SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Tugas : KMB II
Dosen : La Rangki, S.Kep

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

“ Amputasi “

Disusun Oleh :
Kelompok 2
RASAP JASENG
WD. YUYUN ANGGRAINI
WD. YUL SARTIKA
LILI ASMIN

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011 / 2012

KATA PENGANTAR
“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PPOK” ini dapat terselesaikan sebagaimana
yang diharapkan.Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya
hingga hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan mengenai
KMB mengenai Asuhan Keperawatan pada berbagai penyakit khuusnya Asuhan Keperawatan
Pada Pasien PPOK.Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat
mendukung salah satu indikator pembelajaran KMB.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih
banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapatbermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.

Raha, Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii
BAB I

: PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………..

1

B. Permasalahan ……………………………………………..

1

C. Tujuan ………………………………………………………. 1
D. Metode Penulisan…………………………………………….
BAB II

: TINJAUAN TEORITIS………………………………………...
A.Pengertian ……………………………..…………………

2

B. Anatomi & Fisiologi…………………………………………..
C. Etiologi..............................………………………………….

2

D. Manifestasi Klinis…………………………………………….
E. Patofisiologi………………………………………………….
F. Komplikasi .............................................................................

3

G.Pemerikasaan Penunjang……………………………………..
H.Penatalaksanaan Medis………………………………………
BAB III

: KONSEP ASKEP PADA PASIEN PPOK………………………
A. Pengkajian ……………………………………………..……
B. Diagnosa……………………………………………………
C. Perencanaa………………………………………………….

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………
B. Saran……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”.
Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah
tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi
organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ
tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh
seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten
cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien atau
keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menunaikan atau menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penyakit Amputasi tersebut
b. Untuk mengetahui etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi,
pemeriksaan penunjang serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi
c. Untuk mengatahui cara penanganan penyakit tersebut.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Apa devenisi dari penyakit Amputasi ?
2. Apa etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang
serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi ?
3. Bagaimana cara penanganan penyakit Amputasi itu sendiri ?

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka, taitu
dengan mencari reverensi – reverensi melalui buku – buku atau internet sebagai acuan.
BAB II
KONSEP PENYAKITNYA
A. Pengertian
Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian
tubuh.

B. Etiologi
1) Fraktur multople organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki
2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki
3) Gangguan vaskuler / sirkulasi pada ekstremitas yang benar
4) Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif
C. Metode – Metode Amputasi
Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh, dengan 2
metode :
1) Metode terbuka (Guillotine Amputasi)
Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang.Bentuknya
benar – benar terbuka dan dipasang drainase agar luka bersih, dan luka dapat
ditutup setelah tidak terinfeksi.
2) Metode Tertutup (Flap Amputasi)
Pada metode ini, kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah
yang diamputasi.
D. Jenis Amputasi
Berdasarrkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi :
1. Amputasi slektif / terencana
2.
3. Amputasi akibat trauma
4. Amputasi darurat
Jenis – jenis yang dikenal adalah :
1. Amputasi terbuka
Amputasi terbuka dilakaukan pada kondisi infeksi yang berat dimana
pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama.
2. Amputasi tertutup
Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana
dibuat skaif kulit untuk menutup luka dibuat dengan memotong kurang lebih
5 cm dibawah potongan otot dan tulang.

