2. Maqāṣid Pernikahan :
1. Mendapatkan anak,
2. Menyalurkan syahwat,
3. Mendapatkan ketenangan,
4. Manajemen hidup (rumah tangga)
5. Mujāhadah memenuhi keperluan keluarga
(Imam Al-Ghazali, IhyaUlumiddin, 2)
3. NIKAH DAN TANGGUNG JAWAB
Imam al-Ghazali rahimahullahu ta’ala menyebutkan bahwa di antara manfaat
menikah adalah melatih jiwa untuk bersabar. Beliau mengatakan:
"Manfaat kelima (dari pernikahan) adalah menempa jiwa dan melatihnya supaya
mampu memikul beban tanggung jawab penjagaan, pengaturan, pemenuhan
terhadap hak-hak keluarga (istri), bersabar dalam menyikapi perilaku yang tidak
baik dari mereka, menanggung segala hal yang menyakitkan dari mereka,
berusaha memperbaiki dan membimbing mereka agar tetap berada di atas jalan
agama, bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah yang halal demi mereka serta
ia mendidik anak-anaknya." (Imam Al-Ghazali, IhyaUlumiddin, 2/31)
4. RUMAH TANGGA TRANSIT
Mari kita jadikan suasana di dalam rumah kita seperti tempat transit yang
sebenarnya. Kita selalu bersiap-siap untuk pergi lagi sehingga anak-anak
kita selalu bertanya, "Ayah, ibu, kita mau ke mana lagi setelah ini?“
Maka kita pun jawab, "Nak, segeralah bersiap-siap karena kita akan
melanjutkan perjalanan berikutnya. Kalau nanti ternyata Ayah dan Ibu yang
berangkat duluan, jagalah dirimu baik-baik. Jagalah adik-adikmu dan
saudara-saudaramu yang lain. Berbaik-baiklah di dunia ini supaya kamu
nanti bisa berangkat ke akhirat dengan tenang dan bahagia.“
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang
transit." (HR. Bukhari)
5. Al-Hafizh Ibnu Katsir
menjelaskan,
“Janganlah engkau melupakan bagian dari kehidupan dunia yaitu
dari yang Allah bolehkan berupa makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal dan menikah. Rabbmu masih memiliki hak darimu.
Dirimu juga memiliki hak.
Keluargamu juga memiliki hak. Istrimu pun memiliki hak. Maka
tunaikanlah hak- hak setiap yang memiliki hak.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim,
6/37).
7. “Haiorang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
11. PENGARUH KESHALIHAN ORANGTU
زْنَك ُهَتْحَت َانَك َو ِةَنِيدَمْال يِف ِْنيَميِتَي ِْنيَمالُغِل َانَكَف ُارَد ِجْال اَّمَأ َو
حِلاََ اَمُُوَُُأ َانَك َو اَمَُُل
َُّكُ َر َداَرَأَف ا
“
Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta
benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu
menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu,
sebagai rahmat dari Tuhanmu....” (QS. Al Kahfi: 82)
Al-Qurthubi rahimahullahu menafsirkan,
عنه ُعدوا وإن ولده وفي نفسه في الَالح يحفظ تعالى هللا أن على يدل ما ففيه
.
ذري من سُعة في الَالح يحفظ تعالى هللا أن روي وقد
ته
“
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala menjaga keshalihan seseorang dan menjaga keshalihan anak
keturunannya meskipun jauh darinya .
Diriwayatkan [dalam kisah pada ayat] bahwa Allah menjaga keshalihan pada generasi ketujuh dari
keturunannya.”
12. PENGARUH KESHALIHAN ORANGTUA
Syaikh Wahbah az Zuhailiy rahimahullahmengatakan:
"Keshalihan seorang ayah atau kakek menjadi sebab keshalihan anak
atau cucunya, serta menjadi sebab terjaganya harta untuk
keturunannya. Jadi, keshalihan itu berpengaruh pada jiwa dan harta.“
(Syaikh Wahbah az Zuhailiy, Tafsiral Munir, 1/169.
