3. Pengertian Stratifikasi Menurut Para Ahli
• Max Weber, penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu
ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
• Cuber, suatu pola penempatan kategori kelas
sosial berdasarkan hak-hak yang berbeda.
• Pitirim A. Sorokin, pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
tersusun secara bertingkat ( hierarki).
4. Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial
Stratifikasi dalam masyarakat dapat terjadi
dengan sendirinya sebagai akibat proses dalam
masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah
kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis
kelamin, sifat keanggotaan masyarakat dan harta
benda.
5. Dasar Stratifikasi Sosial Dalam
Masyarakat
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan oleh
adanya sesuatu yang di hargai lebih. Ukuran yang dipakai
untuk menggolongkan seseorang pada suatu lapisan tertentu
adalah ukuran kumulatif dan bukan ukuran tunggul. Misalnya
kekayaan, kekuasaan, keturunan, atau pendidikan.
6. 1. Kekayaan
Kriteria kekayaan berkaitan dengan pendapatan atau upah.
Orang yang memiliki kekayaan lebih akan menempati lapisan
paling atas dan sebaliknya orang yang tidak memiliki kekayaan
menempati lapisan bawah.
7. 2. Kekuasaan
Kriteria kekuasaan berkaitan dengan kemampuan sesorang untuk
menentukan kehendaknya terhadap orang lain (yang di kuasai).
Orang yang memiliki kekuasaan atau wewenang tertinggi seperti
tuan tanah atau pemerintah akan menempati lapisan paling atas
dan sebaliknya orang yang tidak memiliki kekuasaan akan
menempati lapisan bawah.
8. 3. Keturunan
Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat yang
merupakan keturunan dari keluarga raja atau kaum
bangsawan akan menempati lapisan atas. Umumnya
masyarakat menyebut mereka dengan ungkapan “darah biru”.
9. 4. Pendidikan
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau
pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesi akan
mendapatkan penghargaan yang lebih besar dibanding orang
yang tidak memiliki. Contoh : dokter, atlet, hakim.
10. Status atau Kedudukan
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial. Dalam
bermasyarakat biasanya orang memiliki beberapa
kedudukan.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan ada 3
yaitu:
a. Ascribed Status
b. Achieved Status
c. Assigned Status
11. Ascribed Status, status yang diperoleh secara otomatis.
Kedudukan ini sudah terbawa sejak lahir.
12. Achieved Status, status yang diperoleh seseorang dengan
usaha atau disengaja. Biasanya berupa kedudukan yang
diperoleh melalui pendidikan.
13. Assigned Status, status ini diperoleh melalui penghargaan
atau pemberian dari pihak lain. Biasanya dapat berupa tanda
jasa.
14. Dalam masyarakat selalu ada benturan atau pertentangan yang
dialami seseorang yang disebut konflik status, yang dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Konflik Status Individual, konflik status yang dirasakan oleh
seseorang dalam batinnya sendiri.
2. Konflik Status Antar Kelompok, konflik status yang terjadi
antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.
3. Konflik Status Antar Individual, konflik status yang terjadi
antara suatu individu dengan individu lainnya.
Contoh: seorang istri bertengkar dengan suaminya mengenai
kenakalan anaknya.
15. Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, sifat
stratifikasi sosial di bagi menjadi 3, yaitu:
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
3. Stratifikasi Sosial Campuran
16. 1. Stratifikasi Sosial Tertutup, pelapisan dalam
masyarakat yang tidak memungkinkan masyarakatnya
untuk berpindah dari tingkat satu ke tingkat lainnya.
17. 2. Stratifikasi Sosial Terbuka, memberikan kesempatan
bagi masyarakat untuk berpindah dari posisinya ketingkat yang
lain. Perpindahan ini didasarkan karena kemampuan seseorang
dalam bekerja.