E. Tingkatan Amputasi
1. Ekstremitas atas
Amputasi pada eksremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri.Hal ini
berkaitan dengan aktivitas sehari – hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan
aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan.
2. Ekstremitas bawah
Amputasi pada ekstremitas in dapat mengenai semua atau sebagian dan jari – jari kaki
yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.
F. Penatalaksanaan
Amputasi dianggap selesai dipasang prostetis yang baik dan berfungsi. Ada 2 cara
perawatan post amputasi, yaitu :
1. Rigid dressing
Yaitu dengan menggunak plester of paring yang dipasang waktu dikamar
operasi.Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus
direncanakan apakah penderita harus immobilidsasi atau tidak. Bila tidak
diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai
menyebabkan kontruksi stump dana memamsang bulatan pada ujung stump serta
tempat – tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah
oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
Setelah pemasangan rigid dressing bisa dianjutkan dengan mobilisasi segera,
mobilisasi setelah 7-10 post operasi setelah luka sembuh, setelah 2-3 minggu,
setelah stump sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid dressing
ini dipertimbangan juga factor usia, kekuatan, kecerdasan penderita, tersedianya
perawata yang terampil, therapist dan prosthetist serta keleraan dan kemauan
dokter bedah untuk melakukan supervise program perawatan. Rigid dressing
dibuka pada hari ke 7-10 post operasi untuk tanda – tanda infeksi likal atau
sistemik.
2. Soft dressing
Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvesional, maka digunakan pembalut
steril dan rapid an semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.
Harus diperhatikan penggunaan elastic verban jangan sampai menyebabkan
kontriksi pada stump. Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat
tidur, melakukan elevasi dengan mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab
akan menyebabkan fleksi kontraktur. Biasanyya luka diganti balutan dan
draindicabut setelah 48 jam. Ujung stump ditekan sedikit dengan soft dressing dan
pasien diizinkan secspat mungkin untuk berdiri setelah kondisinya
memungkinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10-14 post operasi.Pada
ampuutasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal
dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a) Pengumpulan Data
 Aktivitas / istirahat
Gejala : klien mengatakan sulit untuk bergerak
Tanda : klien mengtakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan, tonus dan
kekuatan otot lemah, klien tidak mampu beraktivitas
 Neuronsensori
Gejala : klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan
Tanda : kaku pada persendian
 Nyeri / keamanan
Gejala : klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi
Tanda : klien tidak mampu beraktivitas
 Integritas Ego
Gejala : klien mengatakan malu dengan keadaan sekarang
Tanda : body image dan harga diri kilen turun
 Personal hygiene
Gejala : klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri
Tanda : tubuh, mulut, dan gigi kotor dan serta bau
Kuku panjang dan kotor
Rambut kotor dan berantakan
Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan.

b) Klasifikasi Data
Data subyektif :
 Klien mengatakan sulit untuk bergerak
 Klien mengatakan malu dengan keadaanya sekarang
 Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi
 Klien mengataka ntidak mampu melakukan perawatan diri
 Klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan
 Klien mengatakan luka akibat tindakan amputasi belum sembuh
 Klien mengatakan cemas dengan keadaan

Data obyektif :
 Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh lainnya yang masih ada
 Klien tidak bisa merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk
 Tonus dan kekuatan otot lemah
 Body image dan harga diri klien menurun
 Ekspresi wajah klien meringis kesakitan
 Kuku panjang dan kotor
 Rambut kotor dan berantakan
 Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan
 Kulit kotor dan kelemmbapan kurang
 Kulit berwarna marah
 Klien tidak dapat melakukan latihan rentang gerak
 Sendi tidak dapat digerakaan dengan baik
 Kaku pada persendihan
 Luka tampak belum kering
 Daerah sekitar luka kemerahan dan tidak bengakak

c) Analisa Data
SYMPTOM
Data subyektif :

ETIOLOGI
Tindakan amputasi

 Klien mengatakan sulit
untuk bergerak
Data obyektif :

PROBLEM
Gangguan
mobilitas fisik

Kelemahan dan tidak
keberdayaan tonus otot

 Klien tidak dapat
menggerkkan anggota

Keterbatasan gerak

tubuh laiinya yang ada
 Klien tidak dapat merubah
posisi dari posisi tidur ke
posisi duduk

Gangguan mobilitas
fisik

 Tonus dan kekuatan otot
lemah
 Klien tidak dapat
melakukan ambulasi
Data subyektif :

Amputasi

 Klien mengatakan malu
dengan keadaan sekarang
Data obyekdif :
 Body image dan harga diri

Gangguan konsep
diri : body image

Kehilangan salah satu
anggota tubuh
klien menurun
 Klien tidak dapat berperan

Gangguan konsep diri
dan body image

secara aktif selama
rehabilitasi dan self care
Data subyektif :
 Klien mengatakan nyeri

Adanya factor

Nyeri

penyebab

pada bagian tubuh yang
diamputasi
Data obyektif :
 Ekspresi wajah klien

Terputusnya kontunitas
jaringan tulang

meringis kesakitan
 Klien tidaak mampu
Beraktifitas tanpa
mengeluh nyeri
Data sukyektif :

Keterbatasan gerak

 Klien mengatakan tidak
mampu melakukan
perawatan diri

pemenuhan ADL
Tirah baring / istrahat
total

Data obyektif :
 Tubuh, mulut dan gigi
kotor serta bau
 Kuku panjasng dan kotor
 Rambut kotor dan
berantakan
 Pakaian, tempat tidur dan
meja klien kotor dan

Gangguan

Personal hygien tidak
terpenuhi

personal hygien
berantakan.
Data subyektif :

Adanya factor

 Klien mengtakanan tidak

Ansietas

penyebab

bisa tidur memikirkan
penyakitnya
Data obyektif :

Kurang pengetahuan
tentang penyakitnya

 Klien Nampak gelisah
Gelisah

ansietas

d) Prioritas Masalah
1) Gangguan mobilitas fisik
2) Gangguan konsep diri : body image
3) Nyeri
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan
5) Ansietas

B. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh, yang
ditandai dengan :
Data subyektif :
 Klien mengatakan sulit untuk bergerak
Data obyektif :
 Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada
 Klien tidak dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk
 Tonus dan kekuatan otot lemah
 Klien tidak dapat melakukan abulasi.

