SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Fakultas Psikologi
                                     Universitas Mercu Buana
                                     Modul 8
                        Stratifikasi dan Mobilitas Sosial
                                       TIK :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian Stratifikasi dan Mobilitas Sosial,
Dasar pembentuk, Jenis Stratifikasi Sosial, Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial, Bentuk
Mobilitas Sosial, dan Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas sosial..

                                   Sri Rahayu Handayani, MM


A.   STRATIFIKASI SOSIAL
1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau
“strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan
sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.


Beberapa definisi stratifikasi sosial:
a. Pitirim A Sorokin: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau
     masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
b. Max Weber: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang
     termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut
     dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c. Cuber: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas
     kategori dari hak-hak yang berbeda.
d. Soerjono Soekanto (1981: 133), menyatakan social stratification adalah pembedaan
     penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-
     lapis dalam masyarakat.
e. Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 ) menyatakan bahwa stratifikasi sosial
     merupakan sistem peringkat status dalam masyarakat. Peringkat memberitahukan kepada
     kita adanya demensi vertikal dalam status sosial yang ada dalam masyarakat.
Penggolongan untuk pembedaan artinya: setiap induvidu menggolongkan dirinya sebagai
orang yang termasuk dalam suatu lapisan tertentu (menganggap dirinya lebih rendah atau lebih
tinggi daripada orang lain) untuk digolongkan kedalam lapisan tertentu


Pelapisan sosial merupakan proses menempatkan diri dalam suatu lapisan (subyektif) untuk
penempatan orang kedalam lapisan tertentu


Contoh Subyektif:
1. Sekelompok orang karena faktor tertentu (biasanya status) tidak mau disamakan
  dengan sekelompok yang lain.
2. Sekelompok orang yang lebih kaya kadang merasa risih bergaul dengan yang
  miskin
  Contoh Obyektif:
  Sekolompok orang merasa minder ( faktor tertentu) apabila bergaul dengan orang
  kelasnya lebih diatasnya.


2. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial
adalah sebagai berikut:


       Ukuran kekayaan


Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana
ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang
tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.


       Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran
kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat
biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan


Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang
yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya
mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang
tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.


       Ukuran ilmu pengetahuan


Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati
lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi
yang disandang oleh seseorang.

3. Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
       Stratifikasi Sosial Tertutup


Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat
pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada
golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa
seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.


       Stratifikasi Sosial Terbuka


Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya
dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.


Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang
yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih
tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah,
kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan
tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
4. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat terjadi melalui proses sebagai berikut :
a. Ascribed Status, yaitu proses stratifikasi sosial yang terjadi secara otomatis, karena faktor-
  faktor yang dibawa individu sejak lahir,misalnya: kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan,
  sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Achieved status, yaitu proses stratifikasi sosial yang terjadi dengan sengaja dengan kerja
  keras dan usahanya untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan
  wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai
  politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.
c. Assigned status, yaitu proses stratifikasi sosial yang diperoleh seseorang di dalam
  lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
  kepercayaan masyarakat. Misalnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua
  adat, sesepuh, dan sebagainya.


B. MOBILITAS SOSIAL
1. Pengertian Mobilitas Sosial

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun
penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan
salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan
gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia
melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan
akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak
sosial atau mobilitas sosial (social mobility)

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa
hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka
melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial
tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak
yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial
rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka.
Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.


Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan
untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk
pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut
sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta
yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak
mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau
keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak
terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

2. Cara untuk Melakukan Mobilitas Sosial


Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai
berikut :

        Perubahan standar hidup


Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan
suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status. Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat
menjadi Manajer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak
dapat dikatakan naik apabila ia tidak mengubah standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

        Perkawinan


Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-
laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan
status si wanita tersebut.
Perubahan tempat tinggal


Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang
yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

       Perubahan tingkah laku


Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan
mempraktikkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai
kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia
merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia
selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia
berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

       Perubahan nama


Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke
atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih
tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai
orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai
pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang
baru seperti "Raden"

3. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial


       Mobilitas sosial horizontal


Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Pak Amir seorang warga
negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia,
dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak
sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.


       Mobilitas sosial vertikal


Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,
mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan
mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

              Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:

            Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu
       yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana
       kedudukan tersebut telah ada sebelumnya. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di
       salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
            Membentuk          kelompok      baru.    Pembentukan      suatu    kelompok      baru
       memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan
       mengangkat diri menjadi ketua organisasi. Contoh: Pembentukan organisasi baru
       memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga
       status sosialnya naik.

              Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama, yaitu:

            Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya
       lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran
       berat ketika melaksanakan tugasnya.
            Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang
       berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh: Juventus terdegradasi ke seri
       B. akibatnya, status sosial tim pun turun.


       Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya
generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan
perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan
pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu
generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi
seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.


       Mobilitas intragenerasi


Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam satu generasi. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena
ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit
usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak,
yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky,
yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada
kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang
pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara
Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.


       Gerak sosial geografis


Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain
seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

       Perubahan kondisi sosial


Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari
dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan
timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

       Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur
stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan
berkurangnya penduduk.

           Komunikasi yang bebas


Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh
garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di
antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi
yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan
merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

           Pembagian kerja


Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang
ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan
menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena
spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota
masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

           Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang berbeda


Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung
memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi
cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari
tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak
bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat
terjadi.

           Kemudahan dalam akses pendidikan


Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik.
Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak
menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya
pengetahuan.
5. Dampak Mobilitas Sosial


Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan
berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa
muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas.


       Dampak negatif

               Konflik Antarkelas


Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan,
kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila
terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam
mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang
menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.

               Konflik Antarkelompok Sosial


Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya
kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok
berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh:
tawuran pelajar, perang antarkampung.

               Konflik Antargenerasi


Konflik antargenerasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan
generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini
banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut
generasi tua.

               Penyesuaian Kembali


Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang
berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan
timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian
kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian
semacam ini disebut Akomodasi.


       Dampak positif

             Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju
karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau
bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin
berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.
             Mobilitas   sosial   akan    lebih   mempercepat   tingkat   perubahan   sosial
masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan
dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika
didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan
peningkatan dalam bidang pendidikan.

6. Faktor Pendorong dan Penghambat mobilitas Sosial


       Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

            Faktor Struktural


Faktor Struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta
kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural
adalah sebagai berikut.


                     Struktur Pekerjaan
                     Perbedaan Fertilitas
                     Ekonomi Ganda
                     Penunjang dan Penghambat Mobilitas


            Faktor Individu


Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan
,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor
individu adalah sebagai berikut:
       Perbedaan Kemampuan
                     Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
                     Faktor Kemujuran


            Setiap Status Sosial


Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.

            Faktor Keadaan Ekonomi


Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.

            Faktor Situasi Politik
            Faktor Kependudukan {demografi}
            Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain


       Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
            Faktor Kemiskinan
            Faktor Diskriminasi Kelas
            Faktor Perbedaan Ras dan Agama
            Faktor Perbedaan Jenis Kelamin (Gender)
            Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat


7. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran, yaitu:


       Angkatan Bersenjata
       Lembaga Pendidikan
       Organisasi Politik
       Lembaga Keagamaan
       Organisasi Ekonomi
       Organisasi Profesi
       Perkawinan
       Organisasi Keolahragaan

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKANHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKANRostina Tina
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)Dadang DjokoKaryanto
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiEsti Dyah
 
Stratifikasi sosial presentasi
Stratifikasi sosial presentasiStratifikasi sosial presentasi
Stratifikasi sosial presentasiYuga Parsadaan
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianDelaneira Puspita
 
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahImbang Jaya Trenggana
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialAchmady1
 
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budayaabu hanafie
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.Muhammad Idris
 
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanMakalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanSeptian Muna Barakati
 

What's hot (20)

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKANHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
Stratifikasi sosial presentasi
Stratifikasi sosial presentasiStratifikasi sosial presentasi
Stratifikasi sosial presentasi
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
 
Makalah Akhlak Dalam Kehidupan
Makalah Akhlak Dalam KehidupanMakalah Akhlak Dalam Kehidupan
Makalah Akhlak Dalam Kehidupan
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Antropologi kepribadian
Antropologi kepribadianAntropologi kepribadian
Antropologi kepribadian
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
 
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 
Makalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desaMakalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desa
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
1. perubahan sosial
1. perubahan sosial1. perubahan sosial
1. perubahan sosial
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
 
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanMakalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
 
Paradigma Sosiologi
Paradigma SosiologiParadigma Sosiologi
Paradigma Sosiologi
 

Similar to stratifikasi dan mobilitas sosial

Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialFikri zia
 
Kelompok 5 stratifikasi sosial agb a
Kelompok 5 stratifikasi sosial agb aKelompok 5 stratifikasi sosial agb a
Kelompok 5 stratifikasi sosial agb ahelenapakpahan
 
