri klien
berangsur-angsur baik
dengan kriteria :
-Klien tidak lagi kotor
-Klien tidak lagi bau

1. observasi
kondisi kulit
2. Dorongan
perawatan diri
3. ajarkan klien
mandi terapeutik
4. Berikan pakian
yang bersih pada
klien

1. Untuk menentukan
rencana tindakan
2. Dapat menngkatkan
semgngat klien dalam
membersihkan diri
3. Untu mencegah
perlunya infeksi jamur
4. Untuk mencegah
infeksi silang.

Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
klien dapat menerima
situasi dirinya :
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari klien mulai menerima
keadaannya dengan
kriteria:
-Klien sudah tidak merasa
malu
-Lesi tidak lagi kasara
-Lesi tidak lagi bersisik
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
tingkat kecemasan hilang
Tupen :
Setelah dibarikan
tindakan keperawatan ± 3
hari kecemasan berangsur
angsur kembali normal
dengan kriteria :
-Tidak lagi gelisah
-Tidak lagi murung

1. Kaji perubahan
pada klien
2. Berikan
keyakinan pada
diri individu
3. Dorongan
interaksi dengan
keluarga

1. Untuk mnentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Meningkatkan
kepercaayaan diri
pasien
Dapat
mempertahankan
komonikasi dengan
mendukung secara
terus-menerus pada
klien

1. Observasi kaji
tingkat
pengetahuan klien
2. Jelaskan
tentang penyakit
klien
3. Beri
kesempatan
kepada kien untuk
mendiskusikan
tentang
penyakitnya

1. Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. untuk menambah
pengetahuan klien
tentang penyakitnya
3. Memberi
pemahaman yang lebih
tentang penyakitnya.
A. Pengertian
Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutaama disela jari dan telapak kaki
terutama yang memakai kaus dan sepatu nyang tertutup.Keadaan lembab dan panas
merangsang pertumbuhan jamur .
B. Etiologi
Tinea pedis disebabkan oleh trychophyton rubbrum.
C. Patofisiologi
Tinea pedis disebabkan oleh trychophyton rubbrum yan daapat menimbulkan bercak bersisik
disetrai eritema pada telapk kaki dan tangan.
D. Tanda Dan Gejala
Pruritus yang terkena telapak kaki, cela – cela antara jari – jari kaki, fesikel yang mengalami
inflamasi (akut) atau ruam yang bersisik kotor atau yang bernanah merah (kronis).
Tinea pedis yang sering adalah bentuk interdigitalis. Diantara jari IV dan V terlihat virusa
yang dilingkari sisik halus dan tipis, dapat meluas kebawah jari (subdigital) dan telapak kaki.
Kelainan kulit berupa kelompok vesikel. Sering terjadi maserase pada sela jari terutama sisi
lateral berupa kulit putih dan rapuh, berfirusa dan sering disertai bau. Bila kulit mati
dibersihkan, akan terlihat kulit baru yang pada umumnya telah diserang jamur. Bentuk kliinis
ini dapat berlangsung bertahun – tahun dan menimbulkan sedikit keluhan. Pada suatu ketika
dapat disertai infeksi sekunder atau bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, dengan
gejala-gejala konstitusi.
E. Komplikasi
Limfangitis
Selulitis
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida
G. Penatalaksanaan Medik
Berhubung penyakit ini sering rekuurens maka faktor predisposisi perlu dihindari. Kaus kaki
yang dipakai dipilih kaus yang memungkinkan ventilasi dan diganti setiap hari. Kaki harus
bersih dan kering. Hindari memakai sepatu tertutup dan sempit sepanjang hari. Kaki dan
selasela jari dijaga agar selaluu kering. Sesudah mandi dapat diberiakn bedak dengan atau
tanpa ant jamur.
1. Obat topikal
Bila lesi basah, maka sebaiknya direndam dalam larutan kalium permenganat 1/5.000
atau larutan asam asetat 0,25% selama 15-30 menit, 2-4 kali sehari. Aatap vesikel
atau bula dipecahkan untuk mengurangi keluhan. Bila peraadangan hebat
dikoombinasikan dengan obat antibiotik sistemik.
Kalauu peradangan sudh berkurang, diberikan oba topiikal anti jamur berspektrum
luas anyara lain, halopogrin, klootrimazol, mikonazol, bifonazol, atau ketokonazol.
2. Obat sistemik
Biasaanya tidak digunakan, Namun, bla diigunakan perlu dikoombinasikan dengan
obat-obat antjamun topikal. Obat – obat sistemik tersebut antara lain griseofulfin,
ketokonazol, itrakonazol, dan terbinafin.
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
• Aktifitas / istirahat
Tanda : klien tampak gelisah
• Integritas ego
Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit
Tanda : tampak murung
• Hygiene
Gejala :
 Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
 Kliien mengatakan lukanya memerah dan bau
Tanda : kliien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik
• Integritas Kulit
Gejala : klien mengatakan gatal pada luanya
Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar
• Kenyamanan
Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Tanda : nampak sering menutup daerah luukaanya
• Pengetahuan / pemahaman
Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
b. Pengelompokkan Data
• Data Subyektif