2) Gangguasn konsep diri : body image berhubungan dengan perubahan fisik, yang
ditandai dengan :
Data subyektif :
 Klien mengatakan malu dengan keadaan yacng sekarang
Data obyektif :
 Body image dan harga diri klien menurun
 Klien tidak dapat berperan secara aktif selama rehabiilitasi dan self care.

3) Nyeri berhubungan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot, yang
ditandai dengan :
Data subyektif :
 Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi
Data obyektif :
 Ekspresi wajah klien meringis kesakitan
 Klien tidak mampu beraktivitas tanpa mengelu nyeri
4) Gangguan pemenuhan ADL : personal hygein kurang berhubungan dengan
kurangnya kemampuan dalam merawat diri, yang ditandai dengan :

Data subyektif :
 Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri
Data obyektif :
 Tubuh, mulut dan gigi kotor serta berbau
 Kuku panjang dan kotor
 Rambut kotor dan berantakan
 Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan.

5) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya,
ditandai dengan :
Data subyektif :
 Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya
Data obyektif :
 Klien Nampak gelisah

C. Rencana Keperawatan

NO

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

DX
1

Tupan : setelah

1.

Dengan mengetahui

1. Kaji ketidakmampuan

dilakukan tindakan

derajat ketidakmampuan

bergerak klien yang

keperawatan selama 3

bergerak klien dan

diakibatkan oleh

hari gangguan

persepsi klien terhadap

prosedur pengobatan

mobilisasi fisik teratasi.

imobilisasi akan dapat

dan cacat persepsi klien

Tupen : setelah

menemukan aktivitas

terhadap immobilisasi

dilakukan tindakan

manan saja yang perlu

keperawatan selama

dilakukan.

bebebrapa hari,
mobilisasi fisik

2.

Pergerakkan akan dapat

2. Latih klien untuk
berangsur – angsur

meningkatkan aliran

menggerakkan anggota

teratasi, dengan criteria

darah ke otot,

badan yang masih ada.

hasil :

memelihara pergerakan

- Klien dapat

sendi dan mecegah

menggerakkan

kontraktur, atropi.

tubuhnya yang
lainnya yang

3.

Pergantian posisi setiap

3. Ganti posisi klien setiap

3 – 4 jam dapat

- Klien dapat
merubah posisi

3 – 4 jam secara

mencegah terjadinya

masih ada

periodic.

kontraktur.

tidur ke posisi
duduk
- ROM tonus dan

4.

Membantu klien dalam

4. Bantu klien mengganti

meningkattkan

posisi dari tidur

kekuatan otot

kemampuan dalam didik

keduduk dan turun dari

terpelihara

dan turun dari tempat

tempa tidur

tidur
2

Tupan : setelah
dilakukan tindakan

1. Meninjau perkembangan
klien.

1. Falidasi masalah yang
dihadapi klien.

keperawatan selama 3
hari gangguan konsep

2. Mendorong antisipasi,

2. Libatkan klien dalam

diri teratasi

meningkatkan adaptasi

melakukan perawatan

Tupen : setelah

pada perubahan citra

diri yang langsung

dilakukakan tindakan

tubuh

menggunakan putum :

keperawatan selama 1

Perawatan luka

hari, gangguan konsep

Mandi

diri berangsur – angsur
teratasi, dengan criteria

Menggunakn

hasil :

peralatan

- Klien dapat
meningkatkan

3. Meningkatkan status
klien

body image dan
harga diri

3. Berikan dukungan
moral.

4. Mengfasilitasi
penerimaan terhadap diri

4. Hadirkan orang pernah
amputasi yang telah
menerima diri

3

Tupan : stelah

1. Tinggikan posisi stump

1. Posisi stump lebih

dilakukan tindakan

tinggi akan

keperawatan selama 3

meningkatkan aliran

hari nyeri teratasi.

balik vena, mengurangi

Tupen : setelah

edema dan nyeri.

dilakukan tindakan
keperawatan selama

2. Evaluasi derajat nyeri,

2. Merupakan intervensi

beberapa hari nyeri

catat lokasi, karakteristik

monitoring yang efektif,

berangsur – angsur

dan intensitasnya, catat

tingkat kegelisahan

teratasi, dengan criteria

perubahan TTV dan

mempengaruhi persepsi

hasil :

emosi.

reaksi nyeri.