Mobilitas Sosial
Mobilitas SosialMobilitas Sosial
Mobilitas SosialDewi Annisa
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialHaikalNasa
 
Statussosial dan kasta
Statussosial dan kastaStatussosial dan kasta
Statussosial dan kastaSamsul Surya
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosialpjj_kemenkes
 
Status sosila dan kasta
Status sosila dan kastaStatus sosila dan kasta
Status sosila dan kastaSamsul Surya
 
presentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptxpresentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptxfikri926454
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosialleohggi
 
Stratifikasi sosial by vicho
Stratifikasi sosial by vichoStratifikasi sosial by vicho
Stratifikasi sosial by vichoVicho Taidi
 
Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)
Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)
Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)Sakina Mawardah
 
Lapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosialLapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosialKania Jatnika
 
Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial
Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial
Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Maulida Al Jazari
 
Materi 6 Pelapisan Sosial dan Elite Massa
Materi 6 Pelapisan Sosial dan Elite MassaMateri 6 Pelapisan Sosial dan Elite Massa
Materi 6 Pelapisan Sosial dan Elite MassaWisnuGumelarAlamsyah
 

Similar to stratifikasi dan mobilitas sosial (20)

Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
 
Kelompok 5 stratifikasi sosial agb a
Kelompok 5 stratifikasi sosial agb aKelompok 5 stratifikasi sosial agb a
Kelompok 5 stratifikasi sosial agb a
 
Mobilitas Sosial
Mobilitas SosialMobilitas Sosial
Mobilitas Sosial
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
 
Statussosial dan kasta
Statussosial dan kastaStatussosial dan kasta
Statussosial dan kasta
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
 
Makalah unsur unsur stratifikasi sosial
Makalah unsur unsur stratifikasi sosialMakalah unsur unsur stratifikasi sosial
Makalah unsur unsur stratifikasi sosial
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosial
 
Status sosila dan kasta
Status sosila dan kastaStatus sosila dan kasta
Status sosila dan kasta
 
Materi Kuliah Stratifikasi Sosial
Materi Kuliah Stratifikasi  SosialMateri Kuliah Stratifikasi  Sosial
Materi Kuliah Stratifikasi Sosial
 
Ppt antropologi kel.6
Ppt antropologi kel.6Ppt antropologi kel.6
Ppt antropologi kel.6
 
Stratifikasi sosial 2016
Stratifikasi sosial 2016Stratifikasi sosial 2016
Stratifikasi sosial 2016
 
presentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptxpresentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptx
 
Stratifikasi sosial 2017
Stratifikasi sosial 2017Stratifikasi sosial 2017
Stratifikasi sosial 2017
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
 
Stratifikasi sosial by vicho
Stratifikasi sosial by vichoStratifikasi sosial by vicho
Stratifikasi sosial by vicho
 
Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)
Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)
Struktur Sosial - IPS SMK XI (KTSP)
 
Lapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosialLapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosial
 
Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial
Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial
Manusia sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial
 
Materi 6 Pelapisan Sosial dan Elite Massa
Materi 6 Pelapisan Sosial dan Elite MassaMateri 6 Pelapisan Sosial dan Elite Massa
Materi 6 Pelapisan Sosial dan Elite Massa
 

More from suher lambang

Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234suher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan suher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkembanModul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkembansuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hosuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sasuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem seModul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem sesuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarModul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarsuher lambang
 
Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping suher lambang
 
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitasPresentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitassuher lambang
 
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repbPresentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repbsuher lambang
 
Mitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidulMitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidulsuher lambang
 
Mitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung ppMitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung ppsuher lambang
 
good governance (2012)
good governance (2012)good governance (2012)
good governance (2012)suher lambang
 
perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial
perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosialperilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial
perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosialsuher lambang
 

More from suher lambang (20)

Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkembanModul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem seModul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarModul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
 
Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping
 
Mitos.dewa yunani
Mitos.dewa yunaniMitos.dewa yunani
Mitos.dewa yunani
 
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitasPresentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
 
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repbPresentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
 
Mitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidulMitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidul
 
Mitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung ppMitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung pp
 