18. 3. Stratifikasi Sosial Campuran, bentuk pelapisan yang
terjadi dalam masyarakat yang memungkinkan terjadi suatu
perpindahan pada batas-batas kelas tertentu.
19. Peranan (Role)
Tingkah laku yang diharapkan dari orang lain yang memiliki
kedudukan atau status peranan sangat penting bagi seseorang
karena dengan peranan, ia akan dapat mengatur dirinya
sendiri dengan orang lain.
Konflik peranan timbul apabila orang harus memilih peranan
dari status-status yang dimilikinya. Umumnya, konflik timbul
ketika peranan-peranan itu saling bertentangan.
20. Fungsi Stratifikasi Sosial
1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti
menentukan penghasilan atau wewenang.
2. Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan
dengan kewibawaan dan penghargaan.
3. Kriteria sistem pertentangan
4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau
kedudukan, seperti tingkah laku dan cara berpakaian.
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan.
6. Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok
yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
21. Wujud Stratifikasi Sosial
Ekonomi
Pembagian/stratifikasi masyarakat berdasarkan ekonomi akan
membedakan masyarakat atas kepemilikan hartanya,
masyarakat dapat di bagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1. Kelas Atas, terdiri dari orang-orang kaya
2. Kelas Menengah, terdiri dari orang-orang
yang berkecukupan
3. Kelas Bawah, terdiri dari orang-orang miskin
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi
kelas yakni golongan sangat kaya, golongan kaya, golongan
miskin. Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut
dalam piramida.
23. Karl Marx juga membagi juga membagi masyarakat menjadi 3
golongan, yakni golongan kapitalis, golongan menengah, golongan ploter.
Secara umum, pelapisan masyarakat di negara demokratis meliputi 6
golongan berikut:
1. Elit : meliputi orang-orang kaya atau
orang yang menempati kedudukan
paling atas
2. Profesional : meliputi orang-orang berpendidikan
atau yang memiliki gelar
3. Semi Profesional : meliputi para pegawai kantor yang
berpendidikan menengah
4. Skill : meliputi orang yang mempunyai keterampilan
5. Semi skill : meliputi pekerja pabrik tanpa keterampilan
6. Unskill : meliputi tukang kebun
24. Sosial
Pelapisan masyarakat secara sosial ialah sistem pelapisan yang
mengelompokkan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai
status seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau
gengsi.
contoh: orang lebih suka berkerja sebagai pegawai pemerintah
yang bekerja dibelakang meja dari pada menjadi tukang
bangunan, walaupun gaji tukang bangunan lebih besar.
Politik
Secara politik pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang
atau kekuasaan. Masyarakat yang memiliki wewenang atau
kekuasaan yang lebih tinggi maka akan berada di lapisan paling
atas sedangkan masyarakat yang tidak mempunyai wewenang
atau kekuasaan makan akan berada dilapisan paling bawah.
25. Sistem Stratifikasi Yang Pernah Ada di
Indonesia
Sistem Statifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian
Berdasarkan pemilikan tanah, masyarakat pertanian dapat di
bedakan atas 3 lapisan, yaitu:
1. Lapisan tertinggi, yaitu petani yang memiliki rumah, perkarangan,
serta lahan.
2. Lapisan menengah, yaitu petani yang memiliki rumah serta
perkarangan.
3. Lapisan terendah, yaitu petani yang tidak memiliki rumah,
perkarangan ,serta lahan.
Berdasarkan kreteria ekonomi :
1. Lapisan pertama terdiri dari kaum elit desa yang memiliki
cadangan pangan dan pengembangan usaha
2. Lapisan kedua terdiri dari orang yang memiliki cadangan pangan
saja
3. Lapisan ketiga terdiri dari orang yang tidak memiliki cadangan
pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi perutnya agar tetap hidup
27. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feodal
Pola dasar masyarakat feodal sebagai berikut.
1. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum
feodal) dan lapisan bawahnya, yakni rakyatnya.