- Ekspresi wajah
klien tidak

3. Berikan teknik

3. Distraksi untuk

meringis

penanganan stress

mengalihkan perhatian

kesakitan

seperti relaksasi, latihan

klien terhadap nyeri

napas dalam atau

karena perhatian klien

- Klien
mengataka

massase atau distraksi

dialihkan pada hal-hal

nyerinya

lain, teknik relaksasi

berkurang

akan mengurangi

- Klien mampu

ketegangan pada otot

beraktivitas

yang menurunkan

tanpa mengeluh

rangsang nyeri pada

nyeri

saraf-saraf nyeri.

4. Kolaborasi pemberian
analgetik

4. Analgetik dapat
meningkatkan ambang
nyeri pada pusat nyeri
diotak atau dapat
membloking rangsang
nyeri sehingga tidak
sampai kesusunan saraf
pusat.

4

Tupan : setelah

1. Bantu klien dalam hal

1. Dengan menyediakan

dilakukan tindakan

mandi dan gosok gigi

air dan mendekatkan

keperawatan selama 3

dengan cara

alat-alat mandi maka

hari gangguan

mendekatkan alat-alat

akan mendorong

pemenuhan ADL :

mandi, dan menyediakan

kemandirian klien

personal hygien

air dipinggirnya jika

dalam hal.

berkurang.

klien mampu.

Tupen : setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama

2. Bantu klien dalam
mencuci rambut dan

2. Dengan memnbtu klien
dalam mencuci rambut
beberapa hari,

memotong kuku.

dan memotong kuku

gangguan pemenuhan

maka kebersihan

ADL : personal hygien

rambut dan kuku

teratasi dengan kriteria

terpenuhi.

hasil :
- Tubuh, mulut

3. Anjurkan klien untuk

3. Dengan membersihkan

dan gigi bersih

senantiasa merapikan

dan merapikan

serta tidak

rambut dan mengganti

lingkungan akan

berbau

pakaiannya setiap hari.

memberikan rasa

- Kuku pendek

nyaman klien.

dan bersih
- Rambut bersih
dan rapi
- Pakaian, tempat
tidur dan meja
klien bersih dan
rapi
- Klien
mengatakan
kerasa nyaman
5

Tupan : setelah

1. Pantau tingkat

dilakukan tndakan

kecemasan yang

keperawatan selama 3

1. Sebagai acuan
intervensi selanjutnya.

dirasakan klien saat ini.

hari ansietas klien
teratasi.
Tupen : setelah

2. Dukung klien
mengungkapkan

2. Mengurangi perasaan
beban klien.
dilakukan tindakan

perasaan yang menjadi

keperawatan selama

kecemasannya.

beberapa hari ansietas
klien berangsur –

3. Beri penjelasan kepada

angsur teratasi, dengan

klien mengenai prosedur

criteria hasil :

yang akan dilakukan.

- Klien nampak
sudah
memahami
penyakitnya.

3. Mencegah terjadinya
rasa cemas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian
tubuh. Diagnosa atau masalah yang timbul adalah :
1) Gangguan mobilitas fisik
2) Gangguan konsep diri : body image
3) Nyeri
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan
5) Ansietas.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olenya itu dibutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Google.co.id
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses – proses

Penyakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Robbins & Kumar. 1995. Patofisiologi II Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Smeltzer, Sizanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC

More Related Content

Viewers also liked (20)

Askep pada paisen ringitis
Askep pada paisen ringitisAskep pada paisen ringitis
Askep pada paisen ringitis
 
Зайцы
ЗайцыЗайцы
Зайцы
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep tb paru
Askep tb paruAskep tb paru
Askep tb paru
 
Tarea no2
Tarea no2Tarea no2
Tarea no2
 
Askep pada pasien ringitis
Askep pada pasien ringitisAskep pada pasien ringitis
Askep pada pasien ringitis
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Ukrsepro certification 118
Ukrsepro certification 118Ukrsepro certification 118
Ukrsepro certification 118
 
Ukr sepro zertifikat 252
Ukr sepro zertifikat  252Ukr sepro zertifikat  252
Ukr sepro zertifikat 252
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Callsheets
Callsheets Callsheets
Callsheets
 
Ukrsepro certification 120
Ukrsepro certification 120Ukrsepro certification 120
Ukrsepro certification 120
 