13. PENGARUH KESHALIHAN ORANGTUA
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
َتَّيِِّ
رُذ ْمُُِِ َانْقَحْلَأ ٍانَميِإُِ ْمُُُتَّيِِّ
رُذ ْمُُْتَعََُّتا َو واُنَمآ َِينذَّال َو
ِلَمَع ْنِم ْمَُُانْتَلَأ اَم َو ْمُُ
َك اَمُِ ٍئ ِ
رْام ُّلُك ٍءْيَش ْنِم ْمُِ
ينَُِر َََس
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya” [Ath Thuur: 21]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menafsirkan,
أي ُإيمان اتُعوُم الذين ذريتُم
:
ُاإليمان لُم تُعا الذرية فَارت ،آُائُم من الَادر ُاإليمان لحقوُم الذين
“
keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan maksudnya adalah mereka mengikuti keimanan
yang muncul dari orang tua/kakek-buyut mereka. maka keturunan mereka mengikuti mereka dalam
keimanan.
14. Al-Hasan Al-Bashri
mengatakan:
"Kalau kamu melihat sesuatu yang kamu benci dari anakmu,
maka segeralah hubungi Tuhanmu, karena sebenarnya itu
adalah teguran buatmu.“ (Ibnu Abid Dunia, at-Taubah).
PENGARUH KESHALIHAN ORANGTUA
15. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ٍعَُ ْألر ُةَأ ْرَمال ُحَكْنُت
:
ُ ْرَفْفاظ ،ُاِنِيدِلو ُاِلماَجو ُاَُِسَحِلو ُاِلماِل
َداكَي ْتَُ ِ
رَت ،ِِينِّدال ِتذا
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena
kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu
pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya
kamu akan merugi.” (HR. Bukhari no.5090, Muslim no.1466).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ِ
األرض في فتنة كنَت تفعلوا َّ
إَّل ، ُهحوِكفأن هَقلُخو َهندي َونَضتر نَم كمَءجا إذا
وفساد
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya,
maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka
bumi” (HR. Tirmidzi no.1085).
KRITERIA MEMILIH PASANGAN
16. Banyak orang yang sibuk melakukan "tarbiyatul aulad",
tapi jarang yang melakukan "tarbiyatul walidain" .
Padahal anak hanyalah bayangan dari orang tuanya.
Kalau orang tua sukses menjadi orangtua yang baik,
pasti mereka tidak kesulitan mendidik anak-anak mereka.
REFLEKSI
17. DIANTARA PERAN ORANG TUA
1. Menjadi model/teladan
2. Menjadi guru pertama dan utama
3. Menggali dan mengoptimalkan potensi anak
4. Memberikan kasih sayang yang cukup dan tulus kepada anak
5. Memfasilitasi tumbuh kembang anak dan proses pembelajarannya
6. Membangun rasa percaya diri yang tinggi pada anak
7. Mendampingi anak dalam proses pembelajarannya
8. Melatih anak untuk mandiri, disiplin dan bertanggung jawab
9. Bertanggungjawab penuh terhadap proses pendidikan anak
Kunci mendidik anak ada 5 hal:
1. Keikhlasan
2. Keteladanan (uswah)
3. Doa
4. Kesabaran
5. Kasih sayang
19. PENDIDIKAN PEMUDA
Kitab karya Dr. Khalid Ahmad al-Syantut
yang berjudul "Tarbiyah al-Syabab al-
Muslim lil Aba’ wa al-Du’at (Pendidikan
Pemuda Muslim, Bagi Para Orangtua
dan Dai) sangat menarik.
Menggabungkan antara kedalaman ilmu
pendidikan dan landasan syar’i yang
kuat.