•

 Klien mengatakan gatal pada lukannya
 Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
 Klien mengatakna lukannya memerah dan bau
 Klien mengatakan kurang dalam mmerawat kebersihan dirinya
 Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
Data Obyektif








Klien tampak gelisah
Tampak murung
Klien nampak kotor dan bau
Lesi nampak kasar
Lesi nampak bersisisk
Tampak adanya pustule, erytema, lesi
Tampak sering menutup daerah lukannya
c. Analisa Data
No
1

Problem
Gangguan
Integritas
kulit

Etiologi
M. canis & trychophiton
Mentagrohytes
Infeksi

Symptom
DS :
Klien mengatakan
gatal pada lukanya
DO :
Tampak adanya
Postila,eritema,lesi

Lesi
Postula
Eritema
2

Deficit
Perawatan
diri

Gangguan integritas kulit
M.canis & trychophiton
Mentagrohytes

DS :
-

Infeksi
Lesi
Postula
Kemelasan untuk membersihkan
Deficit perawatan diri
3

Gangguan
citra diri

M.canis & trychophiton
Mentagrohytes
Macula eritemaus
Merusak jaringan kulit sekitarnya
Bersisik ditepinya

4

Ansietas

Gangguan citra tubuh
Perubahan status kesehatan
Kurang pengetahuan
Stres psikologis
Ansietas

-

Klien
mengatakan
lukanya
memerah dan
bau
Klien
mengatakan
kurang dalam
merawat
kebersihan
dirinya

DO :
Nampak kotor
DS :
Klien mengatakan
malu dengan kondisi
badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi nampak bersisik
- Tampak sering
menutup daerah
lukanya
DS :
Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Nampak
gelisah
- Nampak
murung
d. Prioritas Masalah
• Gangguan integritas kulit
• Devicit perawatan diri
• Gangguan citra tubuh
• Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya
DO : Tampak adanya pustule, erytema, dan lesi
 Devicit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan lukanya memerah dan bau
- Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
DO : Nampak kotor dan bau
 Gangguan citra tubuh berhuubungan dengan kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi tampak bersisik
- Tampak menutup daerah lukanya
 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahusn ditandai dengan :
DS : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang penyakitnya
DO :
- Nampak gelisah
- Nampak murung
3. Rencana Tindakan
No
Diagnosa keperawatan
1
Gangguan integritas
Kulit berhubungan
dengan adanya lesi
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan gatal
pada lukanya
DO :
Tampak adanya pustule,
Eritema, dan lesi

Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
gangguan integritas kulit
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari gangguan integritas
kulit berangsur-angsur
berkurang dengan
kriteria :
-Klien mengatakan gatal
sudah berkurang pada
lukanya
-Lesi berkurang