Ukrsepro certification 110
Ukrsepro certification 110Ukrsepro certification 110
Ukrsepro certification 110
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Ukrsepro certification 116
Ukrsepro certification 116Ukrsepro certification 116
Ukrsepro certification 116
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Curso de obreiros
Curso de obreirosCurso de obreiros
Curso de obreiros
 
Askep phimosis
Askep phimosisAskep phimosis
Askep phimosis
 
Do’s and don’ts of design production work
Do’s and don’ts of design production workDo’s and don’ts of design production work
Do’s and don’ts of design production work
 
Gesfrota - Solução de Gestão de Frotas por GPS
Gesfrota - Solução de Gestão de Frotas por GPSGesfrota - Solução de Gestão de Frotas por GPS
Gesfrota - Solução de Gestão de Frotas por GPS
 

Similar to Askep pada pasien amputasi

Kata pengantar
Kata pengantar  Kata pengantar
Kata pengantar rioedogawa
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ssuserf778e8
 
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.ppt
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.pptNURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.ppt
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.pptrienrizky1
 
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasarpemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasarAyuAAmsari
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas pjj_kemenkes
 
ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...
ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...
ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...BaiqnoviFarizkaindri
 
Makalah obstetri
Makalah obstetriMakalah obstetri
Makalah obstetriAura Daemon
 
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnAsuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnFirman Alpalah
 

Similar to Askep pada pasien amputasi (20)

Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Kata pengantar
Kata pengantar  Kata pengantar
Kata pengantar
 
Copy of pembahasan
Copy of pembahasanCopy of pembahasan
Copy of pembahasan
 
Copy of pembahasan
Copy of pembahasanCopy of pembahasan
Copy of pembahasan
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii b pembahasan AKPER PEMKAB MUNA
 
transplantasi kulit
transplantasi kulittransplantasi kulit
transplantasi kulit
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Tinea kruris AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kruris  AKPER PEMKAB MUNA Tinea kruris  AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kruris AKPER PEMKAB MUNA
 
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.ppt
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.pptNURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.ppt
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH WOUNDS.ppt
 
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasarpemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
 
Kata penganta1
Kata penganta1Kata penganta1
Kata penganta1
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...
ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...
ilide.info-klp-2-konsep-askep-pada-pasien-pre-op-intra-op-dan-post-op-2a-str-...
 
Makalah obstetri
Makalah obstetriMakalah obstetri
Makalah obstetri
 
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnAsuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep pada pasien amputasi