Presentasi kanibal
Presentasi kanibalPresentasi kanibal
Presentasi kanibal
 
good governance (2012)
good governance (2012)good governance (2012)
good governance (2012)
 
perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial
perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosialperilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial
perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial
 
masyarakat madani
masyarakat madanimasyarakat madani
masyarakat madani
 
geopolitik
geopolitikgeopolitik
geopolitik
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 

stratifikasi dan mobilitas sosial

  • 1. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Modul 8 Stratifikasi dan Mobilitas Sosial TIK : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian Stratifikasi dan Mobilitas Sosial, Dasar pembentuk, Jenis Stratifikasi Sosial, Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial, Bentuk Mobilitas Sosial, dan Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas sosial.. Sri Rahayu Handayani, MM A. STRATIFIKASI SOSIAL 1. Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa definisi stratifikasi sosial: a. Pitirim A Sorokin: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki). b. Max Weber: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. c. Cuber: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. d. Soerjono Soekanto (1981: 133), menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis- lapis dalam masyarakat. e. Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 ) menyatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan sistem peringkat status dalam masyarakat. Peringkat memberitahukan kepada kita adanya demensi vertikal dalam status sosial yang ada dalam masyarakat.
  • 2. Penggolongan untuk pembedaan artinya: setiap induvidu menggolongkan dirinya sebagai orang yang termasuk dalam suatu lapisan tertentu (menganggap dirinya lebih rendah atau lebih tinggi daripada orang lain) untuk digolongkan kedalam lapisan tertentu Pelapisan sosial merupakan proses menempatkan diri dalam suatu lapisan (subyektif) untuk penempatan orang kedalam lapisan tertentu Contoh Subyektif: 1. Sekelompok orang karena faktor tertentu (biasanya status) tidak mau disamakan dengan sekelompok yang lain. 2. Sekelompok orang yang lebih kaya kadang merasa risih bergaul dengan yang miskin Contoh Obyektif: Sekolompok orang merasa minder ( faktor tertentu) apabila bergaul dengan orang kelasnya lebih diatasnya. 2. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut: Ukuran kekayaan Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
  • 3. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur. Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang. 3. Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial Stratifikasi Sosial Tertutup Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru. Stratifikasi Sosial Terbuka Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
  • 4. 4. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial dapat terjadi melalui proses sebagai berikut : a. Ascribed Status, yaitu proses stratifikasi sosial yang terjadi secara otomatis, karena faktor- faktor yang dibawa individu sejak lahir,misalnya: kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. b. Achieved status, yaitu proses stratifikasi sosial yang terjadi dengan sengaja dengan kerja keras dan usahanya untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. c. Assigned status, yaitu proses stratifikasi sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Misalnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya. B. MOBILITAS SOSIAL 1. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka
  • 5. melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi. 2. Cara untuk Melakukan Mobilitas Sosial Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut : Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Manajer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak mengubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki- laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.
  • 6. Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas. Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktikkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing. Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden" 3. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial Mobilitas sosial horizontal Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia,
  • 7. dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya. Mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).  Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing) Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:  Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.  Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.  Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama, yaitu:  Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.  Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun. Mobilitas antargenerasi
  • 8. Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi. Mobilitas intragenerasi Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi. Gerak sosial geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: Perubahan kondisi sosial Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
  • 9. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk. Komunikasi yang bebas Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang. Pembagian kerja Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut. Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang berbeda Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi. Kemudahan dalam akses pendidikan Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
  • 10. 5. Dampak Mobilitas Sosial Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas. Dampak negatif  Konflik Antarkelas Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.  Konflik Antarkelompok Sosial Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.  Konflik Antargenerasi Konflik antargenerasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.  Penyesuaian Kembali Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian
  • 11. kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi. Dampak positif  Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.  Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan. 6. Faktor Pendorong dan Penghambat mobilitas Sosial Faktor Pendorong Mobilitas Sosial  Faktor Struktural Faktor Struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut.  Struktur Pekerjaan  Perbedaan Fertilitas  Ekonomi Ganda  Penunjang dan Penghambat Mobilitas  Faktor Individu Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut:
  • 12. Perbedaan Kemampuan  Orientasi Sikap terhadap Mobilitas  Faktor Kemujuran  Setiap Status Sosial Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.  Faktor Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.  Faktor Situasi Politik  Faktor Kependudukan {demografi}  Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain Faktor Penghambat Mobilitas Sosial  Faktor Kemiskinan  Faktor Diskriminasi Kelas  Faktor Perbedaan Ras dan Agama  Faktor Perbedaan Jenis Kelamin (Gender)  Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat 7. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran, yaitu: Angkatan Bersenjata Lembaga Pendidikan Organisasi Politik Lembaga Keagamaan Organisasi Ekonomi Organisasi Profesi Perkawinan Organisasi Keolahragaan