20. PEMUDA ADALAH
Alasan kita harus peduli pada syabab (pemuda):
1. Pemuda lebih dekat pada fitrah (Islam),
2. Pemuda adalah miniatur sebuah umat,
3. Pemuda adalah tokoh hari esok dan Ibu adalah (yang
melahirkan) generasi masa depan,
4.Pemuda adalah perisai umat yang melindungi dari musuh,
5.Fase pemuda adalah fase menghimpun potensi (energi)
dengan kesadaran,
4. Periode pemuda adalah periode pertumbuhan.
22. Dari pendidikan para shahabat senior, telah terlahir para
mufti/mujtahid dari kalangan shahabat junior Abdullah bin
Abbas, Abdullah bin Umar, Aisyah bintu Abu Bakr, Zaid bin
Tsabit, dan Ali bin Abi Thalib;
Di kalangan shahabat junior pula terlahir mereka yang banyak
meriwayatkan hadits seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Umar,
Anas bin Malik, Sayyidah Aisyah, Abdullah bin Abbas, Jabir bin
Abdillah dan Abu Sa’id al-Khudri;
Dari pendidikan para shahabat, telah terlahir para fuqaha’ di
kalangan tabi’in yang dikenal dengan ahli fikih yang tujuh (al-
fuqaha’ al-sab’ah) yakni Sa’id bin al-Musayyib, Qasim bin
Muhammad bin Abu Bakr, Kharijah bin Zaid bin Tsabit, Urwah bin
Zubair bin Awwam, Sulaiman bin Yasar, Ubaidullah bin Abdillah
bin Utbah bin Mas’ud, Salim bin Abdullah bin Umar, Abu Salamah
bin Abdurrahman bin Auf, dan Abu Bakr bin Abdurrahman bin al-
Harits.
23. هلَسَو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِ ه
اَّلل ُلوُسَر َلاَق َلاَق ٍ
سَنَأ َْنع
هوَأ ىَْردُي َ
َل ِ
رَطَمْلا ُلَثَم يِتهمُأ ُلَثَم َم
ُهُل
ُهُر ِآخ ْمَأ ٌرْيَخ
Riwayat dari Anas r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Perumpamaan umatku seperti perumpamaan hujan, tidak
diketahui apakah yang terbaik itu ada pada permulaan atau pada
akhirnya.” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad)
REFLEKSI
24. اَمَو
ُ
تْقَلَخ
ُ
نِجْلا
ُ َ
نس
ِ
ْ
اْلَو
ُ
ْل
ِ
ا
ُِوندبْعَيِل [QS adz dzaariyat: 56]
ُْذ
ِ
اَو
َُلاَق
َُكُّبَر
ُِةَكِئَالَمْلِل
ُِّ
ن
ِ
ا
ُ
لِعاَج
ُ ِ
ف
ُ ِ
ضْرَألا
ُ
ةَفيِلَخ
[QS. al baqarah: 30]
ARAH PENDIDIKAN GENERASI
SEJALAN DENGAN TUJUAN PENCIPTAAN DAN PERAN MANUSIA
Beribadah kepada allah ~ibaadush shaalihiin~
Pemimpin bumi ~kholifah fil ardhy~
25. SELARAS DENGAN DOA
اَن ِ
اجَ
وْ
َزأ ْ
نِ
م اَنَل ْ
بَ
ه اَنَّبَ
ر َ
نوُلوُ
قَي َ
ينِ
ذَّلاَ
و
اَنِتَّ
َّيِ
رُذَ
و
نُ
يْعَأ َةَّ
رُق
َّتُ
مْلِل اَنْلَ
عْ
اجَ
و
اماَ
مِإ َ
نيِ
ق
Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
[QS. Al Furqan: 74]
DIKLAT I
KHOIRU UMMAH
26. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Membangun kepribadian
Islam pada setiap
generasi muslim
Mempersiapkan generasi
muslim agar di antara
mereka menjadi ulama-
ulama yang ahli di setiap
aspek kehidupan, baik ilmu-
ilmu keislaman maupun
ilmu-ilmu terapan
Mempersiapkan generasi
muslim menjadi generasi
khoiru ummah.