2. Golongan bawah cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup
3. Raja dan kaum bangsawan harus dihormati oleh
rakyatnya, karena raja mempunyai hak istimewa.
4. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum
feodal merupakan tokoh yang disegani sedangkan rakyat harus
hidup menghamba dan selalu dalam posisi dirugikan.
5. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu
kaum feodal memperlakukan bawahannya secara tidak adil.
Contoh: Lapisan sosial pada masyarakat Surakarta dan Yogyakarta.
28. Stratifikasi sosial dalam masyarakat Surakarta dan Yogyakarta dapat
digambarkan seperti bagan dibawah ini.
29. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Zaman Belanda
Sistem stratifikasi sosial pada zaman Belanda menempatkan
bumiputera pada strata paling bawah yang disebut inlander. Sikap
Belanda yang sangat diskriminatif ini mengakibatkan kondisi
bumiputera kian terpuruk dalam kemiskinan, keterbelakangan,
dan kebodohan.
Stratifikasi sosial Belanda dapat digambarkan seperti bagan
dibawah ini.
30. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang menempatkan
golongan bumiputera di atas golongan orang Eropa / golongan
Timur Asing kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh Jepang ingin
yang mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka
dalam perang Asia Timur Raya. Sistem stratifikasi sosial tersebut
dapan digambarkan seperti bagan dibawah ini.
31. Konsekuensi Stratifikasi Sosial
Pakaian
Kelas-kelas sosial yang berbeda mempengaruhi cara
berpakaian tiap kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat
dari kelas atas umumnya mengikuti gaya pakaian para model
terkenal di dunia, kelompok masyarakat dari kelas menengah
umunya cenderung mengikuti gaya pakaian para model dalam
negeri dan kelompok masyarakat dari kelas bawah umumnya
menggunakan pakaian yang dijual di pasar pasar tradisional.
32. Rumah dan Perabot
Dari segi rumah tinggal atau pemukiman, kelompok masyarakat
kelas atas umumnya memiliki rumah yang bertipe besar dan
mewah dan memilih di kawasan komplek. Kelompok kelas
menengah umumnya memiliki rumah yang bertipe sedang dan
memilih dikawasan pinggir kota. Kelompok kelas bawah
umumnya memiliki rumah yang bertipe kecil dan sederhana.
Bahasa dan Gaya Berbicara
Ketika berbicara, kelompok masyarakat menengah ke atas
umumnya sering menyelipkan istilah atau kata asing dan tutur
kata mereka juga cenderung sopan. Kelompok masyarakat dari
kelas bawah umumnya ketika berbicara tidak mempertimbangkan
etika dan umumnya mereka tidak segan segan mengucapkan kata
kasar.
33. Makanan
Selera dan jenis makanan juga dapat menjadi tanda status sosial
seseorang. Kelompok kelas atas umumnya makan di restoran-
restoran terkenal di dunia. Kelompok kelas menengah umumnya
makan di restoran-restoran dalam negeri yang cukup terkenal dan
beberapa jenis makanan fast food. Kelompok kelas bawah
umumnya mengkonsumsi makan dalam hasil olahan sendiri.
Gelar, Pangkat, atau Jabatan
Gelar, pangkat, atau jabatan juga sering menjadi tanda kelas sosial
seseorang. Kelompok kelas menengah atas umumnya memiliki
sejumlah gelar/pangkat yang mengikuti penulisan namanya.
Sementara itu kelompok kelas bawah, tidak mengenal penggunaan
gelar.
34. Hobi dan Kegemaran
Hobi dan kegemaran juga sering menjadi tanda kelas seseorang.
Dalam segi olahraga, kelompok kelas atas umumnya memiliki
hobi yang mahal seperti golf dan tenis. Kelompok kelas
menengah umumnya memiliki hobi yang cenderung mahal
seperti berenang. Kelompok kelas bawah umumnya memilih hobi
bermain bola di lapangan.