Intervensi
1. Observasi klien
2. Kompres air
hangat
3. Hindari
makanan yang
mmengandung
tinggi protein
4. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
antibiotik

Rasional
1.Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2.Untuk mengurangi
adanya rasa gatal yang
berlebihan
3.Untuk mengurangi
alergi pada kulit
4.Untuk mencegah
pertumbuhan jamur
dan meningkatkan
kesehatan
2

Devicit perawatan diri
Berhubungan dengan
Adanya pustule ditandai
dengan :
DS :
-Klien mengatakan
lukanya memerah dan
bau
-klien mengatakan
kurang dalam melakukan
perawatan diri
DO :
-Nampak kotor
-Nampak bau

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan,
perawatan terpenuhi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari perawatan diri klien
berangsur-angsur baik
dengan kriteria :
-Klien tidak lagi kotor
-Klien tidak lagi bau

1. observasi
kondisi kulit
2. Dorongan
perawatan diri
3. ajarkan klien
mandi terapeutik
4. Berikan pakian
yang bersih pada
klien

1. Untuk menentukan
rencana tindakan
2. Dapat menngkatkan
semgngat klien dalam
membersihkan diri
3. Untu mencegah
perlunya infeksi jamur
4. Untuk mencegah
infeksi silang.

Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
klien dapat menerima
situasi dirinya :
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan ± 3
hari klien mulai menerima
keadaannya dengan
kriteria:
-Klien sudah tidak merasa
malu
-Lesi tidak lagi kasara
-Lesi tidak lagi bersisik
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
tingkat kecemasan hilang
Tupen :
Setelah dibarikan
tindakan keperawatan ± 3
hari kecemasan berangsur
angsur kembali normal
dengan kriteria :
-Tidak lagi gelisah
-Tidak lagi murung

1. Kaji perubahan
pada klien
2. Berikan
keyakinan pada
diri individu
3. Dorongan
interaksi dengan
keluarga

1. Untuk mnentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Meningkatkan
kepercaayaan diri
pasien
Dapat
mempertahankan
komonikasi dengan
mendukung secara
terus-menerus pada
klien

1. Observasi kaji
tingkat
pengetahuan klien
2. Jelaskan
tentang penyakit
klien
3. Beri
kesempatan
kepada kien untuk
mendiskusikan
tentang
penyakitnya

1. Untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. untuk menambah
pengetahuan klien
tentang penyakitnya
3. Memberi
pemahaman yang lebih
tentang penyakitnya.

3

Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
kerusakkan jaringan kulit
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakkan malu
dengan kondisi badannya
DO :
-Lesi tampak kasar
-Lesi nampak bersisik
-Tampak menutup
dengan lukanya

4

Ansietas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
berhubungan dengan :
DS :
Klien mengatakan kurang
mengetahui tentang
penyakitnya
DO :
-Nampak gelisah
-Nampak murung
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipatan paha daerah perineum dan
sekitar anus. Sedangkan tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutaama disela
jari dan telapak kaki terutama yang memakai kaus dan sepatu nyang tertutup. Yang menjadi
masalah perawatan dari penyakit tinea pedis & tinea pedis ini adalah :
• Gangguan integritas kulit
• Devicit perawtan diri
• Gangguan citra tubuh
• Ansietas
B. Saran
Tinea kruris & tinea pedis merupakan penyakit yang jarang ditemukan
namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh karena itu, kita sebagai
mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara menangani dan
memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit tersebut.
Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita sudah mengenal
penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.tineasis-tinea-kruris-blogspot.co.id
www.tineasis-tinea-pedis-blogspot.co.id
www.jamur-kulit.blogspot.co.id
ASKEP TINEA

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
Askep gerontik rini print
Askep gerontik rini printAskep gerontik rini print
Askep gerontik rini printDwi Kristiarini
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmateguhprayitnopro
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronikAsuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronikOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Askep gerontik rini print
Askep gerontik rini printAskep gerontik rini print
Askep gerontik rini print
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronikAsuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
 
Lk
LkLk
Lk
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 

Similar to ASKEP TINEA

Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
DermatofitosisBenKuben
 

Similar to ASKEP TINEA (20)

Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Tinea kruris AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kruris  AKPER PEMKAB MUNA Tinea kruris  AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kruris AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tinea kapitis
Askep tinea kapitisAskep tinea kapitis
Askep tinea kapitis
 
Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Tinea kapitis
Tinea kapitisTinea kapitis
Tinea kapitis
 
Tinea kapitis
Tinea kapitisTinea kapitis
Tinea kapitis
 
Askep tinea kapitis
Askep tinea kapitisAskep tinea kapitis
Askep tinea kapitis
 
Askep tinea kapitis
Askep tinea kapitisAskep tinea kapitis
Askep tinea kapitis
 
Askep herpes zoster
Askep herpes zosterAskep herpes zoster
Askep herpes zoster
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
Skabies
SkabiesSkabies
Skabies
 
Skabies AKPER PEMKAB MUNA
Skabies AKPER PEMKAB MUNA Skabies AKPER PEMKAB MUNA
Skabies AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis dan laringitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tonsilitis dan laringitis
Askep tonsilitis dan laringitisAskep tonsilitis dan laringitis
Askep tonsilitis dan laringitis
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Tinea korporis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea korporis AKPER PEMKAB MUNA Tinea korporis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea korporis AKPER PEMKAB MUNA
 
Tinea corporis
Tinea corporisTinea corporis
Tinea corporis
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASKEP TINEA

  • 1. ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISITEM INTEGUMEN AKIBAT JAMUR “ Tinea Kruris & Tinea Pedis” DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI RASAP JASENG LA ODE IFAN RUFFI ARIANTO ROSTINI NURUL FITRIANI PUJI HASTUTI AKDEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2011
  • 2. KATA PENGATAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul “ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT JAMUR Tinea Kruris & Tinea Pedis” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, 17 September 2011 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI Kata pengantar.....................................................................................................................i Daftar isi..............................................................................................................................ii Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................................1 B. Tujuan......................................................................................................................1 Bab II Pembahasan...............................................................................................................2 A. Pengertian.................................................................................................................2 B. Etiologi.....................................................................................................................2 C. Patofisiologi............................................................................................................. D. Tanda dan Gejala..................................................................................................... E. Komplikasi................................................................................................................ F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................... G. Penatalaksanaan Medik.............................................................................................. H. Konsep Keperawatan.................................................................................................. Bab III Penutup.................................................................................................................. A. Kesimpulan............................................................................................................... B. Saran.......................................................................................................................... Daftar Pustaka
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tinea merupakan jenis penykit yang jarang ditemukan pada siapapun tapi pada dasaranya jenis penyakit ini sering ditemukan pada pria. Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea sendiri merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada daerah genitokrural (selangkangan), sekitar anus, bokong dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah. Di dalam makalah ini kami akan bahas lebih jelas lagi dan terperinci mengenai jenie-jenis penyakit “tinea” terutama tinea kruris dan tinea pedis. B. TUJUAN Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah : 1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit tinea kruris dan tinea pedis 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk menangani penyakit tinea kruris dan tinea pedis ini sendiri C. TINJAUAN PUSTAKA Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi melalui layanan internet.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1.Tinea Kruris A. Pengertian Tinea kruris adalah dermatofit pada lipatan paha daerah perineum dan sekitar anus. B. Etiologi Tinea kruris disebabkan oleh T. Rubrrum, T. Mentagophytes atau E. Floccosum C. Patofisiologi Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur pada lipatan paha. Infeksi ini sering dialami pria dan disertai rasa gatal yang hebat yang meluas pada bagian dalam dan daerah pantat. D. Tanda Dan Gejala Pruritus dengan bercak - bercak berwarna merah dan bersisik yang meluas menjadi plak sirkuler dengan tepi vesikuler atau bersisik yang menonjol. Keleinan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genitol-klural, atau meluas kesekitar anus, daerah gluteus, dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh lainnya. E. Komplikasi Limfangitis Selulitis F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida G. Penatalaksanaan Medik Prinsip pengobatan pada tinea kruris kurang lebih sama dengan prinsip pengobatan pada tinea kor poris. 1. Obat topikal Merupakan pilihan utama. Seperti pada pengobatan tinea korporis, obat-obat klasik, derivat imiidazol, dan derivat alilamin dapat digunakan dengan cara pengobatan dan lama pengobatan yang kurang lebih sama. 2. Obat sistemik Pengobatan sistemik hanya diberikan atas indikasi tertentu misalnya lesi yang luas karena penggunaan obat topikal saja sudah cukup efektif. Obat yang dipakai antara lain griseofulfin, ketokonazol, itrakonazol, serta terbinafin.
  • 6. H. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data • Aktifitas / istirahat Tanda : klien tampak gelisah • Integritas ego Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit Tanda : tampak murung • Hygiene Gejala :  Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya  Kliien mengatakan lukanya memerah dan bau Tanda : kliien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik • Integritas Kulit Gejala : klien mengatakan gatal pada luanya Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar • Kenyamanan Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya Tanda : nampak sering menutup daerah luukaanya • Pengetahuan / pemahaman Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya. b. Pengelompokkan Data • Data Subyektif •  Klien mengatakan gatal pada lukannya  Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya  Klien mengatakna lukannya memerah dan bau  Klien mengatakan kurang dalam mmerawat kebersihan dirinya  Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya Data Obyektif        Klien tampak gelisah Tampak murung Klien nampak kotor dan bau Lesi nampak kasar Lesi nampak bersisisk Tampak adanya pustule, erytema, lesi Tampak sering menutup daerah lukannya c. Analisa Data No Problem Etiologi Symptom
  • 7. 1 Gangguan Integritas kulit M. canis & trychophiton Mentagrohytes DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya Infeksi Lesi DO : Tampak adanya Postila,eritema,lesi Postula Eritema 2 Deficit Perawatan diri Gangguan integritas kulit M.canis & trychophiton Mentagrohytes DS : - Infeksi Lesi Postula Kemelasan untuk membersihkan Deficit perawatan diri 3 Gangguan citra diri M.canis & trychophiton Mentagrohytes Macula eritemaus Merusak jaringan kulit sekitarnya Bersisik ditepinya 4 Ansietas Gangguan citra tubuh Perubahan status kesehatan Kurang pengetahuan Stres psikologis Ansietas d. Prioritas Masalah • Gangguan integritas kulit • Devicit perawatan diri • Gangguan citra tubuh - Klien mengatakan lukanya memerah dan bau Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya DO : Nampak kotor DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya DO : - Lesi tampak kasar - Lesi nampak bersisik - Tampak sering menutup daerah lukanya DS : Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya DO : - Nampak gelisah - Nampak murung
  • 8. • Ansietas 2. Diagnosa Keperawatan  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan : DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya DO : Tampak adanya pustule, erytema, dan lesi  Devicit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan lukanya memerah dan bau - Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya DO : Nampak kotor dan bau  Gangguan citra tubuh berhuubungan dengan kerusakkan jaringan kulit ditandai dengan : DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya DO : - Lesi tampak kasar - Lesi tampak bersisik - Tampak menutup daerah lukanya  Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahusn ditandai dengan : DS : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang penyakitnya DO : - Nampak gelisah - Nampak murung 3. Rencana Tindakan No Diagnosa keperawatan 1 Gangguan integritas Kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan : DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya DO : Tampak adanya pustule, Eritema, dan lesi Tujuan Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan gangguan integritas kulit teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan ± 3 hari gangguan integritas kulit berangsur-angsur berkurang dengan kriteria : -Klien mengatakan gatal sudah berkurang pada lukanya -Lesi berkurang Intervensi 1. Observasi klien 2. Kompres air hangat 3. Hindari makanan yang mmengandung tinggi protein 4. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik Rasional 1.Untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya 2.Untuk mengurangi adanya rasa gatal yang berlebihan 3.Untuk mengurangi alergi pada kulit 4.Untuk mencegah pertumbuhan jamur dan meningkatkan kesehatan
  • 9. 2 3 4 Devicit perawatan diri Berhubungan dengan Adanya pustule ditandai dengan : DS : -Klien mengatakan lukanya memerah dan bau -klien mengatakan kurang dalam melakukan perawatan diri DO : -Nampak kotor -Nampak bau Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kerusakkan jaringan kulit ditandai dengan : DS : Klien mengatakkan malu dengan kondisi badannya DO : -Lesi tampak kasar -Lesi nampak bersisik -Tampak menutup dengan lukanya Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan berhubungan dengan : DS : Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya DO : -Nampak gelisah -Nampak murung 2.Tinea Pedis Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan, perawatan terpenuhi. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan ± 3 hari perawatan diri klien berangsur-angsur baik dengan kriteria : -Klien tidak lagi kotor -Klien tidak lagi bau 1. observasi kondisi kulit 2. Dorongan perawatan diri 3. ajarkan klien mandi terapeutik 4. Berikan pakian yang bersih pada klien 1. Untuk menentukan rencana tindakan 2. Dapat menngkatkan semgngat klien dalam membersihkan diri 3. Untu mencegah perlunya infeksi jamur 4. Untuk mencegah infeksi silang. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan klien dapat menerima situasi dirinya : Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan ± 3 hari klien mulai menerima keadaannya dengan kriteria: -Klien sudah tidak merasa malu -Lesi tidak lagi kasara -Lesi tidak lagi bersisik Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan tingkat kecemasan hilang Tupen : Setelah dibarikan tindakan keperawatan ± 3 hari kecemasan berangsur angsur kembali normal dengan kriteria : -Tidak lagi gelisah -Tidak lagi murung 1. Kaji perubahan pada klien 2. Berikan keyakinan pada diri individu 3. Dorongan interaksi dengan keluarga 1. Untuk mnentukan rencana tindakan selanjutnya 2. Meningkatkan kepercaayaan diri pasien Dapat mempertahankan komonikasi dengan mendukung secara terus-menerus pada klien 1. Observasi kaji tingkat pengetahuan klien 2. Jelaskan tentang penyakit klien 3. Beri kesempatan kepada kien untuk mendiskusikan tentang penyakitnya 1. Untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya 2. untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakitnya 3. Memberi pemahaman yang lebih tentang penyakitnya.
  • 10. A. Pengertian Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutaama disela jari dan telapak kaki terutama yang memakai kaus dan sepatu nyang tertutup.Keadaan lembab dan panas merangsang pertumbuhan jamur . B. Etiologi Tinea pedis disebabkan oleh trychophyton rubbrum. C. Patofisiologi Tinea pedis disebabkan oleh trychophyton rubbrum yan daapat menimbulkan bercak bersisik disetrai eritema pada telapk kaki dan tangan. D. Tanda Dan Gejala Pruritus yang terkena telapak kaki, cela – cela antara jari – jari kaki, fesikel yang mengalami inflamasi (akut) atau ruam yang bersisik kotor atau yang bernanah merah (kronis). Tinea pedis yang sering adalah bentuk interdigitalis. Diantara jari IV dan V terlihat virusa yang dilingkari sisik halus dan tipis, dapat meluas kebawah jari (subdigital) dan telapak kaki. Kelainan kulit berupa kelompok vesikel. Sering terjadi maserase pada sela jari terutama sisi lateral berupa kulit putih dan rapuh, berfirusa dan sering disertai bau. Bila kulit mati dibersihkan, akan terlihat kulit baru yang pada umumnya telah diserang jamur. Bentuk kliinis ini dapat berlangsung bertahun – tahun dan menimbulkan sedikit keluhan. Pada suatu ketika dapat disertai infeksi sekunder atau bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, dengan gejala-gejala konstitusi. E. Komplikasi Limfangitis Selulitis F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida G. Penatalaksanaan Medik Berhubung penyakit ini sering rekuurens maka faktor predisposisi perlu dihindari. Kaus kaki yang dipakai dipilih kaus yang memungkinkan ventilasi dan diganti setiap hari. Kaki harus bersih dan kering. Hindari memakai sepatu tertutup dan sempit sepanjang hari. Kaki dan selasela jari dijaga agar selaluu kering. Sesudah mandi dapat diberiakn bedak dengan atau tanpa ant jamur. 1. Obat topikal Bila lesi basah, maka sebaiknya direndam dalam larutan kalium permenganat 1/5.000 atau larutan asam asetat 0,25% selama 15-30 menit, 2-4 kali sehari. Aatap vesikel atau bula dipecahkan untuk mengurangi keluhan. Bila peraadangan hebat dikoombinasikan dengan obat antibiotik sistemik. Kalauu peradangan sudh berkurang, diberikan oba topiikal anti jamur berspektrum luas anyara lain, halopogrin, klootrimazol, mikonazol, bifonazol, atau ketokonazol. 2. Obat sistemik
  • 11. Biasaanya tidak digunakan, Namun, bla diigunakan perlu dikoombinasikan dengan obat-obat antjamun topikal. Obat – obat sistemik tersebut antara lain griseofulfin, ketokonazol, itrakonazol, dan terbinafin. H. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data • Aktifitas / istirahat Tanda : klien tampak gelisah • Integritas ego Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit Tanda : tampak murung • Hygiene Gejala :  Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya  Kliien mengatakan lukanya memerah dan bau Tanda : kliien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik • Integritas Kulit Gejala : klien mengatakan gatal pada luanya Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar • Kenyamanan Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya Tanda : nampak sering menutup daerah luukaanya • Pengetahuan / pemahaman Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya. b. Pengelompokkan Data • Data Subyektif •  Klien mengatakan gatal pada lukannya  Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya  Klien mengatakna lukannya memerah dan bau  Klien mengatakan kurang dalam mmerawat kebersihan dirinya  Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya Data Obyektif        Klien tampak gelisah Tampak murung Klien nampak kotor dan bau Lesi nampak kasar Lesi nampak bersisisk Tampak adanya pustule, erytema, lesi Tampak sering menutup daerah lukannya
  • 12. c. Analisa Data No 1 Problem Gangguan Integritas kulit Etiologi M. canis & trychophiton Mentagrohytes Infeksi Symptom DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya DO : Tampak adanya Postila,eritema,lesi Lesi Postula Eritema 2 Deficit Perawatan diri Gangguan integritas kulit M.canis & trychophiton Mentagrohytes DS : - Infeksi Lesi Postula Kemelasan untuk membersihkan Deficit perawatan diri 3 Gangguan citra diri M.canis & trychophiton Mentagrohytes Macula eritemaus Merusak jaringan kulit sekitarnya Bersisik ditepinya 4 Ansietas Gangguan citra tubuh Perubahan status kesehatan Kurang pengetahuan Stres psikologis Ansietas - Klien mengatakan lukanya memerah dan bau Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya DO : Nampak kotor DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya DO : - Lesi tampak kasar - Lesi nampak bersisik - Tampak sering menutup daerah lukanya DS : Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya DO : - Nampak gelisah - Nampak murung