  • 1. Tugas : KMB II Dosen : La Rangki, S.Kep Asuhan Keperawatan Pada Pasien “ Amputasi “ Disusun Oleh : Kelompok 2 RASAP JASENG WD. YUYUN ANGGRAINI WD. YUL SARTIKA LILI ASMIN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2011 / 2012 KATA PENGANTAR
  • 2. “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PPOK” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan.Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan mengenai KMB mengenai Asuhan Keperawatan pada berbagai penyakit khuusnya Asuhan Keperawatan Pada Pasien PPOK.Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran KMB. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapatbermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, Oktober 2011 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
  • 3. DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang …………………………………………….. 1 B. Permasalahan …………………………………………….. 1 C. Tujuan ………………………………………………………. 1 D. Metode Penulisan……………………………………………. BAB II : TINJAUAN TEORITIS………………………………………... A.Pengertian ……………………………..………………… 2 B. Anatomi & Fisiologi………………………………………….. C. Etiologi..............................…………………………………. 2 D. Manifestasi Klinis……………………………………………. E. Patofisiologi…………………………………………………. F. Komplikasi ............................................................................. 3 G.Pemerikasaan Penunjang…………………………………….. H.Penatalaksanaan Medis……………………………………… BAB III : KONSEP ASKEP PADA PASIEN PPOK……………………… A. Pengkajian ……………………………………………..…… B. Diagnosa…………………………………………………… C. Perencanaa…………………………………………………. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………… B. Saran…………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi. Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk menunaikan atau menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui penyakit Amputasi tersebut b. Untuk mengetahui etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi c. Untuk mengatahui cara penanganan penyakit tersebut.
  • 5. C. Rumusan Masalah Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Apa devenisi dari penyakit Amputasi ? 2. Apa etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi ? 3. Bagaimana cara penanganan penyakit Amputasi itu sendiri ? D. Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka, taitu dengan mencari reverensi – reverensi melalui buku – buku atau internet sebagai acuan.
  • 6. BAB II KONSEP PENYAKITNYA A. Pengertian Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian tubuh. B. Etiologi 1) Fraktur multople organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki 2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki 3) Gangguan vaskuler / sirkulasi pada ekstremitas yang benar 4) Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif C. Metode – Metode Amputasi Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh, dengan 2 metode : 1) Metode terbuka (Guillotine Amputasi) Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang.Bentuknya benar – benar terbuka dan dipasang drainase agar luka bersih, dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi. 2) Metode Tertutup (Flap Amputasi) Pada metode ini, kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah yang diamputasi.
  • 7. D. Jenis Amputasi Berdasarrkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi : 1. Amputasi slektif / terencana 2. 3. Amputasi akibat trauma 4. Amputasi darurat Jenis – jenis yang dikenal adalah : 1. Amputasi terbuka Amputasi terbuka dilakaukan pada kondisi infeksi yang berat dimana pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama. 2. Amputasi tertutup Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka dibuat dengan memotong kurang lebih 5 cm dibawah potongan otot dan tulang. E. Tingkatan Amputasi 1. Ekstremitas atas Amputasi pada eksremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri.Hal ini berkaitan dengan aktivitas sehari – hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan. 2. Ekstremitas bawah Amputasi pada ekstremitas in dapat mengenai semua atau sebagian dan jari – jari kaki yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.
  • 8. F. Penatalaksanaan Amputasi dianggap selesai dipasang prostetis yang baik dan berfungsi. Ada 2 cara perawatan post amputasi, yaitu : 1. Rigid dressing Yaitu dengan menggunak plester of paring yang dipasang waktu dikamar operasi.Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus direncanakan apakah penderita harus immobilidsasi atau tidak. Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai menyebabkan kontruksi stump dana memamsang bulatan pada ujung stump serta tempat – tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri. Setelah pemasangan rigid dressing bisa dianjutkan dengan mobilisasi segera, mobilisasi setelah 7-10 post operasi setelah luka sembuh, setelah 2-3 minggu, setelah stump sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid dressing ini dipertimbangan juga factor usia, kekuatan, kecerdasan penderita, tersedianya perawata yang terampil, therapist dan prosthetist serta keleraan dan kemauan dokter bedah untuk melakukan supervise program perawatan. Rigid dressing dibuka pada hari ke 7-10 post operasi untuk tanda – tanda infeksi likal atau sistemik. 2. Soft dressing Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvesional, maka digunakan pembalut steril dan rapid an semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup. Harus diperhatikan penggunaan elastic verban jangan sampai menyebabkan kontriksi pada stump. Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat tidur, melakukan elevasi dengan mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab
  • 9. akan menyebabkan fleksi kontraktur. Biasanyya luka diganti balutan dan draindicabut setelah 48 jam. Ujung stump ditekan sedikit dengan soft dressing dan pasien diizinkan secspat mungkin untuk berdiri setelah kondisinya memungkinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10-14 post operasi.Pada ampuutasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
  • 10. BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian a) Pengumpulan Data  Aktivitas / istirahat Gejala : klien mengatakan sulit untuk bergerak Tanda : klien mengtakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan, tonus dan kekuatan otot lemah, klien tidak mampu beraktivitas  Neuronsensori Gejala : klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan Tanda : kaku pada persendian  Nyeri / keamanan Gejala : klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi Tanda : klien tidak mampu beraktivitas  Integritas Ego Gejala : klien mengatakan malu dengan keadaan sekarang Tanda : body image dan harga diri kilen turun  Personal hygiene Gejala : klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri Tanda : tubuh, mulut, dan gigi kotor dan serta bau
  • 11. Kuku panjang dan kotor Rambut kotor dan berantakan Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan. b) Klasifikasi Data Data subyektif :  Klien mengatakan sulit untuk bergerak  Klien mengatakan malu dengan keadaanya sekarang  Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi  Klien mengataka ntidak mampu melakukan perawatan diri  Klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan  Klien mengatakan luka akibat tindakan amputasi belum sembuh  Klien mengatakan cemas dengan keadaan Data obyektif :  Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh lainnya yang masih ada  Klien tidak bisa merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk  Tonus dan kekuatan otot lemah  Body image dan harga diri klien menurun  Ekspresi wajah klien meringis kesakitan  Kuku panjang dan kotor  Rambut kotor dan berantakan  Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan  Kulit kotor dan kelemmbapan kurang  Kulit berwarna marah  Klien tidak dapat melakukan latihan rentang gerak
  • 12.  Sendi tidak dapat digerakaan dengan baik  Kaku pada persendihan  Luka tampak belum kering  Daerah sekitar luka kemerahan dan tidak bengakak c) Analisa Data SYMPTOM Data subyektif : ETIOLOGI Tindakan amputasi  Klien mengatakan sulit untuk bergerak Data obyektif : PROBLEM Gangguan mobilitas fisik Kelemahan dan tidak keberdayaan tonus otot  Klien tidak dapat menggerkkan anggota Keterbatasan gerak tubuh laiinya yang ada  Klien tidak dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk Gangguan mobilitas fisik  Tonus dan kekuatan otot lemah  Klien tidak dapat melakukan ambulasi Data subyektif : Amputasi  Klien mengatakan malu dengan keadaan sekarang Data obyekdif :  Body image dan harga diri Gangguan konsep diri : body image Kehilangan salah satu anggota tubuh
  • 13. klien menurun  Klien tidak dapat berperan Gangguan konsep diri dan body image secara aktif selama rehabilitasi dan self care Data subyektif :  Klien mengatakan nyeri Adanya factor Nyeri penyebab pada bagian tubuh yang diamputasi Data obyektif :  Ekspresi wajah klien Terputusnya kontunitas jaringan tulang meringis kesakitan  Klien tidaak mampu Beraktifitas tanpa mengeluh nyeri Data sukyektif : Keterbatasan gerak  Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri pemenuhan ADL Tirah baring / istrahat total Data obyektif :  Tubuh, mulut dan gigi kotor serta bau  Kuku panjasng dan kotor  Rambut kotor dan berantakan  Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan Gangguan Personal hygien tidak terpenuhi personal hygien
  • 14. berantakan. Data subyektif : Adanya factor  Klien mengtakanan tidak Ansietas penyebab bisa tidur memikirkan penyakitnya Data obyektif : Kurang pengetahuan tentang penyakitnya  Klien Nampak gelisah Gelisah ansietas d) Prioritas Masalah 1) Gangguan mobilitas fisik 2) Gangguan konsep diri : body image 3) Nyeri 4) Gangguan pemenuhan kebutuhan 5) Ansietas B. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh, yang ditandai dengan : Data subyektif :  Klien mengatakan sulit untuk bergerak Data obyektif :
  • 15.  Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada  Klien tidak dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk  Tonus dan kekuatan otot lemah  Klien tidak dapat melakukan abulasi. 2) Gangguasn konsep diri : body image berhubungan dengan perubahan fisik, yang ditandai dengan : Data subyektif :  Klien mengatakan malu dengan keadaan yacng sekarang Data obyektif :  Body image dan harga diri klien menurun  Klien tidak dapat berperan secara aktif selama rehabiilitasi dan self care. 3) Nyeri berhubungan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot, yang ditandai dengan : Data subyektif :  Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi Data obyektif :  Ekspresi wajah klien meringis kesakitan  Klien tidak mampu beraktivitas tanpa mengelu nyeri 4) Gangguan pemenuhan ADL : personal hygein kurang berhubungan dengan kurangnya kemampuan dalam merawat diri, yang ditandai dengan : Data subyektif :  Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri Data obyektif :