generasi pemimpin,
pembangun peradaban mulia
di dunia
1
2
3
28. STRATEGI PENDIDIKAN
4
3
2
1 Menggali
Potensi Anak
melejitkan
kecerdasan akal
dan keshalehan
jiwa anak
Pilar utama
pelaku proses
pendidikan :
orang tua,
sekolah dan
masyarakat
Negara bertanggung
jawab untuk
memfasilitasi agar
ketiga pilar tersebut
bisa berperan secara
optimal sesuai porsi
masing-masing
Sinergi peran
antara orang tua,
sekolah dan
masyarakat
29. MENGEMBALIKAN UMAT TERBAIK
(Khoiru Ummah)
ُْنتك
َُ ْ
َيخ
ُ
ةمُأ
ُْ
تَجِرْخُأ
ُ ِ
اسنلِل
َُونرمْأَت
ُِ
وفرْعَمْل ِ
ِب
َُنْوَ ْْنَتَو
َُع
ُِن
ُِرَكنمْلا
ونِمْؤتَو
َُن
ُِ ّ
لل ِ
ِب
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah…..” [QS. Ali
Imran: 110]
DIKLAT I
KHOIRU UMMAH
30. Profile Generasi Khoiru Ummah
Masa Kejayaan Islam
Imam Asy-Syafi’i (767-820 M)
• Menjadi Mufti (17 tahun)
• Imam Bahasa Arab
• Mujtahid Mutlak
• Hafal al Qur’an usia 7 tahun
• Menghafal kitab Muwattha’ (Imam Malik)
dalam 9 malam
• Cepat hafal syair
DIKLAT I
KHOIRU UMMAH
31. Sultan Muhammad Al Fatih
(1432 M – 1481 M)
• Amirul Mukminin (19th)
• Panglima perang, jumlah tentaranya 150
000 orang (usia 17th)
• Negarawan ulung (selama 30 th)
• Panglima perang dalam 25 kali
peperangan
• Cendikiawan ulung : menguasai 7 bahasa
Konstantinopel akan ditaklukkan di tangan
seorang laki-laki. Maka orang yang memerintah
di sana adalah sebaik-baik pemimpin dan
tentaranya adalah sebaik-baik tentara ” (HR.
Ahmad)
DIKLAT I
KHOIRU UMMAH
32. IBNU SINA (981-1039M)
Ilmuwan, “Bapak Kedokteran Modern”,
pengarang dengan 450 buku,
al Qonun fi at Tibb,
Belajar ilmu kedokteran (16 th)
Ilmuwan : seorang fisikawan (18 th)
Hafal al Qur’an usia 5 tahun
33. UMAR BIN ABDUL AZIZ RA (717-720 M)
• Ahli Fiqh
• Negarawan Bersih, Jujur dan
Tangguh
• Menjadi Wali (23th)
• Negara Makmur dalam 29 bulan
• Khalifah Teladan Bani Umayyah
• Hafal Al Qur’an sebelum baligh
34. Ibnu Khaldun(1332 – 1406M)
Bapak Ekonomi Islam
Ahli Politik Islam
Usia remaja, karyanya dibidang
ekonomi sudah menyebar.
Hafal al Qur’an usia 7 th
35. Al-Biruni (973-1050 M)
Bapak Polymath
Lintang bujur
Proyeksi peta, penggunaan sistem
koordinat 3D - Cartesian (waktu itu
tentu saja belum disebut Cartesian)
dan transformasinya ke sistem
koordinat polar.
Hafal al Qur’an sebelum baligh
Out Put pendidikan generasi: anak shaleh, qurrata a’yun, pemimpin orang-orang bertakwa, ulul albab, dan khoiru ummah
Artinya :”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (Al Kahfi :46)
Artinya : “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia”. (QS. Maryam :7)
ilmu-ilmu keislaman (ijtihad, fiqih, peradilan, dan lain-lain) maupun
ilmu-ilmu terapan (teknik, kimia, fisika, kedokteran, dan lain-lain).
Untuk menangani tindak criminal ada dua langkah. Pertama pencegahan dan kedua penjatuhan sanksi. Baca slide! Tegaskan: “Penanganan kriminalitas dalam Islam dilakukan dengan penerapan syariat Islam hingga masyarakat jauh dari punya niat untuk berbuat criminal, lalu bila tetap ngotot juga melakukan tindak criminal maka dijatuhi hukuman sanksi yang berat”.