  • 13. d. Prioritas Masalah • Gangguan integritas kulit • Devicit perawatan diri • Gangguan citra tubuh • Ansietas 2. Diagnosa Keperawatan  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan : DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya DO : Tampak adanya pustule, erytema, dan lesi  Devicit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan lukanya memerah dan bau - Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya DO : Nampak kotor dan bau  Gangguan citra tubuh berhuubungan dengan kerusakkan jaringan kulit ditandai dengan : DS : Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya DO : - Lesi tampak kasar - Lesi tampak bersisik - Tampak menutup daerah lukanya  Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahusn ditandai dengan : DS : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang penyakitnya DO : - Nampak gelisah - Nampak murung 3. Rencana Tindakan No Diagnosa keperawatan 1 Gangguan integritas Kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan : DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya DO : Tampak adanya pustule, Eritema, dan lesi Tujuan Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan gangguan integritas kulit teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan ± 3 hari gangguan integritas kulit berangsur-angsur berkurang dengan kriteria : -Klien mengatakan gatal sudah berkurang pada lukanya -Lesi berkurang Intervensi 1. Observasi klien 2. Kompres air hangat 3. Hindari makanan yang mmengandung tinggi protein 4. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik Rasional 1.Untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya 2.Untuk mengurangi adanya rasa gatal yang berlebihan 3.Untuk mengurangi alergi pada kulit 4.Untuk mencegah pertumbuhan jamur dan meningkatkan kesehatan
  • 14. 2 Devicit perawatan diri Berhubungan dengan Adanya pustule ditandai dengan : DS : -Klien mengatakan lukanya memerah dan bau -klien mengatakan kurang dalam melakukan perawatan diri DO : -Nampak kotor -Nampak bau Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan, perawatan terpenuhi. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan ± 3 hari perawatan diri klien berangsur-angsur baik dengan kriteria : -Klien tidak lagi kotor -Klien tidak lagi bau 1. observasi kondisi kulit 2. Dorongan perawatan diri 3. ajarkan klien mandi terapeutik 4. Berikan pakian yang bersih pada klien 1. Untuk menentukan rencana tindakan 2. Dapat menngkatkan semgngat klien dalam membersihkan diri 3. Untu mencegah perlunya infeksi jamur 4. Untuk mencegah infeksi silang. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan klien dapat menerima situasi dirinya : Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan ± 3 hari klien mulai menerima keadaannya dengan kriteria: -Klien sudah tidak merasa malu -Lesi tidak lagi kasara -Lesi tidak lagi bersisik Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan tingkat kecemasan hilang Tupen : Setelah dibarikan tindakan keperawatan ± 3 hari kecemasan berangsur angsur kembali normal dengan kriteria : -Tidak lagi gelisah -Tidak lagi murung 1. Kaji perubahan pada klien 2. Berikan keyakinan pada diri individu 3. Dorongan interaksi dengan keluarga 1. Untuk mnentukan rencana tindakan selanjutnya 2. Meningkatkan kepercaayaan diri pasien Dapat mempertahankan komonikasi dengan mendukung secara terus-menerus pada klien 1. Observasi kaji tingkat pengetahuan klien 2. Jelaskan tentang penyakit klien 3. Beri kesempatan kepada kien untuk mendiskusikan tentang penyakitnya 1. Untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya 2. untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakitnya 3. Memberi pemahaman yang lebih tentang penyakitnya. 3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kerusakkan jaringan kulit ditandai dengan : DS : Klien mengatakkan malu dengan kondisi badannya DO : -Lesi tampak kasar -Lesi nampak bersisik -Tampak menutup dengan lukanya 4 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan berhubungan dengan : DS : Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya DO : -Nampak gelisah -Nampak murung
  • 15. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipatan paha daerah perineum dan sekitar anus. Sedangkan tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutaama disela jari dan telapak kaki terutama yang memakai kaus dan sepatu nyang tertutup. Yang menjadi masalah perawatan dari penyakit tinea pedis & tinea pedis ini adalah : • Gangguan integritas kulit • Devicit perawtan diri • Gangguan citra tubuh • Ansietas B. Saran Tinea kruris & tinea pedis merupakan penyakit yang jarang ditemukan namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh karena itu, kita sebagai mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara menangani dan memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit tersebut. Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita sudah mengenal penyakit ini.