  • 16.  Tubuh, mulut dan gigi kotor serta berbau  Kuku panjang dan kotor  Rambut kotor dan berantakan  Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan. 5) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya, ditandai dengan : Data subyektif :  Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya Data obyektif :  Klien Nampak gelisah C. Rencana Keperawatan NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL DX 1 Tupan : setelah 1. Dengan mengetahui 1. Kaji ketidakmampuan dilakukan tindakan derajat ketidakmampuan bergerak klien yang keperawatan selama 3 bergerak klien dan diakibatkan oleh hari gangguan persepsi klien terhadap prosedur pengobatan mobilisasi fisik teratasi. imobilisasi akan dapat dan cacat persepsi klien Tupen : setelah menemukan aktivitas terhadap immobilisasi dilakukan tindakan manan saja yang perlu keperawatan selama dilakukan. bebebrapa hari, mobilisasi fisik 2. Pergerakkan akan dapat 2. Latih klien untuk
  • 17. berangsur – angsur meningkatkan aliran menggerakkan anggota teratasi, dengan criteria darah ke otot, badan yang masih ada. hasil : memelihara pergerakan - Klien dapat sendi dan mecegah menggerakkan kontraktur, atropi. tubuhnya yang lainnya yang 3. Pergantian posisi setiap 3. Ganti posisi klien setiap 3 – 4 jam dapat - Klien dapat merubah posisi 3 – 4 jam secara mencegah terjadinya masih ada periodic. kontraktur. tidur ke posisi duduk - ROM tonus dan 4. Membantu klien dalam 4. Bantu klien mengganti meningkattkan posisi dari tidur kekuatan otot kemampuan dalam didik keduduk dan turun dari terpelihara dan turun dari tempat tempa tidur tidur 2 Tupan : setelah dilakukan tindakan 1. Meninjau perkembangan klien. 1. Falidasi masalah yang dihadapi klien. keperawatan selama 3 hari gangguan konsep 2. Mendorong antisipasi, 2. Libatkan klien dalam diri teratasi meningkatkan adaptasi melakukan perawatan Tupen : setelah pada perubahan citra diri yang langsung dilakukakan tindakan tubuh menggunakan putum : keperawatan selama 1 Perawatan luka hari, gangguan konsep Mandi diri berangsur – angsur
  • 18. teratasi, dengan criteria Menggunakn hasil : peralatan - Klien dapat meningkatkan 3. Meningkatkan status klien body image dan harga diri 3. Berikan dukungan moral. 4. Mengfasilitasi penerimaan terhadap diri 4. Hadirkan orang pernah amputasi yang telah menerima diri 3 Tupan : stelah 1. Tinggikan posisi stump 1. Posisi stump lebih dilakukan tindakan tinggi akan keperawatan selama 3 meningkatkan aliran hari nyeri teratasi. balik vena, mengurangi Tupen : setelah edema dan nyeri. dilakukan tindakan keperawatan selama 2. Evaluasi derajat nyeri, 2. Merupakan intervensi beberapa hari nyeri catat lokasi, karakteristik monitoring yang efektif, berangsur – angsur dan intensitasnya, catat tingkat kegelisahan teratasi, dengan criteria perubahan TTV dan mempengaruhi persepsi hasil : emosi. reaksi nyeri. - Ekspresi wajah klien tidak 3. Berikan teknik 3. Distraksi untuk meringis penanganan stress mengalihkan perhatian kesakitan seperti relaksasi, latihan klien terhadap nyeri napas dalam atau karena perhatian klien - Klien
  • 19. mengataka massase atau distraksi dialihkan pada hal-hal nyerinya lain, teknik relaksasi berkurang akan mengurangi - Klien mampu ketegangan pada otot beraktivitas yang menurunkan tanpa mengeluh rangsang nyeri pada nyeri saraf-saraf nyeri. 4. Kolaborasi pemberian analgetik 4. Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada pusat nyeri diotak atau dapat membloking rangsang nyeri sehingga tidak sampai kesusunan saraf pusat. 4 Tupan : setelah 1. Bantu klien dalam hal 1. Dengan menyediakan dilakukan tindakan mandi dan gosok gigi air dan mendekatkan keperawatan selama 3 dengan cara alat-alat mandi maka hari gangguan mendekatkan alat-alat akan mendorong pemenuhan ADL : mandi, dan menyediakan kemandirian klien personal hygien air dipinggirnya jika dalam hal. berkurang. klien mampu. Tupen : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2. Bantu klien dalam mencuci rambut dan 2. Dengan memnbtu klien dalam mencuci rambut
  • 20. beberapa hari, memotong kuku. dan memotong kuku gangguan pemenuhan maka kebersihan ADL : personal hygien rambut dan kuku teratasi dengan kriteria terpenuhi. hasil : - Tubuh, mulut 3. Anjurkan klien untuk 3. Dengan membersihkan dan gigi bersih senantiasa merapikan dan merapikan serta tidak rambut dan mengganti lingkungan akan berbau pakaiannya setiap hari. memberikan rasa - Kuku pendek nyaman klien. dan bersih - Rambut bersih dan rapi - Pakaian, tempat tidur dan meja klien bersih dan rapi - Klien mengatakan kerasa nyaman 5 Tupan : setelah 1. Pantau tingkat dilakukan tndakan kecemasan yang keperawatan selama 3 1. Sebagai acuan intervensi selanjutnya. dirasakan klien saat ini. hari ansietas klien teratasi. Tupen : setelah 2. Dukung klien mengungkapkan 2. Mengurangi perasaan beban klien.
  • 21. dilakukan tindakan perasaan yang menjadi keperawatan selama kecemasannya. beberapa hari ansietas klien berangsur – 3. Beri penjelasan kepada angsur teratasi, dengan klien mengenai prosedur criteria hasil : yang akan dilakukan. - Klien nampak sudah memahami penyakitnya. 3. Mencegah terjadinya rasa cemas
  • 22. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian tubuh. Diagnosa atau masalah yang timbul adalah : 1) Gangguan mobilitas fisik 2) Gangguan konsep diri : body image 3) Nyeri 4) Gangguan pemenuhan kebutuhan 5) Ansietas. B. Saran Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olenya itu dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA http://www.Google.co.id Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Robbins & Kumar. 1995. Patofisiologi II Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Smeltzer, Sizanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC